BAB I
A. Pengertian
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram
mengalami perkembangan diare dan/ atau munmtah akut. Istilah ini menjadi acuan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arif
1
kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
B. Anatomi fisiologi
dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior
terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang
dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi bila
makanan melewatinya.
Lambung ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh,
tepat di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi
dengan kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang
jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan
absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum,
bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus
halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum
pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus ke
2 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini
terdapat apendiks veriformis. Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan
abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan
segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan
elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri
dua bagian. Kolon sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa
faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar
600 ml air perhari sedangkan usus halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas
absorbsi usus besar adalah 2000 ml perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya
adalah karena adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare.
Rektum berlanjut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik
3 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
4 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
C. Etiologi
Faktor infeksi
a. Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
Pada sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab itu dapat
digolongkan lagi kedalam penyakit yang ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan
parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah rotavirus (40-60%)
enterocolitica.
5 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
b. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,
ialah bvakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termauk dalam golongan
camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non ihnvasiv terjadi melalui
sel-sel usus berikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic
c. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti
D. Insiden
Data departemen kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare diindonesia
saat ini adalah 230-330 per 1000 pendududk intuk semua golongan umur dan 1,6 –
6 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
2,2 episode diare setiap tahunnya untukgolongan umur balita. Angka kematian diare
golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Di laboratorium kesehatan anak
RSUD Dr. soetomo pada tahun 1996 didapatkan 871 penderita diare yang dirawat
dengan dehidrasi ringan 5%, dehidrasi sedang 7,1%, dan dehidrasi berat 23 %.tahun
2000 terdapat 1160 penderita diare yang dirawat dengan 227 (19,56 %) penderita
E. Patogenesis
Diare akut akibat infeksi( gastro enteritis) terutama dilakukan secara fekal oral.
Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja
ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang
aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent)
dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh
terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran
7 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
lain daya penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan di usus serta daya lekat kuman. Kuman tersebut
Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri
tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung, didalam lambung
bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bakteri terlalu banyak
maka akan ada yang lolos kedalam usus 12 jari (duodenum). Di dalam duodenum
bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau
lebih per ml cairan usus. Denan memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil
mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga
bakteri dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam membrane
bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. sub unit B
melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan dengan
berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan menghambat
absorbsi cairan di bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel
8 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
tersebut. Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi
cairan tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak.
Cairan ini akan menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan
untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu saja ada batasannya.
Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum
terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka
2. Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan
bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.
Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E. Coli (EIEC), S.
Perfringens tipe C.
usus besar (E. Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elektrolit dan
9 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas kemungkinan dengan merusak
sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial, sehingga mengganggu absorpsi air,
bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu terjadi pula
memperlama diare.
F. Gejala Klinik
Pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri
perut sampai kejang perut, demam dan diare terjadi renjatan hipovolemik harus
dihindari kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering,
tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak, gangguan
cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka
10 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
denyut nadi cepat (lebih dari 120 kali/menit) tekanan darah menurun tak terukur,
pasien gelisah, muka pucat, ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis, kekurangan
kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga
timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penulit
Secara klinis dianggap diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan
pertama, kolerifrom, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja. Kedua
disentriform, pada saat diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.
G. Tes Diagnostik
BAHAN PEMERIKSAAN
11 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
H. Penatalaksanaan
2. Dietetik.
3. Obat-obatan.
Jenis cairan
a. Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi
dan bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa
cairan yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap
sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri
12 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan
b. Cairan parenteral :
13 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
4 tetes / kg BB/menit.
10 tetes/kgBB/menit.
atau 4 tetes/kgBB/menit.
14 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari
7 kg jenis makanan :
a. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
Cara memberikannya :
15 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
c. Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu
3. Obat-obatan
b. Obat spasmolitik.
kemungkinan lebih disukai untuk merawat anak di rumah, asal diberikan perawatan
(dioralite).
b. Cairan harus diberikan setiap 2 jam pada siang hari dan setiap 4 jam selama
c. Setelah 24 jam pemberian susu dimulai kembali, jika diberikan jumlah kecil (15
ml susu krim separuh) setiap 4 jam dengan salin antara waktu makan
16 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
Dehidrasi ringan. Pada kasus ini, gambaran klinik ditegakkan secara baik danbayi
mulai dirawat :
b. Penggantian deficit cairan danelektrolit serta koreksi gangguan asam basa. Ini
17 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
a. Infuse intravena dengan larutan yang sesuai dan masukan cairan dengan
d. Jika suatu elektrolit dan cairan telah dikoreksi, secara berangsur-angsur susu
e. Selama fase akut, bayi dirawat dalam incubator. Diberikan oksigen dan bayi
2. Perawatan rutin
b. Isolasi bayi dan pengertian akan proses infeksi silang serta pencegahannya.
dan ekskoriasi kulit. Bayi tidak boleh ditinggal berbaring dengan popok yang
18 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
basah dan kotor. Area popok dibasuh secara lebih dan diberikan krim
e. Dukungan bagi orang tua. Jika terdapat bukti tidak adanya pengertian dalam
dapat diawasi dan diberikan bantuan. Walaupun demikian, harus diingat bahwa
bhaik, dan orang tua tidak boleh disalahkan karena keadaan ini.
mencapai tingkat sesuai umur dan kebutuhan anak, dan jika terjadi
pertambahan berat badan anak yang memuaskan dan tidak terdapat muntah
atau feces yang encer, maka anak dizinkan pulang. Orang tua diminta untuk
datang ke unit rawat jalan untuk mengubungi dokter umum untuk menilai
kemajuan bayi.
19 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
BAB II
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
kemih)
3) Rasa haus
20 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
dan muntah
(rotavirus)
21 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
mengeluarkan toksin
cAMP
hiperperistaltik
22 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
sifat asam dari feces feces mengandung bakteri RESIKO TINGGI INFEKSI
RESIKO KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT tehnik desinfektan dan perawatan yang kurang baik
gangguan usus.
usus
perawatan di rumah.
23 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
B. Perencanaan keperawatan
usus.
Tujuan : Pola defekasi klien dapat kembali normal seperti sebelum dirawat di
rumah sakit
Intervensi :
beratnya episode.
tempat tidur.
24 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
diare
Intervensi :
25 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
kehilangan cairan.
sesuai pesanan.
cairan berlebihan
26 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
3. gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya ulserasi epithelium usus
intervensi :
27 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
gastrointestinal (GI)
Intervensi :
28 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
perineal sama dengan area sekitarnya dan tidak terjadi lecet serta
kemerahan.
Intervensi :
terjadinya lecet.
29 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
b. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin dan air
6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
30 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi melalui intake yang adekuat dengan kriteria
Intervensi :
b. Awasi pemasukan diet jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi
makan.
d. Hindari pemberian diet dengan pisang, beras, apel, dan roti panggang atau
teh.
31 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
Rasional : diet ini rendah dalam energi dan protein, terlalu tinggi dalam
f. Konsul pada ahli diet dukungan tim nutrisi untuk pemberian diet sesuai
kebutuhan pasien.
kebutuhan individu.
perawatan di rumah.
harus dijalankan.
Intervensi :
1) Ajarkan pada orang tua tentang kegunaan obat- obat seperti antimuntah atau
anti diare.
32 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
2) Jelaskan kepada orang tua untuk selalu memonitor adanya muntah atau diare
pada anak dan denyut nadi yang tidak teratur serta langsung melaporkan
kepada dokter.
Tujuan : menurunkan rasa takut dan cemas orang tua terhadap keadaan
anaknya.
33 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
Intervensi :
stres.
d. Akui bahwa ansietas dan mirip dengan yang diekspresikan orang lain.
menurunkan stres.
34 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
e. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan.
C. Implementasi keperawatan
35 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
tergesa-gesa, cermat dan teliti, agar menemukan reaksi klien sebagai akibat
penyimpangan-penyimpangan.
diharapkan. Langkah ini merupakan syarat yang pertama yang dipenuhi bila
perawat telah mencapai tujuan. Syarat yang kedua adalah intervensi perawatan
D. Evaluasi
Merupakan proses yang kontinyu dan penting untuk menjamin kualitas dan
ketepatan perawatan yang diberikan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk
36 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
37 Kelompok II
Mata kuliah : keperawatan anak
Dosen pengajar : Hj. Halwatia, SKep,Ns
dan evaluasi serta menyatakan mengerti instruksi diet yang harus dijalankan
38 Kelompok II