PENDAHULUAN
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta
1
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2
dan yang berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermutu dan memadai,
manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam
dalamnya guru menempati posisi utama dan penting. Memang harus diakui
dan tidak dapat disangkal selama ini peran guru diperlakukan kurang taat asas
dalam arti dinyatakan sebagai sosok yang teramat penting namun tanpa
2
kata lain, untuk memprofesionalkan jabatan guru masih belum memiliki
yaitu dengan adanya guru yang berkualitas yang akan mengantarkan anak
tercermin dari potret guru yang berkualitas, dan gerak maju pendidikan
dalam mengukur berkualitas tidaknya seorang guru, hal ini bisa dilihat dari
seorang pendidik.
pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu dan setiap jenjang dan jenis
pendidikan. Tetapi hal ini tidak mungkin tercapai apabila tidak disertai usaha
3
profesionalnya dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar.6 Hal ini sesuai
dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori ra. yang berbunyi:
س َد اَأل ْم ُر ِإلَى َغ ْي ِرَأ ْهلِ ِه فَا ْنت َِظ ُر ْوا ِ عَنْ َأبِى ُه َر ْي َرةَ َر
ِ ِإ َذا ُو:قَا َل...:ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
kinerja guru, oleh karena itu usaha meningkatkan kemampuan guru dalam
Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan
kemampuan dan usaha mereka sendiri. Namun sering kali guru masih
Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1993), hlm. 1
7
Mahalli Ahmad Mudjab, “Hadits Shahih Al-Bukhari” (Yogyakarta: ‘Izza Pustaka,
2001), hlm. 117-118
8
Depdiknas, Op. Cit, hlm. 2
4
diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka.9 Disinilah
seorang pendidik dan juga sebagai staf dalam pendidikan. Untuk membina dan
dalam hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah.
kekurangan dan kelebihan guru akan lebih memudahkan bagi kepala sekolah/
maka dia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu
melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. Kepala
Soejipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 230
5
supervisor, diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga
pendidikan kearah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa
depan.
dengan guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan
langsung. Sebagaimana yang kita fahami bersama bahwa masalah profesi akan
selalu ada dan terus berlanjut seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
profesional guru.
6
Madrasah Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng Punggin-
Mojokerto adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada dalam naungan
Muttaqin” Punggng Punggingini tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang
sekolah tersebut berada di bawah naungan sebuah Yayasan, dalam arti perlu
7
Ibtidaiyah “Sabilul Muttaqin” Punggng Kabupaten Mojokerto dalam
MOJOKERTO
B. Rumusan Masalah
Pungging ?
C. Tujuan Penelitian
8
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang
Pungging
Muttaqin Pungging
D. Kegunaan Penelitian
pendidikan agama Islam. Adapun kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai
1. Bagi lembaga
9
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
3. Bagi penulis
Muttaqin Punggng
Punggng
10
profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah
F. Penegasan Istilah
Agar dapat dipahami dengan jelas judul skripsi ini, maka terlebih
dahulu perlu dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut, antara lain:
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam
khusus.
upaya atau rencana yang cermat yang akan dan sedang dilakukan oleh
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
10
11
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran".11
bisa dikatakan sebagai suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
menjadi manusia yang takwa kepada Allah SWT. Di samping itu, guru
juga berfungsi sebagai pembimbing agar para murid sejak mulai sekarang
syariat Islam (Tim Penyusun Buku Pedoman Guru Agama SD, 1976: 8).13
G. Sistematika Pembahasan
11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 83
12
http://nuritaputranti.wordpress.com/2008/05/08/186/. Diakses.
06 Maret 2009
13
http://mahmudi.multiply.com/journal/item/120/
Kriteria_Guru_PAI_Profesional_Tugas_Kelompok_M.K._MetLit. Diakses. 26 Februari 2009
12
Sistematika yang dimaksud adalah merupakan keseluruhan isi dari
pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari enam bab. Dari bab-bab itu
penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah
sebagai berikut:
sistematika pembahasan.
Bab II: Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai konsep tentang
Bab III: Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi
13
Bab IV: Pada bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian atau
Bab V: Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian yang
Bab VI: Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil
14