Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia adalah putusan Majelis
Hakim Agung di Mahkamah Agung Indonesia yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap berisi kaidah hukum yang diberlakukan dalam memeriksa dan memutus perkara dalam lingkup Peradilan Pidana, Perdata, Tata Usaha Negara, Agama dan Niaga yang dikualifikasi. Beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung RI yang telah beberapa kali dipergunakan sebagai acuan bagi para Hakim untuk memutus suatu perkara yang sama sehingga menjadi sumber hukum yang memiliki kekuatan mengikat secara relatif.
Putusan Mahkamah Agung tersebut akan diseleksi oleh Tim Khusus
dan apabila dianggap layak untuk menjadi Yurisprudensi maka akan dipublikasikan oleh Mahkamah Agung. Judul atau Nama dari publikasi tersebut disesuaikan dengan tahun terbitannya misalnya Yurisprudensi Mahkamah Agung Tahun 2006.
Penerbitkan buku tersebut biasanya dilakukan setiap tahun.
Sedangkan putusan yang diterbitkan oleh Puslitbang adalah hasil kajian atau penelitian terhadap putusan suatu kasus yang dianggap menarik. Penerbitan oleh Puslitbang ini belum dilakukan secara reguler. Sayangnya jumlah eksemplar cetakannya dibatasi, yakni disesuaikan dengan jumlah hakim yang ada di seluruh Indonesia dan jumlah perpustakaan yang akan dikirimi publikasi tersebut.
Buku yurisprudensi ini dibagikan secara gratis. Namun karena
banyak pihak lain di luar korps hakim dan perpustakaan, khususnya kalangan pengacara, yang ingin memiliki Yurisprudensi MA, maka biasanya pihak MA akan mencari dana di luar dana APBN untuk mencetak lebih banyak lagi buku yurisprudensi tersebut dan menjualnya ke masyarakat yang berminat.
No. Ketetapan Hukum Dasar
Yurisprudensi 01. Jual beli yang dilakukan di bawahtangan sebelum adanya Undang-Undang Pokok Agraria dan tanah sengketa merupakan tanah eigendom, maka masih berlaku sistem BW. 02. Mengenai harta bersama walaupun tidak ada tuntutan akan tetapi Hakim secara ex officio dapat membagi harta bersama tersebut. Anak angkat mendapat 1/3 dari tirkah. Anak perempuan dari istri kedua dinyatakan sebagai ahli waris dan mendapat bagian sisa dari bagian istri pertama dan isteri kedua (ibunya). Sedangkan saudara laki-laki dan saudara perempuan pewaris tidak mendapat bagian warisan karena terhalang oleh anak perempuan pewaris 03. Menetapkan memberikan hak kepada Penggugat/Pembanding Sulistiyo untuk bertemu secara intensif dengan anak bernama Dimas Chandra selama 3 (tiga) hari dalam seminggu terhitung sejak putusan ini dijatuhkan sampai secara hukum anak tersebut dapat memilih sendiri untuk ikut ibu atau bapaknya (umur 12 tahun). 04. “Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 adalah Undang-Undang untuk peradilan tingkat banding sehingga tidak dapat diterapkan pada pembuatan surat gugat dalam tingkat pertama”. 05. “Bahwa penggabungan beberapa tuntutan dari Penggugat dapat dibenarkan sepanjang gabungan tuntutan perceraian dengan segala akibat hukumnya sebagaimana diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, sedangkan tuntutan lainnya yang tidak diatur dalam pasal tersebut cukup dinyatakan tidak dapat diterima, tidak seharusnya keseluruhan gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima dengan alasan obscuur libel” 06. “Dalam perkara sengketa waris mal waris, tidak perlu ditetapkan taksiran harga dan penunjukan obyek sengketa yang menjadi bagian masing-masing karena harga tersebut dapat berubah pada saat eksekusi” 07. Kuitansi yang diajukan oleh Tergugat sebagai bukti, karena tidak bermeterai, oleh Hakim dikesampingkan. 08. Bekas suami menurut hukum acara yang berlaku (Pasal 172 R.Bg.) tidak boleh didengar sebagai saksi. 09. Karena yudex facti belum pernah mengadakan pemeriksaan setempat mengenai batas-batas tanah sengketa, kepada Pengadilan Negeri diperintahkan untuk mengadakan pemeriksaan tambahan mengenai batas-batas tanah tersebut. 10. Bahwa walaupun ada dua perkara yang berkaitan erat satu dengan lainnya tetapi tunduk pada hukum acara yang berbeda, maka tidak dibenarkan untuk digabungkan. Dalam hal ini pokok perkaranya adalah Penggugat menuntut pembagian harta warisan (perkara contentius) yang sekaligus digabungkan dengan perkara permohonan hak agar ditetapkan sebagai anak angkat (perkara voluntair), hal ini melanggar ketertiban beracara dengan adanya penggabungan tersebut. Karena upaya hukum perkara Voluntair adalah kasasi sedangkan upaya hukum perkara contentiosa adalah banding. Berbeda halnya dengan penggabungan perkara itsbat nikah (perkara voluntair) dalam rangka perceraian (perkara contentiosa), dimana satu orang Penggugat (Pemohon) melawan satu orang Tergugat (Termohon), sedangkan dalam perkara ini terdapat beberapa orang Tergugat yang menyangkal dalil-dalil Penggugat untuk ditetapkan sebagai anak angkat yang akan memperoleh warisan melalui wasiat wajibah. 11. Kumulasi subyektif (dhi. terdapat 3 orang Tergugat) berbeda dengan itsbat nikah dalam rangka perceraian, dimana Penggugat (Pemohon)nya dan Tergugat (Termohon) masing-masing seorang. 12. Gugatan yang ditujukan lebih dari seorang Tergugat yang antara Tergugat-Tergugat itu tidak ada hubungan hukumnya, tidak dapat diadakan dalam satu gugatan tetapi masing- masing Tergugat harus digugat sendiri- sendiri. 13. Karena setelah diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengadilan Negeri atas perintah Mahkamah Agung, tanah yang dikuasai Tergugat ternyata tidak sama batas-batas dan luasnya dengan yang tercantum dalam gugatan, maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima. 14. "Testimonium de auditu tidak dapat Putusan MARI digunakan sebagai saksi langsung tetapi nomor 308 penggunaan kesaksian yang bersangkutan K/Sip/1959 sebagai persangkaan, yang dari persangkaan Tanggal 11 itu dibuktikan sesuatu tidaklah dilarang". Nopember 1959 15. "Terjadi perceraian serta pembagian harta Putusan MARI bersama antara bekas suami-isteri masing- nomor 392 masing 1/2 bagian. Bahwa dipertimbangkan K/Pdt/1969 perihal harta benda tersebut termasuk biaya Tanggal 1 Oktober hidup, pendidikan dan pemeliharaan anak 1969 yang menurut yurisprudensi sebagai hukum yang hidup biaya-biaya tersebut tidak hanya dibebankan kepada ayah saja tetapi juga kepada ibu, sehingga untuk menjamin pembagian tersebut, conservatoir beslag dapat disahkan dan dinyatakan berharga teristimewa untuk jaminan pelaksanaan putusan (eksekusi)". 16. Dalam hal jawaban Tergugat yang menyangkal Putusan MARI atau keterangan yang berlainan dari surat nomor 499 gugatan, maka Penggugat harus K/Sip/1970 membuktikannya. tanggal 4 Pebruari 1970 17. Surat-surat yang ditandatangani oleh orang- Putusan MARI orang yang tidak cakap berbuat dalam hukum nomor 499 (onbekwan personen) tidak dapat diajukan K/Sip/1970 sebagai alat bukti Tanggal 4 Pebruari 1970 18. "Apa saja yang dibeli, jika uang pembeliannya Putusan MARI berasal dari harta bersama, maka dalam nomor 803 barang tersebut tetap melekat harta bersama K/Sip/1970 meskipun barang itu dibeli atau dibangun Tanggal 5 Mei berasal dari pribadi" 1970 19. "Dalam hal Pengadilan "Mengabulkan gugatan Putusan MARI untuk sebagian" dalam amar putusan, harus nomor 803 dicantumkan pula bahwa Pengadilan K/Sip/1970 "Menolak gugatan untuk selebihnya". Tanggal 5 Mei 1970 20. “Tanggungjawab ahli waris terhadap utang Kompilasi Hukum sipewaris hanya terbatas pada jumlah atau Islam Pasal 175 nilai harta peninggalan ayat (2) 21. “Perubahan gugatan dapat dikabulkan asalkan Putusan MA tidak melampaui batas-batas materi pokok nomor 434 yang dapat menimbulkan kerugian pada hak K/Pdt/1970 pembelaan para Tergugat” Tanggal 11 Maret 1971} jo. Pasal 127 Rv 22. Dalam hal pada waktu perkara disidangkan Putusan MA Tergugat ternyata telah meninggal, apabila nomor 429 Penggugat tidak berkeberatan perkara dapat K/Sip/1971 diteruskan oleh ahli waris Tergugat. Tanggal 10 Juli 1971 23. Surat bukti yang tidak bermeterai tidak Putusan MARI merupakan alat bukti yang sah nomor 589 K/sip/1970 tanggal 13 Maret 1971 24. Hal-hal yang diajukan oleh Penggugat yang Putusan MARI tidak disangkal oleh Tergugat dapat dianggap nomor 803 sebagai alat bukti. K/Sip/1970 tanggal 8 Mei 1971 25. Surat keterangan pajak bukan merupakan Putusan MARI bukti kepemilikan, karena sering terjadi nomor 767 bahwa pada surat keterangan pajak masih K/Sip/1970 tetap tercantum nama pemilik tanah yang Tanggal 13 Maret lama padahal tanahnya sudah menjadi milik 1971 orang lain 26. “Dengan adanya pengakuan tegas, maka Putusan Penggugat tidak perlu membuktikan lagi Mahkamah Agung dalilnya”. Republik Indonesia (MARI) nomor 858 K/Sip/1971 tanggal 27 Oktober 1971 27. "Adanya pengakuan Tergugat dianggap Putusan gugatan telah terbukti” Mahkamah Agung Republik Indonesia, nomor 497 K/SIP/1971 tanggal 01 September 1971 28. Dengan adanya pengakuan Tergugat, Putusan MARI dianggap gugatan Penggugat telah terbukti. nomor 496 K/Sip/1971 Tanggal 1 September 1971 29. "Perubahan gugatan dapat dibenarkan asalkan Putusan MARI tidak melampaui batas-batas materi nomor 434 pokok/posita yang dapat menimbulkan K/Sip/1970 kerugian pada Tergugat". Tanggal 11 Maret 1971 30. Suatu akte perjanjian jual beli yang Putusan MARI dilaksanakan dihadapan seorang pejabat akte nomor 937 tanah menurut Undang-Undang Nomor 10 K/Sip/1970 Tahun 1961 dianggap sebagai bukti yang Tanggal 22 Maret mempunyai kekuatan bukti yang sempurna. 1972 31. Siapa yang membuktikan sesuatu haruslah Putusan MARI membuktikan dalilnya nomor 1121 K/Sip/1971 Tanggal 15 April 1972 32. Dalam hal dua tandatangan yang berbeda Putusan MARI yang dibuat oleh seorang yang sama terdapat nomor 213 sedikit perbedaan disebabkan oleh perbedaan K/Sip/1955 jangka waktu, maka Hakim dapat mengambil Tanggal 10 April kesimpulan sendiri tentang suatu alat bukti 1957 dan Putusan tanpa diperlukan mendengar saksi ahli. MARI nomor 840 K/Sip/1971 Tanggal 19 Januari 1972
33. "Dua perkara yang berhubungan erat satu Putusan MARI
dengan lainnya tetapi masing-masing tunduk nomor 677 pada hukum acara yang berbeda tidak boleh K/Sip/1972 digabungkan. Tanggal 13 Desember 1972 34. Dengan meninggalnya Penggugat asli dan Putusan MARI tidak adanya persetujuan dari semua ahli nomor 431 warisnya untuk melanjutkan gugatan semula, K/Sip/1973 gugatan harus dinyatakan gugur. Tanggal 9 Mei 1974 35. "Menambahkan alasan-alasan hukum yang Putusan MARI tidak diajukan oleh pihak-pihak merupakan nomor 1043 kewajiban Hakim berdasarkan Pasal 178 RIB." K/Sip/1971 Tanggal 3 Desember 1974 36. Kepentingan si anak yang harus dipergunakan Putusan MARI selaku patokan untuk menentukan siapa dari nomor 906 orang tuanya yang diserahi pemeliharaan si K/Sip/1973 anak. Tanggal 25 Juni 1974 37. Kewajiban membiayai kehidupan pendidikan Putusan MARI dan pemeliharaan anak, tidak hanya nomor 906 dibebankan kepada ayahnya saja, tetapi juga K/Sip/1973 kepada ibunya sehingga patut kepada masing- Tanggal 25 Juni masing dibebankan separoh dari termaksud. 1974 38. Dalam hal perkara sebelum diputuskan, Putusan MARI Tergugat meninggal, haruslah ditentukan nomor 332 lebih dulu siapa-siapa yang menjadi ahli K/Sip/1971 warisnya dan terhadap siapa selanjutnya Tanggal 10 Juli gugatan itu diteruskan, karena bila tidak 1971 jo. vide putusannya akan tidak dapat dilaksanakan Putusan MARI nomor 459 K/Sip/1973 tanggal 29 Desember 1975 39. "Sita jaminan tidak dapat dilakukan terhadap Putusan MARI barang milik pihak ketiga". nomor 476 K/Sip/1974 Tanggal 14 Nopember 1974
40. Karena keterangan-keterangan dari Ambu Putusan MARI
Samilin diberikan tidak di bawah sumpah, nomor 90 keterangan-keterangan tersebut hanya dinilai K/Sip/1973 sebagai petunjuk, untuk menambah Tanggal 29 Mei keterangan-keterangan saksi di bawah 1975 sumpah lainnya. 41. Orang yang diberi kuasa tidak mempunyai hak Menurut Pasal 144 untuk mengajukan gugat lisan" ayat (1) R.Bg. {Putusan MARI nomor 369 K/Sip/1973 Tanggal 4 Desember 1975 42. Karena petitum gugatan tidak jelas, maka Putusan MARI gugatan harus dinyatakan tidak dapat nomor 582 diterima. K/Sip/1973 Tanggal 18 Desember 1975 43. Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya Putusan MARI tidak hanya dikuasai oleh Tergugat nomor 437 I/Pembanding sendiri tetapi bersama-sama K/Sip/1973 dengan saudara kandungnya, seharusnya Tanggal 9 gugatan ditujukan terhadap Tergugat I Desember 1975 Pembanding bersaudara bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri, sehingga oleh karena itu gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima. 44. "Dalam hal biaya perkara dibebankan kepada Putusan MARI kedua belah pihak, harus ditegaskan berapa nomor 432 bagian yang harus dibayar oleh masing- K/Sip/1973 masing pihak". Tanggal 6 Januari 1976 45. "Bekas suami menurut hukum acara yang Putusan MARI berlaku, tidak boleh didengar sebagai saksi". nomor 140 K/Sip/1974 Tanggal 6 Januari 1976 46. “Eksepsi yang isinya senada dengan jawaban- Putusan jawaban biasa mengenai pokok perkara Mahkamah Agung dianggap bukan eksepsi”, maka harus RI nomor 284 dinyatakan ditolak. K/Pdt/1976 tanggal 12 Januari 1976
47. "Putusan provisi dalam perkara ini seharusnya Putusan MARI
hanya berupa larangan untuk meneruskan nomor 1738 bangunan dan penghukuman untuk K/Pdt/1976 membayar uang paksa (jadi tidak mengenai Tanggal ... pokok perkara)". 48. "Permohonan provisi seharusnya bertujuan Putusan MARI agar ada tindakan Hakim yang tidak mengenai nomor 279 pokok perkara, permohonan provisi yang K/Pdt/1976 berisikan pokok perkara harus ditolak". Tanggal 5 Juli 1977 49. Gugatan Penggugat tidak dapat diterima Putusan MARI karena dalam surat gugatan, Tergugat digugat nomor 601 secara pribadi padahal dalam dalil gugatannya K/Sip/1975 disebutkan Tergugat sebagai Pengurus Tanggal 20 April Yayasan yang menjual rumah-rumah milik 1977 yayasan, seharusnya Tergugat yang digugat sebagai Pengurus Yayasan. { 50. Adanya surat penyerahan antara bekas suami Putusan MARI isteri yang perkawinannya dinyatakan putus nomor 1762 karena perceraian, yang merupakan K/Pdt/1994 perdamaian di luar sidang adalah kesepakatan tanggal 29-9-1977 bersama yang harus ditaati oleh keduabelah pihak yang membuatnya 51. "Karena antara Tergugat I sampai dengan Putusan MARI Tergugat IX tidak ada hubungannya satu nomor 343 dengan lainnya, tidaklah tepat mereka digugat K/Sip/1975 sekaligus dalam satu surat gugatan; Tanggal 17 seharusnya mereka digugat satu persatu Pebruari 1977 secara terpisah" 52. Di dalam amar putusan, orang-orang yang Putusan MARI tidak merupakan pihak dalam perkara, tidak nomor 177 dapat dinyatakan sebagai ahli waris. K/Sip/1976 Tanggal 26 Oktober 1976 53. "Karena Tergugat asal II telah menyetujui Putusan MARI pencabutan gugatan dan tidak bersedia nomor 1720 menghadap ke persidangan, maka dapat K/Sip/1978 dipandang bahwa Tergugat tersebut telah Tanggal melepaskan kepentingan dalam perkara ini sehingga pencoretan namanya sebagai Tergugat tidaklah bertentangan dengan hukum"
54. "Gugatan harus dinyatakan tidak dapat
diterima karena gugatan ditujukan terhadap Tergugat pribadi, sedangkan gugatan itu mengenai tindakan-tindakannya yang dilakukannya sebagai pejabat". 55. "Dalam gugat cerai atas alasan perselisihan Putusan MARI dan pertengkaran, ibu kandung dan pembantu nomor 1282 rumahtangga dapat didengar sebagai saksi" K/Sip/1979 Tanggal 20 Desember 1979 56. Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima Putusan MARI karena gugatan tersebut tidak memenuhi nomor 1343 persyaratan formal. Gugatan masih dapat K/Sip/1975 diajukan lagi Tanggal 15 Mei 1979 57. "Gugatan tidak dapat diterima karena Putusan MARI ditujukan terhadap kuasa daripada Ny. nomor 1260 Sukarlin sedangkan yang seharusnya digugat K/Sip/1980 adalah Ny. Sukarlin pribadi" Tanggal 58. “Dalam hal terjadi perceraian, anak yang Putusan MARI belum mumayyiz (belum berumur 12 tahun) nomor 27 adalah hak Ibunya“ K/AG/1982 Tanggal 30 Agustus 1983 59. “Hakim berkeyakinan bahwa rumah tangga Putusan MARI kedua belah pihak antara Pemohon dan nomor 09 Termohon benar telah retak dan sulit untuk K/AG/1994 dirukunkan kembali, maka cukup alasan bagi Tanggal 25 hakim mengabulkan permohonan Pemohon Nopember 1884 untuk menjatuhkan talak satu kepada Termohon” 60. "Barang-barang yang sudah dijaminkan Putusan MARI hutang kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) nomor 394 Cabang Gresik tidak dapat dikenakan K/Sip/1984 conservatoir beslag". Tanggal 5 Juli 1985 61. Karena hubungan hukum yang sesungguhnya Putusan MARI adalah hubungan hutang-piutang antara nomor 400 Penggugat dengan anak Tergugat, anak K/Sip/1984 Tergugat tersebut harus turut digugat Tanggal 19 Juli 1985
62. “Bahwa sanggahan/eksepsi Tergugat tersebut Putusan
pada pokoknya telah mempermasalahkan Mahkamah Agung pokok perkara dan bukan keberatan terhadap RI. nomor 4434 kompetensi Pengadilan atau bukan keberatan K/Pdt/1986 terhadap kehendak undang-undang yang bertanggal 20 harus dipenuhi, sebagaimana menurut Agustus 1988 layaknya formalitas suatu gugatan “atas dasar fakta dari pertimbangan tersebut majelis berpendapat bahwa eksepsi Tergugat tersebut tidak bersandar hukum, yang karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima” 63. “Bahwa bukti tambahan tidak dapat Putusan MARI mematahkan sumpah suppletoir yang telah nomor 935 dilakukan, sebab sumpah tersebut tidak K/Pdt/1998 tunduk pada pemeriksaan banding atau Tanggal 21 kasasi” Desember 1989 64. "Sita jaminan atas rumah bangunan yang Putusan MARI dipakai sebagai praktek dokter karena nomor 8088 termasuk alat untuk mencari nafkah atau mata K/Pdt/1989 pencaharian bagi seorang dokter, tidak Tanggal 20 dibenarkan". Oktober 1990 65. "Perubahan surat gugatan perdata dapat Putusan MARI dibenarkan bila perubahan itu dilakukan nomor 1425 sebelum Hakim membacakan gugatan di K/Sip/1985 dalam persidangan, dan kepada Tergugat Tanggal 24 Juni masih belum diperintahkan untuk menjawab 1991 surat gugatan tersebut". 66. Surat gugatan dibuat dan ditandatangani oleh Putusan MARI kuasanya tanggal 3 Desember 1988 sedangkan nomor 359 surat kuasa yang diberikan oleh Penggugat K/PDT/1992 kepada kuasanya baru terjadi pada tanggal 15 Desember 1988 yang bersangkutan belum menjadi kuasa, sehingga ia tidak berhak menandatangani surat kuasa tersebut. 67. “Hibah yang melebihi 1/3 dari luas obyek Putusan MA sengketa yang dihibahkan adalah nomor 76 bertentangan dengan ketentuan hukum” K/AG/1992 Tanggal 23 Oktober 1993
68. Judex Factie telah salah menerapkan hukum Putusan MARI
karena telah memeriksa dan mengadili obyek nomor 363 perkara yang mengandung sengketa hak milik, K/AG/1995 incasu sedang diproses di Peradilan Tanggal 11 Juli Umum/proses kasasi” 1995 69. “Jika terjadi sengketa mengenai hak milik, Putusan MA maka sesuai dengan ketentuan pasal 50 nomor 162 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 K/Pdt/1992 tentang Peradilan Agama yang berwenang Tanggal 10 mengadili tentang obyek yang menjadi Pebruari 1994}; sengketa tersebut adalah Peradilan Umum/ {Sudah dihapus Pengadilan Negeri”. oleh Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama 70. Menimbang, bahwa majelis hakim Putusan MA berpendapat bahwa Pasal 185 Kompilasi nomor 221 Hukum Islam tentang ahli waris pengganti K/AG/1993 tidak dapat diterapkan untuk menyelesaikan Tanggal 2 Juni peristiwa kematian almarhum yang meninggal 1994 – Putusan pada tahun 1985 karena apabila semua PTA Jakarta peristiwa hukum kewarisan yang telah terjadi nomor sebelum berlakunya Kompilasi Hukum Islam 025/1993/PTA.Jkt dapat digugat dengan mendasarkan pada Tanggal 19 Juni Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam, maka akan 1993 menimbulkan tidak adanya kepastian hukum dan hal ini tidak sesuai dengan Pasal 229 Kompilasi Hukum Islam itu sendiri 71. Dalam perkara sengketa perkawinan termasuk Putusan MARI hadhanah, tidak berlaku asas "nebis in idem" nomor 110 K/AG/1992 Tanggal 24 Juli 1993 72. “Perceraian tidak dapat dikabulkan apabila Putusan MARI tidak memenuhi alasan-alasan sebagaimana nomor 237 ditentukan dalam Pasal 19 f PP No. 9 Tahun K/AG/1995 1975” Tanggal 30 Agustus 1995
73. “Gugatan rekonvensi ternyata tidak terperinci, Putusan MARI
tidak jelas dan kabur. Tuntutan nafkah yang nomor 10 diajukan oleh Penggugat Konpensi/Tergugat K/AG/1995 rekonpensi diajukan ke persidangan pada saat Tanggal 15 Agustus memberikan kesimpulan, maka harus 1995 dinyatakan tidak dapat diterima” 74. “Bahwa oleh karena Pengadilan Agama Putusan MARI Mempawah tidak berwenang mengadili nomor 316 perkara ini, maka sita jaminan yang telah K/AG/1995 dilakukan oleh Pengadilan Agama Mempawah tanggal 30 Oktober harus dinyatakan tidak sah dan tidak 1995 berharga, oleh karenanya harus diperintahkan untuk diangkat” 75. “Bahwa di dalam suatu gugatan perkara Putusan MARI perdata dimana obyek perkara dan nomor 962 Tergugatnya berbeda, maka gugatan tersebut K/Pdt/95 Tanggal harus diajukan secara terpisah terhadap 17 Desember 1995 masing-masing obyek sengketa dan Tergugatnya. Oleh karena itu bila dalam sengketa Penggugat mengajukannya yang obyek sengketa dan Tergugatnya berbeda, digabungkan menjadi satu, terhadap gugatan tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat diterima”. 76. “Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan Putusan MARI melebihi yang dituntut nomor 2831 K/Pdt/1996 77. “Derden Verzet terhadap eksekusi hanya dapat Putusan MARI diajukan oleh sipemilik tanah” nomor 3045 K/Pdt/1991 Tanggal 30 Mei 1996 78. “Karena eksepsi Tergugat I, II, III dan IV Putusan MARI dianggap tepat dan beralasan menurut nomor 2895 hukum, maka Pengadilan tidak perlu K/Pdt/1995 mempertimbangkan lebih lanjut mengenai Tanggal 30 gugatan Penggugat, dan selanjutnya gugatan Agustus 1996 Penggugat tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima” 79. “Terhadap putusan sela tidak dapat diajukan Putusan MARI banding secara berdiri sendiri, harus lebih nomor 316 dahulu ditunggu putusan akhir, baru dapat K/Pdt/1994 diajukan banding bersama-sama dengan Tanggal 28 mei putusan akhir”. 1997
80. “Bahwa dalam hal perceraian tidak perlu Putusan MARI
dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau nomor 534 salahsatu pihak telah meninggalkan pihak K/Pdt/1996 lain, tetapi yang perlu dilihat adalah Tanggal 18 Juni perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu 1996 masih dapat dipertahankan lagi atau tidak” 81. “Hibah wasiat baru berlaku setelah orang yang Putusan MARI menghibahwasiatkan meninggal dunia nomor 3704 sedangkan penghibah sebagai yang K/Pdt/1991 menghibahwasiatkan masih hidup, maka Tanggal 25 Juni hibah wasiat dapat dicabut kembali” 1996 82. “Selama masih ada anak laki-laki maupun Putusan MARI anak perempuan, maka hak waris dari orang- nomor 86 orang yang mempunyai hubungan darah K/AG/1994 dengan pewaris kecuali orang tua, suami dan Tanggal 27 juli isteri menjadi tertutup (terhijab)” 1996 83. “Perceraian dapat dikabulkan karena telah Putusan MARI memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) UU No. nomor 138 1 tahun 1974, Pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun K/AG/1995 1975 dan Pasal 116 f Kompilasi Hukum Islam” Tanggal 26 Juli 1996 84. “Dengan adanya anak perempuan dari Putusan MARI pewaris, maka saudara-saudara kandung nomor 184 pewaris tertutup oleh Tergugat Asal I oleh K/AG/1995 karenanya Penggugat-Penggugat Asal tidak Tanggal 30 berhak atas harta warisan” September 1996 85. “Pemohon bukan pejabat yang berwenang Putusan MARI mengajukan pembatalan perkawinan yang nomor 196 dilangsungkan secara Islam sebagaimana K/AG/1994 dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang Tanggal 15 Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 73 Kompilasi Nopember 1996 Hukum Islam, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima” 86. “Perlawanan oleh para Pelawan yang Putusan MARI menyatakan kepemilikan hak atas tanah nomor 3283 dianggap sah, pembatalannya melalui Surat K/Pdt/1994 Keputusan Menteri Dalam Negeri, maka para Tanggal 27 Maret Pelawan dinyatakan sebagai Pelawan yang 1997 benar dan perlawanannya dapat diterima”.
87. “Bahwa dalam pembagian harta warisan Putusan MARI
menurut Hukum Islam, maka harta warisan nomor 350 tersebut harus dibagi diantara para ahli K/AG/1994 warisnya dengan perbandingan 2 bagian bagi Tanggal 28 Mei anak laki-laki dan satu bagian bagi anak 1997 perempuan” 88. “Bahwa dalam suatu putusan perceraian Putusan MARI dimana seorang Hakim tidak boleh memutus nomor 233 apa yang tidak menjadi petitum gugatan PK/Pdt/1991 dimana dalam gugatan perceraian tersebut Tanggal 20 Juni tidak dikenal adanya gugatan balik terhadap 1997 rekonvensi” 89. Surat bukti fotokopi yang tidak dapat diajukan Putusan MARI atau tidak pernah ada surat aslinya, harus nomor 3609 dikesampingkan sebagai surat bukti. (Vide K/Pdt/1985 Pasal 1888 KUHPerdata). Tanggal 9 Desember 1997 90. “Pengadilan tidak dapat menjatuhkan putusan Putusan MARI atas hal-hal yang tidak dituntut oleh nomor 3182 Penggugat” K/Pdt/1994 Tanggal 30 Juli 1997 91. “Yudex Factie telah salah menerapkan hukum Putusan MARI karena ada ahli waris lainnya yang tidak nomor 537 diikutsertakan sebagai pihak-pihak dalam K/AG/1996 memfaraidhkan harta peninggalan pewaris” Tanggal 11 Juli 1997 92. “Karena petitum berisi permohonan tentang Putusan MARI perceraian dan tentang perwalian yang nomor 1513 seharusnya dapat diperiksa dan diputus dalam K/Pdt/1994 satu putusan, maka petitum perwalian yang tanggal 26 Agustus telah diputus dalam bentuk penetapan harus 1997 dianggap sebagai putusan sehingga permohonan kasasi atas putusan (penetapan) tentang perwalian harus dianggap sebagai permohonan banding terhadap suatu putusan” 93. “Perceraian dapat dikabulkan apabila telah Putusan MARI memenuhi ketentuan Pasal 19 f Peraturan nomor 237 pemerintah Nomor 9 Tahun 1975” K/AG/1998 94. “Permohonan kasasi dapat dikabulkan, karena Putusan MARI gugatan Penggugat kurang pihak atau tidak nomor 184 semua ahli waris dijadikan pihak dalam K/AG/1996 gugatan Penggugat”. Tanggal 27 mei 1998
95. “Bilamana perkara yang pihak Tergugatnya Putusan MARI
gila, sebagian berpendapat bahwa nomor 249 pemeriksaan tetap dilanjutkan dengan K/AG/1996 diwakili oleh tanggal 8 Januari orangtua/walinya/pengampunya, sedangkan 1998 sebagian lainnya berpendapat bahwa harus ada penetapan kurator” 96. “Gugatan penggugat obscuur libel karena Putusan MARI identitas obyek perkara yang tercantum dalam nomor 34 gugatan dan hasil pemeriksaan sidang di K/AG/1997 tempat berbeda. Sedangkan Penggugat tidak Tanggal 27 Juli mengadakan perubahan surat gugatan” 1998 97. Perkawinan pewaris dengan isteri kedua Putusan MARI sampai saat pewaris meninggal dunia tidak nomor 38 pernah dibatalkan, karena itu isteri kedua dan K/AG/1998 anak perempuannya adalah ahli waris Tanggal 5 Oktober 1998 98. “Didalam hal gugatan talak bain shughra Putusan MARI dimana pihak ayah, ibu, dapat diangkat nomor 83 sebagai saksi dan disesuaikan dengan K/AG/1999 keterangan pada saksi dari Tergugat” 99. “Bahwa di dalam perkara gugatan mengenai Putusan MARI hibah dapat dinyatakan batal apabila si nomor 55 penerima hibah tidak dapat membuktikan K/AG/1998 secara nyata barang tersebut telah dihibahkan Tanggal: 29 Juli kepadanya” 1999 100. “Bahwa dikarenakan perselisihan yang terus Putusan MARI menerus dan sudah tidak dapat didamaikan nomor 285 kembali serta sudah tidak satu atap lagi/tidak K/AG/2000 serumah karena tidak disetujui oleh keluarga Tanggal 10 kedua belah pihak, maka dapat dimungkinkan November 2000 jatuhnya ikrar talak” 101. “Bilamana terdapat perbedaan luas dan batas- Putusan MARI batas tanah sengketa dalam posita dan nomor 585 petitum, maka petitum tidak mendukung K/Pdt/2000 posita, karena itu gugatan dinyatakan tidak Tanggal 23 Mei dapat diterima sebab tidak jelas dan kabur”. 2001 102. “Meski kedudukan subyeknya berbeda tetapi Putusan MARI obyeknya sama dengan perkara yang telah nomor 1226 diputus terdahulu dan berkekuatan hukum K/Pdt/2001 tetap, maka gugatan dinyatakan nebis in tanggal 20 Mei idem” 2002
103. “Bahwa suatu perkawinan yang dilakukan oleh Putusan MARI
seseorang yang telah mempunyai isteri, nomor 02 seyogiyanya harus disertai izin dari K/AG/2001 Pengadilan Agama sebagaimana yang telah Tanggal 29 ditetapkan dalam Pasal 3, 9, 24 dan 25 Agustus 2002 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 104. “Dalam hal bukti kepemilikan Penggugat Putusan MARI dapat dilumpuhkan oleh bukti Tergugat, maka nomor 294 gugatan harus dinyatakan tidak terbukti oleh K/Pdt/2001 karenanya gugatan harus ditolak” tanggal 8 Agustus 2002 105. “Terhadap harta bawaan dari istri tidak dapat Putusan MARI disita sebagai jaminan atas hutang almarhum nomor 3574 suaminya sebab bukan merupakan harta K/Pdt/2000 peninggalan almarhum suaminya” Tanggal 5 September 2002 106. “Bahwa pemberian ½ bagian dari gaji Putusan MARI Tergugat kepada Penggugat sebagaimana nomor 11 diatur dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah K/AG/2001 Nomor 10 Tahun 1983 dirubah dengan Tanggal 10 Juli Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 2003 mengenai Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bukan merupakan hukum acara Peradilan Agama, karena pemberian ½ gaji Tergugat kepada Penggugat merupakan Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara” 107. “Keterangan saksi yang didengar dari orang Putusan MARI lain harus dikategorikan sebagai testimonium nomor 27 de auditu dan karenanya tidak dapat dijadikan PK/PID/2003 alat bukti” tanggal 04 Juli 2003 108. “Keterangan dua orang saksi dalam perkara Putusan MARI cerai talak yang hanya menerangkan suatu nomor 90 akibat hukum (rechts gevolg), mempunyai K/AG/2003 kekuatan hukum sebagai dalil pembuktian tanggal 11 untuk itu harus dipertimbangkan secara Nopember 2003 cermat”.
“Alat bukti berupa keterangan saksi harus
memenuhi azas klasifikasi ‘unus testis nullus testis’ sebagai asas yang berlaku dalam hukum acara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 109. “Bila terjadi perceraian, anak yang masih di Putusan MARI bawah umur pemeliharaannya seyogiyanya nomor 126 diserahkan kepada orang terdekat dan akrab K/Pdt/2001 dengan si anak yaitu Ibu” tanggal 28 Agustus 2003 110. “Suami isteri yang telah pisah tempat tinggal Putusan MARI selama 4 (empat) tahun dan tidak saling nomor 1354 memperdulikan sudah merupakan fakta K/Pdt/2000 adanya perselisihan dan pertengkaran Tanggal 8 sehingga tidak ada harapan untuk hidup September 2003 rukun dalam rumah tangga dapat dijadikan alasan untuk mengabulkan gugatan perceraian” 111. Bahwa seseorang yang mendalilkan Putusan MARI mempunyai hak atas tanah berdasarkan nomor 27 hibah, harus dapat membuktikan kepemilikan K/AG/2002 atas hibah tersebut sebagaimana dimaksud tanggal 26 dalam Pasal 210 ayat (1) Kompilasi Hukum Pebruari 2004 Islam, dan apabila diperoleh berdasarkan hibah, maka segera tanah tersebut dibaliknamakan atas nama penerima hibah, jika tidak demikian kalau timbul sengketa di kemudian hari, maka status tanah tersebut tetap seperti semula kecuali benar-benar dapat dibuktikan perubahan status kepemilikannya 112. “Bahwa apabila telah terjadi perceraian, maka Putusan MARI akibat perceraian harus ditetapkan sesuai nomor 280 dengan kebutuhan hidup minimum K/AG/2004 berdasarkan kapatutan dan keadilan, dan tanggal 10 untuk menjamin kepastian dan masa depan Nopember 2004 anak perlu ditetapkan kewajiban suami untuk membiayai nafkah anak/anak-anaknya” 113. “Sebelum menerapkan Pasal 210 Ayat (1) Putusan MARI Kompilasi Hukum Islam, maka terlebih nomor 75 dahulu harus dijelaskan oleh Penggugat K/AG/2003 jumlah harta keseluruhannya sehingga dapat tanggal 14 Mei ditentukan apakah hibah tersebut melampaui 2004 batas 1/3 harta hibah atau tidak”
114. Perlawanan derden verzet tidak dapat Putusan MARI
digabung dengan gugatan lainnya, oleh nomor 334 karenanya permohonan penetapan ahli waris K/AG/1999 dari almarhum … yang diajukan oleh Tanggal 6 Januari Pemohon Kasasi/Pelawan, harus dinyatakan Pebruari 2003 tidak dapat diterima. 115. “Harta bersama harus dirinci antara harta Putusan MARI yang diperoleh selama perkawinan dan harta nomor 90 milik pribadi (harta bawaan, hadiah, hibah, K/AG/2003 warisan)”. tanggal 10 Nopember 2004 “Obyek sengketa yang tidak dapat dibuktikan harus dinyatakan ditolak, sedangkan obyek sengketa yang obscuur libel harus dinyatakan tidak dapat diterima” 116. “Untuk membagi harta peninggalan yang di Putusan MARI dalamnya terdapat harta bersama, maka harta nomor 32 bersama harus dibagi terlebih dahulu, dan hak K/AG/2002 pewaris atas harta bersama tersebut menjadi tanggal 20 April harta warisan yang harus dibagikan kepada 2005 ahli waris yang berhak” 117. “Gugatan rekonpensi yang diajukan oleh Putusan MARI Kuasa Termohon dalam perkara cerai talak nomor 608 yang melampaui batas kewenangan yang K/AG/2003 diberikan kepadanya, sebatas mengenai akibat tanggal 23 Maret perceraian, dapat dikabulkan secara ex 2005 officio”.
“Kewajiban seorang ayah untuk memberi
nafkah kepada anaknya adalah lil intifa’ bukan lil tamlik, maka kelalaian seorang ayah yang tidak memberikan nafkah kepada anaknya (nafkah madhiyah anak), tidak dapat digugat”.
“Jumlah nilai mut’ah, maskan dan kiswah
selama masa iddah serta nafkah anak harus memenuhi kebutuhan hidup minimum berdasarkan kepatutan dan rasa keadilan sesuai ketentuan Kompilasi Hukum Islam dan perundang-undangan yang berlaku”. 118. “Dalam perkara waris, untuk menentukan Putusan MARI harta peninggalan terlebih dahulu harus jelas nomor 332 mana yang merupakan harta bawaan dan K/AG/2000 mana pula yang merupakan harta bersama. tanggal 3 Agustus Harta bawaan kembali kepada saudara 2005 pewaris dan harta bersama yang merupakan hak pewaris menjadi harta warisan yang harus dibagikan kepada para ahli waris”.
“Dalam membagi harta warisan harus
disebutkan secara jelas orang-orang yang berhak menjadi ahli waris dan bagiannya masing-masing”
“Apabila dilakukan hibah kepada pihak lain
terhadap harta warisan yang belum dibagikan kepada ahli waris, maka hibah tersebut batal demi hukum karena salahsatu syarat hibah adalah barang yang dihibahkan harus milik pemberi hibah sendiri bukan merupakan harta warisan yang belum dibagi dan bukan pula harta yang masih terikat dengan suatu sengketa”