Anda di halaman 1dari 20

Yurisprudensi

Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia adalah putusan Majelis


Hakim Agung di Mahkamah Agung Indonesia yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap berisi kaidah hukum yang diberlakukan dalam
memeriksa dan memutus perkara dalam lingkup Peradilan Pidana,
Perdata, Tata Usaha Negara, Agama dan Niaga yang dikualifikasi.
Beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung RI yang telah beberapa
kali dipergunakan sebagai acuan bagi para Hakim untuk memutus
suatu perkara yang sama sehingga menjadi sumber hukum yang
memiliki kekuatan mengikat secara relatif.

Putusan Mahkamah Agung tersebut akan diseleksi oleh Tim Khusus


dan apabila dianggap layak untuk menjadi Yurisprudensi maka akan
dipublikasikan oleh Mahkamah Agung. Judul atau Nama dari
publikasi tersebut disesuaikan dengan tahun terbitannya misalnya
Yurisprudensi Mahkamah Agung Tahun 2006.

Penerbitkan buku tersebut biasanya dilakukan setiap tahun.


Sedangkan putusan yang diterbitkan oleh Puslitbang adalah hasil
kajian atau penelitian terhadap putusan suatu kasus yang dianggap
menarik. Penerbitan oleh Puslitbang ini belum dilakukan secara
reguler. Sayangnya jumlah eksemplar cetakannya dibatasi, yakni
disesuaikan dengan jumlah hakim yang ada di seluruh Indonesia dan
jumlah perpustakaan yang akan dikirimi publikasi tersebut.

Buku yurisprudensi ini dibagikan secara gratis. Namun karena


banyak pihak lain di luar korps hakim dan perpustakaan, khususnya
kalangan pengacara, yang ingin memiliki Yurisprudensi MA, maka
biasanya pihak MA akan mencari dana di luar dana APBN untuk
mencetak lebih banyak lagi buku yurisprudensi tersebut dan
menjualnya ke masyarakat yang berminat.

No. Ketetapan Hukum Dasar


Yurisprudensi
01. Jual beli yang dilakukan di bawahtangan
sebelum adanya Undang-Undang Pokok
Agraria dan tanah sengketa merupakan tanah
eigendom, maka masih berlaku sistem BW.
02. Mengenai harta bersama walaupun tidak ada
tuntutan akan tetapi Hakim secara ex officio
dapat membagi harta bersama tersebut. Anak
angkat mendapat 1/3 dari tirkah. Anak
perempuan dari istri kedua dinyatakan
sebagai ahli waris dan mendapat bagian sisa
dari bagian istri pertama dan isteri kedua
(ibunya). Sedangkan saudara laki-laki dan
saudara perempuan pewaris tidak mendapat
bagian warisan karena terhalang oleh anak
perempuan pewaris
03. Menetapkan memberikan hak kepada
Penggugat/Pembanding Sulistiyo untuk
bertemu secara intensif dengan anak bernama
Dimas Chandra selama 3 (tiga) hari dalam
seminggu terhitung sejak putusan ini
dijatuhkan sampai secara hukum anak
tersebut dapat memilih sendiri untuk ikut ibu
atau bapaknya (umur 12 tahun).
04. “Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947
adalah Undang-Undang untuk peradilan
tingkat banding sehingga tidak dapat
diterapkan pada pembuatan surat gugat dalam
tingkat pertama”.
05. “Bahwa penggabungan beberapa tuntutan dari
Penggugat dapat dibenarkan sepanjang
gabungan tuntutan perceraian dengan segala
akibat hukumnya sebagaimana diatur dalam
Pasal 86 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989, sedangkan tuntutan lainnya yang tidak
diatur dalam pasal tersebut cukup dinyatakan
tidak dapat diterima, tidak seharusnya
keseluruhan gugatan Penggugat dinyatakan
tidak dapat diterima dengan alasan obscuur
libel”
06. “Dalam perkara sengketa waris mal waris,
tidak perlu ditetapkan taksiran harga dan
penunjukan obyek sengketa yang menjadi
bagian masing-masing karena harga tersebut
dapat berubah pada saat eksekusi”
07. Kuitansi yang diajukan oleh Tergugat sebagai
bukti, karena tidak bermeterai, oleh Hakim
dikesampingkan.
08. Bekas suami menurut hukum acara yang
berlaku (Pasal 172 R.Bg.) tidak boleh didengar
sebagai saksi.
09. Karena yudex facti belum pernah mengadakan
pemeriksaan setempat mengenai batas-batas
tanah sengketa, kepada Pengadilan Negeri
diperintahkan untuk mengadakan
pemeriksaan tambahan mengenai batas-batas
tanah tersebut.
10. Bahwa walaupun ada dua perkara yang
berkaitan erat satu dengan lainnya tetapi
tunduk pada hukum acara yang berbeda, maka
tidak dibenarkan untuk digabungkan. Dalam
hal ini pokok perkaranya adalah Penggugat
menuntut pembagian harta warisan (perkara
contentius) yang sekaligus digabungkan
dengan perkara permohonan hak agar
ditetapkan sebagai anak angkat (perkara
voluntair), hal ini melanggar ketertiban
beracara dengan adanya penggabungan
tersebut. Karena upaya hukum perkara
Voluntair adalah kasasi sedangkan upaya
hukum perkara contentiosa adalah banding.
Berbeda halnya dengan penggabungan
perkara itsbat nikah (perkara voluntair) dalam
rangka perceraian (perkara contentiosa),
dimana satu orang Penggugat (Pemohon)
melawan satu orang Tergugat (Termohon),
sedangkan dalam perkara ini terdapat
beberapa orang Tergugat yang menyangkal
dalil-dalil Penggugat untuk ditetapkan sebagai
anak angkat yang akan memperoleh warisan
melalui wasiat wajibah.
11. Kumulasi subyektif (dhi. terdapat 3 orang
Tergugat) berbeda dengan itsbat nikah dalam
rangka perceraian, dimana Penggugat
(Pemohon)nya dan Tergugat (Termohon)
masing-masing seorang.
12. Gugatan yang ditujukan lebih dari seorang
Tergugat yang antara Tergugat-Tergugat itu
tidak ada hubungan hukumnya, tidak dapat
diadakan dalam satu gugatan tetapi masing-
masing Tergugat harus digugat sendiri-
sendiri.
13. Karena setelah diadakan pemeriksaan
setempat oleh Pengadilan Negeri atas perintah
Mahkamah Agung, tanah yang dikuasai
Tergugat ternyata tidak sama batas-batas dan
luasnya dengan yang tercantum dalam
gugatan, maka gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima.
14. "Testimonium de auditu tidak dapat Putusan MARI
digunakan sebagai saksi langsung tetapi nomor 308
penggunaan kesaksian yang bersangkutan K/Sip/1959
sebagai persangkaan, yang dari persangkaan Tanggal 11
itu dibuktikan sesuatu tidaklah dilarang". Nopember 1959
15. "Terjadi perceraian serta pembagian harta Putusan MARI
bersama antara bekas suami-isteri masing- nomor 392
masing 1/2 bagian. Bahwa dipertimbangkan K/Pdt/1969
perihal harta benda tersebut termasuk biaya Tanggal 1 Oktober
hidup, pendidikan dan pemeliharaan anak 1969
yang menurut yurisprudensi sebagai hukum
yang hidup biaya-biaya tersebut tidak hanya
dibebankan kepada ayah saja tetapi juga
kepada ibu, sehingga untuk menjamin
pembagian tersebut, conservatoir beslag dapat
disahkan dan dinyatakan berharga
teristimewa untuk jaminan pelaksanaan
putusan (eksekusi)".
16. Dalam hal jawaban Tergugat yang menyangkal Putusan MARI
atau keterangan yang berlainan dari surat nomor 499
gugatan, maka Penggugat harus K/Sip/1970
membuktikannya. tanggal 4 Pebruari
1970
17. Surat-surat yang ditandatangani oleh orang- Putusan MARI
orang yang tidak cakap berbuat dalam hukum nomor 499
(onbekwan personen) tidak dapat diajukan K/Sip/1970
sebagai alat bukti Tanggal 4 Pebruari
1970
18. "Apa saja yang dibeli, jika uang pembeliannya Putusan MARI
berasal dari harta bersama, maka dalam nomor 803
barang tersebut tetap melekat harta bersama K/Sip/1970
meskipun barang itu dibeli atau dibangun Tanggal 5 Mei
berasal dari pribadi" 1970
19. "Dalam hal Pengadilan "Mengabulkan gugatan Putusan MARI
untuk sebagian" dalam amar putusan, harus nomor 803
dicantumkan pula bahwa Pengadilan K/Sip/1970
"Menolak gugatan untuk selebihnya". Tanggal 5 Mei
1970
20. “Tanggungjawab ahli waris terhadap utang Kompilasi Hukum
sipewaris hanya terbatas pada jumlah atau Islam Pasal 175
nilai harta peninggalan ayat (2)
21. “Perubahan gugatan dapat dikabulkan asalkan Putusan MA
tidak melampaui batas-batas materi pokok nomor 434
yang dapat menimbulkan kerugian pada hak K/Pdt/1970
pembelaan para Tergugat” Tanggal 11 Maret
1971} jo. Pasal 127
Rv
22. Dalam hal pada waktu perkara disidangkan Putusan MA
Tergugat ternyata telah meninggal, apabila nomor 429
Penggugat tidak berkeberatan perkara dapat K/Sip/1971
diteruskan oleh ahli waris Tergugat. Tanggal 10 Juli
1971
23. Surat bukti yang tidak bermeterai tidak Putusan MARI
merupakan alat bukti yang sah nomor 589
K/sip/1970 tanggal
13 Maret 1971
24. Hal-hal yang diajukan oleh Penggugat yang Putusan MARI
tidak disangkal oleh Tergugat dapat dianggap nomor 803
sebagai alat bukti. K/Sip/1970
tanggal 8 Mei 1971
25. Surat keterangan pajak bukan merupakan Putusan MARI
bukti kepemilikan, karena sering terjadi nomor 767
bahwa pada surat keterangan pajak masih K/Sip/1970
tetap tercantum nama pemilik tanah yang Tanggal 13 Maret
lama padahal tanahnya sudah menjadi milik 1971
orang lain
26. “Dengan adanya pengakuan tegas, maka Putusan
Penggugat tidak perlu membuktikan lagi Mahkamah Agung
dalilnya”. Republik
Indonesia (MARI)
nomor 858
K/Sip/1971 tanggal
27 Oktober 1971
27. "Adanya pengakuan Tergugat dianggap Putusan
gugatan telah terbukti” Mahkamah Agung
Republik
Indonesia, nomor
497 K/SIP/1971
tanggal 01
September 1971
28. Dengan adanya pengakuan Tergugat, Putusan MARI
dianggap gugatan Penggugat telah terbukti. nomor 496
K/Sip/1971
Tanggal 1
September 1971
29. "Perubahan gugatan dapat dibenarkan asalkan Putusan MARI
tidak melampaui batas-batas materi nomor 434
pokok/posita yang dapat menimbulkan K/Sip/1970
kerugian pada Tergugat". Tanggal 11 Maret
1971
30. Suatu akte perjanjian jual beli yang Putusan MARI
dilaksanakan dihadapan seorang pejabat akte nomor 937
tanah menurut Undang-Undang Nomor 10 K/Sip/1970
Tahun 1961 dianggap sebagai bukti yang Tanggal 22 Maret
mempunyai kekuatan bukti yang sempurna. 1972
31. Siapa yang membuktikan sesuatu haruslah Putusan MARI
membuktikan dalilnya nomor 1121
K/Sip/1971
Tanggal 15 April
1972
32. Dalam hal dua tandatangan yang berbeda Putusan MARI
yang dibuat oleh seorang yang sama terdapat nomor 213
sedikit perbedaan disebabkan oleh perbedaan K/Sip/1955
jangka waktu, maka Hakim dapat mengambil Tanggal 10 April
kesimpulan sendiri tentang suatu alat bukti 1957 dan Putusan
tanpa diperlukan mendengar saksi ahli. MARI nomor 840
K/Sip/1971
Tanggal 19 Januari
1972

33. "Dua perkara yang berhubungan erat satu Putusan MARI


dengan lainnya tetapi masing-masing tunduk nomor 677
pada hukum acara yang berbeda tidak boleh K/Sip/1972
digabungkan. Tanggal 13
Desember 1972
34. Dengan meninggalnya Penggugat asli dan Putusan MARI
tidak adanya persetujuan dari semua ahli nomor 431
warisnya untuk melanjutkan gugatan semula, K/Sip/1973
gugatan harus dinyatakan gugur. Tanggal 9 Mei
1974
35. "Menambahkan alasan-alasan hukum yang Putusan MARI
tidak diajukan oleh pihak-pihak merupakan nomor 1043
kewajiban Hakim berdasarkan Pasal 178 RIB." K/Sip/1971
Tanggal 3
Desember 1974
36. Kepentingan si anak yang harus dipergunakan Putusan MARI
selaku patokan untuk menentukan siapa dari nomor 906
orang tuanya yang diserahi pemeliharaan si K/Sip/1973
anak. Tanggal 25 Juni
1974
37. Kewajiban membiayai kehidupan pendidikan Putusan MARI
dan pemeliharaan anak, tidak hanya nomor 906
dibebankan kepada ayahnya saja, tetapi juga K/Sip/1973
kepada ibunya sehingga patut kepada masing- Tanggal 25 Juni
masing dibebankan separoh dari termaksud. 1974
38. Dalam hal perkara sebelum diputuskan, Putusan MARI
Tergugat meninggal, haruslah ditentukan nomor 332
lebih dulu siapa-siapa yang menjadi ahli K/Sip/1971
warisnya dan terhadap siapa selanjutnya Tanggal 10 Juli
gugatan itu diteruskan, karena bila tidak 1971 jo. vide
putusannya akan tidak dapat dilaksanakan Putusan MARI
nomor 459
K/Sip/1973
tanggal 29
Desember 1975
39. "Sita jaminan tidak dapat dilakukan terhadap Putusan MARI
barang milik pihak ketiga". nomor 476
K/Sip/1974
Tanggal 14
Nopember 1974

40. Karena keterangan-keterangan dari Ambu Putusan MARI


Samilin diberikan tidak di bawah sumpah, nomor 90
keterangan-keterangan tersebut hanya dinilai K/Sip/1973
sebagai petunjuk, untuk menambah Tanggal 29 Mei
keterangan-keterangan saksi di bawah 1975
sumpah lainnya.
41. Orang yang diberi kuasa tidak mempunyai hak Menurut Pasal 144
untuk mengajukan gugat lisan" ayat (1) R.Bg.
{Putusan MARI
nomor 369
K/Sip/1973
Tanggal 4
Desember 1975
42. Karena petitum gugatan tidak jelas, maka Putusan MARI
gugatan harus dinyatakan tidak dapat nomor 582
diterima. K/Sip/1973
Tanggal 18
Desember 1975
43. Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya Putusan MARI
tidak hanya dikuasai oleh Tergugat nomor 437
I/Pembanding sendiri tetapi bersama-sama K/Sip/1973
dengan saudara kandungnya, seharusnya Tanggal 9
gugatan ditujukan terhadap Tergugat I Desember 1975
Pembanding bersaudara bukan hanya
terhadap Tergugat I Pembanding sendiri,
sehingga oleh karena itu gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima.
44. "Dalam hal biaya perkara dibebankan kepada Putusan MARI
kedua belah pihak, harus ditegaskan berapa nomor 432
bagian yang harus dibayar oleh masing- K/Sip/1973
masing pihak". Tanggal 6 Januari
1976
45. "Bekas suami menurut hukum acara yang Putusan MARI
berlaku, tidak boleh didengar sebagai saksi". nomor 140
K/Sip/1974
Tanggal 6 Januari
1976
46. “Eksepsi yang isinya senada dengan jawaban- Putusan
jawaban biasa mengenai pokok perkara Mahkamah Agung
dianggap bukan eksepsi”, maka harus RI nomor 284
dinyatakan ditolak. K/Pdt/1976
tanggal 12 Januari
1976

47. "Putusan provisi dalam perkara ini seharusnya Putusan MARI


hanya berupa larangan untuk meneruskan nomor 1738
bangunan dan penghukuman untuk K/Pdt/1976
membayar uang paksa (jadi tidak mengenai Tanggal ...
pokok perkara)".
48. "Permohonan provisi seharusnya bertujuan Putusan MARI
agar ada tindakan Hakim yang tidak mengenai nomor 279
pokok perkara, permohonan provisi yang K/Pdt/1976
berisikan pokok perkara harus ditolak". Tanggal 5 Juli 1977
49. Gugatan Penggugat tidak dapat diterima Putusan MARI
karena dalam surat gugatan, Tergugat digugat nomor 601
secara pribadi padahal dalam dalil gugatannya K/Sip/1975
disebutkan Tergugat sebagai Pengurus Tanggal 20 April
Yayasan yang menjual rumah-rumah milik 1977
yayasan, seharusnya Tergugat yang digugat
sebagai Pengurus Yayasan. {
50. Adanya surat penyerahan antara bekas suami Putusan MARI
isteri yang perkawinannya dinyatakan putus nomor 1762
karena perceraian, yang merupakan K/Pdt/1994
perdamaian di luar sidang adalah kesepakatan tanggal 29-9-1977
bersama yang harus ditaati oleh keduabelah
pihak yang membuatnya
51. "Karena antara Tergugat I sampai dengan Putusan MARI
Tergugat IX tidak ada hubungannya satu nomor 343
dengan lainnya, tidaklah tepat mereka digugat K/Sip/1975
sekaligus dalam satu surat gugatan; Tanggal 17
seharusnya mereka digugat satu persatu Pebruari 1977
secara terpisah"
52. Di dalam amar putusan, orang-orang yang Putusan MARI
tidak merupakan pihak dalam perkara, tidak nomor 177
dapat dinyatakan sebagai ahli waris. K/Sip/1976
Tanggal 26
Oktober 1976
53. "Karena Tergugat asal II telah menyetujui Putusan MARI
pencabutan gugatan dan tidak bersedia nomor 1720
menghadap ke persidangan, maka dapat K/Sip/1978
dipandang bahwa Tergugat tersebut telah Tanggal
melepaskan kepentingan dalam perkara ini
sehingga pencoretan namanya sebagai
Tergugat tidaklah bertentangan dengan
hukum"

54. "Gugatan harus dinyatakan tidak dapat


diterima karena gugatan ditujukan terhadap
Tergugat pribadi, sedangkan gugatan itu
mengenai tindakan-tindakannya yang
dilakukannya sebagai pejabat".
55. "Dalam gugat cerai atas alasan perselisihan Putusan MARI
dan pertengkaran, ibu kandung dan pembantu nomor 1282
rumahtangga dapat didengar sebagai saksi" K/Sip/1979
Tanggal 20
Desember 1979
56. Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima Putusan MARI
karena gugatan tersebut tidak memenuhi nomor 1343
persyaratan formal. Gugatan masih dapat K/Sip/1975
diajukan lagi Tanggal 15 Mei
1979
57. "Gugatan tidak dapat diterima karena Putusan MARI
ditujukan terhadap kuasa daripada Ny. nomor 1260
Sukarlin sedangkan yang seharusnya digugat K/Sip/1980
adalah Ny. Sukarlin pribadi" Tanggal
58. “Dalam hal terjadi perceraian, anak yang Putusan MARI
belum mumayyiz (belum berumur 12 tahun) nomor 27
adalah hak Ibunya“ K/AG/1982
Tanggal 30
Agustus 1983
59. “Hakim berkeyakinan bahwa rumah tangga Putusan MARI
kedua belah pihak antara Pemohon dan nomor 09
Termohon benar telah retak dan sulit untuk K/AG/1994
dirukunkan kembali, maka cukup alasan bagi Tanggal 25
hakim mengabulkan permohonan Pemohon Nopember 1884
untuk menjatuhkan talak satu kepada
Termohon”
60. "Barang-barang yang sudah dijaminkan Putusan MARI
hutang kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) nomor 394
Cabang Gresik tidak dapat dikenakan K/Sip/1984
conservatoir beslag". Tanggal 5 Juli
1985
61. Karena hubungan hukum yang sesungguhnya Putusan MARI
adalah hubungan hutang-piutang antara nomor 400
Penggugat dengan anak Tergugat, anak K/Sip/1984
Tergugat tersebut harus turut digugat Tanggal 19 Juli
1985

62. “Bahwa sanggahan/eksepsi Tergugat tersebut Putusan


pada pokoknya telah mempermasalahkan Mahkamah Agung
pokok perkara dan bukan keberatan terhadap RI. nomor 4434
kompetensi Pengadilan atau bukan keberatan K/Pdt/1986
terhadap kehendak undang-undang yang bertanggal 20
harus dipenuhi, sebagaimana menurut Agustus 1988
layaknya formalitas suatu gugatan “atas dasar
fakta dari pertimbangan tersebut majelis
berpendapat bahwa eksepsi Tergugat tersebut
tidak bersandar hukum, yang karenanya harus
dinyatakan tidak dapat diterima”
63. “Bahwa bukti tambahan tidak dapat Putusan MARI
mematahkan sumpah suppletoir yang telah nomor 935
dilakukan, sebab sumpah tersebut tidak K/Pdt/1998
tunduk pada pemeriksaan banding atau Tanggal 21
kasasi” Desember 1989
64. "Sita jaminan atas rumah bangunan yang Putusan MARI
dipakai sebagai praktek dokter karena nomor 8088
termasuk alat untuk mencari nafkah atau mata K/Pdt/1989
pencaharian bagi seorang dokter, tidak Tanggal 20
dibenarkan". Oktober 1990
65. "Perubahan surat gugatan perdata dapat Putusan MARI
dibenarkan bila perubahan itu dilakukan nomor 1425
sebelum Hakim membacakan gugatan di K/Sip/1985
dalam persidangan, dan kepada Tergugat Tanggal 24 Juni
masih belum diperintahkan untuk menjawab 1991
surat gugatan tersebut".
66. Surat gugatan dibuat dan ditandatangani oleh Putusan MARI
kuasanya tanggal 3 Desember 1988 sedangkan nomor 359
surat kuasa yang diberikan oleh Penggugat K/PDT/1992
kepada kuasanya baru terjadi pada tanggal 15
Desember 1988 yang bersangkutan belum
menjadi kuasa, sehingga ia tidak berhak
menandatangani surat kuasa tersebut.
67. “Hibah yang melebihi 1/3 dari luas obyek Putusan MA
sengketa yang dihibahkan adalah nomor 76
bertentangan dengan ketentuan hukum” K/AG/1992
Tanggal 23
Oktober 1993

68. Judex Factie telah salah menerapkan hukum Putusan MARI


karena telah memeriksa dan mengadili obyek nomor 363
perkara yang mengandung sengketa hak milik, K/AG/1995
incasu sedang diproses di Peradilan Tanggal 11 Juli
Umum/proses kasasi” 1995
69. “Jika terjadi sengketa mengenai hak milik, Putusan MA
maka sesuai dengan ketentuan pasal 50 nomor 162
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 K/Pdt/1992
tentang Peradilan Agama yang berwenang Tanggal 10
mengadili tentang obyek yang menjadi Pebruari 1994};
sengketa tersebut adalah Peradilan Umum/ {Sudah dihapus
Pengadilan Negeri”. oleh Undang-
Undang Nomor 3
Tahun 2006
Tentang
Perubahan Atas
Undang-Undang
Nomor 7 Tahun
1989 Tentang
Peradilan Agama
70. Menimbang, bahwa majelis hakim Putusan MA
berpendapat bahwa Pasal 185 Kompilasi nomor 221
Hukum Islam tentang ahli waris pengganti K/AG/1993
tidak dapat diterapkan untuk menyelesaikan Tanggal 2 Juni
peristiwa kematian almarhum yang meninggal 1994 – Putusan
pada tahun 1985 karena apabila semua PTA Jakarta
peristiwa hukum kewarisan yang telah terjadi nomor
sebelum berlakunya Kompilasi Hukum Islam 025/1993/PTA.Jkt
dapat digugat dengan mendasarkan pada Tanggal 19 Juni
Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam, maka akan 1993
menimbulkan tidak adanya kepastian hukum
dan hal ini tidak sesuai dengan Pasal 229
Kompilasi Hukum Islam itu sendiri
71. Dalam perkara sengketa perkawinan termasuk Putusan MARI
hadhanah, tidak berlaku asas "nebis in idem" nomor 110
K/AG/1992
Tanggal 24 Juli
1993
72. “Perceraian tidak dapat dikabulkan apabila Putusan MARI
tidak memenuhi alasan-alasan sebagaimana nomor 237
ditentukan dalam Pasal 19 f PP No. 9 Tahun K/AG/1995
1975” Tanggal 30
Agustus 1995

73. “Gugatan rekonvensi ternyata tidak terperinci, Putusan MARI


tidak jelas dan kabur. Tuntutan nafkah yang nomor 10
diajukan oleh Penggugat Konpensi/Tergugat K/AG/1995
rekonpensi diajukan ke persidangan pada saat Tanggal 15 Agustus
memberikan kesimpulan, maka harus 1995
dinyatakan tidak dapat diterima”
74. “Bahwa oleh karena Pengadilan Agama Putusan MARI
Mempawah tidak berwenang mengadili nomor 316
perkara ini, maka sita jaminan yang telah K/AG/1995
dilakukan oleh Pengadilan Agama Mempawah tanggal 30 Oktober
harus dinyatakan tidak sah dan tidak 1995
berharga, oleh karenanya harus diperintahkan
untuk diangkat”
75. “Bahwa di dalam suatu gugatan perkara Putusan MARI
perdata dimana obyek perkara dan nomor 962
Tergugatnya berbeda, maka gugatan tersebut K/Pdt/95 Tanggal
harus diajukan secara terpisah terhadap 17 Desember 1995
masing-masing obyek sengketa dan
Tergugatnya. Oleh karena itu bila dalam
sengketa Penggugat mengajukannya yang
obyek sengketa dan Tergugatnya berbeda,
digabungkan menjadi satu, terhadap gugatan
tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat
diterima”.
76. “Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan Putusan MARI
melebihi yang dituntut nomor 2831
K/Pdt/1996
77. “Derden Verzet terhadap eksekusi hanya dapat Putusan MARI
diajukan oleh sipemilik tanah” nomor 3045
K/Pdt/1991
Tanggal 30 Mei
1996
78. “Karena eksepsi Tergugat I, II, III dan IV Putusan MARI
dianggap tepat dan beralasan menurut nomor 2895
hukum, maka Pengadilan tidak perlu K/Pdt/1995
mempertimbangkan lebih lanjut mengenai Tanggal 30
gugatan Penggugat, dan selanjutnya gugatan Agustus 1996
Penggugat tersebut harus dinyatakan tidak
dapat diterima”
79. “Terhadap putusan sela tidak dapat diajukan Putusan MARI
banding secara berdiri sendiri, harus lebih nomor 316
dahulu ditunggu putusan akhir, baru dapat K/Pdt/1994
diajukan banding bersama-sama dengan Tanggal 28 mei
putusan akhir”. 1997

80. “Bahwa dalam hal perceraian tidak perlu Putusan MARI


dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau nomor 534
salahsatu pihak telah meninggalkan pihak K/Pdt/1996
lain, tetapi yang perlu dilihat adalah Tanggal 18 Juni
perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu 1996
masih dapat dipertahankan lagi atau tidak”
81. “Hibah wasiat baru berlaku setelah orang yang Putusan MARI
menghibahwasiatkan meninggal dunia nomor 3704
sedangkan penghibah sebagai yang K/Pdt/1991
menghibahwasiatkan masih hidup, maka Tanggal 25 Juni
hibah wasiat dapat dicabut kembali” 1996
82. “Selama masih ada anak laki-laki maupun Putusan MARI
anak perempuan, maka hak waris dari orang- nomor 86
orang yang mempunyai hubungan darah K/AG/1994
dengan pewaris kecuali orang tua, suami dan Tanggal 27 juli
isteri menjadi tertutup (terhijab)” 1996
83. “Perceraian dapat dikabulkan karena telah Putusan MARI
memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) UU No. nomor 138
1 tahun 1974, Pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun K/AG/1995
1975 dan Pasal 116 f Kompilasi Hukum Islam” Tanggal 26 Juli
1996
84. “Dengan adanya anak perempuan dari Putusan MARI
pewaris, maka saudara-saudara kandung nomor 184
pewaris tertutup oleh Tergugat Asal I oleh K/AG/1995
karenanya Penggugat-Penggugat Asal tidak Tanggal 30
berhak atas harta warisan” September 1996
85. “Pemohon bukan pejabat yang berwenang Putusan MARI
mengajukan pembatalan perkawinan yang nomor 196
dilangsungkan secara Islam sebagaimana K/AG/1994
dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang Tanggal 15
Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 73 Kompilasi Nopember 1996
Hukum Islam, maka gugatan Penggugat harus
dinyatakan tidak dapat diterima”
86. “Perlawanan oleh para Pelawan yang Putusan MARI
menyatakan kepemilikan hak atas tanah nomor 3283
dianggap sah, pembatalannya melalui Surat K/Pdt/1994
Keputusan Menteri Dalam Negeri, maka para Tanggal 27 Maret
Pelawan dinyatakan sebagai Pelawan yang 1997
benar dan perlawanannya dapat diterima”.

87. “Bahwa dalam pembagian harta warisan Putusan MARI


menurut Hukum Islam, maka harta warisan nomor 350
tersebut harus dibagi diantara para ahli K/AG/1994
warisnya dengan perbandingan 2 bagian bagi Tanggal 28 Mei
anak laki-laki dan satu bagian bagi anak 1997
perempuan”
88. “Bahwa dalam suatu putusan perceraian Putusan MARI
dimana seorang Hakim tidak boleh memutus nomor 233
apa yang tidak menjadi petitum gugatan PK/Pdt/1991
dimana dalam gugatan perceraian tersebut Tanggal 20 Juni
tidak dikenal adanya gugatan balik terhadap 1997
rekonvensi”
89. Surat bukti fotokopi yang tidak dapat diajukan Putusan MARI
atau tidak pernah ada surat aslinya, harus nomor 3609
dikesampingkan sebagai surat bukti. (Vide K/Pdt/1985
Pasal 1888 KUHPerdata). Tanggal 9
Desember 1997
90. “Pengadilan tidak dapat menjatuhkan putusan Putusan MARI
atas hal-hal yang tidak dituntut oleh nomor 3182
Penggugat” K/Pdt/1994
Tanggal 30 Juli
1997
91. “Yudex Factie telah salah menerapkan hukum Putusan MARI
karena ada ahli waris lainnya yang tidak nomor 537
diikutsertakan sebagai pihak-pihak dalam K/AG/1996
memfaraidhkan harta peninggalan pewaris” Tanggal 11 Juli
1997
92. “Karena petitum berisi permohonan tentang Putusan MARI
perceraian dan tentang perwalian yang nomor 1513
seharusnya dapat diperiksa dan diputus dalam K/Pdt/1994
satu putusan, maka petitum perwalian yang tanggal 26 Agustus
telah diputus dalam bentuk penetapan harus 1997
dianggap sebagai putusan sehingga
permohonan kasasi atas putusan (penetapan)
tentang perwalian harus dianggap sebagai
permohonan banding terhadap suatu putusan”
93. “Perceraian dapat dikabulkan apabila telah Putusan MARI
memenuhi ketentuan Pasal 19 f Peraturan nomor 237
pemerintah Nomor 9 Tahun 1975” K/AG/1998
94. “Permohonan kasasi dapat dikabulkan, karena Putusan MARI
gugatan Penggugat kurang pihak atau tidak nomor 184
semua ahli waris dijadikan pihak dalam K/AG/1996
gugatan Penggugat”. Tanggal 27 mei
1998

95. “Bilamana perkara yang pihak Tergugatnya Putusan MARI


gila, sebagian berpendapat bahwa nomor 249
pemeriksaan tetap dilanjutkan dengan K/AG/1996
diwakili oleh tanggal 8 Januari
orangtua/walinya/pengampunya, sedangkan 1998
sebagian lainnya berpendapat bahwa harus
ada penetapan kurator”
96. “Gugatan penggugat obscuur libel karena Putusan MARI
identitas obyek perkara yang tercantum dalam nomor 34
gugatan dan hasil pemeriksaan sidang di K/AG/1997
tempat berbeda. Sedangkan Penggugat tidak Tanggal 27 Juli
mengadakan perubahan surat gugatan” 1998
97. Perkawinan pewaris dengan isteri kedua Putusan MARI
sampai saat pewaris meninggal dunia tidak nomor 38
pernah dibatalkan, karena itu isteri kedua dan K/AG/1998
anak perempuannya adalah ahli waris Tanggal 5 Oktober
1998
98. “Didalam hal gugatan talak bain shughra Putusan MARI
dimana pihak ayah, ibu, dapat diangkat nomor 83
sebagai saksi dan disesuaikan dengan K/AG/1999
keterangan pada saksi dari Tergugat”
99. “Bahwa di dalam perkara gugatan mengenai Putusan MARI
hibah dapat dinyatakan batal apabila si nomor 55
penerima hibah tidak dapat membuktikan K/AG/1998
secara nyata barang tersebut telah dihibahkan Tanggal: 29 Juli
kepadanya” 1999
100. “Bahwa dikarenakan perselisihan yang terus Putusan MARI
menerus dan sudah tidak dapat didamaikan nomor 285
kembali serta sudah tidak satu atap lagi/tidak K/AG/2000
serumah karena tidak disetujui oleh keluarga Tanggal 10
kedua belah pihak, maka dapat dimungkinkan November 2000
jatuhnya ikrar talak”
101. “Bilamana terdapat perbedaan luas dan batas- Putusan MARI
batas tanah sengketa dalam posita dan nomor 585
petitum, maka petitum tidak mendukung K/Pdt/2000
posita, karena itu gugatan dinyatakan tidak Tanggal 23 Mei
dapat diterima sebab tidak jelas dan kabur”. 2001
102. “Meski kedudukan subyeknya berbeda tetapi Putusan MARI
obyeknya sama dengan perkara yang telah nomor 1226
diputus terdahulu dan berkekuatan hukum K/Pdt/2001
tetap, maka gugatan dinyatakan nebis in tanggal 20 Mei
idem” 2002

103. “Bahwa suatu perkawinan yang dilakukan oleh Putusan MARI


seseorang yang telah mempunyai isteri, nomor 02
seyogiyanya harus disertai izin dari K/AG/2001
Pengadilan Agama sebagaimana yang telah Tanggal 29
ditetapkan dalam Pasal 3, 9, 24 dan 25 Agustus 2002
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
104. “Dalam hal bukti kepemilikan Penggugat Putusan MARI
dapat dilumpuhkan oleh bukti Tergugat, maka nomor 294
gugatan harus dinyatakan tidak terbukti oleh K/Pdt/2001
karenanya gugatan harus ditolak” tanggal 8 Agustus
2002
105. “Terhadap harta bawaan dari istri tidak dapat Putusan MARI
disita sebagai jaminan atas hutang almarhum nomor 3574
suaminya sebab bukan merupakan harta K/Pdt/2000
peninggalan almarhum suaminya” Tanggal 5
September 2002
106. “Bahwa pemberian ½ bagian dari gaji Putusan MARI
Tergugat kepada Penggugat sebagaimana nomor 11
diatur dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah K/AG/2001
Nomor 10 Tahun 1983 dirubah dengan Tanggal 10 Juli
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 2003
mengenai Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, bukan merupakan hukum acara
Peradilan Agama, karena pemberian ½ gaji
Tergugat kepada Penggugat merupakan
Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara”
107. “Keterangan saksi yang didengar dari orang Putusan MARI
lain harus dikategorikan sebagai testimonium nomor 27
de auditu dan karenanya tidak dapat dijadikan PK/PID/2003
alat bukti” tanggal 04 Juli
2003
108. “Keterangan dua orang saksi dalam perkara Putusan MARI
cerai talak yang hanya menerangkan suatu nomor 90
akibat hukum (rechts gevolg), mempunyai K/AG/2003
kekuatan hukum sebagai dalil pembuktian tanggal 11
untuk itu harus dipertimbangkan secara Nopember 2003
cermat”.

“Alat bukti berupa keterangan saksi harus


memenuhi azas klasifikasi ‘unus testis nullus
testis’ sebagai asas yang berlaku dalam
hukum acara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
109. “Bila terjadi perceraian, anak yang masih di Putusan MARI
bawah umur pemeliharaannya seyogiyanya nomor 126
diserahkan kepada orang terdekat dan akrab K/Pdt/2001
dengan si anak yaitu Ibu” tanggal 28 Agustus
2003
110. “Suami isteri yang telah pisah tempat tinggal Putusan MARI
selama 4 (empat) tahun dan tidak saling nomor 1354
memperdulikan sudah merupakan fakta K/Pdt/2000
adanya perselisihan dan pertengkaran Tanggal 8
sehingga tidak ada harapan untuk hidup September 2003
rukun dalam rumah tangga dapat dijadikan
alasan untuk mengabulkan gugatan
perceraian”
111. Bahwa seseorang yang mendalilkan Putusan MARI
mempunyai hak atas tanah berdasarkan nomor 27
hibah, harus dapat membuktikan kepemilikan K/AG/2002
atas hibah tersebut sebagaimana dimaksud tanggal 26
dalam Pasal 210 ayat (1) Kompilasi Hukum Pebruari 2004
Islam, dan apabila diperoleh berdasarkan
hibah, maka segera tanah tersebut
dibaliknamakan atas nama penerima hibah,
jika tidak demikian kalau timbul sengketa di
kemudian hari, maka status tanah tersebut
tetap seperti semula kecuali benar-benar
dapat dibuktikan perubahan status
kepemilikannya
112. “Bahwa apabila telah terjadi perceraian, maka Putusan MARI
akibat perceraian harus ditetapkan sesuai nomor 280
dengan kebutuhan hidup minimum K/AG/2004
berdasarkan kapatutan dan keadilan, dan tanggal 10
untuk menjamin kepastian dan masa depan Nopember 2004
anak perlu ditetapkan kewajiban suami untuk
membiayai nafkah anak/anak-anaknya”
113. “Sebelum menerapkan Pasal 210 Ayat (1) Putusan MARI
Kompilasi Hukum Islam, maka terlebih nomor 75
dahulu harus dijelaskan oleh Penggugat K/AG/2003
jumlah harta keseluruhannya sehingga dapat tanggal 14 Mei
ditentukan apakah hibah tersebut melampaui 2004
batas 1/3 harta hibah atau tidak”

114. Perlawanan derden verzet tidak dapat Putusan MARI


digabung dengan gugatan lainnya, oleh nomor 334
karenanya permohonan penetapan ahli waris K/AG/1999
dari almarhum … yang diajukan oleh Tanggal 6 Januari
Pemohon Kasasi/Pelawan, harus dinyatakan Pebruari 2003
tidak dapat diterima.
115. “Harta bersama harus dirinci antara harta Putusan MARI
yang diperoleh selama perkawinan dan harta nomor 90
milik pribadi (harta bawaan, hadiah, hibah, K/AG/2003
warisan)”. tanggal 10
Nopember 2004
“Obyek sengketa yang tidak dapat dibuktikan
harus dinyatakan ditolak, sedangkan obyek
sengketa yang obscuur libel harus dinyatakan
tidak dapat diterima”
116. “Untuk membagi harta peninggalan yang di Putusan MARI
dalamnya terdapat harta bersama, maka harta nomor 32
bersama harus dibagi terlebih dahulu, dan hak K/AG/2002
pewaris atas harta bersama tersebut menjadi tanggal 20 April
harta warisan yang harus dibagikan kepada 2005
ahli waris yang berhak”
117. “Gugatan rekonpensi yang diajukan oleh Putusan MARI
Kuasa Termohon dalam perkara cerai talak nomor 608
yang melampaui batas kewenangan yang K/AG/2003
diberikan kepadanya, sebatas mengenai akibat tanggal 23 Maret
perceraian, dapat dikabulkan secara ex 2005
officio”.

“Kewajiban seorang ayah untuk memberi


nafkah kepada anaknya adalah lil intifa’ bukan
lil tamlik, maka kelalaian seorang ayah yang
tidak memberikan nafkah kepada anaknya
(nafkah madhiyah anak), tidak dapat digugat”.

“Jumlah nilai mut’ah, maskan dan kiswah


selama masa iddah serta nafkah anak harus
memenuhi kebutuhan hidup minimum
berdasarkan kepatutan dan rasa keadilan
sesuai ketentuan Kompilasi Hukum Islam dan
perundang-undangan yang berlaku”.
118. “Dalam perkara waris, untuk menentukan Putusan MARI
harta peninggalan terlebih dahulu harus jelas nomor 332
mana yang merupakan harta bawaan dan K/AG/2000
mana pula yang merupakan harta bersama. tanggal 3 Agustus
Harta bawaan kembali kepada saudara 2005
pewaris dan harta bersama yang merupakan
hak pewaris menjadi harta warisan yang harus
dibagikan kepada para ahli waris”.

“Dalam membagi harta warisan harus


disebutkan secara jelas orang-orang yang
berhak menjadi ahli waris dan bagiannya
masing-masing”

“Apabila dilakukan hibah kepada pihak lain


terhadap harta warisan yang belum dibagikan
kepada ahli waris, maka hibah tersebut batal
demi hukum karena salahsatu syarat hibah
adalah barang yang dihibahkan harus milik
pemberi hibah sendiri bukan merupakan harta
warisan yang belum dibagi dan bukan pula
harta yang masih terikat dengan suatu
sengketa”

Anda mungkin juga menyukai