Anda di halaman 1dari 3

Gambar diatas menjelaskan desain aliran proses tailing dari pabrik pengolahan menuju geotube

dewatering yang kami sederhanakan menjadi diagram blok seperti dibawah ini
Lime

O2
Polimer

CuSO4
SMBS

Processing Thickener Detoksifikasi TUBE


Plant
Clean Water

H2SO4

Unit Thickener dengan target solid contain nya 50% ini digunakan selain untuk menambahkan
kandungan padatan pada slurry hingga menjadi seperti pulp atau bubur, juga bertujuan untuk
mendapatkan kembali process water yang masih memiliki kandungan sianida. Sehingga secara tidak
langsung mengurangi kebutuhan untuk menghilangkan sianida pada tailing, utamanya pemakaian kimia
pada tangki detoksifikasi. Terjadinya aglomerasi padatan yang diakibatkan oleh penambahan flokulan
membuat output dari thickener area bawah berbentuk flok-flok besar.

Flok besar ini tidak bertahan lama dalam mempertahankan bentuknya karena slurry masuk melalui
impeller pompa yang akan dikirimkan menuju tangka detoksifikasi, belum lagi proses detoksifikasi
memerlukan proses pencampuran menggunakan agitator dengan rpm tertentu sehingga kemungkinan
besar flok akan kembali pecah. Diperlukan pre-kondisi slurry kembali sebelum menuju tube.

Na2S2O5 SO2 + Na2SO3

CN- + SO2 + O2 + H2O CNO- + H2SO4

CNO− + 2 H2O NH4+ + CO32−

Unit detoksifikasi bertujuan untuk mengubah bentuk sianida dalam larutan seperti free cyanide (CN-)
dan Weak Acid Dissociation (WAD) Cyanide menjadi padatan stabil berbentuk sianat (CNO-) yang bakal
terdegradasi menjadi senyawa ramah lingkungan seperti ammonium (NH4+) dan karbonat (CO32-)
(Khodadadi dkk., 2008). WAD CN merupakan weak-acid dissociable cyanide, yaitu sianida yang belum berikatan
dengan apapun (CN-) dan sianida berikatan lemah terhadap tembaga (Cu), cadmium (Cd), nikel (Ni), seng (Zn),
perak (Ag) dan logam-logam lain yang mudah terurai menjadi CN bebas (free CN-) dengan penambahan asam. Jenis
sianida inilah yang menjadi perhatian utama pada proses pengolahan tailing karena sifatnya yang mudah terurai
dan mencemari lingkungan.

Output ini juga menghasilkan slurry dengan kandungan WAD Cyanide dibawah baku mutu < 50 ppm
sesuai rekomendasi International Cyanide Management Institute (Breuer dkk., 2010), sehingga aspek
keamanan dan lingkungan pun terjaga. Metode yang umum digunakan untuk proses detoksifikasi senyawa
sianida pada tailing di industri adalah INCO process, yaitu menggunakan gas O2, lime, dan sodium meta-bisulphide
(SMBS) sebagai sumber SO2, CuSO4 yang menjadi katalisator / mempercepat laju reaksi dan dibutuhkan
pembakaran melalui gas oksigen (O2). Kuantitas yang diperlukan SMBS biasanya sesuai percobaan
pengujian misal rasio perbandingan dengan sianida 4 : 1 atau 1 mol CN- bisa dihilangkan dengan 0,5 mol
SMBS.

Namun reaksi ini menghasilkan reaksi samping / by produk berupa asam sulfat (H2SO4 ). Senyawa ini bisa
merugikan efisiensi proses jika berlebih karena bisa menurunkan pH, maka dari itu dibutuhkan lime
sebagai pH adjuster, bisa juga membebaskan gas HCN yang mana berbahaya dan apabila bertemu
dengan senyawa alkali seperti kalsium akan meninggalkan kerak pada perpipaan. Semakin besar
kandungan SMBS yang digunakan, maka akan semakin banyak jumlah asam sulfat yang dihasilkan. Oleh
karena itu, lime ditambahkan agar pH tetap stabil, lime merupakan reagen yang umum digunakan
sebagai Ph adjuster di industry pengolahan mineral.

Ketika kami melakukan rangkaian implementasi projek seperti observasi, uji jartest hingga terakhir
terlaksana yaitu field tes, adalah dalam rangka menemukan referensi data yang akurat dan presisi
dimana data ini bisa kita pakai sebagai tools dasar untuk merancang desain keseluruhan system seperti
sequence kerja, denah layout penempatan, neraca massa atau mass balance hingga penentuan
kebutuhan material, polimer dan peralatan kerja dengan catatan sampel slurry untuk produksi existing
tanpa melewati thickener 2 dan tangki detoksifikasi. Data ini bisa jadi tidak relevan dengan sampel slurry
dengan melewati tambahan 2 proses diatas. Oleh karena itu, diperlukan kembali simulasi uji jartest
dengan sampel output dari slurry yang sudah melewati thickener dan detoksifikasi. Bahan dan data yang
diperlukan adalah

1. Sampel slurry existing


2. Polimer, yang digunakan pada thickener 2 dengan tipe dan dosisnya
3. SMBS, dengan konsentrasi dan dosisnya
4. Gas Oksigen, dengan tekanan dan dosisnya serta kandungan oksigen (DO) pada slurry
5. Tembaga sulfat, dengan konsentrasi dan dosisnya
6. H2SO4, kadar asam sulfat pada slurry output detoksifikasi
7. Atau slurry yang sudah melewati thickener dan detoksifikasi (lebih baik / jika ada)

Anda mungkin juga menyukai