NPM : 224102200432
PEMBEDAAN RUANG
Arsitektur memperjelas transisi ruang, yang tentunya mempunyai arti sosial dan konseptual. Jadi
tembok, gerbang, pintu, ambang, dan sebagainya sering menandai peralihan antara didalam atau diluar,
suci atau duniawi, pria atau wanita, umum atau pribadi, dan jenis-jenis domain lainnya. Demikianlah
pentingnya, tapi yang lebih penting lagi adalah fakta mengenai perbedaan itu.
Contoh seperti rumah maya dari Cozumel, seumpamanya rumah maya berkamar tunggal, ukuran 23
kali 20 kaki, pada dasarnya dibagi dengan cara yang agak rumit ke dalam daerah kediaman pria dan
wanita. Walaupun tidak terbagi secara fisik pembagian ruang terlihat jelas dengan adanya pendiangan
dan gudang jagung merupakan daerah wanita , dan tempat dengan ruang altar merupakan daerah pria.
PENINGGALAN ARSITEK
Secara lebih umum, dapat ditunjukkan bahwa alam pikiran manusia mempunyai kebutuhan untuk
mengadakan pembedaan, menggolongkan, memberi nama, dan membedakan - di antara tempat tempat;
taksonomi dan domain merupakan dasar bagi pengingatan dan untuk menjadikan dunia bermakna.
Dalam tahun-tahun belakangan ini asal-usul manusia telah terdorong mundur dalam waktu. Bangunan-
bangunan juga tampaknya mundur lebih jauh daripada yang mungkin diduga orang selama ini. Contoh
yang menyolok ialah pembuktian bahwa hominid-hominid seperti Australopithecines pliosen Atas
memiliki beberapa tempat bernaung. Unsur-unsur batu berbentuk setengah lingkaran yang mungkin
menjadi penahan angin atau pondasi untuk gubuk selebar 2 meter terdapat di olduvai Gorge, Tanzania,
dan berasal dari kira-kira 1,8 juta tahun yang la1u. Tampaknya tempat ini telah dibuat dengan baik
ketika itu; hai ini didasarkan pada pemikiran bahwa 'homebase behavior' merupakan ciri pokok dari
perilaku manusia yang berbeda dengan perilaku hewan tegak lainnya. Fungsi bukan-tempat bernaung
dari konstrutsi demikian-yang menandai rumah (keluarga) barangkali setidak-tidaknya sama
pentingnya (kalau tidak lebih penting) dengan peranannya sebagai tempat bernaung.
Jadi, telah dijelaskan bahwa tempat-tempat tinggal dan bangunan-bangunan monumental tersebar
sejak dini dan secara meluas, dan dengan demikian diperoleh bukti untuk kegiatan kognitif utama;
keduanya tampaknya bertalian. Kita menemukan sumber daya dalam jumlah yang besar, tenaga kerja,
dan upaya yang digunakan dalam konstruksi bukan tempat tinggal, dan bila timbul bentrokan antara
rencana yang diusahakan dan kesulitan-kesulitan konstruksi serta perekonomian, yang terdahululah
yang menang. Hasilnya adalah suatu pembangunan dengan dimensi yang sangat berbeda-beda dan
dalam cara-cara yang sangat rumit.
PENATAAN LINGKUNGAN
Tujuan penyusunan ruang dan waktu adalah untuk mengatur dan menyusun komunikasi (interaksi,
penghindaran, dominasi, dan sebagainya). Melalui perilaku yang suci dan berbagai cara menandai
wilayah kekuasaan, makna diberikan pada tempat dan perilaku. Makna dengan demikian juga ditata.
Dalam kasus manusia lebih-lebih lagi, ketika lingkungan diatur, keempat unsur inilah-ruang, makna,
komunikasi, dan waktu-yang diatur' Artinya, lingkungan dapat dianggap sebagai serangkaian hubungan
antara benda dengan benda yang lain, benda dengan manusia, dan antara manusia dengan manusia yang
lain. Hubungan ini teratur; ada pola dan strukturnya. Lingkungan bukanlah suatu kumpulan benda acak.
Hubungan terutama (tapi tidak hanya) adalah mengenai ruang; obyek dan manusia dihubungkan
melalui berbagai tingkat pemisahan dalam dan oleh ruang.
Sesungguhnya perencanaan dan perancangan pada semua skala, mulai dari daerah yang sangat luas
sampaipengaturan parabot rumah, dapat dianggap sebagai pengaturan ruang untuk berbagai kegunaan,
menurut ketentuan yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, nilai nilai dan hasrat-hasrat kelompok
atau pribadi yang melakukan pengaturan tersebut. Ketentuan-ketentuan iuga mewujudkan citra ideal
yang menunjukkan kesesusian (atau kekurang sesuaian) antara ruang fisik dan ruang sosial, konseptual,
dan jenis-jenis ruang lainnya. lni juga merupakan contoh dari penataan makna, dan keduanya dapat
dipisahkan secara konseptual. Sementara pengaturan ruang itu sendiri mengekspresikan makna dan
mempunyai sifat-sifat komunikatif, makna sering terwujud dalam tanda, bahan, bentuk, ukuran,
perlengkapan perabot, pertamanan, dan sebagainya. Jadi, makna bisa saling berkaitan dengan
pengaturan ruang, dan biasanya memang demikianlah dalam kebanyakan rona tradisional umumnya.
Tetapi, ia dapat pula merupakan suatu sistem lambang tersendiri yang tidak saling berkaitan dan
melalui hal ini berbagai rona menjadi indikator kedudukan sosial-cara-cara untuk menerapkan identitas
sosial pada diri sendiri dan orang lain, atau untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan, dan
seterusnya. Tentu saja makna akan paling ielas dan paling kuat bila dinyatakan berlebihan, bila sistem-
sistem ruang, makna, dan kegiatan bersesuaian dan karenanya saling memperkuat satu sama lain.