Anda di halaman 1dari 16

MODUL

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

PENYUSUN
Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, Msc
Dr. Ir. Sumarni Hamid Aly, MT
Dr. Ir. Achmad Zubair, MT
Dr. Eng. Muralia Hustim, ST., MT

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

Modul Pengetahuan Lingkungan


PERTEMUAN 01

Ekologi dan lingkungan,


asas-asas ekologi

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 1


I.1. Ekologi dan Lingkungan

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-
organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos
(“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada
matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis.

Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak
lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan
oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik
yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.

Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok
spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop.
Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi
geografis tertentu.

Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat berperan
adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal dai Jerman. Ia
merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu telah diaplikasikan sejak dahulu
kala dan semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi
akal manusia. Jika didasarkan pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua
kategori yakni Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup
pengertian ekologi, kita bisa menyimpulkan bahwa ekologi dalah dasar dari semua pokok ilmu
lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan. Meski demikian,
ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit ketimbang ilmu lingkungan.

Pembagian Ekologi

1. Menurut Habitatnya:
• Ekologi perairan tawar
• Ekologi laut
• Ekologi darat
• Ekologi padang rumput
2. Menurut garis Taxonomi
• Ekologi tumbuhan

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 2


• Ekologi manusia
• Ekologi vertebrata
• Ekologi serangga
• Ekologi jasad renik

Prinsip-prinsip Ekologi

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia
dan hewan sebagai konsumen , tumbuhan sebagai produsen, dan mikroba sebagai pengurai.

Selain itu ekologi juga berkaitan erat dengan tingkatan organisasi makhluk hidup yang
mencakup :

1. Individu

Organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang
pohon kelapa,dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan
pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan
makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, memelihara anaknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri,
sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi .Ada bermacam-macam adaptasi makhluk
hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.

2. Populasi

Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu, Perubahan ukuran dalam populasi ini
disebut dinamika populasi. Faktor penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi adalah
antara lain bencana alam, kebakaran, serangan penyakit dan tebang pilih. Populasi mempunyai
karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing masing individu
anggotanya. Karakteristik ini antara lain :

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 3


1. kepadatan (densitas)
2. laju kelahiran (natalitas)
3. laju kematian (mortalitas)
4. potensi biotik
5. penyebaran umur dan bentuk pertumbuhan.

3. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi yang merupakan satuan fungsional dasar dalam
ekologi karena di dalamnya mencakup komponen biotik dan abiotik. Pembagian tingkatan
ekosistem :

1. Berdasarkan makanan
a. Komponen autotrofik, merupakan organisma yang mampu menyediakan
makanannya sendiri (fotosintesis)
b. Komponen heterotrofik, merupakan organisme yang hanya memanfaatkan
hanya bahan organik
2. Berdasarkan Fungsional
a. Aliran energi
b. Rantai makanan
c. Pola keaneaka ragaman dalam waktu dan ruang
d. Daur makanan (biogeokimia)
e. Perkembangan dan evolusi
f. Pengendalian
3. Berdasarkan unsur penyusun
a. Senyawa anorganik (C, N, P, H2O dll yang terlibat dalam daur materi)

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 4


b. Senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, dll)
c. Resim iklim, berupa faktor fisik
d. Produsen (organisme autotrofik)
e. Konsumen (organisme heterotrofik)
f. Pengurai (saprotrof dan osmotrof)
4. Komponen - komponen ekosistem
1. komponen Biotik
• Manusia
• Hewan
• Tumbuhan
• Pengurai/Mikroba
2. Komponen Abiotik
• Suhu
• Sinar Matahari
• Air
• Tanah
• Ketinggian
• Angin
• Garis Lintang

Gambar 1.1 Komponen Biotik dan Abiotik dalam Ekositem

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 5


I.2. Asas – Asas Ekologi
1) Asas 1

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini
adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam
fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup
menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang
sebagai panas.
Energi Terbuang tak
Hewan makan 1
terasimilasi

Disimilasi

Produksi materi
kehidupan

Energi
3 diambil oleh
peng-
eksploitasi
Energi dibakar
dan energi Energi
diubah sebagai disimpan 6
panas sebagai lemak

Energi digunakan untuk


5 menyokong berbagai 4 Pertumbuhan
kegiatan,: lari, berenang,
terbang, dsb.

Energi digunakan untuk menyokong Pembiakan


metabolisme dasar, misalnya: denyut
jantung, pernafasan,
mempertahankan suhu tubuh dsb.

Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen.

Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa materi.

Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa tenaga atau panas

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 6


Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut
sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan
energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang
tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan
sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai
strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran
kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan oleh hewan.

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat dimanfaatkan
dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-masing spesies hewan tergantung
bagaimana kemampuan dan strategi hewan tersebut untuk melawan alam lingkungannya.
Keberhasilan dalam melawan lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah
populasinya.

Gambar 1.2 Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan genangan air, serta
dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan.

2) Asas 2

Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien. Asas ini tak lain adalah
hukum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi
energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 7


Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti
meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam
bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh
organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang
paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas
hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan
secara efisien (banyak terbuang).

Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau
ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan
meningkatkan daya pengubahan energi.

Gambar 1.3 Buah-buahan sebagai salah satu sumber energi bagi manusia, entropi berupa
kulit buah adalah sumber energi bagi semut.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 8


3) Asas 3

Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya


alam. Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas
adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

Contoh: Ruang yang sempit: dapat mengganggu proses pembiakan organisme dengan
kepadatan tinggi. Ruang yang terlaluluas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh,
kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan
populasi. Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal
hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya,
maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan
bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi
sumber air. Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis
makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan
yang dapat memusnahkan sumber makanannya.

Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan
oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi
dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu
pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber
alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan.
Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies
hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya
beranekaragam dia akan mampu “survive”.

Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya.

4) Asas 4

Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai
optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak
akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 9


Untuk semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena
kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan
penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas
maksimum.

Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas


optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Contoh: Pada keadaan lingkungan yang sudah
stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun
terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan
sumber alam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumber alam
bertambah..

Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu
karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

5) Asas 5

Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya dan ada pula sumber alam yang tidak mempunyai
daya rangsang pengunaan lebih lanjut. Contoh: Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai
sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka
hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.

6) Asas 6

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 10


Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat
perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau
biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad
hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang
non-adaptif.

Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak
dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan
keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak.

7) Asas 7

Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah


diramal”. adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang
relatif . lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi
mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.

Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu
spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.

Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola
faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya
kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda
untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies
yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa,
maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik
merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat
melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan
lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif
sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 11


masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai
pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan
lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan
iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies
yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.

8) Asas 8

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya
yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan
dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan
fungsi yang berbeda di alam.

Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu
sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada
kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya
akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

9) Asas 9

Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.

T = K x (B/P) ; D ≈ T

T = waktu rata-rata penggunaan energi

K = koefisien tetapan

B = biomassa

P = produktivitas

D = keanekaragaman

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 12


Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan
meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu
komunitas.

Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi
dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

10) Asas 10

Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evolusi
yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.

Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang
mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil,
yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan
produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan
waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk
menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa
dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa
produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada
kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.

Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian
dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

11) Asas 11

Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa). Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 13


Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran
yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-
gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan
kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke
arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya

12) Asas 12

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya
dalam keadaan suatu lingkungan. Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam
ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia
yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi
dengan keadaan yang tidak stabil.

Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam
perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi
terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )
yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata
tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan
sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan
faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada
lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan
kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang
terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa
populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 14


13) Asas 13

Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan


keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian
komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik
merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan
ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

14) Asas 14

Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan


dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada
rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan
populasi yang tinggi.

Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:

• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)

• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)

• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks

• Efisiensi penggunaan energi

• Tingkat keanekaragaman tinggi

Modul Perinsip Rekayasa Lingkungan 15

Anda mungkin juga menyukai