Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ihsan Fathurrahman Hizbulloh

Nim : 1183020049
Kelas : V B
Mata kuliah : IKNBS (Hukum Institusi Keuangan Non Bank)

" ANALISIS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN


TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN"
OTORITAS JASA KEUANGAN
INDUSTRI KEUANGAN NON BANK

Pokok Bahasan Investasi Dana Pensiun Latar Belakang Jenis Investasi


a. Pembatasan Investasi
b. Pengelola Investasi
c. Arahan Investasi DPPK
d. Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK
e. Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK
f. Laporan Investasi
g. Penilaian Kinerja Investasi Dana Pensiun
h. Transparansi Pengelolaan Investasi Dana Pensiun
i. Pelaporan
j. Sanksi

Investasi Dana Pensiun


a. Portfolio Investasi
b. Pertumbuhan Aset Netto
c. Dalam
d. Triliun
e. Rupiah
f. Lain-lain : DIRE dan KIK EBA

LATAR BELAKANG
Peraturan investasi Dana Pensiun yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No.199 Tahun 2008 tentang investasi Dana Pensiun sudah cukup lama
umurnya dan perlu dilakukan pembaharuan sehingga sesuai dengan perkembangan
terkini dan dapat mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.
Aset Dana Pensiun yang terus meningkat namun pertumbuhannya dirasakan
belum optimal. Berdasarkan data per akhir Maret 2015, total aset netto industri Dana
Pensiun mencapai kurang lebih Rp.193,8 Triliun atau meningkat 4,04% dibandingkan
posisi per Desember Sementara itu, dalam jangka waktu tahun 2010 s.d. 2014,
pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 10,71%.
Dari sisi investasi, komposisi portfolio investasi per Maret 2015 masih didominasi
oleh Deposito Berjangka sebesar (29,82%), Obligasi Korporasi (20,81%), Surat Berharga
Negara (16,65%), Saham (15,86%), Reksa Dana (6,44%), Tanah dan atau Bangunan
(5,31%), Penyertaan Langsung (3,58%) dan aset lainnya (0,91%). Pertumbuhan dan
komposisi aset dan investasi Dana Pensiun tersebut belum sepenuhnya mencerminkan
kondisi yang optimal bagi Dana Pensiun.
Adanya masukan dari berbagai pihak mengenai jenis-jenis investasi yang belum
masuk dalam PMK 199 atau jenis investasi tersebut belum diperkenankan untuk Dana
Pensiun namun sebenarnya jenis investasi tersebut mampu memberikan return yang
cukup baik bagi Dana Pensiun.
Adanya tuntutan bagi industri Dana Pensiun untuk lebih berkontribusi dalam
pembiayaan pembangunan nasional. Industri Dana Pensiun memiliki peran strategis
dalam pembiayaan kegiatan pembangunan nasional, terutama dalam penyediaan dana
yang bersifat jangka panjang. Peran tersebut semakin penting dikaitkan dengan fokus
pemerintahan saat ini yang akan mendorong pembangunan di bidang infrastruktur.

Jenis Investasi tabungan pada Bank; deposito on call pada Bank;


a. deposito berjangka pada Bank;
b. sertifikat deposito pada Bank;
c. surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
d. Surat Berharga Negara;
e. saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
f. obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
g. Reksa Dana yang terdiri dari:
h. Reksa Dana pasar uang, Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana campuran, dan
Reksa Dana saham;
i. Reksa Dana terproteksi, Reksa Dana dengan penjaminan dan Reksa Dana indeks;
j. Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas;
k. Reksa Dana yang saham atau unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia; MTN; efek beragun aset;
l. dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif;
m. kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia; REPO;
n. penyertaan langsung baik di Indonesia maupun di luar negeri;
o. tanah di Indonesia; dan/atau bangunan di Indonesia.
p. Pasal 2 ayat(1) Jenis Investasi dimaksud termasuk jenis investasi yang menggunakan
prinsip syariah Pasal 2 ayat(2)

Pembatasan Investasi
a. Jenis Investasi
b. Batasan Kualitatif
c. Batasan Kuantitatif
d. Tabungan
e. 100% dari Jumlah InvestasI
f. Deposito on call
g. Deposito berjangka
h. Sertifikat deposito
i. Surat berharga Bank Indonesia
j. Surat Berharga Negara
k. Saham yang tercatat di BEI
l. Obligasi korporasi yang tercatat di BEI
m. Rating Investment Grade (Pasal 3 ayat (1))

Reksa Dana:
a. Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Saham, dan Campuran;
b. Terproteksi, dengan Penjaminan, dan Indeks;
c. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas;
d. Reksa Dana yang saham atau unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia;
e. Syarat Dana Pensiun untuk Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT):
f. Dana Pensiun dengan jumlah investasi paling sedikit Rp200 Miliar tingkat risiko
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh OJK adalah sedang rendah atau rendah.
Memiliki manajemen risiko yang memadai menggunakan jasa penasihat investasi
yang telah memperoleh izin usaha dari OJK (Pasal 6 ayat (1))
g. Investasi dalam bentuk RDPT maksimal 10% dari jumlah investasi - Pasal 8 Ayat (1)

Pembatasan Investasi (2)


a. Jenis Investasi
b. Batasan Kualitatif
c. Batasan Kuantitatif
d. MTN
e. Syarat untuk Dana Pensiun:
f. (Sama dengan RDPT) (Pasal 6 ayat (1))
g. Syarat MTN: Pasal 9 Ayat (6)
h. Terdaftar di KSEI
i. MTN memiliki agen monitoring yang mendapatkan izin sebagai wali amanat dari
OJK; dan
j. MTN memiliki peringkat Investment Grade
k. Per jenis maksimal 10% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (1)
l. Per pihak maksimal 10% dari jumlah investasi. Pasal 9 Ayat (3)
m. Per MTN maksimal 10% dari jumlah emisi MTN. Pasal 9 Ayat (5)

Efek Beragun Aset


a. Rating Investment Grade (Pasal 3 ayat (1))
b. Melalui Penawaran Umum (Pasal 3 ayat (2))
c. kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia
d. dilarang untuk tujuan spekulasi
e. wajib ditempatkan pada posisi jual dalam rangka lindung nilai atas investasi yang
telah dimiliki Dana Pensiun. (Pasal 4 ayat (1))
f. Dana Pensiun wajib menyusun dokumen strategi lindung nilai sebelum melakukan
investasi. (Pasal 4 ayat (2))

REPO
a. Syarat untuk Dana Pensiun: (sama dengan Syarat pada RDPT) (Pasal 6 ayat (1))
b. Syarat REPO : (Pasal 6 ayat (2))
c. menggunakan kontrak perjanjian yang terstandarisasi oleh OJK;
d. jenis jaminan terbatas pada SBN, surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
dan/atau obligasi korporasi yang memiliki peringkat investment grade;
e. jangka waktu tidak melebihi 90 hari;
f. nilai REPO paling banyak 80% dari nilai pasar surat berharga yang dijaminkan; dan
g. transaksi terdaftar di KSEI atau Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement
System (BI-S4).
h. Per Counterparty maks 2% dari jumlah investasi. Semua REPO maks 5% dari jumlah
investasi -Pasal 9 Ayat (8)

Penyertaan Langsung Di Indonesia


Hanya boleh saham yang diterbitkan PT yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
dan tidak tercatat di BEI maupun Bursa Luar Negeri (Pasal 5 ayat(1))
maksimal 15% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (2) Dapat melebihi 15% yang ditujukan untuk
penyertaan langsung pada PT yang bergerak dalam bidang jasa keuangan dan wajib memperoleh
persetujuan OJK Pasal 8 Ayat (3) Di Luar Negeri Wajib memperoleh persetujuan OJK Pasal 8
Ayat (5) Maksimal 5% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kriteria dan tata cara penyertaan langsung di luar negeri diatur dalam Surat Edaran OJK (Pasal 8
ayat(7)) Per pihak maksimal 10% dari jumlah investasi Pasal 9 Ayat (3).

Tanah di Indonesia
Dilengkapi sertifikat hak atas tanah dan/atau bangunan atas nama Dana Pensiun; dan
memberikan penghasilan ke Dana Pensiun atau bertambah nilainya karena pembangunan,
penggunaan, dan/atau pengelolaan oleh pihak lain yang dilakukan melalui transaksi yang
didasarkan pada harga pasar yang berlaku. Transaksi didasarkan pada pernjanjian tertulis dalam
bentuk akta notaris.
Dilarang pada tanah dan/atau bangunan yg sedang diagunkan, dlm sengketa, atau diblokir
pihak lain. (Pasal 7) maksimal 20% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (8)
q
Bangunan di Indonesia
Jumlah penempatan pada semua jenis investasi pada satu pihak kecuali pada SBN
maksimal 20% dari jumlah investasi Dana Pensiun. Pasal 9 Ayat (1)
Batasan per pihak pada investasi Reksa Dana, EBA, dan/atau DIRE berlaku pada Manajer
Investasi yang sama. Pasal 9 Ayat (7)
Jumlah penempatan semua Pihak yang dalam tahun buku terakhir mengalami kerugian
atau mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, penyertaan langsung baik
di Indonesia maupun di luar negeri,dan tanah dan/atau bangunan dilarang melebihi 40% dari
jumlah investasi. Pasal 10 Ayat (1)

Pembatasan Investasi (5)


Dana Pensiun dilarang melakukan transaksi derivatif atau memiliki instrumen derivatif,
kecuali kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek di
Indonesia instrumen derivatif tersebut diperoleh Dana Pensiun sebagai instrumen yang melekat
pada SBN, saham atau obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia Transaksi
derivatif dalam rangka lindung nilai investasi dalam bentuk SBN yang berdenominasi mata uang
asing. Pasal 11 ayat (1) Dana Pensiun dapat menjual instrumen derivatif yang melekat secara
terpisah dari instrumen bersangkutan. Pasal 11 ayat (2) Transaksi derivatif (Pasal 11 ayat(1)
huruf c) dilakukan dengan counterparty yang paling rendah memiliki peringkat investment grade.
Pasal 11 ayat (3) Transaksi derivatif (Pasal 11 ayat(1) huruf c) wajib dilaporkan kepada OJK
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal transaksi. Pasal 11 ayat (4) Lampiran wajib
dilampiri paling sedikit dengan : Pasal 11 ayat (5) Hasil kajian tentang perlunya lindung nilai
Perjanjian transaksi derivatif; dan
Bukti peringkat pihak lain

Pembatasan Investasi (6)


Kesesuaian mengenai batasan investasi juga berlaku untuk jenis investasi yang menggunakan
prinsip syariah. Pasal 13 ayat (1)
Kesesuaian dengan batasan investasi ditentukan pada saat dilakukan penempatan investasi.
Pasal 13 ayat (2)
Jumlah investasi dalam rangka menentukan kesesuaian memperhitungkan nilai seluruh
investasi yang dimiliki Dana Pensiun dengan didasarkan pada penilaian investasi. Pasal 13 ayat
(3)
Pembuktian kesesuaian dengan batasan investasi merupakan tanggung jawab Pengurus. Pasal
13 ayat (4)

Pengelola Investasi
Pengurus DPPK, pegawai DPPK yang membidangi investasi, Pelaksana Tugas Pengurus dan
pegawai DPLK yang membidangi investasi wajib memiliki kemampuan yang memadai di bidang
investasi dan/atau manajemen risiko serta wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling sedikit 1
(satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Pasal 14 ayat (1).
Kemampuan ditunjukkan dengan bukti kelulusan ujian sertifikasi bidang investasi dan/atau
manajemen risiko yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang telah mendapatkan
lisensi dari lembaga yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi kompetensi kerja
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 14 ayat (2). Pemenuhan syarat
keberlanjutan dilakukan dengan cara: Pasal 14 ayat (3).
a. mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang sejenis;
b. mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan sejenis;
c. menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang dipublikasikan; atau
d. menjadi pembicara dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, menjadi
pengajar atau menjadi instruktur dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b.
e. Kegiatan harus diselenggarakan oleh: Pasal 14 ayat (4).
f. lembaga pengawas jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
g. asosiasi lembaga jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
h. perguruan tinggi di dalam dan luar negeri; atau
i. lembaga pelatihan yang memperoleh izin dari instansi berwenang.
j. Dana Pensiun wajib menyampaikan bukti pemenuhan syarat keberlanjutan Pengurus atau
pegawai Dana Pensiun Pemberi Kerja yang membidangi investasi dan Pelaksana Tugas
Pengurus paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya. Pasal 14 ayat (5) dan (6).

Arahan Investasi
Pendiri atau Pendiri dan Dewan Pengawas wajib menetapkan Arahan Investasi. Pasal 15
ayat(1). Dalam Arahan Investasi harus dimuat hal-hal sebagai berikut:Pasal 15 ayat(2) sasaran
hasil investasi dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh Pengurus DPPK; batas
maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan untuk setiap jenis investasi; batas
maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan pada satu Pihak; obyek investasi
yang dilarang untuk penempatan kekayaan DPPK; ketentuan likuiditas minimum portofolio
investasi DPPK untuk mendukung ketersediaan dana guna pembayaran manfaat pensiun dan
biaya operasional DPPK; ketentuan yang memuat kewajiban memiliki prosedur operasional
standar Investasi dan adanya kajian yang memadai untuk penempatan dan pelepasan investasi;
sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi; ketentuan mengenai
penggunaan tenaga ahli, penasihat lembaga keuangan dan jasa lain yang dipergunakan dalam
pengelolaan investasi; strategi alokasi aset yang disesuaikan dengan profil liabilitas DPPK; dan
sanksi yang akan diterapkan DPPK kepada Pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai
investasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
Dalam hal DPPK melakukan perubahan atas Arahan Investasi, DPPK wajib melaporkan
perubahan dimaksud kepada OJK paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan
atas Arahan Investasi. Pasal 15 ayat(3)
Dalam hal OJK meminta DPPK untuk melakukan revisi atas Arahan Investasi agar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, DPPK wajib menyampaikan laporan mengenai revisi
dimaksud kepada OJK paling lambat paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya revisi
atas Arahan Investasi. Pasal 15 ayat(4)

Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK


Pengurus wajib melaksanakan pengelolaan investasi sesuai dengan Arahan Investasi. Pasal
16 ayat(1).
Pengurus wajib bertindak profesional dan berhati-hati sehingga keputusan investasi yang
diambil merupakan keputusan investasi yang obyektif, yang semata-mata untuk kepentingan
Peserta, DPPK, dan/atau Pemberi Kerja. Pasal 16 ayat(2).
Pengurus DPPK wajib menyusun rencana investasi tahunan yang paling sedikit memuat:
Pasal 17 ayat(1) rencana komposisi jenis investasi; perkiraan tingkat hasil investasi untuk
masing-masing jenis investasi; dan pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis
investasi.
Rencana investasi tahunan harus merupakan penjabaran Arahan Investasi serta
mencerminkan penerapan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan keputusan investasi yang
obyektif Pasal 17 ayat(2) Penggunaan jasa dalam pengelolaan investasi DPPK atau pemanfaatan
nasihat, saran, pendapat, dan hal-hal lain dari pihak ketiga selain yang telah ditetapkan dalam
Arahan Investasi dan rencana investasi tahunan yang dapat mempengaruhi Pengurus DPPK
dalam mengambil keputusan atau tindakan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan kekayaan
Dana Pensiun, tidak mengurangi kewajiban Pengurus DPPK untuk mematuhi ketentuan yang
berlaku dalam investasi DPPK dan tidak menghilangkan tanggung jawab Pengurus DPPK atas
pelaksanaan investasi dimaksud. Pasal 18

Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK


Pengelolaan investasi DPPK dapat dialihkan kepada lembaga keuangan yang ahli di bidang
investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang tentang Dana Pensiun.
Pasal 19 ayat(1)
Pengelolaan investasi DPPK oleh lembaga keuangan dilarang menyimpang dari ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun. Pasal 19 ayat(2)
Lembaga keuangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Pasal 19 ayat(3)
memiliki izin usaha perusahaan efek yang melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi dari
OJK;
tidak sedang dikenakan sanksi administratif berupa pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, atau pencabutan izin usaha oleh OJK;
mampu mengelola portofolio investasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
investasi Dana Pensiun; dan
memiliki pengalaman melakukan pengelolaan Reksa Dana paling singkat 3(tiga)tahun
dan memiliki rata- rata kinerja positif atas Reksa Dana yang dikelolanya;
memiliki fungsi-fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal mengenai pedoman pelaksanaan fungsi-fungsi Manajer Investasi.
Pengalihan pengelolaan investasi DPPK kepada lembaga keuangan harus dibuat dalam perjanjian
tertulis dalam bentuk akta notaris dan mengacu pada peraturan perundang- undangan di bidang
pasar modal. Pasal 19 ayat(4)
DPPK yang mengalihkan pengelolaan kekayaan kepada lembaga keuangan wajib
menitipkan kekayaan yang dialihkan tersebut kepada Penerima Titipan yang ditunjuk Pendiri dan
tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan lembaga keuangan tersebut. Pasal 19 ayat(5).
Pengalihan pengelolaan kekayaan tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus DPPK. Pasal 19
ayat(6)

Pengendalian atas Investasi Dana Pensiun (1)


a. Dana Pensiun wajib menyampaikan kepada OJK:
b. laporan investasi tahunan; dan
c. hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan. Pasal 20 ayat(1)
d. Kewajiban menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan tidak berlaku bagi Dana Pensiun Pemberi Kerja yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
e. selama tahun buku, investasi Dana Pensiun hanya berupa deposito berjangka pada
Bank, deposito on call pada Bank, sertifikat deposito pada Bank, surat berharga yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia dan/atau SBN; dan pada akhir tahun buku, jumlah
investasi Dana Pensiun kurang dari Rp ,00 (seratus miliar rupiah). Pasal 20 ayat(2)

Pengendalian atas Investasi Dana Pensiun (2) Laporan investasi tahunan paling sedikit
harus memuat: Pasal 21 ayat(1) pernyataan Pengurus tentang kesesuaian portofolio
investasi dengan: ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur investasi
Dana Pensiun; Arahan Investasi, bagi DPPK; dan pilihan jenis investasi oleh Peserta,
bagi DPLK; laporan perkembangan portofolio serta hasil investasi Dana Pensiun; dan
analisis mengenai kegiatan investasi. Analisis mengenai kegiatan investasi paling sedikit
harus mencakup evaluasi atas: pelaksanaan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan
keputusan investasi yang obyektif; pelaksanaan tanggung jawab Pengurus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3);kesesuaian investasi dengan ketentuan Arahan
Investasi; jumlah dan komposisi portofolio investasi untuk tiap-tiap paket investasi atau
jenis investasi yang ditawarkan DPLK; dan jumlah dan karakteristik investasi pada para
Pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Dana Pensiun. Pasal 21 ayat(2) Hasil
pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan harus memuat: Pasal 21
ayat(3) pendapat akuntan atas pernyataan Pengurus; dan laporan investasi tahunan. Dana
Pensiun yang menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan dinyatakan telah menyampaikan laporan investasi tahunan. Pasal 21 ayat(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan susunan laporan investasi tahunan diatur
dalam Surat Edaran OJK. Pasal 21 ayat(5)

Pengendalian atas Investasi Dana Pensiun (3)


Bagi Dana Pensiun yang disahkan OJK dalam periode 3 (tiga) bulan sebelum akhir tahun
buku, pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan dapat dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan atas laporan investasi tahun buku berikutnya. (Pasal 22)
Pengurus harus menyampaikan laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas laporan investasi tahunan kepada Pendiri dan Dewan Pengawas (Pasal 23)

Penilaian Kinerja Investasi Dana Pensiun


Dewan Pengawas wajib mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun paling sedikit 2 (dua)
kali untuk 1 (satu) tahun buku. Pasal 24 ayat(1) Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun
didasarkan antara lain pada: laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas
laporan investasi tahunan; dan pendapat dan saran Peserta kepada Pendiri, Dewan Pengawas, dan
Pengurus mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun. Pasal
24 ayat(2)
Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun paling sedikit mencakup kewajaran alasan Pengurus
dalam menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi Dana Pensiun dengan Arahan Investasi dan
rencana investasi tahunan. Pasal 24 ayat(3)
Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun
semesteran dan disampaikan paling lambat 3 bulan setelah akhir semester.
Pasal 24 ayat(4)
Dewan Pengawas dapat mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan sanksi kepada
Pengurus apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud menunjukkan bahwa alasan Pengurus
dalam menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi Dana Pensiun dengan Arahan Investasi dan
rencana investasi tahunan tidak dapat diterima. Pasal 24 ayat(5)

Transparansi Pengelolaan Investasi Dana Pensiun


Pengurus wajib mengumumkan kepada Peserta: Pasal 25 ayat(1) ringkasan dari laporan
investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada OJK; dan ringkasan hasil evaluasi Dewan
Pengawas. Pengurus wajib menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan
saran. Pasal 25 ayat(2).

PELAPORAN
Hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan wajib
disampaikan kepada OJK bersamaan dengan penyampaian laporan keuangan tahunan
audit. Pasal 26 ayat(1)
Dana Pensiun yang tidak diwajibkan menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas laporan investasi tahunan wajib menyampaikan laporan investasi tahunan
paling lambat 2 (dua) bulan setelah akhir tahun buku Dana Pensiun. Pasal 26 ayat(2)
Penyampaian laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas
laporan investasi tahunan wajib dilakukan dalam bentuk dokumen fisik (hard copy) dan
dokumen elektronik yang disampaikan melalui atau sistem jaringan komunikasi data
OJK. Pasal 27 ayat(1)

Sanksi
a. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis. Pasal 28 ayat(1)
b. Pelanggaran terhadap ketentuan terkait : Pasal 28 ayat(2) Jenis Investasi, Batasan
Investasi
1) Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK
2) Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK , Laporan Investasi diberikan surat
pemberitahuan terlebih dahulu dengan jangka waktu 40 hari. Apabila jangka
waktu telah berakhir dan tidak dapat memenuhi ketentuan maka Dana Pensiun
dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
Pasal 28 ayat (3)
Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis untuk setiap jenis
pelanggaran dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka waktu
paling lama masing-masing 1 (satu) bulan. Pasal 28 ayat(4) Dalam hal Dana Pensiun
telah dikenakan sanksi administratif sampai dengan teguran tertulis ketiga dan belum
menyelesaikan penyebab dikenakannya sanksi tersebut, OJK dapat memberikan sanksi
tambahan berupa : Pasal 28 ayat(6) penghentian pengelolaan investasi oleh lembaga
keuangan; penurunan hasil penilaian tingkat risiko; penilaian kembali kemampuan dan
kepatutan bagi Dewan Pengawas, Pengurus dan/atau Pelaksana Tugas Pengurus; dan/atau
pemberian perintah tertulis kepada Pendiri untuk mengganti Dewan Pengawas, Pengurus
dan/atau Pelaksana Tugas Pengurus.

 Harapan saya untuk IKNBS adalah semoga mata kuliah ini tetap bertahan sampai penerus
penerus selanjutnya mendapatkan kegunaan dari ilmu tersebut agar orang-orang yang
mempelajari betul-betul memahami ilmu dalam pekerjaan yang mencangkup ilmu
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai