Anda di halaman 1dari 4

BAB XII

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA

12.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Setiap karyawan dilakukan pemeriksaan kesehatan
2. Pemeriksaan kesehatan karyawan dilaksanakan pada :
a. pemeriksaan pra kerja/ sebelum bekerja (merupakan salah satu bagian dari porses
seleksi)
b. pemeriksaan kesehatan rutin
c. pemeriksaan kesehatan khusus, yang dilakukan apabila terindikasi adanya
gangguan kesehatan dimana jenis pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain
yang dianggap perlu.
4. Jenis pemeriksaan berdasarkan pelaksanaannya
a. pemeriksaan pra kerja minimal melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah
(HbsAg, HIV) dan pemeriksaan foto thorax.
b. Pemeriksaan kesehatan rutin
pemeriksaan pra kerja minimal melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah
HbsAg, dan darah lengkap.
c. pemeriksaan kesehatan khusus
pemeriksaan lanjutan / insidentil akibat penyakit akibat kerja dan rekomdeasi
pelaporan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja selama bekerja dan analisa
perjalanan penyakit akibat kerja untuk menempatkan kembali setelah sembuh dari
sakit termasuk juga pemeriksaan karena adanya wabah.
5. Dalam hal ditemukan gangguan kesehatan pada karyawan maka akan dilakukan
tindak lanjut untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai kebijakan yang berlaku.
6. Setiap karyawan tidak dapat menolak atas pemeriksaan kesehatan atau pemberian
vaksinasi yang telah diatur oleh rumah sakit.
7. Penolakan karyawan dalam pemeriksaan kesehatan atau pemberian vaksinasi yang
diselenggarakan rumah sakit, maka rumah sakit tidak bertanggung jawab atas hal-hal
yang diakibatkan oleh penolakan tersebut.
8. Pengendalian pajanan kerja yang berbahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.
9. Pencegahan penularan infeksi atau paparan dilakukan upaya vaksinasi terhadap
karyawan
10. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terkait cara pemberian
asuhan pasien yang aman
11. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terkait pengelolaan
kekerasan di tempat kerja
12. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terhadap sraf yang
berpotensi melakukan kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel
13. Tata laksana kondisi terkait pekerjaan (penyakit akibat kerja/ kecelakaan akibat kerja)
dengan segera melaporkan kepada Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) dan membawa ke fasilitas pengobatan terdekat untuk mendapatkan
pertolongan pertama
14. Identifikasi karyawan yang memiliki risiko terpapar atau tertular dan identifikasi area
yang berpotensi terjadi tindakan kekerasan di tempat kerja berdasarkan risk register

12.2 Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan


1. Setiap karyawan dan keluarga didaftarkan jaminan kesehatan melalui program Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
2. Persentase pembayaran iur BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yakni 4% oleh rumah sakit dan 1% oleh karyawan
3. Setiap karyawan yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan wajib
memanfaatkan fasilitas BPJS Kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Dalam hal fasilitas perawatan inap karyawan dan atau keluarga ditentukan sebagai
berikut :
a. Staf dan koordinator mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas 1,
apabila naik diatasnya maka biaya sendiri
b. Dokter umum/ kepala ruangan / kepala unit/ kepala sub bagian/ kepala bagian
mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas VIP, apabila naik diatasnya
maka biaya sendiri
c. Dokter spesialis mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas VVIP,
apabila naik diatasnya maka biaya sendiri
d. Apabila kelas perawatan yang sesuai pada saat itu penuh, maka akan ditempatkan di
ruang rawat inap yang tersedia.
e. Apabila dalam perawatan dengan menggunakan obat diluar formularium nasional
maka biaya sendiri.

12.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja


1. Setiap karyawan tetap diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja
melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
2. Program BPJS Ketenagakerjaan yang diikuti yakni :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JKM)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)
d. Jaminan Pensiun (JP)
3. Persentase pembayaran iur BPJS Ketenagakerjaan diberikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yakni 6,24% oleh rumah sakit dan 3% oleh karyawan.
4. Bagi karyawan yang belum masuk jaminan sosial tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja dalam menjalankan tugas pekerjaan atau menderita sakit akibat dari
pekerjaanya, mendapatkan antunan dari rumah sakit sesuai dengan peraturan
perundangan.

12.4 Perlindungan Kekerasan di Tempat Kerja


1. Kekerasan di tempat kerja adalah tindak kekerasan (termasuk ancaman atau kekerasan
fisik) yang ditunjukkan kepada seseorang yang sedang bekerja atau sedang bertugas.
2. Bentuk kekerasan seperti :
a. pembunuhan
b. pemerkosaan
c. perampokan
d. membuat luka/ serangan fisik (menendang, menggigit, memukul, meludahi,
mencakar, meremas, mencubit, menjambak, dll)
e. pelecehan (termasuk pelecehan seksual, pelecehan asal/suku dsb)
f. ancaman verbal (pemarah, sumoah serapaj, teriakan, memanggil dengan sebutan
yang buruk, sindiran, intimidasi, ancaman, pengasingan dari pergaulan,
meninggalkan pesan yang menyinggung, merendahkan, dsb)
g. ancaman (postur yang mengancam, gerakan yang kasar, mengganggu dengan alat
kerja, sikap bermusuhan, mendiamkan dengan sengaja)
3. Setiap karyawan yang mengalami bentuk kekerasan segera melapor dan meminta
bantuan kepada kepala jaga/kepala tim dan atau bila perlu meminta bantuan kepada
satpam.
4. Setiap tindakan kekerasan di tempat kerja wajib dilaporakan ke unit sumber daya
manusia dengan melampirkan bukti pemeriksaan fisik dan laporan kronologis sebagai
dasar pembuatan BAP dan tindak lanjut
5. Pemetaan area yang berisiko di RSIA Muslimat Jombang
N Area Risiko Pengendalian Risiko
o
1 R. Bayi 1. Kejahatan pencurian bayi Pemasangan CCTV
2. Pencurian barang penunggu pasien
2 IGD 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV
2. Perselisihan dokter/perawat dengan Area dekat pos satpam
keluarga pasien
3 Pendaftaran 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV
2. Perselisihan petugsa dengan keluarga Area dekat pos satpam
pasien
4 Kamar Bersalin 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV
2. Perselisihan dokter/perawat dengan
keluarga pasien
5 Kasir 1. Tidak mau membayar Pemasangan CCTV
2. Pencurian/ perampokan Area dekat pos satpam
6 Parkir 1. Pencurian Pemasangan CCTV
2. Perselisihan Parkir 24 jam
7 Rekam Medis 1. Pencurian dokumen RM Pemasangan CCTV

8 Kamar Operasi 1. Perselisihan dokter/perawat dengan Pemasangan CCTV


keluarga pasien

Anda mungkin juga menyukai