Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERTOLONGAN PERSALINAN

DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN


BANJARMASIN

PENGKAJIAN : Ibu Bersalin


Hari/Tanggal : Senin, 15-05-2008
Jam : 07.35 Wita
Rmk : 77 64 86

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Identitas Ibu
Nama : Ny. Rachmawati
Umur : 31 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMF
Pekerjaan : IRT
Alamat : Naga Sakti Rt 5 No 46

b. Identitas Suami
Nama : Tn. Edy Yulian
Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMF
Alamat : Jl. Naga Sakti Rt 5 No 46

2. Status Perkawinan
a. Kawin : Iya
b. Usia Kawin : 29 tahun
c. Lamanya Kawin : 2 tahun
d. Berapa Kali : 1 kali
e. Istri Keberapa dari suami sekarang : pertama

3. Keluhan Utama
 Ibu mengeluh hamil cukup bulan dan ingin melahirkan
 Ibu mengatakan ada keluar lendir darah serta merasa mules-mules sejak
pukul 19.00 wita

4. Riwayat Obstetri dan Ginekologi


a. Riwayat Obstetri
 Menarche : 12 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lamanya : 5-7 hari
 Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
 Disminorhoe : Tidak Ada
 Warna : Merah kehitaman
 Bau : Amis
 HPHT : 12-08-07
 TP : 19-05-08
 UK : 39-40 Minggu

b. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan alat genetalia
c. Riwayat Kehamilan
G1 P0 A0

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, DM, jantung, asma, dan
lain-lain serta ibu juga tidak pernah menderita penyakit menular seksual.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit
seperti hipertensi, DM, jantung, asma, dan lain-lain serta tidak pernah
menderita penyakit menular seksual.

6. Riwayat KB
Sebelum hamil ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.

7. Keadaan Kehamilan Sekarang


a. Trimester I
- ANC : 2 x di Puskesmas
- Keluhan : Mual dan muntah di pagi hari
- Penanganan : - Makan dalam porsi sedikit tapi sering
- Makan-makanan yang bergizi dan tidak
merangsang mual dan muntah serta minum teh
manis dalam keadaan hangat
b. Trimester II
- ANC : 2 x di Puskesmas
- Keluhan : Tidak ada
c. Trimester III
- ANC : 2 x di Puskesmas
- Keluhan : Tidak ada

8. Data Biologis
a. Nutrisi
Ibu malas makan tapi ada minum air putih dan teh manis
b. Eliminasi
Ibu tidak ada buang air kecil selama di Rumah Sakit
c. Aktifitas
Selama di Rumah Sakit, keadaan ibu lemah dan ibu merasa selalu ada
dorongan untuk meneran dan buang air besar

d. Tidur dan Istirahat


Ibu kelihatan sangat lelah dan selalu ingin meneran bila ada kontraksi
9. Data Psikologis
Ibu sangat mengharapkan kehamilannya ini, karena ini merupakan anak
pertamanya yang akan lahir.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. TB : 148 cm
d. BB : sebelum hamil : 45 kg
sesudah hamil : 55 kg
e. TTV
- TD : 130/80 mmHg
- N : 88 x/m
- R : 24 x/m
- T : 37,50C

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Rambut : Tampak bersih dan tidak rontok
- Muka : Tidak odem, tidak pucat dan tidak ada cloasma
gravidarum
- Mata : Konjungtiva anemis dan sclera tidak ikterik
- Telinga : Simetrik dan tidak tampak pengeluaran sekret
- Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak
ada pengeluaran sekret
Bibir tidak pucat, tidak ada peradangan gusi, gigi
- Mulut : tidak caries dan lidah bersih

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena


- Leher : jugularis
Simetris, puting susu menonjol, tidak ada
- Payudara : pembesaran yang abnormal, terdapat
hiperpigmentasi paa areola mammae

- Abdomen : Tidak nampak luka bekas operasi dan terdapat


linea nigra
- Genetalia : Tidak oden dan tidak ada varises
- Tungkai : Simetris dan tidak odem

b. Palpasi
- Leopold I : TFU 33 cm (3 jari dibawah Prx), TBJ: 2486 gram
Bagian kiri teraba memanjang, keras dan datar, bagian
- Leopold II :
kanan teraba bagian-bagian Kecil janin (Pu-Ki)
- Leopold III :
Teraba bulat keras dan melenting (presentasi kepala)
- Leopold IV : Kedua tangan tidak saling menyatu (divergen), bagian
terendah sudah masuk PAP V (2/5)

- His : 3x/10’/30”-40”

c. Auskultasi
- DJJ : 136 x/m
d. Perkusi
Reflek patella : Ka/Ki (+/+)
e. Pemeriksaan Dalam
VT : Portio teraba tipis dan lunak,  8 cm, Ketuban (-), Kepala HII
f. Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 11 gram %
- Golongan darah :A
C. ASSESSMENT
G1 P0 A0 hamil 39-40 minggu inpartu Kala I fase Aktif janin tunggal hidup
intra uteri presentasi kepala sudah masuk PAP V (2/5)

D. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2. Memberikan terapi dr. SPOG, seperti :
- Infus RL 20 t/m
- Pemberian antiobiotik (Injeksi Dexamethason 15 mg pukul 07.50 wita)
3. Observasi DJJ dan tanda-tanda Inpartu
4. Menganjurkan ibu untuk makan, minum untuk menambah tenaga
5. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
6. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
7. Menyiapkan alat partus, menyiapkan pertolongan persalinan dan persiapan
diri.
8. Menganjurkan cara mengejan yang baik, seperti :
a. Bisa dengan Posisi Miring, seperti :
Kaki kiri lurus, kaki kanan di tekuk dan ditumpangkan ke paha kiri ibu
lalu tangan ibu ditaruh dipaha luar atas dan bila ada kontraksi, maka ibu
boleh meneran dengan menarik paha ibu, supaya penurunan kepala bayi
dapat terlihat dan bisa dilihat apakah ibu meneran dengan benar/ tidak,
bila salah, maka kita bantu ibu, agar ibu bisa menera dengan baik dan
benar, dan kepala bayi dapat terlihat penurunannya di dalam vulva,
tendanya lubang anus membuka.
b. Bisa dengan posisi ½ duduk/ litotomi, seperti :
Kedua kaki ibu ditekuk, kedua tangan ditaruh di bagian paha luar atas dan
bila ibu ingin meneran, maka angkat kepala ibu dan buka mata ibu untuk
melihat ke arah perut sambil meneran dan anjurkan ibu untuk tidak
mengangkat bokong saat meneran, karena bisa terjadi ruftur perineum
total.
9. Catatan Perkembangan
Hari/ Kegiatan
Tanggal
Kamis S : Ibu mengatakan sakit bertambah sering, ada rasa ingin
15-05-2008
meneran dan rasa ingin Buang Air Besar
08.40 Wita
O : Inspeksi :  Di daerah vagina terlihat lendir dan
darah, keluar bertambah banyak
 Tampak adanya tanda dan gejala
Kala II : seperti :
- adanya dorongan ibu untuk
meneran
- adanya tekanan pada anus dan
spingter ani membuka
- perineum menonjol
- vulva membuka
Palpasi :  His 5x/10’/> 40”
 DJJ : 140 x/m teratur
Vagina :  portio tidak teraba
Toucher   lengkap
 Ketuban (-)
 Kepala HIII (+)
 UUK di depan
A : G1P0 Ab0 hamil 39-40 minggu inpartu kala II janin tunggal
hidup intra uterin pres-kep sudah masuk PAP 0/5 V
P : - Memantau DJJ setiap 15 menit sekali pada Kala II
- Menolong persalinan sesuai APN
o penolong memasang celemek
o penolong mencuci tangan
o penolong memasang sarung tangan
- Ibu dipimpin mengedan setelah tampak kepala bayi
dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi
perineum dengan 1 tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala
untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan serta
bernafas cepat dan dangkal
- Saat kepala janin lahir, maka seka dengan lembut muka,
mulut dan hidung bayi dengan kasa / kain bersih dan
segera periksa, apakah ada lilitan tali pusat, jika ada,
maka segera ambil tindakan yang sesuai kemudian
lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
maka segera lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, maka
klem tali pusat didua tempat, kemudian
potong di antara dua klem tersebut
- Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
- Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, maka
lahirkan bahu dengan cara : pegang secara biparietal dan
anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi – dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakan kepala kanan kearah atas dan distal secara
lembut untuk melahir kan bahu belakang
- Setelah kedua bahu lahir, maka lahirkan badan dan
tungkai dengan cara : sangga dan susur (geser tangan
bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
- Setelah tubuh dan lengan lahir, maka penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari dan
jari-jari lainnya)
- Setelah tubuh bayi lahir seutuhnya (pukul 09.00 Wita),
maka segera lakukan penanganan BBL yakni: penilaian
segera BBL seperti :
o Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa
kesulitan
o Apakah bayi bergerak dengan aktif
o Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas / megap-
megap maka lakukan langkah resusitasi
o Jika bayi menangis kuat dan aktif, maka segera
keringkan kepala dan tubuh bayi kemudian bungkus
kepala dan badan bayi, kecuali tali pusat, lalu jepit
tali pusat dengan kain kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Kemudian mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat dengan klem kira-
kira 2 cm distal dari klem pertama. Kemudian
dengan 1 tangan pegang tali pusat yang telah dijepit
dan lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali
pusat di antara 3 klem tersebut, kemudian ikat tali
pusat dengan benang tali pusat/ klem tali pusat, lalu
bayi dibersihkan dengan kain bersih dan kering
kemudian lakukan IMD

09.01 Wita Melakukan Manajemen Aktaif Kala III


S : Ibu mengatakan perut terasa mules, perineum terasa nyeri
dan pedih
O : Inspeksi : Tampak tali pusat memanjang di depan
vulva
Palpasi :  Fundus uteri teraba keras dan
setinggi pusat
 Kontraksi uterus keras
 Melakukan palpasi untuk memasti-
kan janin tunggal
A : Kala III
P : - Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit / I ampul secara IM di 1/3 paha atas
bagian distal lateral
- Melakukan PTT dengan cara :
o Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva
o Letakkan 1 tangan di tepi atas simfisis untuk
mendeteksi dan tangan lain menegangkan tali pusat
o Setelah uterus berkontraksi, maka tegangkan tali
pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah dorso kranial secara hati-
hati untuk mencegah inversio uteri, jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik maka hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya
o Jika uterus tidak berkontraksi, maka minta ibu,
suami/anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
puting susu
o Lakukan penegangan atau dorongan dorso kranial
hingga plasenta lepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros
jalan lahir dan tetap lakukan penekanan dorso
kranial.
o Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
o Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
penegangan tali pusat maka :
 beri dosis ulang oksitosin 10 unit secara IM
 lakukan kateterisasi/aseptik jika kandung kemih
penuh
 minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
 segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir
 bila terjadi perdarahan, maka lakukan plasenta
manual
- Setelah plasenta muncul di introitus vagina maka :
lahirkan plasenta dengan kedua tangan – pegang dan
putar plasenta secara perlahan searah jarum jam hingga
selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan plasenta
seutuhnya (plasenta lahir pukul 09.10 Wita) dan masase
uterus dengan 1 tangan lalu tangan yang lain memeriksa
kelengkapan plasenta agar tidak terjadi perdarahan,
kemudian tempatkan plasenta pada tempat yang telah
disediakan.
- Beri rangsangan taktil/masase uterus, yakni: segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan cara :
 Meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase
- Memeriksa adanya perdarahan yakni dengang cara :
mengecek adanya robekan/laserasi jalan alhir
- Memasase fundus uteri agar uterus berkontraksi dan
tidak terjadi perdarahan.
09.11 Wita Kala Pengawasan

S : Ibu mengeluh teraba pedih dan nyeri pada daerah kemaluan


O : Terdapat robekan episiotomi derajat II
A : Kala IV
P : - Melakukan penjahitan pada perineum
- Memeriksa kontraksi uterus
 Kontraksi uterus baik
 Konsistensi keras (TFU 2 jari dibawah pusat)
 Memeriksa kandung kencing
- Mengobservasi perdarahan
Jumlah perdarahan + 150 cc
- Mengompres perineum dengan bethadine
- Merendam alat ke dalam larutan Klorin selama 10 menit
- Memasang pembalut dengan gurita
- Membersihkan ibu dan memperhatikan kandung kencing
ibu apakah kosong/tidak, bila tidak maka lakukan
kateterisasi untuk mengosongkan kandung kemih, agar
uterus dapat berkontraksi dengan baik
- Menganjurkan ibu untuk istirahat
- Memeriksa TTV post partum, yakni:
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/m
T : 370C
R : 26 x/m
- Membersihkan alat dan mensterilkannya selama 2 jam di
autoklaf
- Memberikan penyuluhan tentang masa nifas
- 2 jam kemudian ibu dipindahkan ke Ruang Nifas
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Poli Tum-Bang
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2008

Banjarmasin, 2008

Mengetahui
Pembimbing Akademik Mahasiswi
Hj. MARIA ULFAH WINDRI ERLIYANTI
NIP. NIM. 06057 bid

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG


BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI POLI TUM-BANG RSUD ULIN
BANJARMASIN
Disusun Oleh :

Nama : WINDRI ERLIYANTI


NPM : 06057 bid
Prody : D3 Kebidanan
C1 : Hj. Maria Ulfah
Ruang : Poli Tum-Bang RSUD Ulin Banjarmasin

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH B


ANJARMASIN
T/A 2007/2008

LAPORAN PENDAHULUAN
TENTANG PNEUMONIA
DI RUANG POLI TUM-BANG RSUD ULIN
BANJARMASIN
Disusun Oleh :

Nama : YAYUK TRI RAHAYU


NPM : 06058 bid
Prody : D3 Kebidanan
C1 : Hj. Maria Ulfah
Ruang : VK Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH B


ANJARMASIN
T/A 2007/2008

Anda mungkin juga menyukai