Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS

Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

Nama : Rulianti Wahyuni


NIM : 22730006
Program/Jurusan : S2 Akuntansi
Dosen : Dr. Basyiruddin Nur, M.Ak., CPI., CA., CPA
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

BAB 11 PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN DAN LAPORAN PADA


PENGENDALIAN INTERNAL
1. Pentingnya memahami struktur pengendalian intern untuk perencanaan audit.
a. Auditability : yaitu mendapat informasi yang cukup memuaskan mengenai integritas
managemen dan sifat dan luas catatan akuntansi.
b. Potensi salah saji yang material, dengan mengidentifikasi jenis kekeliruan dan
ketidakberesan yang potensial.
c. Risiko penemuan yaitu menetapkan risiko pengendalian bagi setiap tujuan pengendalian,
yang selanjutnya mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan.
d. Perancangan pengujian yaitu memungkinkan auditor untuk merancang pengujian saldo
laporan keuangan yang efektif.
2. Pemahaman struktur pengendalian intern untuk rancangan dan operasi
a. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam masing-masing elemen SPI.
b. Operasi dari elemen-elemen SPI.
3. Penetapan dan keputusan
a. Menetapkan apakah laporan keuangan dapat diaudit
b. Menetapkan tingkat risiko pengendalian yang didukung oleh pemahaman yang diperoleh
c. Menetapkan apakah diharapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah dapat
didukung
d. Memutuskan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan yang pantas untuk digunakan.
4. Pengujian atas pengendalian
Apabila hasil pengujian atas pengendalian mendukung rancangan kebijakan dan prosedur
pengendalian seperti yang diharapkan, auditor dapat terus menggunakan tingkat risiko
pengendalian seperti yang direncanakan. Akan tetapi, apabila kebijakan dan prosedur
tersebut tidak beroperasi secara efektif, tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan tersebut
harus dipertimbangkan kembali.
5. Risiko penemuan dan rencana pengujian atas saldo laporan keuangan
Jika tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan ada dibawah maksimum, hal ini akan
didukung oleh pengujian atas pengendalian yang spesifik. Penetapan ini kemudian dikaitkan
dengan tujuan spesifik audit untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi utama.
Tingkat penemuan yang sesuai untuk setiap tujuan audit spesifik ditentukan kemudian
dengan memakai model risiko audit.
6. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
a. Pengalaman auditor dalam periode sebelumnya atas satuan usaha tersebut
b. Tanya jawab dengan pegawai klien
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

c. Kebijakan dan pedoman sistem klien


d. Inspeksi dokumen dan catatan
e. Pengamatan atas aktivitas dan operasi satuan usaha.
7. Dokumentasi dari pemahaman
a. Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis dari struktur pengendalian intern klien.
b. Bagan arus adalah menggambarkan dengan simbol, diagram atas dokumen klien dan
urutan arus dalam organisasi.
c. Kuesioner pengendalian intern yang menanyakan satu rangkaian pertanyaan mengenai
pengendalian dalam tiap bidang audit, termasuk lingkungan pengendalian, sebagai alat
auditor untuk mengindikasikan aspek struktur pengendalian intern yang mungkin tidak
memadai.
8. Penetapan risiko pengendalian
Hal ini biasanya dilakukan terpisah untuk masing-masing jenis transaksi dalam masing-
masing siklus operasi.
Identifikasi tujuan audit berkait transaksi yang dinyatakan dalam bentuk umum, bagi masing-
masing jenis transaksi utama suatu satuan usaha.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang berperan dalam
pencapaian masing-masing tujuan.
9. Identifikasi dan evaluasi kelemahan
a. Identifikasikan pengendalian yang ada
b. Identifikasikan ketiadaan pengendalian kunci
c. Tentukan salah saji yang besar dan potensial yang mungkin dihasilkan
d. Pertimbangkan kemungkinan pengendalian pengganti.
10.Pengujian atas pengendalian
a. Tanya jawab dengan pegawai suatu satuan usaha yang tepat
b. Pemeriksaan dokumen, catatan dan laporan
c. Pengamatan aktifitas berkenaan dengan pengendalian
d. Pelaksanaan ulang prosedur klien.
e. Luas pengujian tergantung kepada tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.

BAB. 12 MENGEMBANGKAN PERENCANAAN AUDIT KESELURUHAN DAN


PROGRAM AUDIT
1. Jenis pengujian terdiri atas :
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantif atas transaksi
Untuk menguji kekeliruan atau ketidak beresan dalam rupiah yang langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantif terdiri atas:
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

1) Pengujian atas transaksi, untuk menentukan apakan transaksi akuntansi telah


diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan
diposting kebuku besar dan buku tambahan dengan benar.
2) Prosedur analitis, mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan ekspektasi
yang dikembangkan oleh auditor.
3) Pengujian terinci atas saldo, yang memusatkan pada saldo akhir buku, tetapi
penekanan utama pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo neraca.
d. Prosedur analitis
e. Pengujian terinci atas saldo.
2. Hubungan antara pengujian dan bahan bukti
Berdasarkan besarnya biaya yang diperlukan:
a) Prosedur analitis
b) Prosedur pemahaman atas struktur pengendalian intern dan pengujian atas pengendalian
c) Pengujian substantif atas transaksi
d) Pengujian terinci atas saldo.
3. Penyimpangan dalam pengujian atas pengendalian mengindikasikan kemungkinan kekeliruan
yang mempengaruhi nilai rupiah laporan keuangan, sedangkan penyimpangan dalam
pengujian substantif adalah salah saji laporan keuangan.
Auditor memutuskan selama perencanaan, apakah akan menetapkan risiko pengendalian
dibawah maksimum. Pengujian atas pengendalian dilaksanakan untuk menentukan apakah
risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dihindarkan.
4. Perancangan program audit
a. Pengujian atas transaksi, mencakup penjelasan pemahaman mengenai SPI, gambaran
prosedur yang dilaksanakan untuk memahaminya, dan rencana tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan.
b. Prosedur analitis, dilakukan pada tiga tahap audit.
c. Pengujian terinci atas, bersifat subjektif dan memerlukan judgement profesional.
5. Pengujian terinci atas saldo dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan.
b. Tetapkan risiko pengendalian
c. Rancang dan perkirakan hasil pengujian atas transaksi dan prosedur analitis
d. Rancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan spesifik audit.
6. Hubungan tujuan pengendalian intern dengan tujuan audit
Meskipun seluruh tujuan pengendalian intern telah dipenuhi, auditor akan mengandalkan
terutama kepada tujuan pengendalian substantif untuk memenuhi tujuan kepemilikan dan
pengungkapan, tujuan penilaian untuk penurunan dalam nilai, dan tujuan spesifikasi untuk
penyajian laporan keuangan.
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

Referensi:
1. AEBH Bab 11 dan 12
2. SPAP

Anda mungkin juga menyukai