PENGGERAK
MODUL AJAR BAB
3
“Kimia Hijau dalam
Pembangunan
Berkelanjutan 2030”
ALOKASI WAKTU : 10 x 45
MENIT
5 KALI PERTEMUAN
Kata Kunci
Ledakan bahan kimia
Proses kimia
Reaksi kimia
Pengertian kimia hijau
Pentingnya kimia hijau
Prinsip kimia hijau
Atom
Molekul
Persamaan reaksi kimia
Proses kimia
Agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 PBB
Biosolar B-30
Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan
konsep kimia dalam kehidupan sehari-
hari dan menerapkan konsep kimia
dalam pengelolaan lingkungan.
PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :1
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : Memahami atom sebagai dasar penyusun materi, Mengklasifikasikan partikel penyusun
atom, Memahami penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom (Teori Niels Bohr),
Menuliskan notasi suatu atom, Menghitung jumlah proton, elektron, dan neutron berdasarkan
notasi suatu atom, Menentukan letak suatu unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi elektron
Niels Bohr, Memahami prinsip pembentukan molekul (Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen).
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan pentingnya kimia hijau melalui artikel
ledakan pabrik kimia
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui pengertian kimia hijau dan
pentingnya kimia hijau dalam membantu melestarikan lingkungan ; mengetahui proses kimia
serta reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara melestarikan lingkungan melalui proses kimia dalam kehidupan sehari-hari ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
Aktivitas 3.1
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis
A) STIMULUS
Amatilah gambar ledakan pabrik kimia berikut.
Sebuah pabrik kimia yang berada di Kota Cilegon, meledak dengan mengeluarkan
suara yang sangat keras. Kepulan asap hitam pekat, bau gas kimia menyengat sangat
mengganggu pernafasan warga yang mengeluhkan mata perih dan susah bernafas usai suara
ledakan itu. Akibatnya, warga yang lokasinya berada tidak jauh dari pabrik kimia tersebut
harus mengungsi.
Diduga bahan kimia yang bocor adalah formalin dengan rumus kimia CH2O. Menurut
www.pom.go.id, pada umumnya larutan formalin 37% dalam air digunakan sebagai bahan
baku pada industri panel kayu, seperti kayu lapis, papan partikel, papan serat berkerapatan
sedang, perlengkapan rumah tangga, dan lem emulsi yang dapat digunakan secara luas di
berbagai industri.
B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, tuliskan beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
1.
2.
C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
D) PEMBUKTIAN
Baca dan analisis artikel berikut lalu jawablah pertanyaan yang ada di bagian bawah artikel ini.
Dirgha Raj Joshi and Nisha Adhikari. 2019. Green Chemistry : Beginning, Recent Progress, and Future
Green Chemistry atau kimia hijau berhubungan dengan bagaimana mendesain produk
kimia dan prosesnya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan tempat kita tinggal. Bahaya
di sini bisa berupa ledakan isik, sifat mudah terbakar, toksikologi-mutagenik,
karsinogenik, termasuk perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, pencemaran
lingkungan lainnya, dan paparan kimia. Efek zat berbahaya terhadap lingkungan, air,
udara, makanan, pertanian, perubahan iklim, dan banyak lagi bahaya di setiap sudut
lingkungan membuat kita semakin waspada untuk lebih fokus dan mempraktikkan
konsep yang lebih hijau.
Dalam konsep kimia untuk pengembangan berkelanjutan, kita harus selalu memikirkan
pilihan yang lebih aman dan lebih baik pada pilihan bahan maupun proses kimia.
Penggantian kloroluorokarbon dengan hidrokloroluorokarbo n (HCl FC) dan
hidroluorokarbon (HFC) yang lebih aman mencegah risiko besar terkait lapisan ozon
bumi tempat kita tinggal. Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan
pengembangan pestisida yang lebih aman bagi lingkungan membuat perubahan besar.
Meskipun banyak pendekatan dilakukan dari banyak sisi, namun setiap individu perlu
berpikir bahwa rumah, ruang tidur, dan dapur mereka sendiri haruslah lebih aman dan
mengurangi bahaya paparan bahan kimia di sekitar kita. Hal-hal ini membuat kita
menjadi lebih bertanggung jawab sebagai masyarakat global.
https://www.researchgate.net/publication/334163727_GREEN_CHEMISTRY_BEGIN
NING_RECENT_PROGRESS_AND_FUTURE_CHALLENGES
E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
F) SOAL LATIHAN
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
8
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
9
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
10
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Perhatikan gambar struktur atom berikut ini.
11
i. Elektron mengelilingi inti atom terdiri atas dua kulit (orbit)
ii. Atom bersifat netral karena jumlah proton sama dengan jumlah
elektron
iii. Kelebihan jumlah elektron dibandingkan dengan jumlah proton
menyebabkan atom bermuatan negatif.
Pernyataan yang tepat adalah…….
a. i, ii, dan iii d. ii dan iii
b. i dan ii e. Tidak ada penyataan yang tepat
c. i dan iii
12
a. Molekul penyusun keramik dan kaca adalah sama, tetapi berbeda
komposisi atau perbandingan jumlah partikel
b. Keduanya disusun dari molekul yang sama, tetapi ada perbedaan
ikatan antar molekul
c. Ikatan molekul penyusun kaca lebih kuat dibandingkan ikatan
molekul keramik
d. Keduanya disusun dari molekul-molekul dari unsur yang berbeda
e. Terdiri dari unsur sejenis namun memiliki struktur yang berbeda
6. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah proton yang
dimiliki oleh atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan nomor atom suatu
unsur.
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom menunjukkan jumlah
neutron yang dimiliki atom suatu unsur.
Pernyataan yang tepat adalah….
a. 1), 2) dan 3) c. 1) dan 3) e. 1 saja
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)
13
e. Augusto dan Herry
10. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau
yaitu……
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
b. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia
hijau
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya
terhadap lingkungan
d. Penggunaan bahan baku komersial
e. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam
3 C 1 24
12 Mg
19
9 F
40
Ar
18
p = 12 p = 9 (x) p = 18
e = 12 (y) e = 9 e = 18
n = 12 n = 10 n = 40 – 18
= 22 (z)
4 D 1 Elektron pada kulit terluar (kulit ke 2) sebanyak 8
elektron, sehingga atom neon berada pada golongan
VIII A.
Sebanyak 2 kulit atom yang menunjukkan bahwa aton
neon berada pada periode ke 2 dalam sistem periodik
unsur.
14
5 E 1 UNSUR PENYUSUN KERAMIK
Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral
yang terdapat di alam berupa batuan maupun
pelapukan dari batuan. Jenis oksida tersebut yaitu
SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O dan Na2O.
Oksida-oksida ini banyak terdapat pada tanah liat
(lempung), yang terdapat dalam bentuk batuan adalah
feldspar, kwarsa dan batu kapur. Bahan baku keramik
yang banyak digunakan adalah :
1) Tanah liat
2) Feldspar
3) Kwarsa
4) Batu Kapur
KESIMPULAN
Kaca adalah padatan amorf yang tidak memiliki
struktur atom periodik jarak jauh, dan ini
menunjukkan perilaku transisi kaca sedangkan
keramik adalah bahan non logam anorganik yang
mengeras pada suhu tinggi.
Perbedaan utama antara kaca dan keramik adalah
15
16
bahwa keramik memiliki struktur atom kristalin atau
semi-kristalin atau non-kristalin sedangkan struktur
atom kaca adalah non-kristalin.
Meskipun kaca memiliki struktur atom yang berbeda,
tetapi keras, kaku, rapuh, dan tahan terhadap
konduksi termal, korosi kimiawi, dan konduksi listrik
seperti kebanyakan keramik.
6 D 1 1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah
proton yang dimiliki oleh atom.
SEHARUSNYA
Nomor massa suatu atom menunjukkan
penjumlahan massa proton dan massa neutron
dalam suatu atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan
nomor atom suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom
menunjukkan jumlah neutron yang dimiliki atom
suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
7 B 1 1) Hanya atom-atom dari unsur gas mulia ditemukan
sangat stabil.
(PERNYATAAN TEPAT)
2) Atom-atom mencari kesetabilan dengan berikatan
dengan atom-atom dari unsur lain.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Kebanyakan unsur di alam ini ditemukan dalam
keadaan mandiri, tidak berikatan dengan unsur
lainnya.
SEHARUSNYA
Kebanyakan unsur di alam ditemukan dalam
keadaan berikatan dengan unsur lainnya
membentuk garam dan mineral.
8 D 1 CO2 : Ikatan Kovalen
CH4 : Ikatan Kovalen
MgCl2 : Ikatan Ionik
NaCl : Ikatan Ionik
9 C 1 Tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau
17
adalah Paul Anastas dan John C. Warner.
10 A 1 Pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau :
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi
bahan-bahan kimia terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
b. Prioritas penelitian dalam pengembangan
teknologi kimia hijau.
18
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Jawaban
1.
Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya
pada desain produk.
Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya
pada proses pembuatan produk.
Kimia hijau adalah kimia yang tidak merusak ozon.
Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan pemanasan global.
Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan paparan bahan kimia.
Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan pada pelestarian
lingkungan.
Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan yang tidak merusak
lingkungan.
Kimia hijau adalah kimia yang membuat lingkungan rumah aman.
Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi paparan bahan kimia.
Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penghematan bahan bakar fosil.
Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penggunaan sumber energi yang ramah
lingkungan.
Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi limbah.
Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)
19
2. Proses Kimia yang terjadi pada lingkungan yaitu :
Proses Fotosintesis
Proses Pembakaran Tidak Sempurna
Proses Perkaratan Besi
Proses Pemanggangan Roti
(Skor 3)
4. Cara mengkaitkan proses kimia yang terjadi dengan upaya pelestarian lingkungan yaitu
melalui KIMIA HIJAU yang merupakan salah satu program pembangunan
berkelanjutan. (Skor 1)
5.
Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan rumah aman dan sehat
Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan sekitar rumah aman dan sehat.
Pentingnya kimia hijau adalah membuat udara, air, tanah, tanaman, dan hewan
terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya.
Pentingnya kimia hijau adalah menjaga lingkungan tetap asri dan sehat.
Pentingnya kimia hijau adalah membuat bumi terhindar dari pemanasan global dan
bencana alam.
Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)
20
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar kita yaitu…….
a. Esterifikasi
b. Pembakaran tidak sempurna
c. Perkaratan besi
d. Fotosintesis
e. Pemanggangan roti
2. Proses kimia yang baik, bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar
dikenal sebagai reaksi……..
a. Oksidasi
b. Perengkehan
c. Kimia hijau
d. Ekstraksi
e. Global warming
3. Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green Chemistry adalah…..
a. Arrhenius
b. Bronstead
c. Lowry
d. Gilbert N. Lewis
e. Paul Anastas
4. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diharapkan
dapat memacu terbentuknya……….
a. Green globe
b. Green house
c. Atommic economy
d. Global association
e. Green day
5. Fokus kajian pada penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia
hijau diantaranya sebagai berikut :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat
berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
Penerapan yang digunakan dalam kimia hijau terdapat pada nomor….
a. 1) dan 2) e. 1) saja
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 1), 2), dan 3)
21
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar
kita yaitu esterifikasi yang merupakan reaksi
pembentukan senyawa ester. Pada umumnya, reaksi
esterifikasi dilakukan dalam laboratorium atau pabrik
kimia.
2 C 1 Reaksi kimia hijau merupakan proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar.
3 E 1 Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green
Chemistry adalah Paul Anastas.
4 A 1 Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan diharapkan dapat memacu terbentuknya
Green globe (bumi yang hijau/lestari).
5 D 1 Penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia
hijau :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
22
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
Bacalah jurnal dengan judul “Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri vol. 42, no. 1” yang disusun oleh Oberlin Sidjabat pada
tahun 2008, lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.
23
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini diberikan syarat terjadinya proses pembakaran dan hasil
pembakaran dalam kehidupan sehari-hari :
i. Memerlukan oksigen
ii. Membutuhkan kalor
iii. Mengasilkan gas karbon monoksida
iv. Menghasilkan gas karbon dioksida
v. Menghasilkan uap air
Yang merupakan ciri-ciri terjadinya pembakaran sempurna terdapat pada
nomor……
a. i dan iii
b. i, ii, dan iii
c. i dan ii
d. iv dan v
e. iii dan v
2. Senyawa natrium bikarbonat, NaHCO3 pada proses pembuatan roti berguna
untuk……
a. Memberi rasa manis pada roti
b. Memadatkan roti
c. Membuat roti mengembang
d. Membuat roti semakin gurih
e. Membuat warna roti semakin pekat
3. Konferensi penelitian Gordon yang merupakan pertemuan internasional
kimia hijau pada pertengahan tahun 1990 diikuti oleh beberapa negara
diantaranya…….
a. Amerika Serikat, Portugal, Spanyol, dan Italia
b. Amerika Serikat, Prancis, Meksiko, dan Inggris
c. Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan Inggris
d. Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia
e. Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, dan Spanyol
4. Tahap terpenting yang ditawarkan dalam kimia hijau untuk memperbaiki
lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yaitu…..
a. Tahap penggunaan
b. Tahap perencanaan
c. Tahap penanggulangan
d. Tahap aktivasi
e. Tahap pembuatan
5. Berikut ini merupakan hal yang penting dalam kimia hijau menurut Anastas
dan Warner :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
24
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan percobaan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu
Pernyataan yang benar pada keempat point di atas terdapat pada nomor…..
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2) dan 4)
e. 1), 2), 3) dan 4)
25
Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
CONTOH 1
Proses kimia : Fotosintesis
Persamaan reaksi kimia :
6 CO2(g) + 6 H2O(l) C6H12O6(s) + 6 O2(g)
Penjelasan reaksi kimia :
1) Reaksi fotosintesis yang dibantu sinar uv memerlukan gas CO 2. Gas ini dikenal sebagai gas
rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Dengan adanya fotosintesis akan
mengurangi jumlah gas CO2 sehingga turut mengurangi pemanasan global.
2) Produk dari reaksi fotosintesis adalah gula glukosa (C6H12O6) dan gas Oksigen (O2).
Glukosa sebagai sumber energi bagi tanaman untuk bertumbuh sedangkan gas Oksigen
yang dihasilkan bermanfaat untuk kehidupan manusia dan hewan.
CONTOH 2
Proses kimia : Pembakaran tidak sempurna
Persamaan reaksi kimia :
3 3 3
3 CxHy(g) + ( x + y ) O2(g) x CO2(g) + y H2O(l) + x CO(g) + x C(s)
2 4 2
Penjelasan reaksi kimia :
Proses pembakaran sampah dilakukan di ruang terbuka artinya jumlah udara yang digunakan
untuk membakar sampah terbatas. Salah satu komponen udara adalah gas oksigen (O2). Jika
26
jumlah udara terbatas maka jumlah gas O2 juga berkurang akibatnya pembakaran ini
menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan padatan arang karbon (C) yang mencemari
udara sekitar.
CONTOH 3
Proses kimia : Perkaratan besi
Persamaan reaksi kimia :
4 Fe(s) + 3 O2(g) + 2x H2O(l) 2 Fe2O3 . x H2O(s)
Penjelasan reaksi kimia :
Jika benda yang terbuat dari besi (Fe) bereaksi dengan udara maka lama-kelamaan akan terjadi
perkaratan (Fe2O3.x H2O) sehingga benda akan rusak. Mengapa? Karena udara mengandung gas
oksigen (O2) dan uap air (H2O). Perkaratan ini ditandai dengan munculnya lapisan tipis
berwarna merah kecoklatan pada permukaan benda.
CONTOH 4
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, bagaimana pendapat Kalian terhadap proses dan reaksi
kimia? Tulislah jawaban Kalian di buku catatan Kalian.
Ternyata proses kimia tidak selamanya menakutkan kita. Ada proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan. Proses kimia ini akan menjaga bumi kita tetap lestari,
aman, dan sejahtera, demikian pula lingkungan akan tetap terjaga. Proses kimia seperti ini
dikenal sebagai reaksi kimia hijau. Prinsip kimia hijau pertama kali dicetuskan oleh Paul
Anastas pada tahun 1998 sebagai Father of Green Chemistry bersama John Warner.
Untuk lebih mengenal kimia hijau, marilah kita simak bersama Sejarah Kimia Hijau, Pengertian
dan Pentingya Kimia Hijau serta Rencana Pembangunan Berkelanjutan pada wacana berikut.
27
pembuatan, penggunaan
28
bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang dikenal
sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan, berpindah dari kebijakan
command and control policy dan mengimplementasikan ide Kimia Hijau. Pada tahun 1991,
EPA telah meluncurkan program hibah penelitian yang mendorong perancangan ulang
desain produk dan proses kimia yang ada untuk mengurangi dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. EPA yang kemudian bekerja sama dengan US National
Science Foundation (NSF) mendanai penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun
1990-an.
Pengenalan Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan pada tahun
1996 berhasil menarik perhatian akademisi dan industri kimia hijau. Program penghargaan
dan teknologi tersebut sekarang menjadi landasan dalam kurikulum pendidikan kimia hijau.
Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan
internasional kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi Penelitian Gordon tentang
Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah berkembang di Amerika Serikat, Britania
raya, Spanyol, dan Italia.
29
masalah yang berkaitan dengan kondisi reaksi. Misalnya dalam rancangan sintesisnya, tidak
30
melihat pada molekul akhir yang dihasilkan, akan tetapi pada jalur (pathway) sintesis yang
digunakan untuk menghasilkan molekul akhir tersebut. Dengan memodifikasi jalur
sintesisnya, maka akan didapatkan produk akhir yang sama dengan cara yang konvensional,
namun toksisitas bahan dasar, produk maupun buangannya dapat dikurangi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu
C) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Terkait dengan agenda pembangunan, pembangunan saat ini diarahkan pada
pembangunan berkelanjutan dimana Word Commision on Environment and development
(WCED), yaitu Komisi Sedunia Lingkungan Hidup dan pembangunan telah mensyaratkan
bahwa dalam pembangunan harus meningkatkan produksi dengan cara yang ramah
lingkungan serta menjamin terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang
dimana taraf hidup masyarakat ditingkatkan dengan cara yang tidak merusak lingkungan
hidup. Pembangunan diharapkan mengacu kepada pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan menuju terbentuknya green globe (bumi yang hijau/lestari).
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembangunan di Indonesia memang mampu
memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, namun menimbulkan
masalah, antara lain masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan
kimia yang beracun dan berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia dan
lingkungan. Maka tidaklah keliru jika kondisi tersebut mendorong munculnya chemopobia
dari masyarakat yang menganggap kimia sebagai racun dan penyebab timbulnya
pencemaran lingkungan.
Memperhatikan kondisi di atas, dewasa ini para ahli kimia melakukan usaha untuk
mencari bahan dasar yang tidak berbahaya dan mengubah proses-proses kimia dalam
industri menjadi lebih aman dan lebih bersih. Usaha tersebut lebih dikenal dengan nama
green chemistry. Sebagai bidang kajian kimia yang relatif baru, green chemisty
memfokuskan kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia yaitu dalam merancang,
menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya. Bidang kajian ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk
mencegah pencemaran, karena penerapan metode pemecahan masalah secara ilmiah dan
inovatif terhadap bahaya pencemaran akibat bahan kimia beracun langsung pada
sumbernya.
Mengingat konsep dan pendekatan green chemistry sebagai pendekatan untuk
pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan
kesehatan, perlu dipikirkan bagaimana menerapkan gagasan konsep dan gagasan green
chemistry ini dalam pembelajaran kimia di sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia.
31
F. GLOSARIUM
G. DAFTAR PUSTAKA
32
PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN
LINGKUNGAN
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :2
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari dan memahami
pengertian dan pentingnya kimia hijau.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
33
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan solusi untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
melalui pemanfaatan prinsip kimia hijau.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui cara memanfaatkan bahan kimia di
lingkungan sekitar yang sesuai dengan prinsip kimia hijau untuk melestarikan lingkungan.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip kimia hijau untuk memberikan kontribusi terhadap
pelestarian lingkungan ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
35
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
36
3. LAMPIRAN
5. Menggunakan Pelarut dan Kondisi Reaksi 11. Menganalisis secara Langsung untuk
yang Lebih Aman Mencegah Polusi
37
Memilih pelarut yang paling aman dalam tiap proses serta meminimalkan jumlah
Metode pelarut
analisis agar
yang tidak menghasil
dilakuakan secara real-
6. Mendesain Efisiensi Energi bagi lingkungan.
Memilih jalan reaksi kimia yang paling kecil energinya. Menghindari pemanasan dan pendinginan juga tekanan
kondisi vakum.
dan mengembangkan
prosedur untuk menghindari
kecelakaan.
Aktivitas 3.2
HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Kerja sama
5)
6)
Cocokkanlah jawaban hasil diskusi dengan literatur yang telah dibaca.
Cantumkan sumber literatur sebagai wujud perilaku jujur Kalian. (Pembuktian)
Tabel 2. Hubungan prinsip kimia hijau terhadap fakta dan solusi dalam mendukung upaya pelestarian
lingkungan.
38
telah dilakukan oleh tim peneliti dari LIPI sejak tahun 2016 hingga kini.
2) Membawa tas belanja dari rumah saat berbelanja.
3) Mengolah plastik bekas kemasan sebagai tas, tempat pena, tempat sampah, pot
bunga, dan lainnya.
1) https://www.givengain.com/cc/plastic-free-oceans/?gclid=EAIaIQobChMI-
Yaw8d-o8gIVwRwrCh2QRAPeEAAYAiAAEgK4APD_BwE
Sumber informasi
2) https://www.liputan6.com/regional/read/3925727/bioplastik-plastik-ramah-
lingkungan-dari-singkong
Prinsip kimia hijau ke-
Topik kimia hijau
Permasalahan
Solusi
Sumber informasi
Permasalahan
Solusi
Sumber informasi
Permasalahan
Solusi
39
Sumber informasi
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.
LATIHAN SOAL
Untuk lebih memahami prinsip kimia hijau, jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan
bahan kimia yang aman” .
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
40
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
CATATAN :
41
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
42
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
43
D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Apa yang dimaksud dengan Kimia Hijau ?
Jawaban
Kimia hijau adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan
dan kualitas hidup. (Skor 2)
2) Mengapa kita harus mempelajari reaksi kimia hijau ?
Jawaban
Karena reaksi kimia hijau berperan dalam upaya memperbaiki lingkungan dan
memecahkan masalah lingkungan. (Skor 2)
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan
bahan kimia yang aman” .
Jawaban
1. Cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk melestarikan lingkungan yaitu
dengan menerapkan 12 prinsip kimia hijau.
(Skor 2)
2. Contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang
aman” yaitu pembuatan sabun ramah lingkungan menggunakan buah lerak.
(Skor 2)
Skor Total = 4
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
44
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau :
i. Menggunakan bahan kimia secukupnya
ii. Membuang bahan kimia pada tempatnya
iii. Menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar
iv. Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan alam yang lebih ramah
lingkungan
v. Menggunakan kembali bahan plastik
Pernyataan yang benar mengenai prinsip kimia hijau terdapat pada nomor…..
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. iv dan v
E. semua benar
2. Siapakah tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah ?
A. Paul Anastas dan Herry
B. John C Warner dan Augusto
C. Paul Anastas dan John C. Warner
D. John C. Warner dan Herry
E. Augusto dan Herry
3. Prinsip kimia hijau dikemukakan pada
tahun……. A. 1999
B. 2000
C. 1998
D. 1997
E. 2001
4. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau yaitu……
A. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
B. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia hijau
C. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya terhadap
lingkungan
D. Penggunaan bahan baku komersial
E. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam
5. “Transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya
merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi”
merupakan tujuan dari prinsip kimia……….
A. Mencegah limbah
B. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
C. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit
45
D. Mengurangi bahan turunan kimia
E. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
6. Apa tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom ?
A. Mendesai reaksi kimia dan rute sintesis yang aman
B. Mengurangi tahapan reaksi, tambahan bahan kimia, dan produksi limbah
C. Memudahkan bahan kimia terdegradasi dan tidak terakumulasi di
lingkungan
D. Mengurangi limbah pada level molekul dengan memaksimalkan jumlah
atom dari semua pereaksi menjadi produk akhir
E. Meningkatkan selektifitas, mengurangi limbah, waktu reaksi, dan energi
dalam suatu reaksi
7. Perhatikan beberapa simbol berikut :
i. iv.
ii. v.
iii.
46
9. Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri oleh
karena memiliki kandungan racun yang rendah adalah…….
A. Natrium klorida
B. Hidrogen peroksida
C. hidrogen sulfida
D. Kalsium oksida
E. Super kritikal karbon dioksida
10. Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai bahan bakar
kendaraan adalah…..
A. Biomassa
B. Minyak jagung
C. Etanol dan biodiesel
D. Distilasi plastik
E. n-butanol
47
48
6 D 1 Tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
yaitu untuk mengurangi limbah pada level molekul
dengan memaksimalkan jumlah atom dari semua
pereaksi
menjadi produk akhir.
7 A 1 i. iv.
Menggunakan Menganalisis
bahan baku secara langsung
terbarukan untuk mencegah
polusi
ii. v.
Mencegah Memaksimalkan
potensi nilai ekonomi
kecelakaan suatu atom
iii.
Menggunakan
pelarut dan
kondisi reaksi
yang lebih aman
8 D 1 Senyawa yang digunakan sebagai biosida ramah
lingkungan yang dibuat oleh Albright dan Wilson adalah
4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
9 E 1 Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut
dalam industri oleh karena memiliki kandungan racun
yang rendah adalah super kritikal karbon dioksida.
10 C 1 Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai
bahan bakar kendaraan adalah etanol dan biodiesel
49
Skor Total = 10
50
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
51
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi merupakan salah satu dari 12
prinsip kimia hijau. Apa tujuan dari prinsip tersebut ?
2. Tuliskan 4 peran katalis pada proses transformasi.
3. Jelaskan 5 prinsip rekayasa hijau (green engineering).
Pada tahun 1998, Paul Anastas bersama dengan John C. Warner mengembangkan prinsip
yang dijadikan sebagai pdanuan dalam praktik kimia hijau. Kedua belas prinsip tersebut
53
membahas berbagai cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia terhadap
54
lingkungan dan kesehatan manusia, serta juga menunjukkan prioritas penelitian dalam
pengembangan teknologi kimia hijau. Dua belas prinsip kimia hijau yang dikembangkan oleh
Paul Anastas dan John Warner, yaitu :
55
volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di
mana pelarut
56
diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang cukup aman.
Kebanyakan pelarut bersifat mudah terbakar atau beracun, dan hamper semuanya
merupakan senyawa organic yang mudah menguap sehingga menyumbang pencemaran
udara.
Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase
cair (liquid phase), yang berada pada temperatur dan tekanan kritis yakni temperatur lebih
dari 31,1℃ dan tekanan 73,3 atm. Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam
industri oleh karena zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan tidak memiliki
dampak lingkungan yang berarti. Selain itu, rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas
CO2 memungkinkannya berfungsi sebagai pelarut layaknya aqua distilata.
57
biopolimer, plastik ramah lingkungan, dan lainnya.
58
11. Pencegahan polusi lingkungan
Metodologi analitis perlu lebih dikembangkan untuk memungkinkan real-time proses
monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya. Waktu analisis riil untuk ahli
kimia adalah proses "memeriksa kemajuan reaksi kimia seperti yang terjadi.
59
12. Renewable Rather Than Depleting (Terbarukan Daripada Kelangkaan). Input material dan
energi harus dapat diperbarui daripada menggunakan sumber daya yang habis dan tak
terbarukan.
Visi Kota Cerdas/Smart City, adalah perkotaan masa depan, yang dikembangkan agar
memiliki lingkungan yang aman, terjamin, hijau serta efisien. Semua sistem dan strukturnya –
baik sumberdaya listrik dan gas, air, transportasi dan sebagainya dirancang, dibangun, dan
dikelola dengan memanfaatkan kemajuan di bidang materi terintegrasi, sensor, elektronik, dan
jejaring yang dihubungkan dengan sistem komputer untuk database, pelacakan, dan algoritma
untuk pengambilan keputusan (Calvillo, Sanchez-Miralles, & Viilar, 2016). Untuk
mewujudkan hal ini diperlukan penelitian dan teknologi dari berbagai bidang seperti Fisika,
Kimia, Biologi, Matematika, Ilmu Komputer, serta Teknik-teknik Sistem, Mekanika,
Elektronika dan Sipil (Woinaroschy, 2016).
Konsep kota cerdas diperkenalkan untuk mengusahakan tersedianya kehidupan
perkotaan yang baik bagi penduduknya melalui pengelolaan optimal berbagai sumberdaya
yang diperlukan. Konsep kota cerdas merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk
membuat perkotaan menjadi nyaman untuk kehidupan penduduknya dan siap menghadapi
berbagai tantangan yang mungkin muncul. Tahun 2008 para walikota di Eropa telah
menyepakati kebijakan- kebijakan pembangunan kota berkelanjutan, yaitu mencapai tujuan
20-20-20 (20% reduksi gas buang/emisi, 20% energi terbarukan, dan 20% peningkatan
efisiensi energi) pada tahun 2020 (Woinasroschy, 2016).
Kota cerdas digambarkan dengan atribut kecerdasan dalam hal bangunan, infrastruktur,
teknologi, energi, mobilitas, penduduk, administrasi, dan pendidikan (Albino, Berardi, &
Dangelico, 2015). Atribut-atribut itu secara terintegrasi diterapkan dalam mengelola
sumberdaya, mengendalikan tingkat polusi, dan mengalokasikan energi. Sebagai penggiat
pengembangan ekonomi terutama pada industri modern seperti elektronik, teknologi
informasi, bio dan nanoteknologi, yang memainkan peran penting pada struktur dan
pengelolaan kota cerdas, industri kimia yang menerapkan prinsip Kimia Hijau dapat
memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota cerdas.
Untuk Indonesia, standar kota cerdas sedang dikembangkan, yang didasarkan pada
standar internasional (Prihadi, 2016). Smart City atau kota cerdas memiliki 6 (enam) indikator
yaitu smart governance, pemerintahan transparan, informatif, dan responsif; smart economy,
menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi; smart people,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas hidup layak; smart mobility,
penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur; smart environment, manajemen sumber daya
alam yang ramah lingkungan; dan smart living, mewujudkan kota sehat dan layak huni.
Menurut Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Suhono Harso
Supangkat, yang juga adalah inisiator kota cerdas di Indonesia, kota-kota besar di Indonesia
sedang berusaha mencapai standar kota cerdas, yang saat ini baru tercapai pada level 60.
Belum sempurnanya
60
kota cerdas di Indonesia, menurut beliau, karena belum adanya sumber daya manusia yang
mencukupi yang menguasai berbagai teknologi pengeloaan kota cerdas dan belum adanya satu
kesatuan soal standar nasional pengelolaan kota cerdas.
Dari total 514 kabupaten atau kota di Indonesia, ada 50 yang ditargetkan oleh Dewan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) dapat memenuhi kriteria kota
cerdas (Windhi, 2016). Pemerintah juga menunjuk lima universitas untuk membuat kriteria
nasional dan melakukan sosialisai mengenai kota cerdas ini. Enam kriteria yang telah
didefinisikan sebelumnya juga menjadi pertimbangan tim Wantiknas ini. Indonesia telah
mencanangkan kriteria kota cerdas dengan menerbitkan Perpres Nomor 96 tahun 2014, yang
memuat Rencana Pita Lebar Indonesia atau RPI, yang diharapkan dapat bermanfaat,
terjangkau, dan memberdayakan warga kota (Windhi, 2016). Indonesia telah merencanakan
tercapainya prinsip kota cerdas yang layak huni, aman dan nyaman pada tahun 2025,
tercapainya kota hijau dan ketahanan terhadap perubahan iklim dan kejadian bencana pada
tahun 2035, dan terciptanya kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi pada tahun
2045 (Barus, 2017).
Peranan Ilmu dan Teknologi Kimia dalam pembentukan kota cerdas, antara lain, dengan
diperkenalkannya konsep Kimia Hijau / Green Chemistry untuk pengelolaan pembangunan
berkelanjutan. Kimia Hijau / Green Chemistry, yang berfokus pada produksi dan teknologi
penerapan Ilmu Kimia yang ramah lingkungan, diperkenalkan pada awal 1990-an (Anastas &
Warner, 1998). Kimia hijau ini merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan
baik dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses, ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan
dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari segi perancangan maupun proses. Bahaya
bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Kimia Hijau ini meliputi berbagai ancaman
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan
iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Anastas dan Warner (1998) menguraikan tentang konsep Kimia Hijau sebagai gabungan
dari 12 prinsip. Prinsip pertama menggambarkan ide dasar dari Kimia Hijau, yaitu
pencegahan. Prinsip pertama ini menegaskan bahwa pencegahan limbah lebih diutamakan
daripada perlakuan terhadap limbah. Selanjutnya prinsip pertama ini diikuti oleh prinsip-
prinsip berikutnya yang memdanu pelaksanaan prinsip pertama. Prinsip-prinsip Kimia Hijau
yang dapat diterapkan untuk pembentukan dan pengelolaan kota cerdas, adalah atom
economy, penghindaran toksisitas, pemanfaatan solven dan media lainnya dengan konsumsi
energi seminimal mungkin, pemanfaatan bahan mentah dari sumber terbarukan, serta
penguraian produk kimia menjadi zat-zat nontoksik sederhana yang ramah lingkungan
(Dhage, 2013).
Definisi aspek pengelolaan kota cerdas adalah terdiri dari sistem pengelolaan air,
infrastruktur, transportasi, energi, pengelolaan limbah, dan konsumsi bahan mentah (Albino,
Berardi, & Dangelico, 2015). Dengan demikian Ilmu dan teknologi Kimia, melalui
pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola dengan
lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang lebih efektif
dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan. Selanjutnya uraian dalam artikel ini akan
61
membahas peranan Ilmu dan Teknologi Kimia Hijau pada masing-masing aspek yang
membangun kota cerdas.
62
F. GLOSARIUM
Atom ekonomi : Penghematan atom-atom yang bereaksi secara kimia untuk mengurangi
penggunaan bahan kimia.
Biodegradable : Mudah terurai secara biologis.
Bioplastik : Jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat
diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota.
Degradasi : Terurainya senyawa kimia organik yang berlangsung melalui tahap-tahap
tertentu menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana.
Kimia hijau : Pendekatan kimia yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan
meminimalkan pengaruh bahaya bagi Kesehatan manusia dan
lingkungan.
Rute sintesis : Tahapan dalam pembuatan suatu senyawa
Toksisitas : Tingkat kekuatan racun dari suatu zat
Vakum : Daerah gas dengan tekanan kurang dari 1 atm
G. DAFTAR PUSTAKA
63
PROSES KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TERKAIT HAL-HAL
YANG TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP KIMIA HIJAU
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :3
B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Tatap
Muka.
64
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang
tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik peduli pada keadaan di rumah dan lingkungan
sekitar rumah terhadap proses kimia berbahaya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa semua aktivitas yang kita lakukan sudah menunjukkan
konstribusi terhadap penerapan prinsip kimia hijau?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN
65
diberikan guru terkait dengan proses kimia.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,
mengamati LKPD
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang 5 Menit
terkait proses kimia.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya
PENUTUP tentang Menciptakan Kegiatan yang Mendukung Prinsip Kimia 10 Menit
Hijau
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
66
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 3.3 untuk mengidentifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-
hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau beserta solusinya.
HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Kerja sama
3
Proses kimia
4
Proses kimia
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.
LATIHAN SOAL
Untuk lebih memahami persamaan reaksi kimia, jawablah beberapa pertanyaan berikut. Tulislah persamaan re
1. CH4 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)
2. Al (s) + HCl (aq) AlCl3 (g) + H2 (g)
3. Fe2O3 (s) + H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2O (l)
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan 5 prinsip kimia hijau yang kalian ketahui.
Jawaban
a. Mencegah limbah
b. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
c. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit
d. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
e. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
f. Mendesain efisiensi energi
g. Menggunakan bahan baku terbarukan
h. Mengurangi bahan turunan kimia
i. Menggunakan katalis
j. Mendesain bahan kimia dan produk yang terdegradasi setelah digunakan
k. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi
l. Mencegah potensi kecelakaan
(Skor 5)
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Skor Total = 8
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. “Materi tersusun dari partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi yang
disebut atom”. Pernyataan ini merupakan salah satu isi dari teori atom yang
dikemukakan oleh . . . .
A. John Dalton D. Niels Bohr
B. J.J. Thomson E. E. Schrodinger
C. E. Rutherford
2. Gambar model atom menurut Ruherford adalah ..........
A. D.
B. E.
C.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Tentukanlah panjang gelombang elektron yang bergerak dengan kecepatan 5,97 x 106 m
s-1. (Massa elektron = 9,11 x 10-28 g ; tetapan Planck, h = 6,626 x 10-34 J s-1)
2. Setarakanlah persamaan reaksi berikut.
a. NaOH (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l)
b. Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s) Ba3(PO4)2 (s) + H2O (l)
c. (NH4)2SO4 (aq) + KOH (aq) K2SO4 (aq) + NH3 (g) + H2O (l)
s
𝑚𝑒− = 9,11 x 10−28 𝑔 3
5,97 x 106 𝑚
𝑣=
𝑠
Dit.
1
𝜆 =?
Penyelesaian
λ= ℎ 1
𝑚−.𝑣
𝑒
6,626 x 10−34 𝑘𝑔 𝑚2
𝜆= 𝑠 2
1 𝑘g 5,97 x 106 𝑚
(9,11 x 10 −28
g. ). ( )
1000 g 𝑠
6,626 x 10−34 𝑘g 𝑚2
𝜆= 𝑠
5,97 x 106 𝑚 1
(9,11 x 10−31 𝑘𝑔 ) . ( )
s
6,626 x 10−34 𝑘𝑔 𝑚2
𝜆= 𝑠 1
5,43867 𝑥 10−24 𝑘𝑔 𝑚
𝑠
𝜆 = 1,2183 x 10−10 𝑚 1
Jadi, panjang gelombang elektron adalah 1,2183 x 10-10 m
2 a. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) 2
b. 3Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s) Ba3(PO4)2 (s) + 3H2O (l) 2
c. (NH4)2SO4 (aq) + 2KOH (aq) K2SO4 (aq) + 2NH3 (g) + 2H2O (l) 3
Skor Total 17
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Elektron – elektron dalam atom beredar mengelilingi inti dan berada pada lintasan
(tingkat energi) tertentu. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat
energi lainnya tanpa disertai penyerapan ini di kemukakan oleh .......
2. Setarakan persamaan reaksi berikut.
a. C6H12 (s) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)
b. H2SO4 (aq) + Al2O3 (s) Al2(SO4)3 (s) + H2O (l)
PEMBAHASAN DAN SKOR
No. Pembahasan Skor
1 a. Elektron – elektron dalam atom beredar mengelilingi inti dan berada
pada lintasan (tingkat energi) tertentu.
b. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi 1
lainnya tanpa disertai penyerapan.
Teori atom diatas dikemukakan oleh Niels Bohr.
2 a. C6H12 (s) + 9O2 (g) 6CO2 (g) + 6H2O (g) 3
b. 3H2SO4 (aq) + Al2O3 (s) Al2(SO4)3 (s) + 3H2O (l) 2
Skor Total 6
Akan tetapi, teori atom Rutherford juga memiliki kelemahan. Beberapa kelebihan dan
kelemahan dari model atom nuklir Rutherford.
Kelemahan teori aton Rutherford tersebut dikoreksi oleh Niels Bohr dan melahirkan
teori atom Bohr.
4. MODEL ATOM BOHR
Niels Henrik David Bohr adalah seorang ahli Kimia Denmark. Pada 1913, Bohr
mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford
dan teori kuantum Planck. Model atom Bohr berdasarkan teorinya sebagai berikut.
a. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
b. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron
ini disebut lintasan stasioner.
c. Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat
energi lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut
eksitasi. Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi
lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan
memancarkan energi, peristiwa ini disebut deeksitasi. Baik eksitasi maupun
deeksitasi disebut peristiwa transisi elektron. Energi yang diserap atau dipancarkan
pada peristiwa transisi elektron ini dinyatakan dengan persamaan :
∆𝑬 = 𝒉. 𝒗
KETERANGAN
∆𝐸 : perbedaan tingkat energi
ℎ : tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J/s
𝑣 : frekuensi radiasi
𝒉
𝒎=𝝀
atau
𝒉
𝝀 = 𝒎. 𝒗 ……………...(4)
Keterangan :
𝜆 : panjang gelombang (m atau nm)
h : tetapan Planck (6,626 x 10−34 𝐽 . 𝑠 −1 ) 𝑱 = 𝒌𝒈 . 𝒎𝟐
m : massa elektron (9,11 x 10 −31 𝑘𝑔)
v : kecepatan elektron (m s-1)
Karena tetapan Planck (h) berharga sangat kecil (6,626 x 10−34 J . s),
ketidakpastian dalam pengukuran posisi atau momentum suatu objek yang besar,
seperti pelemparan bola kaki, diabaikan. Tumbukan antara foton sinar yang
memiliki energi sangat tinggi dengan elektron akan mengubah momentum elektron.
Akibatnya pengukuran akan menjadi salah.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan suatu dasar kelemahan model
atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan bahwa elektron memiliki orbit yangtepat.
Dengan demikian, posisi (r) dan momentum (m . v) diketahui dengan tepat. Ini tidak
sesuai dengan prinseip Heisenberg dan merupakan kelemahan teori atom Bohr.
C) MOLEKUL
Molekul merupakan gabungan dari dua atau lebih atom, dapat terbentuk dari atom yang
sama, contohnya hidrogen (H2) dan oksigen (O2), dan dapat juga terbentuk dari atom yang
berbeda, contohnya air (H2O), karbon dioksida (CO2), atau karbon monoksida (CO).
Molekul yang tersusun atas atom yang sama dinamakan molekul unsur, sedangkan molekul
yang dibangun oleh atom berbeda disebut molekul senyawa. Molekul yang terbentuk dari
dua atom, baik atom yang sama ataupun beda disebut molekul diatomik. Selain itu, atom
juga bisa membentuk molekul poliatomik, yaitu molekul yang tersusun atas tiga atau lebih
atom, contohnya seperti ozon (O3) dan belerang atau sulfur (S8).
O + O O2 Molekul
1 atom oksigen 1 atom oksigen 1 molekul oksigen Unsur
2H + O H2O Molekul
1 atom hidrogen 1 atom oksigen 1 molekul air Senyawa
Molekul dikatakan bagian terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu molekul
panjangnya kurang lebih satu per milliyar centimeter (1 x 10−9 cm). Dalam satu benda yang
panjangnya satu centimeter, terdapat 1 x 109 molekul. Bayangkan bagaimana halusnya
molekul itu. Bayangkan juga jumlah molekul yang terdapat dalam sehelai rambut, berapa
jumlah molekul dalam tubuh, dan berapa molekul dalam bumi serta ruang angkasa. Seperti
halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan bentuk. Massa molekul suatu zat adalah
jumlah massa atom yang membentuknya.
CONTOH
2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (l)
Keterangan :
Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang
bersangkutan (g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk
menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat
yang terlibat dalam reaksi.
CONTOH
Persamaan reaksi yang belum setara.
C2H6 + O2 CO2 + H2O
Langkah 1 :
Menetapkan koefisien C2H6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.
1 C2H6 + a O2 b CO2 + c H2O
Langkah 2 :
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan :
Ruas
Atom Ruas kiri
kanan
C 2 b
H 6 2c
O 2a 2b + c
Langkah 3 :
Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.
Dari langkah 3, diperoleh :
b = 2 ……………. (i)
2c = 6 ……………. (ii)
2a = (2b + c) …..………... (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh :
2c = 6
6
c =
2
c = 3................................................(iv)
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii)
: 2a = (2b + c).......................................(iii)
2a = {(2) . (2) + 3} = 7
.................................................
a = 7 (v)
2
Langkah 4 :
Nilai-nilai a, b, dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :
1 C2H6 + 7 O2 2 CO2 + 3 H2O (x2)
2
2 C2H6 + 7 O2 4 CO2 + 6 H2O
Langkah 5 :
Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.
2 C2H6 + 7 O2 4 CO2 + 6 H2O
F. GLOSARIUM
Atom : Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat
terdiri dari atom dengan komposisi tertentu.
Eksitasi : Proses pelepasan energi radiasi ke suatu atom atau molekul tanpa
mengakibatkan ionisasi.
Elektron : Partikel subatom yang bermuatan
negatif. Foton : Paket energi radiasi elektromagnetik.
Materi : Segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
Neutron : Partikel subatom yang tidak bermuatan dan terdapat dalam inti
atom. Nukleus : Inti atom yang mengandung proton dan neutron.
Orbital : Daerah dalam ruang di sekitar inti atom yang memiliki kemungkinan
tertinggi untuk bisa menemukan elektron.
Partikel : Unsur dasar benda atau bagian benda yang sangat kecil dan
berdimensi Persamaan reaksi : Satu cara pemaparan proses reaksi kimia.
Proton : Partikel subatom yang bermuatan positif dan terdapat dalam inti atom.
Reaksi kimia : Suatu proses di mana suatu zat atau reaktan diubah menjadi zat yang
berbeda dan disebut dengan produk.
Tingkat energi : Besar energi tertentu yang dapat dimiliki sebuah atom, inti atom, atau
partikel subatom yang terikat pada ruang tertentu.
G. DAFTAR PUSTAKA
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
Pertemuan ke : 4 dan 5
B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.
5. Peserta didik telah mempelajari Proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal
yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan konsep kimia hijau dengan membuat karya berupa infografis
atau video tiktok untuk mendukung prinsip kimia hijau.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik membuat kegiatan yang mendukung prinsip
kimia hijau.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah kita telah mendukung prinsip kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari ? Bagaimana
cara kita mendukung prinsip kimia hijau ?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PROYEK
HOTS SIKAP
Literasi Analisis Mandiri
Evaluasi Kreatif
Kerja sama
(https://www.sdg2030indonesia.org/an-component/media/upload-gambar-news/B.jpg )
A) STIMULUS
Amatilah agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB yang terdapat pada gambar 1.
B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar yang telah diamati, tuliskan beberapa pertanyaan yang akan dibahas
bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
_
C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
_
D) PEMBUKTIAN
Petunjuk melakukan Aktivitas Proyek :
Carilah informasi dari berbagai sumber tentang biosolar B30. Catatlah sumber referensi yang Kalian baca.
Kumpulkan, olah, analisis, simpulkan data informasi dari berbagai sumber tentang sumber energi terbaruk
Lakukan dengan sikap
jujur, objektif,
kritis,
kreatif,
mandiri,
inovatif, dan
bergotong royong sebagai insan dalam masyarakat global.
E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
F) LATIHAN SOAL
Berdasarkan referensi yang telah kalian dapatkan mengenai Biosolar B30, jawablah
beberapa soal berikut ini.
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Skala Point
No. Aspek Skor Terpenuhi 1 2 3 4 Point
(K) (C) (B) (SB)
1 Perencanaan Mengumpulkan sumber informasi
Rancangan jadwal proses pelaksanaan
proyek
Pemilihan media komunikasi (kampanye)
2 Proses Menganalisis sumber informasi untuk
Pelaksanaan menjawab tiga buah pertanyaan
Proyek Analisis sumber informasi untuk
mengemukakan ide lainnya terkait
sumber energi terbarukan
Kejasama kelompok
3 Hasil Daya Tarik media (mempunyai nilai
Produk seni)
Media Kebenaran isi media sesuai konten
Komunikasi
Kemudahan memahami media
(Kampanye)
4 Presentasi Penggunaan Bahasa yang baik dan benar
Penyampaian mudah dipahami
Daya Tarik media yang digunakan
Kekompakkan
POINT TOTAL 52
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.
(Sumber : https://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/19/2434/faq.program.mandatori.biodiesel.30.b30 )
(Skor 5)
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay
1.
2. Nyatakan Benar atau Salah Pernyataan - pernyataan berikut beserta alasan kenapa
Kalian menjawab demikian.
a. Tidak semua reaksi kimia menghasilkan zat-zat yang berbahaya. Contohnya adalah
penggunaan soda kue dalam proses memanggang adonan roti. Gas karbondioksida
yang dihasilkan akan membuat roti menjadi empuk dan enak disantap.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena banyak reaksi kimia di sekitar kita yang mampu
menjaga kelestarian lingkungan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan
seperti membuat kue. (Skor 2)
b. Reaksi kimia pembakaran tak sempurna misalnya membakar sampah di udara
terbuka tidak akan mencemari lingkungan karena menghasilkan gas karbon
monoksida yang aman bagi makhluk hidup.
Jawaban
Pernyataan diatas SALAH karena gas karbon monoksida bersifat racun yang dapat
membahayakan makhluk hidup. (Skor 2)
c. Biosolar B-30 adalah salah satu upaya pemerintah untuk menerapkan prinsip kimia
hijau yaitu menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena Biosolar B-30 merupakan salah satu upaya dalam
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan prinsip kimia hijau ke-7 yakni Penggunaan Sumber Energi
yang dapat diperbarui. (Skor 2)
Skor Total = 15
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
Pelajari infograis pada Gambar 4 yang memuat hal - hal terkait konservasi laut dalam
mendukung agenda pembangunan berkelanjutan 2030. Lakukan analisis infografis pada
gambar 4. Lalu jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Hal - hal manakah yang paling berkaitan dengan prinsip - prinsip kimia hijau ?
Jawaban
Hal-hal yang paling berkaitan dengan prinsip kimia hijau adalah saat laut menjadi asam
karena dapat mengancam ekosistem laut. Keasaman laut disebabkan oleh pencemaran
laut, misalnya adanya hujan asam atau tumpahnya bahan bakar minyak bumi dari area
pengeboran lepas pantai. Hal lainnya adalah saat area keragaman laut hayati tidak
terlindungi karena ancaman limbah plastik yang hanyut ke laut. Demikian juga aktivitas
manusia di lautan yang melanggar hukum misalnya saat eksploitasi ikan, udang, cumi-
cumi menggunakan bahan kimia. (Skor 5)
2. Apa akibatnya bila hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau tersebut
dibiarkan terus terjadi ?
Jawaban
Jika dibiarkan terus-menerus, maka ekosistem laut akan terancam termasuk punahnya
keragaman laut hayati secara global. (Skor 2)
Skor Total = 12
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang
dicanangkan oleh PBB :
1) Menghapus Kemiskinan
2) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
3) Konsumsi air jernih
4) Memperbarui bahan bakar fosil
5) Mengurangi Ketimpangan
Agenda yang sesuai dengan rencana PBB terdapat pada nomor :
A. 1) dan 2) D. 1), 2), dan 5)
B. 1), 2), dan 3) E. 1), 2), dan 4)
C. 3) dan 4)
Skor Total = 5
(https://www.sdg2030indonesia.org/an-component/media/upload-gambar-news/B.jpg )
Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam enam agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. Hidup sehat dan
sejahtera bagi semua manusia di bumi tentu karena lingkungan yang aman dan bebas bahan-
bahan berbahaya.
Prinsip nomor 7 dari kimia hijau adalah penggunaan
sumber energi yang dapat diperbaharui. Indonesia telah
berupaya untuk menerapkan prinsip ini yaitu dengan cara
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil
untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dalam hal ini Presiden
Joko Widodo mengakselerasi penerapan Biosolar 30 (B30)
yang dimulai pada penghujung tahun 2019.
Kini pemerintah melalui Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengimplementasi B30
di Indonesia. Biosolar B30 sebagai bahan bakar nabati untuk
mesin atau motor disel adalah lanjutan dari Biosolar 20. Mari
lakukan aktivitas kerja ilmiah berikut sebagai contoh Gambar 6. Biosolar B30
penerapan prinsip kimia hijau di sekitar Kalian. Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk.
Tjahjadarmawan, Elizabeth.
Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X.
Contoh Penerapan Kimia Hijau pada Agenda Pembangunan
Berkelanjutan
A) Pendekatan Kimia Hijau untuk Mencegah Pencemaran Zat Kimia dalam Makanan
(Agenda ke-3)
Ilmu dan teknologi kimia berperan besar dalam peningkatan mutu kehidupan, karena
berdampak pada perkembangan industri obat-obatan, peningkatan penyediaan pangan dunia
yang ditunjang oleh pemanfaatan pupuk dan pestisida, serta penemuan zat-zat kimia untuk
memperbaiki mutu kehidupan seperti, zat warna, kosmetik, plastik, dan membran untuk
penyaringan cairan (World Bank Group, 2012). Namun kemajuan itu dibarengi pula dengan
dampak buruk produk-produk kimia di samping limbah kimia terhadap lingkungan
termasuk kehidupan manusia, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mencegah
dampak buruk inilah muncul konsep “Kimia Hijau” yang didefinisikan sebagai kimia yang
ramah lingkungan (environmentally benign chemistry) (Anastas & Warner, 1998).
Pendekatan kimia hijau memandu berbagai penemuan dan penerapan pendekatan sintesis
zat-zat kimia dengan menggunakan sumber-sumber terbarukan, kondisi-kondisi reaksi yang
ramah lingkungan, meminimalkan energi dan merancang zat-zat kimia yang tidak beracun
dan jauh lebih aman (Dhage, 2013). Selanjutnya proses kimia yang digunakan diusahakan
agar seminimal mungkin dalam menimbulkan polusi pada lingkungan, dan tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Clark, 2005).
Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan sejak
dari persawahan/perladangan/perkebunan/pertanian/ perikanan sampai dengan pengolahan
dan pengemasan bahan pangan. Bekerja sama dengan konsep pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk
lingkungan pertanian, baik pada tanah, flora, fauna, dan badan air di sekitar daerah
pertanian, juga pada kesehatan petani, yang menggunakannya dan masyarakat yang
mengkonsumsi bahan makanan yang dihasilkan pertanian. Menurut laporan United National
Environment Program (UNEP) dan World Health Organization (WHO) sekitar 3 juta orang
mengalami keracunan pestisida akut dan sekitar 10–20 ribu orang meninggal karena hal ini
setiap tahun di negara-negara berkembang. Para ahli di Amerika Serikat memperkirakan
bahwa sampai dengan 20 ribu orang Amerika mungkin akan meninggal karena kanker
akibat adanya residu pestisida pada tingkat yang rendah pada makanan yang berasal dari
nabati maupun hewani (Sinha, Herat, Valani, & Chauhan, 2009).
Untuk mengatasi hal ini, konsep pertanian berkelanjutan mengusulkan
membudidayakan bahan pangan yang bergizi dan dapat melindungi kesehatan manusia
dengan bantuan pupuk dan pestisida dari bahan-bahan organik yang berbasis zat-zat biologis
(Sinha et al., 2009). Sejauh mungkin, sistem pertanian organik bergantung pada rotasi
tanaman, pemanfaatan residu tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan, dan pupuk hijau
demi menjaga produktivitas dan kesuburan tanah untuk memasok nutrisi tanaman. Ini
menekankan pada metode pencegahan dan kuratif pengendalian hama seperti penggunaan
kultivar yang tahan hama, agen biokontrol, dan metode budaya pengendalian hama (Sinha et
al., 2009). Vermicompost (produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah
organik)
terbukti sebagai 'pupuk organik' yang sangat bergizi dan 'promotor pertumbuhan ajaib' yang
kaya nitrogen, kalium, dan fosfor (NKP) dengan komposisi nitrogen 2-3%, kalium 1,85-
2,25% dan fosfor 1,55-2,25%, mikronutrien, mikroba tanah yang menguntungkan dan juga
mengandung 'hormon pertumbuhan dan enzim (Sinha et al., 2009). Bukti-bukti terakumulasi
di seluruh dunia termasuk studi oleh Sinha et al. (2009), bahwa cacing tanah dan
vermikompost dapat melakukan keajaiban, karena dapat 'membangun tanah', 'memulihkan
kesuburan tanah', 'mempertahankan produksi pertanian' dan juga menyediakan 'makanan
aman' bagi kemajuan peradaban.
Sistem pertanian berkelanjutan juga telah dipraktikkan di Indonesia antara lain, di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang menerapkan pola budidaya pertanian berkelanjutan
dengan memanfaatkan kompos, jerami dan sisa tanaman yang dibenamkan di sawah, juga
penggunaan mikroorganisme lokal, yang terbukti menghasilkan pendapatan bersih 1,5 kali
lebih banyak daripada yang menerapkan pertanian konvensional dengan menggunakan
pupuk kimia dan pestisida. Usaha-usaha pertanian berkelanjutan ini juga sudah merambah
ke Karawang, ke Jawa Tengah seperti Kabupaten Sukoharjo, Sragen, dan Bulungan
(Sudjana, 2013). Semangat penerapan pertanian berkelanjutan juga semakin besar dengan
banyaknya permintaan akan beras organik terutama di kota besar seperti Jakarta dengan
permintaan sampai dengan 23 ton per minggu (Sudjana, 2013).
Peranan aktif pelaksana industri dalam menerapkan kimia hijau untuk menunjang
sektor industri kimia pertanian telah dilakukan di India, yaitu kerja sama antara beberapa
industri kimia pertanian dan obat-obatan (FICCI, 2014). Pendekatan dilakukan dengan
menciptakan proses-proses industri yang bertujuan mereduksi tingkat chemical oxygen
demand (COD) pada air limbah hasil industri dan mengembangkan kolaborasi sehingga
dapat saling bertukar praktik baik antar berbagai industri kimia. Kerja sama tersebut berhasil
mengembangkan teknologi untuk pendekatan zero discharge solution, yaitu teknologi
pengolahan air limbah, yang memungkinkan untuk recycle, recover, dan reuse air hasil
olahan. Dengan demikian hanya sedikit sekali air yang dibuang ke lingkungan. Selain
mengembalikan 90 – 95% air yang digunakan, juga mendaur ulang produk samping dari
limbah itu dapat menghemat biaya operasi. Demikian juga perlakuan untuk mengurangi
COD dengan cara memanfaatkan H2O2, perlakuan seperti subcritical water oxidation,
thermal- liquid phase oxidation, isolated bacteri, dan pemanfaatan adsorbent seperti karbon
aktif. Kerja sama untuk berbagi ilmu dan keahlian dalam penerapan kimia hijau akan
menghasilkan pengembangan proses dan produk secara efisien dalam pendanaan.
Selanjutnya ada penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi,
pembentukan dan tahap akhir produk (World Bank Group/WBG, 2012). Pelarut-pelarut
yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis
dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan
pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi (FICCI, 2014). Pelarut
lain adalah ethyllactate yang dapat menggantikan pelarut tradisional seperti toluen, aseton,
dan xylene (FICCI, 2014). Pelarut-pelarut ramah lingkungan ini mudah terurai secara
biologis
(biodegradable), mudah di daur ulang, menghasilkan emisi yang tidak berbahaya, bersifat
non-korosif, dan non-carcinogenik (FICCI, 2014).
Pencegahan cemaran kimia dalam bahan pangan dengan menerapkan pendekatan
kimia hijau juga dilakukan dengan menerapkan regulasi yang ketat pada berbagai industri
yang berisiko mencemari lingkungan seperti memastikan bahwa limbah cair dan padat
diolah dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (Mustafa, 2016). Selain penerapan prinsip-
prinsip kimia hijau seperti siklus tertutup pada industri bahan makanan, juga dapat
diadvokasi upaya memperbaiki sikap hidup masyarakat agar mau menerapkan pengendalian
limbah rumah tangga dan industri, memanfaatkan limbah industri pertanian dan peternakan
untuk dijadikan sumber daya dan energi terbarukan, serta usaha menggunakan bahan-bahan
kimia yang ramah lingkungan seperti cat dan bahan-bahan bangunan (Mustafa, 2016).
Industri bahan pengemasan pangan juga sudah memperhatikan bahan-bahan kemasan
pangan yang aman bagi pangan dan mudah didaur ulang atau bersifat biodegradable
terutama bahan pengemas dari plastik, laminating logam dengan plastik atau kertas dengan
plastik (Marsh & Bugushu, 2007; Raheem, 2012).
Sosialisasi gaya hidup yang sehat berkenaan dengan penyediaan dan konsumsi
makanan yang aman juga telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain pemberdayaan
masyarakat pertanian alami perkotaan (Huda & Harijati, 2016; Susilo & Wijanarko, 2016),
serta peraturan mengenai jajan sehat untuk anak sekolah. Berdasarkan Laporan Akhir Hasil
Monitoring Dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Nasional
tahun 2008, menunjukkan bahwa 98,9% anak jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak
pernah jajan (BPOM, 2013). PJAS ini menyumbang 31,06% energi dan 27,44% protein dari
konsumsi pangan harian (BPOM, 2013). PJAS selain berfungsi sebagai sumber pangan
jajanan juga dapat berfungsi sebagai sumber pangan sarapan. Dengan mempertimbangkan
keadaan ini Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM-RI, telah menerbitkan buku Pedoman Pangan Jajanan
Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang, untuk orangtua, guru, dan pengelola kantin
guna mengarahkan pemenuhan gizi dari pangan jajanan aman dan sehat bagi anak sekolah
yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa bekal (BPOM, 2013).
Pada 2011 sampai dengan 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan analisis
terhadap pangan jajanan anak sekolah SD/MI (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2015).
Setiap tahun diambil sampel pangan jajan dari 4500 sekolah, dan dilakukan pembinaan
terhadap sekolah yang telah disampel mulai tahun 2012. Hasil pengujian terhadap 10.429
sampel menunjukkan 76,18% memenuhi syarat dan 28,82% tidak memenuhi syarat
keamanan pangan. Penyebab tidak memenuhi syarat karena pencemaran oleh mikroba, BTP
(bahan tambahan pangan) yang berlebihan, dan penggunaan bahan berbahaya.
Jajanan yang diuji adalah bakso sebelum diseduh, jeli/agar-agar dan produk gelatin
lain, minuman es, mie yang siap dikonsumsi, minuman berwarna dan sirup, kudapan
(gorengan seperti: bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, batagor, empek-empek), lontong, dan
lain-lain, makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi, dan sejenisnya). Hasil
pemeriksaan yang paling tidak memenuhi syarat adalah berturut-turut dari yang paling
tinggi, minuman berwarna/sirup, minuman es, jeli/agar-agar, dan bakso. Penyebab tidak
memenuhi syarat
keamanan pangan adalah karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk
pangan yaitu BTP yang melebihi batas minimal, cemaran logam berat yang melebih batas
minimal, dan kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat. Departemen
Kesehatan kemudian mengadakan pengawasan, pembinaan dan pengawalan terhadap
16.990 SD/MI sejak 2012–2014.
Berdasarkan uraian pada artikel ini dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
menerapkan berbagai peraturan untuk menjamin keamanan pangan from the farm to the
table dengan koordinasi antar kementerian terkait (Pertanian, Kesehatan, Perindustrian, dan
Perdagangan). Pemerintah juga sudah melakukan berbagai pengawasan terhadap
pelaksanaan berbagai peraturan tersebut. Tetapi karena luasnya wilayah Indonesia, dan
terdapat banyak penyedia bahan pangan mentah ataupun olahan yang kurang pengetahuan
atau tidak peduli pada keamanan pangan, maka sering terjadi keadaan luar biasa keracunan
makanan yang datanya dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.
Gambar 7. Profil Jenis Pangan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di
Indonesia 2011-2013
Gambar 8. Zat Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia pada 2011 – 2013
Sumber : Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan
Meskipun pemerintah telah menetapkan berbagai aturan yang menjamin keamanan
pangan dan pengawasan pelaksanaannya, namun peran aktif masyarakat masih diperlukan
antara lain dengan memperhatikan jajanan di sekitar tempat kerja, sekolah dan perumahan,
serta melaporkan kepada pihak terkait, jika ada kecurigaan pangan yang tidak aman.
Dengan demikian masih diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian bagi
pelaku penyedia bahan pangan agar menerapkan keamanan pangan.
Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.
11) Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20 ?
Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan
Bakar Lain. Dalam peraturan ini ditetapkan target pentahapan pencampuran biodiesel
untuk semua sektor terkait.
16) Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa ?
Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian.
Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang
sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang
terbuat dari karet alam dan karet nitril.
17) Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar ?
Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel
merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal
pada
mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai
solvent/pelarut.
19) Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang
didiamkan lama ?
Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama
penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang
disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.
24) Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program
Mandatori B30 ?
Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain:
melakukan Revisi SNI Biodiesel;
melakukan uji jalan/fungsi B30;
memastikan kesiapan produsen biodiesel;
memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat;
memastikan kesiapan infrastruktur; dan
melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk
masyarakat.
30) Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi
dan sosial?
Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai
berikut :
G. DAFTAR PUSTAKA
4
“Hukum Dasar Kimia di
Sekitar Kita”
7 KALI PERTEMUAN
Kata Kunci
Rawa pasang surut
Ciri-ciri reaksi kimia
Jenis reaksi kimia
Persamaan reaksi kimia
Koefisien reaksi
Jumlah zat (mol)
Bilangan Avogadro
Reaksi pembakaran
Teori Flogiston
Hukum Lavoisier
Lambang Unsur
Nomor atom
Nomor massa
Massa molekul relatif
Massa molar
Hukum Proust
Hukum Dalton
Hukum Gay Lussac
Lahan pasang surut
Capaian Pembelajaran
pH
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45
Menit Pertemuan ke : 6
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami materi Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030 dengan baik
dan memahami penulisan persamaan reaksi kimia yang setara.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
1
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menuliskan ciri-ciri dan jenis reaksi kimia, serta menuliskan persamaan
reaksi kimia melalui infografis reaksi kimia.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui ciri-ciri reaksi kimia dan
mengetahui jenis-jenis reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
2
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai ciri-ciri terjadinya
reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia
yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Ciri-Ciri, Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia.
85 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi
kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia melalui aktivitas 4.1 yang
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-
jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan
pada lembar kerja.
dan menyajikan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Ciri-Ciri,
hasil karya
Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Reaksi Pembakaran
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
3
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
3. LAMPIRAN
Aktivitas 4.1
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis
4
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Apakah Kalian pernah melakukan kegiatan seperti pada gambar ?
Reaksi kimia apakah yang timbul pada gambar itu ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
5
1 Reaksi Pembakaran 4 Reaksi Pengendapan
Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita
yang pernah diamati terkait reaksi ini : yang pernah diamati terkait reaksi ini :
3 Reaksi Fermentasi
Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita
yang pernah diamati terkait reaksi ini :
Hasil Pengamatan :
6
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
F) SOAL LATIHAN
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
7
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
8
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
9
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
10
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
11
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Jawaban
1. Empat ciri-ciri terjadinya reaksi kimia :
a. Terjadi Perubahan Warna (Skor 1)
b. Terbentuk Endapan (Skor 1)
c. Terbentuk Gas (Skor 1)
d. Terjadi Perubahan Suhu (Skor 1)
(Skor 2)
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Asam sianida jika direaksikan dengan kalsium hidroksida akan
menghasilkan kalsium sianida dan air. Persamaan reaksi yang tepat
adalah……
a. HCN (aq) + CaOH (aq) → CaCN (aq) + H2O (l)
b. HCN (aq) + Ca2OH (aq) → Ca2CN (aq) + H2O (l)
c. 2HCN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → Ca(CN)2 (aq) + 2H2O (l)
d. H2CN (aq) + 2CaOH (aq) → Ca2CN (aq) + 2H2O (l)
e. H2CN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → CaCN (aq) + 2H2O (l)
12
2. Pada reaksi aZn + bHCl cZnCl2 + dH2, maka koefisien a, b, c, dan d
13
berturut-turut adalah…..
a. 1, 2, 2, dan 1 c. 1, 2, 1, dan 1 e. 2, 2, 1, dan 2
b. 1, 1, 2, dan 1 d. 1, 2, 1, dan 2
3. Diketahui persamaan reaksi :
Na2B4O7 (𝑠) + x H2O (𝑙) + 2HCl (𝑎𝑞) ⟶ 4H3BO3(𝑎𝑞) + y NaCl (𝑎𝑞)
Perbandingan x dan y adalah……
a. 5 : 2 c. 1 : 3 e. 10 : 3
b. 2 : 5 d. 3 : 4
4. Persamaan reaksi berikut ini yang sudah setara koefisiennya adalah…
a. Fe + 3O2 2Fe2O3 d. CU4 + O2 CO2 + H2O
b. 2C2H2 + 5O2 4CO2 + 2H2O e. P4 + 5O2 P2O5
c. NO2 + H2O HNO3 + N2O3
5. Pada persamaan reaksi : 2SO2 + O2 2SO3 adalah…
a. dihasilkan 4 molekul d. Jumlah molekul ruas kiri dan kanan
b. dihasilkan 5 molekul sama
c. dihasilkan 8 molekul e. Jumlah atom ruas kiri dan kanan sama
6. Reaksi dari unsur-unsur membentuk senyawa baru disebut dengan reaksi….
a. Reaksi Pembentukan d. Reaksi Oksidasi
b. Reaksi Penguraian e. Reaksi Netralisasi
c. Reaksi Pertukaran
7. Contoh reaksi penguraian yang benar adalah ………..
a. MnO4+ Mn2+ + 4H2O d. CaCO3 CaO + CO2
b. NO3 NO2 + O2 e. HBr + KOH KBr + H2O
c. 4Fe + 3O2 2Fe2O3
8. Dibawah ini merupakan reaksi netralisasi, kecuali …….
a. HCl + NaOH NaCl + H2O
b. H2SO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + 2H2O
c. 4HNO3 + Cu Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
d. HBr + KOH KBr + H2O
e. HCl + KOH KCl + H2O
9. Pada reaksi pembakaran sempurna gas etana menghasilkan gas CO2 dan H2O
ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut ini :
C2H6 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (l)
Pada persamaan ini, perbandingan koefisien CO2 (g) terhadap H2O (l)
adalah……
a. 1 : 1 d. 3 : 1
b. 2 : 3 e. 1 : 3
c. 3 : 2
10. Diantara reaksi-reaksi berikut yang menghasilkan gas adalah……..
14
a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) d. NaOH (aq) + H2SO4 (aq)
b. HCl (aq) + K2SO4 (aq) e. NaOH (aq) + BaCl2 (aq)
c. HCl (aq) + CaCO3 (s)
15
atau 2 : 3
10 C 1 a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) ↛
b. 2HCl (aq) + K2SO4 (aq) H2SO4 (aq) + 2KCl (aq)
c. 2HCl (aq) + CaCO3 (s) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
d. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
e. 2NaOH (aq) + BaCl2 (aq) Ba(OH)2 (aq) + 2NaCl (aq)
Skor Total = 10
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Berikut adalah persamaan reaksi yang belum setara antara hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
Apakah reaksi tersebut dapat disetarakan dengan mengubah indeks oksigen di ruas kanan
menjadi 2 (mengubah H2O menjadi H2O2) ? Jelaskan.
3. Padatan CaCO3 dilarutkan ke dalam Larutan HCl menghasilkan gas. Gas tersebut
dialirkan ke dalam larutan air barit, Ba(OH)2 sehingga menyebabkan keruh.
a. Tuliskan persamaan reaksi lengkap antara padatan CaCO3 dan larutan HCl.
b. Tuliskan rumus kimia gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dengan
larutan HCl.
16
17
c. Jika dianggap gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO 3 dengan larutan
HCl sebagai gas X, tuliskan persamaan reaksi lengkap antara gas X dengan air barit,
Ba(OH)2.
d. Tuliskan rumus kimia endapan yang terbentuk pada reaksi antara gas X dengan air
barit, Ba(OH)2.
18
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jika logam barium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, gas yang
dihasilkan adalah….
a. Cl2 b. O2 c. HCl d. H2 e. H2O
2. Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2 (g) + 3H2 (g) →
2NH3 (g) adalah....
a. Jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3
b. Jumlah atom yang dihasilkan adalah 2
c. Jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan
d. Jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan
e. Molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6
3. Pada reaksi pembakaran : C4H10 + O2 CO2 + H2O, perbandingan koefisien
C4H10 : O2 : CO2 : H2O berturut-turut adalah……..
a. 1 : 6 : 4 : 5 c. 3 : 6 : 4 : 10 e. 2 : 13 : 8 : 5
b. 2 : 13 : 8 : 10 d. 2 : 6 : 8 : 10
4. Pada reaksi aCO2 + bH2O cC6H12O6 + dO2. Maka harga a, b, c, dan d
berturut-turut adalah………
a. 6, 6, 6, 1 c. 3, 5, 2, 6 e. 6, 5, 1, 6
b. 6, 6, 1, 6 d. 6, 6, 1, 9
5. Persamaan reaksi yang belum setara adalah……
a. C + O2 CO2 d. 2S + 3O2 2SO3
b. 2H2O 2H2 + O2 e. NO2 N2 + O2
c. H2 + Cl2 2HCl
6. Koefisien reaksi untuk reaksi berikut :
Magnesium + Asam Sulfat Hidrogen + Larutan Magnesium Sulfat
berturut-turut adalah……
a. 1, 1, 1, 1 c. 2, 1, 1, 1 e. 2, 2, 1, 2
b. 1, 2, 1, 2 d. 1, 1, 2, 2
7. Jika di laboratorium terdapat larutan :
1) HCl 3) H2SO4 5) Na2CO3
2) NH4Cl 4) NaOH 6) AgNO3
Pasangan larutan yang dapat bereaksi dan membentuk suatu endapan
adalah……..
a. 1) dan 5) c. 2) dan 3) e. 1) dan 4)
b. 2) dan 5) d. 2) dan 6)
8. Reaksi dimana senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau
menjadi unsur-unsurnya adalah reaksi……
19
a. Pembentukan c. Penguraian e. Pertukaran
b. Netralisasi d. Pengendapan
9. Reaksi pertukaran adalah reaksi……
a. Pertukaran kation dan anion antara senyawa yang bereaksi
b. Pertukaran wujud dari pereaksi-pereaksinya
c. Pertukaran senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks
d. Pertukaran pereaksi dengan produk-produknya
e. Pertukaran senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
10. Perhatikan reaksi di bawah ini :
NaOH (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Reaksi di atas adalah termasuk reaksi…….
a. Pembentukan c. Penguraian e. Pembakaran
b. Netralisasi d. Pengendapan
20
21
3 B 1 Persamaan reaksi pembakaran butana,
C4H10 : 2C4H10 + 13O2 8CO2 + 10H2O
Perbandingan koefisien C4H10 : O2 : CO2 : H2O
berturut- turut adalah 2 : 13 : 8 : 10
4 B 1 Persamaan reaksi fotosintesis :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Koefisien CO2, H2O, C6H12O6, dan O2 berturut-turut
adalah 6, 6, 1, 6
5 E 1 Persamaan reaksi :
a. C + O2 CO2 (Setara)
b. 2H2O 2H2 + O2 (Setara)
c. H2 + Cl2 2HCl (Setara)
d. 2S + 3O2 2SO3 (Setara)
e. NO2 N2 + O2 (Belum Setara)
6 A 1 Persamaan reaksi antara logam magnesium dengan
asam sulfat :
Mg (s) + H2SO4 (aq) MgSO4 (aq) + H2 (g)
Koefisien reaksi Mg, H2SO4, MgSO4, dan H2
berturut- turut adalah 1, 1, 1, 1
7 D 1 Persamaan reaksi untuk setiap opsi :
a. 2HCl (aq) + Na2CO3 (aq) 2NaCl (aq) + H2O(l) +
CO2 (g)
b. 2NH4Cl (aq) + Na2CO3 (aq) (NH4)2CO3 (aq)
+ 2NaCl (aq)
c. 2NH4Cl (aq) + H2SO4 (aq) (NH4)2SO4 (aq) +
2HCl (aq)
d. NH4Cl (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NH4NO3
(aq)
22
10 B 1 Persamaan reaksi antara larutan NaOH dengan larutan
H2SO4 :
NaOH (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Reaksi di atas adalah termasuk reaksi Netralisasi.
23
E. PENGANTAR HUKUM DASAR KIMIA DI SEKITAR KITA
Indonesia kaya akan hamparan sawah yang terlihat hijau meneduhkan mata. Sawah
ditanami padi sebagai salah satu upaya ketahanan pangan nasional dan dunia. Nah salah satu
lahan yang dijadikan sawah itu ternyata merupakan daerah rawa pasang surut.
Percayakah Kalian ? Salah satu media massa menyebutkan bahwa pada tahun 2018
Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya Kabupaten Barito Kuala, Kecamatan Jejangkit, Desa
Jejangkit Muara, mengubah lahan rawa pasang surut menjadi lahan padi.
Lahan rawa ini sudah 15 tahun dibiarkan terlantar. Semak belukar menutupi tanah yang
becek, lembab, warna air kecoklatan, dan keasaman tanah mencapai pH 2 – 3. Langkah yang
dilakukan agar lahan rawa menjadi produktif adalah menebas semak-semaknya, meratakan
tanahnya dengan traktor, membuat tanggul, saluran dan pintu air lalu menetralkan keasaman
tanah dengan kapur dolomit. Rumus kimia kapur dolomit yaitu MgCO3. CaCO3. Petani yang
tadinya tidak berminat menanam padi akhirnya bersemangat untuk menjadikan lahan barunya
menjadi produktif.
Keunikan panen padi di lahan bekas rawa umumnya berlangsung pada musim kemarau
sehingga menjadi ketahanan pangan justru di masa paceklik. Ketahanan pangan adalah salah
satu agenda pembangunan berkelanjutan (sustainability development goals) PBB hingga tahun
2030 yaitu agenda nomor dua.
Sumber : http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/2330-bangkitnya-lahan-rawa
24
Berdasarkan artikel tersebut mengapa tanah rawa yang sangat asam akhirnya bisa
ditanami padi ? Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ? Berapa banyak
kapur dolomit yang dapat ditambahkan ? Bagaimana cara menghitungnya ? Pertanyaan apa lagi
yang ingin Kalian ajukan terkait artikel ini ?
Dengan kata lain, dua molekul merkuri oksida (HgO) yang masing-masing terdiri dari
satu atom merkuri dan satu atom oksigen menghasilkan dua molekul merkuri yang
masingmasing terdiri dari satu atom merkuri ditambah satu molekul oksigen, yang terdiri
dari dua atom oksigen. Persamaan ini sekarang telah setimbang, di sebelah kiri ada dua
atom merkuri dan dua atom oksigen, demikian juga di sebelah kanan. Perhatikan bahwa
25
dalam hasil
26
reaksi ditulis 2 Hg, bukan Hg2. Hal ini karena molekul merkuri hanya terdiri dari satu atom
merkuri. Kalau angka 2 kita tuliskan di bawah, berarti kita mengatakan bahwa molekul itu
mengandung dua atom dan ini keliru. Ingat bahwa dalam menyeimbangkan persamaan kita
tidak boleh mengganti molekul. Kita hanya boleh mengubah jumlah molekul.
Persamaan reaksi kimia pembakaran fosfor tersebut belumlah setara karena jumlah atom-
atom sejenis di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda panah tidak sama. Atom P di
sebelah kiri tanda panah berjumlah empat, sedangkan di sebelah kanan berjumlah dua.
Atom O di sebelah kiri tanda panah ada dua sedangkan di sebelah kanan ada lima. Tidak
sama bukan?
Bila akan menuliskan persamaan reaksi setara, pastikan jumlah atom-atom sebelum
dan sesudah reaksi sama. Untuk itu kita dapat memberi koefisien reaksi yaitu angka yang
terletak di depan setiap zat. Yang boleh kita ubah adalah koeisien reaksi, sedangkan rumus
molekul tidak boleh berubah. Manakah koefisien reaksi? Perhatikan persamaan reaksi
berikut.
Setelah menambahkan koefisien reaksi, maka jumlah atom P baik di sebelah kiri
maupun di sebelah kanan ada empat sedangkan jumlah atom O sebanyak sepuluh. Inilah
yang disebut persamaan reaksi kimia setara yang sudah pernah dibahas pada Bab 3
terdahulu. Wujud/fase zat dapat disertakan dalam suatu persamaan reaksi. Terdapat 4 wujud
zat yang ditulis sebagai subskrip (huruf miring) yaitu :
Demikian juga dengan tembaga (II) karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan
berubah menjadi tembaga (II) oksida (CuO) yang berwarna kehitaman dan karbon
dioksida (CO2) setelah dipanaskan.
CuCO3 (s) → CuO (s) + CO2 (g)
𝗍
Banyak zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain adalah
larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl)
menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).
28
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)
Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase
padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan
kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat), terjadi
sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal,
perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Misal
pemisahan ion timbal dari perak dan merkuri (I) dapat dicapai dengan mengendapkan
ketiga ion itu mula-mula sebagai klorida, diteruskan dengan menambahkan air panas
pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal (II) klorida (PbCl2) tetapi perak dan
raksa
(I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion
timbal akan ditemukan dalam filtrat.
29
perubahan kimia selalu menghasilkan zat baru. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa
endapan,
30
gas, perubahan warna dan juga terjadi perubahan suhu. Beberapa contoh reaksi kimia yang
dapat dilihat dengan indera mata kita.
Jenis-jenis reaksi kimia digolongkan berdasarkan dua cabang ilmu kimia yang berbeda
yaitu kimia anorganik dan organik. Jenis reaksi kimia anorganik adalah semua kejadian dan
proses kimia yang melibatkan senyawa anorganik dan unsur kimia. Jenis reaksi kimia
anorganik dapat kita golongkan menjadi reaksi pembentukan, penguraian, pengendapan,
pertukaran, netralisasi, pembakaran atau oksidasi, dan reduksi.
2H2 + O2 2H2O
N2 + 3H2 2NH3
2C + 3H2 C2H6
Dari contoh diatas bahwa senyawa H2O (air), NH3 amonia dan C2H6, (etana)
dibentuk dari unsur-unsur yaitu hidrogen dan oksigen untuk air, nitrogen dan
hidrogen untuk ammonia, dan karbon dan hidrogen untuk gas etana.
31
Sedangkan penguraian dari senyawa menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti :
H2CO3 H2O + CO2
CaCO3 CaO + CO2
Umumnya reaksi penguraian tidak berlangsung secara spontan, namun memerlukan
energi dari luar, misalnya listrik, panas atau dengan bantuan cahaya matahari.
32
CaCl2 (aq) + 2Na3PO4 (aq) Ca3(PO4)2 (s) + 6NaCl (aq)
Natrium klorida larut dalam air sedangkan kalsium fosfat tidak larut dalam air
(mengendap). Untuk memperoleh persamaan ion lengkap, pertama kita tuliskan
persamaan ionnya dan ion spektator diabaikan.
3Ca2+ (aq) + 6Cl− (aq) + 6Na+ (aq) + 2PO3− (aq)
4
Ca3(PO4)2 (s) + 6Na+ (aq) + 6Cl− (aq)
Persamaan ini menyatakan reaksi penting yang terjadi, yaitu ion-ion Ca2+ dan PO43−
dalam larutan bereaksi membentuk padatan kalsium fosfat.
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (koloid) + NaNO3 (aq)
33
Dalam reaksi ini atom Ba berpindah pasangan dengan atom Cl, membentuk endapan
putih BaSO4.
Reaksi netralisasi yang lain ditunjukan oleh reaksi antara asam sulfat H 2SO4 dengan
kalsium hidroksida Ca(OH)2, seperti dibawah ini :
Reaksi : H2SO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + 2H2O
Reaksi asam dan basa yang menghasilkan garam, juga dianggap sebagai reaksi
metatesis. Jika pereaksi merupakan senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian
yang bertukaran dikatakan sebagai kation dan anion dari senyawa.
34
Gambar 7. Reaksi Netralisasi
(https://i1.wp.com/dewwool.com/wp-
content/uploads/2021/05/Acid_base_neutralization_reaction2
.jpg?resize=696%2C392&is-pending-load=1#038;ssl=1 )
Dari persamaan tampak bahwa reaksi pembakaran ditunjukkan dengan adanya gas
oksigen. Contoh lain dari reaksi ini adalah pembakaran dari salah satu campuran
bahan bakar :
Reaksi diatas juga mengindikasikan adanya gas oksigen. Reaksi pembakaran sering
juga disebut dengan reaksi oksidasi, dan akan kita bahas secara terpisah.
Jika senyawa karbon dibakar sempurna dalam oksigen atau udara akan terbentuk
karbondioksida dan uap air. Tetapi jika pembakaran kurang sempurna (kekurangan
oksigen), akan terbentuk gas karbonmonoksida atau boleh jadi terbentuk karbon
yang berwarna hitam (jelaga).
35
Gambar 8. Reaksi Pembakaran
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Combustion_methane.svg/570px-
Combustion_methane.svg.png )
Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan “reaksi redoks”, hal ini
dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi
36
merupakan perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan
elektron, bersamaan itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah
atom atau kelompok atom menerima atau menangkap elektron.
Elektron dilambangkan dengan (e) yang dituliskan pada sebelah kanan tanda panah
dari persamaan reaksi, jumlah elektron yang dilepaskan setara dengan jumlah
muatan pada kedua belah persamaan. Dari reaksi diatas 2e, menyetarakan muatan
Fe2+. Untuk reaksi reduksi dicontohkan oleh persitiwa reaksi dibawah ini :
Cl2 + 2e 2Cl−
Reaksi ini menunjukan adanya penarikan atau penangkapan elektron (e) molekul
unsur Cl2 dan menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi anion Cl-. Untuk
mempermudah pengertian, kita dapat sederhanakan makna Cl -, sebagai Cl kelebihan
elektron karena menangkap elektron dari luar.
Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan
menjadi cirri khas bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi sama
dengan jumlah elektron yang diterima atau di tangkap pada peristiwa reduksi,
perhatikan contoh :
Reaksi Oksidasi : Fe Fe2+ + 2e
Reaksi Reduksi : Cl2 + 2e 2Cl-
Reaksi Redoks : Fe + Cl2 FeCl2
Total reaksi diatas mengindikasikan bahwa muatan dari besi dan klor sudah netral,
demikian pula dengan jumlah elektron yang sama dan dapat kita coret pada
persamaan reaksi redoksnya.
Peristiwa reaksi redoks selalu melibatkan muatan, untuk hal tersebut sebelum kita
lanjutkan dengan persamaan reaksi redoks, lebih dulu kita bahas tentang tingkat atau
keadaan oksidasi suatu zat.
37
2) REAKSI KIMIA ORGANIK
Reaksi kimia organik dapat diklasifikasikan menjadi :
2.1 Reaksi Samping (Adisi)
a. Reaksi Adisi Bromin
b. Reaksi Dehidrohalogenasi
38
Reaksi eliminasi melibatkan penghapusan atom atau kelompok atom dari molekul.
Ini adalah proses di mana senyawa jenuh akan dikonversi ke senyawa tak jenuh. Hal
ini dilakukan biasanya melalui aksi asam, basa, logam atau panas. Reaksi eliminasi
adalah kebalikan dari reaksi adisi. Mereka dikenal dengan atom atau kelompok atom
yang meninggalkan molekul.
Contoh pertama adalah dehidrasi dimana air dihilangkan dari sikloheksanol untuk
membentuk sikloheksena dengan bantuan asam kuat, H2SO4. Reaksi lainnya adalah
contoh dehidrohalogenasi bromoetana untuk membentuk etilen.
Ini adalah kelas reaksi kimia di mana atom, ion atau kelompok atom/ion diganti
dengan kelompok ion lain, atom atau kelompok fungsional. Misalnya, gugus amino
(NH2) pengganti klorin dari asetil klorida untuk membentuk asetamida. Klorin
pengganti hidrogen dalam metana untuk membentuk klorometana.
39
b. Siklopropana Isomerasi
Ini adalah proses kimia dimana senyawa menata kembali menjadi bentuk
isomernya. Isomer adalah senyawa dengan berat molekul dan komposisi yang sama
tetapi berbeda dalam struktur dan konfigurasi mereka.
Di sini, siklopropana ditata kembali menjadi propena. 2-butena adalah alkena
dengan empat atom C yang ada sebagai dua isomer geometri masing- masing trans-
2- butena dan cis-2-butena. Karena perbedaan ini, sifat kimia dan fisika berubah.
Reaksi perisiklik juga merupakan jenis reaksi penataan ulang.
Fotokimia terlibat dalam banyak proses hidup yang penting seperti fotosintesis,
pembentukan vitamin D di kulit, konversi oksigen ke ozon di atmosfer. Reaksi yang
disebutkan di atas berlangsung selama pembentukan ozon dari oksigen dan produksi
glukosa dan oksigen dalam tanaman selama fotosintesis dengan adanya sinar
matahari.
Reaksi biokimia yang mengatur dan mengatur proses metabolisme kita juga
merupakan jenis reaksi kimia. Ada yang panjang, reaksi perubahan kimia yang tidak
pernah berakhir yang terjadi setiap detik. Mereka hadir di mana-mana dan oleh
karena itu, penting untuk mengetahui jenis reaksi kimia. Hal ini menyenangkan
untuk dipelajari dan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ilmu
kimia.
41
jauh lebih besar.
1 mol = 6,02 x 1023 (= 602 miliar triliun)
Kata mol berasal dari Bahasa latin moles ya
Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan Avogadro (untuk Istilah molekul merupakan bentuk lain dari
menghormati Amadeo Avogadro, seorang ilmuwan Italia)
dan dinyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J.
Loschmidt, orang pertama yang menghitung jumlah molekul
suatu zat).
L = 6,02 x 1023
Hubungan jumlah zat (n) dengan jumlah partikel (x) dapat dirumuskan sebagai berikut.
x = n . 6,02 x 1023
𝑥 = 1 mol . 𝑥 = 1 mol .
mol mol
𝑥 = 6,02 x 1023 atom 𝑥 = 6,02 x 1023 molekul
42
Jawaban
a. Jumlah mol dari 3,01 x 1022 atom besi : b. Jumlah mol dari 1,204 x 1023 molekul air :
𝑥 =𝑛.𝐿 𝑥 = 𝑛.𝐿
𝑥 𝑥
𝑛= 𝑛=
𝐿3,01 x 1022 atom 𝐿1,024 x 1023 molekul
𝑛= 𝑛=
6,02 x 1023 atom 6,02 x 1023 molekul
mol mol
𝑛 = 0,05 mol 𝑛 = 0,17 mol
43
G. GLOSARIUM
Atom : Satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas
proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral.
Bilangan Oksidasi : Banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom
dalam ikatan kimia.
Endapan : Zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari
larutan. Ion : Atom atau molekul yang bermuatan lsitrik.
Koloid : Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk
karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang
dicampurkan.
Molekul : Kelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan
sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral
serta cukup stabil.
Oksidator : Zat yang berperan sebagai pengoksidasi atau zat yang
menyebabkan zat lain mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Persamaan Kimia : Penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia yang terdiri atas rumus
kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien dan wujud
masing- masing.
Reaksi Endoterm : Reaksi yang berlangsung dengan menyerap/membutuhkan kalor
dari lingkungan ke sistem.
Reaksi Eksoterm : Reaksi yang berlangsung dengan melepaskan/menghasilakan
kalor dari sistem ke lingkungan.
Reduktor : Zat yang berperan sebagai pereduksi atau zat yang menyebabkan
zat lain mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Sentrifugasi : Proses yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi
campuran dengan menggunakan mesin sentrifuga atau pemusing.
H. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Hartono, Hadi. (2018). Reaksi Kimia. [Online]. Diakses : https://docplayer.info/30765574-1-
ciri- ciri-reaksi-kimia.html [18 September 2021]
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Putri, Profillia. Rahadi, B. Amin. (2016). Guru Pembelajar : Modul Paket Keahlian Kimia
Kesehatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
44
EMPAT HUKUM DASAR KIMIA
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan Tahun
Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit
Pertemuan ke : 7, 8, 9, dan 10
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsep
hubungan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah
partikel (bilangan Avogadro).
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
45
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menghitung konsep empat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum
Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac) melalui beberapa tabel data pengamatan.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat mengetahui dan menghitung keempat
hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac).
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menerapkan konsep hukum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
PERTEMUAN KE-7
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum
dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
46
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang
menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi
pembakaran.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan
aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi
dan menyajikan
pembakaran (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston,
Hukum Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
47
PERTEMUAN KE-8
Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui
Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom
maupun nomor massa suatu atom.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
48
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum
kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh
soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya
hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan pada lembar kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
hasil karya kekekalan massa (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar)
; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-9
Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa
satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa
molar (mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.
49
50
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
51
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui
contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul
relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap
yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
PERTEMUAN KE-10
Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan
volume.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
52
hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan
volume dan hipotesis Avogadro.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang
Peserta Didik pada berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum
Masalah Perbandingan Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1
Pembelajaran dan senyawa 2 ?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan
volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan
Volume, dan Hipotesis Avogadro.
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan
kelompok Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum
Mengembangkan
perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang
dan menyajikan
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
hasil karya
2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
53
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis
Avogadro (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia
untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
54
3. LAMPIRAN
Aktivitas 4.2
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis
PERTANYAAN
Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
55
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Tujuan Percobaan
Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam
Cara Kerja
Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung, dan sarung tangan.
Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah hasilnya.
Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
Bakarlah di atas nyala lilin.
Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan sampai ada yang tercecer).
56
Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah hasilnya.
Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya.
Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.
F) SOAL LATIHAN
57
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
2) PERTEMUAN KE-8
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal
Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87).
PERTANYAAN
Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Apa yang dimaksud dengan calx ?
Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ?
58
JAWABAN PERTANYAAN
2.
3.
4.
JAWABAN PERTANYAAN
1)
2)
_
59
4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
3) PERTEMUAN KE-9
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
Massa Molar, 𝒎𝒎 Jumlah zat
Unsur / Molekul
(g mol-1) (𝒏)
Ca 40 1 mol
Mg 24 0,5 mol
Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol
H2SO4 98 2 mol
60
JAWABAN PERTANYAAN
2.
JAWABAN PERTANYAAN
1. a.
b.
2.
61
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
4) PERTEMUAN KE-10
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
62
PERTANYAAN
Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa 2 ?
Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air pada persamaan
2.
1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍𝟐𝐎 N : O =
𝐍𝐎 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟑 N : O =
63
𝐍𝐎𝟐 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟓 N : O =
2. a.
b.
64
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
65
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
66
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
67
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
2) 𝑛 NH3 𝑥 NH3
= 𝐿
12,04 x 1023 molekul
𝑛 NH3 =
6,02 x 1023 molekul
mol
𝑛 NH3 = 2 mol
Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu
sebanyak 2 mol. (Skor 4)
Skor Total = 12
68
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
B) ASESMEN
FORMATIF
1) PERTEMUAN KE-7
Jenis Soal : Essay
Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom.
(Skor 4)
69
2) PERTEMUAN KE-8
Jenis Soal : Essay
1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. …
88 Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13 Al
Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan
massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul
relatif besi
(III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4)
70
27 – 13 27
Aluminium Al 13 13 27 Al 4
= 14 13
71
Skor Total = 23
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
3) PERTEMUAN KE-9
Jenis Soal : Essay
b. 𝑛
urea massa urea (Skor 1)
= mm urea
1000 g
𝑛urea (30 kg . )
= 60 g
1 kg (Skor 2)
mol
𝑛urea = 500 mol (Skor 1)
Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol.
2. C + O2 CO2 (Skor 1)
3 8 11 (Skor 1)
? ? 55 g (Skor 1)
72
Menentukan Massa Karbon
3
massa C = . massa CO2 (Skor 1)
3+8
3
massa C = . 55 g (Skor 1)
11
massa C = 15 g (Skor 1)
Skor Total = 17
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang
4) PERTEMUAN KE-10
Jenis Soal : Essay
1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?
73
2. a. Volume H2O
Jumlah molekul H2O = . Jumlah molekul H2
Volume H2
Jumlah molekul H2 O = 8 L 22
2 L . 2,5 x 10 molekul
Jumlah molekul H2O = 4 . 2,5 x 1022 molekul
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐇𝟐𝐎 = 𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟐𝟑 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥
(Skor 4)
b.
Volume NH3 = Jumlah molekul NH3 . Volume H2
Jumlah molekul H2
7,5 x 1023 molekul
Volume NH3 = . 2L
2,5 x 1022 molekul
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐍𝐇𝟑 = 𝟔𝟎 𝐋
(Skor 4)
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay
1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan
gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton.
Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2
a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ?
b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ?
c. Apakah peristiwa tersebut sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa ?
(𝑚 CaCO 56 g 44 g
100 g CaO = ; 𝑚 CO = )
𝑚 3 = mol ; 𝑚 𝑚 mol 𝑚 mol
2
74
b. Berapa molekul terdapat dalam 8 gram oksigen ?
75
3. a. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8.
berapa massa karbon dioksida jika 8 gram karbon direaksikan dengan 16 gram
oksigen ?
b. Zat apa yang tersisa dan berapa massanya ?
4. Fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram
oksigen. Tunjukkanlah bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk
2 liter gas X, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukanlah
rumus molekul gas X tersebut.
1
𝑛 CO2 = . 𝑛 CaCO3 (Skor 2)
1
𝑛 CO2 = 1 x 105 mol
(Skor 5)
77
Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya
terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor.
c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai
dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan (Skor 1)
massa kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan.
Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa (Skor 1)
CaCO3.
Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2
= (5,6 + 4,4) ton (Skor 3)
= 10 ton
78
8
𝑛 O2 = ( ) mol
32
𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 2)
3. a.
Massa C + Massa O2 ⟶ Massa CO2
3 8 11 (Skor 3)
8 8g 16 g ?
16
= 2,667
3 =2
8
Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur oksigen karena unsur
oksigen habis bereaksi dan tidak bersisa.
79
(Skor 3)
(Skor 1)
(Skor 3)
80
4. Menentukan massa Oksigen dalam Senyawa I
Massa Fosforus = 31 gram
Massa Oksigen = massa senyawa I – massa fosforus (Skor 4)
= (55 – 31) g
= 24 g
81
Untuk menyetarakan atom O
Jumlah atom O di ruas kiri = 6, sedangkan di ruas kanan = 2b (Skor 2)
Maka 2b = 6 atau b = 3
Oleh karena a = 2 dan b = 3, maka rumus kimia gas X adalah N2O3 (Skor 1)
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
b. massa C : massa O
(1 . Ar C) : (2 . Ar O)
(1 . 12 g) : (2 . 16 g)
6
12 g : 32 g
3 : 8
Jadi, perbandingan massa C dan massa O = 3 : 8
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3
83
Menentukan Massa Al
𝑚 Al = 𝑛 Al . 𝑚𝑚 Al
27 g
𝑚 Al = 1,66 x 10−18 mol .
mol
𝑚 Al = 4,482 x 10−17 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 4,482 x 10-17 gram 4
Jumlah atom oksigen di ruas kiri adalah 10, sedangkan di ruas kanan baru 8
(yaitu dalam 4 CO2). Untuk menyetarakan atom oksigen, maka koefisien 2
H2O haruslah 2. Dengan demikian, persamaan setara untuk mreaksi itu
adalah : 1
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 2 H2O (g)
Pada persamaan setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas 1
kanan haruslah sama, maka :
84
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam magnesium oksida
(MgO) adalah 3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram magnesium dengan 8
gram oksigen. Tentukanlah :
a. Massa MgO yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
2. Nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkanlah
bahwa ketiga senyawa itu memenuhi Hukum Dalton.
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, 12 liter gas C2H6 mengandung 3 x 1023 molekul gas
C2H6. Apabila gas C2H6 dibakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan uap air, maka :
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran gas C2H6
b. Tentukan perbandingan koefisien reaksinya
c. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
d. Berapa volume gas CO2 dan uap air yang dihasilkan ?
4. Hitunglah jumlah atom perak (Ag) dalam sebuah uang koin yang memiliki massa 65 gram
dan mengandung 92,5% perak. (𝑚𝑚 108 g)
Ag = mol
85
a. Menentukan Massa Oksigen yang Bereaksi
massa Mg
massa O yang bereaksi = . perbandingan O
perbandingan Mg
massa O yang bereaksi = 10 g . 3
3
2
massa O yang bereaksi = 6,667 g
86
Massa N : Massa O dalam senyawa III = 36,84 : 63,16
= 1 : 1,714 3
≈1 : 2
87
60,125 g
𝑛 Ag = 2
108 g
mol
𝑛 Ag = 0,5567 mol
Jadi, jumlah atom perak dalam uang koin tersebut sebanyak 3,351 x 1023
atom.
Skor Total 63
88
E. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A) PERTEMUAN KE-7
1) REAKSI PEMBAKARAN
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi dari unsur
oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar (reaksi oksidasi) yang
berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan tekanan tertentu. Pada reaksi
oksidasi yang berlangsung cepat dihasilkan sejumlah energi elektromagnetik (cahaya),
energi panas dan energi mekanik (suara).
Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan bahan bakar
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang
sempurna, pada reaksi pembakaran pada unsur – unsur yang dapat terbakar dari bahan
bakar menghasilkan pembebasanenergi yang tergantung pada produk pembakaran yang
terbentuk tiga unsur utama yang dapat terbakar pada sebagian besar bahan bakar adalah
karbon, hidrogen dan belerang.
Pada reaksi pembakaran, berlaku kekekalan massa sehingga massa dari produk
pembakaran sama dengan massa dari reaktan. Total massa untuk masing-masing unsur
yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi adalah sama meskipun masing-masing unsur
memiliki rumus kimia yang berbeda. Oksigen yang digunakan dalam proses
pembakaran biasanya berasal dari udara yang mengakibatkan terikutnya unsur lain
dalam unsur yang tidak dapat terbakar dalam bahan bakar dan akan melewati proses
pembakaran tanpa mengalami perubahan dan akan membentuk polutan (NO2).
Pembakaran adalah “oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan juga oksidasi
lambat yang disertai oleh sedikit panas dan tanpa api”. Definisi ini menekankan pada
dasarnya pembakaran merupakan proses transformasi energi antara ikatan kimia yang
berupa panas dan dapat digunakan dalam berbagai cara, dengan kata lain pembakaran
dapat menghasilkan api. Definisi lain dari pembakaran adalah : “reaksi kimia yang
meliputi kombinasi bahan bakar dan oksigen yang menghasilkan panas produk
pembakaran”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, terlihat bahwa proses pembakaran selalu
membutuhkan oksigen sebagai oksidan, hal ini sangat bertentangan dengan realita yang
terjadi, bahwa selama proses pembakaran sebagai oksidannya adalah udara yang pada
kenyataannya mengandung 21% Oksigen 78% Nitrogen dan 1% merupakan unsur lain.
Untuk tujuan perhitungan, gas nitrogen dianggap hanya melewati proses pembakaran
tanpa mengalami perubahan.Pada dasarnya proses pembakaran terdiri dari dua kondisi,
yaitu :
89
Tabel 2. Spesifikasi Bahan Bakar LPG
Rumus Massa Jumlah Fraksi
Jenis BB % Berat
Kimia Molar Zat Mol
Propana C3H8 44 11 0,25 0,14
Isobutana C4H10 58 31 0,53 0,30
n-butana C4H10 58 58 1,00 0,56
Jumlah 100 1,78 1,00
Jadi secara teoritis dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan bakar dan udara sebanding
dengan jumlah koefisien masing-masing reaktan dan produk. Sehingga konsentrasi
CO2 pada produk pembakaran stoikiometrik :
3 mol
% CO2 (wet) = . 100% = 11,628%
(3 +34mol
+ 18,8) mol
% CO2 (dry) = . 100% = 13,761%
(3 + 18,8) mol
Kondisi pembakaran secara stoikiometri pada umumnya sulit untuk dicapai, hal ini
dikarenakan laju reaksi yang terbatas dan adanya proses pencampuran bahan bakar
yang tidak sempurna, sehingga pembakaran biasanya diekspresikan dengan excess
air. Hal ini akan menjamin tidak adanya bahan bakar yang terbuang dan sempurna-
nya proses pembakaran.
90
molekul oksigen. Jika terjadi kekurangan campuran pada kedua fluida tersebut, maka
oksigen harus diberikan untuk menambah terjadinya tumbukan molekul.
Metode yang tepat untuk menentukan udara aktual didalam sebuah sistem
pembakaran terhadap jumlah ketentuan teoritisnya diekspresikan sebagai ratio udara
volume
aktual yang digunakan ( bahan bakar) terhadap kebutuhan udara
volume
volume
stoikiometrik ( bahan bakar) :
volume
udara aktual yang digunakan
AF=
kebutuhan udara stoikiometrik
Presentase udara lebih dapat diekspresikan sebagai 100 . (A F – 1) excess air dapat
ditentukan oleh kandungan karbon dioksida atau oksigen dari produk pembakaran
dengan menggunakan persamaan :
V0 CO2st − CO2act
AF−1=( ) .
A0 CO2act
Dimana :
volume
V0 = produk pembakaran kering stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
volume
A0 = udara stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
CO2st = CO2 stoikiometrik dalam produk pembakaran kering % volumee
CO2act = CO2 pengukuran dalam produk pembakaran kering % volumee
V0
Perbandingan bervariasi dari 0,89 hingga 0,98
A0
B) PERTEMUAN KE-8
1) SEJARAH AWAL TEORI FLOGISTON
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman
mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori
logiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen
yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis). Pandangan Becher ini
memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa bahan terdiri dari
proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air. Dalam teori
Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis). Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan
timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang
memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam
di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa
ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan isika
adalah menentukan apa yang sebenarnya terjadi Ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas
91
Oksigen belum ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang
ilmuwan kimia Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah
logiston yang sebelumnya dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani
logiston berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut :
(1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
(2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih
sempurna ia terbakar.
(3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.
Sumber : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article
92
2) HUKUM KEKEKALAN MASSA
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah tertutup sedemikian
sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal, pada awalnya belum
diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi
belum dipahami (Simak Teori Flogiston). Baru
sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya.
Antoine Lavoisier (1743 – 1794) yang percaya
pentingnya pengamatan kuantitatif, berhasil
menjelaskan keterlibatan gas dalam reaksi kimia.
Lavoisier mengulang eksperimen oleh
Priestley. Ia memanaskan sebanyak 530 gram
merkuri dalam wadah tertutup yang terhubung
dengan udara dalam silinder ukur. Pada akhir
eksperimen, ternyata volumee udara dalam
silinder telah berkurang 1 bagian, sedangkan
5
Gambar 4. Antoine Laurent Lavoisier merkuri berubah menjadi calx merkuri dengan
(1743 – 1794) massa sebesar 572,4 gram ; atau terjadi
Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/common
pertambahan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya
s/f/fe/Antoine- Laurent_Lavoisier_ pertambahan ini ternyata sama dengan massa 1
%28by_Louis_Jean_Desire_ Delaistre 5
%29RENEW.jpg bagian udara yang berkurang dalam silinder.
Logam merkuri + 1
bagian udara calx merkuri
5
530 gram 42,4 gram 572,4 gram
Berdasarkan reaksi ini, Lavoisier mengamati total massa zat-zat sebelum reaksi
sama dengan total massa zat sesudah reaksi. Kemudian ia memanaskan Kembali calx
merkuri yang dihasilkan dengan panas yang lebih besar. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh
Kembali logam merkuri dan 1 bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama
5
dengan calx merkuri. Ia menyadari bahwa 1
bagian udara tersebut adalah udara tanpa
5
flogiston yang dimaksud Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya
membentuk logam merkuri. Lavoisier menamakan 1 bagian udara yang terbentuk dalam
5
reaksi tersebut sebagai oksigen.
93
Hasil eksperimen Lavoisier ini berhasil mengoreksi pengamatan Priestley,
sekaligus meruntuhkan Teori Flogiston. Berdasarkan eksperimen ini dan banyak
eksperimen lainnya, Lavoisier menemukan bahwa di dalam suatu reaksi kimia tidak
terjadi perubahan massa zat-zat. Berdsarkan hal ini, ia merumuskan Hukum Kekekalan
Massa yang berbunyi : “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama”.
CONTOH SOAL
1. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida
magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Jawaban
Persamaan reaksi pembakaran magnesium :
Mg (s) + 1 O2 (g) → MgO
2 (s)
𝗍
2. Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang bereaksi habis membentuk
senyawa tembaga sulfida. Menurut Hukum Kekealan Massa, berapa banyak tembaga
sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut ?
Jawaban
Persamaan reaksi tembaga dan belerang :
Cu (s) + S (s) CuS (s)
Menurut hukum kekekalan massa, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, sehingga :
Jadi, massa tembaga sulfida (CuS) yang diperoleh sebanyak 382 gram.
94
3) NOMOR ATOM, NOMOR MASSA DAN NOTASI
ATOM (PENGULANGAN MATERI SMP)
G roup
+1 –1 +1
39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5+6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4+5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3+4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +2+3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
+1
–1 +1+2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1+1 +2 +1–1 –1
Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²
* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f5 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f¹ 6s² [Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
(237)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 584.7 1.28 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30 619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4+5+6+7+7 +6 +4 +4 +4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3+4+5+6+6
+2+3+4+5+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2
+3+4+4 +3
• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹
alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases
actinides
95
Tabel 3. Nomor atom dari beberapa unsur
Unsur Lambang Unsur Jumlah proton Nomor atom
Hidrogen H 1 Z = 1
Helium He 2 Z = 2
Litium Li 3 Z = 3
Berilium Be 4 Z = 4
Boron B 5 Z = 5
Karbon C 6 Z = 6
Nitrogen N 7 Z = 7
Oksigen O 8 Z = 8
𝒁𝑿
𝑨
96
Tabel 4. Contoh Penulisan Notasi Unsur
Nomor Jumlah Jumlah
Lambang Nomor massa
Unsur Atom Proton Neutron Notasi
Unsur A=p+n
(Z) (p) (n)
Hidrogen H 1 1 0 1+0=1 1
1𝐻
Karbon C 6 6 6 6 + 6 = 12 12
6𝐶
Besi Fe 26 26 30 26 + 30 = 56 56
26𝐹𝑒
Emas Au 79 79 118 79 + 118 = 197 197
79𝐴𝑢
C) PERTEMUAN KE-9
1) MASSA MOLEKUL REALTIF (Mr)
Jika atom-atom brgabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa molekul,
senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom-atom
tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris) menyatakan
jenis dan jumlah atom-atom penyusun zat tersebut, maka massa zat dapat dihitung dari
rumus kimianya sebagai berikut. Perhatikan, meski definisi massa molekul relatif dan
massa rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni 𝑀𝑟.
Massa molekul relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus molekul.
Massa rumus relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus empirisnya.
Nilai 𝑀𝑟 dapat dihitung sebagai jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari semua atom-atom
dalam rumus kimianya.
Keterangan :
AI unsur = angka indeks unsur dalam rumus kimia
𝐴𝑟 unsur = massa atom relatif unsur
97
2. Garam dapur adalah senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Diketahui 𝐴𝑟 atom Na
= 22,89768 g dan 𝐴𝑟 atom Cl = 35,4527
maka :
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = (𝐴𝐼 𝑁𝑎 . 𝐴𝑟 𝑁𝑎) + (𝐴𝐼 𝐶𝑙 . 𝐴𝑟 𝐶𝑙)
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = {(1 . 22,89768) + (1 . 35,4527)} 𝑔
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝟓𝟖, 𝟑𝟓𝟎𝟑𝟖 𝒈
Untuk perhitungan kimia, angka desimal pada 𝐴𝑟 dan 𝑀𝑟 biasanya disederhanakan. Pada
contoh diatas, 𝐴𝑟 H = 1 g, 𝐴𝑟 O = 16 g, 𝐴𝑟 Na = 23 g, 𝐴𝑟 Cl = 35,5 g serta 𝑀𝑟 H2O = 18
g, 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 58,5 g
CONTOH 1 :
Massa atom relatif (𝐴𝑟) besi = 56 g, berarti :
massa 1 atom Fe 56
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
56
massa 1 mol Fe = . 12 gram
12
massa 1 mol Fe = 56 gram
CONTOH 2 :
Massa molekul relatif (𝑀𝑟) air = 18 g, berarti :
massa 1 molekul air 18
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
98
18
massa 1 mol air = . 12 gram
12
massa 1 mol air = 18 gram
Berdasarkan kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat
sama dengan 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 nya dalam satuan gram. Dengan perkataan lain, 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 zat
menyatakan massa (gram) dari 1 mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa
molar, dinyatakan dengan lambang dan satuannya adalah 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑚
𝑔
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom: 𝑚= 𝑚𝐴 𝑟 𝑚𝑜𝑙
𝑔
Untuk zat lainnya : 𝑚=
𝑚 𝑀 𝑟 𝑚𝑜𝑙
𝒎 = 𝒏 . 𝒎𝒎
Dimana
m = massa zat (g)
n = jumlah zat (mol)
𝑔
𝑚𝑚 = massa molar ( )
𝑚𝑜𝑙
CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa dari 2 mol Ca(OH)2.
Diketahui 𝑚𝑚 Ca(OH)2 74 𝑔
= 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
𝑚 Ca(OH)2 = 𝑛𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . 𝑚𝑚 Ca(OH)2
74 𝑔
𝑚 Ca(OH)2 = 2 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑚 Ca(OH)2 = 𝟏𝟒𝟖 𝒈
99
32 𝑔
𝑛𝑂2 =
32 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑂2 = 1 𝑚𝑜𝑙
3. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi ?
Diketahui 𝑚𝑚 56 𝑔
Fe = 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah atom Fe
𝑛Fe 𝑚Fe
=
𝑚𝑚Fe
28 𝑔
𝑛Fe =
56 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙
Jadi, jumlah atom besi dalam 28 gram besi sebanyak 3,01 x 1023 atom.
10
1
Jadi, massa molekul oksigen yang terdapat dalam 3,01 x 1022 molekul oksigen yaitu
sebanyak 1,6 gram.
Gambar 6. Joseph Louis Proust oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air
(1754 – 1826) dengan perbandingan massa yang tetap, yakni 1 : 8.
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/
c0208128/800wm/C0208128- massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Joseph_Louis_Proust.jpg
CONTOH SOAL
1. Pada elektrolisis, sebanyak 18 gram air terurai menjadi 2 gram hidrogen dan 16
gram oksigen.
10
2
a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50
gram air.
Pembahasan
Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2 g : 16 g = 1 : 8
Elektrolisis 50 gram air akan menghasilkan :
1 8
massa hidrogen = . 50 massa oksigen = . 50 gram
9 gram 9
massa hidrogen = 5,5556 gram massa oksigen = 44,4444 gram
b. Berapa massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100 gram oksigen?
Pembahasan
9
𝑚𝑎𝑖𝑟 = . 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 112,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Tabel berikut menunjukkan data hasil percobaan reaksi hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
10
3
Percobaan 3 Percobaan 6
massa hidrogen 1 massa hidrogen 10 − 8,75
= =
massa oksigen 9−1 massa oksigen 10
massa hidrogen 1 massa hidrogen 1,25
=
= massa oksigen 10
massa oksigen 8 massa hidrogen 1
=
Percobaan 4 massa oksigen 8
massa hidrogen 2−
=
massa oksigen 1
massa hidrogen 8
1
=
massa oksigen 8
D) PERTEMUAN KE-10
1) HUKUM KELIPATAN BERGANDA
Dalam upaya merumuskan teori atomnya
menggunakan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum
Perbandingan Tetap, John Dalton (1766 – 1844)
menemukan suatu hukum yang merupakan
pengembangan dari Hukum Perbandingan Tetap
Proust. Menurut Hukum Proust, suatu senyawa
tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan
tertentu dan tetap. Namun, para ilmuwan
menemukan unsur-unsur yang dapat bergabung
membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Dalton
mengamati adanya keteraturan terkait dengan
perbandingan unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut. Untuk memahami hal ini, simak percobaan
reaksi antara unsur nitrogen dan
unsur oksigen yang menghasilkan dua jenis senyawa,
Gambar 7. John Dalton yaitu senyawa oksida nitrogen I dan senyawa oksida
(1766 – 1844)
Sumber :
nitrogen II.
https://media.sciencephoto.com/imag Pada percobaan pertama, sebanyak 0,875 gram
e/c0334234/800wm/C0334234- nitrogen direaksikan dengan 1,00 gram oksigen.
John_Dalton,_English_Chemist.jpg
Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrogen oksida I.
selanjutnya pada percobaan kedua, massa nitrogen diubah menjadi 1,75 gram sementara
massa oksigen tetap. Reaksi ini menghasilkan senyawa berbeda, yaitu nitrogen oksida II.
10
4
Massa nitrogen Massa oksigen Massa senyawa
Jenis Senyawa
yang direaksikan yang direaksikan yang terbentuk
Nitrogen oksida I 0,875 g 1,00 g 1,875 g
10
5
Nitrogen oksida I 1,75 g 1,00 g 2,75 g
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam kedua
senyawa merupakan bilangan bulat sederhana.
CONTOH SOAL
1. Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut ?
Pembahasan
Senyawa I terdiri atas 50% belerang, berarti massa oksigen adalah 50%
Senyawa II terdiri dari 40% belerang, berarti massa oksigen adalah 60%
massa S : massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
massa S : massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 = 1 : 1,5
Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka
massa O dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5. Perbandingan tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana, sehingga kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
2. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon
yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen bervariasi. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen.
Tunjukkanlah bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini
sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Pembahasan
Misalkan terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II.
10
6
27,3 1
Senyawa II 100 g 27,3 g 72,7 g =
72,7 2,66
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
=
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
1,33 g
=
2,66 g
1
=
2
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi ternyata merupakan bulangan
bulat dan sederhana. Gay-Lussac kemudian menguji keberlakuan dari hasil pengamatan
tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen lainnya, seperti mereaksikan gas
belerang dan gas oksigen membentuk oksida belerang. Ia juga menggunakan data hasil
eksperimen reaksi-reaksi gas dari ilmuwan lainnya, seperti eksperimen Sir Humphry
10
7
Davy dan C. L. Bertholett, dan mendapati bahwa perbandingan volume gas-gas dalam
reaksi tersebut juga merupakan bilangan bulat sederhana.
Eksperimen Davy
Eksperimen melibatkan reaksi antara gas nitrogen dan gas oksigen membentuk 3
senyawa oksida nitrogen berbeda (sekarang dikenal sebagai N2O, NO, dan NO2).
Gay- Lussac mengubah data perbandingan massa gas nitrogen dan gas oksigen yang
bereaksi, menjadi perbandingan volume menggunakan data kerapatan gas terkait.
Eksperimen Bertholett
Eksperimen melibatkan reaksi dekomposisi gas ammonia menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen.
CONTOH SOAL
Sebanyak 100 bagian volume gas X terurai menjadi 50 bagian volume gas Y dan 75
volume gas Z.
a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Pembahasan
Perbandingan volume
Gas X Gas Y + Gas Z
100 volume : 50 volume : 75 volume
4 volume : 2 volume : 3 volume
b. Untuk setiap 2 L gas X, berapa banyak gas Y dan Z yang dapat dihasilkan ?
10
8
Pembahasan
Diketahui perbandingan volume :
Gas X : Gas Y : Gas Z
4 : 2 : 3
3) HIPOTESIS AVOGADRO
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana ? Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka
adalah anggapan bahwa partikel unsur
selalu berupa atom. Barulah pada tahun
1811, Amedeo Avogadro (1776 – 1857)
dari Italia, mengemukakan bahwa partikel
unsur tidak harus berupa atom yang berdiri
sendiri, tetapi dapat juga berupa gabungan
dari beberapa atom yang disebut molekul
unsur.
Avogadro dapat menjelaskan hukum
perbandingan volume dengan mengajukan
hipotesis sebagai berikut : Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas bervolume
sama mengandung jumlah molekul yang
Gambar 9. Amedeo Avogadro sama pula. Jadi, perbandingan volume
(1776 – 1857) gas- gas itu juga merupakan perbandingan
Sumber : https://cdn.britannica.com/10/194610-
050-785C0275/Amedeo-Avogadro.jpg
jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain, perbandingan volume
gas-gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya. Kesimpulan tersebut digunakan untuk menyelesaikan soal-soal
reaksi kimia yang diketahui volume gas atau jumlah partikelnya.
10
9
CONTOH SOAL
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 L gas H2 dibakar dengan gas O2 sehingga
menghasilkan uap air. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas
berdasarkan data yang diberikan !
a. Tuliskan persamaan reaksinya.
b. Berapa volume gas O2 yang diperlukan ?
c. Berapa volume uap air yang dihasilkan ?
Jawaban
a. Persamaan reaksi :
2 H2 (g) + O2 (g) ⟶ 2 H2O (g)
VO2 Koefisien O2
= Koefisien H2 . Volume H2
1
VO2 = . 5 L
2
𝐕𝐎𝟐 = 𝟐, 𝟓 𝐋
11
0
Jumlah molekul H2 = . 16 molekul
2
Jumlah molekul H2 = 24 molekul
11
1
F. GLOSARIUM
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wismono, Jaka. (2004). KIMIA dan Kecakapan Hidup untuk Kelas 1 SMA (Tengah Tahun
Pertama). Jakarta : Ganeca Exact
Budi, Yekob. (2018). Dasar Teori Reaksi Pembakaran. [Online]. Diakses :
http://repository.untag- sby.ac.id/379/6/BAB%202.pdf [25 September 2021]
Tingle, Mike. (2014). The Logic of Phlogiston. [Online]. Diakses :
https://edu.rsc.org/feature/the- logic-of-phlogiston/2000126.article [02 Oktober 2021]
112
HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6x 45 Menit
Pertemuan ke : 11 dan 12
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami keempat Konsep Hukum Dasar Kimia dan perhitungannya.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
113
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan hukum dasar kimia untuk menyelesaikan kasus dalam
kehidupan sehari-hari melalui artikel lahan rawa pasang surut.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui kasus dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan dengan menerapkan Hukum Dasar Kimia.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
hukum dasar kimia ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
114
kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai
hukum dasar kimia untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai hukum dasar kimia
untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan perhitungan pH pada kasus lahan rawa yang diubah
menjadi hamparan padi.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai kebutuhan dolomit yang diperlukan untuk menaikkan
pH lahan rawa sehingga dapat ditanami padi melalui proyek yang terdapat
pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai perhitungan pH yang sudah dikumpulkan
dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
Mengembangkan kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum dasar
hasil karya kimia untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari (Terlampir
pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
115
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Pengertian dan
Pentingnya Nanoteknologi
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
116
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
3. LAMPIRAN
Proyek
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis
117
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Mengapa tanah rawa yang bersifat asam pada akhirnya bisa ditanami padi ?
Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ?
Berapa banyak kapur dolomit yang harus ditambahkan ? Bagaimana cara menghitungnya ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
118
Selesaikan penyetaraan persamaan reaksi pada kolom berikut.
… . CaCO3 (s) + … . HA (aq) ⟶ … . CaA2(aq) + … . H2O (l) + … . CO2 (g)
pH = 2
[H+] =............M
=m3 . 1000 L
m3
=L
… . H+ (aq) + … . CO2−
3 (aq) ⟶ … . H2O (l) + … . CO2 (g)
Ingatlah bahwa koefisien reaksi kimia haruslah sudah disetarakan untuk menghitung :
a) Berapa jumlah (n) CaCO3 ? Jika diketahui 𝑚Ca = 40 g ; 𝑚C 𝑚
= 12 g ; 𝑚 O = 16 g
𝑚 mol mol 𝑚 mol
119
JAWABAN PERTANYAAN
a)
b)
120
F) SOAL LATIHAN
LEMBAR JAWABAN
1.
2.
121
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
122
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
123
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
124
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
KETERANGAN
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
125
D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
Jumlah atom oksigen di ruas kanan adalah 10, sedangkan jumlah atom nitrogen di
ruas kanan adalah 4. (Skor 1)
Pada persamaan reaksi setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas kanan
haruslah sama, maka :
Untuk kesetaraan atom N, maka 2x = 4, atau x = 2 (Skor 2)
Untuk kesetaraan atom O, maka 2y = 10, atau y = 5 (Skor 2)
126
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Jawaban
1. pH = −log [H+]
pH = − log 1 x 10−4
pH = 4 − log 1
pH = 4 − 0
pH = 4
(Skor 5)
2. pH = 5
[H+] = 10−pH
[H+] = 10−5 M
(Skor 3)
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay
Logam besi murni (Fe) dihasilkan dari pengolahan tambang bijih besi yang mengandung
senyawa Fe2O3. Dalam proses pengolahannya dibutuhkan zat reduktor salah satunya
adalah gas CO (karbon monoksida). Sebagian besar pabrik menghasilkan gas CO dari
pengolahan gas alam. Haruskah selalu bergantung pada gas alam sementara cadangan
batubara Indonesia sangat melimpah. Oleh karena itu teknologi pembuatan gas CO
beralih ke proses gasiikasi yang ramah lingkungan karena bahan bakunya adalah batubara
dengan kandungan sulfurnya tinggi namun tidak meninggalkan zat pencemar. Ingat
prinsip kimia hijau.
127
Seorang ilmuwan melakukan eksperimen pada skala laboratorium. Ia mereaksikan
sejumlah padatan karbon (C) yang dibakar dengan 40 gram gas oksigen (O2) lalu
menghasilkan 64 gram gas karbon monoksida (CO). Ternyata pada akhir reaksi masih
terdapat 14 gram padatan karbon (C).
C 𝐎𝟐 CO
Massa awal ….. gram 40 gram -
Massa yang bereaksi
Massa setelah reaksi selesai (sisa) 14 gram 0 64 gram
Skor Total = 8
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
128
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
Air laut menyimpan potensi yang menarik dari aspek kimianya. Apakah itu ? Senyawa
garam. Garam telah memainkan peran utama dalam sejarah.Produksi garam sudah
dilakukan manusia pada sekitar 800 tahun SM. Bangsa Cina telah mengambil garam dari air
laut sejak 6000 tahun SM.
Tubuh manusia rata-rata mengandung 56 gram garam. Garam bisa berkurang dari
tubuh karena dikeluarkan lewat air seni, keringat, dan ekskresi lainnya. Garam adalah
bagian dari konsumsi manusia sehari-hari. Kekurangan garam dapat menyebabkan pusing
kepala, kram, kehilangan selera makan, bahkan kematian.
Rasa asin adalah sensasi rasa yang paling mendasar. Rasa air laut mengungkapkan
rasa asin. Bagaimana air laut menjadi asin ? dan mengapa ion klorida adalah ion terbanyak
dalam air laut ? Interaksi CO2 di atmosfer dan air menghasilkan ion hidronium dan ion
bikarbonat menurut persamaan reaksi kimia berikut :
CO2 (g) + H2O (l) ⟶ H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + H2O (l) ⟶ H3O+(aq) + HCO3− (aq)
Ion hydronium (H3O+) bersifat asam sehingga air hujan umumnya juga bersifat asam
yang bisa perlahan-lahan melarutkan batuan gamping dan koral menghasilkan ion kalsium
dan menambah ion-ion bikarbonat (HCO−3) menurut persamaan reaksi kimia berikut :
CaCO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l) ⟶ Ca2+ (aq) + 2HCO3− (aq)
Bagaimana ion natrium bisa berada dalam air laut ? Persamaan reaksi kimia yang
terjadi hampir sama dengan larutnya batuan gamping dan koral tersebut. Dalam hal ini
batuan mineral albit (NaAlSi3O6) terekstrak oleh air hujan asam kemudian ion-ion
natriumnya terbawa ke sungai menuju laut. Sementara itu jumlah rerata ion klorida dari
batuan di kerak bumi hanya 0,01%. Jadi hanya sebagian kecil dari ion klorida di lautan yang
berasal dari pelapukan batuan dan mineral. Kalau begitu dari manakah ion klorida dalam air
laut? Jawabannya adalah dari gunung berapi. Gas HCl adalah komponen utama gas dari
gunung berapi.
Berdasarkan sejarah terbentuknya bumi, mula-mula bumi lebih panas dan gunung
129
berapi tersebar di mana-mana. Gas HCl yang diemisikan dari gunung berapi bersifat sangat
larut dalam air sehingga mudah berubah fasa menjadi larutan HCl. Sementara ion-ion Na
dari batuan yang melapuk adalah sumber garam-garaman di laut. Seandainya Kalian adalah
seorang oseanografer yang ingin menentukan kadar ion klorida dalam sampel air laut,
bagaimana Kalian dapat melakukan hal ini dan hasil apakah yang akan Kalian peroleh ?
Ada banyak cara untuk menganalisis kandungan ion klorida dalam suatu larutan.
Salah satu cara yang sudah sejak dulu dilakukan adalah metode Mohr. Larutan yang
mengandung ion klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat (AgNO3) yang telah diketahui
kadarnya. Persamaan reaksi kimia yang terlibat adalah :
Ag+(aq) + Cl−(aq) ⟶ AgCl(s) endapan putih
AgCl adalah perak klorida yang merupakan endapan putih hasil reaksi antara ion
klorida dalam air laut dan larutan perak nitrat. Berdasarkan penjelasan ini maka Kalian bisa
membuktikan keberadaan garam dapur dalam sampel air laut atau bahkan sampel larutan
lainnya yang diduga mengandung garam NaCl dengan membuat rancangan hitungan sesuai
dengan konsep Hukum Dasar Kimia. Ayo lakukan Aktivitas kerja ilmiah berikut.
Diketahui :
Sampel air laut sebanyak 500 mL.
1,02 g
Massa jenis air laut pada suhu 20℃ adalah
cm3
Kadar garam NaCl dalam air laut tersebut adalah 3,5%.
Ternyata setelah bereaksi dengan larutan perak nitrat (AgNO3), maka diperoleh cairan
yang mengandung endapan putih pada bagian bawah tabung sebanyak 69,70 gram.
2. Hukum Dasar Kimia yang manakah yang terlibat dalam kasus ini ? Mengapa ?
130
AgCl merupakan senyawa perak klorida berupa endapan berwarna
putih.
Karakteristik reaksi kimia yang terjadi pada kasus ini adalah timbulnya
endapan dan perubahan warna menjadi putih. Skor 2
1 cm3 = 1 mL
Skor 1
Menentukan Massa Air Laut
massa air laut = ρair laut . Vair laut
1,02 g
Skor 3
massa air laut = . 500 mL
mL
massa air laut = 510 g
Maka :
massa zat sebelum bereaksi = massa NaCl + massa AgNO3
Skor 2
massa zat sebelum bereaksi = 17,85 g + 𝑥
Sehingga :
massa zat sebelum bereaksi = massa zat sesudah bereaksi
17,85 g + 𝑥 = 69,70 g
𝑥 = (69,70 − 17,85) g
Skor 5
𝑥 = 51,85 g
131
Skor Total = 25 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Perbandingan massa karbon (C) terhadap oksgen (O) dalam karbon dioksida adalah
3 : 8. Berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan jika direaksikan 6 gram karbon
dengan 10 gram oksigen ?
2. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan Y. Massa unsur A dalam
senyawa X dan Y berturut-turut 46,7 g dan 30,4 g. Tunjukkan bahwa hukum Dalton
berlaku dalam kedua senyawa tersebut.
132
Senyawa X terdiri atas 46,7 g unsur A,
berarti massa unsur B = (100 – 46,7) g (Skor 3)
= 53,3 g
Skor Total = 26
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian : 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh
< 70% = Kurang
Nilai = Skor total x 100
133
E. HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Berkat hukum dasar kimia yang dikemukakan para ilmuwan maka kita bisa menghitung kadar
zat-zat dalam suatu reaksi kimia di sekitar kita.
Pada bagian awal bab ini Kalian sudah membaca artikel tentang bagaimana lahan rawa pasang
surut diubah menjadi hamparan padi. Lahan rawa memiliki tingkat keasaman tanah yang rendah
sehingga tanaman sulit tumbuh di atasnya. Oleh karena itu, keasaman tanah harus dinetralkan
oleh kapur, contohnya dolomit. Kebutuhan kapur per hektar lahan dapat dihitung dengan cara
menentukan terlebih dahulu tingkat keasaman tanah pada keadaan awal. Tingkat keasaman ini
dinyatakan dalam pH. Apakah pH itu ? Marilah kita simak intisari berikut.
INTISARI
pH adalah ukuran untuk menyatakan tingkat keasaman dalam suatu larutan. Pada kasus ini air
rawa adalah larutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Alat ukur untuk menentukan pH pada air rawa adalah pH meter digital. Salah satu model pH
meter disajikan pada Gambar 2.
Cara penulisan pH adalah p ditulis sebagai huruf
kecil, sedangkan H ditulis sebagai huruf kapital. H
singkatan dari ion Hidrogen (H+). Ion H adalah
atom H yang melepaskan 1 elektron. p singkatan
dari Bahasa Jerman yaitu potenz yang artinya
power atau kekuatan.
Skala pH dari angka 0 hingga 14.
Nilai pH 7 merupakan keadaan netral. pH di
bawah 7 adalah kondisi asam, sedangkan pH di
atas 7 bersifat basa.
Tingkat keasaman dihitung berdasarkan jumlah
ion hidrogen (H+) dalam larutan. Dalam hal ini pH
mengukur jumlah ion hidrogen dari suatu molekul Gambar 2. pH Meter Digital (Sumber : )
asam yang larut di dalamnya. Pada kasus ini
molekul asam dalam air rawa dianggap asam
humat yang diberi notasi umum misalnya HA.
Asam humat melarutkan ion hidrogen (H+) ke
dalam air rawa.
Jumlah ion hidrogen dinyatakan dalam satuan M (molar). Kemolaran merupakan
konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam 1 liter larutan.
Dalam hal ini larutan adalah air rawa, sedangkan asam humat adalah zat yang terlarut dalam
air rawa tersebut.
Untuk memudahkan penulisan maka tingkat keasaman dinyatakan dalam bentuk logaritma
basis 10 dengan persamaan berikut.
134
pH = −log [H+]
[H+] = 10−pH
CONTOH SOAL
1) Berapakah pH larutan jika [H+] :
a. 2 M c. 8 x 10-4 M
b. 2 x 10-5 M d. 1,69 x 10-2 M
PEMBAHASAN
1) a. [H+] = 2 M
pH = −log [H+] b. [H+] = 2 x 10−5 M
pH = −log 2 pH = −log [H+]
𝐩𝐇 = −𝟎, 𝟑 pH = − log 2 x 10−5
pH = 5 − log 2
pH = 5 − 0,3
𝐩𝐇 = 𝟒, 𝟕
136
2) a. pH = 3 b. pH = 2,7
[H+] = 10−pH − log [H+] = pH
[𝐇+] = 𝟏𝟎−𝟑 𝐌 − log [H+] = 2,7
log [H+] = 3 − 0,3
log [H+] = 3 − log 2
[𝐇+] = 𝟐 𝐱 𝟏𝟎−𝟑 𝐌
c. pH = 2 − log 3
[𝐇+] = 𝟑 𝐱 𝟏𝟎−𝟐 𝐌
d. pH = 2 + log 5 Kw
[H+] =
pOH = pKw − pH [OH−]
pOH = 14 − (2 + log 5) 1 x 10−14
[H+] =
pOH = 12 − log 5 5 x 10−12 M
[𝐇+] = 𝟐 𝐱 𝟏𝟎−𝟑 𝐌
[OH−] = 5 x 10−12 M
F. GLOSARIUM
Asam : Molekul ion yang dapat memberikan proton, atau alternatifnya dapat
membentuk ikatan kovalen dengan pasangan elektron.
Basa : Molekul ion yang dapat menerima proton, atau alternatifnya dapat
membentuk ikatan kovalen dengan pasangan elektron.
Kadar : Banyaknya zat yang terkandung dalam sejumlah tertentu campuran atau
senyawa
Kemolaran : Konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam
1 liter larutan
pH : Ukuran untuk menyatakan tingkat keasaman dalam suatu larutan
pH meter : Alat ukur untuk menentukan pH
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta : Erlangga
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis
137
MODUL AJAR BAB SEKOLAH
PENGGERAK
5
“Struktur Atom – Keunggulan
Nanomaterial”
10 KALI PERTEMUAN
Kata Kunci
Logam Tanah Jarang
Nanoteknologi
Partikel penyusun atom
Isotop
Isobar
Isoton
Teori model atom Bohr
Teori model mekanika
kuantum
Konfigurasi elektron
Golongan
Periode
Jari-jari atom
Kecenderungan jari-jari
atom
Nanomaterial
Pembentukan material
nano
Ukuran atom
Ukuran partikel
Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami
struktur atom dan penerapannya
dalam nanoteknologi.
PENGERTIAN DAN PENTINGNYA NANOTEKNOLOGI
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45
Menit Pertemuan ke : 13
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami materi Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030 ; memahami
materi Hukum Dasar Kimia di Sekitar Kita dengan baik.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
1
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan pentingnya nanoteknologi melalui artikel
lumpur lapindo dan informasi berbagai sumber.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui pengertian dan peran
nonoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa saja contoh penerapan nanoteknologi dalam kehidupan kita sehari-hari ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
2
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai pengertian dan
pentingnya nanoteknologi yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan pengertian dan pentingnya nanoteknologi.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai pengertian dan pentingnya nanoteknologi melalui
aktivitas 5.1 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai pengertian dan pentingnya
nanoteknologi yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan
bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi pengertian
dan menyajikan
dan pentingnya nanoteknologi (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Partikel Penyusun Atom
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
3
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
3. LAMPIRAN
Aktivitas 5.1
HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Sintesis Kerja sama
Bernalar Kritis
4
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai Lumpur Lapindo , jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Pernahkah berpikir bahwa Lumpur Lapindo suatu saat akan bermanfaat ?
Mengandung bahan-bahan apakah Lumpur Lapindo ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
5
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
6
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
7
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
8
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
9
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
10
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Jawaban
1. Nanoteknologi merupakan salah satu bidang sains terapan terutama pada bidang kimia
dan fisika yang menekankan pada struktur, sintesis kimia, karakterisasi, dan penggunaan
bahan-bahan dan peranti-peranti pada skala (molekuler) nanometer atau sepermilyar
meter. (Skor 3)
11
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini yang merupakan pengertian nanoteknologi dalam dunia kimia.
a. Manipulasi atom-atom dan molekul-molekul, atau melalui teknologi
penelitian berkaidah action and reaction (interaction) antara atom dan
molekul dalam fenomena alam semesta
b. Penggabungan atom-atom menjadi bentuk molekul dengan suatu reaksi
tertentu sehingga menjadikan molekul tersebut mempunyai manfaat bagi
manusia
c. Pemutusan ikatan antara atom atau senyawa sehingga melepaskan energi
dan menghasilkan produk baru
d. Proses terjadinya reaksi-reaksi elektrofilik dan nukleofilik pada suatu
senyawa organik sehingga dapat menghasilkan senyawa baru yang
mempunyai manfaat khusus bagi manusia
3. Berikut ini terdapat beberapa bahan polimer untuk membuat produk kimia
yang bermanfaat bagi kehidupan :
1) Kuarsa
2) Selulosa
3) Polivinil Chlorida
4) Polimer akrilik
5) Silikon karbida
Yang termasuk polimer alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat
film tipis/kertas selofan adalah....
a. 1), 2), dan 3)
b. 1)
c. 2)
d. 3) dan 4)
12
a. Nanokarbon
13
b. Nanoselulosa
c. Nanosilikon
d. Nanotoluena
(Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/com
mons/4/41/C60a.png )
Gambar tersebut adalah 60 buah atom Carbon (C60) yang memiliki simetri
seperti bola untuk bidang elektronika dan kedokteran, dinamakan....
a. Nanotube
b. Fullerene
c. MWNT
d. SNWT
14
5 B 1
Skor Total = 5
15
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jelaskan mengenai serat optik dan aplikasinya yang lebih luas.
16
apapun
17
kerusakan material pada perangkat tersebut dapat dideteksi oleh para ilmuwan dari bumi.
(Skor 4)
Penggunaan atau aplikasi lain dari serat optik dapat digunakan dalam berbagai macam
bidang seperti :
Otomatisasi pabrik.
Sistem transportasi lampu lalu lintas, gerbang tol otomatis, juga sistem telemetry yang
bedasarkan serat optik.
Industri otomotif, militer, dan ruang
angkasa (Skor 3)
Skor Total = 20
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Salah satu teknik yang tepat dalam kimia nanoteknologi yang berfungsi
dapat mengubah sifat tekstil menjadi tahan bocor dan tahan kotor adalah....
a. Ultra thin molecular coating
b. Zeolite molecule sieves
c. Water softening separation
d. Designed materials
18
3. Campuran selulosa nitrat dan yang dilarutkan dalam alkohol menghasilkan
plastik yang dinamakan....
a. Monomer selulosa
b. Polivinilselulosa
c. Seluloid
d. Koloid
5. Lexan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap panas dan cuaca sehingga
banyak digunakan untuk....
a. kontak lensa mata, layar LCD dan pelapis
b. pelapis kain, besi dan plastik
c. pengaman gelas, rangka jendela dan helm
d. bahan benang, pelapis keramik, bahan plastik
19
E. PENGANTAR STRUKTUR ATOM – KEUNGGULAN NANOMATERIAL
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan
potensi kandungan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth yang berasal dari lumpur Lapindo
Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM
dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Rabu 20 Januari 2021.
Logam tanah jarang merupakan salah satu
mineral yang jadi perhatian dunia karena
dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan
listrik. Selain itu logam tanah jarang merupakan
komoditas mineral berkualitas tinggi yang
menjadi bahan baku dalam industri pertahanan
sebagai bahan pembuatan peralatan militer, mesin
jet, satelit, dan laser.
Merujuk yang disampaikan oleh Direktur
Gambar 2. Lumpur Lapindo mengandung logam Pembinaanjarangdan
tanah Pengusahaan Mineral
Kementerian ESDM, ada tiga sumber potensi LTJ
yang telah diidentifikasi. Pertama, dari
pertambangan
(https://cdn.medcom.id/dynamic/content/201 timah yang menghasilkan
4/09/26/297278/hZqvSWf4JR.jpg?w=1024 ) campuran unsur La, Ce, Nd, dan lainnya. Kedua,
dari tambang bauksit yang menghasilkan itrium
(Y). Ketiga, dari nikel yang masih dalam kajian memiliki potensi skandium (Sc). Jenis yang
pertama paling memungkinkan untuk dikembangkan dan sudah banyak studi yang tersedia
sementara yang kedua dan ketiga relatif baru dan kemungkinan keekonomisannya masih
merupakan tantangan.
(Sumber : https://money.kompas.com/read/2020/07/20/060700826/seperti-apa-keberadaan-logam-tanah-jarang-di-
indonesia-ini-kata-esdm?page=all )
Artikel tersebut tentu menimbulkan rasa ingin tahu Kalian sekaligus rasa bangga sebagai
bangsa yang kaya sumberdaya mineralnya bukan ? Salah satu mineral tersebut adalah logam
tanah jarang atau LTJ. Apakah yang dimaksud dengan LTJ? Di manakah posisi LTJ pada tabel
sistem periodik unsur ? Apa hubungannya dengan nanomaterial ? Apa hubungannya dengan
struktur atom ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab setelah mempelajari materi-
materi pada bab ini.
20
kita dapat membuat
21
material dengan sifat yang benar-benar baru.
Nanoteknologi ditemukan pada tahun
1959 oleh ilmuwan Richard Feynman yang
memprediksi kemungkinan memanipulasi atom.
Richard Feynman menyatakan : “There is
plenty room at the bottom”, bahwa seorang
fisikawan mampu membuat senyawa kimia
dengan struktur apapun yang diinginkan
seorang kimiawan, dengan cara menyusun
atom-atom yang diperlukan, dan merangkainya
berdasarkan prinsip-prinsip mekanis.
Nanoteknologi merupakan salah satu teknologi
yang dianggap sebagai pendorong utama
Gambar 3. Ilustrasi teknologi nanorobot
pertumbuhan industri kimia baru dengan
dalam darah untuk mendeteksi penyakit
rekayasa atom-atom secara molekuler.
(http://1.bp.blogspot.com/-puNzb5iuM-
Perkembangan nanoteknologi dalam kimia dan
U/Vc8av8g266I/AAAAAAAALn4/-
pmPcRYbaL0/s1600/nanoteknologi.jpg ) fisika yang pesat sehingga dapat mengubah
wajah teknologi pada umumnya karena
nanoteknologi merambah semua bidang
ilmu serta dapat mengubah sistem perekonomian secara global. Hal seperti ini patut disyukuri,
karena ilmu pengetahuan yang dimiliki adalah salah satu anugrah yang sangat besar diberikan
oleh Tuhan YME kepada manusia, agar manusia selalu berpikir bagaimana membuat sesuatu
yang bisa membawa manfaat yang baik di dalam kehidupan. Dengan kehendak-Nya, ilmu
pengetahuan pun berkembang seiring jaman, manusia dapat merekayasa atom-atom secara
molekuler membangun sebuah teknologi nano yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
kebutuhan di kehidupan.
Pada tahun 1981, para ilmuwan dari
IBM menciptakan alat pertama untuk
memanipulasi atom yang dinamakan
mikroskop tunneling. Dengan bantuan
mikroskop tunneling, para ilmuwan tidak
hanya dapat melihat atom, tetapi juga
mengangkat dan memindahkan atom
tersebut. Atom dapat disusun Kembali
dengan cara yang menarik, seperti menyusun
blok lego.
Pada bidang kesehatan, para ilmuwan
mencoba untuk membuat mesin kecil yang
Gambar 4. Scanning Tunneling Microscope
bisa dengan mudah diarahkan dalam tubuh
(http://www.astronoo.com/images/particules/microsco
pe-afm.jpg )
untuk menempatkan obat di dalam darah,
memperbaiki kerusakan sel dan bahkan
memperbaiki patah tulang. Nanoteknologi juga membantu produsen membuat gadget elektronik
22
lebih kecil. Kecenderungan perkembangan kimia ke arah nanoteknologi (nanotechnology)
terjadi
23
di akhir abad ke-19 ketika Kimia Koloid mulai tumbuh dengan pesat. Walaupun tidak dirujuk
sebagai "nanoteknologi" ketika itu, teknik-teknik yang sama masih digunakan pada hari ini.
Ide awal nanoteknologi ini dicetuskan di Caltech pada Tahun 1959 oleh Fisikawan
pemenang Nobel, Richard Feynman. Pada ceramahnya yang berjudul “There is plenty room at
the bottom”, ia mengemukakan bahwa, seorang fisikawan mampu membuat senyawa dengan
struktur apapun yang diinginkan seorang kimiawan, dengan cara Menyusun atom-atom yang
diperlukan, dan merangkainya berdasarkan hukum fisika. Feynman menguraikan sebuah proses
dalam upaya untuk memanipulasikan setiap atom dan molekul. Prosesnya melibatkan secara
berkesinambungan satu set alat yang tepat untuk mengatur dan mengendalikan lagi sebuah set
yang lebih kecil mengikuti ukuran/skala yang diperlukan. Visi Feynman tentang nanoteknologi
tergambar dalam ungkapannya (Mike Treder, 2005) : I want to build a billion tiny factories,
models of each other, which are manufacturing simultaneously.
Coba Anda bayangkan, atom-atom yang begitu kecil dapat diatur sedemikian dan
direkayasa untuk suatu kebutuhan atau produk yang diinginkan, Maha Besar Tuhan Pencipta
Alam dengan segala rahmat-Nya yang mampu menjadikan zat dari kumpulan atom-atom
sekaligus juga menciptakan manusia yang mampu berpikir dan terampil memanipulasi atom-
atom tersebut menjadi suatu teknologi yang bermanfaat. Jadi, area nanoteknologi adalah teknik
bagaimana menciptakan mesin-mesin seukuran molekul untuk memanipulasi dan mengontrol
sebuah objek. Melalui nanoteknologi, material dapat didesain sedemikian rupa untuk
memperoleh sifat dan material yang diinginkan tanpa memboroskan atom-atom yang tidak
diperlukan. Ingatlah bahwa salah satu prinsip kimia hijau adalah atom ekonomi. Oleh karena itu
nanoteknologi merupakan salah satu penerapan prinsip kimia hijau untuk tujuan pelestarian
lingkungan.
Pengembangan nano
teknologi di Indonesia
dilakukan sudah sejak lama.
Inovasi nano teknologi telah
menumbuhkan bidang usaha
baru instrumentasi yang
mampu menembus pasar
dunia. Hal ini sangat
membanggakan kita sebagai
bangsa Indonesia, bahwa
bangsa ini tidak kalah bersaing
dengan bangsa lain mengenai
teknologi yang
Gambar 5. Ilustrasi ukuran makro, mikro dan nano penerapannya bisa m e n g
()
u b a h k e h i d u p a n
masyarakat.
P a da d un i a k imia
, n an otek no l o gi a dala
h manipulasi atom-atom dan
24
molekul-molekul, atau melalui
teknologi penelitian berkaidah
25
action and reaction (interaction) antara atom dan molekul dalam fenomena alam semesta. Ini
adalah prinsip nanoteknologi. Rekayasa ini dilakukan oleh "mesin-mesin" seukuran molekul
yang diciptakan khusus untuk tujuan tersebut. Manipulasi materi pada skala atomik dan skala
molekular. Diameter atom berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer
(atom Cesium), sedangkan kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran
ukuran nano. Deskripsi awal memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala
makro.
Lebih lanjut, materi dapat disusun atau diubah
dengan cara memanipulasi dan menggabungkan atom-
atom pembentuknya. Misalnya, dengan nanoteknologi
kita dapat membuat materi, seperti kayu, dengan
merangkai sejumlah atom untuk menggantikan kayu
alam yang persediaannya kian menurun .
Selanjutnya, potensi setiap molekul atau benda yang
dibentuk oleh nanoteknologi dapat dikembangkan
sehingga dapat dikelola menjadi bahan baku sintetik,
yang sesuai dengan kebutuhan beragam produk high-
tech. Perubahan struktur molekul dengan komposisi
penggabungan atom yang berbeda akan menimbulkan
sifat, fungsi, atau manfaat yang berbeda.
Gambar 6. Ilustrasi sebuah Nanofactory Pengelolaan material kimia yang berkaitan
dengan nanoscale-designed materials salah satunya
yaitu Teknik ultra thin molecular coating yang dapat
(https://miro.medium.com/max/724/1*7BGkEcH mengubah sifat tekstil menjadi tahan bocor dan tahan
ENVthlVGq2k2lDg.jpeg ) kotor. Juga pada berbagai nanomaterials yang dapat
bersifat tahan gores dan abrasi, bahkan menggunakan
zeolite molecule sieves (saringan yang dibuat dengan molekul zeolite) yang memiliki lubang-
lubang dan saluran- saluran dalam ukuran nanoscale yang sangat berguna bagi petroleoum
refinery, oxygen separation dari udara atau water softening.
Saat ini, penemuan nanoteknologi kimia yang paling menonjol adalah Carbon Nanotube
(CNT) yang hanya tersusun dari atom-atom karbon. Diameter tube ini sekitar 1 sampai 20 nm
tetapi memilki kekuatan dan kekerasan 60 kali lebih kuat dari baja. Perkembangan nanoteknolgi
yang pesat mengubah wajah teknologi pada umumnya karena nanoteknologi merambah semua
bidang ilmu
Kecenderungan Ilmu kimia serta disiplin ilmu lain sedang memasuki Era Baru. Era
tersebut dapat kita lihat melalui peristiwa-peristiwa penting yang terjadi secara global, antara
lain perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta fenomena perkembangan
masyarakat dunia yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir ini. Semuanya itu menunjukkan
bahwa tatanan masyarakat dunia secara global telah berubah menjadi Masyarakat Informasi
(information society), serta keunggulan dan dominasi dalam persaingan ditentukan oleh
teknologi dan ilmu pengetahuan. Pada abad ke-21 ini terdapat 3 fenomena yang perlu dicermati
dan menjadi landasan guna mengambil langkah-langkah untuk menghadapinya. Fenomena itu
26
adalah :
27
Revolusi teknologi di beberapa negara berakibat pada meningkatnya produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga pola hidup manusia mengalami perubahan.
Struktur ekonomi masyarakat juga mengalami perubahan dari masyarakat industri menjadi
masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi yang pesat merupakan tantangan berat sekaligus merupakan
peluang yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sumberdaya utama menggantikan
modal, kekayaan alam ataupun tenaga kerja.
Digitalisasi, globalisasi dan futurisasi sedang berkembang menuju pluralisasi sehingga
persaingan antar negara beralih ke pertarungan kemampuan ilmu, teknologi dan kekuatan
lainnya yang terpadu.
Sebagai gambaran pentingnya nanoteknologi mari kita lihat kembali potensi Lumpur
Lapindo. Sebelum diketahui bahwa terdapat kandungan LTJ, penelitian sebelumnya
mengungkapkan adanya silika dalam lumpur Lapindo yang telah diproses menggunakan mesin
ball mill untuk menghasilkan nanosilika. Silika ukuran nano ini berguna untuk memperkuat
bahan bangunan yaitu batako atau batubata. Nanosilika yang berasal dari lumpur Lapindo
dicampur dengan semen masing-masing dengan perbandingan 50 persen. Pada penggunaannya
sebagai bahan bangunan ternyata hanya dengan komposisi 10 persen nanosilika dari berat total
semen maka kekuatannya bisa mencapai dua hingga tiga kali dari desain batu bata atau batako
yang dibuat tanpa teknologi nano.
Sampai saat ini, nanoteknologi telah diterapkan pada area ilmu atau industri, antara lain:
nanomaterials, Nanobiomedical, Nanosensors, Nanoelectronics, Nanooptics, Nanoenergy,
Nanofactory dan Nanofabrication.
28
G. GLOSARIUM
Bauksit : Mineral yang tersusun dari oksida aluminium yang ditemui dalam
tiga bentuk mineral yaitu buhmit, diaspor, dan mineral gibsit.
Mineral : Padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur dan terbentuk secara alami.
Nanoteknologi : Bidang sains terapan terutama pada bidang kimia dan fisika yang
menekankan pada struktur, sintesis kimia, karakterisasi, dan
penggunaan bahan-bahan dan peranti-peranti pada skala
(molekuler) nanometer, atau sepermilyar meter.
H. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Djumena, Erlangga. (2020). Seperti Apa Keberadaan Logam Tanah Jarang di Indonesia, Ini
Kata ESDM. [Online]. Diakses :
https://money.kompas.com/read/2020/07/20/060700826/seperti- apa-keberadaan-logam-
tanah-jarang-di-indonesia-ini-kata-esdm?page=all [20 Oktober 2021]
Indrawati. Devi, K. Poppy. (2017). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KIMIA
SMA : Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
29
STRUKTUR ATOM
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45
Menit Pertemuan ke : 14
dan 15
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami pengertian atom, molekul, unsur, lambang unsur dan memahami konsep
nomor atom dan nomor massa.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
30
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan struktur atom dari unsur-unsur melalui bacaan tentang Logam
Tanah Jarang (LTJ) yang berasal dari lumpur lapindo.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menentukan partikel penyusun atom dan
memahami isotop, isobar, dan isoton.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah atom merupakan partikel terkecil penyusun suatu materi ?
Jika atom bukan merupakan partikel terkecil penyusun materi, partikel apakah yang menyusun
suatu atom ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
31
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai struktur atom.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai struktur atom yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan struktur atom.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai kandungan unsur yang terdapat dalam lumpur
Lapindo dan meganalisis partikel penyusun atom dari unsur-unsur yang
terdapat dalam lumpur lapindi melalui aktivitas 5.2 yang terdapat pada
buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai struktur atom yang sudah dikumpulkan
Mengembangkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
dan menyajikan kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi struktur atom
(Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Konfigurasi Elektron
menurut Teori atom Bohr.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
32
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
3. LAMPIRAN
Aktivitas 5.2
SIKAP
Literasi Mandiri
Kreatif
Kerja sama
Bernalar Kritis
33
PERTANYAAN
Apa itu partikel proton, elektron, dan neutron ?
Bagaimana cara menghitung partikel proton, elektron, dan neutron suatu atom ?
2.
JAWABAN PERTANYAAN
1) Unsur LTJ yang terkandung dalam lumpur Lapindo :
34
Tabel partikel penyusun atom pada unsur yang terdapat dalam lumpur Lapindo.
35
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
36
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
37
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
38
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
2) Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
…
Radium Ra …. …. 138 …. 88 Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13 Al
39
b) Unsur adalah suatu zat tunggal yang tidak dapat disederhanakan lagi
dengan menggunakan reaksi kimia biasa. Contoh unsur adalah emas 3
(Au), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
c) Molekul adalah gabungan dari dua atau lebih atom, dapat terbentuk
dari atom yang sama, contohnya hidrogen (H2) dan oksigen (O2), dan
3
dapat juga terbentuk dari atom yang berbeda, contohnya air (H2O),
karbon dioksida (CO2), atau karbon monoksida (CO).
Skor Total = 22
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Jawaban
1. Lima unsur kimia Logam Tanah Jarang (LTJ) yang terkandung dalam Lumpur Lapindo
yaitu Skandium (Sc), Itrium (Y), Lantanum (La), Serium (Ce), dan Neodimium (Nd).
(Skor 5)
40
Nomor Massa Nomor Atom
Notasi Lambang Nama
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Skor
Unsur Unsur Unsur
Proton Neutron Proton Elektron
45
21Sc Sc Skandium 21 45 – 21 = 24 21 21 7
89
39Y
Y Itrium 39 89 – 39 = 50 39 39 7
138,9 La Lantanum 57 138,9 – 57 = 81,9 57 57 7
57La
140,1 Ce Serium 58 140,1 – 58 = 82,1 58 58 7
58Ce
144
60Nd
Nd Neodimium 60 144 – 60 = 84 60 60 7
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Partikel bermuatan positif yang terdapat dalam inti atom adalah . . . .
A. Proton D. Elektron
B. Inti atom E. Atom
C. Neutron
2. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron.
Muatan listrik partikel dasar tersebut berturut-turut adalah ....
A. -1, +1, 0 D. -1, 0,+1
B. +1, -1, 0 E. 0, -1, +1
C. +1, 0, -1
3. Partikel dasar penyusun atom terdiri dari ....
A. Proton, elektron, dan positron D. Positron, nukelon, dan elektron
B. Proton, neutron, dan nukleon E. Neutron, nukleon, dan elektron
C. Proton, elektron, dan neutron
4. Kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39. Jumlah elektron
pada ion Kalium adalah ....
A. 21 B. 20 C. 19 D. 18 E. 17
5. Atom X mempunyai 10 elektron dan 12 neutron. Nomor massa unsur X itu
adalah....
A. 2 B. 10 C. 12 D. 22 E. 24
41
42
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 B 1 Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng
emas. Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan
hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan
negatif, sehingga atom bersifat netral.
2 C 1 Berdasarkan percobaan tetes Millikan
3 C 1 Sudah jelas bahwa partikel dasar penyusun atom adalah
proton, elektron dan neutron.
4 C 1 Jumlah elektron atom dalam keadaan netral sama dengan
jumlah proton (nomor atom) dalam hal ini sama dengan 19
5 D 1 Nomor massa (A) atom X = Z (nomor atom /jumlah elektron
dalam keadaan netral) + n
A = 10 + 12 = 22
Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 168O b. 157N c. 23
11Na
43
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 a. 16O b. 15
N c. 23
8 7 11Na
p = 8 p = 7 p = 11
9
e = 8 e = 7 e = 11
n = 16 – 8 n = 15 – 7 n = 23 – 11
=8 =8 = 12
2
ISOTOP ISOBAR
12
C dan 14C 14
C dan 14N
6 6 6 7
18
O dan 16O 4
8 8
15
N dan 14N
7 7
ISOTON
12
C n= 12 – 6 = 6
6
14
C n= 14 – 6 = 8
6
15
N n= 15 – 7 = 8
7
14
N n= 14 – 7 = 7 6
7
18
O n= 18 – 8 = 10
8
16
O n= 16 – 8 = 8
8
14
C dan 15
N
6 7
14 16
C dan O
6 8
16 15
O dan N 3
8 7
Skor Total 22
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 63
29Cu b. 127
53I
44
2. Uranium (Z = 92) di alam berada sebagai campuran isotop-isotopnya.
a. Isotop uranium terbanyak di alam adalah yang memiliki neutron sebanyak 146.
Tuliskan notasi isotop tersebut.
b. Uranium digunakan sebagai bahan bakar di reactor nuklir. Akan tetapi, isotop
uranium yang sebenarnya berperan dalam reaksi fisi (pembelahan) di reaktor
adalah uranium yang memiliki 143 neutron. Tuliskan notasi isotop ini.
c. Tuliskan jenis-jenis isotop penyusun uranium di alam.
Skor Total 22
45
E. BAHAN AJAR STRUKTUR ATOM
Berdasarkan perkembangan teori atom yang sudah kalian pelajari sebelumnya,dapat
disimpulkan bahwa di dalam atom terdapat inti atom dan partikel-partikel yang menyusunnya.
Partikel- partikel tersebut antara lain elektron, proton, dan neutron.
Pada tahun 1897 Joseph John Thomson melakukan suatu percobaan dengan
mengamati dua pelat elektrode dalam tabung vakum (gas pada tekanan normal bukanlah
penghantar panas). Ketika dua alat elektrode dihubungkan dengan sumber tegangan
tinggi, dari elektrode negatif (katode) dijalankan sinar menuju ke elektrode positif
(anode). Sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif adalah
partikel yang bermuatan positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif.
Pada penelitiannya, Thomson mendapati bahwa sinar katode sebenarnya adalah
materi yang ukurannya sangat kecil karena dapat memutar baling-baling yang dipasang
diantara anode dan katode. Dari penelitiannya tersebut, J. J. Thomson dapat menentukan
muatan elektron, yaitu sebsesar 1,76 x 108 Coulomb/gram.
(https://chemistrygod.com/assets/media/image/cathode-ray-tube-experiments-CRT2.png )
46
()
(https://chemistrygod.com/assets/media/image/cathode-ray-tube-experiments-CRT3.png )
Pada tahun 1911, Robert Andrew Millikan, melakukan percobaan tetes minyak.
Dari percobaannya, Millikan berhasil menemukan muatan setiap tetes minyak. Muatan-
muatan tersebut merupakan kelipatan dari bilangan yang sangat kecil, yaitu 1,6022 x 10-
19
Coulomb (bermuatan negatif). Percobaan tetes minyak dilakukan sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan alat penyemprot, minyak disemprotkan sehingga membentuk
tetesan-tetesan kecil. Sebagian tetes minyak akan melewati lubang pada pelat atas
dan jatuh karena tarikan gravitasi
2) Dengan menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan, sehingga
massa tetes minyak dapat diketahui.
3) Radiasi sinar X akan mengionkan gas di dalam silinder. Ionisasi akan menghasilkan
elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak, sehingga tetes-tetes
minyak menjadi bermuatan listrik negatif. Ada yang menyerap satu, dua atau lebih
elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potensial, tetes-tetes minyak tetap jatuh
karena pengaruh gravitasi.
4) Jika pelat logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sebagai kutub negatif
akan mengalami gaya tolak listrik. Sesuai dengan hukum Coulomb, tetes minyak
yang mengikat lebih banyak elektron akan tertolak lebih kuat. Peregerakan tetes
minyak dapat diamati menggunakan teropong. Dengan mengatur beda potensial,
tetes minyak
47
dibuat mengambang. Dalam keadaan seperti itu berarti gaya tarik gravitasi sama
dengan gaya tolak listrik.
5) Dengan mengetahui massa tetes minyak dan beda potensial yang digunakan, maka
muatan tetes minyak dapat ditentukan.
48
B. PENEMUAN PROTON
Pada tahun 1886 Eugene Goldstein melakukan percobaan dengan memodifikasi
tabung sinar katode yang ditemukan oleh William Crookes dengan cara melubangi
lempeng katode. Dari percobaan ini, ditemukan sinar yang arahnya berlawanan disebut
sinar kanal (karena menembus sinar lubang kanal pada katode). Pada tahun 1898,
Wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel yang bermuatan
positif (sinar terusan) dan selanjutnya disebut dengan proton. Sifat proton tergantung
pada gas yang disikan pada tabung katode. Dari penelitiannya terhadap atom hidrogen,
dapat ditentukan bahwa massa proton adalah 1837 kali masa elektron.
Dari percobaan ini ditemukan bahwa gas yang berada di belakang katode menjadi
berpijar. Hal ini berarti radiasi dari anode menembus lempengan katode melalui lubang
yang sebelumnya telah dibuat.
1) Sifat sinar anode ini merupakan radiasi partikel karena mampu memutar baling-
baling yang bermuatan positif.
2) Radiasi ini bila dibelokkan menggunakan medan magnet, maka akan menuju ke
kutub magnet negatif. Itu artinya radiasi sinar ini bermuatan positif (itulah sebabkan
kemudian dinamakan anode yang kemudian dinamakan proton).
3) Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung.
Pada saat terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang
menuju arah berlawan melewati lubang pada katoda. Setelah berbagai gas dicoba dalam
tabung, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling
kecil. Berdasarkan percobaan tersebut massa proton terkecil diperoleh pada atom
Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10-24 gram dengan muatan 1 proton =
+1 = 1,6 × 10-19 C. Penemuan proton oleh Goldstein ini menimbulkan pertanyaan,
bagaimanakah kedudukan masing-masing partikel tersebut di dalam atom.
Pada tahun 1919, Rutherford menemukan proton terbentuk ketika partikel alfa
ditembakan pada inti atom hidrogen. Untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel
tersebut, Ernest Rutherford bersama asistennya, Hans Geiger dan ernest Marsden,
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis
emas. Sebelumnya, telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan
49
positif dan bergerak lurus, serta daya tembusnya besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas.
Gambar 4. Desain Percobaan Rutherford (hamburan sinar alfa oleh lempeng emas)
(http://large.stanford.edu/courses/2017/ph241/sivulka2/images/f1big.jpg )
Dari pengamatan, didapat fakta bahwa jika partikel alfa ditembakkan pada
lempeng emas yang sangat tipis, sebagian besar partikel partikel alfa diteruskan (ada
penyimpangan sudut kurang dari 1o). Dari pengamatan Marsden juga diperoleh fakta
bahwa satu diantara 20000 partikel alfa akan membelok dengan sudut 90o.
D. PENEMUAN NEUTRON
Setelah ditemukan adanya proton di dalam inti atom, didapati bahwa ternyata
massa inti atom selalu lebih besar daripada proton. Dari sinilah kemudian para peneliti
berpendapat bahwa ada partikel lain di dalam inti (selain proton) yang muatannya netral.
W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 melakukan penembakan menggunakan
partikel alpha (α) ke inti atom berilium. Ditemukan adanya radiasi partikel yang
memiliki daya tembus besar. Dua tahun sesudahnya yaitu tahun 1932, James Chadwick
melakukan penelitian lebih lanjut dimana ditemukan bahwa partikel tersebut bermuatan
netral dan memiliki massa hampir sama dengan partikel proton (bermuatan positif).
Partikel ini kemudian dinamakan sebagai neutron.
50
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e2/Chadwick_Neutron_Discovery.png )
(http://large.stanford.edu/courses/2009/ph204/liu1/images/f2big.gif )
Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930
melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan
dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James
Chadwick pada tahun 1932.
51
E. MENGHITUNG JUMLAH PROTON, ELEKTRON, DAN NEUTRON SUATU
ATOM
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton. Jumlah
proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama mempunyai
jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain.
Jumlah proton dengan neutron dalam suatu atom disebut nomor massa.
52
Gambar 6. Isotop atom hidrogen
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/66/Hydrogen_Deuterium_Tritium_Nuclei_Schmatic-en.svg )
Semua isotop hidrogen mempunyai 1 proton dan 1 elektron, tetapi mempunyai jumlah
neutron yang berbeda. H-2 mempunyai 1 neutron dan H-3 mempunyai 2 neutron.
53
Setiap isotop mempunyai massa yang berbeda oleh karena itu harga massa atom
setiap unsur merupakan rata-rata dari massa isotopnya. Berikut contoh penentuan
massa atom relatif (Ar) atom berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua
atom.
CONTOH
Oksigen dialam terdiri atas 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut :
16 17 18
8O 8O 8O
(99,76%) (0,04%) (0,20%)
Hitunglah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari unsur oksigen!
Penyelesaian
99,76 0,04 0,20
𝐴𝑟 O = ( . 16 g) + ( . 17 g) + ( . 18 g)
100 100 100
𝐴𝑟 O = 16,0044 g
B) ISOBAR
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi
mempunyai nomor massa yang sama.
Contoh : 146C dengan 147N
C) ISOTON
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda)
tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh :
(1) Fosfor (31P) dan belerang (32S)
15 16
(2) Natrium (23Na) dan Magnesium (24Mg) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 12.
11 12
(3) Nitrogen (14N) dan Karbon (13C) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 7.
7 6
55
Atom Nitrogen dan Karbon mempunyai jumlah elektron dan jumlah proton yang
berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang sama yaitu Nitrogen memiliki 7 neutron
dan karbon memiliki 7 neutron.
CONTOH SOAL
Dari 6 pasangan atom-atom berikut ini, tentukan pasangan yang merupakan isotop,
isobar, dan isoton.
39
a. K dan 39Cl
19 17
Pembahasan
39 39
19 K 17Cl
Jumlah proton = 19 Jumlah proton = 17
Jumlah elektron = 19 Jumlah elektron = 17
Jumlah neutron = 39 – 19 Jumlah neutron = 39 – 17
= 20 = 22
Nomor massa = 39 Nomor massa = 39
Kedua unsur memiliki kesamaan pada nomor massa, sehingga tergolong isobar.
31
b. P dan 30S
15 16
Pembahasan
31 30
15 P 16S
Jumlah proton = 15 Jumlah proton = 16
Jumlah elektron = 15 Jumlah elektron = 16
Jumlah neutron = 31 – 15 Jumlah neutron = 30 – 16
= 16 = 14
Nomor massa = 31 Nomor massa = 30
Kedua unsur tidak memiliki kesamaan nomor atom, nomor massa, dan jumlah
neutron, sehingga tidak tergolong dalam isotop, isobar, dan isoton.
15
c. N dan 17O
7 8
Pembahasan
15 17
8O
7 N
Jumlah proton = 7 Jumlah proton = 8
Jumlah elektron = 7 Jumlah elektron = 8
Jumlah neutron = 15 – 7 Jumlah neutron = 17 – 8
= 8 = 9
Nomor massa = 15 Nomor massa = 17
Kedua unsur tidak memiliki kesamaan nomor atom, nomor massa, dan jumlah
neutron, sehingga tidak tergolong dalam isotop, isobar, dan isoton.
56
d. 19
F dan 20Ne
9 10
Pembahasan
19 20
9 F 10Ne
Jumlah proton = 9 Jumlah proton = 10
Jumlah elektron = 9 Jumlah elektron = 10
Jumlah neutron = 19 – 9 Jumlah neutron = 20 – 10
= 10 = 10
Nomor massa = 19 Nomor massa = 20
Kedua unsur memiliki kesamaan pada jumlah neutron, sehingga tergolong isoton.
10
e. B dan 11B
5 5
Pembahasan
10 11
5 B 5B
Jumlah proton = 5 Jumlah proton = 5
Jumlah elektron = 5 Jumlah elektron = 5
Jumlah neutron = 10 – 5 Jumlah neutron = 11 – 5
= 5 = 6
Nomor massa = 10 Nomor massa = 11
Kedua unsur memiliki kesamaan pada nomor atom (Z = p = e), sehingga tergolong
isotop.
105
f. Ag dan 106Cd
47 48
Pembahasan
105 106
48Cd
47 Ag
Jumlah proton = 47 Jumlah proton = 48
Jumlah elektron = 47 Jumlah elektron = 48
Jumlah neutron = 105 – 47 Jumlah neutron = 106 – 48
= 58 = 58
Nomor massa = 105 Nomor massa = 106
Kedua unsur memiliki kesamaan pada jumlah neutron, sehingga tergolong isoton.
57
F. GLOSARIUM
Anode : Logam atau penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang
terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya
Beda Potensial : Perbedaan jumlah elektron yang berada dalam suatu arus listrik
Elektron : Partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai
e⁻
Gaya Gravitasi : Jenis gaya yang dipengaruhi oleh gaya tarik sebuah benda ke pusat
benda tersebut
Inti atom : Pusat atom yang terdiri dari proton dan neutron, dikelilingi oleh Awan
elektron
Isobar : Atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai nomor massa yang sama
Isoton : Atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama
Isotop : Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom yang sama)
tetapi berbeda nomor massanya
Katode : Kutub elektrode dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika kutub
ini bermuatan positif
Magnet : Benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada
di sekitarnya
Neutron : Partikel subatomik yang tidak bermuatan
Partikel alfa : Bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan
kemampuan penetrasinya rendah
Proton : Partikel subatomik, simbol p atau p⁺, dengan muatan listrik positif
muatan elementer dan massa sedikit lebih kecil dari neutron
Radiasi : Energi yang terpancar dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau
gelombang
Sinar X : Salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer dan
memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 keV
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Watoni, A. Haris. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Bandung : CV Yrama
58
Widya
59
KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45
Menit Pertemuan ke : 16
dan 17
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami partikel subatom dan lokasinya pada atom.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
60
Muka.
61
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan konfigurasi elektron menurut model atom Bohr melalui tabel
data beberapa unsur.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron
menurut model atom Bohr dan mendeskripsikan bagian-bagian pada tabel periodik modern.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menuliskan susunan elektron dalam suatu atom ?
Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur modern ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
62
kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai
konfigurasi elektron menurut model atom Bohr dan bagian-bagian yang
terdapat pada sistem periodik unsur.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai konfigurasi elektron
menurut model atom Bohr dan bagian-bagian yang terdapat pada sistem
periodik unsur yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru
terkait dengan konfigurasi elektron menurut model atom Bohr dan bagian-
bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai cara menuliskan konfigurasi elektron menurut model
atom Bohr dengan mengerjakan kolom “Ayo Berlatih” yang terdapat terdapat
pada buku paket halaman 115 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai konfigurasi elektron menurut model atom
Mengembangkan Bohr yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
dan menyajikan pertanyaan pada lembar kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi struktur atom
(Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan
Proses Pemecahan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Jari-jari Atom sebagai Sifat
Keperiodikan Unsur.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
63
64
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis
+1 –1 +1
39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3 +4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +1 +2 +3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
–1 +1 +2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1 +1 +2 +1–1 –1
[Ar] 3dT 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p² [Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p 5 [Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²
Tantalum Tungsten
+1 +2 +3 +1
Hafnium –1
–2 Rhenium +1
Osmium +2
Iridium –1
–3 Platinum Gold Mercury Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Cæsium Barium Lanthanum [Xe] 4f¹ 5d² 6s²
[Xe] 4f¹ª 5d³ 6s²
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s² 5
[Xe] 4f¹ª 5d 6s² –3
–1
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s² –2
+1
[Xe] 4f¹ª 5dT 6s² [Xe] 4f¹ª 5dª 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p³ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p 5 [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª
[Xe] 6s¹ [Xe] 6s² [Xe] 5d¹ 6s²
(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284)(289)(288)(292)(294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4+5+6+7+8
+1 +2 +3
Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²
* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f5 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f¹ 6s² [Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
(237)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 584.7 1.28 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30 619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4+5+6+7+7 +6 +4 +4 +4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3+4+5+6+6
+2+3+4+5+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2
+3+4+4 +3
+3+3 +2
• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV
• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹
alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases
actinides
65
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Bagaimana cara menggambarkan susunan elektron-elektron di dalam suatu atom yang
terdapat pada sistem periodik unsur ?
Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Ayo Berlatih
Carilah data nomor atom dan nomor massa dari unsur aluminium dan unsur kalsium pada tabel sistem pe
Nomor Nomor Kulit ke - Elektron
Unsur
Atom Massa K (1) L (2) M (3) N (4) Valensi
Al
Ca
F) LATIHAN SOAL
Lengkapi tabel data beberapa unsur di bawah ini.
Kulit ke -
Nomor Nomor Elektron
Unsur K L M N O P
Atom Massa Valensi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
F 9 19
Se 34 79
Cs 55 133
Ag 47 108
Cu 29 63,5
Lu 71 175
55
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
56
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
57
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
58
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
59
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
Skor Total = 33
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jumlah maksimum elektron pada kulit M adalah . . . .
A. 2 D. 32
B. 8 E. 50
C. 18
2. Atom kalium dengan nomor atom 19, mempunyai konfigurasi elektron ....
A. 2.8.8.1 D. 10.8.1
B. 2.16.1 E. 2.8.9
C. 2.8.9
3. Perhatikan susunan atom di bawah ini.
17 proton
18 neutron
60
Notasi yang benar untuk atom tersebut adalah….
A.
27X D. 40X
13 18
35
B.
17 X E. 80X
35
C. 17
30 X
62
B. Periode 4, golongan IIB E. Periode 4, golongan IVA
C. Periode 2, golongan IVA
3 B 1
17 proton
18 neutron
63
5 C 1
64
Konfigurasi elektron unsur 17U : 2 8 7
Periode 3
Skor Total = 10
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Mengapa isotop-isotop dari unsur yang sama mempunyai sifat kimia yang sama ?
2. Berdasarkan ketiga pasangan atom berikut, manakah yang mempunyai sifat kimia yang
mirip : Na (Z = 11) dan K (Z = 19) atau C (Z = 6) dan P (Z = 15) atau Ne (Z = 10) dan
Cl (Z = 17). Jelaskan alasannya.
3. Tentukan periode dan golongan unsur A, B, C, D, E, dan F dalam gambar berikut
menurut sistem 8 golongan.
GOLONGAN
PERIODE
A
E
B D
C F
65
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 Isotop merupakan atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor
massa berbeda. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron. Oleh 5
karena itu, meskipun isotop-nya berbeda, namun jumlah elektronnya sama
yang menyebabkan sifat kimia-nya sama.
2 Konfigurasi elektron :
11Na : 2 8 1 19K :2 8 8 1
6C : 2 4 15P :2 8 5 6
10Ne : 2 8 17Cl :2 8 7
Elektron valensi atom natrium sama dengan elektron valensi atom kalium,
1
sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat.
3 Unsur A Unsur D
Periode 2, Golongan IA Periode 4, Golongan IB
Unsur B Unsur E
6
Periode 4, Golongan IIIB Periode 3, Golongan IIIA
Unsur C Unsur F
Periode 5, Golongan VIIIB Periode 5, Golongan VIIIA
Skor Total 18
E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
66
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 a. Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron dalam kulit-kulit atom. 1
b. Jumlah maksimum elektron pada kulit K adalah 2 elektron
Jumlah maksimum elektron pada kulit L adalah 8 elektron 3
Jumlah maksimum elektron pada kulit M adalah 18
elektron
c. Konfigurasi elektron atom helium 1
2He : 2
1
Konfigurasi elektron atom fluorin
9F :2 7
Konfigurasi elektron atom klorin 1
17Cl : 2 8 7
2 a. Elektron valensi adalah elektron pada kulit atom terluar. 1
b. Konfigurasi elektron atom magnesium
12Mg : 2 8 2
2
Konfigurasi elektron atom argon
18Ar : 2 8 8
c. Unsur yang mempunyai sifat kimia sangat berbeda yaitu atom argon
karena elektron valensinya berbeda dengan elektron valensi atom 2
magnesium dan atom kalsium.
Skor Total 13
67
E. KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR
Setelah Kalian memahami posisi proton dan neutron dalam inti atom lalu di manakah posisi
elektron? Elektron berada di luar inti atom namun pada bagian manakah? Bagaimana susunan
elektron pada atom? Pada bab ini dibahas singkat dua teori model atom yang mendasari
konigurasi elektron yaitu teori model atom Niels Bohr dan mekanika kuantum. Persamaan
kedua teori ini adalah menjelaskan posisi dan susunan elektron pada suatu lokasi di luar
nukleus. Apakah perbedaan kedua teori tersebut? Ayo cermati Tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan Teori Model Atom Bohr terhadap Teori Model Atom Mekanika Kuantum
Teori Model Atom
Aspek Teori Model Atom Bohr
Mekanika Kuantum
Pencetus Niels Bohr (1885-1962) Louis de Broglie
Heisenberg
Erwin Schrodinger
Tahun 1913 Dimulai tahun 1900
Keberadaan Elektron berada pada kulit atom / orbit Elektron berada dalam
Elektron / lintasan yang merupakan tingkat d ae ra h p a l i n g
energi elektron. memungkinkan terdapat
Lintasan elektron diasumsikan mirip elektron (disebut orbital).
sistem tata surya Posisi elektron lebih
Kulit atom yang paling dekat nukleus akurat.
(kulit K) mempunyai energi electron
paling rendah. Makin jauh dari nukleus
tingkat energi membesar.
Elektron yang bermuatan negatif
bergerak mengelilingi nucleus yang
bermuatan positif. Selama bergerak
pada lintasannya, maka elektron tidak
menyerap / memancarkan energi.
Elektron yang berpindah dari tingkat
energi tinggi ke tingkat energi rendah
akan memancarkan energi dari
gelombang elektromagnetik. Demikian
pula hal sebaliknya.
Posisi elektron tidak akurat.
Bentuk orbit / Dikemukakan berbentuk elips namun tidak Selain berbentuk bola, ada
Lintasa elektron dideskripsikan dengan jelas. juga bentuk spesiik lainnya
yang dapat dideskripsikan
dengan jelas.
Perilaku Sebagai partikel saja. Sebagai partikel sekaligus
Elektron g e l om ba ng ( d uali sme
68
gelombang partikel).
Efek Tidak dapat menjelaskan efek medan Mampu menjelaskan kedua
Elektromagnetik magnet (Zeeman efect) maupun efek efek tersebut dengan teliti.
medan
listrik (Stark efect).
Bilangan Tidak dapat menjelaskan bilangan Bisa menjelaskan ke-4
Kuantum kuantum. bilangan kuantum sebagai
ciri-ciri elektron yang
spesifik.
Aplikasi Hanya pada atom Hidrogen namun tidak Pada semua ukuran atom baik
pada atom berukuran besar. k ecil , be sa r , ma up
un kompleks.
1. KONFIGURASI ELEKTRON
Model atom Bohr telah memperkenalkan konsep bilangan kuantum n = 1, 2, 3, …..
yang menyatakan orbit. Orbit ini disebut juga kulit atom. Suatu kulit atom dapat
mengandung lebih dari 1 elektron. Susunan elektron dalam kulit-kulit atom dikenal sebagai
konfigurasi elektron. Disini kita akan menyimak konfigurasi elektron untuk atom unsur Z =
3, Z = 11, dan Z = 19.
Kulit atom n = 1, n = 2, n = 3, ….. dinamakan kulit K, L, M, …… Secara umum,
konfigurasi elektron untuk atom unsur-unsur Z ≤ 20 mengikuti aturan berikut :
69
a13deec088e6/eb53d88eb0f08d88c833bed6b30e6455/image_scan.png )
70
a) Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n sama dengan 2n2 (n = nomor kulit atau
bilangan kuantum kulit yang bersangkutan).
Kulit K (n = 1) maksimum 2 x 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 x 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum 2 x 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4) maksimum 2 x 42 = 32 elektron
Kulit O (n = 5) maksimum 2 x 52 = 50 elektron
Kulit P (n = 6) maksimum 2 x 62 = 72 elektron
dst
Catatan :
Meskipun kulit O, P, dan seterusnya dapat menampung lebih dari 32 elektron, kulit-kulit
tersebut belum pernah terisi penuh.
b) Pengisian elektron dimulai dari kulit K, kemudian kulit L, kulit M, dan seterusnya.
c) Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8.
d) Untuk unsur golongan utama, konfigurasi elektronnya dapat ditentukan sebagai berikut.
1) Isi penuh sebanyak mungkin kulit.
2) Tentukan jumlah elektron yang tersisa.
3) Jika jumlah elektron yang tersisa > 32, kulit berikutnya diisi dengan 32 elektron.
Jika jumlah elektron yang tersisa < 32, kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa < 18, kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa < 8, tempatkan semua elektron tersisa pada kulit berikutnya.
Contoh 1
Menuliskan konfigurasi elektron K (Z = 19)
Kulit K dan kulit L dapat terisi penuh, masing-masing dengan 2 dan 8 elektron. Jumlah
elektron yang tersisa : 19 – (2 + 8) = 9 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 18, maka kulit berikutnya, yaitu kulit M akan berisi 8
elektron.
Kini, jumlah elektron yang tersisa : 9 – 8 = 1 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 8, maka semua elektron tersisa ditempatkan pada kulit
berikutnya, yaitu kulit N.
Dengan demikian, konfigurasi elektron kalium adalah :
19K : 2 8 8 1
Contoh 2
Menuliskan konfigurasi elektron At (Z = 85)
Kulit K, L, M, dan N dapat terisi penuh, masing-masing dengan 2, 8, 18, dan 32 elektron.
Jumlah elektron yang tersisa : 85 – (2 + 8 + 18 + 32) = 25 elektron.
71
Karena jumlah elektron yang tersisa < 32, maka kulit berikutnya, yaitu kulit O akan berisi 18
elektron.
Kini, jumlah elektron yang tersisa : 25 – 18 = 7 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 8, maka semua elektron tersisa ditempatkan pada kulit
berikutnya, yaitu kulit P.
Dengan demikian, konfigurasi elektron astatin adalah :
85At : 2 8 18 32 18 7
Konfigurasi elektron unsur-unsur transisi mengikuti pola atau aturan yang lebih rumit dan
akan dibahas pada kelas 11.
Perhatikan konfigurasi elektron beberapa unsur pada tabel berikut.
Tabel 1. Notasi singkat konfigurasi elektron dari unsur dengan Z = 1 sampai Z = 20.
Atom Lambang Nomor Jumlah elektron pada kulit atom Elektron
Unsur Unsur Atom, Z K L M N O Valensi
Hidrogen H 1 1 1
Helium He 2 2 2
Litium Li 3 2 1 1
Berilium Be 4 2 2 2
Boron B 5 2 3 3
Karbon C 6 2 4 4
Nitrogen N 7 2 5 5
Oksigen O 8 2 6 6
Fluorin F 9 2 7 7
Neon Ne 10 2 8 8
Natrium Na 11 2 8 1 1
Magnesium Mg 12 2 8 2 2
Aluminium Al 13 2 8 3 3
Silikon Si 14 2 8 4 4
Fosfor P 15 2 8 5 5
Belerang S 16 2 8 6 6
Klorin Cl 17 2 8 7 7
Argon Ar 18 2 8 8 8
Kalium K 19 2 8 8 1 1
Kalsium Ca 20 2 8 8 2 2
Galium Ga 31 2 8 18 3 3
Kripton Kr 36 2 8 18 8 8
Rubidium Rb 37 2 8 18 8 1 1
Indium In 49 2 8 18 18 3 3
Catatan : Angka yang dicetak tebal menunjukkan jumlah elektron pada kulit terluar
atau disebut elektron valensi.
72
2. ELEKTRON VALENSI
Konfigurasi elektron pada kulit atom terluar paling berperan dalam menentukan sifat kimia
unsur. Elektron pada kulit atom terluar disebut juga elektron valensi. Unsur-unsur dengan
jumlah elektron valensi yang sama mempunyai kemiripan sifat kimia. Simak contoh berikut.
Tabel 2. Hubungan kesamaan elektron valensi dengan kemiripan sifat kimia
Atom Notasi singkat Elektron
Sifat kimia
Unsur konfigurasi elektron Valensi
Unsur F dan Cl sangat reaktif sehingga
F (2.7) 7
di alam hanya ditemukan dalam bentuk
Cl (2.8.7) 7
senyawanya.
Untuk Ne dan Ar tidak reaktif sehingga
Ne (2.8) 8
di alam berada sebagai unsur (berupa
Ar (2.8.8) 8
atom tunggal).
Elektron valensi dari atom unsur-unsur Z ≤ 20 dapat disimak pada tabel 1.
A) PERIODE
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. sistem periodik modern
terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode Jumlah Unsur Nomor Atom
1 2 1–2
2 8 3 – 10
3 8 11 – 18
4 18 19 – 36
5 18 37 – 54
6 32 55 – 86
73
7 32 87 – 118
74
Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan
periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
B) GOLONGAN
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Sistem periodik terdiri
atas 18 kolom vertikal. Terdapat dua cara penamaan golongan, yaitu :
Sistem 8 Golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing
terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B).
unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis
dengan angka Romawi. Golongan-golongan Bterletak antara golongan IIA dan IIIA.
Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertical.
G roup
+1 –1 +1
39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5+6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4+5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3+4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +1 +2+3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
–1 +1+2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1+1 +2 +1 –1 –1
[Ar] 3dT 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p²[Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p 5 [Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²
91.224 92.906 95.95 (98) 102.91 106.42 107.87 112.41 114.82 118.71 121.76 127.60 126.90 131.29
85.468 87.62 88.906 640.1 1.33 652.1 1.60 684.3 2.16 702.0 1.90 710.2 2.20 719.7 2.28 804.4 2.20 731.0 1.93 867.8 1.69 558.3 1.78 708.6 1.96 834.0 2.05 869.3 2.10 1008.4 2.66 1170.4 2.60
403.0 0.82 549.5 0.95 600.0 1.22 +4
+3
+5
+4
+6 +7 +8 +6 +4
+2
+3 +2 +3
+2
+4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3 +5 +6 +7 +5 +2 +2 +3 +5 +5 +6
+2
+1
+2
+1
+3
+2
+4
+3
+5
+4 101.07 +6
+5
+4
+3
+1 +1 –4 –3 +4
+2
+3
+1
+4
+2
–1 +2 +3 +4 +2 –2 –1
+1 +2 +3 +1
(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284)(289)(288)(292)(294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3
Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²
* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f5 6s²[Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4f¹ 6s²[Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
[Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s²
(237)(244)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36584.7
+7
1.28 (243) (247) (247) (251)(252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4 +5 +6 +7 +6 +4 +4+4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3
+2
+4
+3
+5 +6
+4+5
+6
+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2
+3 +4 +4 +3
• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV +3 +3 +2
• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹
alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases
actinides
Sistem 18 Golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi ke dalam 18 golongan , yaitu golongan 1
samapai golongan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak
pada golongan 3 – 12.
75
Kedua cara tersebut diberikan pada gambar 3. Anda sebaiknya menghafalkan hubungan
nomor golongan menurut du acara tersebut.
Semua unsur transisi dalam senyawa sebennarnya menempati golongan IIIB, yaitu
lantanida pada periode 6 dan aktinida pada periode 7. Jadi, golongan IIIB (golongan
3) periode 6 dan 7 masing-masing berisi 15 unsur. Unsur-unsur transisi dalam
memiliki sifat-sifat yang sangat mirip sehingga ditempatkan dalam satu kotak.
CONTOH SOAL
(1) Tentukan letak (periode dan golongan) dari unsur-unsur berikut dalam sistem periodik.
(a) Oksigen (Periode 2, Golongan VIA)
(b) Natrium (Periode 3, Golongan IA)
(c) Titanium (Periode 4, Golongan IVB)
(2) Unsur apakah yang terdapat pada :
(a) Periode 3 golongan IVA (Unsur Si)
(b) Periode 4 golongn IIIB (Unsur Sc)
(c) Periode 5 golongan VIIA (Unsur I)
76
4. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK
Kita telah mempelajari bahwa sifat-sifat tertentu berulang secara periodik ketika unsur
disusun berdasarkan massa atom relatif atau nomor atomnya. Bagaimanakah hal itu dapat
dijelaskan ? Mengapa unsur halogen selalu diikuti oleh suatu unsur gas mulia dan setelah
gas mulia selalu diikuti oleh suatu logam alkali ? pertanyaan tersebut kini dapat dijelaskan,
yaitu berdasarkan konfigurasi elektron. Kini diketahui bahwa sifat-sifat unsur bergantung
pada konfigurasi elektronnya, terutama pada jumlah elektron valensinya. Perhatikan dua hal
berikut ini.
A) Mengapa unsur-unsur segolongan mempunyai kemiripan sifat ?
Seperti yang telah disebutkan, kemiripan sifat-sifat unsur terjadi karena kesamaan
elektron valensi. Ternyata unsur-unsur segolongan mempunyai elektron valensi yang
sama, sehingga menunjukkan kemiripan sifat. Sebagai contoh, perhatikan konfigurasi
elektron unsur golongan IA berikut.
Nomor Kulit
Unsur
Atom K L M N O P Q
H 1 1
Li 3 2 1
Na 11 2 8 1
K 19 2 8 8 1
Rb 37 2 8 18 8 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1
Unsur berikutnya, yaitu Na (nomor atom 11) akan mempunyai 1 elektron valensi,
sehingga mempunyai sifat yang mirip dengan litium, dan seterusnya. Dengan demikian,
dapat dijelaskan mengapa sifat-sifat tertentu berulang secara periodik.
Dari pembahasan diatas, dapat diketahui hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik
dengan konfigurasi elektronnya. Hubungan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
Nomor periode sama dengan jumlah kulit
Nomor golongan sama dengan jumlah elektron valensi (khusus golongan A)
77
Hubungan diatas berlaku untuk semua unsur golongan utama (A), kecuali helium (He) yang
terletak pada golongan VIIIA dan mempunyai elektron valensi 2. Unsur-unsur golongan
transisi dan transisi dalam mempunyai konfigurasi elektron yang rumit. Kedua golongan
unsur ini akan dibahas pada kelas 11.
Oleh karena itu, letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi
elektronnya, atau sebaliknya, konfigurasi elektron dapat ditentukan berdasarkan letak unsur
dalam sistem periodik.
CONTOH SOAL
1. Ditentukan konfigurasi elektron beberapa unsur berikut.
A 2 8 4
X 2 8 8 1
Q 2 8 18 18 7
Tentukan letak masing-masing unsur tersebut dalam sistem periodik.
Pembahasan
Jumlah kulit sama dengan nomor periode
Jumlah elektron valensi sama dengan nomor golongan
Unsur Konfigurasi elektron Periode Golongan
A 2 8 4 3 IVA
X 2 8 8 1 4 IA
Q 2 8 18 18 7 5 VIIA
78
Pembahasan
Menentukan Letak Kulit setiap Unsur
Unsur A terletak pada periode 2, sehingga berakhir pada kulit L
Unsur B terletak pada periode 3, sehingga berakhir pada kulit M
Unsur X terletak pada periode 4, sehingga berakhir pada kulit N
Unsur Q terletak pada periode 5, sehingga berakhir pada kulit O
Kulit
Unsur
K L M N O
A ? 1
B ? ? 5
X ? ? ? 2
Q ? ? ? ? 3
Telah dijelaskan bahwa kulit L akan diisi setelah kulit K penuh,dan kulit M akan diisi
setelah kulit L penuh. Dengan demikian, konfigurasi unsur-unsur diatas dapat
disempurnakan melalui pengisian kulit K dan kulit L sebagai berikut.
Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 ? 2
Q 2 8 ? ? 3
Selanjutnya untuk unsur-unsur periode 4 dan seterusnya berlaku :
Untuk golongan IA dan IIA, kulit kedua terluarnya kan berisi 8 elektron, sedangkan
untuk golongan IIIA sampai dengan golongan VIIIA, kulit kedua terluarnya akan
berisi 18 elektron. Dengan demikian, konfigurasi elektron unsur X dan Q dapat
dilengkapi sebagai berikut.
Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 8 2
Q 2 8 ? 18 3
79
Kulit M dari unsur Q tentu terisi penuh karena kulit N sudah berisi 18 elektron. Dengan
demikian, konfigurasi lengkap dari setiap unsur adalah sebagai berikut.
Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 8 2
Q 2 8 18 18 3
F. GLOSARIUM
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
80
JARI-JARI ATOM SEBAGAI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 4 x 45
Menit Pertemuan ke : 18
dan 19
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami materi nomor atom dan nomor massa ; memahami konfigurasi elektron,
elektron valensi dan jumlah kulit ; memahami letak unsur (golongan dan periode) pada tabel
sistem periodik unsur.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap Muka
81
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menggambarkan kecenderungan jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan
unsur melalui gambar jari-jari atom dalam sistem periodik unsur.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menggambarkan jari-jari atom atau jari-
jari ionik dari suatu unsur pada tabel periodik unsur.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom ?
Apakah jari-jari atom setiap unsur pada sistem periodik memiliki ukuran yang sama ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
82
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan unsur.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai jari-jari atom
sebagai sifat keperiodikan unsur yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan Guru terkait dengan jari-jari atom sebagai sifat
keperiodikan unsur.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan
unsur dengan mengerjakan soal pada aktifitas 5.3 yang terdapat
terdapat pada buku paket halaman 117 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai jari-jari atom sebagai sifat
Mengembangkan keperiodikan unsur yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi
dan menyajikan dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
4. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan
tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab
untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu
Proses Pemecahan ditanyakan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi
berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat
mencapai kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Konsep Struktur
Atom pada Bahasan Nanomaterial – Hubungan antara Ukuran Partikel terhadap Luas
Permukaan.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
83
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)
84
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 5.3
SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis
85
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Apa yang disebut dengan jari-jari atom ?
Bagaimana cara menghitung jari-jari atom ?
Mengapa jari-jari atom setiap unsur dalam sistem periodik memiliki ukuran yang berbeda ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
3._
Ayo Berlatih
Bekerjalah dalam kelompok. Analisislah diagram pada Gambar 1 untuk menjawab
pertanyaan berikut dan komunikasikan hasilnya dalam diskusi kelas.
(1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode (baca : dari kiri ke kanan) jik
86
Ayo Berlatih
(2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan (baca : dari atas ke bawah) j
JAWABAN PERTANYAAN
(1)
(2)_
87
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
88
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
89
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
90
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
2) Tulislah konfigurasi elektron, elektron valensi, jumlah kulit, dan letak unsur-unsur
berikut dalam tabel periodik.
a) O (Z = 8)
b) Ga (Z = 31)
91
2)
Konfigurasi Elektron
Elektron Jumlah
Unsur Z K L M N SPU Skor
Valensi Kulit
(1) (2) (3) (4)
Per : 2
O 8 2 6 6 2 6
Gol : VIA
Per : 4
Ga 31 2 8 18 3 3 4 8
Gol : IIIA
Skor Total : 30
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode (baca : dari kiri ke
kanan) jika dihubungkan dengan bertambahnya nomor atom ?
2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan (baca : dari atas
ke bawah) jika dihubungkan dengan bertambahnya nomor atom. Jelaskan unsur
manakah yang memiliki jari-jari atom terpendek dan manakah yang terpanjang jari-jari
atomnya.
92
Skor Total = 13
93
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Dalam satu periode, jari-jari atom unsur……
A. Bertambah dari bawah ke atas
B. Berkurang dari atas ke bawah
C. Bertambah dari kiri ke kanan
D. Berkurang dari kiri ke kanan
E. Berkurang dari kanan ke kiri
2. Dari unsur-unsur di bawah ini, yang mempunyai jari-jari atom paling besar
adalah……..
A. 1H D. 19K
B. 3Li
E. 37Rb
C. 11Na
3. Jika jari-jari atom unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak (tidak berurutan)
dalam angstrom (Å) adalah : 2,01 ; 1,23 ; 1,57 ; 0,80 ; dan 0,89, maka jari-
jari atom litium adalah………
A. 2,03 D. 0,89
B. 1,57 E. 0,80
C. 1,23
4. Jari-jari atom yang terkecil dimiliki oleh unsur..…
A. O B. F C. Be D. Li E. Ne
5. Jari-jari atom seng (Zn) pada tabel periodik adalah...........pm
A. 145 D. 152
B. 142 E. 156
C. 136
94
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin
kecil.
2 E 1
Notasi Konfigurasi Elektron Jumlah
Unsur K L M N O Kulit
1H 1 1
3Li 2 1 2
11Na 2 8 1 3
19K 2 8 8 1 4
37Rb 2 8 18 8 1 5
4 E 1
Option jawaban pada soal merupakan unsur yang berada
pada periode 2. Berdasarkan teori, dari kiri ke kanan dalam
satu periode, jari-jari atom semakin kecil. Sehingga urutan
jari-jari atom :
Li > Be > O > Fe > Ne
Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
95
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan Kegiatan Belajar
selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang materi Kegiatan Belajar ini,
terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Unsur A dan B berturut-turut mempunyai nomor atom 11 dan 18. Unsur mana yang
mempunyai jari-jari atom lebih besar ? Jelaskan mengapa demikian.
2. Jari-jari atom neon (nomor atom 10) adalah 0,51 Å, dan natrium (nomor atom 11) adalah
1,9 Å. Mengapa natrium mempunyai jari-jari yang jauh lebih besar daripada neon,
sedangkan muatan intinya lebih besar ?
3. Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar ?
a. ion F− atau ion O2−
b. ion Mg+ atau ion Mg2+
Berikan penjelasan untuk setiap kasus tersebut.
5
Jari-jari atom Natrium (1,9 Å) jauh lebih besar daripada jari-jari atom Neon
(0,51 Å). Hal ini disebabkan karena posisi atom Natrium berada dibawah
atom Neon dan atom Natrium berada pada bagian kiri tabel pariodik unsur.
96
3 a. Jari-jari ion F− lebih kecil dibandingkan jari-jari ion O2− karena unsur O 3
berada di sebelah kiri unsur F.
97
b. Jari-jari ion Mg+ lebih besar dibandingkan jari-jari ion Mg2+. Perhatikan
tabel berikut.
Kulit
Ion
K L M 5
12 Mg+ 2 8 1
2+ 2 8
12Mg
Ion Mg+ memiliki 3 kulit, sedangkan ion Mg2+ hanya memiliki 2 kulit.
Skor Total 18
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jari-jari atom unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil
karena……
A. Jumlah kulit atom tidak berubah
B. Massa atom unsur semakin besar
C. Elektron valensi unsur semakin besar
D. Nomor atom unsur semakin bertambah
E. Elektron-elektron unsur semakin sedikit
Urutan jari-jari atom yang benar untuk unsur-unsur dalam satu periode dari
kiri ke kanan yaitu……
A. P > Q > R D. P < U < V
B. Q < T < V E. R < S < T
C. Q > S > P
98
3. Berkut data nomor atom unsur dalam tabel periodik unsur.
Berdasarkan tabel diatas, jari-jari atom paling kecil dimiliki oleh unsur….
A.IB.IIC.IIID.IVE.V
Dalam satu golongan, jari-jari atom semakin bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya…….
Afinitas elektron unsur semakin besar
Unsur semakin mudah melepas elektron
Unsur semakin mudah menarik elektron
Keelektronegatifan unsur semakin bertambah
Energi ionisasi unsur semakin besar
99
elektron semakin besar sehingga jarak keduanya semakin
kecil. Oleh karena itu, jari-jari atom semakin kecil.
Massa atom unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin besar karena nomor atom unsur semakin besar,
artinya jumlah elektron, proton, dan neutron juga semakin
banyak. Akan tetapi, nomor massa unsur tidak berkaitan
dengan jari-jari unsur. Elektron valensi unsur menentukan
golongan unsur dalam tabel periodik.
2 B 1
Kulit
Ion Periode Golongan
K L M N
8P 2 6 2 VI A
11Q 2 8 1 3 IA
13R 2 8 3 3 III A
17S 2 8 7 3 VII A
20T 2 8 8 2 4 II A
31U 2 8 18 3 4 IIIA
36V 2 8 18 8 4 VIII A
10
0
5 B 1 Semakin besar jari-jari atom dalam satu golongan, jarak
elektron dengan inti semakin jauh sehingga unsur semakin
mudah melepas elektron dan energi ionisasinya semakin kecil.
Afinitas elektron unsur semakin kecil dan keelektronegatifan
semakin berkurang. Jadi, unsur semakin sukar menarik
elektron.
Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
10
1
E. JARI-JARI ATOM SEBAGAI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
1. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Nilai jari-jari atom dari
unsur-unsur dalam sistem periodik dapat disimak pada gambar berikut.
Pada gambar 3 ditunjukkan kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik. Berdasarkan
gambar tersebut dapat disimpulkan kecenderungan jari-jari atom sebagai berikut.
10
2
Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin besar.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil.
Dalam satu golongan, terlihat bahwa pengaruh jumlah kulit lebih menentukan. Dari atas ke
bawah jumlah kulit bertambah sehingga mengakibatkan pertambahan jari-jari atom. Dalam
satu periode, jumlah kulit sama, tetapi muatan inti semakin besar. Akibatnya, gaya Tarik inti
bertambah sehingga jari-jari atom semakin kecil.
CONTOH SOAL
Diantara unsur-unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut dengan nomor atom 2, 9, 12, 15, dan
19, unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom paling besar ?
Pembahasan
Letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan dari konfigurasi elektronnya.
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron Periode Golongan
A 2 2 1 VIIIA
B 9 27 2 VIIA
C 12 28 2 3 IIA
10
3
10
4
D 15 28 5 3 VA
E 19 28 8 1 4 IA
Jadi, posisi relatif unsur-unsur itu dalam sistem periodik adalah sebagai berikut.
Periode IA IIA VA VIIA VIIIA
1 A
2 B
3 C D
4 E
Unsur yang mempunyai jari-jari atom paling besar adalah E, karena terletak paling kiri dan
paling bawah.
2. JARI-JARI ION
Ion (tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau penyerapan
elektron. Ion positif (kation) terjadi karena pelepasan elektron, sedangkan ion negatif
(anion) terjadi karena penyerapan elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara
nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai
jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar.
8e
8e
1e
Atom Na+, r = 0,99 Å
7e
2e 2e
8e 8e
8e
Untuk membandingkan jari-jari ion positif dengan jari-jari atom netralnya, marilah
kita perhatikan jari-jari atom Natrium (Na) dan jari-jari ion Na+. Ion Na+ mempunyai jari-
jari yang lebih kecil karena faktor :
1) Berkurangnya jumlah kulit atom. Atom Na mempunyai 3 kulit, sedangkan ion Na+
hanya mempunyai 2 kulit.
2) Berkurangnya tolak-menolak antarelektron.
3) Berkurangnya jumlah elektron yang melindungi elektron pada kulit terluar terhadap
tarikan inti. Pada atom natrium, elektron kulit terluar (pada kulit M) dilindungi oleh 10
elektron (yaitu elektron pada kulit K dan kulit L). sementara itu, elektron kulit terluar
pada ion Na+ (yaitu elektron pada kulit L) hanya dilindungi oleh 2 elektron (elektron
kulit L). Semakin banyak elektron yang melindungi, semakin lemah gaya tarik inti
yang dialami
elektron valensi. Jadi, elektron pada kulit L mengalami tarikan inti yang jauh lebih besar
daripada elektron pada kulit M.
Selanjutnya, untuk membandingkan jari-jari ion negatif terhadap jari-jari atomnya, marilah
kita perhatikan jari-jari atom klorin (Cl) dan jari-jari ion klorida (Cl−). Ion klorida
mempunyai jari-jari yang lebih besar karena beberapa faktor berikut :
1) Pertambahan jumlah elektron menyebabkan tolak-menolak antarelektron bertambah
2) Efek perlindungan yang dialami elektron valensi selalu sama
CONTOH SOAL
Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar ?
a. Atom Na atau atom Mg
b. Ion F− atau ion Cl−
c. Ion Al2+ atau ion Al3+
Pembahasan
a. Jari-jari atom Na lebih besar dibandingkan jari-jari atom Mg karena unsur Na berada di
sebelah kiri unsur Mg (dalam satu periode).
b. Jari-jari ion F− lebih kecil dibandingkan jari-jari ion Cl− karena unsur Cl berada di
bawah unsur F (dalam satu golongan).
c. Jari-jari ion Mg+ lebih besar dibandingkan jari-jari ion Mg2+. Perhatikan tabel berikut.
Kulit
Ion
K L M
2+ 2 8 1
13Al
3+ 2 8
13Al
Ion Al2+ memiliki 3 kulit, sedangkan ion Al3+ hanya memiliki 2 kulit.
F. GLOSARIUM
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wulandari, T. Erna. dkk. (2016). Kimia SMA kelas X semester 1. Klaten : Intan Pariwara
KONSEP STRUKTUR ATOM PADA BAHASAN NANOMATERIAL
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit
Pertemuan ke : 20, 21, dan 22
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami materi nomor atom dan nomor massa ; memahami konfigurasi elektron,
elektron valensi dan jumlah kulit ; memahami letak unsur (golongan dan periode) pada tabel
sistem periodik unsur ; menentukan urutan ukuran jari-jari atom atau ion pada sistem periodik
unsur.
C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
D. SARANA PRASARANA
HP / Komputer / Laptop
Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara ukuran partikel terhadap luas
permukaan melalui aktivitas potongan selembar kertas.
2. Peserta didik mampu menerapkan konsep struktur atom pada bahasan nanomaterial melalui
proyek.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara ukuran
partikel terhadap luas permukaan dan menerapkan konsep struktur atom pada bahasan
nanomaterial.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Tahukah kalian bahwa teknologi nano sangat berperan penting dalam pandemic covid 19 ?
2. Tahukah kalian bahwa rangka sepeda dan alat olahraga yang ringan terbuat dari Karbon
hasil teknologi nano ?
3. Tahukan kalian, karbon dalam wujud grafit yang sering kita temukan pada pensil memiliki
karakteristik yang tidak keras dan mudah sekali patah. Namun, saat karbon dibuat
menjadi nanomaterial seperti carbon nanotube (CNT), sifat mekanisnya berubah menjadi
sangat kuat melebihi baja, namun lebih ringan dan memiliki elastisitas yang tinggi ?
D. KEGIATAN PEMBEJARAN
1. PERTEMUAN KE-20
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)
Aktivitas 5.4
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Ayo Berlatih
Bekerjalah dalam kelompok. Analisislah diagram pada Gambar 1 untuk menjawab pertanyaan beri
Tuliskan 2 contoh sifat yang sangat berbeda antara materi skala nano dengan materi skala makro
Pada ukuran berapakah semakin jelas terlihat sifat spesifik dari atom atau molekul ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
Proyek
SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis
21 39
Sc Y
57 58 59 60 61 62 63
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu
64 65 66 67 68 69 70 71
Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
Gambar 2. Unsur-Unsur Logam Tanah Jarang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), menyatakan bahwa sudah ada
pilot plant di Bangka milik PT Timah Tbk untuk pemisahan logam tanah jarang yang
berasal dari pasir monasit. Pasir monasit merupakan hasil samping dari penambangan
bijih timah yang bersifat radioaktif sehingga harus mendapat rekomendasi dari BATAN.
Secara komersial logam tanah jarang dan paduannya banyak digunakan pada
perangkat elektronik seperti memori komputer, DVD, ponsel, catalytic converter,
magnet, lampu neon, dan baterai isi ulang. Banyak baterai isi ulang yang dibuat dengan
senyawa logam tanah jarang. Permintaan baterai didorong oleh kebutuhan untuk
pembuatan perangkat elektronik portabel seperti komputer portabel dan kamera.
Sejumlah senyawa tanah jarang juga diperlukan sebagai sumber daya pada setiap
kendaraan listrik dan kendaraan listrik hibrida. Harapannya adalah produksi logam
tanah jarang ikut mampu berkontribusi dalam industri elektronik, baterai, dan untuk
mendukung program mobil
listrik.
PERTANYAAN
Apa sajakah pemanfaatan dari Logam Tanah Jarang selain industri elektronik ?
Jenis Logam Tanah Jarang apa yang digunakan dalaam pembuatan baterai ?
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
2.
PERTANYAAN
1. Tuliskan lima lambang unsur yang termasuk LTJ beserta nomor atom dan nomor
massanya.
2. Deskripsikan partikel subatom (jumlah proton, neutron, dan elektron pada unsur-
unsur LTJ tersebut.
3. Tuliskan konigurasi elektron masing-maisng unsur yang Kalian pilih menurut
diagram teori model atom Bohr (lihat contoh Tabel 5.4 pada buku cetak halaman
112 ).
4. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik unsur (terkait
golongan dan periodenya) ?
5. Bagaimana caranya agar unsur-unsur tersebut dapat digunakan sebagai
nanomaterial ? Jelaskan konsep yang mendasarinya.
Buatlah infografis dari bahan yang mudah Kalian dapatkan. Infografis bisa berupa
digital maupun nondigital. Bentuk digital bisa berupa poster, powerpoint, Instagram,
tiktok, dan video. Bentuk nondigital disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia
misalnya laporan tertulis, majalah dinding, atau kliping.
Komunikasikan produk hasil kerja kelompok Kalian di media sosial, lisan dalam kelas,
maupun tertulis disesuaikan dengan kondisi Kalian.
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 6329Cu b. 127
53I
2) Berdasarkan ketiga pasangan atom berikut, manakah yang mempunyai sifat kimia
yang mirip : Na (Z = 11) dan K (Z = 19) atau C (Z = 6) dan P (Z = 15) atau Ne (Z =
10) dan Cl (Z = 17). Jelaskan alasannya.
3) Jari-jari atom neon (nomor atom 10) adalah 0,51 Å, dan natrium (nomor atom 11)
adalah 1,9 Å. Mengapa natrium mempunyai jari-jari yang jauh lebih besar daripada
neon, sedangkan muatan intinya lebih besar ?
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan lima lambang unsur yang termasuk LTJ beserta nomor atom dan nomor
massanya.
2) Deskripsikan partikel subatom (jumlah proton, neutron, dan elektron pada unsur-unsur
LTJ tersebut.
3) Tuliskan konigurasi elektron masing-maisng unsur yang Kalian pilih menurut diagram
teori model atom Bohr (lihat contoh Tabel 5.4 pada buku cetak halaman 112 ).
4) Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik unsur (terkait golongan dan
periodenya) ?
5) Bagaimana caranya agar unsur-unsur tersebut dapat digunakan sebagai nanomaterial ?
Jelaskan konsep yang mendasarinya.
PEMBAHASAN DAN SKOR
No. Pembahasan Skor
1
No. Nama Unsur Notasi
1 Skandium 45
21Sc
2 Yttrium 89
39Y
3 Lantanum 139
57La
4 Cerium 140
58Ce
5 Praseodymium 141
59Pr
6 Neodymium 144
60Nd
7 Promethium 145
61Pm
8 Samarium 150 5
62Sm
9 Europium 152
63Eu
10 Gadolinium 157
64Gd
11 Terbium 159
65Tb
12 Dysprosium 163
66Dy
13 Holmium 165
67Ho
14 Erbium 167
68Er
15 Thulium 169
69Tm
16 Ytterbium 173
70Yb
17 Lutetium 175
71Lu
2
Partikel
No. Nama Unsur Notasi
p n 𝒆−
1 Skandium 45
21Sc 21 45 – 21 = 24 21
2 Yttrium 89
39Y 39 89 – 39 = 50 39
3 Lantanum 139
57La 57 139 – 57 = 82 57
4 Cerium 140
58Ce 58 140 – 58 = 82 58
5 Praseodymium 141
59Pr 59 141 – 59 = 82 59
6 Neodymium 144
60Nd 60 144 – 60 = 84 60
7 Promethium 145
61Pm 61 145 – 61 = 84 61 15
8 Samarium 150
62Sm 62 150 – 62 = 88 62
9 Europium 152
63Eu 63 152 – 63 = 89 63
10 Gadolinium 157
64Gd 64 157 – 64 = 93 64
11 Terbium 159
65Tb 65 159 – 65 = 94 65
12 Dysprosium 163
66Dy 66 163 – 66 = 97 66
13 Holmium 165
67Ho 67 165 – 67 = 98 67
14 Erbium 167
68Er 68 167 – 68 = 99 68
15 Thulium 169
69Tm 69 169 – 69 = 100 69
16 Ytterbium 173
70Yb
70 173 – 70 = 103 70
17 Lutetium 175
71Lu 71 175 – 71 = 104 71
4
Letak
No. Nama Unsur Notasi Skor
Golongan Periode
1 Skandium 45
21Sc
III B 4 2
2 Yttrium 89
39Y
III B 5 2
3 Lantanum 139
57La
III B 6 2
4 Cerium 140
58Ce
III B 6 2
5 Praseodymium 141
59Pr
III B 6 2
6 Neodymium 144
60Nd
III B 6 2
7 Promethium 145
61Pm
III B 6 2
8 Samarium 150
62Sm
III B 6 2
9 Europium 152
63Eu III B 6 2
10 Gadolinium 157
64Gd III B 6 2
11 Terbium 159
65Tb III B 6 2
12 Dysprosium 163
66Dy
III B 6 2
13 Holmium 165
Ho III B 6 2
67
Kulit
No. Nama Unsur Notasi Skor
K L M N O P
1 Skandium 45
21Sc 2 8 8 3 4
2 Yttrium 89 2 8 18 8 3 5
39Y
3 Lantanum 139
57La 2 8 18 18 8 3 6
4 Cerium 140 2 8 18 18 8 4 6
58Ce
5 Praseodymium 141
59Pr 2 8 18 18 8 5 6
6 Neodymium 144
60Nd
2 8 18 18 8 6 6
7 Promethium 145
61Pm 2 8 18 32 1 5
8 Samarium 150 2 8 18 32 2 5
62Sm
9 Europium 152
63Eu 2 8 18 32 3 5
10 Gadolinium 157
64Gd 2 8 18 32 4 5
11 Terbium 159
65Tb 2 8 18 32 5 5
12 Dysprosium 163 2 8 18 32 6 5
66Dy
13 Holmium 165
67Ho 2 8 18 32 7 5
14 Erbium 167 2 8 18 32 8 5
68Er
15 Thulium 169 2 8 18 32 8 1 6
69Tm
16 Ytterbium 173 2 8 18 32 8 2 6
70Yb
17 Lutetium 175 2 8 18 32 8 3 6
71Lu
14 Erbium 167
68Er
III B 6 2
15 Thulium 169
69Tm III B 6 2
16 Ytterbium 173
70Yb
III B 6 2
17 Lutetium 175
71Lu
III B 6 2
5
Sintesis nanomaterial antara lain dapat dilakukan dengan metode :
1) top-down yaitu sintesis secara fisika. Pada metode ini partikel besar
dipecah menjadi partikel berukuran nanometer ;
4
2) botom-up yaitu proses sintesis nanopartikel secara kimia dengan
melibatkan reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga
dihasilkan material lain yang berukuran nanometer.
Konsep perubahan sifat material pada ukuran nano didasari oleh dua aspek
yaitu :
1) Ukuran material ;
2
2) Luas permukaan material.
Skor Total 66
Gambar 3. Hubungan Jari-Jari Atom Terhadap Letak Unsur pada Tabel Periodik
(https://cnx.org/resources/1244eb3d86cd0d55eae35c418fe44447025a01e4/CNX_Chem_06_05_Radiigra
ph.jpg )
Perhatikan graik pada Gambar 3. Analisis grafik tersebut dalam kerja kelompok lalu
diskusikan untuk menjawab pertanyaan berikut :
1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu
golongan dengan bertambahnya nomor atom.
2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu
periode dengan bertambahnya nomor atom.
3) Jelaskan kecenderungan jari-jari atom logam transisi pada periode ke-4 dan ke-5.
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 Kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu golongan adalah
makin besar karena bertambahnya kulit atom. Bertambahnya kulit atom
3
berarti juga bertambahnya nomor atom. Kulit atom yang lebih banyak akan
menambah panjang jarak antar inti atom terhadap elektron valensi.
2 Kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu periode akan
makin kecil karena bertambahnya nomor atom. Alasan untuk hal ini adalah
meskipun jumlah kulit atomnya sama namun bertambahnya nomor atom
menunjukkan jumlah proton juga bertambah. Proton bermuatan positif dan 7
terdapat dalam inti atom. Gaya tarik menarik inti atom terhadap elektron
valensi yang bermuatan negatif menjadi lebih kuat sehingga jari-jari atom
menjadi lebih pendek.
3 Kecenderungan jari-jari atom logam transisi pada:
a) Periode ke-4
dari nomor atom 21 ke nomer atom 28 cenderung sedikit memendek
kemudian naik sedikit pada nomer atom 29 dan 30 karena efek perisai.
Efek ini disebabkan adanya gaya tolak-menolak elektron yang berada 5
pada kulit yang lebih dekat ke inti atom. Gaya tolak ini menyebabkan
muatan positif inti berkurang. Hal ini akan menghalangi gaya tarik inti
atom itu terhadap elektron di kulit terluar.
b) Periode ke-5
dari nomor atom 39 ke nomer atom 44 cenderung sedikit memendek
kemudian naik perlahan pada nomer atom 45 hingga 48 karena efek
perisai. Efek ini disebabkan adanya gaya tolak-menolak elektron yang 5
berada pada kulit yang lebih dekat ke inti atom. Gaya tolak ini
menyebabkan muatan positif inti berkurang. Hal ini akan menghalangi
gaya tarik inti atom itu terhadap elektron di kulit terluar.
Skor Total 20
Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
15%
15%
Logam tanah jarang baru-baru ini mendapatkan perhatian basar dari para ilmuwan di dunia.
Gambar 4 menampilkan penerapan logam tanah jarang di berbagai bidang. Pilihlah salah
satu bidang lalu carilah berbagai sumber informasi terkait bidang itu. Analisislah sumber
informasi tersebut kemudian buatlah ringkasan dengan kalimat yang Kalian susun sendiri.
Kemukakan hasilnya secara lisan di depan kelas.
Konsep perubahan sifat material pada ukuran nano didasari oleh dua aspek yaitu ukuran
material dan luas permukaan material.
3. UKURAN MATERIAL
Kalian telah mempelajari bahwa salah satu sifat keperiodikan unsur adalah jari-jari atom.
Ukuran atom ditentukan oleh jari-jarinya. Semakin pendek jari-jari atom maka ukuran atom
makin kecil. Material yang merupakan gabungan atom jika direduksi menjadi skala nano
dapat menunjukkan sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang ditampilkan
pada skala makro. Ukuran skala nano (1-100 nm) merupakan ukuran partikel dimana efek
kuantum menentukan perilaku dan karakteristik partikel. Pada skala ini, sifat material sangat
dipengaruhi ukuran. Sifat nanomaterial seperti titik lebur, konduktivitas listrik,
permeabilitas magnetik, warna, dan reaktivitas kimia merupakan fungsi dari ukuran partikel.
Contohnya antara lain (1) tembaga adalah zat buram namun bisa menjadi transparan (2)
platina adalah bahan inert yang berubah menjadi katalis (3) aluminium merupakan bahan
yang sulit terbakar ternyata dapat menjadi mudah terbakar (4) emas yang tadinya padatan
dapat berubah menjadi cairan pada suhu kamar (5) silikon yang bersifat isolator ternyata
dapat bersifat konduktor.
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Waresindo, William. (2019). Review of Introduction Chapter on Nanomaterial, Nanoscience
and Nanotechnology Books. Bandung : Bandung Institute of Technology.
Sukiyo. (2016). Uniknya Nanomaterial. [Online]. Diakses : http://www.bbk.go.id/index.php/berita/view/119/Uniknya-
Nanomaterial [08 Januari 2022]