Nim : 1183020049
Kelas : V B
Mata kuliah : IKNBS (Hukum Institusi Keuangan Non Bank)
LATAR BELAKANG
Peraturan investasi Dana Pensiun yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No.199 Tahun 2008 tentang investasi Dana Pensiun sudah cukup lama
umurnya dan perlu dilakukan pembaharuan sehingga sesuai dengan perkembangan
terkini dan dapat mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.
Aset Dana Pensiun yang terus meningkat namun pertumbuhannya dirasakan
belum optimal. Berdasarkan data per akhir Maret 2015, total aset netto industri Dana
Pensiun mencapai kurang lebih Rp.193,8 Triliun atau meningkat 4,04% dibandingkan
posisi per Desember Sementara itu, dalam jangka waktu tahun 2010 s.d. 2014,
pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 10,71%.
Dari sisi investasi, komposisi portfolio investasi per Maret 2015 masih didominasi
oleh Deposito Berjangka sebesar (29,82%), Obligasi Korporasi (20,81%), Surat Berharga
Negara (16,65%), Saham (15,86%), Reksa Dana (6,44%), Tanah dan atau Bangunan
(5,31%), Penyertaan Langsung (3,58%) dan aset lainnya (0,91%). Pertumbuhan dan
komposisi aset dan investasi Dana Pensiun tersebut belum sepenuhnya mencerminkan
kondisi yang optimal bagi Dana Pensiun.
Adanya masukan dari berbagai pihak mengenai jenis-jenis investasi yang belum
masuk dalam PMK 199 atau jenis investasi tersebut belum diperkenankan untuk Dana
Pensiun namun sebenarnya jenis investasi tersebut mampu memberikan return yang
cukup baik bagi Dana Pensiun.
Adanya tuntutan bagi industri Dana Pensiun untuk lebih berkontribusi dalam
pembiayaan pembangunan nasional. Industri Dana Pensiun memiliki peran strategis
dalam pembiayaan kegiatan pembangunan nasional, terutama dalam penyediaan dana
yang bersifat jangka panjang. Peran tersebut semakin penting dikaitkan dengan fokus
pemerintahan saat ini yang akan mendorong pembangunan di bidang infrastruktur.
Pembatasan Investasi
a. Jenis Investasi
b. Batasan Kualitatif
c. Batasan Kuantitatif
d. Tabungan
e. 100% dari Jumlah InvestasI
f. Deposito on call
g. Deposito berjangka
h. Sertifikat deposito
i. Surat berharga Bank Indonesia
j. Surat Berharga Negara
k. Saham yang tercatat di BEI
l. Obligasi korporasi yang tercatat di BEI
m. Rating Investment Grade (Pasal 3 ayat (1))
Reksa Dana:
a. Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Saham, dan Campuran;
b. Terproteksi, dengan Penjaminan, dan Indeks;
c. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas;
d. Reksa Dana yang saham atau unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia;
e. Syarat Dana Pensiun untuk Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT):
f. Dana Pensiun dengan jumlah investasi paling sedikit Rp200 Miliar tingkat risiko
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh OJK adalah sedang rendah atau rendah.
Memiliki manajemen risiko yang memadai menggunakan jasa penasihat investasi
yang telah memperoleh izin usaha dari OJK (Pasal 6 ayat (1))
g. Investasi dalam bentuk RDPT maksimal 10% dari jumlah investasi - Pasal 8 Ayat (1)
REPO
a. Syarat untuk Dana Pensiun: (sama dengan Syarat pada RDPT) (Pasal 6 ayat (1))
b. Syarat REPO : (Pasal 6 ayat (2))
c. menggunakan kontrak perjanjian yang terstandarisasi oleh OJK;
d. jenis jaminan terbatas pada SBN, surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
dan/atau obligasi korporasi yang memiliki peringkat investment grade;
e. jangka waktu tidak melebihi 90 hari;
f. nilai REPO paling banyak 80% dari nilai pasar surat berharga yang dijaminkan; dan
g. transaksi terdaftar di KSEI atau Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement
System (BI-S4).
h. Per Counterparty maks 2% dari jumlah investasi. Semua REPO maks 5% dari jumlah
investasi -Pasal 9 Ayat (8)
Tanah di Indonesia
Dilengkapi sertifikat hak atas tanah dan/atau bangunan atas nama Dana Pensiun; dan
memberikan penghasilan ke Dana Pensiun atau bertambah nilainya karena pembangunan,
penggunaan, dan/atau pengelolaan oleh pihak lain yang dilakukan melalui transaksi yang
didasarkan pada harga pasar yang berlaku. Transaksi didasarkan pada pernjanjian tertulis dalam
bentuk akta notaris.
Dilarang pada tanah dan/atau bangunan yg sedang diagunkan, dlm sengketa, atau diblokir
pihak lain. (Pasal 7) maksimal 20% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (8)
q
Bangunan di Indonesia
Jumlah penempatan pada semua jenis investasi pada satu pihak kecuali pada SBN
maksimal 20% dari jumlah investasi Dana Pensiun. Pasal 9 Ayat (1)
Batasan per pihak pada investasi Reksa Dana, EBA, dan/atau DIRE berlaku pada Manajer
Investasi yang sama. Pasal 9 Ayat (7)
Jumlah penempatan semua Pihak yang dalam tahun buku terakhir mengalami kerugian
atau mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, penyertaan langsung baik
di Indonesia maupun di luar negeri,dan tanah dan/atau bangunan dilarang melebihi 40% dari
jumlah investasi. Pasal 10 Ayat (1)
Pengelola Investasi
Pengurus DPPK, pegawai DPPK yang membidangi investasi, Pelaksana Tugas Pengurus dan
pegawai DPLK yang membidangi investasi wajib memiliki kemampuan yang memadai di bidang
investasi dan/atau manajemen risiko serta wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling sedikit 1
(satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Pasal 14 ayat (1).
Kemampuan ditunjukkan dengan bukti kelulusan ujian sertifikasi bidang investasi dan/atau
manajemen risiko yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang telah mendapatkan
lisensi dari lembaga yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi kompetensi kerja
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 14 ayat (2). Pemenuhan syarat
keberlanjutan dilakukan dengan cara: Pasal 14 ayat (3).
a. mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang sejenis;
b. mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan sejenis;
c. menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang dipublikasikan; atau
d. menjadi pembicara dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, menjadi
pengajar atau menjadi instruktur dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b.
e. Kegiatan harus diselenggarakan oleh: Pasal 14 ayat (4).
f. lembaga pengawas jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
g. asosiasi lembaga jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
h. perguruan tinggi di dalam dan luar negeri; atau
i. lembaga pelatihan yang memperoleh izin dari instansi berwenang.
j. Dana Pensiun wajib menyampaikan bukti pemenuhan syarat keberlanjutan Pengurus atau
pegawai Dana Pensiun Pemberi Kerja yang membidangi investasi dan Pelaksana Tugas
Pengurus paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya. Pasal 14 ayat (5) dan (6).
Arahan Investasi
Pendiri atau Pendiri dan Dewan Pengawas wajib menetapkan Arahan Investasi. Pasal 15
ayat(1). Dalam Arahan Investasi harus dimuat hal-hal sebagai berikut:Pasal 15 ayat(2) sasaran
hasil investasi dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh Pengurus DPPK; batas
maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan untuk setiap jenis investasi; batas
maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan pada satu Pihak; obyek investasi
yang dilarang untuk penempatan kekayaan DPPK; ketentuan likuiditas minimum portofolio
investasi DPPK untuk mendukung ketersediaan dana guna pembayaran manfaat pensiun dan
biaya operasional DPPK; ketentuan yang memuat kewajiban memiliki prosedur operasional
standar Investasi dan adanya kajian yang memadai untuk penempatan dan pelepasan investasi;
sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi; ketentuan mengenai
penggunaan tenaga ahli, penasihat lembaga keuangan dan jasa lain yang dipergunakan dalam
pengelolaan investasi; strategi alokasi aset yang disesuaikan dengan profil liabilitas DPPK; dan
sanksi yang akan diterapkan DPPK kepada Pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai
investasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
Dalam hal DPPK melakukan perubahan atas Arahan Investasi, DPPK wajib melaporkan
perubahan dimaksud kepada OJK paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan
atas Arahan Investasi. Pasal 15 ayat(3)
Dalam hal OJK meminta DPPK untuk melakukan revisi atas Arahan Investasi agar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, DPPK wajib menyampaikan laporan mengenai revisi
dimaksud kepada OJK paling lambat paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya revisi
atas Arahan Investasi. Pasal 15 ayat(4)
Pengendalian atas Investasi Dana Pensiun (2) Laporan investasi tahunan paling sedikit
harus memuat: Pasal 21 ayat(1) pernyataan Pengurus tentang kesesuaian portofolio
investasi dengan: ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur investasi
Dana Pensiun; Arahan Investasi, bagi DPPK; dan pilihan jenis investasi oleh Peserta,
bagi DPLK; laporan perkembangan portofolio serta hasil investasi Dana Pensiun; dan
analisis mengenai kegiatan investasi. Analisis mengenai kegiatan investasi paling sedikit
harus mencakup evaluasi atas: pelaksanaan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan
keputusan investasi yang obyektif; pelaksanaan tanggung jawab Pengurus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3);kesesuaian investasi dengan ketentuan Arahan
Investasi; jumlah dan komposisi portofolio investasi untuk tiap-tiap paket investasi atau
jenis investasi yang ditawarkan DPLK; dan jumlah dan karakteristik investasi pada para
Pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Dana Pensiun. Pasal 21 ayat(2) Hasil
pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan harus memuat: Pasal 21
ayat(3) pendapat akuntan atas pernyataan Pengurus; dan laporan investasi tahunan. Dana
Pensiun yang menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan dinyatakan telah menyampaikan laporan investasi tahunan. Pasal 21 ayat(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan susunan laporan investasi tahunan diatur
dalam Surat Edaran OJK. Pasal 21 ayat(5)
PELAPORAN
Hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan wajib
disampaikan kepada OJK bersamaan dengan penyampaian laporan keuangan tahunan
audit. Pasal 26 ayat(1)
Dana Pensiun yang tidak diwajibkan menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas laporan investasi tahunan wajib menyampaikan laporan investasi tahunan
paling lambat 2 (dua) bulan setelah akhir tahun buku Dana Pensiun. Pasal 26 ayat(2)
Penyampaian laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas
laporan investasi tahunan wajib dilakukan dalam bentuk dokumen fisik (hard copy) dan
dokumen elektronik yang disampaikan melalui atau sistem jaringan komunikasi data
OJK. Pasal 27 ayat(1)
Sanksi
a. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis. Pasal 28 ayat(1)
b. Pelanggaran terhadap ketentuan terkait : Pasal 28 ayat(2) Jenis Investasi, Batasan
Investasi
1) Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK
2) Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK , Laporan Investasi diberikan surat
pemberitahuan terlebih dahulu dengan jangka waktu 40 hari. Apabila jangka
waktu telah berakhir dan tidak dapat memenuhi ketentuan maka Dana Pensiun
dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
Pasal 28 ayat (3)
Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis untuk setiap jenis
pelanggaran dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka waktu
paling lama masing-masing 1 (satu) bulan. Pasal 28 ayat(4) Dalam hal Dana Pensiun
telah dikenakan sanksi administratif sampai dengan teguran tertulis ketiga dan belum
menyelesaikan penyebab dikenakannya sanksi tersebut, OJK dapat memberikan sanksi
tambahan berupa : Pasal 28 ayat(6) penghentian pengelolaan investasi oleh lembaga
keuangan; penurunan hasil penilaian tingkat risiko; penilaian kembali kemampuan dan
kepatutan bagi Dewan Pengawas, Pengurus dan/atau Pelaksana Tugas Pengurus; dan/atau
pemberian perintah tertulis kepada Pendiri untuk mengganti Dewan Pengawas, Pengurus
dan/atau Pelaksana Tugas Pengurus.
Harapan saya untuk IKNBS adalah semoga mata kuliah ini tetap bertahan sampai penerus
penerus selanjutnya mendapatkan kegunaan dari ilmu tersebut agar orang-orang yang
mempelajari betul-betul memahami ilmu dalam pekerjaan yang mencangkup ilmu
tersebut.