(PPT) INTERIOR BANGUNAN RUMAH TRADISI YOGYAKARTA
(PPT) INTERIOR BANGUNAN RUMAH TRADISI YOGYAKARTA
INTERIOR
BANGUNAN
RUMAH TRADISI
YOGYAKARTA
PEMBAHASAN
Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi sosial budaya yang Bagaimana kondisi sosial budaya yang
01 02
meliputi religi di wilayah Yogya meliputi kemasyarakatan di wilayah Yogya
03 Bagaimana kondisi sosial budaya yang 04 Apa jenis dan bentuk elemen serta makna
meliputi mata pencaharian di wilayah
simbolik interior rumah tradisional Jawa
Yogya
Tujuan
Manfaat
03 Dapat lebih mengetahui kondisi sosial budaya 04 Dapat lebih mengetahui jenis dan bentuk
yang meliputi mata pencaharian di wilayah elemen serta makna simbolik interior rumah
Yogya tradisional Jawa
Kondisi sosial budaya yang
meliputi religi di wilayah Yogya
Kata religi atau religion itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yang berasal dari kata relegere Masuknya agama Budha, Islam, Kristen
atau relegare. Kata relegare mempunyai pengertian dasar “berhati-hati”, dan berpegang pada Katholik ke Jawa membawa pengaruh
norma-norma atau aturan secara ketat. Dalam arti bahwa religi tersebut merupakan suatu perkembangan lebih lanjut ke keyakinan
keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma hidup yang harus dipegangi dan dijaga dengan penuh kepada monoteisme yakni Tuhan Yang
perhatian, agar jangan sampai menyimpang dan lepas. Kata dasar relegare, berarti “mengikat”, Maha Esa. Perkembangan tingkat demi
yang maksudnya adalah mengikatkan diri pada kekuatan gaib yang suci. tingkat sesuai perkembangan zaman tetap
I Made Titip menjelaskan bahwa di Jawa, Menurut Tri Prasetya Utomo, sampai dengan menggambarkan kehidupan religi
agama Islam tercatat sebagai agama yang hadirnya Islam di Nusantara, pengaruh kebudayaan masyarakat Jawa dari dulu hingga sekarang.
berkembang baik dan banyak pengikutnya. Hindu tidak pernah menghilang bekas-bekasnya
Hal yang perlu dipahami adalah Islam yang sama sekali. Atas dasar itulah Islam yang ada di Jawa Hal ini berkaitan dengan terbentuknya interior
sering dikelompokan menjadi dua, yakni Islam Santri rumah tradisi di Jawa, dimana para masyarakat
ada di Jawa berbeda dengan Islam yang ada
dan Islam Kejawen. Jawa yang masih memiliki keyakinan
di daerah lain. Hal ini disebabkan pengaruh
dari keyakinan yang sudah tertanam kuat Koentjaraningrat menyebutkan bahwa suku animisme/dinamisme biasanya memerlukan
sebelum kehadiran Islam di Jawa. Sebelum bangsa Jawa pada zaman purba mempunyai sarana tempat untuk melakukan sebuah ritual
Islam masuk di Jawa, Hindu sudah lebih dulu pandangan hidup animisme dan dinamisme, yakni atau upacara-upacara adat keagamaan.
masuk di Jawa. Sebelum Hindu dan Islam suatu kepercayaan adanya roh atau jiwa pada Contohnya adalah kegiatan sesaji yang
masuk di Jawa masyarakat Jawa menganut semua benda-benda, tumbuhan-tumbuhan, hewan, dilakukan di rumah, yang berkaitan dengan
adanya animisme dan dinamisme, percaya dan manusia sendiri. Masuknya Hindu ke Jawa hasil sawah dimana memerlukan
adanya kekuatan pada benda-benda. membawa pandangan hidup manusia ke dalam wadah/tempat bernama petanen, yakni di
Kehadiran Hindu menanamkan kepercayaan dewa-dewa (politeisme) yang menguasai alam sentong/tengah rumah/dalem/rumah utama.
kepada kekuatan dewa-dewa. semesta.
M.J. Herskovits menyatakan, masyarakat adalah kelompok Kondisi sosial budaya yang meliputi
individu yang diorganisasikan, yang mengikuti satu cara
hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P. Gillin kemasyarakatan di wilayah Yogya
mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia
Rumah Limasan memiliki bentuk selasar (Emper) yakni bentuk selasar pada
suatu sisi bangunan atau pada dua sisi bangunannya saja. Kemudian jika
dilihat dari sudut pandang sosial budaya masyarakatnya, rumah Limasan
berada pada strata sosial lebih tinggi dari Rumah Kampung, namun lebih
rendah dari rumah Joglo.
RUMAH BENTUK
KAMPUNG
Rumah bentuk kampung memiliki fungsi sebagai Rumah Kampung memiliki bentuk atap yang sederhana,
rumah tinggal, akan tetapi struktur rumah tradisional yang mana rumah ini memiliki perkembangan yang
rumah bentuk kampung ini ada banyak jenisnya menyesuaikan dengan kebutuhan serta fungsinya,
menyesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya sehingga terdapat kombinasi antara atap Rumah
masing-masing. Pada bentuknya rumah Kampung Kampung dengan Rumah Limasan. Rumah kampung
memiliki kesamaan dengan Rumah Limasan, yang berkembang pada umumnya bagi masyarakat pedesaan,
oleh karena itu bentuk rumah ini bisa dikatakan
memiliki bentuk segiempat kearah satu sisi atau dua
sederhana.
sisi.
Jenis dan bentuk bangunan interior rumah tradisi pada setiap daerah di Indonesia sangat
KESIMPULAN
berpengaruh terhadap berbagai aspek, salah satunya adalah aspek sosial budaya yang
sangat berkaitan erat dengan perkembangan pembangunan arsitektural dan interior
rumah tradisional. Hal tersebut yang bisa menjadi dasar dari terbentuknya ciri khas
rumah tradisional setiap daerah masing-masing.
Jika kita lihat dari aspek religi, rumah tradisional Yogyakarta mempunyai kaitan yang
sangat erat bagi bidang arsitektural dan interior bangunan, dimana pada zaman kerajaan
Hindu Budha, bagian Pendopo rumah joglo sering digunakan untuk upacara dan ritual
keagamaan para bangsawan. Sehingga itulah yang menjadi dasar mengapa rumah Joglo
mempunyai tempat luas yaitu Pendopo.
Kemudian ditinjau dari aspek kemasyarakatan, rumah Joglo memiliki bentuk rumah yang
berciri khas dikarenakan adanya perbedaan strata sosial di kalangan bangsawan dan
masyarakat, apabila masyarakat biasa maka rumah yang mereka miliki rumah joglo jenis
biasa saja/bentuk Kampung, sedangkan kalangan bangsawan memiliki rumah jenis Joglo
atau Limasan atau juga keraton.
Selain dilihat dari aspek kemasyarakatan dan juga aspek religi, rumah tradisional Yogya
juga dapat dilihat dari adanya aspek matapencaharian, dimana didaerah Yogyakarta
banyak masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan di laut bebas, dan juga
bermata pencaharian sebagai tukang satang/tambang.
Dari ketiga aspek tersebut dapat kita lihat bahwa bentuk rumah tradisional khas
Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh adanya aspek budaya baik dalam aspek
matapencaharian, religi, dan kemasyarakatan. Ketiga hal tersebut yang membuat
arsitektural dan interior rumah tradisional Yogyakarta menjadi seperti ini hingga
sekarang.