Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INFUS NACL

Kelompok : I
1. Erlinda Irmaneisa ( 1041411058)
2. Esa Meila Dewi (1041411059)
3. Fikriyah Melinda S. (1041411065)
4. Hesti Listyaningrum (1041411074)
5. Pipit Sekarningrum (1041511226)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


“YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
2017
PEMBUATAN SEDIAAN INFUS INTRAVENA
(SEDIAAN VOLUME BESAR DOSIS TUNGGAL)
INFUS NaCl
Tugas : Membuat sediaan infus intravena (sediaan volume besar dosis tunggal )
sebannyak 1 botol infus @ 500 ml.
Tujuan : Mengetahui cara pembuatan sediaan infus intravena (sediaan volume besar dosis
tunggal ) dengan bahan NaCl dan mengevaluasinya.

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
a. NaCl
Natrium Klorida kira-kira memiliki komposisi berupa cairan ekstraseluler
tubuh. Kira-kira 0,9% larutan NaCl memiliki tekanan osmotik yang sama dengan
cairan tubuh. Natrium Klorida memberikan suplemen elektrolit. Natrium memberikan
kation utama dalam cairan ekstraseluler dan berfungsi mengatur distribusi air,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan tekanan osmotic cairan tubuh. Natrium juga
bekerjasama dengan klorida dan bikarbonat dalam keseimbangan regulasi asam basa.
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler, mengikuti disposisi
fisiologik natrium dan mengubah keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan
fisiologik natrium dan mengubah keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan cara
mengubah konsentrasi serum klorida.
Injeksi Natrium Klorida mampu meningkatkan dieresis, tergantung dari
volume administer dan kondisi klinis pasien. 0,9% Natrium Klorida tidak
menyebabkan hemolisis eritrosit. (Mc Evory. 2002 :2547)

b. Carbo Adsorben (Arang Serap)


Carbon merupakan arang halus (nabati/hewani) yana telah diaktifkan
melalui proses tertentu. Obat ini memiliki daya serap pada permukaannya
(adsorpsi) yang kuat, terutama pada zat-zat yang molekulnya besar seperti
alkaloida, toksin bakteri atau zat-zat beracun yang berasal dari makanan. Begitu
pula banyak obat yang dapat diadsorpsi pada carbo in vivo, antara lain asetosal,
parasetamol, phenolbarbital, fenotiasin, digoksin, dan lain-lain. (Tan Hoan
Tjay,1991:297)
c. Aqua Pro Injection (Aqua p.i)
Aqua Pro Injection adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas
dengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan anti mikroba atau bahan
tambahan lainnya. (Depkes RI,1995:112)

2. Tinjauan Sifat Fisika Kimia Bahan Obat


a. Natrium Klorida (NaCl)
BM NaCl : 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa
asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air ; sedikit lebih mudah larut dalam etanol air
mendidih ; larut dalam gliserin ; sukar larut dalam etanol. (Depkes
RI. 2014: 917)

Melting point = 804o C . (Depkes RI. 1995:584 )


pH stabil infus NaCl: 4,5-7,0 (Depkes RI. 2014: 918)

b. Carbo Adsorben (arang jerap)


Pemerian : Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol. (Depkes
RI.2014:137)

c. Aqua Pro Injection (Aqua p.i)


Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau. (Depkes RI,1995:112)

3. Cara Sterilisasi Bahan


NaCl : autoklaf, suhu 121o C selama 15 menit .
Carbo Adsorben diaktifkan dengan oven suhu 100o C selama 30 menit .

4. Obat Tidak Tercampur


Larutan berair natrium klorida bersifat korosif untuk besi. Mereka juga bereaksi
membentuk endapan dengan garam perak, timbal, dan merkuri. (Handbook of
Pharmaceutical Exipients 2009: 639)
5. Cara Penggunaan
Larutan Infus NaCl 0,9% digunakan dengan cara parenteral dengan diberikan
dibawah kulit secara intravena. ( Anonim. 1979 )

II. FORMULASI
1. Permasalahan dan Penyelesaian
NO. Permasalahan Penyelesaian
1. Sediaan infus harus steril Sterilisasi infus meliputi sterilisasi alat
dan sediaan (sterilisasi akhir dengan
otoklaf pada suhu 1150C selama 30
menit) (Depkes RI. 1978:323-324 )
2. Salah satu syarat dari sediaan infus Dilakukan depirogenasi dengan
adalah harus bebas pirogen menambahkan norit yang sudah
diaktifkan sebanyak 0,1% selagi hangat
atau dihangatkan bila perlu (600 – 700C)
( Salvatore Turco. 1979: 167 )
3. Sifat karbo adsorben adalah menyerap Tiap zat-zat yang dikocok bersama karbo
(daya serap kuat) zat-zat yang dikocok adsorben diberi kelebihan 5%
bersamanya, sehingga dapat menyerap (Jr.Wattimena. 1968: 107 )
zat-zat termasuk zat berkhasiat
4. Sediaan infus sedapat mungkin dibuat Isohidris : Sediaan dibuat pH 7,
isotonis, isohidris dan isoosmol agar mendekati pH fisiologis tubuh (7,4)
tidak terasa sakit saat disuntikkan. pH Isoosmol : dengan perhitungan
stabil sediaan adalah antara 5 – 7,5 dan osmolaritas
sediaan infuse harus dibuat pada pH ±
7,4 (pH fisiologis tubuh).
5. Untuk menghilangkan norit dilakukan Diberi kelebihan 20% untuk membasahi
penyaringan kertas saring

2. Formula Standart
Sodium Chloride Injections 0,9%
Sodium Chloride 9,33 g
Activated charcoal 0,50 g
Water for injection to 1,00 L
(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Sterile Product. 2004: 335)
 Formula yang akan dibuat
NaCl 0,9%
Carbo Adsorben 0,1 %
Aqua p.i ad 500 ml

3. Perhitungan Berat dan Volume


 Volume Kelebihan
Kelebihan volume injeksi dalam wadah untuk cairan encer lebih dari
50 ml adalah 2% . (Depkes RI.1995:1044 )
V = vol,pembuatan + ( penambahan volume )
= 500 ml + ( 2% x 500 ml )
= 500 ml + 10 ml
= 510 ml .

 Kelebihan Penyaringan
Diberi kelebihan 20% .

V = vol.pembuatan + ( penambahan vol )


= 510 ml + ( 20% x 510ml )
= 510 ml + 102 ml
= 612 ml .

 Perhitungan Bahan
Bahan Perhitungan Jumlah
NaCl 0,9% x 612 ml x 5,7834 g ~ 5,785 g
( 105/100 )
Carbo Adsorben 0,1% x 612 ml 0,612g ~ 0,615 g
Aqua p.i Ad 612 ml Ad 612 ml
 Perhitungan Osmolaritas
Osmol = gram/L solute x 1000 x jumlah ion
BM
= 5,785 g/0,612 L x 1000 x 2
58,44
= 323,4086 mOsm/L
Kesimpulan : sediaan infus NaCl isotonis

Tabel Osmolaritas-Tonisitas
Osmolaritas ( mOsm/L ) Tonisitas
>350 Hipertonis
329 – 350 Agak Hipertonis
270 – 328 Isotonis
250 – 269 Agak Hipotonis
0 – 249 Hipotonis
( Salvatore Turco.1979: 60 )

4. Cara Sterilisasi Sediaan


Natrii Chloridi Injectio, disterilkan dengan cara sterilisasi seperti dibawah ini segera
setelah dibuat:
 Pemanasan dalam Otoklaf
Sediaan yang akan disterilkan diisikan kedalam wadah yang cocok, kemudian
ditutup kedap. Jika volume tiap wadah tidak lebih dari 1000 ml, sterilisasi
dilakukan dengan uap air jenuh pada suhu 115o sampai 116o selama 30 menit .
 Penyaringan
Larutan disaring melalui penyaringan bakteri steril, diisikan kedalam wadah
akhir yang steril, kemudian ditutup kedap dengan cara Teknik Aseptik. Larutan
harus melalui syarat uji sterilitas yang tertera pada Farmakope Indonesia. (Depkes
RI. 1978:323-324 )
 Sterilisasi Botol Infus ( kaca ) dengan oven suhu 250o C selama 30 menit .
III. PELAKSANAAN
1) Penyiapan Alat
No. Alat Jumlah Ukuran Sterilitas Waktu
1. Erlenmeyer 1 1000ml Autoklaf 121oC 15 menit
2. Bekerglass 1 1L Autoklaf 121oC 15 menit
3. Corong Kaca 1 Besar Autoklaf 121oC 15 menit
4. Batang Pengaduk 1 Besar Autoklaf 121oC 15 menit
5. Pipet Tetes 1 Besar Autoklaf 121oC 15 menit
6. Karet Pipet 1 Besar Autoklaf 121o C 15 menit
7. Botol Infus 1 Besar Oven 250oC 30 menit
8. Tutup Infus 1 Besar Autoklaf 121o C 15 menit
9. Plat Tetes 1 Kecil _ _
10. Sudip 1 Besar Dipijarkan dengan 20 detik
api langsung
11. Kertas Saring, 1 Besar Autoklaf 121o C 15 menit
Kertas Whatman
12. Thermometer 1 Besar Dengan alkohol _
13. Cawan Porselen 1 Besar Dibasahi dengan 20 detik
alkohol dan dibakar
dengan api

2) Pencucian dan Pembungkusan Alat


 Alat Gelas

Direndam alat alat gelas dalam larutan teepol


5%, kemudia direbus.

Disikat alat alat tersebut sampai bersih, lalu dibilas dengan air kran
sebanyak 3x.

Dibilas alat alat dengan air bebas pirogen selama 3x

Dikeringkan alat alat dalam oven dengan suhu ± 100oC dalam keadaan
terbalik.
Alat yang telah dikeringkan dilakukan pengecekan terhadap noda,
apabila masih kotor dicuci lagi.

Alat yang bersih dan kering dibungkus rangkap 2 dan dilakukan


sterilisasi dengan metode yang cocok ( alat gelas tahan
pemanasan dengan oven)

 Alat Karet suhu 170o atau 180o selama 30 menit atau dengan
menggunakan autoklaf suhu 121o C selama 15

Direndam kembali dalammenit ) HCl 2%


larutan
selama 2 hari.

Alat karet direndam dalam larutan campuran


teepol 1%
dan Na2CO3 1% selama 1 hari.

Dididihkan selama 15 menit (diulang sampai bersih


dengan larutan baru).

Alat karet dalam rendaman dimasukkan di autoklaf pada suhu 115o C


selama 15 menit, lakukan 1 atau 2 kali sampai larutan tsb jernih.

Dibilas alat karet dengan spititus dilutus dan aq.dest sama


banyak sampai bersih.

Alat alat tersebut dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi dengan


autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
 Alat Alumunium

Alat dididihkan dengan larutan detergen/tepol selama 10 menit


(bila perlu direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 15 menit).

Alat dibilas dengan aquadest panas mengalir.

Alat dididihkan dengan air kran selama 15 menit.

Dibilas dengan air kran sebanyak 3 kali.

Alat dididihkan dalam aquadest selama 15


menit.

Dibilas dg aquadest sebanyak 3 kali

Dikeringkan terbalik dalam oven pada suhu 100oC


ad kering.

Alat dibungkus rangkap 2 dan disterilkan dengan otoklaf pada


suhu 180oC selama 30 menit.

Pencucian Botol Infus

Dicuci botol dengan HCl encer.

Dididihkan dalam teepol 1% dan Na Karbonat 0,5%


sama banyak.
Diulangi sampai larutan jernih ( max 3 kali ).

Dicuci botol infuse dengan aq.dest.

Diatur container dengan teratur dan rapi dalam oven dan


disterilkan pada temperature 250oC selama 30 menit.

Cara Pembuatan dan Sterilisasi Sediaan


1. Alat-alat disterilkan
2. Dikalibrasi botol infus 510 ml dan beaker glass 612 ml
3. Ditimbang NaCl sebanyak 5,785g lalu dimasukkan ke dalam beaker glass,
dilarutkan dengan aqua p.i hingga 600ml ( dicek pH 7 ), kemudian di ad 612 ml
4. Larutan dipanaskan suhu 60o C-70oC, ditambah Carbo Adsorben yang telah
diaktifkan pada suhu 100o C selama 30 menit, suhu larutan dijaga konstan 60oC-
70oC selama 15 menit sambil diaduk.
5. Disaring 2x ( saring dengan kertas saring dimasukkan Erlenmeyer dan saring
kedua dengan kertas whatman dimasukkan kedalam botol infuse sebanyak 510
ml )
6. Disterilkan dengan autoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit atau pada suhu
121 o C selama 15 menit.
7. Dikemas dan diberi etiket .

Cara Kerja Evaluasi


 Uji Kejernihan
( Pengotor tidak larut, bahan melayang )
Secara Visual → ditunjukkan untuk pengotor tidak larut, khususnya bagi bahan
melayang dan serpihan gelas.

Botol Infus diputar secara vertical 180o berulang-ulang


didepan latar belakang yang gelap dan sisinya diberi cahaya.
Serpihan gelas akan berjatuhan yang mula-mula jatuh dan
berkumpul didasar botol.

Bahan berkilau bila terkena cahaya, kotoran berwarna terlihat pada


latar belakang putih akan melayang bila terkena cahaya dan tidak
berwarna terlihat pada latar belakang hitam.
Syarat: larutan dalam infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel
(Depkes RI.1979:12)
 Uji pH

Larutan Infus di uji pH sebelum


dimasukkan kedalam infuse.

Diambil secukupnya beberapa tetes dengan pipet tetes steril


dan di teteskan pada plat tetes.

Dimasukkan kertass indicator pH universal dalam


plat tetes. Dibaca pH nya.

Syarat :pH stabil NaCl yaitu 4,5-7,0 (Depkes RI. 1978: 203 )
Brosur, Etiket dan Kemasan
 Brosur

HF Infus NaCl®
Komposisi :
Setiap 500 ml mengandung :
NaCl .................................. 0,9%
Aq. Pro Injection ............... ad 500 ml
Indikasi :
Kesetimbangan elektrolit, kehilangan natrium yang timbul dari keadaan seperti
gastreontrotos ketoasidosis elektrik, ilesus dan asites.
Cara kerja obat :
Infus NaCl 0,9% mengandung 9 g NaCl per liter. NaCl merupakan cairan isotonik
yang digunakan sebagai pemula untuk resusitasi cairan pada pasien dehidrasi dan
syok. Infus NaCl akan menambah volume pembuluh darah 200 ml, sedangkan 800 ml
akan berpindah ke interstisial. Dengan demikian pada syok dehidrasi, syok
hipovolemik dan pendarahan, infus NaCl bisa diberikan sebagai alternatif.
Natrium merupakan komponen utama dari ikatan-ikatan eksternal dan penentu dari
tekanan osmotik plasma darah. Jadi pada kehilangan cairan / dehidrasi isotonik, pada
muntah-muntah dimana chlorida banyak keluar dari tubuh diperlukan larutan
pengganti seperti normal saline.
Kontra Indikasi :
Tidak digunakan untuk menimbulkan emesis
Efek samping :
Pemberian dosis besar dapat menyebabkan penumpukan natrium dan udem
Dosis :
Untuk kompensasi kehilangan Na akibat kerja berat dan terlalu banyak minum air 5-
10 gram NaCl, sebaiknya sebagai larutan 1 gram per liter. Pada defisit yang berat dari
4-5 liter, 2-3 liter NaCl isotonik dapat diberikan dalam 2-3 jam, kemudian infus dapat
diperlambat.

Cara penggunaan :
Diinjeksikan langsung ke bawah kulit secara intravena
Kemasan :
Botol kaca 500 ml
Peringatan :
Batasi penggunaannya pada gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, udem
perifes dan paru-paru, toksemia kehamilan

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


SIMPAN DITEMPAT SEJUK DAN KERING

No. Reg : DKL 1722215743A1

No. Batch : 02174901


Mfg. Date : 23.02.2017
Exp. Date : 02.2019

Diproduksi Oleh :
PT.HALAL FARMA
Semarang-Indonesia
 Etiket

PT. Halal Farma


No. Reg : DKL 1722215743A1

NATRIUM KLORIDA 0,9%

STERIL DAN BEBAS PIROGEN 500 ml

LARUTAN INFUS UNTUK PEMAKAIAN INTRAVENA

Setiap 500 ml larutan mengandung:

Natrium klorida, NaCl 5,7 g


Air untuk injeksi ad 500 ml
Osmolaritas : 323,4086 mOsm/L

Simpan pada suhu kamar/ruangan (25°C – 30°C)


Diproduksi oleh PT. Halal Farma, Semarang - Indonesia

No. Batch : 02174901


Mfg. Date : 23.02.2017
Exp. Date : 02.2019

KETERANGAN LENGKAP LIHAT BROSUR

JANGAN DIGUNAKAN BILA BOTOL RUSAK, LARUTAN KERUH ATAU


BERISI PARTIKEL
 Kemasan Infus NaCl
Daftar Pustaka
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Mc Evoy, G. K. (2005). AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health
System Pharmacists.
Niazi, K. Sarfaraz, 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Sterile
Product. Washington DC: CRC Press.
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipient Sixth Edition. Chicago:
Pharmaceutical Press.
Salvatore Turco Lea & Febiger. 1979. Sterile Dosage Form. Philadelphia.
Tjay, Tan Hoan and Kirana Rahardja. 2007. Obat – Obat Penting Edisi ke-VI. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Wattimena J, R. 1968. Dasar-Dasar Pembuatan dan Resep-Resep Obat Suntik I. Tarate :
Bandung.
Mengetahui, Semarang, 27 Februari 2017

Dosen Pengampu Praktikan

Dr.Endang Diyah I,M.Si,Apt. Erlinda Irmaneisa

1041411058

Lilis W.A.,M.Sc.,Apt. Esa Meila Dewi

1041411059

Fikriyah Melinda S.

1041411065

Hesti Listyaningrum
1041411074

Pipit Sekarningrum
1041511226

Anda mungkin juga menyukai