Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta

memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan

aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945 (UU No: 2 Tahun 1989, bagian menimbang a).1

Pendidian dasar merupakan salah satu tempat pondasi untuk

mengembangkan diri baik berkenaan aspek jasmaniah maupun rohaniah

adalah madrasah. Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng

merupakan lembaga pendidikan yang bercirikan Islam, dilihat dari sudut

organisasi Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng merupakan

organisasi yang mengelola diri sendiri di lingkungan Departemen Agama dan

dilihat dari sudut sistem pendidikan nasional Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul

Muttaqin” Punggng merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

sistem pendidikan Nasional.

Acuan dasar penyelenggaraan pendidian dasar adaalah Undang-

undang Republik Indonesia Nomer. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan

Nasional Bab II, pasal 3 yang berbunyi:

Conny R. Semiawan, Soedijarto, Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional


Menjelang Abad XXI (Jakarta: PT. Grasindo, 1991), hlm. 1

1
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2

Keperluan mendasar untuk mencedaskan anak bangsa adalah

diperlukannya tenaga ahli dalam bidang pendidikan yang berkepribadian kuat

dan yang berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan memadai,

yakni seorang guru.

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur

manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam

pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan,

figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang

menyangkut persoalan pendidikan formal.3

Sejalan dengan kenyataan, keberhasilan nasional akan ditentukan

oleh keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan nasional. Dimana di

dalamnya guru menempati posisi utama dan penting. Memang harus diakui

dan tidak dapat disangkal selama ini peran guru diperlakukan kurang taat asas

dalam arti dinyatakan sebagai sosok yang teramat penting namun tanpa

disertai kesediaan untuk menghargai mereka sebagaimana mestinya. Dengan

Depdiknas. Undang-undang Nomer 20 Tahun. 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional dan Undang-undang Nomer. 14 Tahun. 2005 Tentang Guru dan Dosen (Bandung:
Citra Umbara, 2006), hlm. 76
3
Syiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2000), hlm. 1

2
kata lain, untuk memprofesionalkan jabatan guru masih belum memiliki

pijakan struktural yang memadai.4

Salah satu faktor yang menunjang terhadap kelangsungan pendidikan

yaitu dengan adanya guru yang berkualitas yang akan mengantarkan anak

didiknya menuju gerbang kesuksesan. Terlebih lagi ditengah perlintasan

perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala

perubahan serta pergeseran nilai, sehingga potret pendidikan masa depan

tercermin dari potret guru yang berkualitas, dan gerak maju pendidikan

berbanding lurus dengan citra para guru ditengah masyarakat.5 Sedangkan di

dalam mengukur berkualitas tidaknya seorang guru, hal ini bisa dilihat dari

seberapa profesionalkah guru tersebut di dalam menjalankan tugasnya sebagai

seorang pendidik.

kemampuan profesional guru sangat penting dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan sebagai mana yang diamanatkan dalam

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa titik berat pembangunan

pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu dan setiap jenjang dan jenis

pendidikan. Tetapi hal ini tidak mungkin tercapai apabila tidak disertai usaha

dari guru itu sendiri untuk senantiasa meningkatkan kemampuan

Syaifudin Nurdin dan Basyarudin Usman, Guru Profesional dan Implementasi


Kurikulum. (Jakarta: Ciputar Pers. 2002), hlm. 1
5
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rodakarya. 1992),
hlm. 5

3
profesionalnya dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar.6 Hal ini sesuai

dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori ra. yang berbunyi:

‫س َد اَأل ْم ُر ِإلَى َغ ْي ِرَأ ْهلِ ِه فَا ْنت َِظ ُر ْوا‬ ِ ‫عَنْ َأبِى ُه َر ْي َرةَ َر‬
ِ ‫ ِإ َذا ُو‬:‫قَا َل‬...:‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬

)‫سا َعةٌَ (رواه البخازي‬


َّ ‫أل‬

"Dari Abi Huraira r.a. berkata:…Rasulullah SAW. Bersabda: Bila suatu


urusan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya". (H.R. Bhukhori).7

Undang-undang Nomer. 14 Tahun. 2005 tentang guru dan dosen, juga

menjelaskan bahwasanya guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.8

Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas

kinerja guru, oleh karena itu usaha meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar perlu secara terus menerus

mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan.

Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan

kemampuan dan usaha mereka sendiri. Namun sering kali guru masih

memerlukan bantuan orang lain, karena ia belum mengetahui atau memahami

jenis, prosedur dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat

Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1993), hlm. 1

7
Mahalli Ahmad Mudjab, “Hadits Shahih Al-Bukhari” (Yogyakarta: ‘Izza Pustaka,
2001), hlm. 117-118
8
Depdiknas, Op. Cit, hlm. 2

4
diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka.9 Disinilah

diperlukan peranan dari seorang kepala sekolah/ Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul

Muttaqin” Punggng sebagai pejabat formal, manajer, seorang pemimipin,

seorang pendidik dan juga sebagai staf dalam pendidikan. Untuk membina dan

meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar

dalam hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah.

Mengingat tugas guru sedemikian beratnya maka kepala sekolah/ Madrasah

Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng sebagai seorang yang bertanggung

jawab terhadap mutu lembaga pendidikan hendaknya mengetahui tentang

kekurangan dan kelebihan guru akan lebih memudahkan bagi kepala sekolah/

Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng dalam memberikan

bimbingan dalam rangka pengembangan profesionalisme guru, terlebih lagi

disini dikhususkan bagi guru Pendidikan Agama Islam.

keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya,

maka dia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu

melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. Kepala

sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua

urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya

atau informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.

Kepala sekolah sebagai seorang pendidik, administrator, pemimpin dan

Soejipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 230

5
supervisor, diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga

pendidikan kearah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa

depan.

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

lembaga sekolah. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah

dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif

dengan guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat

mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan

penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok. Perilaku instrumental merupakan tugas-tugas yang di

orientasikan dan secara langsung diklarifikasikan dalam peranan dan tugas-

tugas para guru sebagai individu dan kelompok.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk itu peningkatan

kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran disekolah menjadi

tanggung jawab kepala sekolah sebagi supervisor, Pembina dan atasan

langsung. Sebagaimana yang kita fahami bersama bahwa masalah profesi akan

selalu ada dan terus berlanjut seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sehingga bimbingan dan pembinaan yang profesional dari kepala

sekolah akan selalu dibutuhkan oleh guru secara berkesinambungan.

Pembinaan tersebut disamping untuk meningkatkan semangat kerja guru, juga

diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap munculnya sikap

profesional guru.

6
Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng Punggin-

Mojokerto adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada dalam naungan

Kementrian Agama (Kemenag). Madraasah ini merupakan salah satu sekolah

Swasta yang terkenal memiliki kredibilitas yang sangat bagus dalam

pandangan masyarakat sekitar. Keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul

Muttaqin” Punggng Punggingini tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang

berwawasan masa depan. Disamping itu Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul

Muttaqin” Punggng Pungging merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

yang mengalami perkembangan cukup pesat dan mampu bersaing dengan

lembaga-lembaga pendidikan yang sederajat di kabupaten Mojokerto,

sehingga dipandang perlu untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru

khususnya dalam bidang profesionalisme, terlebih lagi guru di bawah naungan

Pendidikan Agama yang notabennya sebagai guru yang membimbing dan

yang mampu menjadikan peserta didik menjadi manusia muslim yang

berkualitas dalam arti peserta didik mampu mengembangkan pandanagn

hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup yang berperspektif Islam.

Mengacu pada uraian di atas, penulis tertarik mengadakan suatu

penelitian di Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng - Pungging

Kab. Mojokerto dengan beberapa pertimbangan antara lain: bahwa Madrasah

Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng - Pungging Kab. Mojokerto ini telah

menunjukkan dinamika dan perkembangan yang sangat pesat meskipun

sekolah tersebut berada di bawah naungan sebuah Yayasan, dalam arti perlu

diadakan suatu penelitian untuk mengungkap tentang kiprah Madrasah

7
Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng Kabupaten Mojokerto dalam

mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah masyarakat, yang kemudian

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul STRATEGI KEPALA

SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIONALITAS

GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH SABILUL MUTTAQIN

KALIPURO KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN

MOJOKERTO

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya diberikan

rumusan masalah sebagai langkah preventif agar tidak terjadi penyimpangan

dalam pembahasan penelitian. Adapun rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimana strategi kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin”

Pungging dalam mengembangkan profesionalitas guru di Madrasah

Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Pungging ?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepala Madrasah Ibtidaiyah

“Sabilul Muttaqin” Punggng dalam mengembangkan profesionalitas guru

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin

Pungging ?

3. Bagaimana upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Pungging

untuk mengatasi faktor penghambat dalam mengembangkan

profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Pungging ?

C. Tujuan Penelitian

8
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang

ingin peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi kepala Madrasah Ibtidaiyah Sabilul

Muttaqin Punggng dalam mengembangkan profesionalitas guru

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin

Pungging

2. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepala Madrasah

Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Punggng dalam mengembangkan

profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Pungging.

3. Untuk mengetahui bagaimana upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah Sabilul

Muttaqin Pungging untuk mengatasi faktor penghambat dalam

mengembangkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul

Muttaqin Pungging

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak

secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan peningkatan kualitas

pendidikan agama Islam. Adapun kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi lembaga

Penelitian ini berfungsi sebagai gambaran awal tentang strategi

kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng dalam

mengembangkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul

Muttaqin” Punggng Pungging

9
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian ini sebagai bahan informasi atau kerangka

pengembangan keilmuan pada penelitian berikutnya.

3. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan informasi tentang bagaimana strategi .

kepala Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Pungging dalam

mengembangkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul

Muttaqin Punggng

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan atas keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan peneliti,

serta untuk mempermudah penelitian dan menghindari luasnya masalah

dalam pembahasan skripsi ini sekaligus untuk mempermudah pemahaman,

maka peneliti membatasi penelitian ini pada:

1. Tentang strategi kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng

dalam mengembangkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah

“Sabilul Muttaqin” Punggng Pungging

2. Tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepala Madrasah Ibtidaiyah

“Sabilul Muttaqin” Punggng dalam mengembangkan profesionalitas guru

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin”

Punggng

3. Tentang upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng

untuk mengatasi faktor penghambat dalam mengembangkan

10
profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

“Sabilul Muttaqin” Punggng - Mojokerto

F. Penegasan Istilah

Agar dapat dipahami dengan jelas judul skripsi ini, maka terlebih

dahulu perlu dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut, antara lain:

1. Strategi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia strategi mempunyai

beberapa arti, antara lain:

a. Ilmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam

kondisi perang atau dalam kondisi yang menguntungkan.

c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.

d. Tempat yang baik menurut siasat perang.10

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan strategi adalah segala

upaya atau rencana yang cermat yang akan dan sedang dilakukan oleh

kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng dalam

mengembangkan profesionalitas guru

Kepala Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng adalah seorang

tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah

di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana

10

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus


Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka; Debdikbud. 1996), hlm. 964

11
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran".11

2. Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar-benar

menguasai, sungguh-sungguh kepada profesinya.12 Jadi profesionalitas

bisa dikatakan sebagai suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota

suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian

yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan

demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu “keadaan”

derajat keprofesian seseorang yang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan

keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

3. Guru adalah orang yang memberikan materi pengetahuan agama Islam

dan Umum serta juga mendidik murid-muridnya, agar mereka kelak

menjadi manusia yang takwa kepada Allah SWT. Di samping itu, guru

juga berfungsi sebagai pembimbing agar para murid sejak mulai sekarang

dapat bertindak dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat mempraktikkan

syariat Islam (Tim Penyusun Buku Pedoman Guru Agama SD, 1976: 8).13

G. Sistematika Pembahasan

11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 83
12
http://nuritaputranti.wordpress.com/2008/05/08/186/. Diakses.
06 Maret 2009
13
http://mahmudi.multiply.com/journal/item/120/
Kriteria_Guru_PAI_Profesional_Tugas_Kelompok_M.K._MetLit. Diakses. 26 Februari 2009

12
Sistematika yang dimaksud adalah merupakan keseluruhan isi dari

pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari enam bab. Dari bab-bab itu

terdapat sub-sub yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam

penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah

sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui

gambaran secara umum dari keseluruhan skripsi ini yang akan

dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral untuk

pembahasan pada bab-bab selanjutnya, yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

ruang lingkup dan batasan penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika pembahasan.

Bab II: Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai konsep tentang

kepala sekolah/madrsah, konsep tentang guru , konsep tentang

profesionalitas guru agama Islam, strategi mengembangkan

profesionalitas guru pendidikan agama Islam, faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam mengembangkan profesionalitas guru , dan

upaya untuk mengatasi faktor penghambat dalam mengembangkan

profesionalitas guru pendidikan agama Islam.

Bab III: Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi

pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,

sumber data yang diperoleh, tehnis pengumpulan data, cara

menganalisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

13
Bab IV: Pada bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian atau

penyajian yang diambil dari realita-realita objek berdasarkan

penelitian yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin”

Punggng - Kab. Mojokerto.

Bab V: Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng -

Kab. Mojokerto. Dari sini penulis dapat mengklasifikasikan data-data

dalam rangka mengambil kesimpulan.

Bab VI: Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil

akhir yang mencakup kesimpulan dan saran.

14

Anda mungkin juga menyukai