Anda di halaman 1dari 4

I.

Probiotik
Pada acara 1 yaitu membuat probiotik dari pupuk kandang
dan dicampur dengan bekatul, terasi, air, dan tetes tebu (EM-4).
Setelah semua bahan sudah tercampur rata, kemudian didiamkan
selama 3 hari dan setiap harinya dilakukan pengadukan agar
probiotik nantinya jadi dan dapat digunakan untuk proses
pembuatan kompos selanjutnya.
Probiotik merupakan sekelompok bakteri yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu dalam pembusukan pupuk kandang
sehingga dapat mempercepat proses pengomposan.
Dengan adanya probiotik ini sangat membantu masyarakat
petani dalam pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan
limbah yang ada, khususnya limbah organik yang dijadikan
kompos.
II. pengomposan

Pada acara pengomposan kali ini adalah dimana pada proses


pengomposan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu daun-daun
kering tanaman. Sebelum dilakukan pengomposan daun tanaman
dipotong kecil-kecil guna nantinya pada saat pengomposan supaya
kompos lebih cepat matang dan cepat terurai sehingga proses
pengomposan tidak terlalu lama.
Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan adalah
sebagai berikut:
1. Kelembaban timbunan bahan kompos: kegiatan dan kehidupan
mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup,
tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah atau tergenang.
2. Aerasi timbunan: aerasi berhubungan erat dengan kelengasan.
Apabila terlalu anaerob, mikrobia yang hidup hanya anaerob
saja. Mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya.
Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk kedalam
timbunan bahan yang dikomposkan sehingga mengakibatkan
hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa
NH3.
3. Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum
50° C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga
bahan organik yang dikomposkan akan naik bahkan sering
mencapai 60° C.
4. Suasana: proses pengomposan kebanyakan menghasilkan
asam-asam organik sehingga menyebabkan pH turun.
Pembalikan timbunan mempunyai dampak netralisasi
keasaman
5. Netralisasi keasaman: netralisasi keasaman sering dilakukan
dengan menambah bahan pengomposan misalnya dengan
kapur, dolomit atau abu dapur.

III. Suhu dan keasaman

Pada acara ke 3 suhu dan keasaman dilakukan pengamatan


pada kompos yaitu dengan mengamati suhu dan pH kompos
diawali dari tanggal 6 April 2022 sampai 23 Juni 2022.

Pada proses pengamatan suhu dan ph terjadi naik turun yang


tidak selalu tetap (berubah-ubah), naik turunnya suhu hal ini
dikarenakan berbagai faktor seperti tampat atau ruangan
pengomposan yang memiliki suhu yang panas atau tinggi sehingga
mengakibatkan suhu pada kompos juga meningkat dan juga jam
pengamatan yang tidak selalu tetap (berubah- ubah). Naik
turunnya pH bisa jadi karena pemberian abu dan dalam waktu
pengadukan yang kurang merata, sehingga pH menjadi berubah-
ubah.
IV. Kadar lengas kompos

Pada acara ke 6 kadar lengas kompos, pada praktikum yang


dilakukan untuk mendapatkan kadar lengas kompos dilakukan
tiga kali pengulangan pada tiga sampel kompos, yaitu dengan
memasukkan kompos ke dalam botol timbang yang masing-
masing sampai separuh penuh dan ditimbang, diperoleh berat
awal pada kompos.
Kemudian botol timbang berisi kompos dimasukkan
kedalam oven dalam keadaan tutup terbuka dengan suhu 105 oC -
110oC selama paling sedikit 4 jam, lebih lama lebih baik untuk
mencapai berat konstan. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga
kali, kemudian didinginkan dan ditimbang. Diperoleh hasil berat
konstan kering mutlaknya, dari hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa kadar lengas kompos merupakan air yang
berada pada pori kompos.

V. Higroskopisitas

Pada acara 5 untuk melakukan pengamatan tingkat


higrokopositas menggunakan pupuk KCL, ZA, UREA, NPK, dan
TSP.
Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara,
sehingga semakin tinggi higroskopis semakin cepat pupuk
mencair.
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa masing-masing pupuk memiliki tingkat higrokopositas
yang berbeda, dimana pupuk.... rata-rata tingkat higrokopositas
yang paling tinggi yaitu..., dan untuk tingkat higrokopositasnya
yang terendah yaitu pupuk... dengan rata-rata tingkat
higrokopositasnya yaitu...
Tinggi rendahnya tingkat higrokopositas yang terjadi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu dari
bentuk beberapa pupuk tersebut, misalnya butiran halus lebih
besar tingkat higrokopositasnya dibanding dengan pupuk yang
butirannya kasar/besar, kandungan yang terdapat dipupuk
tersebut, keadaan lingkungan seperti suhu/temperatur dan
kelembaban udara.

VI. Tingkat kelarutan

Pada pupuk kimia atau pupuk anorganik umumnya dari masing-


masing jenis dalam penggunaannya terutama untuk pemupukan
memiliki nilai terlarut dalam air yang berbeda-beda. Perbedaan ini
dikarenakan bahan dari masing-masing pupuk juga tidak sama.
Sehingga jika tekontak langsung dengan air atau zat lainnya
terdapat jenis pupuk yang merespon dengan cepat berupa dengan
terlarut.
Dalam praktikum yang dilakukan, bahan yang di lakukan
pengamatan untuk tingkat kelarutan ini yaitu pupuk TSP, KCL,
NPK, ZA dan Urea. Dari lima jenis pupuk anorganik itu kita
ketahui memiliki bahan utama yang berbeda-beda. Dengan
dilakukannya uji tingkat kelarutan nantinya dapat mengetahui
tingkat kelarutan semua bahan pupuk kimia yang memiliki sifat
bahan berbeda-beda. Pada saat praktikum tentang perhitungan
tingkat kelarutan pupuk anorganik dilakukannya perhitungan berat
endapan pupuk.
VII.Perlakuan pemupukan
Pemupukan merupakan hal yang sangat perlu dilakukan
apabila melakukan kegiatan budidaya tanaman. Pemberian pupuk
pada setiap tanaman harus memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
tanaman pada setiap fase pertumbuhannya. Dengan demikian
pemberian pupuk harus selalu memperhatikan dari ketetapan
jenis dan dosis pupuk pertanaman.
Dalam praktikum tentang perlakukan pemupukan
tanaman yang dipergunakan untuk perlakuan ini adalah tanaman
sawi. Dimana tanaman kacang tanah yang ditanam diberikan
perlakuan berupa pemberian macam-macam pupuk anorganik
dengan dosis yang sama. Macam- macam pupuk yang digunakan
yaitu KCL, pupuk kandang Urea, dan TSP. Dengan pemerian
perlakuan pupuk ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh
macam pupuk terhadap fase pertumbuhan sawi.

Anda mungkin juga menyukai