KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,Taufiq dan Hidayah- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Profil Puskesmas Doloduo Tahun 2017 ini.
Pembuatan buku profil ini berpedoman pada keputusan Menteri Kesehatan Kabupaten dengan
tujuan untuk mencapai Kabupaten . Indikator yang telah ditetapkan adalah kinerja standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang meliputi gambaran tentang derajat Kesehatan, keadaan
lingkungan.keadaan perilaku masyarakat,upaya kesehatan dan manajemen kesehatan.
Buku profil ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan program kesehatan di Puskesmas
Doloduo periode tahun 2016 yang kemudian disusun sebagai Profil Tahun 2017
Kami berharap semoga buku profil yang sederhana ini dapat memberikan gambaran kesehatan
di Puskesmas Doloduo pada tahun 2017,serta dapat dimanfaatkan untuk perencanaan kegiatan maupun
penilaian Program pembangunan di Bidang Kesehatan di Tahun berikutnya.
Doloduo , Desember 2017
Kepala Puskesmas Doloduo
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………… ……i
Kata pengantar…………………………………………………………………… …. ii
Daftar isi………………………………………………………………………… ……iii
BAB.I :Pendahuluan………………………………………………………… 1
BAB II :Gambaran Umum Kecamatan Doloduo …………………… ……. 3
A.Keadaan Penduduk……………………………………………… . 3
B.Keadaan Ekonomi……………………………………………… … 4
C.Keadaan Pendidikan……………………………………………… 4
D.Keadaan Lingkungan…………………………………………… . 5
E.Keadaan Perilaku Masyarakat…………………………………. . 6
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan……………………………………… … 8
A.Mortalitas…………………………………………………………. 8
B.Morbiditas………………………………………………………… 9
C.Status gizi…………………………………………………………. 15
BAB IV. : Situasi Upaya Kesehatan…………………………………………. 17
A.Pelayanan Kesehatan Dasar…………………………………….. 17
B.Pemanfaatan Obat Generik……………………………………… 21
BAB V. : Situasi Sumber daya Kesehatan………………………………….. 22
A.Sarana Kesehatan………………………………………………… 22
B.Tenaga Kesehatan………………………………………………… 22
BAB VI. : Penutup…………………………………………………………….. 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai
berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Doloduo dibuat dalam rangka sebagai sarana
penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan – kegiatan dan pemantapan
pencapaian program untuk mencapai “Bolaang Mongondow Sehat 2019”. Adapun Profil Kesehatan
Puskesmas Doloduo ini mencakup tentang data penduduk dan keadaan umum daerah, tenaga
kesehatan, sarana kesehatan, sarana obat, sarana lingkungan, serta pencapaian hasil upaya dibidang
kesehatan.
secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengambil
kebijakan dan keputusan.
BAB II
2.KEADAAN PENDUDUK :
A. Jumlah Penduduk : 18118 Jiwa
- Laki-laki : 9199 Jiwa
- Perempuan : 8919 Jiwa
B.TIPOLOGI DESA
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian Kecamatan Dumoga Barat dapat dilihat dari mata pencaharian
penduduk Kecamatan Dumoga Barat sebagaian besar adalah petani dan saat ini petani juga sangat
sulit untuk memenuhi kebutuhannya dari bidang Pupuk dan penjualan hasil panen yang kurang
sehingga petani saat ini ekonominya sangat pas-pasan.
Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin (berdasarkan data hasil Survey puskesmas ) tercatat
sebesar jiwa.,angka tersebut lebih tinggi disbanding dengan data Gakin pada tahun 2017 yang
mencapai jiwa dan juga masih banyaknya masyarakat miskin yang belum tercatat sebagai keluarga
miskin akhirnya pada waktu berobat banyak yang minta Surat keterangan miskin.Dan untuk tahun
2017 Pemerintah telah memutuskan bahwa pelayanan Jamkesmas atau pemberian surat Pernyataan
miskin ( SPM)
Dan bagi yang tidak memiliki kartu Jamkesmas diberi fasilitas pelayanan JAMPERSAL.
C. Keadaan Lingkungan
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah
yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak
terbuat dari tanah.
- Banyaknya rumah penduduk : 3403 Buah
-Dinding dari batu permanen : 322 Buah
-Dinding dari semi permanen : 1582 Buah
-Dinding dari bukan permanent : 1499 Buah
Tingkat Kepadatan Penduduk
-Kepadatan penduduk : 898/Km2
-Kepadatan Penghuni : 6 Orang / rumah
-Rata-rata jiwa / KK : 6 Orang / rumah
6
2. Tempat-Tempat Umum
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng,
pompa sumur terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Dari jumlah
keluarga yang ada sebanyak 18 118 jiwa
.
D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
8
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian
dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan
sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey
dan penelitian.Angka kematian Bayi ( AKB )
1. Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
Angka Kemaian Ibu (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan
dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei bahwa untuk kematian Ibu
nihil.
maternal (AKI) sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, masih cukup tinggi dibandingkan
dengan AKI secara nasional maupun dengan target yang akan dicapai pada tahun 2017 .Di Kabupaten
Bolaang Mongondow angka kematian ibu sebesar 2 per 100.000, angka tersebut masih dibawah
nasional maupun Provinsi Sulawesi Utara
2. Angka Kematian Kasar ( AKK )
Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 menunjukkan
AKK diwilayah kecamatan Dumoga Barat nihil
9
Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan Hidup
(UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan
kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara
tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat
kesehatan masyarakat.
MORBIDITAS
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based
data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari
Dinas Kesehatan maupun dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data ) yang diperoleh melalui
system pencatatan dan pelaporan.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dala profil kesehatan antara lain penyakit malaria, TB Paru,
HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasdan Akut (ISPA)
a. Penyakit Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, perkembangan penyakit
malaria dipantau melalui annual parasite incidence
10
(API), dari hasil laporan dan pengamatan di lapangan tidak ditemukan penderita.
b. Penyakit TB Paru
Jumlah kasus baru TB Paru di wilayah Puskesmas Doloduo sebanyak
Orang ,dan jumlah kematian akibat TB Paru 0 Orang
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya
pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar
wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia., meningkatnya perilaku
seksual yang tidak aman danmeningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan
telah memperbesar tingkat reiko penyebaran HIV/AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai Negara dengan tingkat epidemu yang terkonsentrasi,
yaitu adanya prevalensi lebih dari 5 % pada sub populasi tertentu, missal pada kelompok pekerja
sexual komersial dan penyalahgunaan NAPZA. Tingkat epidemic ini menunjukkan tingkat perilaku
beresiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertebtu.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita
yang dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah
penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui. Upaya yang dilakukan dalam
rangka
11
pemebrantasan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada pananganan penderita yang yang
ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrening HIV/AIDS terhadap
darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual,
Di Kecamatan Dumoga Barat jumlah kasus HIV yang terlaporkan sebanyak kasus. Dan yang
meninggal dunia = Orang.
d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan
pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia
balita yang ditemukan. Jumlah balita penderita pneumonia yang dilaporkan sebanyak 0 anak.
e. Penyakit Kusta
Sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal
ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Kecamatan Dumoga Barat . Penyakit kusta
dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma
dikalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian penderita dan mantan
penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang
berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.
12
Diketahui Kecamatan Dumoga Barat masih menyimpan kantong-kantong kusta , penderita
kusta sebanyak 1 orang.
f. Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus tetanus neonatorum di Kecamatan Dumoga Barat pada tahun 2017 sebanyak =0
bayi.
g. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa.
Sepanjang tahun 2017 di Kecamatan Dumoga Barat tidak ada KLB campak.
h. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah, rendahnya kasus
difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi, KLB difteri masih terjadi.
Jumlah kasus penyakit difteri di Kecamatan Dumoga Barat tahun 2017 tidak ada kasus
i. Malaria
Jumlah kunjungan pada tahun 2017 sebanyak = Orang merupakan pasien lama.
13
j. Hepatitis B
Jumlah kasus Hepatitis pada tahun 2017 sebanyak Kunjungan
14
b. Diare
Untuk kasus diare pada balita di Kecamatan Dumoga Barat tahun 2017 sebanyak = Orang,
yang meninggal dunia karena kasus Diare sebanyak = 0 Orang.
c. Filariasis
Kasus penyakit Filariasis di Kecamatan Dumoga Barat pada tahun 2017 sebanyak Orang,
yang ditangani Orang .
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2017, > 15 tahun mempunyai masalah kesehatan gigi dan
mulut, dan persentase penduduk > 15 tahun yang kehilangan seluruh gigi adalah 6,5%.
15
C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan beat
badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi kronis
(KEK).
1. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR
karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir
cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometric yang
menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Jumlah balita yang ditimbang di Kecamatan
Karanggeneng tahun 2017 adalah = balita sedang yang BGM sebanyak = balita, BB Naik
sebanyak = Balita.
16
17
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derjat
kesehatanmasyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayana kesehatan. Berikut ini diruaikan
gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2017.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar
secaera cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut :
19
20
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).
c. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk
Dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas,
beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti), maka kasus tersebut
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit kesehatan yang memadai.
Jumlah ibu hamil risti di Kecamatan Dumoga Barat tahun 2017 mengalami risti sebesar
0rang
d. Kunjungan Bayi
Hasil pengumpulan data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan menunjukkan cakupan
kunjungan bayi di Kecamatan pada tahun 2017 jumlah bayi yang lahir ditimbang = bayi,jumlah
BBLR = Bayi.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Prasekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan
dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra
sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar
21
/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun
peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
Murid SD dan setingkat yang mendapat pelayanan Kesehatan sesuai standar jumlah =
Anak.
3. Pelayanan Keluarga Berencana
Jumlah pasangan usia subur (PUS) pada tahun 2017 sebanyak ……orang sedangkan yang
menjadi peserta KB aktif sebesar = orang
Pelayanan Imunisasi
Cakupan Imunisasi DPT.HB,Campak pada bayi di Puskesmas Dumoga Barat Tahun 2011
DPT1 +HB1 = bayi,DPT3+HB3 = bayi,Campak = bayi.
22
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian dan informasi
mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Pada bab ini diuraikan mengenai sarana kesehatan di antaranya puskesmas, Rumah Sakit,
sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan institusi pendidikan tenag
akesehatan. Data dapat dilihat pada tebel berikut :
1. Puskesmas
G.Keadaan sumber daya Kesehatan
B. TENAGA KESEHATAN
Jumlah personil yang ada di Puskesmas Doloduo Tahun 2017 sebanyak 30 Orang
yang terdiri dari 29 Orang PNS dan 1 Orang CPNS ,dan 18 orang Tenaga Sukarela
23
-Petugas Operasional
-Dokter Umum : 1 Orang
-Perawat gigi : 2 Orang
-Perawat : 12 Orang
-Bidan/Bidan desa : 8 Orang
-Petugas Gizi : 3 Orang
-Petugas Promkes : 2 Orang
-Petugas Farmasi : 1 Orang
-Petugas Biostastik : 1 Orang
Jumlah 29 Orang PNS menurut pangkat / Golongan ruang sebagai berikut :
Jumlah personil yang ada di UPT Puskesmas Karanggeneng Tahun 2011 sebanyak 50 Orang
yang terdiri dari 38 Orang PNS dan 7 Orang Pegawai Tidak tetap Bidan,dan 5 orang
PTT/Lain/Perawat Ponkesdes.
24
BAB VI
PE N UTU P
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam
pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan
sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Dibidang kesehatan, data dan informsi ini
diperoleh melalui penyelenggaraan system informasi kesehatan.
Namun sangat disadari, system informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalm era desentralisasi
pengumpulan data dan informasi dari Puskesmas menjadi relative lebih sulit.
Walaupun Profil Kesehatan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai, karena
belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun ini merupakan salah
satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam
rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan perlu dicari terobosan dalam mekanisme
pengumpulan data dan informasi secara cepat dan tepat untuk mengisi kekosongan data agar dapat
tersedia data dan informasi khususnya yang bersumber dari pemegang Program di Puskesmas.