1. Setiap karyawan dilakukan pemeriksaan kesehatan 2. Pemeriksaan kesehatan karyawan dilaksanakan pada : a. pemeriksaan pra kerja/ sebelum bekerja (merupakan salah satu bagian dari porses seleksi) b. pemeriksaan kesehatan rutin c. pemeriksaan kesehatan khusus, yang dilakukan apabila terindikasi adanya gangguan kesehatan dimana jenis pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan. 3. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu. 4. Jenis pemeriksaan berdasarkan pelaksanaannya a. pemeriksaan pra kerja minimal melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah (HbsAg, HIV) dan pemeriksaan foto thorax. b. Pemeriksaan kesehatan rutin pemeriksaan pra kerja minimal melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah HbsAg, dan darah lengkap. c. pemeriksaan kesehatan khusus pemeriksaan lanjutan / insidentil akibat penyakit akibat kerja dan rekomdeasi pelaporan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja selama bekerja dan analisa perjalanan penyakit akibat kerja untuk menempatkan kembali setelah sembuh dari sakit termasuk juga pemeriksaan karena adanya wabah. 5. Dalam hal ditemukan gangguan kesehatan pada karyawan maka akan dilakukan tindak lanjut untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sesuai kebijakan yang berlaku. 6. Setiap karyawan tidak dapat menolak atas pemeriksaan kesehatan atau pemberian vaksinasi yang telah diatur oleh rumah sakit. 7. Penolakan karyawan dalam pemeriksaan kesehatan atau pemberian vaksinasi yang diselenggarakan rumah sakit, maka rumah sakit tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang diakibatkan oleh penolakan tersebut. 8. Pengendalian pajanan kerja yang berbahaya dengan menggunakan alat pelindung diri. 9. Pencegahan penularan infeksi atau paparan dilakukan upaya vaksinasi terhadap karyawan 10. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terkait cara pemberian asuhan pasien yang aman 11. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terkait pengelolaan kekerasan di tempat kerja 12. Rumah sakit memberikan pendidikan, pelatihan dan intervensi terhadap sraf yang berpotensi melakukan kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel 13. Tata laksana kondisi terkait pekerjaan (penyakit akibat kerja/ kecelakaan akibat kerja) dengan segera melaporkan kepada Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) dan membawa ke fasilitas pengobatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama 14. Identifikasi karyawan yang memiliki risiko terpapar atau tertular dan identifikasi area yang berpotensi terjadi tindakan kekerasan di tempat kerja berdasarkan risk register
12.2 Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
1. Setiap karyawan dan keluarga didaftarkan jaminan kesehatan melalui program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. 2. Persentase pembayaran iur BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni 4% oleh rumah sakit dan 1% oleh karyawan 3. Setiap karyawan yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan wajib memanfaatkan fasilitas BPJS Kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4. Dalam hal fasilitas perawatan inap karyawan dan atau keluarga ditentukan sebagai berikut : a. Staf dan koordinator mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas 1, apabila naik diatasnya maka biaya sendiri b. Dokter umum/ kepala ruangan / kepala unit/ kepala sub bagian/ kepala bagian mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas VIP, apabila naik diatasnya maka biaya sendiri c. Dokter spesialis mendapatkan fasilitas kelas rawat inap maksimal kelas VVIP, apabila naik diatasnya maka biaya sendiri d. Apabila kelas perawatan yang sesuai pada saat itu penuh, maka akan ditempatkan di ruang rawat inap yang tersedia. e. Apabila dalam perawatan dengan menggunakan obat diluar formularium nasional maka biaya sendiri.
12.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
1. Setiap karyawan tetap diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. 2. Program BPJS Ketenagakerjaan yang diikuti yakni : a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) b. Jaminan Kematian (JKM) c. Jaminan Hari Tua (JHT) d. Jaminan Pensiun (JP) 3. Persentase pembayaran iur BPJS Ketenagakerjaan diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni 6,24% oleh rumah sakit dan 3% oleh karyawan. 4. Bagi karyawan yang belum masuk jaminan sosial tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja dalam menjalankan tugas pekerjaan atau menderita sakit akibat dari pekerjaanya, mendapatkan antunan dari rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan.
12.4 Perlindungan Kekerasan di Tempat Kerja
1. Kekerasan di tempat kerja adalah tindak kekerasan (termasuk ancaman atau kekerasan fisik) yang ditunjukkan kepada seseorang yang sedang bekerja atau sedang bertugas. 2. Bentuk kekerasan seperti : a. pembunuhan b. pemerkosaan c. perampokan d. membuat luka/ serangan fisik (menendang, menggigit, memukul, meludahi, mencakar, meremas, mencubit, menjambak, dll) e. pelecehan (termasuk pelecehan seksual, pelecehan asal/suku dsb) f. ancaman verbal (pemarah, sumoah serapaj, teriakan, memanggil dengan sebutan yang buruk, sindiran, intimidasi, ancaman, pengasingan dari pergaulan, meninggalkan pesan yang menyinggung, merendahkan, dsb) g. ancaman (postur yang mengancam, gerakan yang kasar, mengganggu dengan alat kerja, sikap bermusuhan, mendiamkan dengan sengaja) 3. Setiap karyawan yang mengalami bentuk kekerasan segera melapor dan meminta bantuan kepada kepala jaga/kepala tim dan atau bila perlu meminta bantuan kepada satpam. 4. Setiap tindakan kekerasan di tempat kerja wajib dilaporakan ke unit sumber daya manusia dengan melampirkan bukti pemeriksaan fisik dan laporan kronologis sebagai dasar pembuatan BAP dan tindak lanjut 5. Pemetaan area yang berisiko di RSIA Muslimat Jombang N Area Risiko Pengendalian Risiko o 1 R. Bayi 1. Kejahatan pencurian bayi Pemasangan CCTV 2. Pencurian barang penunggu pasien 2 IGD 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV 2. Perselisihan dokter/perawat dengan Area dekat pos satpam keluarga pasien 3 Pendaftaran 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV 2. Perselisihan petugsa dengan keluarga Area dekat pos satpam pasien 4 Kamar Bersalin 1. Keributan/pengeroyokan Pemasangan CCTV 2. Perselisihan dokter/perawat dengan keluarga pasien 5 Kasir 1. Tidak mau membayar Pemasangan CCTV 2. Pencurian/ perampokan Area dekat pos satpam 6 Parkir 1. Pencurian Pemasangan CCTV 2. Perselisihan Parkir 24 jam 7 Rekam Medis 1. Pencurian dokumen RM Pemasangan CCTV
8 Kamar Operasi 1. Perselisihan dokter/perawat dengan Pemasangan CCTV