Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS

Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

Nama : Rulianti Wahyuni


NIM : 22730006
Program/Jurusan : S2 Akuntansi
Dosen : Dr. Basyiruddin Nur, M.Ak., CPI., CA., CPA
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

BAB. 7 PERENCANAAN AUDIT


Prencanaan
1. Perencanaan audit diperlukan untuk :
a. Meyakinkan diperolehnya bahan bukti kompeten yang mencukupi.
b. Mengurangi biaya audit
c. Mencegah salah pengertian dengan klien
2. Unsur dalam perencanaan :
a. Perencanaan awal
1) Menerima klien baru. Klien yang baru harus dievaluasi prospek, stabilitas
keuangan dan hubungan dengan auditor. Selain itu diperlukan informasi dari
auditor sebelumnya mengenai integritas klien baru tersebut. Suatu penelitian yang
lebih mendalam akan diperlukan apabila klien sebelumnya belum pernah diaudit.
2) Melanjutkan klien lama. Integritas klien perlu dievaluasi dan hubungan hukum
dengan klien.
3) Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit.
4) Menentukan staf untuk penugasan.
5) Memperoleh surat penugasan.
b. Memperoleh informasi latar belakang klien
Memahami bidang usaha dan industri klien, diperlukan untuk mengetahui kekhasan
aturan akuntansi,menidentifikasi risiko industri dan risiko bawaan.
c Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien
Dokumen dan catatan hukum yang diperlukan adalah akte pendirian dan anggaran
dasar perusahaan, notulen rapat, dan kontrak.
d.Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan .
e. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaan .
f. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian .
g. Mengembangkan rencana audit dan program audit menyeluruh .
3. Kertas kerja audit merupakan catatan-catatan yang dibuat atau dikumpulkan dan
disimpan oleh akuntan publik mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh,
pengujian yang dilakukannya, keterangan yang diperolehnya dan kesimpulan yang
ditarik sehubungan dengan pemeriksaannya.
a. Kertas Kerja berguna sebagai
b. dasar untuk perencanaan audit,
c. catatan bahan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian,
d. data untuk menentukan jenis laporan audit yang layak, dan
e. dasar untuk penelaahan oleh penyelia dan partner
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

4. Isi dan Pengorganisasian kertas kerja


a. Berkas Permanen yaitu berkas yang berisi data historis atau yang bersifat
berkelanjutan mengenai klien.
b. Berkas tahun berjalan mencakup seluruh kertas kerja yang berkaitan untuk tahun
yang diaudit, yaitu program audit, informasi umum, neraca saldo, jurnal koreksi /
reklasifikasi, dan daftar-daftar pendukung.
5. Langkah-langkah menyiapkan kertas kerja audit
a. Identifikasi seperti nama klien, periode yang dicakup, deskripsi isi, inisial pembuat,
tanggal penyiapan dan kode indeks.
b. Ada indeks dan cross-check untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan
pengarsipan.
c. Menunjukkan pelaksanaan pekerjaan audit, berupa memorandum, menanda tangani
prosedur audit, catatan yang dianggap perlu.
d. Berisi informasi yang cukup.
e. Kesimpulan singkat.
6. Kertas kerja merupakan harta milik auditor dan yang mempunyai hak untuk
memeriksa kertas kerja hanya pengadilan sebagai bahan bukti yuridis formal.
7. Auditor harus menjaga kerahasiaan, kecuali dikehendaki oleh hukum atau negara
atau profesinya

Materialitas
1. Materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi
akuntansi yang dalam kondisi yang bersangkutan, dapat mempengaruhi pertimbangan
pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan.
2. Langkah penetapan materialitas:
a. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas.
Jumlah maksimum suatu salah saji dalam laporan keuangan yang dianggap tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan dari pemakai. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertimbangan:
1) Faktor Utama
a) Materialitas merupakan konsep yang relatif, bukan absolut.
b) Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas.
2) Faktor-faktor kualitatif
a) Jumlah karena ketidakberesan dipandang lebih penting dari kekeliruan .
b) Kekeliruan yang kecil dipandang material jika berkaitan dengan kewajiban
kontrak
c) Kekeliruan dapat menjadi material apabila mempengaruhi kecenderungan laba.
b. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas pada segmen-segmen.
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

Bahan bukti dikumpulkan berdasarkan segmen-segman dari laporan keuangan.


Auditor dapat mengalokasikan materialitas baik pada akun neraca maupun laba rugi,
namun ke neraca lebih layak karena komponennya lebih sedikit.
Kesulitan dalam pengalokasian materialitas dalam perkiraan (segmen) neraca adalah
auditor menganggap perkiraan tertentu lebih banyak kekeliruan dari yang lain,
perlunya mempertimbangkan lebih saji dan kurang saji, biaya audit relatif yang
mempengaruhi alokasi.
c. Estimasi Salah Saji dan Perbandingan .
d. Estimasikan kekeliruan gabungan
e. Bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai materialitas

BAB.8 MENILAI RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL


1. Risiko adalah suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit, misalnya
mengenai kompetensi bahan audit, efektivitas struktur pengendalian intern klien dan
apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai.
2. Model risiko audit adalah model yang digunakan terutama untuk tahap perencanaan
dalam menentukan berapa besar bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap siklus.
Rumus :
AAR
PDR =

IR X CR

PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk)


AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk)
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR = Risiko Pengendalian (Control Risk)
3. Risiko Penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwa bahan bukti yang
dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang
dapat ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul.
RESUME BUKU AUDITING & JASA ASURANS
Alvin A. Arens, Randal J Elder, Marks S. Beasley dan Chris E. Hogan

Risiko ini:
a. Tergantung pada tiga unsur risiko lain dalam model.
b. Menentukan besarnya rencana bahan bukti yang dikumpulkan dalam hubungan yang
berlawanan.
6. Risiko Bawaan merupakan faktor kerentanan laporan keuangan terhadap kekeliruan yang
material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
7. Risiko Pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan adanya salah saji dalam segmen
audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur
pengendalian intern klien.
Risiko pengendalian dipengaruhi efektivitas pengendalian intern dan pemahaman auditor atas
struktur pengendalian intern.
8. Risiko Audit yang dapat Diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan salah saji material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah diberikan
9. Mengubah Risiko Usaha atas Risiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha
Risiko Usaha adalah tingkat risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan menderita
kerugian yang diakibatkan hubungannya dengan klien, walaupun laporan audit yang
diberikannya sudah pantas. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pemakai pada
laporan keuangan dan kemungkinan akan adanya kesulitan keuangan klien yang timbul
setelah laporan audit diterbitkan.

Referensi:
1. AEBH Bab 8 dan 9
2. SA 300- Perencanaan Suatu Audit
3. SA 315- Pengindentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
4. SA 320- Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
5. SA 330- Respon Auditor Terhadap Risiko yang Telah Dinilai
6. SA 520- Prosedur Analitis

Anda mungkin juga menyukai