7. Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja dalam membantu
auditor mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam
standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas dikumpulkan
sesuai dengan penugasan .
Tujuan audit transaksi dapat dibedakan menjadi :
a. Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi,
klasifikasi, pemilihan waktu yag tepat (timing), pemindahbukuan (posting) dan
pengikhtisaran, dan diikhtisarkan dengan benar.
b. Tujuan audit khusus transaksi yaitu untuk menerapkan tujuan umum pada setiap
jenis transaksi yang material yang terdapat dalam audit.
8. Tujuan Audit untuk Saldo. Tujuan audit ini sama dengan tujuan audit transaksi.
Tujuan ini juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tujuan umum :
1) Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis ).
2) Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
3) Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan
3. Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan ukti audit dapat dibagi dalam empat
bagian berikut
a. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
b. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur terte ntu
c. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
d. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan
4. Prosedur audit adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang
diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.
5. Audit Program adalah daftar atas berbagai prosedur audit untuk area tertentu atau
keseluruhan proses audit.
6. Persuasivitas bukti audit (bukti yang meyakinkan) ditentukan oeh dua hal yaitu
a. Kompetensi, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan bukti
1) Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor
2) Independensi penyedia data
3) Efektifitas struktur pengendalian intern
4) Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
5) Kualifikasi penyedia bukti
6) Objektivitas bukti
7) Ketepatan waktu (kapan dilaksanakan dan bagian periode yang diaudit)
b. Kecukupan
a. Ukuran sampel memadai
b. Memilih item-item populasi yang tepat
7. Jenis Bukti Audit
a. Pemeriksaan fisik
b. Konfirmasi
c. Dokumentasi
d. Pengamatan
e. Tanya jawab dengan klien
f. Hitung uji (Reperformance)
g. Prosedur analitis
8. Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada
keandalan kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi
sendirian untuk memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan
9. Prosedur Analitis adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan termasuk
perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan
prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh tahap, baik tahap perencanaan, tahap
pengujian dan tahap penyelesaian
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan
Teknik Audit
11. Rasio-rasio Keuangan Umum. Prosedur analitis auditor sering memasukkan atas
penggunaan rasio keuangan umum selama perencanaan dan review akhir dari laporan
keuangan yang telah diaudit. Hal ini penuh manfaat untuk memahami peristiwa-
peristiwa yang terjadi dan status keuangan dari usaha dan untuk melihat laporan-
laporan dari perspektif para pengguna laporan.
12. Dokumentasi audit. Adalah catatan utama tentang prosedur audting yang diterapkan,
bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan
penugasan. Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam
meberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai
dengan standar audit. Secara lebih khusus dokumentasi audit yang berkaitan dengan
audit tahun berjalan memberikan:
1. Dasar bagi perencanaan audit.
2. Catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian.
3. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat.
4. Dasar untuk review oleh supervisor dan partner
Referensi:
1. AEBH Bab. 5 dan 6
2. SA 110- tanggung jawab dan fungsi auditor independen
3. SA 200- Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar
Audit
4. SA 210- Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
5. SA 230 - Dokumentasi Audit
6. SA 316- Pertimbangan ataskecurangan dalam audit atas laporan keuangan
7. SA 500 - Bukti Audit
8. SA 501 - Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan