Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andini Putri

NIM : 05020420025

Kelas : HTN 4A

Matkul : Hukum Perdata

_____________________________________________________________________________________
_

HUKUM JAMINAN

_____________________________________________________________________________________
_

Hukum jaminan adalah Kaidah-kaidah hubungan hukum antara penjamin (debitur) dan penerima
penjamin (kreditur) sebagai akibat pembebanan utang tertentu (kredit) dengan jaminan (sesuatu atau
orang tertentu). UU Penjaminan mengatur tidak hanya perlindungan hukum terhadap kreditur sebagai
debitur, tetapi juga perlindungan hukum terhadap debitur sebagai debitur.

Undang-undang yang Mengatur Hukum Jaminan.

Undang-undang tersebut tidak memiliki konsep hukum jaminan, tetapi KUHPerdata memuat ketentuan
jaminan secara umum. Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata menyatakan bahwa menurut Pasal 1131
KUH Perdata, “segala barang milik debitur baik yang sekarang maupun yang akan datang, dijamin oleh
kewajiban-kewajiban pribadi debitur”. Oleh karena itu, seluruh aset tersebut otomatis dijadikan jaminan
utang.

Menurut Pasal 1132 KUH Perdata, barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditur,
dan kecuali ada alasan yang baik untuk didahulukan, pendapatan dari penjualan barang-barang itu akan
dibagi menurut jumlah utangnya masing-masing.

Sifat Perjanjian Jaminan

Perjanjian penjaminan tidak dapat berdiri sendiri kecuali didahului oleh kontrak berjangka waktu tetap
atau kontrak utama. Oleh karena itu, aturan garansi adalah kontrak (aksesoris), suplemen, atau
perpanjangan. Dalam hal wanprestasi, tidak ada yang dapat menjamin hutang, sehingga kontrak
jaminan akan berakhir setelah kontrak ini selesai.

Jenis-Jenis Jaminan Kebendaan

Sudah dijelaskan bahwa ada pasal yang mengatur tentang barang jaminan yang disebut jaminan fisik.
Jenis-jenis jaminan material adalah:

1) Gadai
Aset yang dijaminkan adalah properti yang terdiri dari aset berwujud dan tidak berwujud sebagai
berikut: Hak untuk menerima perhiasan dan uang (kwitansi). Jika debitur tidak mampu mengembalikan
pinjamannya, kreditur dapat memasukkan barang tersebut.

Sesuai dengan Pasal 1155 dan 1156 KUHPerdata, penyitaan atas barang yang dijaminkan dapat
dilakukan dengan penyitaan langsung atau penyitaan berdasarkan putusan pengadilan sebelumnya.

2) Fidusia

Fidusia adalah pemindahan wali amanat ke harta bendanya selama pemindahan kepemilikan itu berada
di bawah kendali pemiliknya. Amanah tersebut dijamin oleh Undang-Undang Jaminan Perwalian No. 42
Tahun 1999.

Perwalian mencakup harta benda bergerak atau tidak bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud,
seperti bangunan yang tidak dihalangi hak tanggungan, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996. ..

3) Hipotek

Hipotek adalah kepemilikan sah atas real estat yang digunakan sebagai jaminan untuk memenuhi
kontrak. Target pemasangan adalah kapal dengan kapasitas muat 20 m3. Hal ini diatur dalam Pasal
1162-1232 KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 17 tentang Angkutan, Bab IV Hak Tanggungan dan
Angkutan Prioritas Tagihan.

Anda mungkin juga menyukai