Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH DRAKOR (DRAMA KOREA) TERHADAP KARAKTER BANGSA DI

ERA PANDEMI COVID 19

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIDANG KEGIATAN PKM-AI

Dosen Pengampu: Abdullah Syarofi, S.Hum., M.Hum.

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia A-3.9

Disusun oleh :

Camisha Ramadhani Neldi Putri

Studi Kejepangan

122111333076

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
ABSTRAK

Di indonesia demam korea atau di sebut dengan korea wave sudah menyebar luas di
kalangan remaja melalui internet. Dengan fasilitas yang ada dengan kemajuan teknologi yang
canggih, para remaja pada zaman sekarang lebih mudah untuk mengakses segala data
termasuk media sosial hingga mengakses drama korea bila sudah jenuh ataupun setelah
melakukan aktivitas. Adapun dampak nya dalam kehidupan sehari-hari yaitu sering nya
berbicara dengan bahasa asing. Tidak sedikit remaja yang menggunakan bahasa asing korea
dalam obrolan sehari-hari khusus nya dengan teman sebaya seperti "anyeonghaseyo" (halo)
kemudian "cangkemaneyo" (tunggu) dan lain-lain. Berdasarkan masalah yang terkait di atas
maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar dampak drama korea terhadap
karakter remaja indonesia di era pandemi covid 19. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode library research (peneliti perpustakaan), yaitu
serangkaian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data Pustaka, membaca dan
mencatat serta mengelolah bahan penelitian yang ada di pustaka.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era pandemi covid 19, segala sesuatu yang dilakukan serba online dan terbatas
berlaku juga dengan aktivitas keseharian, mulai dari bepergian keluar rumah yang tidak
terlalu lama kemudian berada di satu tempat dengan orang banyak. Dengan adanya
keterbatasan ini dan banyaknya waktu luang, maka secara otomatis mudah untuk merasa
bosan, apalagi para remaja yang aktivitas nya yang sangat banyak mulai dari sekolah yang
dilakukan daring (online) hingga diskusi kelompok yang daring juga, oleh karena itu dengan
adanya waktu luang yang banyak selalu di gunakan dengan bermain gadget. Seiring
berjalannya waktu banyak para remaja menggunakan platform media sosial sebagai sarana
untuk menghibur diri contoh nya dengan menonton drama korea. Oleh karena itu dampak dari
pengaruh menonton drama korea harus di perhatikan, terutama demi kemajuan karakter
bangsa pada remaja di era pandemi covid 19.
Rumusan Masalah :

1. Apa faktor yang menyebabkan mayoritas generasi muda menghabiskan waktu dengan
menggunakan gadget?
2. Apakah dampak dari drama korea sangat berpengaruh dalam gaya bahasa hingga kehidupan
sehari-hari khusus nya di era pandemi ini?
3. Apa yang harus dilakukan mahasiswa/remaja dalam mengatasi masalah imitasi pada remaja
yang di sebabkan oleh drama korea sehingga kedepan nya dapat membentuk karakter bangsa
yang lebih baik?

Tujuan Masalah :

1. Supaya tertanam karakter bangsa yang lebih baik kedepan nya.


2. Dapat menggunakan waktu kosong itu dengan hal yang lebih bermanfaat.
3. Memanfaat kan platform media sosial dengan lebih bijak lagi.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat :

Penelitian dilakukan secara daring (online) dikarenakan dengan adanya kondisi


pandemi covid 19 ini yang belum berakhir. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu
lebih dari 7 hari mulai dari tanggal 19 desember hingga selesai.

Tipe Penelitian :

Jenis penelitian ini menggunakan metode library research (peneliti perpustakaan),


yaitu serangkaian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data Pustaka, membaca dan
mencatat serta mengelolah bahan penelitian yang ada di pustaka. Penelitian kepustakaan yaitu
penelitian yang lebih memerlukan olahan filosofis dan teoritis daripada uji empiris
dilapangan. Karena sifatnya yang teoritis dan filosofis , penelitian kepustakaan lebih sering
menggunakan pendekatan filosofis (philosophical approach) dibandingkan pendekatan yang
lain. Metode penelitian kepustakaan mencakup sumber data, pengumpulan data, dan analisis
data (Noeng Muhadjir, 1996).
Sasaran Kegiatan :

Di tujukan kepada anak remaja generasi millenial yang berusia 18-36 tahun. Generasi
milienial atau generasi Y (teori William Straus dan Neil Howe) yang merupakan generasi di
usia produktif. Keunggulan generasi ini memiliki kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta
terkoneksi antara satu dengan lainnya.

Teknik Pengumpulan :

Teknik pengumpulan ini dilakukan dengan metode pengumpulan fakta kejadian yang
ada dari berbagai sumber seperti jurnal dan media massa. Data yang sudah diperoleh
kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk paragraf dari semua informasi yang telah di
dapatkan dari review jurnal.

Analisis Data :

Pada tahapan analisis data dilakukan dengan 4 tahapan. Tahapan pertama yaitu
pengumpulan data, dimana pada tahapan ini data yang didapat yaitu dari sumber jurnal, media
massa, dan pengisian g-form disatukan informasi yang di dapat. Pada tahapan kedua yaitu
pengolahan data. Pada tahap ini data yang sudah dikumpulkan diolah lagi untuk mendapatkan
informasi. Pada tahapan ketiga yaitu data akan dicek kembali supaya dapat diketahui
kesalahan apa saja yang terdapat pada data tersebut. Pada tahapan yang terakhir yaitu
kesimpulan, yang mana membahas simpulan informasi penting dari data yang diperoleh yang
merupakan proses akhir dari analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di era pandemi covid 19 saat ini remaja atau mahasiswa lebih banyak menghabiskan
waktu nya dengan teknologi canggih yaitu gadget. Mulai dari sekolah yang dilaksanakan
daring (online) kemudian berdiskusi dengan teman sekelompok secara daring hingga
pengumpulan tugas pun juga dilakukan secara daring, dengan website khusus mahasiswa
untuk mengumpulkan tugas nya yang di sediakan oleh universitas ataupun sekolah. Sekarang
di era yang serba canggih ini banyak di jumpai remaja-remaja yang sering menghabiskan
waktu luang nya untuk bermain dengan gadget, khusus nya penggunaan platform media sosial
sebagai sarana untuk menghibur diri seperti menonton drama korea.
Seiring berjalan nya waktu gadget yang awal nya hanya di pakai oleh para pebisnis
dari kalangan menengah ke atas namun pada zaman sekarang banyak para remaja yang
menggunakan gadget. Alasan para remaja menggunakan gadget karena memiliki berbagi
fungsi selain untuk berkomunikasi juga untuk berbagi, menghibur dengan audio, video,
gambar, game, dan lain-lain termasuk mengakses media sosial hingga melihat drama korea.

Diantara banyak nya budaya budaya dari luar negri yang masuk ke indonesia hanya
budaya dari korea selatan lah yang paling di minati. Mulai dari fashion, make up, gaya hidup
hingga bahasa pun juga di ikuti. Selain itu juga banyak tempat makan yang khusus
menyediakan makanan khas korea seperti tteobokki (kue beras). Bukti dukungan dari
masyarakat luas yaitu dengan adanya tempat les khusus bahasa korea bahkan ada universitas
yang negri di indonesia yang sudah membuka jurusan bahasa korea atau sastra korea, seperti
di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Hallyu atau Korean Wave (Hangul: 한류; Hanja: 韓流; RR: Hallyu; MR: Hallyu,
bahasa Indonesia: "Gelombang Korea") adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya
budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia sejak tahun 1990-an. Umumnya
Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari bahasa Korea dan
kebudayaan Korea. Gelombang Korea meliputi kesadaran global akan berbagai aspek
kebudayaan Korea Selatan termasuk film dan televisi (khususnya "K-dramas"), K-pop,
manhwa, Bahasa Korea, dan masakan Korea.

Diantara produk-produk korea yang ada, drama korea lah yang paling besar pengaruh
nya. Dengan adanya fasilitas teknologi yang canggih seperti gadget, maka banyak para remaja
mengakses media aplikasi seperti serial netflix untuk melihat drama korea. Wabah hallyu atau
gelombang korea ini kemudian berdampak pada pariwisata, lokasi syuting yang terkenal pun
banyak di kunjungi oleh turis-turis untuk mengabadikan nya dengan foto di lokasi syuting
tersebut.

Dampak yang menimpa para remaja dikarenakan gelombang korea lebih banyak
terdapat dampak negatif nya dari pada posotif nya. Untuk menghilang kan secara keseluruhan
budaya populer korea yang di sebab kan oleh drama korea itu sangat lah mustahil kecuali ada
nya budaya populer lain nya yang dapat menggeser. Oleh karena itu harus ada campur tangan
orang dalam seperti orang tua, keluarga, pendidikan dan pemerintah.
Orang tua sebagai orang pertama yang dapat menghentikan penyebaran gelombang
korea ini sejak dini, yaitu dengan mengawasi anak apabila dampak yang diberikan setelah
melihat drama korea terksan negatif maka orang tua harus segera mengambil tindakan dengan
menasehati nya terlebih dahulu kemudian mengawasi lebih lanjut lagi supaya kedepan nya
tidak ada dampak negatif yang terjadi pada anak.

Kemudian pemerintah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk


mengurangi gelombang korea ini adalah dengan memperkuat regulasi akses pada internet
kemudain menyaring kembali drama koea yang di tayang kan di internet. Tetapi hal-hal
tersebut sudah pernah dilaksanakn dan dikarenakan kecanggihan teknologi yang di buat oleh
negara asing maka untuk melihat drama korea dapat di akses di web lain nya. Pendidikan
sangat lah penting juga untuk melambat kan penyebaran gelombang korea yaitu dengan
memberi didikan untuk mencintai negara dan produk negara sendiri khusus nya tentang
budaya yang ada di indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Budaya korea selatan sangat marak dan hangat menjadi bahan perbincangan di asia
tenggara hingga china dan bisa di sebut juga dengan gelombang korea. Salah satu produk
budaya korea yang sangat banyak diminati untuk hiburan ialah drama korea. Drama korea
sendiri banyak diminati oleh masyarakat luas khusus nya para remaja generasi millenial,
dampak positif nya kita bisa ambil yaitu sebagai sarana penghibur bila bosan dan tayangan
untuk menonton sekeluarga. Tetapi tidak untuk dampak negatif nya, dengan ada nya
gelombang korea ini masalah imitasi oleh remaja indonesia dikarenakan drama korea yang di
mulai dari gaya hidup, make up hingga bahasa sehari hari pun sangat membahayakan masa
depan bangsa indonesia. Oleh karena itu untuk mengatasi nya di mulai dari memperhatikan
hal kecil yang ada di sekeliling kita untuk menghentikan gelombang korea ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, N. H. P., & Listiani, E. (2019). Pengaruh Drama Korea terhadap Perilaku Imitasi
Remaja.

Waty, S. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Tangerang: UR.

Arifin, Z. (2015). Perilaku remaja pengguna gadget; Analisis teori sosiologi pendidikan.
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 26(2), 287-316.

Elsa Fitri, R. (2018). Gambaran Identitas Diri Remaja Akhir Penggemar Drama Korea
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Tian, K., & Logahan, J. M. (2019). DAMPAK TAYANGAN KOREAN DRAMA DI NEW
MEDIA TERHADAP PERILAKU REMAJA KOTA KOREAN LOVERS DI JAKARTA.
Jurnal SISTEM INFORMASI, 1(1), 15-26.

Anda mungkin juga menyukai