Anda di halaman 1dari 1

HKUM4210-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4210/Hukum Lingkungan
Tugas :1
No. Soal
1. Pembuang limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) dapat dijerat pidana dengan sanksi denda
mencapai Rp 3 miliar. Sementara itu, produsen limbah B3 yang tidak mengolah limbahnya kembali
dapat didenda minimal Rp 1 miliar dan maksimal Rp 3 miliar.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya akan memproses hukum
terhadap perusahaan yang terbukti membuang limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) bekas
produksi minyak goreng.
Gundukan tanah diduga limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) ditemukan di sejumlah titik di
kawasan Marunda sejak beberapa bulan terakhir. Limbah itu diduga berjenis spent bleaching earth
(SBE) dari industri minyak sawit yang berfungsi menjernihkan cairan minyak goreng.

sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/09/17062161/perusahaan-yang-buang-limbah-
b3-di-marunda-terancam-denda-rp-3-miliar.

Berdasarkan kasus di atas:


a. Jelaskan apa yang dimaksud prinsip pencemar membayar?
b. Dalam kasus tersebut apakah pelaku / penanggungjawab usaha dapat dikenakan kewajiban
pencemar membayar? Berikan dasar hukumnya!
c. Analisislah kaitan antara prinsip pencemar membayar dengan pertanggungjawaban mutlak
dalam Pasal 88 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009!

2. Proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali, batal dilaksanakan oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI).
Izin lokasi reklamasi yang dipegang perusahaan tersebut dianggap telah kedaluarsa sejak 26 Agustus
lalu.

Selain itu, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek reklamasi Teluk Benoa juga dinilai
tidak layak karena aspek sosio kultural yaitu adanya penolakan dari masyarakat.

Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI), gerakan yang lantang menolak reklamasi di
Pulau Dewata itu, menyatakan hal ini merupakan kemenangan rakyat Bali dalam perjuangan menolak
reklamasi Teluk Benoa sejak lima tahuin lalu. Mereka berharap kemenangan ini dapat menjadi pemantik
bagi masyarakat untuk terus mengkritisi pembangunan yang dinilai tidak adil. Selain menjadi
pembelajaran bagi pengusaha yang ingin berinvestasi agar memperhatikan lingkungan dan kepentingan
masyarakat.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180828082316-20-325397/reklamasi-teluk-benoa-
disetop-berkat-penolakan-warga-bali/

Berdasarkan kasus di atas


a. Jelaskanlah apa yang dimaksud asas partisipatif dalam pengelolan dan perlindungan lingkungan
hidup!
b. Jelaskan kapan dan bagaimana partsipasi masyarakat dalam yang berkaitan dengan AMDAL?
Jelaskan dengan dasar hukumnya!

1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai