Anda di halaman 1dari 17

Nomor Ketetapan Hukum Dasar Yurisprudensi

01. Jual beli yang dilakukan di bawahtangan  


sebelum adanya Undang-Undang Pokok
Agraria dan tanah sengketa merupakan
tanah eigendom, maka masih berlaku
sistem BW.
02. Mengenai harta bersama walaupun tidak  
ada tuntutan akan tetapi Hakim secara ex
officio dapat membagi harta bersama
tersebut.  Anak angkat mendapat 1/3 dari
tirkah. Anak perempuan dari istri kedua
dinyatakan sebagai ahli waris dan
mendapat bagian sisa dari bagian istri
pertama dan isteri kedua (ibunya).
Sedangkan saudara laki-laki dan saudara
perempuan pewaris tidak mendapat bagian
warisan karena terhalang oleh anak
perempuan pewaris
03. Menetapkan memberikan hak kepada  
Penggugat/Pembanding Sulistiyo untuk
bertemu secara intensif dengan anak
bernama Dimas Chandra selama 3 (tiga)
hari dalam seminggu terhitung sejak
putusan ini dijatuhkan sampai secara
hukum anak tersebut dapat memilih sendiri
untuk ikut ibu atau bapaknya (umur 12
tahun).
04. “Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947  
adalah Undang-Undang untuk peradilan
tingkat banding sehingga tidak dapat
diterapkan pada pembuatan surat gugat
dalam tingkat pertama”.
05. “Bahwa penggabungan beberapa tuntutan  
dari Penggugat dapat dibenarkan
sepanjang gabungan tuntutan perceraian
dengan segala akibat hukumnya
sebagaimana diatur dalam Pasal 86
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,
sedangkan tuntutan lainnya yang tidak
diatur dalam pasal tersebut cukup
dinyatakan tidak dapat diterima, tidak
seharusnya keseluruhan gugatan
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima
dengan alasan obscuur libel”
06. “Dalam perkara sengketa waris mal waris,  
tidak perlu ditetapkan taksiran harga dan
penunjukan obyek sengketa yang menjadi
bagian masing-masing karena harga
tersebut dapat berubah pada saat
eksekusi”
07. Kuitansi yang diajukan oleh Tergugat  
sebagai bukti, karena tidak bermeterai,
oleh Hakim dikesampingkan.
08. Bekas suami menurut hukum acara yang  
berlaku (Pasal 172 R.Bg.) tidak boleh
didengar sebagai saksi.
09. Karena yudex facti belum pernah  
mengadakan pemeriksaan setempat
mengenai batas-batas tanah sengketa,
kepada Pengadilan Negeri diperintahkan
untuk mengadakan pemeriksaan tambahan
mengenai batas-batas tanah tersebut.
10. Bahwa walaupun ada dua perkara yang  
berkaitan erat satu dengan lainnya tetapi
tunduk pada hukum acara yang berbeda,
maka tidak dibenarkan untuk digabungkan.
Dalam hal ini pokok perkaranya adalah
Penggugat menuntut pembagian harta
warisan (perkara contentius) yang
sekaligus digabungkan dengan perkara
permohonan hak agar ditetapkan sebagai
anak angkat (perkara voluntair), hal ini
melanggar ketertiban beracara dengan
adanya penggabungan tersebut. Karena
upaya hukum perkara Voluntair adalah
kasasi sedangkan upaya hukum perkara
contentiosa adalah banding. Berbeda
halnya dengan penggabungan perkara
itsbat nikah (perkara voluntair) dalam
rangka perceraian (perkara contentiosa),
dimana satu orang Penggugat (Pemohon)
melawan satu orang Tergugat (Termohon),
sedangkan dalam perkara ini terdapat
beberapa orang Tergugat yang
menyangkal dalil-dalil Penggugat untuk
ditetapkan sebagai anak angkat yang akan
memperoleh warisan melalui wasiat
wajibah.
11. Kumulasi subyektif (dhi. terdapat 3 orang  
Tergugat) berbeda dengan itsbat nikah
dalam rangka perceraian, dimana
Penggugat (Pemohon)nya dan Tergugat
(Termohon) masing-masing seorang.
12. Gugatan yang ditujukan lebih dari seorang  
Tergugat yang antara Tergugat-Tergugat
itu tidak ada hubungan hukumnya, tidak
dapat diadakan dalam satu gugatan tetapi
masing-masing Tergugat harus digugat
sendiri-sendiri.
13. Karena setelah diadakan pemeriksaan  
setempat oleh Pengadilan Negeri atas
perintah Mahkamah Agung, tanah yang
dikuasai Tergugat ternyata tidak sama
batas-batas dan luasnya dengan yang
tercantum dalam gugatan, maka gugatan
harus dinyatakan tidak dapat diterima.
14. "Testimonium de auditu tidak dapat Putusan MARI nomor 308
digunakan sebagai saksi langsung tetapi K/Sip/1959 Tanggal 11
penggunaan kesaksian yang bersangkutan Nopember 1959
sebagai persangkaan, yang dari
persangkaan itu dibuktikan sesuatu
tidaklah dilarang".
15. "Terjadi perceraian serta pembagian harta Putusan MARI nomor 392
bersama antara bekas suami-isteri masing- K/Pdt/1969 Tanggal 1
masing 1/2 bagian. Bahwa Oktober 1969
dipertimbangkan perihal harta benda
tersebut termasuk biaya hidup, pendidikan
dan pemeliharaan anak yang menurut
yurisprudensi sebagai hukum yang hidup
biaya-biaya tersebut tidak hanya
dibebankan kepada ayah saja tetapi juga
kepada ibu, sehingga untuk menjamin
pembagian tersebut, conservatoir beslag
dapat disahkan dan dinyatakan berharga
teristimewa untuk jaminan pelaksanaan
putusan (eksekusi)".
16. Dalam hal jawaban Tergugat yang Putusan MARI nomor 499
menyangkal atau keterangan yang K/Sip/1970 tanggal 4
berlainan dari surat gugatan, maka Pebruari 1970
Penggugat harus membuktikannya.
17. Surat-surat yang ditandatangani oleh Putusan MARI nomor 499
orang-orang yang tidak cakap berbuat K/Sip/1970 Tanggal 4
dalam hukum (onbekwan personen) tidak Pebruari 1970
dapat diajukan sebagai alat bukti
18. "Apa saja yang dibeli, jika uang Putusan MARI nomor 803
pembeliannya berasal dari harta bersama, K/Sip/1970 Tanggal 5 Mei
maka dalam barang tersebut tetap melekat 1970
harta bersama meskipun barang itu dibeli
atau dibangun berasal dari pribadi"
19. "Dalam hal Pengadilan "Mengabulkan Putusan MARI nomor 803
gugatan untuk sebagian" dalam  amar K/Sip/1970 Tanggal 5 Mei
putusan, harus dicantumkan pula bahwa 1970
Pengadilan "Menolak gugatan untuk
selebihnya".
20. “Tanggungjawab ahli waris terhadap utang Kompilasi Hukum Islam
sipewaris hanya terbatas pada jumlah atau Pasal 175 ayat (2)
nilai harta peninggalan
21. “Perubahan gugatan dapat dikabulkan Putusan MA nomor 434
asalkan tidak melampaui batas-batas K/Pdt/1970 Tanggal 11
materi pokok yang dapat menimbulkan Maret 1971} jo. Pasal 127
kerugian pada hak pembelaan para Rv
Tergugat”
22. Dalam hal pada waktu perkara disidangkan Putusan MA nomor 429
Tergugat ternyata telah meninggal, apabila K/Sip/1971 Tanggal 10 Juli
Penggugat tidak berkeberatan perkara 1971
dapat diteruskan oleh ahli waris Tergugat.
23. Surat bukti yang tidak bermeterai tidak Putusan MARI nomor 589
merupakan alat bukti yang sah K/sip/1970 tanggal 13
Maret 1971
24. Hal-hal yang diajukan oleh Penggugat yang Putusan MARI nomor 803
tidak disangkal oleh Tergugat dapat K/Sip/1970 tanggal 8 Mei
dianggap sebagai alat bukti. 1971
25. Surat keterangan pajak bukan merupakan Putusan MARI nomor 767
bukti kepemilikan, karena sering terjadi K/Sip/1970 Tanggal 13
bahwa pada surat keterangan pajak masih Maret 1971
tetap tercantum nama pemilik tanah yang
lama padahal tanahnya sudah menjadi
milik orang lain
26. “Dengan adanya pengakuan tegas, maka Putusan Mahkamah Agung
Penggugat tidak perlu membuktikan lagi Republik Indonesia (MARI)
dalilnya”. nomor 858 K/Sip/1971
tanggal 27 Oktober 1971
27. "Adanya pengakuan Tergugat dianggap Putusan Mahkamah Agung
gugatan telah terbukti” Republik Indonesia, nomor
497 K/SIP/1971 tanggal 01
September 1971
28. Dengan adanya pengakuan Tergugat, Putusan MARI nomor 496
dianggap gugatan Penggugat telah K/Sip/1971 Tanggal 1
terbukti. September 1971
29. "Perubahan gugatan dapat dibenarkan Putusan MARI nomor 434
asalkan tidak melampaui batas-batas K/Sip/1970 Tanggal 11
materi pokok/posita yang dapat Maret 1971
menimbulkan kerugian pada Tergugat".
30. Suatu akte perjanjian jual beli yang Putusan MARI nomor 937
dilaksanakan dihadapan seorang pejabat K/Sip/1970 Tanggal 22
akte tanah menurut Undang-Undang Maret 1972
Nomor 10 Tahun 1961 dianggap sebagai
bukti yang mempunyai kekuatan bukti
yang sempurna.
31. Siapa yang membuktikan sesuatu haruslah Putusan MARI nomor 1121
membuktikan dalilnya K/Sip/1971 Tanggal 15
April 1972
32. Dalam hal dua tandatangan yang berbeda Putusan MARI nomor 213
yang dibuat oleh seorang yang sama K/Sip/1955 Tanggal 10
terdapat sedikit perbedaan disebabkan April 1957 dan Putusan
oleh perbedaan jangka waktu, maka Hakim MARI nomor 840
dapat mengambil kesimpulan sendiri K/Sip/1971 Tanggal 19
tentang suatu alat bukti tanpa diperlukan Januari 1972
mendengar saksi ahli.
33. "Dua perkara yang berhubungan erat satu Putusan MARI nomor 677
dengan lainnya tetapi masing-masing K/Sip/1972 Tanggal 13
tunduk pada hukum acara yang berbeda Desember 1972
tidak boleh digabungkan.
34. Dengan meninggalnya Penggugat asli dan Putusan MARI nomor 431
tidak adanya persetujuan dari semua ahli K/Sip/1973 Tanggal 9 Mei
warisnya untuk melanjutkan gugatan 1974
semula, gugatan harus dinyatakan gugur.
35. "Menambahkan alasan-alasan hukum yang Putusan MARI nomor 1043
tidak diajukan oleh pihak-pihak merupakan K/Sip/1971 Tanggal 3
kewajiban Hakim berdasarkan Pasal 178 Desember 1974
RIB."
36. Kepentingan si anak yang harus Putusan MARI nomor 906
dipergunakan selaku patokan untuk K/Sip/1973 Tanggal 25
menentukan siapa dari orang tuanya yang Juni 1974
diserahi pemeliharaan si anak.
37. Kewajiban membiayai kehidupan Putusan MARI nomor 906
pendidikan dan pemeliharaan anak, tidak K/Sip/1973 Tanggal 25
hanya dibebankan kepada ayahnya saja, Juni 1974
tetapi juga kepada ibunya sehingga patut
kepada masing-masing dibebankan
separoh dari termaksud.
38. Dalam hal perkara sebelum diputuskan, Putusan MARI nomor 332
Tergugat meninggal, haruslah ditentukan K/Sip/1971 Tanggal 10 Juli
lebih dulu siapa-siapa yang menjadi ahli 1971 jo. vide Putusan
warisnya dan terhadap siapa selanjutnya MARI nomor 459
gugatan itu diteruskan, karena bila tidak K/Sip/1973 tanggal 29
putusannya akan tidak dapat dilaksanakan Desember 1975
39. "Sita jaminan tidak dapat dilakukan Putusan MARI nomor 476
terhadap barang milik pihak ketiga". K/Sip/1974 Tanggal 14
Nopember 1974
40. Karena keterangan-keterangan dari Ambu Putusan MARI nomor 90
Samilin diberikan tidak di bawah sumpah, K/Sip/1973 Tanggal 29 Mei
keterangan-keterangan tersebut hanya 1975
dinilai sebagai petunjuk, untuk menambah
keterangan-keterangan saksi di bawah
sumpah lainnya.
41. Orang yang diberi kuasa tidak mempunyai Menurut Pasal 144 ayat (1)
hak untuk mengajukan gugat lisan" R.Bg. {Putusan MARI
nomor 369 K/Sip/1973
Tanggal 4 Desember 1975
42. Karena petitum gugatan tidak jelas, maka Putusan MARI nomor 582
gugatan harus dinyatakan tidak dapat K/Sip/1973 Tanggal 18
diterima. Desember 1975
43. Karena tanah-tanah sengketa Putusan MARI nomor 437
sesungguhnya tidak hanya dikuasai oleh K/Sip/1973 Tanggal 9
Tergugat I/Pembanding sendiri tetapi Desember 1975
bersama-sama dengan saudara
kandungnya, seharusnya gugatan
ditujukan terhadap Tergugat I Pembanding
bersaudara bukan hanya terhadap
Tergugat I Pembanding sendiri, sehingga
oleh karena itu gugatan harus dinyatakan
tidak dapat diterima.
44. "Dalam hal biaya perkara dibebankan Putusan MARI nomor 432
kepada kedua belah pihak, harus K/Sip/1973 Tanggal 6
ditegaskan berapa bagian yang harus Januari 1976
dibayar oleh masing-masing pihak".
45. "Bekas suami menurut hukum acara yang Putusan MARI nomor 140
berlaku, tidak boleh didengar sebagai K/Sip/1974 Tanggal 6
saksi". Januari 1976
46. “Eksepsi yang isinya senada dengan Putusan Mahkamah Agung
jawaban-jawaban biasa mengenai pokok RI nomor 284 K/Pdt/1976
perkara dianggap bukan eksepsi”, maka tanggal 12 Januari 1976
harus dinyatakan ditolak.
47. "Putusan provisi dalam perkara ini Putusan MARI nomor 1738
seharusnya hanya berupa larangan untuk K/Pdt/1976 Tanggal ...
meneruskan bangunan dan penghukuman
untuk membayar uang paksa (jadi tidak
mengenai pokok perkara)".
48. "Permohonan provisi seharusnya bertujuan Putusan MARI nomor 279
agar ada tindakan Hakim yang tidak K/Pdt/1976 Tanggal 5 Juli
mengenai pokok perkara, permohonan 1977
provisi yang berisikan pokok perkara harus
ditolak".
49. Gugatan Penggugat tidak dapat diterima Putusan MARI nomor 601
karena dalam surat gugatan, Tergugat K/Sip/1975 Tanggal 20
digugat secara pribadi padahal dalam dalil April 1977
gugatannya disebutkan Tergugat sebagai
Pengurus Yayasan yang menjual rumah-
rumah milik yayasan, seharusnya Tergugat
yang digugat sebagai Pengurus Yayasan. {
50. Adanya surat penyerahan antara bekas Putusan MARI nomor 1762
suami isteri yang perkawinannya K/Pdt/1994 tanggal 29-9-
dinyatakan putus karena perceraian, yang 1977
merupakan perdamaian di luar sidang
adalah kesepakatan bersama yang harus
ditaati oleh keduabelah pihak yang
membuatnya
51. "Karena antara Tergugat I sampai dengan Putusan MARI nomor 343
Tergugat IX tidak ada hubungannya satu K/Sip/1975 Tanggal 17
dengan lainnya, tidaklah tepat mereka Pebruari 1977
digugat sekaligus dalam satu surat
gugatan; seharusnya mereka digugat satu
persatu secara terpisah"
52. Di dalam amar putusan, orang-orang yang Putusan MARI nomor 177
tidak merupakan pihak  dalam perkara, K/Sip/1976 Tanggal 26
tidak dapat dinyatakan sebagai ahli waris. Oktober 1976
53. "Karena Tergugat asal II telah menyetujui Putusan MARI nomor 1720
pencabutan gugatan dan tidak bersedia K/Sip/1978 Tanggal
menghadap ke persidangan, maka dapat
dipandang bahwa Tergugat tersebut telah
melepaskan kepentingan dalam perkara ini
sehingga pencoretan namanya sebagai
Tergugat tidaklah bertentangan dengan
hukum"
54. "Gugatan harus dinyatakan tidak dapat  
diterima karena gugatan ditujukan
terhadap Tergugat pribadi, sedangkan
gugatan itu mengenai tindakan-
tindakannya yang dilakukannya sebagai
pejabat".
55. "Dalam gugat cerai atas alasan perselisihan Putusan MARI nomor 1282
dan pertengkaran, ibu kandung dan K/Sip/1979 Tanggal 20
pembantu rumahtangga dapat didengar Desember 1979
sebagai saksi"
56. Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima Putusan MARI nomor 1343
karena gugatan tersebut tidak memenuhi K/Sip/1975 Tanggal 15 Mei
persyaratan formal. Gugatan masih dapat 1979
diajukan lagi
57. "Gugatan tidak dapat diterima karena Putusan MARI nomor 1260
ditujukan terhadap kuasa daripada Ny. K/Sip/1980 Tanggal
Sukarlin sedangkan yang seharusnya
digugat adalah Ny. Sukarlin pribadi"
58. “Dalam hal terjadi perceraian, anak yang Putusan MARI nomor 27
belum mumayyiz (belum berumur 12 K/AG/1982 Tanggal 30
tahun) adalah hak Ibunya“ Agustus 1983
59. “Hakim berkeyakinan bahwa rumah tangga Putusan MARI nomor 09
kedua belah pihak antara Pemohon dan K/AG/1994 Tanggal 25
Termohon benar telah retak dan sulit untuk Nopember 1884
dirukunkan kembali, maka cukup alasan
bagi hakim mengabulkan permohonan
Pemohon untuk menjatuhkan talak satu
kepada Termohon”
60. "Barang-barang yang sudah dijaminkan Putusan MARI nomor 394
hutang kepada Bank Rakyat Indonesia K/Sip/1984 Tanggal 5 Juli
(BRI) Cabang Gresik tidak dapat dikenakan 1985
conservatoir beslag".
61. Karena hubungan hukum yang Putusan MARI nomor 400
sesungguhnya adalah hubungan hutang- K/Sip/1984 Tanggal 19 Juli
piutang antara Penggugat dengan anak 1985
Tergugat, anak Tergugat tersebut harus
turut digugat
62. “Bahwa sanggahan/eksepsi Tergugat Putusan Mahkamah Agung
tersebut pada pokoknya telah RI. nomor 4434
mempermasalahkan pokok perkara dan K/Pdt/1986 bertanggal 20
bukan keberatan terhadap kompetensi Agustus 1988
Pengadilan atau bukan keberatan terhadap
kehendak undang-undang yang harus
dipenuhi, sebagaimana menurut layaknya
formalitas suatu gugatan “atas dasar fakta
dari pertimbangan tersebut majelis
berpendapat bahwa eksepsi Tergugat
tersebut tidak bersandar hukum, yang
karenanya harus dinyatakan tidak dapat
diterima”
63. “Bahwa bukti tambahan tidak dapat Putusan MARI nomor 935
mematahkan sumpah suppletoir yang telah K/Pdt/1998 Tanggal 21
dilakukan, sebab sumpah tersebut tidak Desember 1989
tunduk pada pemeriksaan banding atau
kasasi”
64. "Sita jaminan atas rumah bangunan yang Putusan MARI nomor 8088
dipakai sebagai praktek dokter karena K/Pdt/1989 Tanggal 20
termasuk alat untuk mencari nafkah atau Oktober 1990
mata pencaharian bagi seorang dokter,
tidak dibenarkan".
65. "Perubahan surat gugatan perdata dapat Putusan MARI nomor 1425
dibenarkan bila perubahan itu dilakukan K/Sip/1985 Tanggal 24
sebelum Hakim membacakan gugatan di Juni 1991
dalam persidangan, dan kepada Tergugat
masih belum diperintahkan untuk
menjawab surat gugatan tersebut".
66. Surat gugatan dibuat dan ditandatangani Putusan MARI nomor 359
oleh kuasanya tanggal 3 Desember 1988 K/PDT/1992
sedangkan surat kuasa yang diberikan oleh
Penggugat kepada kuasanya baru terjadi
pada tanggal 15 Desember 1988 yang
bersangkutan belum menjadi kuasa,
sehingga ia tidak berhak menandatangani
surat kuasa tersebut.
67. “Hibah yang melebihi 1/3 dari luas obyek Putusan MA nomor 76
sengketa yang dihibahkan adalah K/AG/1992 Tanggal 23
bertentangan dengan ketentuan hukum” Oktober 1993
68. Judex Factie telah salah menerapkan Putusan MARI nomor 363
hukum karena telah memeriksa dan K/AG/1995 Tanggal 11 Juli
mengadili obyek perkara yang 1995
mengandung sengketa hak milik, incasu
sedang diproses di Peradilan Umum/proses
kasasi”
69. “Jika terjadi sengketa mengenai hak milik, Putusan MA nomor 162
maka sesuai dengan ketentuan pasal 50 K/Pdt/1992 Tanggal 10
Undang-Undang Nomor 7  Tahun 1989 Pebruari 1994}; {Sudah
tentang Peradilan Agama yang berwenang dihapus oleh Undang-
mengadili tentang obyek yang menjadi Undang Nomor 3 Tahun
sengketa tersebut adalah Peradilan Umum/ 2006 Tentang Perubahan
Pengadilan Negeri”. Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama
70. Menimbang, bahwa majelis hakim Putusan MA nomor 221
berpendapat bahwa Pasal 185 Kompilasi K/AG/1993 Tanggal 2 Juni
Hukum Islam tentang ahli waris pengganti 1994 – Putusan PTA
tidak dapat diterapkan untuk Jakarta nomor
menyelesaikan peristiwa kematian 025/1993/PTA.Jkt 
almarhum yang meninggal pada tahun Tanggal 19 Juni 1993
1985 karena apabila semua peristiwa
hukum kewarisan yang telah terjadi
sebelum berlakunya Kompilasi Hukum
Islam dapat digugat dengan mendasarkan
pada Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam,
maka akan menimbulkan tidak adanya
kepastian hukum dan hal ini tidak sesuai
dengan Pasal 229 Kompilasi Hukum Islam
itu sendiri
71. Dalam perkara sengketa perkawinan Putusan MARI nomor 110
termasuk hadhanah, tidak berlaku asas K/AG/1992 Tanggal 24 Juli
"nebis in idem" 1993
72. “Perceraian tidak dapat dikabulkan apabila Putusan MARI nomor 237
tidak memenuhi alasan-alasan K/AG/1995 Tanggal 30
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 19 f Agustus 1995
PP No. 9 Tahun 1975”
73. “Gugatan rekonvensi ternyata tidak Putusan MARI nomor 10
terperinci, tidak jelas dan kabur. Tuntutan K/AG/1995 Tanggal 15
nafkah yang diajukan oleh Penggugat Agustus 1995
Konpensi/Tergugat rekonpensi diajukan ke
persidangan pada saat memberikan
kesimpulan, maka harus dinyatakan tidak
dapat diterima”
74. “Bahwa oleh karena Pengadilan Agama Putusan MARI nomor 316
Mempawah tidak berwenang mengadili K/AG/1995 tanggal 30
perkara ini, maka sita jaminan yang telah Oktober 1995
dilakukan oleh Pengadilan Agama
Mempawah harus dinyatakan tidak sah dan
tidak berharga, oleh karenanya harus
diperintahkan untuk diangkat”
75. “Bahwa di dalam suatu gugatan perkara Putusan MARI nomor 962
perdata dimana obyek perkara dan K/Pdt/95 Tanggal 17
Tergugatnya berbeda, maka gugatan Desember 1995
tersebut harus diajukan secara terpisah
terhadap masing-masing obyek sengketa
dan Tergugatnya. Oleh karena itu bila
dalam sengketa Penggugat
mengajukannya yang obyek sengketa dan
Tergugatnya berbeda, digabungkan
menjadi satu, terhadap gugatan tersebut
haruslah dinyatakan tidak dapat diterima”.
76. “Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan Putusan MARI nomor 2831
melebihi yang dituntut K/Pdt/1996
77. “Derden Verzet terhadap eksekusi hanya Putusan MARI nomor 3045
dapat diajukan oleh sipemilik tanah” K/Pdt/1991 Tanggal 30
Mei 1996
78. “Karena eksepsi Tergugat I, II, III dan IV Putusan MARI nomor 2895
dianggap tepat dan beralasan menurut K/Pdt/1995 Tanggal 30
hukum, maka Pengadilan tidak perlu Agustus 1996
mempertimbangkan lebih lanjut mengenai
gugatan Penggugat, dan selanjutnya
gugatan Penggugat tersebut harus
dinyatakan tidak dapat diterima”
79.  “Terhadap putusan sela tidak dapat Putusan MARI nomor 316
diajukan banding secara berdiri sendiri, K/Pdt/1994 Tanggal 28
harus lebih dahulu ditunggu putusan akhir, mei 1997
baru dapat diajukan banding bersama-
sama dengan putusan akhir”.
80. “Bahwa dalam hal perceraian tidak perlu Putusan MARI nomor 534
dilihat dari siapa penyebab percekcokan K/Pdt/1996 Tanggal 18
atau salahsatu pihak telah meninggalkan Juni 1996
pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah
perkawinan itu sendiri apakah perkawinan
itu masih dapat dipertahankan lagi atau
tidak”
81. “Hibah wasiat baru berlaku setelah orang Putusan MARI nomor 3704
yang menghibahwasiatkan meninggal K/Pdt/1991 Tanggal 25
dunia sedangkan penghibah sebagai yang Juni 1996
menghibahwasiatkan masih hidup, maka
hibah wasiat dapat dicabut kembali”
82. “Selama masih ada anak laki-laki maupun Putusan MARI nomor 86
anak perempuan, maka hak waris dari K/AG/1994 Tanggal 27 juli
orang-orang yang mempunyai hubungan 1996
darah dengan pewaris kecuali orang tua,
suami dan isteri menjadi tertutup
(terhijab)”
83. “Perceraian dapat dikabulkan karena telah Putusan MARI nomor 138
memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) UU K/AG/1995 Tanggal 26 Juli
No. 1 tahun 1974, Pasal 19 huruf f PP No. 1996
9 Tahun 1975 dan Pasal 116 f Kompilasi
Hukum Islam”
84. “Dengan adanya anak perempuan dari Putusan MARI nomor 184
pewaris, maka saudara-saudara kandung K/AG/1995 Tanggal 30
pewaris tertutup oleh Tergugat Asal I oleh September 1996
karenanya Penggugat-Penggugat Asal tidak
berhak atas harta warisan”
85. “Pemohon bukan pejabat yang berwenang Putusan MARI nomor 196
mengajukan pembatalan perkawinan yang K/AG/1994 Tanggal 15
dilangsungkan secara Islam sebagaimana Nopember 1996
dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 73
Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat
diterima”
86. “Perlawanan oleh para Pelawan yang Putusan MARI nomor 3283
menyatakan kepemilikan hak atas tanah K/Pdt/1994 Tanggal 27
dianggap sah, pembatalannya melalui Maret 1997
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri,
maka para Pelawan dinyatakan sebagai
Pelawan yang benar dan perlawanannya
dapat diterima”.
87. “Bahwa dalam pembagian harta warisan Putusan MARI nomor 350
menurut Hukum Islam, maka harta warisan K/AG/1994 Tanggal 28 Mei
tersebut harus dibagi diantara para ahli 1997
warisnya dengan perbandingan 2 bagian
bagi anak laki-laki dan satu bagian bagi
anak perempuan”
88. “Bahwa dalam suatu putusan perceraian Putusan MARI nomor 233
dimana seorang Hakim tidak boleh PK/Pdt/1991 Tanggal 20
memutus apa yang tidak menjadi petitum Juni 1997
gugatan dimana dalam gugatan perceraian
tersebut tidak dikenal adanya gugatan
balik terhadap rekonvensi”
89. Surat bukti fotokopi yang tidak dapat Putusan MARI nomor 3609
diajukan atau tidak pernah ada surat K/Pdt/1985 Tanggal 9
aslinya, harus dikesampingkan sebagai Desember 1997
surat bukti. (Vide Pasal 1888 KUHPerdata).
90. “Pengadilan tidak dapat menjatuhkan Putusan MARI nomor 3182
putusan atas hal-hal yang tidak dituntut K/Pdt/1994 Tanggal 30 Juli
oleh Penggugat” 1997
91. “Yudex Factie telah salah menerapkan Putusan MARI nomor 537
hukum karena ada ahli waris lainnya yang K/AG/1996 Tanggal 11 Juli
tidak diikutsertakan sebagai pihak-pihak 1997
dalam memfaraidhkan harta peninggalan
pewaris”
92. “Karena petitum berisi permohonan Putusan MARI nomor 1513
tentang perceraian dan tentang perwalian K/Pdt/1994 tanggal 26
yang seharusnya dapat diperiksa dan Agustus 1997
diputus dalam satu putusan, maka petitum
perwalian yang telah diputus dalam bentuk
penetapan harus dianggap sebagai
putusan sehingga permohonan kasasi atas
putusan (penetapan) tentang perwalian
harus dianggap sebagai permohonan
banding terhadap suatu putusan”
93. “Perceraian dapat dikabulkan apabila telah Putusan MARI nomor 237
memenuhi ketentuan Pasal 19 f Peraturan K/AG/1998
pemerintah Nomor 9 Tahun 1975”
94. “Permohonan kasasi dapat dikabulkan, Putusan MARI nomor 184
karena gugatan Penggugat kurang pihak K/AG/1996 Tanggal 27 mei
atau tidak semua ahli waris dijadikan pihak 1998
dalam gugatan Penggugat”.
95. “Bilamana perkara yang pihak Tergugatnya Putusan MARI nomor 249
gila, sebagian berpendapat bahwa K/AG/1996 tanggal 8
pemeriksaan tetap dilanjutkan dengan Januari 1998
diwakili oleh
orangtua/walinya/pengampunya,
sedangkan sebagian lainnya berpendapat
bahwa harus ada penetapan kurator”
96. “Gugatan penggugat obscuur libel karena Putusan MARI nomor 34
identitas obyek perkara yang tercantum K/AG/1997 Tanggal 27 Juli
dalam gugatan dan hasil pemeriksaan 1998
sidang di tempat berbeda. Sedangkan
Penggugat tidak mengadakan perubahan
surat gugatan”
97. Perkawinan pewaris dengan isteri kedua Putusan MARI nomor 38
sampai saat pewaris meninggal dunia tidak K/AG/1998 Tanggal 5
pernah dibatalkan, karena itu isteri kedua Oktober 1998
dan anak perempuannya adalah ahli waris
98. “Didalam hal gugatan talak bain shughra Putusan MARI nomor 83
dimana pihak ayah, ibu, dapat diangkat K/AG/1999
sebagai saksi dan disesuaikan dengan
keterangan pada saksi dari Tergugat”
99. “Bahwa di dalam perkara gugatan Putusan MARI nomor 55
mengenai hibah dapat dinyatakan batal K/AG/1998 Tanggal: 29
apabila si penerima hibah tidak dapat Juli 1999
membuktikan secara nyata barang tersebut
telah dihibahkan kepadanya”
100. “Bahwa dikarenakan perselisihan yang Putusan MARI nomor 285
terus menerus dan sudah tidak dapat K/AG/2000 Tanggal 10
didamaikan kembali serta sudah tidak satu November 2000
atap lagi/tidak serumah karena tidak
disetujui oleh keluarga kedua belah pihak,
maka dapat dimungkinkan jatuhnya ikrar
talak”
101. “Bilamana terdapat perbedaan luas dan Putusan MARI nomor 585
batas-batas tanah sengketa dalam posita K/Pdt/2000 Tanggal 23
dan petitum, maka petitum tidak Mei 2001
mendukung posita, karena itu gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima sebab
tidak jelas dan kabur”.
102. “Meski kedudukan subyeknya berbeda Putusan MARI nomor 1226
tetapi obyeknya sama dengan perkara K/Pdt/2001 tanggal 20 Mei
yang telah diputus terdahulu dan 2002
berkekuatan hukum tetap, maka gugatan
dinyatakan nebis in idem”
103. “Bahwa suatu perkawinan yang dilakukan Putusan MARI nomor 02
oleh seseorang yang telah mempunyai K/AG/2001 Tanggal 29
isteri, seyogiyanya harus disertai izin dari Agustus 2002
Pengadilan Agama sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Pasal 3, 9, 24 dan 25
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
104. “Dalam hal bukti kepemilikan Penggugat Putusan MARI nomor 294
dapat dilumpuhkan oleh bukti Tergugat, K/Pdt/2001 tanggal 8
maka gugatan harus dinyatakan tidak Agustus 2002
terbukti oleh karenanya gugatan harus
ditolak”
105. “Terhadap harta bawaan dari istri tidak Putusan MARI nomor 3574
dapat disita sebagai jaminan atas hutang K/Pdt/2000 Tanggal 5
almarhum suaminya sebab bukan September 2002
merupakan harta peninggalan almarhum
suaminya”
106. “Bahwa pemberian ½ bagian dari gaji Putusan MARI nomor 11
Tergugat kepada Penggugat sebagaimana K/AG/2001 Tanggal 10 Juli
diatur dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah 2003
Nomor 10 Tahun 1983 dirubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1990 mengenai Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, bukan merupakan hukum
acara Peradilan Agama, karena pemberian
½ gaji Tergugat kepada Penggugat
merupakan Keputusan Pejabat Tata Usaha
Negara”
107. “Keterangan saksi yang didengar dari Putusan MARI nomor 27
orang lain harus dikategorikan sebagai PK/PID/2003 tanggal 04
testimonium de auditu dan karenanya tidak Juli 2003
dapat dijadikan alat bukti”
108. Putusan MARI nomor 90
“Keterangan dua orang saksi dalam K/AG/2003 tanggal 11
perkara cerai talak yang hanya Nopember 2003
menerangkan suatu akibat hukum (rechts
gevolg), mempunyai kekuatan hukum
sebagai dalil pembuktian untuk itu harus
dipertimbangkan secara cermat”.

“Alat bukti berupa keterangan saksi harus


memenuhi azas klasifikasi ‘unus testis
nullus testis’  sebagai asas yang berlaku
dalam hukum acara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku

109. “Bila terjadi perceraian, anak yang masih di Putusan MARI nomor 126
bawah umur pemeliharaannya seyogiyanya K/Pdt/2001 tanggal 28
diserahkan kepada orang terdekat dan Agustus 2003
akrab dengan si anak yaitu Ibu”
110. “Suami isteri yang telah pisah tempat Putusan MARI nomor 1354
tinggal selama 4 (empat) tahun dan tidak K/Pdt/2000 Tanggal 8
saling memperdulikan sudah merupakan September 2003
fakta adanya perselisihan dan
pertengkaran sehingga tidak ada harapan
untuk hidup rukun dalam rumah tangga
dapat dijadikan alasan untuk mengabulkan
gugatan perceraian”
111. Bahwa seseorang yang mendalilkan Putusan MARI nomor 27
mempunyai hak atas tanah berdasarkan K/AG/2002 tanggal 26
hibah, harus dapat membuktikan Pebruari 2004
kepemilikan atas hibah tersebut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210
ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, dan
apabila diperoleh berdasarkan hibah, maka
segera tanah tersebut dibaliknamakan atas
nama penerima hibah, jika tidak demikian
kalau timbul sengketa di kemudian hari,
maka status tanah tersebut tetap seperti
semula kecuali benar-benar dapat
dibuktikan perubahan status
kepemilikannya
112. “Bahwa apabila telah terjadi perceraian, Putusan MARI nomor 280
maka akibat perceraian harus ditetapkan K/AG/2004 tanggal 10
sesuai dengan kebutuhan hidup minimum Nopember 2004
berdasarkan kapatutan dan keadilan, dan
untuk menjamin kepastian dan masa
depan anak perlu ditetapkan kewajiban
suami untuk membiayai nafkah anak/anak-
anaknya”
113. “Sebelum menerapkan Pasal 210 Ayat (1) Putusan MARI nomor 75
Kompilasi Hukum Islam, maka terlebih K/AG/2003 tanggal 14 Mei
dahulu harus dijelaskan oleh Penggugat 2004
jumlah harta keseluruhannya sehingga
dapat ditentukan apakah hibah tersebut
melampaui batas 1/3 harta hibah atau
tidak”
114. Perlawanan derden verzet tidak dapat Putusan MARI nomor 334
digabung dengan gugatan lainnya, oleh K/AG/1999 Tanggal 6
karenanya permohonan penetapan ahli Januari Pebruari 2003
waris dari almarhum … yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi/Pelawan, harus
dinyatakan tidak dapat diterima.
115. Putusan MARI nomor 90
“Harta bersama harus dirinci antara harta K/AG/2003 tanggal 10
yang diperoleh selama perkawinan dan Nopember 2004
harta milik pribadi (harta bawaan, hadiah,
hibah, warisan)”.

“Obyek sengketa yang tidak dapat


dibuktikan harus dinyatakan ditolak,
sedangkan obyek sengketa yang obscuur
libel harus dinyatakan tidak dapat diterima”

116. “Untuk membagi harta peninggalan yang di Putusan MARI nomor 32


dalamnya terdapat harta bersama, maka K/AG/2002 tanggal 20
harta bersama harus dibagi terlebih April 2005
dahulu, dan hak pewaris atas harta
bersama tersebut menjadi harta warisan
yang harus dibagikan kepada ahli waris
yang berhak”
117. Putusan MARI nomor 608
“Gugatan rekonpensi yang diajukan oleh K/AG/2003 tanggal 23
Maret 2005
Kuasa Termohon dalam perkara cerai talak
yang melampaui batas kewenangan yang
diberikan kepadanya, sebatas mengenai
akibat perceraian, dapat dikabulkan secara
ex officio”.

“Kewajiban seorang ayah untuk memberi


nafkah kepada anaknya adalah lil intifa’
bukan lil tamlik, maka kelalaian seorang
ayah yang tidak memberikan nafkah
kepada anaknya (nafkah madhiyah anak),
tidak dapat digugat”.

“Jumlah nilai mut’ah, maskan dan kiswah


selama masa iddah serta nafkah anak
harus memenuhi kebutuhan hidup
minimum berdasarkan kepatutan dan rasa
keadilan sesuai ketentuan Kompilasi
Hukum Islam dan perundang-undangan
yang berlaku”.

118. Putusan MARI nomor 332


“Dalam perkara waris, untuk menentukan K/AG/2000 tanggal 3
harta peninggalan terlebih dahulu harus Agustus 2005
jelas mana yang merupakan harta bawaan
dan mana pula yang merupakan harta
bersama. Harta bawaan kembali kepada
saudara pewaris dan harta bersama yang
merupakan hak pewaris menjadi harta
warisan yang harus dibagikan kepada para
ahli waris”.

“Dalam membagi harta warisan harus


disebutkan secara jelas orang-orang yang
berhak menjadi ahli waris dan bagiannya
masing-masing”

“Apabila dilakukan hibah kepada pihak lain


terhadap harta warisan yang belum
dibagikan kepada ahli waris, maka hibah
tersebut batal demi hukum karena
salahsatu syarat hibah adalah barang yang
dihibahkan harus milik pemberi hibah
sendiri bukan merupakan harta warisan
yang belum dibagi dan bukan pula harta
yang masih terikat dengan suatu sengketa”

Anda mungkin juga menyukai