Anda di halaman 1dari 430

SEKOLAH

PENGGERAK
MODUL AJAR BAB
3
“Kimia Hijau dalam
Pembangunan
Berkelanjutan 2030”

ALOKASI WAKTU : 10 x 45
MENIT

5 KALI PERTEMUAN

Kata Kunci
 Ledakan bahan kimia

 Proses kimia
 Reaksi kimia
 Pengertian kimia hijau
 Pentingnya kimia hijau
 Prinsip kimia hijau
 Atom
 Molekul
 Persamaan reaksi kimia
 Proses kimia
 Agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 PBB
 Biosolar B-30

Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan
konsep kimia dalam kehidupan sehari-
hari dan menerapkan konsep kimia
dalam pengelolaan lingkungan.
PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :1

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : Memahami atom sebagai dasar penyusun materi, Mengklasifikasikan partikel penyusun
atom, Memahami penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom (Teori Niels Bohr),
Menuliskan notasi suatu atom, Menghitung jumlah proton, elektron, dan neutron berdasarkan
notasi suatu atom, Menentukan letak suatu unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi elektron
Niels Bohr, Memahami prinsip pembentukan molekul (Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen).

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan pentingnya kimia hijau melalui artikel
ledakan pabrik kimia

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui pengertian kimia hijau dan
pentingnya kimia hijau dalam membantu melestarikan lingkungan ; mengetahui proses kimia
serta reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara melestarikan lingkungan melalui proses kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai
pencemaran yang terjadi pada lingkungan ? Bagaimana cara mengatasi
pencemaran yang terjadi pada lingkungan ?
STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN
Guru meminta peserta didik mengamati gambar ledakan pabrik kimia yang
terlampir pada LKPD.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya : 15 Menit
1. Apakah ledakan pabrik kimia yang terjadi memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan dan makhluk hidup ? Jika Ya, jelaskan.
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan agar tetap
aman dan lestari ?
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
KEGIATAN INTI

Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,


90 Menit
mengamati LKPD
Peserta didik dalam kelompok mencermati gambar ledakan pabrik kimia
yang terdapat pada awal bab, lalu melihat dampak yang ditimbulkan oleh
fenomena tersebut.
Peserta didik dalam kelompok mencari cara desain produk kimia dan
prosesnya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-
bahan kimia yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan
sekitar melalui jurnal kimia hijau.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
guru terkait dengan pentingnya kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual untuk
menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum dipahami dari
masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru mempersilahkan peserta
didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan
tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari
pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah
dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan sehari-hari
berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca literatur dan 5 Menit
mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara 5 Menit
lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait kimia hijau.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang
PENUTUP 10 Menit
Prinsip Kimia Hijau dalam Mendukung Upaya Pelestarian Lingkungan
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 3.1
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis

A) STIMULUS
Amatilah gambar ledakan pabrik kimia berikut.

Gambar 1. Ledakan Pabrik Kimia


Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken.
(2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X.

Sebuah pabrik kimia yang berada di Kota Cilegon, meledak dengan mengeluarkan
suara yang sangat keras. Kepulan asap hitam pekat, bau gas kimia menyengat sangat
mengganggu pernafasan warga yang mengeluhkan mata perih dan susah bernafas usai suara
ledakan itu. Akibatnya, warga yang lokasinya berada tidak jauh dari pabrik kimia tersebut
harus mengungsi.
Diduga bahan kimia yang bocor adalah formalin dengan rumus kimia CH2O. Menurut
www.pom.go.id, pada umumnya larutan formalin 37% dalam air digunakan sebagai bahan
baku pada industri panel kayu, seperti kayu lapis, papan partikel, papan serat berkerapatan
sedang, perlengkapan rumah tangga, dan lem emulsi yang dapat digunakan secara luas di
berbagai industri.
B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, tuliskan beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
1.

2.

C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) PEMBUKTIAN

Baca dan analisis artikel berikut lalu jawablah pertanyaan yang ada di bagian bawah artikel ini.
Dirgha Raj Joshi and Nisha Adhikari. 2019. Green Chemistry : Beginning, Recent Progress, and Future
Green Chemistry atau kimia hijau berhubungan dengan bagaimana mendesain produk
kimia dan prosesnya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan tempat kita tinggal. Bahaya
di sini bisa berupa ledakan isik, sifat mudah terbakar, toksikologi-mutagenik,
karsinogenik, termasuk perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, pencemaran
lingkungan lainnya, dan paparan kimia. Efek zat berbahaya terhadap lingkungan, air,
udara, makanan, pertanian, perubahan iklim, dan banyak lagi bahaya di setiap sudut
lingkungan membuat kita semakin waspada untuk lebih fokus dan mempraktikkan
konsep yang lebih hijau.
Dalam konsep kimia untuk pengembangan berkelanjutan, kita harus selalu memikirkan
pilihan yang lebih aman dan lebih baik pada pilihan bahan maupun proses kimia.
Penggantian kloroluorokarbon dengan hidrokloroluorokarbo n (HCl FC) dan
hidroluorokarbon (HFC) yang lebih aman mencegah risiko besar terkait lapisan ozon
bumi tempat kita tinggal. Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan
pengembangan pestisida yang lebih aman bagi lingkungan membuat perubahan besar.
Meskipun banyak pendekatan dilakukan dari banyak sisi, namun setiap individu perlu
berpikir bahwa rumah, ruang tidur, dan dapur mereka sendiri haruslah lebih aman dan
mengurangi bahaya paparan bahan kimia di sekitar kita. Hal-hal ini membuat kita
menjadi lebih bertanggung jawab sebagai masyarakat global.

https://www.researchgate.net/publication/334163727_GREEN_CHEMISTRY_BEGIN
NING_RECENT_PROGRESS_AND_FUTURE_CHALLENGES

E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
F) SOAL LATIHAN

JAWABLAH BEBERAPA PERTANYAAN BERIKUT.


Simpulkan pengertian kimia hijau dengan kritis dan kreatif.
Tuliskan 3 proses kimia yang terjadi pada lingkungan ?
Tuliskan persamaan reaksi kimia pada setiap proses kimia yang terjadi ?
Bagaimana mengkaitkan proses kimia yang terjadi dengan upaya pelestarian lingkungan ?
Simpulkan apakah pentingnya kimia hijau dengan kritis dan kreatif.

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

3.

4.

5.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

8
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

9
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

10
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Perhatikan gambar struktur atom berikut ini.

Partikel penyusun atom yang ditandai dengan angka 1, 2, dan 3


adalah….
a. Proton, neutron, dan elektron d. Neutron, proton, dan elektron
b. Proton, elektron, dan neutron e. Elektron, neutron, dan proton
c. Elektron, proton, dan neutron
2. Perhatikan gambar struktur atom dan pernyataan-pernyataan berikut ini.

11
i. Elektron mengelilingi inti atom terdiri atas dua kulit (orbit)
ii. Atom bersifat netral karena jumlah proton sama dengan jumlah
elektron
iii. Kelebihan jumlah elektron dibandingkan dengan jumlah proton
menyebabkan atom bermuatan negatif.
Pernyataan yang tepat adalah…….
a. i, ii, dan iii d. ii dan iii
b. i dan ii e. Tidak ada penyataan yang tepat
c. i dan iii

3. Perhatikan tabel berikut.


Nama Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur Unsur Proton Elektron Neutron
Berilium 9
4 Be 4 4 5
Magnesium 24
12 Mg 12 y 12
Fluor 19
9F x 9 10
Neon 20
10 Ne 10 10 10
Argon 40
18 Ar 18 18 z
Lambang x, y, dan z berturut-turut adalah….
a. 12, 9, dan 22 d. 9, 22, dan 12
b. 12, 22, dan 9 e. 22, 12, dan 9
c. 9, 12, dan 22
4. Perhatikan struktur atom Neon dibawah ini.

Atom Neon pada Sistem Periodik Unsur terletak pada……


a. Golongan V A, periode 2 d. Golongan VIII A, periode 2
b. Golongan VI A, periode 2 e. Golongan VII A, periode 2
c. Golongan VII A, periode 3
5. Kaca memiliki kesamaan sifat dengan keramik yaitu sama-sama
mudah pecah bila terjatuh atau dipukul. Meskipun demikian ada
perbedan antara keduanya. Kaca merupakan benda bening yang
tembus pandang, sedangkan keramik tidak dapat ditembus oleh
cahaya. Perbedaan sifat kaca dan keramik lebih disebabkan oleh….

12
a. Molekul penyusun keramik dan kaca adalah sama, tetapi berbeda
komposisi atau perbandingan jumlah partikel
b. Keduanya disusun dari molekul yang sama, tetapi ada perbedaan
ikatan antar molekul
c. Ikatan molekul penyusun kaca lebih kuat dibandingkan ikatan
molekul keramik
d. Keduanya disusun dari molekul-molekul dari unsur yang berbeda
e. Terdiri dari unsur sejenis namun memiliki struktur yang berbeda
6. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah proton yang
dimiliki oleh atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan nomor atom suatu
unsur.
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom menunjukkan jumlah
neutron yang dimiliki atom suatu unsur.
Pernyataan yang tepat adalah….
a. 1), 2) dan 3) c. 1) dan 3) e. 1 saja
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)

7. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini.


1) Hanya atom-atom dari unsur gas mulia ditemukan sangat stabil.
2) Atom-atom mencari kestabilan dengan berikatan dengan atom-
atom dari unsur lain.
3) Kebanyakan unsur di alam ini ditemukan dalam keadaan mandiri,
tidak berikatan dengan unsur lainnya.
Pernyataan yang tepat adalah….
a. 1), 2) dan 3) c. 1) dan 3) e. 1 saja
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)

8. Perhatikan senyawa berikut ini.


1) CO2 3) MgCl2
2) CH4 4) NaCl
Yang merupakan contoh ikatan ionik adalah….
a. 1) dan 2) c. 2) dan 3) e. 1) dan 4)
b. 1) dan 3) d. 3) dan 4)

9. Prinsip kimia hijau dikembangkan oleh.....


a. Paul Anastas dan Herry
b. John C Warner dan Augusto
c. Paul Anastas dan John C. Warner
d. John C. Warner dan Herry

13
e. Augusto dan Herry
10. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau
yaitu……
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
b. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia
hijau
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya
terhadap lingkungan
d. Penggunaan bahan baku komersial
e. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Nomor 1 menunjukkan Neutron
Nomor 2 menunjukkan Proton
Nomor 3 menunjukkan Elektron
2 C 1 Pernyataan i (TEPAT)
Elektron mengelilingi inti atom terdiri atas dua kulit
(orbit)
Pernyataan ii (BELUM TEPAT)
Atom bersifat netral karena jumlah proton sama
dengan jumlah elektron, SEHARUSNYA proton
berjumlah 2 dan elektron berjumlah 3 sehingga atom
bermuatan negatif.
Pernyataan iii (TEPAT)
Kelebihan jumlah elektron dibandingkan dengan
jumlah proton menyebabkan atom bermuatan negatif.

3 C 1 24
12 Mg
19
9 F
40
Ar
18
p = 12 p = 9 (x) p = 18
e = 12 (y) e = 9 e = 18
n = 12 n = 10 n = 40 – 18
= 22 (z)
4 D 1 Elektron pada kulit terluar (kulit ke 2) sebanyak 8
elektron, sehingga atom neon berada pada golongan
VIII A.
Sebanyak 2 kulit atom yang menunjukkan bahwa aton
neon berada pada periode ke 2 dalam sistem periodik
unsur.

14
5 E 1 UNSUR PENYUSUN KERAMIK
Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral
yang terdapat di alam berupa batuan maupun
pelapukan dari batuan. Jenis oksida tersebut yaitu
SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O dan Na2O.
Oksida-oksida ini banyak terdapat pada tanah liat
(lempung), yang terdapat dalam bentuk batuan adalah
feldspar, kwarsa dan batu kapur. Bahan baku keramik
yang banyak digunakan adalah :
1) Tanah liat
2) Feldspar
3) Kwarsa
4) Batu Kapur

UNSUR PENYUSUN KACA


Dari segi kimia, kaca merupakan gabungan dari
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan
peleburan senyawa alkali serta alkali tanah, pasir serta
berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat
yang khas dibanding dengan golongan keramik
lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) serta proses
pembentukannya.
Untuk membuat berbagai jenis kaca, digunakan pasir
kaca dalam jumlah yang besar. Sebagai fluks bagi
silika ini, dipakai soda abu, kerak garam, batu
gamping serta gamping. Di samping itu, banyak pula
dipakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium
karbonat), saltpeter, boraks, asam borat, asam
trioksida, feldspar, dan fluorspar bersama berbagai
jenis oksida, karbonat serta garam-garam logam lain
untuk membuat kaca berwarna. Dalam operasi
penyelesaian, banyak pula dipakai berbagai produk
lain seperti abrasif serta asam fluorida.

KESIMPULAN
Kaca adalah padatan amorf yang tidak memiliki
struktur atom periodik jarak jauh, dan ini
menunjukkan perilaku transisi kaca sedangkan
keramik adalah bahan non logam anorganik yang
mengeras pada suhu tinggi.
Perbedaan utama antara kaca dan keramik adalah
15
16
bahwa keramik memiliki struktur atom kristalin atau
semi-kristalin atau non-kristalin sedangkan struktur
atom kaca adalah non-kristalin.
Meskipun kaca memiliki struktur atom yang berbeda,
tetapi keras, kaku, rapuh, dan tahan terhadap
konduksi termal, korosi kimiawi, dan konduksi listrik
seperti kebanyakan keramik.
6 D 1 1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah
proton yang dimiliki oleh atom.
SEHARUSNYA
Nomor massa suatu atom menunjukkan
penjumlahan massa proton dan massa neutron
dalam suatu atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan
nomor atom suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom
menunjukkan jumlah neutron yang dimiliki atom
suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
7 B 1 1) Hanya atom-atom dari unsur gas mulia ditemukan
sangat stabil.
(PERNYATAAN TEPAT)
2) Atom-atom mencari kesetabilan dengan berikatan
dengan atom-atom dari unsur lain.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Kebanyakan unsur di alam ini ditemukan dalam
keadaan mandiri, tidak berikatan dengan unsur
lainnya.
SEHARUSNYA
Kebanyakan unsur di alam ditemukan dalam
keadaan berikatan dengan unsur lainnya
membentuk garam dan mineral.
8 D 1 CO2 : Ikatan Kovalen
CH4 : Ikatan Kovalen
MgCl2 : Ikatan Ionik
NaCl : Ikatan Ionik
9 C 1 Tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau

17
adalah Paul Anastas dan John C. Warner.
10 A 1 Pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau :
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi
bahan-bahan kimia terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
b. Prioritas penelitian dalam pengembangan
teknologi kimia hijau.

DIAGNOSIS DAN TINDAK LANJUT ASESMEN


1) LAKUKAN PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
(1) Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1
apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid
yang bisa menjawab dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
(2) Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan
membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.

18
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Simpulkan pengertian kimia hijau dengan kritis dan kreatif.


2. Tuliskan 3 proses kimia yang terjadi pada lingkungan ?
3. Tuliskan persamaan reaksi kimia pada setiap proses kimia yang terjadi ?
4. Bagaimana mengkaitkan proses kimia yang terjadi dengan upaya pelestarian lingkungan ?
5. Simpulkan apakah pentingnya kimia hijau dengan kritis dan kreatif.

Jawaban
1.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya
pada desain produk.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya
pada proses pembuatan produk.
 Kimia hijau adalah kimia yang tidak merusak ozon.
 Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan pemanasan global.
 Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan paparan bahan kimia.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan pada pelestarian
lingkungan.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan yang tidak merusak
lingkungan.
 Kimia hijau adalah kimia yang membuat lingkungan rumah aman.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi paparan bahan kimia.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penghematan bahan bakar fosil.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penggunaan sumber energi yang ramah
lingkungan.
 Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi limbah.

Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)

19
2. Proses Kimia yang terjadi pada lingkungan yaitu :
 Proses Fotosintesis
 Proses Pembakaran Tidak Sempurna
 Proses Perkaratan Besi
 Proses Pemanggangan Roti
(Skor 3)

3. Persamaan Reaksi Kimia Proses Fotosintesis :


6 CO2(g) + 6 H2O(l)  C6H12O6(s) + 6 O2(g) (Skor 1)

Persamaan Reaksi Kimia Proses Pembakaran Tidak Sempurna


3 3
3 CxHy(g) + ( x + y) O2(g)  x CO2 (g) + 3 y H2O (l) + x CO(g) + x C(s)
2 4 2
(Skor 1)

Persamaan Reaksi Kimia Perkaratan Besi


4 Fe(s) + 3 O2(g) + 2x H2O(l)  2 Fe2O3 . x H2O(s) (Skor 1)

Persamaan Reaksi Kimia Pemanggangan Roti


2 NaHCO3(s)  Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2 (g) (Skor 1)

4. Cara mengkaitkan proses kimia yang terjadi dengan upaya pelestarian lingkungan yaitu
melalui KIMIA HIJAU yang merupakan salah satu program pembangunan
berkelanjutan. (Skor 1)
5.
 Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan rumah aman dan sehat
 Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan sekitar rumah aman dan sehat.
 Pentingnya kimia hijau adalah membuat udara, air, tanah, tanaman, dan hewan
terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya.
 Pentingnya kimia hijau adalah menjaga lingkungan tetap asri dan sehat.
 Pentingnya kimia hijau adalah membuat bumi terhindar dari pemanasan global dan
bencana alam.

Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)

Skor Total = 11 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian : 80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

20
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar kita yaitu…….
a. Esterifikasi
b. Pembakaran tidak sempurna
c. Perkaratan besi
d. Fotosintesis
e. Pemanggangan roti
2. Proses kimia yang baik, bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar
dikenal sebagai reaksi……..
a. Oksidasi
b. Perengkehan
c. Kimia hijau
d. Ekstraksi
e. Global warming
3. Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green Chemistry adalah…..
a. Arrhenius
b. Bronstead
c. Lowry
d. Gilbert N. Lewis
e. Paul Anastas
4. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diharapkan
dapat memacu terbentuknya……….
a. Green globe
b. Green house
c. Atommic economy
d. Global association
e. Green day
5. Fokus kajian pada penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia
hijau diantaranya sebagai berikut :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat
berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
Penerapan yang digunakan dalam kimia hijau terdapat pada nomor….
a. 1) dan 2) e. 1) saja
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 1), 2), dan 3)

21
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar
kita yaitu esterifikasi yang merupakan reaksi
pembentukan senyawa ester. Pada umumnya, reaksi
esterifikasi dilakukan dalam laboratorium atau pabrik
kimia.
2 C 1 Reaksi kimia hijau merupakan proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar.
3 E 1 Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green
Chemistry adalah Paul Anastas.
4 A 1 Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan diharapkan dapat memacu terbentuknya
Green globe (bumi yang hijau/lestari).
5 D 1 Penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia
hijau :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya

Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

22
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

Bacalah jurnal dengan judul “Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri vol. 42, no. 1” yang disusun oleh Oberlin Sidjabat pada
tahun 2008, lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Mengapa konsep kimia hijau diperlukan dalam dunia industri ?


2. Teknologi proses apa yang sudah berkembang dan terus dikembangkan untuk
mengurangi pencemaran atau limbah industri ?
3. Tuliskan 2 fungsi teknologi bersih menurut Feckova.

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Konsep kimia hijau diperlukan dalam dunia industri karena dapat
meminimalisasi limbah industri melalui beberapa aspek diantaranya faktor 4
Lingkungan, Utilisasi Atom, dan Peran Katalisis.
2 Teknologi proses apa yang sudah berkembang dan terus dikembangkan
untuk mengurangi pencemaran atau limbah industri yaitu teknologi katalitik 1
atau peran katalis.
3 Teknologi bersih merupakan suatu teknologi yang dapat berfungsi untuk hal
berikut [Feckova, 2002] :
a. Menghemat bahan mentah (umpan) dan energi; mereduksi toksisitas
(atau bahaya) dari bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses; 3
mereduksi jumlah dan/atau toksisitas (bahaya) limbah dari proses
industri dan emisinya.
b. Memproduksi produk (dan pengemasannya) dengan mengkonsumsi
sedikit bahan baku dan sedikit energi selama digunakan, menghasilkan
sedikit emisi dan limbah, mudah digunakan kembali, dapat diperoleh 3
kembali atau mudah didaur ulang setelah digunakan, dan mempunyai
dampak kecil jika dibuang ke lingkungannya.
Skor Total 11

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

23
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini diberikan syarat terjadinya proses pembakaran dan hasil
pembakaran dalam kehidupan sehari-hari :
i. Memerlukan oksigen
ii. Membutuhkan kalor
iii. Mengasilkan gas karbon monoksida
iv. Menghasilkan gas karbon dioksida
v. Menghasilkan uap air
Yang merupakan ciri-ciri terjadinya pembakaran sempurna terdapat pada
nomor……
a. i dan iii
b. i, ii, dan iii
c. i dan ii
d. iv dan v
e. iii dan v
2. Senyawa natrium bikarbonat, NaHCO3 pada proses pembuatan roti berguna
untuk……
a. Memberi rasa manis pada roti
b. Memadatkan roti
c. Membuat roti mengembang
d. Membuat roti semakin gurih
e. Membuat warna roti semakin pekat
3. Konferensi penelitian Gordon yang merupakan pertemuan internasional
kimia hijau pada pertengahan tahun 1990 diikuti oleh beberapa negara
diantaranya…….
a. Amerika Serikat, Portugal, Spanyol, dan Italia
b. Amerika Serikat, Prancis, Meksiko, dan Inggris
c. Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan Inggris
d. Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia
e. Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, dan Spanyol
4. Tahap terpenting yang ditawarkan dalam kimia hijau untuk memperbaiki
lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yaitu…..
a. Tahap penggunaan
b. Tahap perencanaan
c. Tahap penanggulangan
d. Tahap aktivasi
e. Tahap pembuatan
5. Berikut ini merupakan hal yang penting dalam kimia hijau menurut Anastas
dan Warner :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama

24
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan percobaan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu
Pernyataan yang benar pada keempat point di atas terdapat pada nomor…..
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2) dan 4)
e. 1), 2), 3) dan 4)

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Syarat terjadinya proses pembakaran yaitu memerlukan
oksigen di udara dan memerlukan kalor.

Ciri-ciri terjadinya pembakaran sempurna yaitu


menghasilkan gas karbon dioksida (CO 2 ) dan
menghasilkan uap air.
2 C 1 Soda kue atau NaHCO3 jika dipanaskan akan
menghasilkan gas CO2. Gas ini memberi tekanan pada
dinding adonan roti sehingga membentuk rongga-
rongga. Keadaan ini membuat roti mengembang dan
menjadi lebih empuk.
3 D 1 Konferensi penelitian Gordon yang merupakan
pertemuan internasional kimia hijau pada pertengahan
tahun 1990 diikuti oleh beberapa negara diantaranya
Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia.
4 B 1 Tahap Perencanaan merupakan tahap terpenting yang
ditawarkan dalam kimia hijau untuk memperbaiki
lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan.
5 E 1 Hal penting dalam kimia hijau menurut Anastas dan
Warner :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan percobaan reaksi secara selektif dan
efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak
perlu

25
Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

E. PENGANTAR AWAL KIMIA HIJAU


Halo Pelajar Pancasila tahukah Kalian bahwa aktivitas yang kita lakukan dan lingkungan
di sekitar kita selalu terkait dengan proses kimia yang melibatkan reaksi kimia. Coba diskusikan
dalam kelompok adakah proses kimia di sekitar Kalian? Kalian boleh mencarinya melalui
berbagai sumber lalu tulis proses yang ditemukan pada buku catatan Kalian.
Sebagian besar dari Kalian akan berpikir bahwa proses kimia itu menghasilkan hal-hal
misalnya suara ledakan yang keras, gumpalan asap, nyala api, aroma yang menyengat, atau
bahkan zat-zat yang beracun sehingga proses kimia cenderung dianggap berbahaya dan
dihindari. Mari kita lihat lebih dahulu contoh-contoh proses kimia beserta reaksi kimia yang ada
di sekitar kita.

CONTOH 1
Proses kimia : Fotosintesis
Persamaan reaksi kimia :
6 CO2(g) + 6 H2O(l)  C6H12O6(s) + 6 O2(g)
Penjelasan reaksi kimia :
1) Reaksi fotosintesis yang dibantu sinar uv memerlukan gas CO 2. Gas ini dikenal sebagai gas
rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Dengan adanya fotosintesis akan
mengurangi jumlah gas CO2 sehingga turut mengurangi pemanasan global.
2) Produk dari reaksi fotosintesis adalah gula glukosa (C6H12O6) dan gas Oksigen (O2).
Glukosa sebagai sumber energi bagi tanaman untuk bertumbuh sedangkan gas Oksigen
yang dihasilkan bermanfaat untuk kehidupan manusia dan hewan.

CONTOH 2
Proses kimia : Pembakaran tidak sempurna
Persamaan reaksi kimia :

3 3 3
3 CxHy(g) + ( x + y ) O2(g) x CO2(g) + y H2O(l) + x CO(g) + x C(s)
2 4 2
Penjelasan reaksi kimia :
Proses pembakaran sampah dilakukan di ruang terbuka artinya jumlah udara yang digunakan
untuk membakar sampah terbatas. Salah satu komponen udara adalah gas oksigen (O2). Jika

26
jumlah udara terbatas maka jumlah gas O2 juga berkurang akibatnya pembakaran ini
menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan padatan arang karbon (C) yang mencemari
udara sekitar.

CONTOH 3
Proses kimia : Perkaratan besi
Persamaan reaksi kimia :
4 Fe(s) + 3 O2(g) + 2x H2O(l)  2 Fe2O3 . x H2O(s)
Penjelasan reaksi kimia :
Jika benda yang terbuat dari besi (Fe) bereaksi dengan udara maka lama-kelamaan akan terjadi
perkaratan (Fe2O3.x H2O) sehingga benda akan rusak. Mengapa? Karena udara mengandung gas
oksigen (O2) dan uap air (H2O). Perkaratan ini ditandai dengan munculnya lapisan tipis
berwarna merah kecoklatan pada permukaan benda.

CONTOH 4

Proses kimia : Pemanggangan roti


Persamaan reaksi kimia :
2 NaHCO3(s)  Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Penjelasan reaksi kimia :
Soda kue atau NaHCO3 jika dipanaskan akan menghasilkan gas CO2. Gas ini memberi tekanan
pada dinding adonan roti sehingga membentuk rongga-rongga. Keadaan ini membuat roti
mengembang dan menjadi lebih empuk.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, bagaimana pendapat Kalian terhadap proses dan reaksi
kimia? Tulislah jawaban Kalian di buku catatan Kalian.
Ternyata proses kimia tidak selamanya menakutkan kita. Ada proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan. Proses kimia ini akan menjaga bumi kita tetap lestari,
aman, dan sejahtera, demikian pula lingkungan akan tetap terjaga. Proses kimia seperti ini
dikenal sebagai reaksi kimia hijau. Prinsip kimia hijau pertama kali dicetuskan oleh Paul
Anastas pada tahun 1998 sebagai Father of Green Chemistry bersama John Warner.
Untuk lebih mengenal kimia hijau, marilah kita simak bersama Sejarah Kimia Hijau, Pengertian
dan Pentingya Kimia Hijau serta Rencana Pembangunan Berkelanjutan pada wacana berikut.

A) SEJARAH KIMIA HIJAU


Ide kimia hijau pada awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap Undang-
Undang Pencegahan Polusi tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan nasional
Amerika Serikat harus membatasi atau mengurangi polusi dengan menggunakan desain
proses yang lebih baik (termasuk produksi perubahan dalam biaya produk, proses

27
pembuatan, penggunaan

28
bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang dikenal
sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan, berpindah dari kebijakan
command and control policy dan mengimplementasikan ide Kimia Hijau. Pada tahun 1991,
EPA telah meluncurkan program hibah penelitian yang mendorong perancangan ulang
desain produk dan proses kimia yang ada untuk mengurangi dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. EPA yang kemudian bekerja sama dengan US National
Science Foundation (NSF) mendanai penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun
1990-an.
Pengenalan Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan pada tahun
1996 berhasil menarik perhatian akademisi dan industri kimia hijau. Program penghargaan
dan teknologi tersebut sekarang menjadi landasan dalam kurikulum pendidikan kimia hijau.
Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan
internasional kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi Penelitian Gordon tentang
Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah berkembang di Amerika Serikat, Britania
raya, Spanyol, dan Italia.

B) PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU


Pengertian secara umum green chemistry adalah suatu metode baru untuk mengurangi
bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk dengan cara yang lebih efisien dan
lebih hemat (Kenneth & James,2004). Menurut Anastas dan Tracy C (1996), green
chemistry adalah penggunaan teknik dan metode secara kimia untuk mengurangi atau
mengeliminasi penggunaan bahan dasar, produk, produk samping, pelarut, pereaksi yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan masalah lingkungan. Tujuan green chemistry adalah
untuk mencegah atau mengurangi masalah lingkungan. Menurut Rashmi Sanghi (2003),
green chemistry merupakan bagian yang esensial dalam program yang komprehensif untuk
melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Secara umum green chemistry berhubungan
dengan hal- hal untuk meminimalkan buangan pada sumbernya, pemakaian katalisator
dalam reaksi, penggunaan pereaksi (reagents) yang tidak berbahaya, penggunaan bahan
dasar yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi ekonomi, pelarut yang ramah
lingkungan serta dapat didaur ulang. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat
dikatakan bahwa green chemistry adalah proses kimia atau teknologi yang dapat
memperbaiki lingkungan dan kualitas hidup.
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena melibatkan
struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut melibatkan energi sebagai
sumbernya. Oleh karena itu, konsep green chemistry ini juga berkaitan erat dengan energi
dan penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti penggunaan suatu
material dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya.
Upaya memperbaiki lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yang
ditawarkan dalam green chemistry sangat bervariasi terutama pada tahap perencanaan. Hal
ini disebabkan karena jenis bahan kimia dan jenis transformasinya juga bervariasi. Akan
tetapi, pemecahan masalah tersebut dapat dikelompokkan dalam dua komponen yaitu
pemecahan masalah yang berkaitan dengan bahan mentah (feedstock) dan pemecahan

29
masalah yang berkaitan dengan kondisi reaksi. Misalnya dalam rancangan sintesisnya, tidak

30
melihat pada molekul akhir yang dihasilkan, akan tetapi pada jalur (pathway) sintesis yang
digunakan untuk menghasilkan molekul akhir tersebut. Dengan memodifikasi jalur
sintesisnya, maka akan didapatkan produk akhir yang sama dengan cara yang konvensional,
namun toksisitas bahan dasar, produk maupun buangannya dapat dikurangi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu

C) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Terkait dengan agenda pembangunan, pembangunan saat ini diarahkan pada
pembangunan berkelanjutan dimana Word Commision on Environment and development
(WCED), yaitu Komisi Sedunia Lingkungan Hidup dan pembangunan telah mensyaratkan
bahwa dalam pembangunan harus meningkatkan produksi dengan cara yang ramah
lingkungan serta menjamin terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang
dimana taraf hidup masyarakat ditingkatkan dengan cara yang tidak merusak lingkungan
hidup. Pembangunan diharapkan mengacu kepada pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan menuju terbentuknya green globe (bumi yang hijau/lestari).
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembangunan di Indonesia memang mampu
memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, namun menimbulkan
masalah, antara lain masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan
kimia yang beracun dan berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia dan
lingkungan. Maka tidaklah keliru jika kondisi tersebut mendorong munculnya chemopobia
dari masyarakat yang menganggap kimia sebagai racun dan penyebab timbulnya
pencemaran lingkungan.
Memperhatikan kondisi di atas, dewasa ini para ahli kimia melakukan usaha untuk
mencari bahan dasar yang tidak berbahaya dan mengubah proses-proses kimia dalam
industri menjadi lebih aman dan lebih bersih. Usaha tersebut lebih dikenal dengan nama
green chemistry. Sebagai bidang kajian kimia yang relatif baru, green chemisty
memfokuskan kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia yaitu dalam merancang,
menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya. Bidang kajian ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk
mencegah pencemaran, karena penerapan metode pemecahan masalah secara ilmiah dan
inovatif terhadap bahaya pencemaran akibat bahan kimia beracun langsung pada
sumbernya.
Mengingat konsep dan pendekatan green chemistry sebagai pendekatan untuk
pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan
kesehatan, perlu dipikirkan bagaimana menerapkan gagasan konsep dan gagasan green
chemistry ini dalam pembelajaran kimia di sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia.

31
F. GLOSARIUM

Fotosintesis : Proses tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi makanan atau


energi.
Katalisator : Suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tetapi tidak mengalami perubahan dan pengurangan jumlah.
Polusi : Penambahan zat atau bahan berbahaya apa pun ke lingkungan.
Reaksi kimia : Proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau
zat yang berbeda dan menghasilkan produk yang baru.
Sinar UV : Gelombang elektromagnetik yang dapat berasal dari sumber alam,
seperti sinar matahari, serta sumber buatan.

G. DAFTAR PUSTAKA

Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu


Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Nurbaity. (2011). “Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi dalam Pembelajaran Kimia
Berwawasan Lingkungan”. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 1, (1), 13-21.
Anwar, Muslih. (2015). Kimia Hijau / Green Chemistry . [Online]. Diakses :
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 [25 Agustus 2021]
Mawardha, Nayshila. (2020). Ringkasan Materi Kimia Hijau. Malang : SMK N 1 Turen.
Sidjabat, Oberlin. (2008). “Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri”. Jurnal Publikasi Lemigas. 42, (1), 45-50.

Link Video : https://www.youtube.com/watch?


v=gGmMj6sgIbQ https://www.youtube.com/watch?
v=38phz7Wnitc

32
PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN
LINGKUNGAN

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :2

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari dan memahami
pengertian dan pentingnya kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

33
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan solusi untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
melalui pemanfaatan prinsip kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui cara memanfaatkan bahan kimia di
lingkungan sekitar yang sesuai dengan prinsip kimia hijau untuk melestarikan lingkungan.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip kimia hijau untuk memberikan kontribusi terhadap
pelestarian lingkungan ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian dengan pengertian dan
pentingnya prinsip kimia hijau dalam kehidupan ?

STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN


Guru meminta peserta didik mengamati lingkungan di sekitar. Adakah
sampah yang berserakan di sekitar peserta didik.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya : 15 Menit
1. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran
lingkungan ?
2. Bagaimana agar penggunaan bahan kimia di rumah dapat memberikan
kontribusi terhadap prinsip kimia hijau ?
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,
KEGIATAN INTI

mengamati LKPD 90 Menit


Peserta didik dalam kelompok mencermati ke-12 prinsip kimia hijau
yang terdapat pada LKPD dan menghubungkan ke-12 prinsip kimia
hijau (atau beberapa dari 12 prinsip tersebut) terhadap kegiatan atau
proses kimia
dalam kehidupan sehari-hari.
34
Peserta didik dalam kelompok mencari permasalahan yang selama ini
menyimpang dari prinsip kimia hijau dan menggali informasi dari
berbagai sumber untuk menemukan solusi atau cara mengatasinya.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
guru terkait dengan prinsip kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual untuk
menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum dipahami dari
masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru mempersilahkan peserta
didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan
tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan secara
tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada
tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah dipahami
berkaitan dengan permasahan kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca literatur dan 5 Menit
mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara
lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait prinsip 5 Menit
kimia hijau.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang
PENUTUP Proses Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari Terkait Hal-hal yang Tidak 10 Menit
Sesuai dengan Prinsip Kimia Hijau
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.

35
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

36
3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Tabel 1. Prinsip Kimia Hijau
12 PRINSIP KIMIA HIJAU
Kimia hijau adalah pendekatan kimia yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan
pengaruh bahaya bagi Kesehatan manusia dan lingkungan. Memang tidak ada reaksi kimia yang hijau
sempurna, namun keseluruhan efek negatif baik pada penelitian kimia maupun industri kimia dapat
dikurangi melalui implementasi 12 prinsip kimia hijau.
1. Mencegah Limbah 7. Menggunakan Bahan Baku Terbarukan
Mengutamakan pencegahan Bahan baku terbarukan
limbah daripada penanggulangan biasanya berasal dari produk
atau pembersihan limbah yang
pertanian atau hasil alam,
muncul setelah proses sintesis
sedangkan bahan baku tak
serta meminimalkan limbah pada
terbarukan berasal dari bahan
setiap proses.
bakar fosil seperti minyak
bumi, gas alam, batu bara,
dan bahan tambang lainnya.
2. Memaksimalkan Nilai Ekonomi suatu Atom 8. Mengurangi Bahan Turunan Kimia
Mengurangi limbah pada level Mengurangi bahan turunan
molekul dengan memaksimalkan kimia untuk mengurangi tahapan
jumlah atom dari semua pereaksi reaksi, tambahan bahan kimia,
menjadi produk akhir. Atom dan produksi limbah.
ekonomi di sini untuk
mengevaluasi efisiensi reaksi.

3. Sintesis Kimia yang Bahaya-nya Sedikit 9. Menggunakan Katalis


Mendesain reaksi kimia dan Penggunaan katalis berperan
rute sintesis seaman mungkin. pada peningkatan selektivitas,
Mempertimbangkan semua mengurangi limbah, waktu
bahan yang berbahaya selama reaksi, dan energi dalam
reaksi berlangsung termasuk suatu reaksi.
limbah.
4. Mendesain Proses yang Melibatkan Bahan 10. Mendesain Bahan Kimia dan Produk
Kimia yang Aman yang Terdegradasi setelah digunakan

Memprediksi dan mengevaluasi Bahan kimia harus mudah


aspek meliputi sifat fisika,
terdegradasi dan tidak
toksisitas, dan lingkungan.
terakumulasi di lingkungan.

5. Menggunakan Pelarut dan Kondisi Reaksi 11. Menganalisis secara Langsung untuk
yang Lebih Aman Mencegah Polusi

37
Memilih pelarut yang paling aman dalam tiap proses serta meminimalkan jumlah
Metode pelarut
analisis agar
yang tidak menghasil
dilakuakan secara real-
6. Mendesain Efisiensi Energi bagi lingkungan.
Memilih jalan reaksi kimia yang paling kecil energinya. Menghindari pemanasan dan pendinginan juga tekanan
kondisi vakum.

12. Mencegah Potensi Kecelakaan


Memilih bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kim

dan mengembangkan
prosedur untuk menghindari
kecelakaan.

Aktivitas 3.2

HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Kerja sama

Petunjuk melakukan Aktivitas :


1) Cermati dan maknai ke-12 prinsip kimia hijau pada tabel 1. (Stimulus)
2) Temukan permasalahan yang selama ini menyimpang dari prinsip kimia hijau, lalu
sarankan solusi untuk mengatasinya.(Identifikasi Masalah)
3) Carilah informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. Rangkumlah hasil diskusi
(Pengumpulan Kalian lalu tulis dal
Data)
4) Komunikasikanlah hasil diskusi Kalian dalam diskusi kelas.

5)
6)
Cocokkanlah jawaban hasil diskusi dengan literatur yang telah dibaca.
Cantumkan sumber literatur sebagai wujud perilaku jujur Kalian. (Pembuktian)

Tabel 2. Hubungan prinsip kimia hijau terhadap fakta dan solusi dalam mendukung upaya pelestarian
lingkungan.

Prinsip kimia hijau ke-1


Topik kimia hijau Mencegah limbah
1) Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia (1,23 million
Permasalahan metric ton).
2) Banyak sampah plastik di rumah saya.
Solusi 1) Menggunakan bioplastik dari pati singkong yang tidak menghasilkan limbah

38
telah dilakukan oleh tim peneliti dari LIPI sejak tahun 2016 hingga kini.
2) Membawa tas belanja dari rumah saat berbelanja.
3) Mengolah plastik bekas kemasan sebagai tas, tempat pena, tempat sampah, pot
bunga, dan lainnya.
1) https://www.givengain.com/cc/plastic-free-oceans/?gclid=EAIaIQobChMI-
Yaw8d-o8gIVwRwrCh2QRAPeEAAYAiAAEgK4APD_BwE
Sumber informasi
2) https://www.liputan6.com/regional/read/3925727/bioplastik-plastik-ramah-
lingkungan-dari-singkong
Prinsip kimia hijau ke-
Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

Sumber informasi

Prinsip kimia hijau ke-


Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

Sumber informasi

Prinsip kimia hijau ke-


Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

39
Sumber informasi

KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.

LATIHAN SOAL

Untuk lebih memahami prinsip kimia hijau, jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan
bahan kimia yang aman” .

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

40
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300

CATATAN :

Kode nilai / predikat :


75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

41
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati :
Pengamat :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

42
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


75,01 – 100,00 = Sangat Baik(SB) 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

43
D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Apa yang dimaksud dengan Kimia Hijau ?
Jawaban
Kimia hijau adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan
dan kualitas hidup. (Skor 2)
2) Mengapa kita harus mempelajari reaksi kimia hijau ?
Jawaban
Karena reaksi kimia hijau berperan dalam upaya memperbaiki lingkungan dan
memecahkan masalah lingkungan. (Skor 2)

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan
bahan kimia yang aman” .

Jawaban
1. Cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk melestarikan lingkungan yaitu
dengan menerapkan 12 prinsip kimia hijau.
(Skor 2)
2. Contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang
aman” yaitu pembuatan sabun ramah lingkungan menggunakan buah lerak.
(Skor 2)

Skor Total = 4
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

44
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau :
i. Menggunakan bahan kimia secukupnya
ii. Membuang bahan kimia pada tempatnya
iii. Menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar
iv. Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan alam yang lebih ramah
lingkungan
v. Menggunakan kembali bahan plastik
Pernyataan yang benar mengenai prinsip kimia hijau terdapat pada nomor…..
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. iv dan v
E. semua benar
2. Siapakah tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah ?
A. Paul Anastas dan Herry
B. John C Warner dan Augusto
C. Paul Anastas dan John C. Warner
D. John C. Warner dan Herry
E. Augusto dan Herry
3. Prinsip kimia hijau dikemukakan pada
tahun……. A. 1999
B. 2000
C. 1998
D. 1997
E. 2001
4. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau yaitu……
A. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
B. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia hijau
C. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya terhadap
lingkungan
D. Penggunaan bahan baku komersial
E. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam
5. “Transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya
merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi”
merupakan tujuan dari prinsip kimia……….
A. Mencegah limbah
B. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
C. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit

45
D. Mengurangi bahan turunan kimia
E. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
6. Apa tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom ?
A. Mendesai reaksi kimia dan rute sintesis yang aman
B. Mengurangi tahapan reaksi, tambahan bahan kimia, dan produksi limbah
C. Memudahkan bahan kimia terdegradasi dan tidak terakumulasi di
lingkungan
D. Mengurangi limbah pada level molekul dengan memaksimalkan jumlah
atom dari semua pereaksi menjadi produk akhir
E. Meningkatkan selektifitas, mengurangi limbah, waktu reaksi, dan energi
dalam suatu reaksi
7. Perhatikan beberapa simbol berikut :
i. iv.

ii. v.

iii.

Yang merupakan simbol dari menggunakan bahan baku terbarukan terdapat


pada gambar nomor ……….
A. i
B. ii
C. iii
D. iv
E. v
8. Senyawa yang digunakan sebagai biosida ramah lingkungan yang dibuat
oleh Albright dan Wilson adalah……..
A. 2,3-dinatrium-2-pentil-3-isotyiazolin-3-ol
B. 3,4-dibromo-2-heksil-4-isotyiazolin-3-ol
C. 2,5-difluoro-2-nonil-4-isotyiazolin-2-ol
D. 4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
E. 2,3-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-2-on

46
9. Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri oleh
karena memiliki kandungan racun yang rendah adalah…….
A. Natrium klorida
B. Hidrogen peroksida
C. hidrogen sulfida
D. Kalsium oksida
E. Super kritikal karbon dioksida
10. Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai bahan bakar
kendaraan adalah…..
A. Biomassa
B. Minyak jagung
C. Etanol dan biodiesel
D. Distilasi plastik
E. n-butanol

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 E 1 Wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau :
a. Menggunakan bahan kimia secukupnya
b. Membuang bahan kimia pada tempatnya
c. Menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar
d. Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan
alam yang lebih ramah lingkungan
e. Menggunakan kembali bahan plastik

Semua pernyataan benar.


2 C 1 Tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah
Paul Anastas dan John C. Warner
3 C 1 Prinsip kimia hijau dikemukakan pada tahun 1998 oleh
Paul Anastas dan John C. Warner
4 A 1 Pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau :
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-
bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.
b. Prioritas penelitian dalam pengembangan teknologi
kimia hijau.
5 A 1 “Transformasi kimia untuk meminimalkan produksi
limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang
penting dalam pencegahan polusi” merupakan tujuan
dari
prinsip kimia mencegah limbah.

47
48
6 D 1 Tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
yaitu untuk mengurangi limbah pada level molekul
dengan memaksimalkan jumlah atom dari semua
pereaksi
menjadi produk akhir.
7 A 1 i. iv.

Menggunakan Menganalisis
bahan baku secara langsung
terbarukan untuk mencegah
polusi
ii. v.

Mencegah Memaksimalkan
potensi nilai ekonomi
kecelakaan suatu atom
iii.

Menggunakan
pelarut dan
kondisi reaksi
yang lebih aman
8 D 1 Senyawa yang digunakan sebagai biosida ramah
lingkungan yang dibuat oleh Albright dan Wilson adalah
4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
9 E 1 Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut
dalam industri oleh karena memiliki kandungan racun
yang rendah adalah super kritikal karbon dioksida.
10 C 1 Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai
bahan bakar kendaraan adalah etanol dan biodiesel

49
Skor Total = 10

50
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Mengapa prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian


lingkungan ?
2. Salah satu penerapan prinsip kimia hijau yaitu membangun kota cerdas. Jelaskan 6
indikator kota cerdas yang didasarkan pada standar internasional.
3. Mengapa kimia hijau memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota
cerdas?

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian
lingkungan karena merupakan suatu metode yang didasarkan pada
3
pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya, baik dari
segi perancangan maupun proses.
2 Smart City atau kota cerdas memiliki 6 (enam) indikator yaitu :
1) Smart governance, pemerintahan transparan, informatif, dan responsif
2) Smart economy, menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan
dan semangat inovasi
3) Smart people, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas
hidup layak 6
4) Smart mobility, penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur
5) Smart environment, manajemen sumber daya alam yang ramah
lingkungan
6) Smart living, mewujudkan kota sehat dan layak huni.
3 Kimia hijau memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota
cerdas karena dapat mengendalikan tingkat polusi, mengelola sumber daya, 2
dan mengalokasikan energi.
Skor Total 11

51
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi merupakan salah satu dari 12
prinsip kimia hijau. Apa tujuan dari prinsip tersebut ?
2. Tuliskan 4 peran katalis pada proses transformasi.
3. Jelaskan 5 prinsip rekayasa hijau (green engineering).

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Tujuan dari menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi yaitu
melakukan secara real-time untuk mencegah pembentukan bahan berbahaya 2
bagi lingkungan.
2 Empat peran katalis pada proses transformasi yaitu :
a. Meningkatkan selektivitas reaksi
b. Mengurangi suhu transformasi
c. Meningkatkan tingkat konversi produk 4
d. Mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi selama
reaksi)
3 Empat prinsip rekayasa hijau (green engineering) :
a. Maximize Efficiency (Memaksimalkan Efisiensi). Produk, proses, dan
sistem harus dirancang untuk memaksimalkan efisiensi pemakaian 2
massa, energi, ruang, dan waktu.
b. Output-Pulled Versus Input-Pushed (Mengambil keluaran daripada
Mendorong Masukan). Produk, proses, dan sistem harus dilakukan 2
dengan “mengambil output ” daripada “memperbesar input” melalui
penggunaan energi dan material.
c. Converse Complexity (Konservasi Kompleksitas). Entropi dan
kompleksitas yang melekat harus dilihat sebagai investasi pada saat 2
membuat pilihan desain pada daur ulang, penggunaan kembali, atau
disposisi yang bermanfaat.
d. Durability Rather Than Immortality (Tahan lama Daripada Lekas
rusak). Sasaran desain ditujukan pada masa pakai produk tahan
lama, bukan 2
sekali pakai dan cepat rusak.
52
e. Meet Need, Minimize Excess (Memenuhi Kebutuhan, Meminimalkan
Kelebihan). Desain untuk kapasitas atau kemampuan yang tidak perlu
harus dianggap sebagai cacat desain (misalnya, “satu ukuran cocok 2
untuk
semua”).
Skor Total 16

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E. PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN


Kimia hijau bukan hanya terkait dengan penggunaan dan produksi bahan kimia yang
aman saja. Prinsip kimia hijau dapat Kalian terapkan sendiri di rumah. Bahan kimia apa saja
yang digunakan di rumah? Bagaimana cara Kalian menggunakannya? Bagaimana agar
penggunaan bahan kimia di rumah dapat memberikan kontribusi terhadap prinsip kimia hijau?
Menggunakan bahan kimia secukupnya, membuang bahan kimia pada tempatnya, menyimpan
bahan kimia dengan cara yang benar, mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan
alam yang lebih ramah lingkungan, serta menggunakan kembali bahan plastik merupakan
wujud kontribusi Kalian terhadap prinsip kimia hijau. Prinsip kimia hijau sangat memberikan
kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

Gambar 1. Hasil aktivitas penerapan Gambar 2. Bioplastik dari kulit pisang


prinsip kimia hijau sebagai penerapan prinsip kimia hijau
Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu Pengetahuan
Alam SMA Kelas X.

Pada tahun 1998, Paul Anastas bersama dengan John C. Warner mengembangkan prinsip
yang dijadikan sebagai pdanuan dalam praktik kimia hijau. Kedua belas prinsip tersebut
53
membahas berbagai cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia terhadap

54
lingkungan dan kesehatan manusia, serta juga menunjukkan prioritas penelitian dalam
pengembangan teknologi kimia hijau. Dua belas prinsip kimia hijau yang dikembangkan oleh
Paul Anastas dan John Warner, yaitu :

1. Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan membersihkannya


Yaitu bagaiamana kemampuan kimiawan untuk merancang ulang transformasi kimia untuk
meminimalkan produksi limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang penting dalam
pencegahan polusi. Dengan mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang
berhubungan dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.

2. Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien


Sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah semaksimal mungkin
bahan baku menjadi produk target ketimbang menghasilkan senyawa sampingan (side
product). Metode sintetis seharusnya didesain untuk memaksimalkan penggabungan dari
semua bahan yang digunakan dalam proses menjadi produk akhir.
Pemanfaatan atom, efisiensi atom atau konsep ekonomi dari atom merupakan sarana
yang sangat berguna untuk mempercepat evaluasi jumlah limbah yang dihasilkan pada
proses alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul produk dibagi dengan jumlah
total massa molekul senyawa yang terbentuk pada kondisi reaksi stoikiometrik yang
terlibat.

3. Melakukan sintesis kimia yang tidak berbahaya


Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau
hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya. Memilih metode yang lebih
aman dikimia adalah seperti menggunakan obeng bukan pisau untuk mengencangkan
sekrup. Pisau mungkin mampu mengencangkan sekrup, tapi itu berbahaya.
Contoh dari konsep ini adalah penggantian reaksi klorinasi dalam pembentukan
intermediet 4-aminodifenilamina pada produksi karet dimana klorin merupakan senyawa
yang beracun, yang diganti dengan rekasi kopling langsung aniline dengan nitrobenzene
yang teraktifkan oleh basa. Hasil dari penggantian tersebut berupa limbah organic,
anorganik, dan air yang masing-masing 70%, 99%, dan 97% lebih kecil.

4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun


Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan fungsi sebagaimana
yang diinginkan dan memberikan toksisitas seminimal mungkin. Misalnya biosida ramah
lingkungan yang berbasis pada 4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on yang dibuat oleh
Albright dan Wilson Americas sebagai pengganti biosida konvensional yang sangat beracun
pada organisme air dan manusia.

5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman


Pelarut sangat diperlukan dalam sebagian besar reaksi karena pelarut merupakan
media untuk campur, transfer panas, dan kadang mengontrol reaktifitas pereaksi.
Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh karena itu penurunan

55
volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di
mana pelarut

56
diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang cukup aman.
Kebanyakan pelarut bersifat mudah terbakar atau beracun, dan hamper semuanya
merupakan senyawa organic yang mudah menguap sehingga menyumbang pencemaran
udara.
Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase
cair (liquid phase), yang berada pada temperatur dan tekanan kritis yakni temperatur lebih
dari 31,1℃ dan tekanan 73,3 atm. Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam
industri oleh karena zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan tidak memiliki
dampak lingkungan yang berarti. Selain itu, rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas
CO2 memungkinkannya berfungsi sebagai pelarut layaknya aqua distilata.

6. Mendesain pemakaian energi yang efisien


Kebutuhan energi yang berdampak pada lingkungan dan ekonomi harus diminimalkan. Jika
mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang,
sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.

7. Pemakaian bahan baku yang dapat diperbaharui


Minyak bukan merupakan sumber daya terbarukan. Sebanyak 90% - 95% dari produk yang
kita gunakan (botol plastik, farmasi, cat, non-stick coating, kain, dll) berasal dari minyak.
Bahan baku terbarukan (jagung, kentang, biomassa) dapat digunakan untuk membuat
banyak Produk : bahan bakar (etanol dan bio-diesel), plastik dan lainnya.

8. Mengurangi senyawa turunan yang tak perlu


Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok blocking, proteksi / deproteksi,
modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika
mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat
menghasilkan limbah. Transformasi Sintetik yang lebih selektif akan menghilangkan atau
mengurangi kebutuhan untuk proteksi gugus fungsi. Selain itu, urutan sintetis alternatif
dapat menghilangkan kebutuhan untuk mengubah gugus fungsi dengan ada gugus fungis
lain yang lebih sensitif.

9. Pemakaian katalis sangat baik secara stoikiometris


Secara stoikiometri katalis dengan selektivitas yang tinggi memang lebih unggul dalam
reaksi. Katalis dapat memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain
dapat meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan
tingkat konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi
selama reaksi). Dengan mengurangi suhu, kita dapat menghemat energi dan berpotensi
menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan.

10. Desain produk yang mudah terdegradasi


Produk kimia seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat terurai
menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka dilepaskan ke lingkungan.
Disinilah arti pentingnya sintesis material sehari-hari yang biodegradable, misalnya

57
biopolimer, plastik ramah lingkungan, dan lainnya.

58
11. Pencegahan polusi lingkungan
Metodologi analitis perlu lebih dikembangkan untuk memungkinkan real-time proses
monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya. Waktu analisis riil untuk ahli
kimia adalah proses "memeriksa kemajuan reaksi kimia seperti yang terjadi.

12. Pencegahan terhadap kecelakaan


Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi dan
pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak disengaja.
Risiko yang terkait dengan jenis kecelakaan ini kadang-kadang dapat dikurangi dengan
mengubah bentuk (padat, cair atau gas) atau komposisi dari reagen.

Prinsip-prinsip teknologi hijau didasarkan pada pengembangan Rekayasa Hijau (Green


Engineering) oleh Paul Anastas dan Julie Zimmerman. Prinsip-prinsip rekayasa ini
menjelaskan tentang proses atau produk kimia yang lebih hijau, dengan 12 prinsip (ACS,
2018b) sebagai berikut :
1. Inherent Rather Than Circumstantial (Inheren daripada Sirkumtansial). Para perancang
harus memastikan input dan output bahan dan energi bersifat tidak berbahaya.
2. Prevention instead of Treatment (Pencegahan daripada Pengolahan). Lebih baik mencegah
limbah daripada mengolah atau membersihkan limbah setelah terbentuk.
3. Design for Separation (Desain untuk Pemisahan). Operasi pemisahan dan pemurnian harus
dirancang untuk meminimalkan konsumsi energi dan penggunaan bahan.
4. Maximize Efficiency (Memaksimalkan Efisiensi). Produk, proses, dan sistem harus
dirancang untuk memaksimalkan efisiensi pemakaian massa, energi, ruang, dan waktu.
5. Output-Pulled Versus Input-Pushed (Mengambil keluaran daripada Mendorong Masukan).
Produk, proses, dan sistem harus dilakukan dengan “mengambil output ” daripada
“memperbesar input” melalui penggunaan energi dan material.
6. Converse Complexity (Konservasi Kompleksitas). Entropi dan kompleksitas yang melekat
harus dilihat sebagai investasi pada saat membuat pilihan desain pada daur ulang,
penggunaan kembali, atau disposisi yang bermanfaat.
7. Durability Rather Than Immortality (Tahan lama Daripada Lekas rusak). Sasaran desain
ditujukan pada masa pakai produk tahan lama, bukan sekali pakai dan cepat rusak.
8. Meet Need, Minimize Excess (Memenuhi Kebutuhan, Meminimalkan Kelebihan). Desain
untuk kapasitas atau kemampuan yang tidak perlu harus dianggap sebagai cacat desain
(misalnya, “satu ukuran cocok untuk semua”).
9. Minimize Material Diversity (Meminimalkan Keragaman Material). Keragaman material
dalam produk multikomponen harus diminimalkan untuk memudahkan pembongkaran dan
pemrosesan kembali.
10. Integrate Material Flow dan Energy (Mengintegrasikan Aliran Bahan dan Energi). Desain
produk, proses, dan sistem harus mencakup integrasi dan interkoneksi dengan aliran energi
dan material yang tersedia.
11. Design for Commercial “Afterlife” (Desain untuk Komersial “Pascapakai”). Produk, proses,
dan sistem harus dirancang untuk kinerja komersial pascapakai.

59
12. Renewable Rather Than Depleting (Terbarukan Daripada Kelangkaan). Input material dan
energi harus dapat diperbarui daripada menggunakan sumber daya yang habis dan tak
terbarukan.

CONTOH PENERAPAN PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG TERCAPAINYA


KOTA CERDAS (SMART CITY)

Visi Kota Cerdas/Smart City, adalah perkotaan masa depan, yang dikembangkan agar
memiliki lingkungan yang aman, terjamin, hijau serta efisien. Semua sistem dan strukturnya –
baik sumberdaya listrik dan gas, air, transportasi dan sebagainya dirancang, dibangun, dan
dikelola dengan memanfaatkan kemajuan di bidang materi terintegrasi, sensor, elektronik, dan
jejaring yang dihubungkan dengan sistem komputer untuk database, pelacakan, dan algoritma
untuk pengambilan keputusan (Calvillo, Sanchez-Miralles, & Viilar, 2016). Untuk
mewujudkan hal ini diperlukan penelitian dan teknologi dari berbagai bidang seperti Fisika,
Kimia, Biologi, Matematika, Ilmu Komputer, serta Teknik-teknik Sistem, Mekanika,
Elektronika dan Sipil (Woinaroschy, 2016).
Konsep kota cerdas diperkenalkan untuk mengusahakan tersedianya kehidupan
perkotaan yang baik bagi penduduknya melalui pengelolaan optimal berbagai sumberdaya
yang diperlukan. Konsep kota cerdas merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk
membuat perkotaan menjadi nyaman untuk kehidupan penduduknya dan siap menghadapi
berbagai tantangan yang mungkin muncul. Tahun 2008 para walikota di Eropa telah
menyepakati kebijakan- kebijakan pembangunan kota berkelanjutan, yaitu mencapai tujuan
20-20-20 (20% reduksi gas buang/emisi, 20% energi terbarukan, dan 20% peningkatan
efisiensi energi) pada tahun 2020 (Woinasroschy, 2016).
Kota cerdas digambarkan dengan atribut kecerdasan dalam hal bangunan, infrastruktur,
teknologi, energi, mobilitas, penduduk, administrasi, dan pendidikan (Albino, Berardi, &
Dangelico, 2015). Atribut-atribut itu secara terintegrasi diterapkan dalam mengelola
sumberdaya, mengendalikan tingkat polusi, dan mengalokasikan energi. Sebagai penggiat
pengembangan ekonomi terutama pada industri modern seperti elektronik, teknologi
informasi, bio dan nanoteknologi, yang memainkan peran penting pada struktur dan
pengelolaan kota cerdas, industri kimia yang menerapkan prinsip Kimia Hijau dapat
memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota cerdas.
Untuk Indonesia, standar kota cerdas sedang dikembangkan, yang didasarkan pada
standar internasional (Prihadi, 2016). Smart City atau kota cerdas memiliki 6 (enam) indikator
yaitu smart governance, pemerintahan transparan, informatif, dan responsif; smart economy,
menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi; smart people,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas hidup layak; smart mobility,
penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur; smart environment, manajemen sumber daya
alam yang ramah lingkungan; dan smart living, mewujudkan kota sehat dan layak huni.
Menurut Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Suhono Harso
Supangkat, yang juga adalah inisiator kota cerdas di Indonesia, kota-kota besar di Indonesia
sedang berusaha mencapai standar kota cerdas, yang saat ini baru tercapai pada level 60.
Belum sempurnanya

60
kota cerdas di Indonesia, menurut beliau, karena belum adanya sumber daya manusia yang
mencukupi yang menguasai berbagai teknologi pengeloaan kota cerdas dan belum adanya satu
kesatuan soal standar nasional pengelolaan kota cerdas.
Dari total 514 kabupaten atau kota di Indonesia, ada 50 yang ditargetkan oleh Dewan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) dapat memenuhi kriteria kota
cerdas (Windhi, 2016). Pemerintah juga menunjuk lima universitas untuk membuat kriteria
nasional dan melakukan sosialisai mengenai kota cerdas ini. Enam kriteria yang telah
didefinisikan sebelumnya juga menjadi pertimbangan tim Wantiknas ini. Indonesia telah
mencanangkan kriteria kota cerdas dengan menerbitkan Perpres Nomor 96 tahun 2014, yang
memuat Rencana Pita Lebar Indonesia atau RPI, yang diharapkan dapat bermanfaat,
terjangkau, dan memberdayakan warga kota (Windhi, 2016). Indonesia telah merencanakan
tercapainya prinsip kota cerdas yang layak huni, aman dan nyaman pada tahun 2025,
tercapainya kota hijau dan ketahanan terhadap perubahan iklim dan kejadian bencana pada
tahun 2035, dan terciptanya kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi pada tahun
2045 (Barus, 2017).
Peranan Ilmu dan Teknologi Kimia dalam pembentukan kota cerdas, antara lain, dengan
diperkenalkannya konsep Kimia Hijau / Green Chemistry untuk pengelolaan pembangunan
berkelanjutan. Kimia Hijau / Green Chemistry, yang berfokus pada produksi dan teknologi
penerapan Ilmu Kimia yang ramah lingkungan, diperkenalkan pada awal 1990-an (Anastas &
Warner, 1998). Kimia hijau ini merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan
baik dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses, ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan
dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari segi perancangan maupun proses. Bahaya
bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Kimia Hijau ini meliputi berbagai ancaman
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan
iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Anastas dan Warner (1998) menguraikan tentang konsep Kimia Hijau sebagai gabungan
dari 12 prinsip. Prinsip pertama menggambarkan ide dasar dari Kimia Hijau, yaitu
pencegahan. Prinsip pertama ini menegaskan bahwa pencegahan limbah lebih diutamakan
daripada perlakuan terhadap limbah. Selanjutnya prinsip pertama ini diikuti oleh prinsip-
prinsip berikutnya yang memdanu pelaksanaan prinsip pertama. Prinsip-prinsip Kimia Hijau
yang dapat diterapkan untuk pembentukan dan pengelolaan kota cerdas, adalah atom
economy, penghindaran toksisitas, pemanfaatan solven dan media lainnya dengan konsumsi
energi seminimal mungkin, pemanfaatan bahan mentah dari sumber terbarukan, serta
penguraian produk kimia menjadi zat-zat nontoksik sederhana yang ramah lingkungan
(Dhage, 2013).
Definisi aspek pengelolaan kota cerdas adalah terdiri dari sistem pengelolaan air,
infrastruktur, transportasi, energi, pengelolaan limbah, dan konsumsi bahan mentah (Albino,
Berardi, & Dangelico, 2015). Dengan demikian Ilmu dan teknologi Kimia, melalui
pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola dengan
lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang lebih efektif
dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan. Selanjutnya uraian dalam artikel ini akan

61
membahas peranan Ilmu dan Teknologi Kimia Hijau pada masing-masing aspek yang
membangun kota cerdas.

62
F. GLOSARIUM

Atom ekonomi : Penghematan atom-atom yang bereaksi secara kimia untuk mengurangi
penggunaan bahan kimia.
Biodegradable : Mudah terurai secara biologis.
Bioplastik : Jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat
diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota.
Degradasi : Terurainya senyawa kimia organik yang berlangsung melalui tahap-tahap
tertentu menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana.
Kimia hijau : Pendekatan kimia yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan
meminimalkan pengaruh bahaya bagi Kesehatan manusia dan
lingkungan.
Rute sintesis : Tahapan dalam pembuatan suatu senyawa
Toksisitas : Tingkat kekuatan racun dari suatu zat
Vakum : Daerah gas dengan tekanan kurang dari 1 atm

G. DAFTAR PUSTAKA

Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu


Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Rakhmat, Putra. (2016). Prinsip-Prinsip Kimia Hijau. [Online]. Diakses :
https://greentech.undip.ac.id/scientech/ [09 Juli 2021]
Mustafa, Dina. ( ). Peranan Kimia Hijau (Green Chemistry ) dalam Mendukung
Tercapainya Kota Cerdas (Smart City). 167 – 170.
Manahan, Stanley. (2006). Green Chemistry dan the Ten Commdanments of Sustainability.
Columbia : ChemChar Research, Inc.

63
PROSES KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TERKAIT HAL-HAL
YANG TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP KIMIA HIJAU

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Pertemuan ke :3

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Tatap
Muka.
64
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang
tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik peduli pada keadaan di rumah dan lingkungan
sekitar rumah terhadap proses kimia berbahaya.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa semua aktivitas yang kita lakukan sudah menunjukkan
konstribusi terhadap penerapan prinsip kimia hijau?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian, upaya apa saja
yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan melalui
prinsip kimia hijau ?
STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN
Guru meminta peserta didik mengenal tabel sistem periodik dan
lambang unsur.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi 15 Menit
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya :
1. Apakah pengertian unsur ?
2. Apa hubungannya atom dan molekul ?
3. Bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia setara ?
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
Peserta didik dalam kelompok menggali informasi tentang
KEGIATAN INTI

persamaan reaksi setara, proses-proses kimia yang terjadi dalam 90 Menit


kehidupan, mengidentifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan
prinsip kimia hijau, menyarankan tindakan yang mendukung
penerapan kimia hijau sebagai solusinya.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang

65
diberikan guru terkait dengan proses kimia.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,
mengamati LKPD
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang 5 Menit
terkait proses kimia.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya
PENUTUP tentang Menciptakan Kegiatan yang Mendukung Prinsip Kimia 10 Menit
Hijau
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

66
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 3.3 untuk mengidentifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-
hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau beserta solusinya.

HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Kerja sama

Perhatikan diagram proses-proses kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pernafasan Anaerob/ fermentasi


Pernafasan Anaerob
𝟏 𝐂𝟔𝐇𝟏𝟐𝐎𝟔 ((𝐬) ⟶ 𝟐 𝐂𝟐𝐇𝟓𝐎𝐇 (𝐥) + 𝟐 𝐂𝐎𝟐 (𝐠) + 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝟏 𝐂𝟔 𝐇𝟏𝟐𝐎𝟔 (s) + 𝟔 𝐎𝟐 (g) ⟶ 𝟔 𝐂𝐎𝟐 (𝐠)+ 𝟔 𝐇𝟐 𝐎 (𝐥) + 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢

Proses kimia dalam kehidupan


𝟑 Perkaratan atau Korosisehari-hari Pembakaran Sempurna
𝟐 𝐅𝐞 (𝐬) + 𝐎𝟐 (g) + 𝐱 𝐇𝟐 𝐎 (𝐥) ⟶ 𝟏 𝐅𝐞𝟐𝐎𝟑 . 𝐱𝐇𝟐 𝐎 (𝐬) 𝟏 𝐂𝟑 𝐇𝟖 (g) + 𝟓 𝐎𝟐 (g) ⟶ 𝟑 𝐂𝐎𝟐 (𝐠) + 𝟒 𝐇𝟐 𝐎 (𝐥)
𝟐

Reaksi sabun atau detergen dalam air


𝟔 𝐂𝐎𝟐 (𝐠) + 𝟔 𝐇
𝟐 𝐎 (𝐥) + 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 ⟶ 𝟏 𝟔𝐂 𝟏𝟐
𝐇 𝟔𝐎 (𝐬) + 𝟔𝟐 𝐎 (𝐠) Fotosintesis 𝟏 𝐂𝟏𝟕 𝐇𝟑𝟓 𝐂𝐎𝐎𝐍𝐚 (𝐬)+ 𝟏 𝐇
𝟐 𝐎 (𝐥) ⟶ 𝟏 𝟏𝟕
𝐂 𝟑𝟓𝐇 𝐂𝐎𝐎𝐇 (𝐚𝐪) + 𝟏 𝐍𝐚𝐎𝐇 (𝐚𝐪)

Gambar 1. Proses Kimia dalam Kehidupan e


Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken.
(2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X.

Petunjuk melakukan aktivitas :


Berdiskusilah dalam kelompok masing-masing, lalu tulis dan presentasikan hal-hal berikut :
Amatilah proses kimia dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat pada gambar 1.
(Stimulus)
Identifikasi proses kimia yang terjadi dalam rumah maupun lingkungan sekitar rumah Kalian merujuk pada Gam
Identifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau dan sarankan tindakan yang merupakan solusi
(Pengumpulan Data)
Buatlah tabel seperti Tabel 1. Pada tabel tersebut disajikan satu contoh yang bisa Kalian rujuk dan kembangkan
Cocokkanlah jawaban hasil diskusi dengan literatur yang telah dibaca. Cantumkan sumber literatur sebagai wuj
Tabel 1. Identifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang tidak sesuai
dengan prinsip kimia hijau dan solusinya.
NO. KEGIATAN ATAU KEJADIAN DI DALAM / SEKITAR RUMAH
1 Membakar sampah di udara terbuka
Proses kimia
Proses pembakaran tidak sempurna
Persamaan reaksi kimia setara
(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)
Reaksi pembakaran tidak sempurna :
3CxHy(g) + (3⁄2 x + 3⁄4 y) O2(g)  x CO2(g) + 32y H2O(l) + x CO(g) + x C(s)
Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau
Proses pembakaran tidak sempurna melepaskan gas CO2 sebagai gas rumah kaca
yang menyebabkan peningkatan suhu bumi, dan gas karbon monoksida
(CO) yang berbahaya bagi kesehatan.
Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau
Pilah sampah plastik dari sampah organik. Sampah plastik didaur ulang menjadi pot
tanaman, sedangkan sampah organik dijadikan kompos.
2
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)

Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

3
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)
Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

4
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)

Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.
LATIHAN SOAL

Untuk lebih memahami persamaan reaksi kimia, jawablah beberapa pertanyaan berikut. Tulislah persamaan re
1. CH4 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
2. Al (s) + HCl (aq)  AlCl3 (g) + H2 (g)
3. Fe2O3 (s) + H2SO4 (aq)  Fe2(SO4)3 (aq) + H2O (l)

LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300

CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati :
Pengamat :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan 5 prinsip kimia hijau yang kalian ketahui.
Jawaban
a. Mencegah limbah
b. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
c. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit
d. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
e. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
f. Mendesain efisiensi energi
g. Menggunakan bahan baku terbarukan
h. Mengurangi bahan turunan kimia
i. Menggunakan katalis
j. Mendesain bahan kimia dan produk yang terdegradasi setelah digunakan
k. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi
l. Mencegah potensi kecelakaan
(Skor 5)

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

Tulislah persamaan reaksi setari dari :


1. CH4 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
2. Al (s) + HCl (aq)  AlCl3 (g) + H2 (g)
3. Fe2O3 (s) + H2SO4 (aq)  Fe2(SO4)3 (aq) + H2O (l)
Jawaban
3. CH4 (g) + 2O2 (g)  CO2 (g) + 2H2O (g) (Skor 2)
4. 2Al (s) + 6HCl (aq)  2AlCl3 (g) + 3H2 (g) (Skor 4)
5. Fe2O3 (s) + 3H2SO4 (aq)  Fe2(SO4)3 (aq) + 3H2O (l) (Skor 2)

Skor Total = 8
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. “Materi tersusun dari partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi yang
disebut atom”. Pernyataan ini merupakan salah satu isi dari teori atom yang
dikemukakan oleh . . . .
A. John Dalton D. Niels Bohr
B. J.J. Thomson E. E. Schrodinger
C. E. Rutherford
2. Gambar model atom menurut Ruherford adalah ..........
A. D.

B. E.

C.

3. Kelemahan teori atom Niels Bohr ialah tidak menjelaskan tentang....


A. Kestabilan atom
B. Terbentuk spektrum garis
C. Keberadaan elektron pada lintasan
D. Terjadinya perpindahan elektron
E. Kedudukan elektron dalam atom
4. Teori yang menjadi dasar timbulnya model atom modern adalah teori ......
A. Rutherford, Niels Bohr, dan de Broglie
B. Pauli, Niels Bohr, dan de Broglie
C. Rutherford, de Broglie, dan Hund
D. de Broglie, Schrodinger, dan Heisenberg
E. Dalton, de Broglie, dan Heisenberg
5. Perhatikan persamaan reaksi berikut :
𝑎 Ba(OH)2 (𝑎𝑞 ) + 𝑏 P2 O5 (𝑠) ⟶ 𝑐 Ba3 (PO4 )2 (𝑠) + 𝑑 H2 O (l)
Koefisien reaksi a, b, c, dan d berturut-turut adalah……….
A. 1, 2, 1, 4 D. 3, 1, 1, 2
B. 1, 3, 2, 5 E. 2, 1, 1, 3
C. 3, 1, 1, 3

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Teori Atom Dalton :
a. Materi tersusun dari partikel-partikel terkecil yang disebut atom.
b. Unsur adalah materi yang tersusun dari atom-atom sejenis dengan
massa dan sifat yang sama.
c. Unsur yang berbeda mempunyai atom-atom dengan massa dan sifat
yang berbeda.
d. Senyawa adalah materi yang tersusun dari setidaknya 2 jenis atom
dari unsur-unsur berbeda, dengan perbandingan tetap dan tertentu.
Dalam senyawa, atom-atom tersebut berikatan melalui ikatan antar
atom.
e. Atom tidak dapat dimusnahkan. Reaksi kimia hanyalah penataan
ulang atom-atom yang bereaksi.
2 D 1

Teori Atom Dalton Teori Atom Rutherford

Teori Atom Thomson Teori Atom Schrodinger

Teori Atom Bohr


3 B 1 Kekurangan Model Atom Bohr :
a. Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.
b. Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom
yang lebih rumit apabila atom ditempatkan pada medan magnet
4 D 1 Teori yang menjadi dasar timbulnya model atom modern adalah teori de
Broglie, Schrodinger, dan Heisenberg.
5 C 1 Persamaan Reaksi Setara :
3 Ba(OH)2 (𝑎𝑞 ) + P2 O5 (𝑠 ) ⟶ Ba3 (PO4 )2 (𝑠 ) + 3 H2O (𝑙 )

Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Tentukanlah panjang gelombang elektron yang bergerak dengan kecepatan 5,97 x 106 m
s-1. (Massa elektron = 9,11 x 10-28 g ; tetapan Planck, h = 6,626 x 10-34 J s-1)
2. Setarakanlah persamaan reaksi berikut.
a. NaOH (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + H2O (l)
b. Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s)  Ba3(PO4)2 (s) + H2O (l)
c. (NH4)2SO4 (aq) + KOH (aq)  K2SO4 (aq) + NH3 (g) + H2O (l)

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Dik.
ℎ = 6,626 x 10 𝑘𝑔 𝑚
−34 2

s
𝑚𝑒− = 9,11 x 10−28 𝑔 3
5,97 x 106 𝑚
𝑣=
𝑠
Dit.
1
𝜆 =?

Penyelesaian
λ= ℎ 1
𝑚−.𝑣
𝑒
6,626 x 10−34 𝑘𝑔 𝑚2

𝜆= 𝑠 2
1 𝑘g 5,97 x 106 𝑚
(9,11 x 10 −28
g. ). ( )
1000 g 𝑠

6,626 x 10−34 𝑘g 𝑚2
𝜆= 𝑠
5,97 x 106 𝑚 1
(9,11 x 10−31 𝑘𝑔 ) . ( )
s
6,626 x 10−34 𝑘𝑔 𝑚2
𝜆= 𝑠 1
5,43867 𝑥 10−24 𝑘𝑔 𝑚
𝑠
𝜆 = 1,2183 x 10−10 𝑚 1
Jadi, panjang gelombang elektron adalah 1,2183 x 10-10 m
2 a. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) 2
b. 3Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s)  Ba3(PO4)2 (s) + 3H2O (l) 2
c. (NH4)2SO4 (aq) + 2KOH (aq)  K2SO4 (aq) + 2NH3 (g) + 2H2O (l) 3
Skor Total 17

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Elektron – elektron dalam atom beredar mengelilingi inti dan berada pada lintasan
(tingkat energi) tertentu. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat
energi lainnya tanpa disertai penyerapan ini di kemukakan oleh .......
2. Setarakan persamaan reaksi berikut.
a. C6H12 (s) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
b. H2SO4 (aq) + Al2O3 (s)  Al2(SO4)3 (s) + H2O (l)
PEMBAHASAN DAN SKOR
No. Pembahasan Skor
1 a. Elektron – elektron dalam atom beredar mengelilingi inti dan berada
pada lintasan (tingkat energi) tertentu.
b. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi 1
lainnya tanpa disertai penyerapan.
Teori atom diatas dikemukakan oleh Niels Bohr.
2 a. C6H12 (s) + 9O2 (g)  6CO2 (g) + 6H2O (g) 3
b. 3H2SO4 (aq) + Al2O3 (s)  Al2(SO4)3 (s) + 3H2O (l) 2
Skor Total 6

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali


Nilai = Skor total x 100 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A) ATOM
Dunia sekitar kita terdiri dari berbagai jenis materi. Materi tersebut dapat mengalami
perubahan, misalnya berkarat, membusuk, terbakar, atau berubah warna. Pada umumnya
kita menghiraukan keberadaan berbagai jenis materi tersebut serta perubahan-perubahan
yang terjadi. Namun demikian, beberapa orang mempunyai rasa ingin tahu yang istimewa.
Orang- orang seperti itu mengamati berbagai hal biasa secara lebih seksama dan
memikirkannya secara lebih mendalam. Lalu muncullah beberapa pertanyaan yang menjadi
pemikiran mereka. Terbentuk dari apakah sebenarnya materi ? bagaimana perubahan materi
tersebut terjadi ? dalam rangka untuk menjelaskan hakikat dan perubahan materi, para
pemikir masa lalu menduga bahwa materi terbentuk dari suatu bahan dasar. Democritus
(460 – 370 SM) dan beberapa filsuf pada masa itu mengemukakan bahwa materi terbentuk
dari partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai atom (Yunani : atomos = tak terbagi).
Namun, filsuf lain mempunyai pendapat berbeda. Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa
tidak ada yang tak terbagi. Oleh karena Aristoteles termasuk orang yang sangat berpengaruh
pada masa itu, gagasan tentang atom memudar dan tidak mengalami perkembangan selama
berabad-abad.
Pemikiran tentang keberadaan atom Kembali muncul di Eropa pada abad ke-17,
Ketika para ilmuwan mencoba menjelaskan sifat-sifat gas. Meski tidak terlihat, udara terdiri
dari sejenis partikel yang senantiasa bergerak. Kita dapat merasakannya, misalnya Ketika
terjadi angin. Isaac Newton (1642 – 1727), seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada
masa itu mengemukakan dukungannya tentang keberadaan atom. Selanjutnya pada abad ke-
18, para kimiawan mulai melakukan pengukuran massa zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Pada tahun 1774, Antoine Laurents Lavoisier (1743 – 1794), seorang kimiawan asal
Prancis, menemukan bahwa dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Penemuan
ini dikenal sebagai Hukum Kekekalan Massa. Kemudian pada tahun 1799, Joseph Louis
Proust (1754
– 1826), kimiawan asal Prancis menemukan Hukum Perbandingan Tetap yang menyatakan
bahwa unsur-unsur bergabung dengan perbandingan tertentu.

B) PERKEMBANGAN MODEL ATOM


1. TEORI ATOM DALTON
Pada 1808, ilmuwan berkebangsaan Inggris, John Dalton, mengemukakan teorinya
tentang materi atom yang dipublikasikan dalam A New System of Chemical Philosophy.
Berdasarkan penelitian dan hasil-hasil perbandingannya, Dalton menyimpulkan sebagai
berikut :
a. Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Postulat ini untuk mempertegas
pendapat Democritus yang menyatakan jika suatu materi terus dibagi, suatu saat
akan sampai pada suatu partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Partikel ini disebut
atom.
b. Semua atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat yang sama meliputi
volume, bentuk, maupun massanya. Sebaliknya atom – atom tidak sejenis
mempunyai
sifat yang berbeda. Postulat ini merupakan gagasan baru Dalton. Menurut Dalton,
atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur
itu.
c. Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom. Selanjutnya, atom
– atom itu di tata ulang sehingga membentuk komposisi tertentu. Postulat ini di
dasarkan pada Hukum Kekekalan Massa dari Lavoiser, yaitu massa sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Olek karena itu, tidak ada atom yang hilang atau
tercipta dalam suatu reaksi kimia. Perubahan yang terjadi hanyalah berupa
pemisahan dan penggabugan antar atom.
d. Atom dapat bergabung dengan atom lain untuk membentuksuatu molekul dengan
angka perbandingan bulat dan sederhana. Postulat ini merupakan konsep molekul,
yaitu antar atom dapat bergabung membentuk suatu molekul. Atom yang bergabung
dapat sejenis atau tidak sejenis. Penggabungan atom-atom sejenis membentuk
molekul unsur. Penggabungan atom tidak sejenis membentuk senyawa. Berikut
gambar teori atom Dalton :

Gambar 2. Teori Atom Dalton


(https://i.pinimg.com/564x/1b/34/bf/1b34bfd8318772a552fbd3e8d80e1ee2.jpg )

Kelebihan Atom Dalton :


a. Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier).
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Kelemahan Atom Dalton :


a. Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom.
b. Pada kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang
disebut partikel subatomik.

2. MODEL ATOM THOMSON


Seorang Kimiawan Inggris, Joseph John Thomson, pada tahun 1899 menemukan
elektron, suatu partikel bermuatan negatif yang lebih ringan daripada atom. Dia
memperlihatkan bahwa elektron merupakan partikel sub atomik. Dari penemuannya ini,
J. J. Thomson mengemukakan dugaan (hipotesis) sebagai berikut : "karena elektron
bermuatan negatif, sedangkan atom bermuatan listrik netral maka haruslah ada muatan
listrik positif yang mengimbangi muatan elektron dalam atom". Maka ia mengusulkan
suatu model atom yang dikenal dengan model atom roti kismis.
a. Atom berbentuk bola pejal bermuatan positif yang homogen (diibaratkan sebagai
roti).
b. Elektron bermuatan negatif tersebar di dalamnya (seperti kismis yang tersebar di
dalam roti).

Gambar 3. Model Atom Thomson


(https://download.imgbin.com/api_download.php?k=Kv9jntyb )

Kelebihan Model Atom Thomson :


a. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel
subatomik.
b. Dapat menerangkan sifat listrik atom.

Kelemahan Model Atom Thomson :


a. Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis
emas yang dikemukakan oleh Rutherford

3. MODEL ATOM RUTHERFORD


Ahli Kimia Inggris, Ernest Rutherford beserta temannya Geiger dan Marsden pada
1911 melakukan eksperimen yang dikenal dengan penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas (0,0004 mm). Setelah berkali-kali melakukan percobaan, akhirnya
Rutherford berhasil mengungkapkan fakta-fakta berikut.
1) Sebagian besar partikel alfa menembus selaput tipis emas. Berarti, sebagian besar
atom adalah ruang kosong.
2) Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan keluar oleh sesuatu,
hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat
membelokkan partikel alfa.
3) Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000) terpantul dari selaput
tipis emas. Dengan kenyataan ini, Rutherford sempat tercengang dan berkomentar,
“sungguh luar biasa, seolah Anda menembak selembar kertas tisu dengan peluru
setebal 40 cm dan peluru itu kembali menghantam Anda sendiri”. Hal ini
menunjukkan adanya sesuatu yang sangat kecil (belakangan disebut sebagai inti),
namun massa terpusat disana sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu
akan terpantulkan.
Berdasarkan fenomena percobaan tersebut maka Rutherford mengusulkan suatu model
atom yang dikenal dengan model atom nuklir Rutherford sebagai berikut.
1) Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong.
2) Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom
terpusat pada inti.
3) Elektron beredar mengelilingi inti.
4) Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat
netral.

Gambar 4. Model atom Rutherford


(https://www.clipartkey.com/mpngs/b/81-817731_atom-clip-art.png )

Akan tetapi, teori atom Rutherford juga memiliki kelemahan. Beberapa kelebihan dan
kelemahan dari model atom nuklir Rutherford.

Kelebihan Model Atom Rutherford :


a. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas.
b. Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan pusat
massa atom.

Kekurangan Model Atom Rutherford :


a. Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel
bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
b. Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi
terus menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti.
Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya.

Kelemahan teori aton Rutherford tersebut dikoreksi oleh Niels Bohr dan melahirkan
teori atom Bohr.
4. MODEL ATOM BOHR
Niels Henrik David Bohr adalah seorang ahli Kimia Denmark. Pada 1913, Bohr
mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford
dan teori kuantum Planck. Model atom Bohr berdasarkan teorinya sebagai berikut.
a. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
b. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron
ini disebut lintasan stasioner.
c. Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat
energi lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut
eksitasi. Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi
lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan
memancarkan energi, peristiwa ini disebut deeksitasi. Baik eksitasi maupun
deeksitasi disebut peristiwa transisi elektron. Energi yang diserap atau dipancarkan
pada peristiwa transisi elektron ini dinyatakan dengan persamaan :
∆𝑬 = 𝒉. 𝒗

KETERANGAN
∆𝐸 : perbedaan tingkat energi
ℎ : tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J/s
𝑣 : frekuensi radiasi

d. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai


spektrum atom.

Gambar 5. Model Atom Bohr


(https://cdn1.byjus.com/wp-content/uploads/2018/07/Niels-Bohr-atomic-model.png )

Kelebihan Model Atom Bohr :


a. Menjawab kelemahan dalam model atom Rutherford dengan mengaplikasikan teori
kuantum.
b. Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi)
dari atom hidrogen.
Kekurangan Model Atom Bohr :
a. Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.
b. Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit
apabila atom ditempatkan pada medan magnet.

5. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM


Teori atom mekanika kuantum merupakan penyempurnaan dari teori atom Bohr. Teori
ini di dasari oleh hipotesis de Broglie dan prinsip ketidakpastian Heisenberg.

(A) Hipotesis de Broglie


Meskipun teori atom Bohr cukup memuaskan untuk menerangkan sejumlah garis –
garis spektrum hidrogen, teori tersebut tidak dapat menerangkan banyak fakta
eksperimen. Misalnya teori atom Bohr tidak dapat menerangkan elektron dapat
didifraksikan melalui sebuah kristal (peristiwa difraksi hanya dapat diterangkan
dengan teori gelombang). Sebenarnya, gerakan elektron dalam aom sangat rumit
dan sama sekali tidak dapat di gambarkan dengan lintasan yang berupa lingkaran
atau elips.
Louis de Broglie (1924) mengemukakan bahwa elektron yang bergerak
mempunyai sifat – sifat gelombang. Ia menggambungkan persamaan Einsten (energi
suatu partikel bermassa m).
𝐸 = 𝑚 . 𝑐2 …………………………(1)

Dengan persamaan Planck (energi suatu gelombang berfrekuensi)


𝐸 = ℎ. 𝑣........................................................................................................(2)
ℎ. 𝑐
𝑚. 𝑐2 = ℎ. 𝑣 =
𝜆

𝑚= ………………………....(3)
𝜆

Louis de Broglie berpendapat jika sesuatu merupakan gelombang


sebagaimana sinar dipertimbangkan sebagai aliran suatu partikel maka ia
mengusulakan bahwa suatu partikel seperti elektron dapat dipikirkan sebbagai
gelombang. Tidak sepeerti sinar yang berjalan dengan kecepatan tetap, elektron
berjalan dengan kecepatan tidak tetap (bervariasi). Substitusi kecepatan cahaya (c)
pada persamaan (3) dengan kecepatan elektron (v), menghasilakan persamaan (4).

𝒉
𝒎=𝝀
atau
𝒉
𝝀 = 𝒎. 𝒗 ……………...(4)
Keterangan :
𝜆 : panjang gelombang (m atau nm)
h : tetapan Planck (6,626 x 10−34 𝐽 . 𝑠 −1 ) 𝑱 = 𝒌𝒈 . 𝒎𝟐
m : massa elektron (9,11 x 10 −31 𝑘𝑔)
v : kecepatan elektron (m s-1)

(B) Prinsip Ketidakpastian Heisenberg


Ketidakpastian Heisenberg pada prinsipnya berkaitan dengan suatu partikel
kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi seperti elektron dalam atom. Prinsip ini
dikemukakan oleh Werner Heisenberg (1926). Mekanika klasik tentang gerakan di
dasarkan pada pengetahuan tentang momentum dan posisi dari suatu partikel yang
bergerak. Kita dapat mengukur kecepatan benda besar yang sedang bergerak dan
menentukkan posisinya dengan ketetapan yang tinggi, misalnya kecepatan bola
kaki. Hal ini berada dengan gerakan elektron dalam atom. Prinsip ketidakpastian
Heisenberk menyatakan bahwa “Momentum dan posisi dari suatu partikel yang
kecil tidak dapat diketahui secara bersamaan (simultan) dengan derajat kepastian”.
Dapat dibayangkan bahwa makin tepat usaha mengukur posisi suatu partikel,
kepastian momentumnya makin berkurang. Heisenberg menunjukkan bahwa batas
terkecil ketidakpastian adalah tetapan Planck. Hal ini berarti bahwa perkalian Δy
dan Δ(mv) sama dengan atau lebih besar dari h.

𝚫𝒚 . 𝚫(𝒎 . 𝒗) ≥ 𝒉 (h : tetapan Planck)

Karena tetapan Planck (h) berharga sangat kecil (6,626 x 10−34 J . s),
ketidakpastian dalam pengukuran posisi atau momentum suatu objek yang besar,
seperti pelemparan bola kaki, diabaikan. Tumbukan antara foton sinar yang
memiliki energi sangat tinggi dengan elektron akan mengubah momentum elektron.
Akibatnya pengukuran akan menjadi salah.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan suatu dasar kelemahan model
atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan bahwa elektron memiliki orbit yangtepat.
Dengan demikian, posisi (r) dan momentum (m . v) diketahui dengan tepat. Ini tidak
sesuai dengan prinseip Heisenberg dan merupakan kelemahan teori atom Bohr.

(C) Persamaan Gelombang (𝝍)


Oleh karena spektrum atom bersifat diskrit, maka hanya ada satu bantuk gelombang
yang mungkin bagi elektron, yakni gelombang stasioner. Sifat gelombang dari
elektron ini dapat dijelaskan menggunakan persamaan gelombang (𝝍) yang
dirumuskan oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926.

𝑑2𝜓 𝑑2𝜓 d2𝜓 8𝜋2𝑚


+ + +
𝑑𝑥2 𝑑𝑦2 𝑑𝑧2 (𝐸 − 𝐸𝑝) 𝜓 = 0
ℎ2
Pada teori atom mekanika kuantum, kebolehjadian menemukan elektron dikenal
sebagai konsep orbital. Orbital mempunyai energi, bentuk, dan orientasi tertentu
yang dikarakterisasi oleh satu set tiga bilangan kuantum yang diperoleh dari
persamaan gelombang Schrodinger. (adanya set bilangan kuantum ini membolehkan
pemisahan lebih lanjut tingkat energi Bohr, sehingga dapat menjelaskan garis-garis
halus pada spektrum atom hidrogen). Selain set ketiga bilangan kuantum tersebut,
ada penambahan bilangan kuantum keempat yang menjadi dasar aturan pengisian
elektron dalam orbital. Dengan demikian, di dalam teori atom mekanika kuantum,
kedudukan elektron dalam atom dijelaskan oleh 4 bilangan kuantum. Susunan
elektron dalam orbital-orbital dalam atom unsur dikenal sebagai konfigurasi
elektron.

Gambar 6. Model Atom Mekanika Kuantum


(https://assets.sutori.com/user-uploads/image/fb6b3d0a-620b-43db-8efe-
e90c222f833c/8b3673f8be2ee7dc497247db9e211b76.png )

(1) Bilangan kuantum utama (𝒏) menunjukkan kulit atom


Bilangan kuantum utama menentukan tingkat energi elektron dan sesuai dengan
tingkat energi atom Bohr (menunjukkan lintasan elektron atau kulit atom). Pada
umumnya, elektron yang tingkat energinya lebih rendah adalah elektron yang
dekat dengan inti atom, sedangkan elektron yang tingkat energinya lebih tinggi
adalah elektron yang jauh dari intinya. Harga bilangan kuantum utama
merupakan bilangan bulat positif dan dimulai dari satu.
Harga bilangan kuantum utama (𝒏) : 1, 2, 3, 4, ...
Tingkat energi ke- : 1, 2, 3, 4, ...
Sesuai dengan lintasan ke- : 1, 2, 3,4, ...
Sesuai dengan kulit atom : K, L, M, N, ...

(2) Bilangan kuantum azimuth (𝒍) menunjukkan subkulit


Bilangan kuantum azimut merupakan ukuran momentum sudut orbital elektron.
Bilangan kuantum ini menunjukkan di subtingkat energi/subkulit/sub lintasan
mana elektron bergerak dan menentukkan bentuk orbital. Harga bilangan
kuantum azimut bergantung pada harga bilangan kuantum utamanya. Untuk
suatu harga n, terdapat beberapa harga 𝑙 yang mungkin , yaitu dari 𝑙 = 0 hingga
𝑙
=n–1
𝑙 = 0, 1, 2, 3, ..., n – 1

(3) Bilangan kuantum magnet (𝒎) menunjukkan orientasi orbitalnya Bilangan


kuantum magnetik menunjukkan kedudukan atau orientasi orbital dan juga
menunjukkan adanya satu atau beberapa tingkat energi setingkat yang
merupakan penyusunan subkulit. Harga bilangan kuantum magnetik dari −𝑙
hingga +𝑙 termasuk harga 0. Setiap harga 𝑙 mempunyai harga 𝑚1.

(4) Bilangan kuantum spin (𝒔) menunjukkan perputaran elektron (rotasi)


Bilangan kuantum spin (𝑠) ini memberikan gambaran tentang arah perputaran
elektron pada sumbunya. Terdapat dua kemungkinan perputaran elektron pada
1
sumbunya, yaitu berputar searah jarum jam, bernilai + dan berputar berlawanan
2
1
dengan arah jarum jam, bernilai − . Pada penggambaran dalam ruang orbital
2
1 1
atom, + diberi simbol panah ke atas (↑)dan − diberi simbol panah ke bawah
2 2
(↓).

C) MOLEKUL
Molekul merupakan gabungan dari dua atau lebih atom, dapat terbentuk dari atom yang
sama, contohnya hidrogen (H2) dan oksigen (O2), dan dapat juga terbentuk dari atom yang
berbeda, contohnya air (H2O), karbon dioksida (CO2), atau karbon monoksida (CO).
Molekul yang tersusun atas atom yang sama dinamakan molekul unsur, sedangkan molekul
yang dibangun oleh atom berbeda disebut molekul senyawa. Molekul yang terbentuk dari
dua atom, baik atom yang sama ataupun beda disebut molekul diatomik. Selain itu, atom
juga bisa membentuk molekul poliatomik, yaitu molekul yang tersusun atas tiga atau lebih
atom, contohnya seperti ozon (O3) dan belerang atau sulfur (S8).

O + O  O2 Molekul
1 atom oksigen 1 atom oksigen 1 molekul oksigen Unsur
2H + O  H2O Molekul
1 atom hidrogen 1 atom oksigen 1 molekul air Senyawa

Molekul dikatakan bagian terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu molekul
panjangnya kurang lebih satu per milliyar centimeter (1 x 10−9 cm). Dalam satu benda yang
panjangnya satu centimeter, terdapat 1 x 109 molekul. Bayangkan bagaimana halusnya
molekul itu. Bayangkan juga jumlah molekul yang terdapat dalam sehelai rambut, berapa
jumlah molekul dalam tubuh, dan berapa molekul dalam bumi serta ruang angkasa. Seperti
halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan bentuk. Massa molekul suatu zat adalah
jumlah massa atom yang membentuknya.

D) PERSAMAAN REAKSI KIMIA


Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi
disertai dengan koefisiennya masing-masing.

(A) MENULISKAN PERSAMAAN REAKSI


1) Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat baru (produk).
2) Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia
di antaranya berubah.
3) Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.
4) Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.

CONTOH
2H2 (g) + O2 (g)  2H2O (l)

Keterangan :
Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang
bersangkutan (g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk
menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat
yang terlibat dalam reaksi.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :


1) Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan
wujudnya.
2) Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap
unsur sama pada kedua ruas (cara sederhana).
CONTOH
Langkah 1 : Al (s) + H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g) (belum
setara)
Langkah 2 : 2Al (s) + 3H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
(Sudah Setara)

(B) MENYETARAKAN PERSAMAAN REAKSI


Langkah-langkahnya (cara matematis) :
1) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1,
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
2) Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi
koefisien 1 itu.
3) Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling
akhir.

CONTOH
Persamaan reaksi yang belum setara.
C2H6 + O2  CO2 + H2O

Langkah 1 :
Menetapkan koefisien C2H6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.
1 C2H6 + a O2  b CO2 + c H2O

Langkah 2 :
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan :
Ruas
Atom Ruas kiri
kanan
C 2 b
H 6 2c
O 2a 2b + c

Langkah 3 :
Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.
Dari langkah 3, diperoleh :
b = 2 ……………. (i)
2c = 6 ……………. (ii)
2a = (2b + c) …..………... (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh :
2c = 6
6
c =
2
c = 3................................................(iv)
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii)
: 2a = (2b + c).......................................(iii)
2a = {(2) . (2) + 3} = 7
.................................................
a = 7 (v)
2

Langkah 4 :
Nilai-nilai a, b, dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :
1 C2H6 + 7 O2  2 CO2 + 3 H2O (x2)
2
2 C2H6 + 7 O2  4 CO2 + 6 H2O

Langkah 5 :
Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.
2 C2H6 + 7 O2  4 CO2 + 6 H2O
F. GLOSARIUM

Atom : Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat
terdiri dari atom dengan komposisi tertentu.
Eksitasi : Proses pelepasan energi radiasi ke suatu atom atau molekul tanpa
mengakibatkan ionisasi.
Elektron : Partikel subatom yang bermuatan
negatif. Foton : Paket energi radiasi elektromagnetik.
Materi : Segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.
Neutron : Partikel subatom yang tidak bermuatan dan terdapat dalam inti
atom. Nukleus : Inti atom yang mengandung proton dan neutron.
Orbital : Daerah dalam ruang di sekitar inti atom yang memiliki kemungkinan
tertinggi untuk bisa menemukan elektron.
Partikel : Unsur dasar benda atau bagian benda yang sangat kecil dan
berdimensi Persamaan reaksi : Satu cara pemaparan proses reaksi kimia.
Proton : Partikel subatom yang bermuatan positif dan terdapat dalam inti atom.
Reaksi kimia : Suatu proses di mana suatu zat atau reaktan diubah menjadi zat yang
berbeda dan disebut dengan produk.
Tingkat energi : Besar energi tertentu yang dapat dimiliki sebuah atom, inti atom, atau
partikel subatom yang terikat pada ruang tertentu.

G. DAFTAR PUSTAKA

Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu


Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kekas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Rufaida, Anis Dyah, dkk. (2016). Kimia X Semester 1. Klaten : Intan Pariwara
Rahardjo, Sentot Budi. (2018). Kimia Berbasis Eksperimen. Solo : Platinum
Hidayah, Nurul. (2020). Berkenalan dengan Atom, Molekul, dan Ion. [Online]. Diakses :
https://www.ruangguru.com/blog/atom-molekul-dan-ion [25 September 2021]
Sabarni. (2014). “Atom dan Molekul berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Quran”.
Lantanida Journal. 2, (2), 123 - 136.
MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PRINSIP KIMIA HIJAU

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
Pertemuan ke : 4 dan 5

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.
5. Peserta didik telah mempelajari Proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal
yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk Pembelajaran Tatap Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan konsep kimia hijau dengan membuat karya berupa infografis
atau video tiktok untuk mendukung prinsip kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik membuat kegiatan yang mendukung prinsip
kimia hijau.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah kita telah mendukung prinsip kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari ? Bagaimana
cara kita mendukung prinsip kimia hijau ?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian, proses kimia
apa saja yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau ?

STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN


Guru meminta peserta didik mengamati gambar agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 PBB yang terlampir pada LKPD.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya :
15 Menit
1. Apakah prinsip kimia hijau dapat ikut berpartisipasi dalam
pembangunan berkelanjutan 2030 ?
2. Terdapat 17 agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang
dicanangkan oleh PBB. Berapa banyak agenda yang dapat
terintegrasi dengan prinsip kimia hujau ?
3. Sebutkan judul agenda yang terintegrasi dengan prinsip kimia hijau.
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
KEGIATAN INTI

Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang


maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
180
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk, Menit
mengamati LKPD
Peserta didik dalam kelompok menggali informasi tentang agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yang berkaitan dengan prinsip
kimia hijau
Peserta didik dalam kelompok mengamati agenda pembangunan ke
7 dengan judul energi bersih dan terjangkau dan menganalisis
informasi dari berbagai sumber mengenai biosolar B30.
Peserta didik peserta didik menjawab pertanyaan mengenai
biosolar B30 yang terdapat pada LKPD.
Peserta didik dalam kelompok menciptakan satu ide tentang
sumber energi terbarukan lainnya dari 17 agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yang dicangkanan oleh PBB.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan guru terkait agenda pembangunan berkelanjutan 2030
yang berkaitan dengan prinsip kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indivdiual
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang 5 Menit
terkait proses kimia.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya
PENUTUP 10 Menit
tentang Ciri-ciri, Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman
sebaya. Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PROYEK

HOTS SIKAP
Literasi Analisis Mandiri
Evaluasi Kreatif
Kerja sama

Gambar 1. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB

(https://www.sdg2030indonesia.org/an-component/media/upload-gambar-news/B.jpg )
A) STIMULUS
Amatilah agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB yang terdapat pada gambar 1.

B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar yang telah diamati, tuliskan beberapa pertanyaan yang akan dibahas
bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
1.

2.

3.
_

C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3.

_
D) PEMBUKTIAN
Petunjuk melakukan Aktivitas Proyek :

Carilah informasi dari berbagai sumber tentang biosolar B30. Catatlah sumber referensi yang Kalian baca.
Kumpulkan, olah, analisis, simpulkan data informasi dari berbagai sumber tentang sumber energi terbaruk
Lakukan dengan sikap
jujur, objektif,
kritis,
kreatif,
mandiri,
inovatif, dan
bergotong royong sebagai insan dalam masyarakat global.

E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
F) LATIHAN SOAL

Berdasarkan referensi yang telah kalian dapatkan mengenai Biosolar B30, jawablah
beberapa soal berikut ini.

1. Bagaimana biosolar B30 dibuat?


2. Bagaimana perbandingannya dengan sumber energi nonbio?
3. Apakah biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau?

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

3.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300

CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati :
Pengamat :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
RUBRIK PENILAIAN PROYEK

Skala Point
No. Aspek Skor Terpenuhi 1 2 3 4 Point
(K) (C) (B) (SB)
1 Perencanaan Mengumpulkan sumber informasi
Rancangan jadwal proses pelaksanaan
proyek
Pemilihan media komunikasi (kampanye)
2 Proses Menganalisis sumber informasi untuk
Pelaksanaan menjawab tiga buah pertanyaan
Proyek Analisis sumber informasi untuk
mengemukakan ide lainnya terkait
sumber energi terbarukan
Kejasama kelompok
3 Hasil Daya Tarik media (mempunyai nilai
Produk seni)
Media Kebenaran isi media sesuai konten
Komunikasi
Kemudahan memahami media
(Kampanye)
4 Presentasi Penggunaan Bahasa yang baik dan benar
Penyampaian mudah dipahami
Daya Tarik media yang digunakan
Kekompakkan
POINT TOTAL 52

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Rumus Penilaian :
90 - 100% = Sangat Baik
80 - 89% = Baik
Point yang diperoleh
Nilai = Point total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?
2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan reaksi pembentukan alkohol melalui proses fermentasi.
Jawaban
C6H12O6 (s)  2 C2H5OH (l) + 2 CO2 (g) + energi (2 ATP) (Skor 2)
2) Tuliskan reaksi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan.
Jawaban
uv
6 CO2 (g) + 6 H2O (l)
→ C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) (Skor 2)
3) Jelaskan 1 contoh reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.
Jawaban
Reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau yaitu reaksi pembakaran.
C3H8 (g) + 5 O2 (g)  3 CO2 (g) + 4 H2O (l)
Gas CO2 yang dihasilkan dari reaksi pembakaran akan naik ke atmosfer dan
menghalangi pemancaran panas dari bumi, sehingga panas dipantulkan kembali ke
bumi. Akibatnya bumi menjadi sangat panas yang dikenal sebagai global warming.
Gas CO2 bereaksi dengan air di udara akan menyebabkan hujan asam yang dapat
merusak permukaan benda dan menyebabkan kematian biota air.
CO2 (g) + H2O (l)  H2CO3 (aq)
As. Karbonat
(Skor 5)

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Skor Total = 9
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Rumus Penilaian : 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Bagaimana biosolar B30 dibuat ?


Jawaban
Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi
dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa
(NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam
lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut :

Gambar 2. Skema Proses Produksi Biodiesel


(https://ebtke.esdm.go.id/images/b137390f28aa52ce34db7962d7ffd097_p.png )

Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.
(Sumber : https://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/19/2434/faq.program.mandatori.biodiesel.30.b30 )
(Skor 5)

2. Bagaimana perbandingannya dengan sumber energi nonbio ?


Jawaban
Bahan bakar minyak atau minyak bumi seperti solar, bensin, dan avtur adalah salah satu
sumber daya vital bagi umat manusia. Akan tetapi, minyak bumi sayangnya bukanlah
sebuah sumber daya yang dapat diperbarui.
Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari bahan bakar alternatif seperti biosolar.
Perbedaan solar dan biosolar terletak pada bahan pembuatannya, di mana solar berasal
dari fosil sedangkan biosolar berasal dari tanaman.
Perbedaan lainnya yaitu terletak pada kandungan energi, kadar sulfur, dan kekuatan
proses oksidasi.
(Sumber : https://www.gardaoto.com/blog/apa-itu-biosolar-apa-perbedaan-solar-dan-biosolar )
(Skor 5)

3. Apakah biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau?


Jawaban
Biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau yaitu pada prinsip kimia hijau ke – 7 :
Menggunakan bahan baku terbarukan. (Skor 2)
Skor Total = 12

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

1.

Gambar 3. Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia dari Tahun ke Tahun

Analisis grafik pada Gambar 3 di atas, lalu jawablah pertanyaan berikut :


a. Prinsip kimia hijau yang manakah yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan
gas rumah kaca di Indonesia dari tahun ke tahun ?
Jawaban
Prinsip kimia hijau yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan gas rumah
kaca di Indonesia dari tahun ke tahun adalah prinsip nomer 1 (mencegah limbah).
(Skor 2)
b. Sarankan upaya apa saja yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada
Gambar tersebut.
Jawaban
Upaya yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada gambar tersebut adalah :
a. Kebakaran gambut serta penggunaan hutan dan lahan lain
b. Menghindari metode pembakaran untuk keperluan replanting (peremajaan lahan)
c. Pertanian : menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan
d. Limbah :
1) Mengolah limbah organik menjadi pupuk organik dan biogas
2) Mengolah limbah plastik menjadi biofuel dan bahan beton atau pengeras jalan
e. Industri : menggunakan syn-gas (gasifikasi batubara) sehingga mengurangi emisi
gas rumah kaca.
f. Energi : menggunakan sumber energi alternatif nonfosil.
(Skor 7)

2. Nyatakan Benar atau Salah Pernyataan - pernyataan berikut beserta alasan kenapa
Kalian menjawab demikian.
a. Tidak semua reaksi kimia menghasilkan zat-zat yang berbahaya. Contohnya adalah
penggunaan soda kue dalam proses memanggang adonan roti. Gas karbondioksida
yang dihasilkan akan membuat roti menjadi empuk dan enak disantap.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena banyak reaksi kimia di sekitar kita yang mampu
menjaga kelestarian lingkungan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan
seperti membuat kue. (Skor 2)
b. Reaksi kimia pembakaran tak sempurna misalnya membakar sampah di udara
terbuka tidak akan mencemari lingkungan karena menghasilkan gas karbon
monoksida yang aman bagi makhluk hidup.
Jawaban
Pernyataan diatas SALAH karena gas karbon monoksida bersifat racun yang dapat
membahayakan makhluk hidup. (Skor 2)
c. Biosolar B-30 adalah salah satu upaya pemerintah untuk menerapkan prinsip kimia
hijau yaitu menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena Biosolar B-30 merupakan salah satu upaya dalam
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan prinsip kimia hijau ke-7 yakni Penggunaan Sumber Energi
yang dapat diperbarui. (Skor 2)

Skor Total = 15

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

Gambar 4. Penerapan Prinsip Kimia Hijau pada Ekosistem Laut

Pelajari infograis pada Gambar 4 yang memuat hal - hal terkait konservasi laut dalam
mendukung agenda pembangunan berkelanjutan 2030. Lakukan analisis infografis pada
gambar 4. Lalu jawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Hal - hal manakah yang paling berkaitan dengan prinsip - prinsip kimia hijau ?
Jawaban
Hal-hal yang paling berkaitan dengan prinsip kimia hijau adalah saat laut menjadi asam
karena dapat mengancam ekosistem laut. Keasaman laut disebabkan oleh pencemaran
laut, misalnya adanya hujan asam atau tumpahnya bahan bakar minyak bumi dari area
pengeboran lepas pantai. Hal lainnya adalah saat area keragaman laut hayati tidak
terlindungi karena ancaman limbah plastik yang hanyut ke laut. Demikian juga aktivitas
manusia di lautan yang melanggar hukum misalnya saat eksploitasi ikan, udang, cumi-
cumi menggunakan bahan kimia. (Skor 5)

2. Apa akibatnya bila hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau tersebut
dibiarkan terus terjadi ?
Jawaban
Jika dibiarkan terus-menerus, maka ekosistem laut akan terancam termasuk punahnya
keragaman laut hayati secara global. (Skor 2)

3. Jelaskan akibat terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial.


Jawaban
Akibatnya terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial adalah
menurunnya pendapatan nelayan sehingga ikut mempengaruhi berkurangnya pendapatan
nasional bruto dari sektor kelautan, merusak citra laut Indonesia sebagai bagian dari
promosi pariwisata laut yang akan menurunkan angka kunjungan wisatawan. Hal ini
akan memengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat karena penduduk usia muda
akan pindah ke kota dan menambah angka pengangguran dan kejahatan di kota besar.
(Skor 5)

Skor Total = 12
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang
dicanangkan oleh PBB :
1) Menghapus Kemiskinan
2) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
3) Konsumsi air jernih
4) Memperbarui bahan bakar fosil
5) Mengurangi Ketimpangan
Agenda yang sesuai dengan rencana PBB terdapat pada nomor :
A. 1) dan 2) D. 1), 2), dan 5)
B. 1), 2), dan 3) E. 1), 2), dan 4)
C. 3) dan 4)

2. Perhatikan gambar agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB berikut :

Berdasarkan 17 agenda diatas, agenda nomor berapakah yang terintegrasi


dengan prinsip kimia hijau ?
A. 3, 6, 7, 14, 15, dan 16 D. 1, 2, 3, 5, 7, dan 10
B. 3, 6, 7, 13, 14, dan 15 E. 3, 6, 7, 11, dan 13
C. 1, 2, 3, 10, 11, dan 13

3. Penerapan konsep kimia hijau dengan keamanan pangan dimulai


pada………
A. Pertanian D. Persawahan
B. Perkebunan E. Semua benar
C. Perikanan

4. Berikut ini upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi dampak


pemanasan global :
1) Biopark
2) Ecosan
3) Waste water garden
4) Environmental chemistry
5) Sanita
6) Green technology
Yang bukan merupakan upaya mitigasi dan adaptasi terdapat pada
nomor…. A. 1) dan 2) D. 6)
B. 1), 2), dan 3) E. 1), 2), dan 4)
C. 4)
5. Apa yang dimaksud dengan biodiesel ?
A. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang diterapkan pada mesin
kendaraan
B. Biodiesel merupakan bahan bakar berasal dari bahan alam yang
diterapkan pada mesin kendaraan
C. Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi
D. Biodiesel merupakan bahan bakar fosil yang dapat diperbarui
E. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak
tumbuhan atau lemak hewani melalui proses esterifikasi.

PEMBAHASAN DAN SKOR


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Berikut ini 17 agenda pembangunan berkelanjutan 2030
yang dicanangkan oleh PBB :
1) Menghapus kemiskinan
2) Mengakhiri kelaparan
3) Kesehatan yang baik dan kesejahteraan
4) Pendidikan bermutu
5) Kesetaraan gender
6) Akses air bersih dan sanitasi
7) Energi bersih dan terjangkau
8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9) Infrastruktur industri dan inovasi
10) Mengurangi ketimpangan
11) Kota dan komunitas yang berkelanjutan
12) Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
13) Penanganan perubahan iklim
14) Menjaga ekosistem laut
15) Menjaga ekosistem darat
16) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat
17) Kemitraan untuk mencapai tujuan
2 B 1 Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau
terintegrasi dalam enam agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan
15.
3 E 1 Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep
kimia hijau diterapkan sejak dari persawahan / perladangan
/ perkebunan / pertanian / perikanan sampai dengan
pengolahan dan pengemasan bahan pangan.
4 C 1 Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan
upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan
masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan
tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah
domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman
bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman
(sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology).
5 E 1 Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari
minyak tumbuhan atau lemak hewani melalui proses
esterifikasi/ transesterifikasi.

Skor Total = 5

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E. MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PRINSIP KIMIA HIJAU
Salah satu peran kimia hijau adalah mendukung 17 agenda pembangunan berkelanjutan hingga
tahun 2030 yang dicanangkan PBB. Ke-17 agenda tersebut dapat Kalian simak pada Gambar 5.

Gambar 5. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB

(https://www.sdg2030indonesia.org/an-component/media/upload-gambar-news/B.jpg )

Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam enam agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. Hidup sehat dan
sejahtera bagi semua manusia di bumi tentu karena lingkungan yang aman dan bebas bahan-
bahan berbahaya.
Prinsip nomor 7 dari kimia hijau adalah penggunaan
sumber energi yang dapat diperbaharui. Indonesia telah
berupaya untuk menerapkan prinsip ini yaitu dengan cara
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil
untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dalam hal ini Presiden
Joko Widodo mengakselerasi penerapan Biosolar 30 (B30)
yang dimulai pada penghujung tahun 2019.
Kini pemerintah melalui Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengimplementasi B30
di Indonesia. Biosolar B30 sebagai bahan bakar nabati untuk
mesin atau motor disel adalah lanjutan dari Biosolar 20. Mari
lakukan aktivitas kerja ilmiah berikut sebagai contoh Gambar 6. Biosolar B30
penerapan prinsip kimia hijau di sekitar Kalian. Sumber : Puspaningsih, R. Ayuk.
Tjahjadarmawan, Elizabeth.
Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X.
Contoh Penerapan Kimia Hijau pada Agenda Pembangunan
Berkelanjutan

A) Pendekatan Kimia Hijau untuk Mencegah Pencemaran Zat Kimia dalam Makanan
(Agenda ke-3)
Ilmu dan teknologi kimia berperan besar dalam peningkatan mutu kehidupan, karena
berdampak pada perkembangan industri obat-obatan, peningkatan penyediaan pangan dunia
yang ditunjang oleh pemanfaatan pupuk dan pestisida, serta penemuan zat-zat kimia untuk
memperbaiki mutu kehidupan seperti, zat warna, kosmetik, plastik, dan membran untuk
penyaringan cairan (World Bank Group, 2012). Namun kemajuan itu dibarengi pula dengan
dampak buruk produk-produk kimia di samping limbah kimia terhadap lingkungan
termasuk kehidupan manusia, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mencegah
dampak buruk inilah muncul konsep “Kimia Hijau” yang didefinisikan sebagai kimia yang
ramah lingkungan (environmentally benign chemistry) (Anastas & Warner, 1998).
Pendekatan kimia hijau memandu berbagai penemuan dan penerapan pendekatan sintesis
zat-zat kimia dengan menggunakan sumber-sumber terbarukan, kondisi-kondisi reaksi yang
ramah lingkungan, meminimalkan energi dan merancang zat-zat kimia yang tidak beracun
dan jauh lebih aman (Dhage, 2013). Selanjutnya proses kimia yang digunakan diusahakan
agar seminimal mungkin dalam menimbulkan polusi pada lingkungan, dan tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Clark, 2005).
Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan sejak
dari persawahan/perladangan/perkebunan/pertanian/ perikanan sampai dengan pengolahan
dan pengemasan bahan pangan. Bekerja sama dengan konsep pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk
lingkungan pertanian, baik pada tanah, flora, fauna, dan badan air di sekitar daerah
pertanian, juga pada kesehatan petani, yang menggunakannya dan masyarakat yang
mengkonsumsi bahan makanan yang dihasilkan pertanian. Menurut laporan United National
Environment Program (UNEP) dan World Health Organization (WHO) sekitar 3 juta orang
mengalami keracunan pestisida akut dan sekitar 10–20 ribu orang meninggal karena hal ini
setiap tahun di negara-negara berkembang. Para ahli di Amerika Serikat memperkirakan
bahwa sampai dengan 20 ribu orang Amerika mungkin akan meninggal karena kanker
akibat adanya residu pestisida pada tingkat yang rendah pada makanan yang berasal dari
nabati maupun hewani (Sinha, Herat, Valani, & Chauhan, 2009).
Untuk mengatasi hal ini, konsep pertanian berkelanjutan mengusulkan
membudidayakan bahan pangan yang bergizi dan dapat melindungi kesehatan manusia
dengan bantuan pupuk dan pestisida dari bahan-bahan organik yang berbasis zat-zat biologis
(Sinha et al., 2009). Sejauh mungkin, sistem pertanian organik bergantung pada rotasi
tanaman, pemanfaatan residu tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan, dan pupuk hijau
demi menjaga produktivitas dan kesuburan tanah untuk memasok nutrisi tanaman. Ini
menekankan pada metode pencegahan dan kuratif pengendalian hama seperti penggunaan
kultivar yang tahan hama, agen biokontrol, dan metode budaya pengendalian hama (Sinha et
al., 2009). Vermicompost (produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah
organik)
terbukti sebagai 'pupuk organik' yang sangat bergizi dan 'promotor pertumbuhan ajaib' yang
kaya nitrogen, kalium, dan fosfor (NKP) dengan komposisi nitrogen 2-3%, kalium 1,85-
2,25% dan fosfor 1,55-2,25%, mikronutrien, mikroba tanah yang menguntungkan dan juga
mengandung 'hormon pertumbuhan dan enzim (Sinha et al., 2009). Bukti-bukti terakumulasi
di seluruh dunia termasuk studi oleh Sinha et al. (2009), bahwa cacing tanah dan
vermikompost dapat melakukan keajaiban, karena dapat 'membangun tanah', 'memulihkan
kesuburan tanah', 'mempertahankan produksi pertanian' dan juga menyediakan 'makanan
aman' bagi kemajuan peradaban.
Sistem pertanian berkelanjutan juga telah dipraktikkan di Indonesia antara lain, di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang menerapkan pola budidaya pertanian berkelanjutan
dengan memanfaatkan kompos, jerami dan sisa tanaman yang dibenamkan di sawah, juga
penggunaan mikroorganisme lokal, yang terbukti menghasilkan pendapatan bersih 1,5 kali
lebih banyak daripada yang menerapkan pertanian konvensional dengan menggunakan
pupuk kimia dan pestisida. Usaha-usaha pertanian berkelanjutan ini juga sudah merambah
ke Karawang, ke Jawa Tengah seperti Kabupaten Sukoharjo, Sragen, dan Bulungan
(Sudjana, 2013). Semangat penerapan pertanian berkelanjutan juga semakin besar dengan
banyaknya permintaan akan beras organik terutama di kota besar seperti Jakarta dengan
permintaan sampai dengan 23 ton per minggu (Sudjana, 2013).
Peranan aktif pelaksana industri dalam menerapkan kimia hijau untuk menunjang
sektor industri kimia pertanian telah dilakukan di India, yaitu kerja sama antara beberapa
industri kimia pertanian dan obat-obatan (FICCI, 2014). Pendekatan dilakukan dengan
menciptakan proses-proses industri yang bertujuan mereduksi tingkat chemical oxygen
demand (COD) pada air limbah hasil industri dan mengembangkan kolaborasi sehingga
dapat saling bertukar praktik baik antar berbagai industri kimia. Kerja sama tersebut berhasil
mengembangkan teknologi untuk pendekatan zero discharge solution, yaitu teknologi
pengolahan air limbah, yang memungkinkan untuk recycle, recover, dan reuse air hasil
olahan. Dengan demikian hanya sedikit sekali air yang dibuang ke lingkungan. Selain
mengembalikan 90 – 95% air yang digunakan, juga mendaur ulang produk samping dari
limbah itu dapat menghemat biaya operasi. Demikian juga perlakuan untuk mengurangi
COD dengan cara memanfaatkan H2O2, perlakuan seperti subcritical water oxidation,
thermal- liquid phase oxidation, isolated bacteri, dan pemanfaatan adsorbent seperti karbon
aktif. Kerja sama untuk berbagi ilmu dan keahlian dalam penerapan kimia hijau akan
menghasilkan pengembangan proses dan produk secara efisien dalam pendanaan.
Selanjutnya ada penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi,
pembentukan dan tahap akhir produk (World Bank Group/WBG, 2012). Pelarut-pelarut
yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis
dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan
pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi (FICCI, 2014). Pelarut
lain adalah ethyllactate yang dapat menggantikan pelarut tradisional seperti toluen, aseton,
dan xylene (FICCI, 2014). Pelarut-pelarut ramah lingkungan ini mudah terurai secara
biologis
(biodegradable), mudah di daur ulang, menghasilkan emisi yang tidak berbahaya, bersifat
non-korosif, dan non-carcinogenik (FICCI, 2014).
Pencegahan cemaran kimia dalam bahan pangan dengan menerapkan pendekatan
kimia hijau juga dilakukan dengan menerapkan regulasi yang ketat pada berbagai industri
yang berisiko mencemari lingkungan seperti memastikan bahwa limbah cair dan padat
diolah dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (Mustafa, 2016). Selain penerapan prinsip-
prinsip kimia hijau seperti siklus tertutup pada industri bahan makanan, juga dapat
diadvokasi upaya memperbaiki sikap hidup masyarakat agar mau menerapkan pengendalian
limbah rumah tangga dan industri, memanfaatkan limbah industri pertanian dan peternakan
untuk dijadikan sumber daya dan energi terbarukan, serta usaha menggunakan bahan-bahan
kimia yang ramah lingkungan seperti cat dan bahan-bahan bangunan (Mustafa, 2016).
Industri bahan pengemasan pangan juga sudah memperhatikan bahan-bahan kemasan
pangan yang aman bagi pangan dan mudah didaur ulang atau bersifat biodegradable
terutama bahan pengemas dari plastik, laminating logam dengan plastik atau kertas dengan
plastik (Marsh & Bugushu, 2007; Raheem, 2012).
Sosialisasi gaya hidup yang sehat berkenaan dengan penyediaan dan konsumsi
makanan yang aman juga telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain pemberdayaan
masyarakat pertanian alami perkotaan (Huda & Harijati, 2016; Susilo & Wijanarko, 2016),
serta peraturan mengenai jajan sehat untuk anak sekolah. Berdasarkan Laporan Akhir Hasil
Monitoring Dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Nasional
tahun 2008, menunjukkan bahwa 98,9% anak jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak
pernah jajan (BPOM, 2013). PJAS ini menyumbang 31,06% energi dan 27,44% protein dari
konsumsi pangan harian (BPOM, 2013). PJAS selain berfungsi sebagai sumber pangan
jajanan juga dapat berfungsi sebagai sumber pangan sarapan. Dengan mempertimbangkan
keadaan ini Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM-RI, telah menerbitkan buku Pedoman Pangan Jajanan
Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang, untuk orangtua, guru, dan pengelola kantin
guna mengarahkan pemenuhan gizi dari pangan jajanan aman dan sehat bagi anak sekolah
yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa bekal (BPOM, 2013).
Pada 2011 sampai dengan 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan analisis
terhadap pangan jajanan anak sekolah SD/MI (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2015).
Setiap tahun diambil sampel pangan jajan dari 4500 sekolah, dan dilakukan pembinaan
terhadap sekolah yang telah disampel mulai tahun 2012. Hasil pengujian terhadap 10.429
sampel menunjukkan 76,18% memenuhi syarat dan 28,82% tidak memenuhi syarat
keamanan pangan. Penyebab tidak memenuhi syarat karena pencemaran oleh mikroba, BTP
(bahan tambahan pangan) yang berlebihan, dan penggunaan bahan berbahaya.
Jajanan yang diuji adalah bakso sebelum diseduh, jeli/agar-agar dan produk gelatin
lain, minuman es, mie yang siap dikonsumsi, minuman berwarna dan sirup, kudapan
(gorengan seperti: bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, batagor, empek-empek), lontong, dan
lain-lain, makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi, dan sejenisnya). Hasil
pemeriksaan yang paling tidak memenuhi syarat adalah berturut-turut dari yang paling
tinggi, minuman berwarna/sirup, minuman es, jeli/agar-agar, dan bakso. Penyebab tidak
memenuhi syarat
keamanan pangan adalah karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk
pangan yaitu BTP yang melebihi batas minimal, cemaran logam berat yang melebih batas
minimal, dan kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat. Departemen
Kesehatan kemudian mengadakan pengawasan, pembinaan dan pengawalan terhadap
16.990 SD/MI sejak 2012–2014.
Berdasarkan uraian pada artikel ini dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
menerapkan berbagai peraturan untuk menjamin keamanan pangan from the farm to the
table dengan koordinasi antar kementerian terkait (Pertanian, Kesehatan, Perindustrian, dan
Perdagangan). Pemerintah juga sudah melakukan berbagai pengawasan terhadap
pelaksanaan berbagai peraturan tersebut. Tetapi karena luasnya wilayah Indonesia, dan
terdapat banyak penyedia bahan pangan mentah ataupun olahan yang kurang pengetahuan
atau tidak peduli pada keamanan pangan, maka sering terjadi keadaan luar biasa keracunan
makanan yang datanya dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.

Gambar 7. Profil Jenis Pangan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di
Indonesia 2011-2013

Gambar 8. Zat Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia pada 2011 – 2013
Sumber : Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan
Meskipun pemerintah telah menetapkan berbagai aturan yang menjamin keamanan
pangan dan pengawasan pelaksanaannya, namun peran aktif masyarakat masih diperlukan
antara lain dengan memperhatikan jajanan di sekitar tempat kerja, sekolah dan perumahan,
serta melaporkan kepada pihak terkait, jika ada kecurigaan pangan yang tidak aman.
Dengan demikian masih diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian bagi
pelaku penyedia bahan pangan agar menerapkan keamanan pangan.

B) Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air (Agenda ke-6)


Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah dirasakan dampaknya
dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dilakukan upaya pencegahan, dampak pemanasan
global di masa yang akan datang merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan
semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan upaya-
upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian
sumber air dengan tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah domestik
dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden),
sanitasi taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). Teknologi Hijau
merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan
dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai
Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan pengolahan air limbah telah tersedia
untuk diterapkan dalam pembangunan.

C) Mengenal Lebih Dekat Biodiesel B30 (Agenda ke-7)


Apa itu BBN? Apa sih Biodiesel itu? Program B30? Mungkin masih banyak yang bertanya
dan belum paham terkait program ini. Simak ulasan berikut, segala informasi dan
penjelasan mengenai Program Mandatori Biodiesel B30 akan dikupas tuntas disini.
1) Apa itu Bahan Bakar Nabati ?
Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau
dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.

2) Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati ?


Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.

3) Apa itu biodiesel ?


Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester
metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau
lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.

4) Apa bahan baku biodiesel ?


Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO).
Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain
tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.
5) Bagaimana proses pembuatan biodiesel ?
Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis
(transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol
dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan
campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi
biodiesel sebagai berikut :

Gambar 9. Skema Proses Produksi Biodiesel


(https://ebtke.esdm.go.id/images/b137390f28aa52ce34db7962d7ffd097_p.png )

Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.

6) Apa kegunaan Biodiesel ?


Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk
jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau
campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

7) Bagaimana perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel ?


Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan
kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biodiesel meningkat
hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel
ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016,
ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Program Mandatori B20 berjalan baik
dengan pemberian insentif dari BPDPKS untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018
pemberian insentif diperluas ke sektor non-PSO.
Gambar 10. Program Mandatori Biodiesel
(https://ebtke.esdm.go.id/images/4bd99457b4bbc21a81960006cc5d868d_p.png )

8) Apakah landasan hukum penerapan Program Mandatori Bahan Bakar Nabati


(BBN) ?
Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian ESDM menggalakkan Program Mandatori BBN
melalui Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan,
dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015.

9) Apakah tujuan implementasi Program Mandatori BBN ?


Tujuan implementasi Program Mandatori BBN sebagai berikut :
Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari
BAU pada 2030;
Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi;
Stabilisasi harga CPO;
Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit;
Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada
2025; Mengurangi konsumsi dan impor BBM;
Mengurangi emisi GRK; dan
Memperbaiki defisit neraca perdagangan.

10) Apa yang dimaksud dengan program B20 ?


Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel
dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.

11) Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20 ?
Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan
Bakar Lain. Dalam peraturan ini ditetapkan target pentahapan pencampuran biodiesel
untuk semua sektor terkait.

Gambar 11. Pencampuran Biodiesel untuk Semua Sektor Terkait


(https://ebtke.esdm.go.id/images/6243e5ce425fd659f314ca446bc11d86_p.png )

12) Sejak kapan program B20 ini diberlakukan ?


Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015
tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008
tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai
Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016. Pada saat
diimplementasikan, pemerintah memberikan insentif dengan dukungan pendanaan dari
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menutup selisih
antara HIP Biodiesel dan HIP Solar untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018
pemberian insentif tersebut diperluas ke sektor non-PSO.

13) Pada sektor apa saja program B20 diterapkan ?


Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015,
jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha
pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation);
transportasi non PSO; dan industri dan komersial. Namun, program tersebut yang sudah
diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan Presiden RI,
terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di
semua sektor. Pada pelaksanaan penerapan ini Pemerintah melakukan perluasan insentif
dana pembiayaan biodiesel ke seluruh sektor termasuk Non PSO, sehingga realisasi
pemanfaatan biodiesel meningkat.
14) Bagaimana hasil penerapan program B20 ?
Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik dengan adanya dukungan kapasitas
produksi yang cukup, uji kinerja/uji jalan, pemantauan secara berkala atas kualitas dan
kuantitas oleh tim independen, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat
ini terdapat 25 BU BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar
12,06 juta KL/tahun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam
negeri telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat
devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun. Pemanfaatan biodiesel tahun
2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan
sebesar 5,61 juta ton CO2.

15) Bagaimana realisasi implementasi program B20 ?


Realisasi implementasi program B20 sampai bulan Oktober 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 12. Realisasi Implementasi Biodiesel


(https://ebtke.esdm.go.id/images/3e104695314fb6898bacaea6fe5ff927_p.png )

16) Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa ?
Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian.
Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang
sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang
terbuat dari karet alam dan karet nitril.

17) Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar ?
Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel
merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal
pada
mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai
solvent/pelarut.

18) Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor?


Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas
bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga
kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut. Kerusakan yang terjadi pada
injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor
tersebut.

19) Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang
didiamkan lama ?
Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama
penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang
disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.

20) Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan ?


Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat
degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil
pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan
Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder
terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut :
i. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah
dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane
dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran
yang lebih sempurna.
ii. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC)
yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran
yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang
dihasilkan.

21) Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20 ?


Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan
bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit. Negara yang telah berhasil
mengimplementasikan B20 adalah Minnesota, Amerika Serikat mulai Mei 2018.
Adapun Kolombia baru pada tahap B10 dari tahun 2011 dan Malaysia baru pada tahap
B10 pada tahun 2019.

22) Apa yang dimaksud dengan program B30 ?


Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30%
Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar.
23) Mengapa Pemerintah melaksanakan Program Mandatori B30 ?
Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar
dilaksanakan karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras
dengan target pencampuran biodiesel yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM
Nomor 12 Tahun 2015.Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju
impor BBM sehingga meningkatkan devisa negara.

24) Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program
Mandatori B30 ?
Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain:
melakukan Revisi SNI Biodiesel;
melakukan uji jalan/fungsi B30;
memastikan kesiapan produsen biodiesel;
memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat;
memastikan kesiapan infrastruktur; dan
melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk
masyarakat.

25) Bagaimana pelaksanaan uji jalan/fungsi B30 ?


Uji Jalan (Road Test) untuk kendaraan dengan kapasitas < 3,5 ton dan > 3,5 ton
dilaksanakan selama bulan Mei – November 2019 dengan melibatkan Kementerian
ESDM, BPDPKS, BPPT, PT Pertamina (Persero), APROBI, GAIKINDO, dan IKABI.

Gambar 13. Rute dan Kendaraan Road Test B30


(https://ebtke.esdm.go.id/images/15958634b70cf5af844271b2192b5fa1_p.png )
26) Bagaimana hasil Uji Jalan B30 ?
Pada tanggal 28 November 2019 telah dipaparkan hasil dari Road Test B30, dimana
secara umum dinyatakan sebagai berikut :
Pemanfaatan B30 memberikan peningkatan daya mesin;
Menurunkan emisi; dan
Tidak memberikan dampak negatif pada mesin.

27) Apa rekomendasi dari pelaksanaan Uji Jalan B30 ?


Beberapa rekomendasi dari pelaksanaan Road Test B30 sebagai berikut:
 Untuk menjaga kualitas B30, selama proses pencampuran, penyimpanan, dan
penyaluran perlu dilakukan tindakan penanganan terkontrol dan termonitor secara
berkala;
 Biodiesel (B100) sebaiknya disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari
kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0;
 Biodiesel (B100) yang digunakan pada campuran B30, diusulkan memiliki kadar
monogliserida (MG) maksimum sebesar 0,55 % massa, dan kadar air maksimum
sebesar 350 ppm;
 Direkomendasikan kepada APM untuk memberikan informasi kepada konsumen
yang menggunakan kendaraan baru bahwa diawal pemakaian dapat terjadi
penggantian filter yang lebih cepat.

28) Bagaimana persiapan teknis, administrasi dan infrastruktur guna mendukung


kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30 ?
Beberapa persiapan baik teknis, administrasi dan infrastruktur juga terus dilakukan,
diantara lain:
 Telah ditetapkan spesifikasi (B100) untuk pencampuran 30% (B30) berdasarkan
Kepdirjen EBTKE No. 197 K/10/DJE/2019 tentang Spesifikasi BBN Jenis Biodiesel
Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
 Telah ditetapkan alokasi biodiesel tahun 2020 sebesar 9.590.131 KL (untuk 18 BU
BBM dan 18 BU BBN).
 Telah diterbitkan Daftar BU BBN Biodiesel untuk Titik Serah atau Depot Tujuan
Periode 2020 (28 Pertamina, 37 BU BBM lainnya).
 Melaksanakan trial B30 di 8 Titik Serah milik PT Pertamina (Persero).
 Penandatanganan kontrak BU BBM dan BU BBN telah dilakukan sejak awal
Desember 2019 (untuk kontrak PT Pertamina dengan BU BBN ditanda tangan pada
tanggal 16 Desember 2019).

29) Bagaimana persiapan proses distribusi guna mendukung kesuksesan pelaksanaan


Program Mandatori B30 ?
o Untuk memastikan sistem logistik dan handling yang handal serta meminimalisir
naiknya kandungan air selama proses distribusi, maka diusulkan untuk melakukan
trial B30 di titik-titik yang sudah siap untuk penyaluran B30. Adapun titik yang
sudah
siap dan BU BBN yang sanggup menyuplai B30 adalah 8 (delapan) titik serah milik
PT Pertamina (Persero). Trial dimulai pada 25 November 2019.
o Saat ini penyaluran B100 untuk pencampuran B30 telah dilakukan dengan
menggunakan moda kapal, truk, dan pipa di 8 TBBM Pertamina. Saat ini kualitas
biodiesel yang telah disalurkan untuk trial B30 berdasarkan COA dari Pabrik
Biodiesel masih memenui spesifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan untuk
tahun 2020, untuk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengambilan sampel di
titik serah dan akan diuji untuk kualitas B100 maupun B30.

30) Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi
dan sosial?
Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai
berikut :

Tabel 1. Manfaat Pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30


NILAI MANFAAT PROGRAM
MANFAAT
B20 TAHUN 2018 B20 TAHUN 2019 B30 TAHUN 2020
Volume yang digunakan 3,75 juta KL 6,62 juta KL 9,59 juta KL
= 23,59 juta barel/tahun = 41,68 juta barel/tahun = 60,31 juta barel/tahun
= 64,62 barel/hari = 114,21 ribu barel/hari = 165,24 ribu barel/hari
Penghematan devisa USD 1,89 milyar USD 3,54 milyar USD 5,13 milyar
= Rp26,67 triliun = Rp43,81 triliun = Rp63,39 triliun
Peningkatan nilai tambah Rp5,78 triliun Rp9,68 triliun Rp13,82 triliun
(CPO menjadi biodiesel)
Mempertahankan tenaga On farm : 478.325 orang On farm : 828.488 orang On farm : 1,2 juta orang
kerja (petani sawit) Off farm : 3.609 orang Off farm : 6.252 orang Off farm : 9.055 orang
Pengurangan emisi GRK 5,61 juta ton CO2 9,91 juta ton CO2 14,25 juta ton CO2
dan peningkatan kualitas ~ 20.317 bus kecil ~ 35.908 bus kecil ~ 52.010 bus kecil
lingkungan
F. GLOSARIUM

Biodegradable : Mudah terurai secara biologis


Biodiesel : Bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak nabati atau lemak
hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi untuk
ditrapkan pada mesin/motor diesel
Biopark : Teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi
Biosolar : Campuran biodiesel dan minyak solar dengan perbandingan
tertentu. Misalnya Biosolar B20 yang merupakan campuran 20%
biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis solar.
Ecosan : Teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological
sanitation
Enzim : Biokatalisator yang mengatur laju reaksi biokimia dalam tubuh
tanpa mengubah kesetimbangan reaksi tersebut. Enzim terbentuk
dari senyawa protein hasil anabolisme
Esterifikasi : Reaksi antara trigliserida dan akohol dengan katalis asam pada
pembuatan biodiesel
Karsinogen : Zat berracun yang dapat menyebabkan kelainan pada tubuh.
Korosi : Kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Dua Jenis bahan kimia yang bersifat korosif, yaitu :
a. Bahan korosif padatan, misalnya : kaustik soda, NaOH ; kalium
hidroksida, KOH ; kalsium hidroksida, Ca(OH)2
b. Bahan korosif cairan, misalnya : asam sulfat, H2SO4 ; asam
cuka, CH3COOH ; asam klorida, HCl ; asam nitrat, HNO3
Vermicompost : Produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah organik
Waste water garden : Taman bunga air limbah

G. DAFTAR PUSTAKA

Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu


Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan. Jakarta :
Seminar Nasional Universitas Terbuka.
Nefilinda (2014). “Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air”. Jurnal Spasial :
Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi. 1, (2), 18-28.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2019). Program Mandatori Biodiesel 30%
(B30). Jakarta : EBTKE.
SEKOLAH
MODUL AJAR BAB PENGGERAK

4
“Hukum Dasar Kimia di
Sekitar Kita”

ALOKASI WAKTU : 14 x 45 MENIT

7 KALI PERTEMUAN

Kata Kunci
 Rawa pasang surut
 Ciri-ciri reaksi kimia
 Jenis reaksi kimia
 Persamaan reaksi kimia
 Koefisien reaksi
 Jumlah zat (mol)
 Bilangan Avogadro
 Reaksi pembakaran
 Teori Flogiston
 Hukum Lavoisier
 Lambang Unsur
 Nomor atom
 Nomor massa
 Massa molekul relatif
 Massa molar
 Hukum Proust
 Hukum Dalton
 Hukum Gay Lussac
 Lahan pasang surut
Capaian Pembelajaran
 pH

Peserta didik mampu


menuliskan reaksi kimia dan
menerapkan hukum-hukum
dasar kimia.
CIRI-CIRI, JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45
Menit Pertemuan ke : 6

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami materi Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030 dengan baik
dan memahami penulisan persamaan reaksi kimia yang setara.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

1
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menuliskan ciri-ciri dan jenis reaksi kimia, serta menuliskan persamaan
reaksi kimia melalui infografis reaksi kimia.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui ciri-ciri reaksi kimia dan
mengetahui jenis-jenis reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai proses kimia yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari ?
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar mengenai reaksi
Peserta Didik pada pembakaran yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Pembelajaran 2. Apakah Kalian pernah melakukan kegiatan seperti pada gambar ?
3. Reaksi kimia apakah yang timbul pada gambar itu ?
15 MENIT
Membimbing
(Mengumpulkan Informasi) :
penyelidikan
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mandiri dan
mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan
kelompok
cara menuliskan reaksi kimia.

2
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai ciri-ciri terjadinya
reaksi kimia, jenis-jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia
yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Ciri-Ciri, Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia.
85 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-jenis reaksi
kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia melalui aktivitas 4.1 yang
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, jenis-
jenis reaksi kimia, dan cara menuliskan reaksi kimia yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan
pada lembar kerja.
dan menyajikan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Ciri-Ciri,
hasil karya
Jenis, dan Cara Menuliskan Reaksi Kimia (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Reaksi Pembakaran
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

3
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 4.1

HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Pembakaran pada Kayu


(https://pixabay.com/photos/fire-flame-burn-warmth-hot-6605983/?download )

4
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Apakah Kalian pernah melakukan kegiatan seperti pada gambar ?
Reaksi kimia apakah yang timbul pada gambar itu ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Keterampilan Berpikir Ilmiah :
 Observasi  Mengorganisasi
 Membandingkan  Menyimpulkan

CIRI-CIRI REAKSI KIMIA


Lakukan pendataan terkait kegiatan/kejadian yang pernah diamati/berita yang pernah
dibaca/dilihat pada setiap topik reaksi kimia berikut.
Bandingkan fakta dan apa yang tertulis dari sumber informasi. Tulislah pada kolom yang tersedia.

5
1 Reaksi Pembakaran 4 Reaksi Pengendapan
Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita
yang pernah diamati terkait reaksi ini : yang pernah diamati terkait reaksi ini :

Hasil Pengamatan : Hasil Pengamatan :

2 Reaksi Perkaratan 5 Reaksi Pembusukan


Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita
yang pernah diamati terkait reaksi ini : yang pernah diamati terkait reaksi ini :

Hasil Pengamatan : Hasil Pengamatan :

3 Reaksi Fermentasi
Kegiatan yang dilakukan / kejadian / berita
yang pernah diamati terkait reaksi ini :

Hasil Pengamatan :

6
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

F) SOAL LATIHAN

Jawablah beberapa pertanyaan berikut.


Tuliskan 4 ciri-ciri terjadinya reaksi kimia
Tuliskan 2 jenis reaksi kimia selain pada aktivitas 4.1 yang kalian ketahui

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

7
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1 Richardus Ngabut
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

8
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

9
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

10
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

Setarakanlah persamaan reaksi berikut.


1) C (s) + O2 (g)  CO (g)
2) Al (s) + O2 (g)  Al2O3 (s)
3) Mg (s) + HCl (aq)  MgCl2 (aq) + H2 (g)
4) NH3 (g) + O2 (g)  NO (g) + H2O (g)

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


1) 2C (s) + O2 (g)  2CO (g) (Skor 2)
2) 4Al (s) + 3O2 (g)  2Al2O3 (s) (Skor 3)
3) Mg (s) + 2HCl (aq)  MgCl2 (aq) + H2 (g) (Skor 1)
4) 4NH3 (g) + 5O2 (g)  4NO (g) + 6H2O (g) (Skor 4)

Skor Total = 10 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

11
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Tuliskan 4 ciri-ciri terjadinya reaksi kimia


2. Tuliskan 2 jenis reaksi kimia selain pada aktivitas 4.1 yang kalian ketahui

Jawaban
1. Empat ciri-ciri terjadinya reaksi kimia :
a. Terjadi Perubahan Warna (Skor 1)
b. Terbentuk Endapan (Skor 1)
c. Terbentuk Gas (Skor 1)
d. Terjadi Perubahan Suhu (Skor 1)

2. Jenis Reaksi Kimia :


a. Reaksi Pembentukan f. Reaksi Adisi
b. Reaksi Penguraian g. Reaksi Eliminasi
c. Reaksi Netralisasi h. Reaksi Subtitusi
d. Reaksi Metatesis (Pertukaran i. Reaksi Penataan Ulang
Ion) j. Reaksi Fotokimia
e. Reaksi Reduksi dan Oksidasi

(Skor 2)

Skor Total = 6 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Asam sianida jika direaksikan dengan kalsium hidroksida akan
menghasilkan kalsium sianida dan air. Persamaan reaksi yang tepat
adalah……
a. HCN (aq) + CaOH (aq) → CaCN (aq) + H2O (l)
b. HCN (aq) + Ca2OH (aq) → Ca2CN (aq) + H2O (l)
c. 2HCN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → Ca(CN)2 (aq) + 2H2O (l)
d. H2CN (aq) + 2CaOH (aq) → Ca2CN (aq) + 2H2O (l)
e. H2CN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → CaCN (aq) + 2H2O (l)

12
2. Pada reaksi aZn + bHCl  cZnCl2 + dH2, maka koefisien a, b, c, dan d

13
berturut-turut adalah…..
a. 1, 2, 2, dan 1 c. 1, 2, 1, dan 1 e. 2, 2, 1, dan 2
b. 1, 1, 2, dan 1 d. 1, 2, 1, dan 2
3. Diketahui persamaan reaksi :
Na2B4O7 (𝑠) + x H2O (𝑙) + 2HCl (𝑎𝑞) ⟶ 4H3BO3(𝑎𝑞) + y NaCl (𝑎𝑞)
Perbandingan x dan y adalah……
a. 5 : 2 c. 1 : 3 e. 10 : 3
b. 2 : 5 d. 3 : 4
4. Persamaan reaksi berikut ini yang sudah setara koefisiennya adalah…
a. Fe + 3O2  2Fe2O3 d. CU4 + O2  CO2 + H2O
b. 2C2H2 + 5O2  4CO2 + 2H2O e. P4 + 5O2  P2O5
c. NO2 + H2O  HNO3 + N2O3
5. Pada persamaan reaksi : 2SO2 + O2  2SO3 adalah…
a. dihasilkan 4 molekul d. Jumlah molekul ruas kiri dan kanan
b. dihasilkan 5 molekul sama
c. dihasilkan 8 molekul e. Jumlah atom ruas kiri dan kanan sama
6. Reaksi dari unsur-unsur membentuk senyawa baru disebut dengan reaksi….
a. Reaksi Pembentukan d. Reaksi Oksidasi
b. Reaksi Penguraian e. Reaksi Netralisasi
c. Reaksi Pertukaran
7. Contoh reaksi penguraian yang benar adalah ………..
a. MnO4+  Mn2+ + 4H2O d. CaCO3  CaO + CO2
b. NO3  NO2 + O2 e. HBr + KOH  KBr + H2O
c. 4Fe + 3O2  2Fe2O3
8. Dibawah ini merupakan reaksi netralisasi, kecuali …….
a. HCl + NaOH  NaCl + H2O
b. H2SO4 + Ca(OH)2  CaSO4 + 2H2O
c. 4HNO3 + Cu  Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
d. HBr + KOH  KBr + H2O
e. HCl + KOH  KCl + H2O
9. Pada reaksi pembakaran sempurna gas etana menghasilkan gas CO2 dan H2O
ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut ini :
C2H6 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (l)
Pada persamaan ini, perbandingan koefisien CO2 (g) terhadap H2O (l)
adalah……
a. 1 : 1 d. 3 : 1
b. 2 : 3 e. 1 : 3
c. 3 : 2
10. Diantara reaksi-reaksi berikut yang menghasilkan gas adalah……..

14
a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) d. NaOH (aq) + H2SO4 (aq)
b. HCl (aq) + K2SO4 (aq) e. NaOH (aq) + BaCl2 (aq)
c. HCl (aq) + CaCO3 (s)

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 C 1 Persamaan reaksi setara antara larutan asam sianida dengan
larutan kalsium hidroksida :
2HCN (aq) + Ca(OH)2 (aq) → Ca(CN)2 (aq) + 2H2O (l)
2 C 1 Zn + 2HCl  ZnCl2 + H2
3 A 1 Na2B4O7 (s) + 5H2O (l) + 2HCl (aq)  4H3BO3 (aq) + 2NaCl (aq)

4 B 1 a. Fe + 3O2  2Fe2O3 (belum setara)


b. 2C2H2 + 5O2  4CO2 + 2H2O (sudah setara)
c. NO2 + H2O  HNO3 + N2O3 (belum setara)
d. CU4 + O2  CO2 + H2O (belum setara)
e. P4 + 5O2  P2O5 (belum setara)
5 E 1 Pada persamaan reaksi : 2SO2 + O2  2SO3 adalah…
a. dihasilkan 2 molekul SO3
b. diperlukan 2 molekul SO2 dan 1 molekul O2
c. Jumlah molekul ruas kiri sebanyak 3 dan jumlah molekul
di ruas kanan sebanyak 2
d. Jumlah atom ruas kiri dan kanan sama
6 A 1 Reaksi dari unsur-unsur membentuk senyawa baru disebut
dengan reaksi pembentukan.
7 D 1 Reaksi penguraian yang sesuai :
CaCO3  CaO + CO2
8 C 1 a. HCl + NaOH  NaCl + H2O (Reaksi Netralisasi)
b. H2SO4 + Ca(OH)2  CaSO4 + 2H2O
(Reaksi Netralisasi)
c. 4HNO3 + Cu  Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
(Reaksi Redoks)
d. HBr + KOH  KBr + H2O (Reaksi Netralisasi)
e. HCl + KOH  KCl + H2O (Reaksi Netralisasi)
9 B 1 Persamaan reaksi setara :
2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (l)
Perbandingan koefisien CO2 (g) terhadap H2O (l) adalah 4 : 6

15
atau 2 : 3
10 C 1 a. NaCl (aq) + NaNO3 (aq) ↛
b. 2HCl (aq) + K2SO4 (aq)  H2SO4 (aq) + 2KCl (aq)
c. 2HCl (aq) + CaCO3 (s)  CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
d. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + 2H2O (l)
e. 2NaOH (aq) + BaCl2 (aq)  Ba(OH)2 (aq) + 2NaCl (aq)

Skor Total = 10
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Berikut adalah persamaan reaksi yang belum setara antara hidrogen dengan oksigen
membentuk air.
H2 (g) + O2 (g)  H2O (l)
Apakah reaksi tersebut dapat disetarakan dengan mengubah indeks oksigen di ruas kanan
menjadi 2 (mengubah H2O menjadi H2O2) ? Jelaskan.

2. Tulislah persamaan reaksi setara untuk reaksi berikut :


a. Logam besi dengan larutan asam klorida menghasilkan besi (II) klorida terlarut dan
gas hidrogen
b. Larutan natrium karbonat dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium
sulfat, gas karbon dioksida, dan air.

3. Padatan CaCO3 dilarutkan ke dalam Larutan HCl menghasilkan gas. Gas tersebut
dialirkan ke dalam larutan air barit, Ba(OH)2 sehingga menyebabkan keruh.
a. Tuliskan persamaan reaksi lengkap antara padatan CaCO3 dan larutan HCl.
b. Tuliskan rumus kimia gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dengan
larutan HCl.

16
17
c. Jika dianggap gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO 3 dengan larutan
HCl sebagai gas X, tuliskan persamaan reaksi lengkap antara gas X dengan air barit,
Ba(OH)2.
d. Tuliskan rumus kimia endapan yang terbentuk pada reaksi antara gas X dengan air
barit, Ba(OH)2.

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Tidak karena dengan menambah indeks oksigen pada hasil reaksi akan
mengubah senyawa yang diminta pada soal yaitu air (H2O) menjadi 3
hidrogen peroksida (H2O2). Kedua senyawa ini memiliki sifat yang berbeda.
2 a. Persamaan reaksi logam besi dengan larutan asam klorida : 2
Fe (s) + 2HCl (aq)  FeCl2 (aq) + H2 (g)
b. Persamaan reaksi larutan natrium karbonat dengan larutan asam sulfat :
2
Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
3 a. Persamaan reaksi antara padatan CaCO3 dengan larutan HCl : 2
CaCO3 (s) + HCl (aq)  CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
b. Gas yang terbentuk pada reaksi antara padatan CaCO3 dan larutan HCl
1
adalah gas CO2 (karbon dioksida).
c. Persamaan reaksi antara gas CO2 dengan air barit, Ba(OH)2 : 2
Ba(OH)2 (aq) + CO2 (g)  BaCO3 (s) + H2O (l)
d. Endapan yang terbentuk pada reaksi antara gas CO2 dan air barit,
1
Ba(OH)2 adalah endapan BaCO3 (barium karbonat).
Skor Total 13

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali


Nilai = Skor total x 100 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

18
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jika logam barium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, gas yang
dihasilkan adalah….
a. Cl2 b. O2 c. HCl d. H2 e. H2O
2. Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2 (g) + 3H2 (g) →
2NH3 (g) adalah....
a. Jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3
b. Jumlah atom yang dihasilkan adalah 2
c. Jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan
d. Jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan
e. Molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6
3. Pada reaksi pembakaran : C4H10 + O2  CO2 + H2O, perbandingan koefisien
C4H10 : O2 : CO2 : H2O berturut-turut adalah……..
a. 1 : 6 : 4 : 5 c. 3 : 6 : 4 : 10 e. 2 : 13 : 8 : 5
b. 2 : 13 : 8 : 10 d. 2 : 6 : 8 : 10
4. Pada reaksi aCO2 + bH2O  cC6H12O6 + dO2. Maka harga a, b, c, dan d
berturut-turut adalah………
a. 6, 6, 6, 1 c. 3, 5, 2, 6 e. 6, 5, 1, 6
b. 6, 6, 1, 6 d. 6, 6, 1, 9
5. Persamaan reaksi yang belum setara adalah……
a. C + O2  CO2 d. 2S + 3O2  2SO3
b. 2H2O  2H2 + O2 e. NO2  N2 + O2
c. H2 + Cl2  2HCl
6. Koefisien reaksi untuk reaksi berikut :
Magnesium + Asam Sulfat  Hidrogen + Larutan Magnesium Sulfat
berturut-turut adalah……
a. 1, 1, 1, 1 c. 2, 1, 1, 1 e. 2, 2, 1, 2
b. 1, 2, 1, 2 d. 1, 1, 2, 2
7. Jika di laboratorium terdapat larutan :
1) HCl 3) H2SO4 5) Na2CO3
2) NH4Cl 4) NaOH 6) AgNO3
Pasangan larutan yang dapat bereaksi dan membentuk suatu endapan
adalah……..
a. 1) dan 5) c. 2) dan 3) e. 1) dan 4)
b. 2) dan 5) d. 2) dan 6)
8. Reaksi dimana senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau
menjadi unsur-unsurnya adalah reaksi……

19
a. Pembentukan c. Penguraian e. Pertukaran
b. Netralisasi d. Pengendapan
9. Reaksi pertukaran adalah reaksi……
a. Pertukaran kation dan anion antara senyawa yang bereaksi
b. Pertukaran wujud dari pereaksi-pereaksinya
c. Pertukaran senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks
d. Pertukaran pereaksi dengan produk-produknya
e. Pertukaran senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
10. Perhatikan reaksi di bawah ini :
NaOH (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Reaksi di atas adalah termasuk reaksi…….
a. Pembentukan c. Penguraian e. Pembakaran
b. Netralisasi d. Pengendapan

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Persamaan reaksi logam barium dengan larutan asam
klorida :
Ba (s) + HCl (aq)  BaCl2 (aq) + H2 (g)
Gas yang dihasilkan adalah gas hidrogen (H2)
2 D 1 Pernyataan berikut yang benar untuk persamaan reaksi N2
(g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) adalah....

a. Jumlah molekul yang dihasilkan adalah 3 (pernyataan


SALAH, seharusnya dihasilkan 2 molekul)
b. Jumlah atom yang dihasilkan adalah 2 (pernyataan
SALAH, seharusnya dihasilkan 1 atom N dan 3 atom
H)
c. Jumlah molekul ruas kiri sama dengan ruas kanan
(pernyataan SALAH, seharusnya Jumlah molekul
ruas kiri sebanyak 4 dan Jumlah molekul ruas kanan
sebanyak 2, sehingga jumlah molekul di kedua ruas
tidak sama)
d. Jumlah atom ruas kiri sama dengan ruas kanan
(pernyataan BENAR karena persamaan reaksi telah
setara)
e. Molekul hidrogen yang direaksikan berjumlah 6
(pernyataan SALAH, seharusnya molekul hidrogen
yang direaksikan berjumlah 3)

20
21
3 B 1 Persamaan reaksi pembakaran butana,
C4H10 : 2C4H10 + 13O2  8CO2 + 10H2O
Perbandingan koefisien C4H10 : O2 : CO2 : H2O
berturut- turut adalah 2 : 13 : 8 : 10
4 B 1 Persamaan reaksi fotosintesis :
6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2
Koefisien CO2, H2O, C6H12O6, dan O2 berturut-turut
adalah 6, 6, 1, 6
5 E 1 Persamaan reaksi :
a. C + O2  CO2 (Setara)
b. 2H2O  2H2 + O2 (Setara)
c. H2 + Cl2  2HCl (Setara)
d. 2S + 3O2  2SO3 (Setara)
e. NO2  N2 + O2 (Belum Setara)
6 A 1 Persamaan reaksi antara logam magnesium dengan
asam sulfat :
Mg (s) + H2SO4 (aq)  MgSO4 (aq) + H2 (g)
Koefisien reaksi Mg, H2SO4, MgSO4, dan H2
berturut- turut adalah 1, 1, 1, 1
7 D 1 Persamaan reaksi untuk setiap opsi :
a. 2HCl (aq) + Na2CO3 (aq)  2NaCl (aq) + H2O(l) +
CO2 (g)
b. 2NH4Cl (aq) + Na2CO3 (aq)  (NH4)2CO3 (aq)
+ 2NaCl (aq)
c. 2NH4Cl (aq) + H2SO4 (aq)  (NH4)2SO4 (aq) +
2HCl (aq)
d. NH4Cl (aq) + AgNO3 (aq)  AgCl (s) + NH4NO3
(aq)

e. HCl (aq) + NaOH (aq)  NaCl (aq) + H2O (l)


Persamaan reaksi yang membentuk endapan terdapat
pada option d.
8 C 1 Reaksi dimana senyawa terurai menjadi senyawa
yang lebih sederhana atau menjadi unsur-unsurnya
adalah reaksi Penguraian.
9 A 1 Reaksi pertukaran adalah reaksi pertukaran kation
dan anion antara senyawa yang bereaksi.

22
10 B 1 Persamaan reaksi antara larutan NaOH dengan larutan
H2SO4 :
NaOH (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + H2O (l)
Reaksi di atas adalah termasuk reaksi Netralisasi.

Skor Total = 10 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

23
E. PENGANTAR HUKUM DASAR KIMIA DI SEKITAR KITA
Indonesia kaya akan hamparan sawah yang terlihat hijau meneduhkan mata. Sawah
ditanami padi sebagai salah satu upaya ketahanan pangan nasional dan dunia. Nah salah satu
lahan yang dijadikan sawah itu ternyata merupakan daerah rawa pasang surut.

Gambar 2. Tanah Rawa Disulap Menjadi Hamparan Padi


(http://balittra.litbang.pertanian.go.id/images/berita2019/Geliat-Bangkit-Rawa-11-Okt-2019--Final_R1--1.jpeg )

Percayakah Kalian ? Salah satu media massa menyebutkan bahwa pada tahun 2018
Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya Kabupaten Barito Kuala, Kecamatan Jejangkit, Desa
Jejangkit Muara, mengubah lahan rawa pasang surut menjadi lahan padi.
Lahan rawa ini sudah 15 tahun dibiarkan terlantar. Semak belukar menutupi tanah yang
becek, lembab, warna air kecoklatan, dan keasaman tanah mencapai pH 2 – 3. Langkah yang
dilakukan agar lahan rawa menjadi produktif adalah menebas semak-semaknya, meratakan
tanahnya dengan traktor, membuat tanggul, saluran dan pintu air lalu menetralkan keasaman
tanah dengan kapur dolomit. Rumus kimia kapur dolomit yaitu MgCO3. CaCO3. Petani yang
tadinya tidak berminat menanam padi akhirnya bersemangat untuk menjadikan lahan barunya
menjadi produktif.
Keunikan panen padi di lahan bekas rawa umumnya berlangsung pada musim kemarau
sehingga menjadi ketahanan pangan justru di masa paceklik. Ketahanan pangan adalah salah
satu agenda pembangunan berkelanjutan (sustainability development goals) PBB hingga tahun
2030 yaitu agenda nomor dua.

Sumber : http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/2330-bangkitnya-lahan-rawa

24
Berdasarkan artikel tersebut mengapa tanah rawa yang sangat asam akhirnya bisa
ditanami padi ? Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ? Berapa banyak
kapur dolomit yang dapat ditambahkan ? Bagaimana cara menghitungnya ? Pertanyaan apa lagi
yang ingin Kalian ajukan terkait artikel ini ?

F. CIRI-CIRI, JENIS, DAN CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA


A) CARA MENULISKAN REAKSI KIMIA
Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia ?
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi
zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan
sifat-sifat yang baru.
Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur. Marilah kita lihat
bagaimana cara menyatakan suatu reaksi dengan menggunakan lambang. Perhatikan reaksi
merkuri oksida yang menghasilkan merkuri dan oksigen berikut.
HgO  Hg + O2

Ahli kimia akan menerjemahkan lambang-lambang di atas sebagai berikut : “Molekul


HgO yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg) ditambah satu atom oksigen (O),
menghasilkan () satu molekul yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg) ditambah satu
molekul yang terdiri dari dua atom oksigen (O2)”.
Gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia dinamakan persamaan
kimia. Zat yang bereaksi di sebelah kiri anak panah disebut pereaksi sedangkan zat di
sebelah kanan anak panah disebut hasil reaksi. Jadi, HgO pada persamaan kimia di atas
adalah pereaksi. Hg dan O2 adalah hasil reaksi.
Hukum konservasi materi menyatakan bahwa dalam reaksi kimia biasa tidak ada
materi yang hilang meskipun mungkin berubah. Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap
sama dengan yang dihasilkan, betapa pun atom-atom itu berubah untuk membentuk pola
molekul yang baru. Apabila suatu persamaan memenuhi syarat-syarat itu, dapat dikatakan
persamaan itu setimbang.
Bagaimana dengan persamaan HgO  Hg + O2 ? Untuk mengimbangkan persamaan,
kita tambahkan angka 2 sebelum HgO dan angka 2 lagi sebelum Hg. 2HgO berarti dua
molekul yang masing-masing terdiri dari satu atom merkuri dan satu atom oksigen.
Persamaan itu sekarang menjadi :
2HgO  2Hg + O2

Dengan kata lain, dua molekul merkuri oksida (HgO) yang masing-masing terdiri dari
satu atom merkuri dan satu atom oksigen menghasilkan dua molekul merkuri yang
masingmasing terdiri dari satu atom merkuri ditambah satu molekul oksigen, yang terdiri
dari dua atom oksigen. Persamaan ini sekarang telah setimbang, di sebelah kiri ada dua
atom merkuri dan dua atom oksigen, demikian juga di sebelah kanan. Perhatikan bahwa

25
dalam hasil

26
reaksi ditulis 2 Hg, bukan Hg2. Hal ini karena molekul merkuri hanya terdiri dari satu atom
merkuri. Kalau angka 2 kita tuliskan di bawah, berarti kita mengatakan bahwa molekul itu
mengandung dua atom dan ini keliru. Ingat bahwa dalam menyeimbangkan persamaan kita
tidak boleh mengganti molekul. Kita hanya boleh mengubah jumlah molekul.

Sekarang marilah kita lihat persamaan reaksi pembakaran fosfor.


P4 (s) + O2 (g)  P2O5 (g)

Persamaan reaksi kimia pembakaran fosfor tersebut belumlah setara karena jumlah atom-
atom sejenis di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda panah tidak sama. Atom P di
sebelah kiri tanda panah berjumlah empat, sedangkan di sebelah kanan berjumlah dua.
Atom O di sebelah kiri tanda panah ada dua sedangkan di sebelah kanan ada lima. Tidak
sama bukan?
Bila akan menuliskan persamaan reaksi setara, pastikan jumlah atom-atom sebelum
dan sesudah reaksi sama. Untuk itu kita dapat memberi koefisien reaksi yaitu angka yang
terletak di depan setiap zat. Yang boleh kita ubah adalah koeisien reaksi, sedangkan rumus
molekul tidak boleh berubah. Manakah koefisien reaksi? Perhatikan persamaan reaksi
berikut.

Setelah menambahkan koefisien reaksi, maka jumlah atom P baik di sebelah kiri
maupun di sebelah kanan ada empat sedangkan jumlah atom O sebanyak sepuluh. Inilah
yang disebut persamaan reaksi kimia setara yang sudah pernah dibahas pada Bab 3
terdahulu. Wujud/fase zat dapat disertakan dalam suatu persamaan reaksi. Terdapat 4 wujud
zat yang ditulis sebagai subskrip (huruf miring) yaitu :

Tabel 1. Penulisan wujud/fase zat dalam persamaan reaksi


Wujud/Fase Subskrip
Padat atau solid s
Cair atau liquid l
Gas atau gas g
Larut dalam air atau aqueous aq

B) CIRI-CIRI REAKSI KIMIA


Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati. Perhatikan
ciri-ciri reaksi kimia berikut :
27
1) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna
Sebagai contoh kita dapat mengamati bahwa warna ungu pada larutan kalium
permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat
(H2C2O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium permanganat berubah
menjadi senyawa mangan (II) sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna.
2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) 
(warna ungu) K2SO4 (aq) + 2MnSO4 (aq) + 10CO2 (g) + 8H2O (l)
(tidak berwarna)

Demikian juga dengan tembaga (II) karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan
berubah menjadi tembaga (II) oksida (CuO) yang berwarna kehitaman dan karbon
dioksida (CO2) setelah dipanaskan.
CuCO3 (s) → CuO (s) + CO2 (g)
𝗍

Gambar 3. Pemanasan pada CuCO3


(https://s3.amazonaws.com/de-files-production/Explainers/Figures/583130924069/2.svg )

2) Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan


Ketika barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan
menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO 4). Endapan putih yang terbentuk
ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
BaCl2 + Na2SO4  BaSO4 + 2NaCl
(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)

Banyak zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain adalah
larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl)
menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).

28
AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3
(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)

Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase
padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan
kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat), terjadi
sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal,
perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Misal
pemisahan ion timbal dari perak dan merkuri (I) dapat dicapai dengan mengendapkan
ketiga ion itu mula-mula sebagai klorida, diteruskan dengan menambahkan air panas
pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal (II) klorida (PbCl2) tetapi perak dan
raksa
(I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion
timbal akan ditemukan dalam filtrat.

3) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu


Kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu.
Pada percobaan mereaksikan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH)
terjadi kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia yang menghasilkan kenaikan suhu dinamakan
reaksi eksoterm.
Reaksi eksoterm dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin
pada kendaraan bermotor. Pada percobaan kedua, saat kamu mereaksikan campuran
barium hidroksida, Ba(OH)2 dan amonium klorida, NH4Cl, larutan tersebut akan
menyerap panas di sekitarnya sehingga terjadi penurunan suhu. Reaksi kimia yang
menyerap panas di sekitarnya dinamakan reaksi endoterm.
Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak
makanan.

4) Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas


Pernahkah kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent) ke
dalam segelas air ? Ketika kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi ke dalam
segelas air, kamu akan melihat gelembung-gelembung gas muncul dari dalam larutan.
Hal ini membuktikan bahwa dalam peristiwa reaksi kimia dapat menimbulkan gas.
Selain contoh di atas, kamu juga dapat mengamati reaksi kimia yang menghasilkan gas
pada saat kamu membuka kaleng minuman berkarbonasi.

C) JENIS-JENIS REAKSI KIMIA


Dalam laboratorium kimia, reaksi kimia dapat diamati dengan mudah, karena

29
perubahan kimia selalu menghasilkan zat baru. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa
endapan,

30
gas, perubahan warna dan juga terjadi perubahan suhu. Beberapa contoh reaksi kimia yang
dapat dilihat dengan indera mata kita.
Jenis-jenis reaksi kimia digolongkan berdasarkan dua cabang ilmu kimia yang berbeda
yaitu kimia anorganik dan organik. Jenis reaksi kimia anorganik adalah semua kejadian dan
proses kimia yang melibatkan senyawa anorganik dan unsur kimia. Jenis reaksi kimia
anorganik dapat kita golongkan menjadi reaksi pembentukan, penguraian, pengendapan,
pertukaran, netralisasi, pembakaran atau oksidasi, dan reduksi.

1) REAKSI KIMIA ANORGANIK


1.1 Reaksi Pembentukan
Reaksi pembentukan merupakan penggabungan atom-atom dari beberapa unsur
membentuk senyawa baru. Contoh untuk reaksi ini adalah :

2H2 + O2  2H2O
N2 + 3H2  2NH3
2C + 3H2  C2H6

Dari contoh diatas bahwa senyawa H2O (air), NH3 amonia dan C2H6, (etana)
dibentuk dari unsur-unsur yaitu hidrogen dan oksigen untuk air, nitrogen dan
hidrogen untuk ammonia, dan karbon dan hidrogen untuk gas etana.

Gambar 4. Reaksi Pembentukan NH3


(https://useruploads.socratic.org/KsfLGQcvRKSvBf8WeJQv_limrgtpic.jpg )

1.2 Reaksi Penguraian


Reaksi penguraian merupakan reaksi kebalikan dari reaksi pembentukan. Pada
reaksi penguraian, senyawa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana atau
menjadi unsur-unsurnya. Reaksi penguraian dapat kita cermati, reaksi penguraian
senyawa menjadi unsur-unsurnya, seperti :
2NH3  N2 + 3H2
C2H6  2C + 3H2

31
Sedangkan penguraian dari senyawa menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti :
H2CO3  H2O + CO2
CaCO3  CaO + CO2
Umumnya reaksi penguraian tidak berlangsung secara spontan, namun memerlukan
energi dari luar, misalnya listrik, panas atau dengan bantuan cahaya matahari.

Air  Hidrogen + Oksigen

Gambar 5. Reaksi Penguraian Air


(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f1/Electrolysis_of_Water.png )

1.3 Reaksi Pengendapan


Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk
endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air
atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga reaksi pengendapan juga
dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion.
Dibawah ini disajikan beberapa reaksi pengendapan, sebagai tanda bahwa zat yang
terjadi adalah endapan perhatikan tanda (s) solid, setelah indeks dari rumus
kimianya.

AgNO3 (aq) + HCl (aq)  AgCl (s) + HNO3 (aq) Endapan


yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl.

Pb(CH3COO)2 (aq) + H2S (g)  PbS (s) + 2CH3COOH (aq)


Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan yang berwarna hitam dari PbS.

Reaksi pembentukan endapan di dalam larutan didasarkan pada fakta bahwa


salah satu produk biasanya tidak larut dalam air. Senyawa seperti natrium klorida
dan kalsium klorida mudah larut di dalam air. Senyawa seperti kalsium karbonat dan
barium karbonat memiliki kelarutan di dalam air sangat terbatas, sehingga dikatakan
tidak larut. Misalnya reaksi berikut ini.

32
CaCl2 (aq) + 2Na3PO4 (aq)  Ca3(PO4)2 (s) + 6NaCl (aq)

Natrium klorida larut dalam air sedangkan kalsium fosfat tidak larut dalam air
(mengendap). Untuk memperoleh persamaan ion lengkap, pertama kita tuliskan
persamaan ionnya dan ion spektator diabaikan.
3Ca2+ (aq) + 6Cl− (aq) + 6Na+ (aq) + 2PO3− (aq) 
4
Ca3(PO4)2 (s) + 6Na+ (aq) + 6Cl− (aq)

Persamaan ion lengkap adalah :


3Ca2+ (aq)+2PO3−
4 (aq)  Ca3(PO4)2 (s)

Persamaan ini menyatakan reaksi penting yang terjadi, yaitu ion-ion Ca2+ dan PO43−
dalam larutan bereaksi membentuk padatan kalsium fosfat.
AgNO3 (aq) + NaCl (aq)  AgCl (koloid) + NaNO3 (aq)

Gambar 6. Reaksi Pengendapan AgCl


(https://useruploads.socratic.org/olZ5CWFQQSt4C3DxQPtt_averillfwk-fig03_x031.jpg )
(https://cpanhd.sitehost.iu.edu/C101webnotes/chemical%20reactions/images/agcl.jpg )

1.4 Reaksi Pertukaran


Jenis reaksi ini adalah jenis pertukaran antara kation-kation ataupun pertukaran antar
anion, dalam istilah lainnya disebut dengan ion exchange. Pada peristiwa reaksi
pertukaran maka salah satu produk dapat berupa endapan atau bentuk gas sehingga
zat terpisahkan.
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (s)  2NaCl (s) + BaSO4 (s)
(endapan putih)

33
Dalam reaksi ini atom Ba berpindah pasangan dengan atom Cl, membentuk endapan
putih BaSO4.

Contoh lain adalah resin penukar kation.

divinilbenzena sulfonat mengikat ion Na+ dan melepaskan ion H+

Reaksi Umum Pertukaran Ion :

A–B + C–D  A–D + C–B

1.5 Reaksi Netralisasi


Reaksi netralisasi merupakan reaksi penetralan asam oleh basa dan menghasilkan
air. Air merupakan produk dari reaksi antara ion H + pembawa sifat asam dengan ion
hidroksida (OH-) pembawa sifat basa, reaksi :
H+ + OH−  H2O

Reaksi : HCl + NaOH  NaCl + H2O


Reaksi ion : H+ Cl− + Na+ OH−  Na+ Cl− + H+ OH−

Reaksi netralisasi yang lain ditunjukan oleh reaksi antara asam sulfat H 2SO4 dengan
kalsium hidroksida Ca(OH)2, seperti dibawah ini :
Reaksi : H2SO4 + Ca(OH)2  CaSO4 + 2H2O

Reaksi asam dan basa yang menghasilkan garam, juga dianggap sebagai reaksi
metatesis. Jika pereaksi merupakan senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian
yang bertukaran dikatakan sebagai kation dan anion dari senyawa.

34
Gambar 7. Reaksi Netralisasi
(https://i1.wp.com/dewwool.com/wp-
content/uploads/2021/05/Acid_base_neutralization_reaction2
.jpg?resize=696%2C392&is-pending-load=1#038;ssl=1 )

1.6 Reaksi Pembakaran


Reaksi pembakaran dengan definisi yang paling sederhana adalah reaksi dari unsur
maupun senyawa dengan oksigen. Reaksi pembakaran ini ditunjukkan pada
persamaan reaksi pembakaran logam besi :

4Fe + 3O2  2Fe2O3

Dari persamaan tampak bahwa reaksi pembakaran ditunjukkan dengan adanya gas
oksigen. Contoh lain dari reaksi ini adalah pembakaran dari salah satu campuran
bahan bakar :

C7H16 + 11 O2  7CO2 + 8H2O

Reaksi diatas juga mengindikasikan adanya gas oksigen. Reaksi pembakaran sering
juga disebut dengan reaksi oksidasi, dan akan kita bahas secara terpisah.
Jika senyawa karbon dibakar sempurna dalam oksigen atau udara akan terbentuk
karbondioksida dan uap air. Tetapi jika pembakaran kurang sempurna (kekurangan
oksigen), akan terbentuk gas karbonmonoksida atau boleh jadi terbentuk karbon
yang berwarna hitam (jelaga).

Beberapa contoh reaksi pembakaran senyawa karbon sebagai berikut :

CH4 (g) + 2O2 (g)  CO2 (g) + 2H2O (g)


2CH3OH (l) + 3O2 (g)  2CO2 (g) + 4H2O (g)
2C4H10 (g) + 13O2 (g)  8CO2 (g) + 10H2O (g)

35
Gambar 8. Reaksi Pembakaran
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Combustion_methane.svg/570px-
Combustion_methane.svg.png )

Beberapa contoh reaksi pembakaran senyawa karbon sebagai berikut :


CH4 (g) + 2O2 (g)  CO2 (g) + 2H2O (g)
2CH3OH (l) + 3O2 (g)  2CO2 (g) + 4H2O (g)
2C4H10 (g) + 13O2 (g)  8CO2 (g) + 10H2O (g)

1.7 Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Gambar 9. Reaksi Oksidasi dan Reduksi


(https://image.shutterstock.com/image-vector/oxidation-reduction-loss-gain-electrons-600w-
1263276619.jpg )

Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan “reaksi redoks”, hal ini
dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi

36
merupakan perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan
elektron, bersamaan itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah
atom atau kelompok atom menerima atau menangkap elektron.

Perhatikan contoh berikut yang menggambarkan peristiwa atau reaksi


oksidasi. Fe  Fe2+ + 2 e

Elektron dilambangkan dengan (e) yang dituliskan pada sebelah kanan tanda panah
dari persamaan reaksi, jumlah elektron yang dilepaskan setara dengan jumlah
muatan pada kedua belah persamaan. Dari reaksi diatas 2e, menyetarakan muatan
Fe2+. Untuk reaksi reduksi dicontohkan oleh persitiwa reaksi dibawah ini :
Cl2 + 2e  2Cl−

Reaksi ini menunjukan adanya penarikan atau penangkapan elektron (e) molekul
unsur Cl2 dan menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi anion Cl-. Untuk
mempermudah pengertian, kita dapat sederhanakan makna Cl -, sebagai Cl kelebihan
elektron karena menangkap elektron dari luar.

Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan
menjadi cirri khas bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi sama
dengan jumlah elektron yang diterima atau di tangkap pada peristiwa reduksi,
perhatikan contoh :
Reaksi Oksidasi : Fe  Fe2+ + 2e
Reaksi Reduksi : Cl2 + 2e  2Cl-
Reaksi Redoks : Fe + Cl2  FeCl2

Total reaksi diatas mengindikasikan bahwa muatan dari besi dan klor sudah netral,
demikian pula dengan jumlah elektron yang sama dan dapat kita coret pada
persamaan reaksi redoksnya.

Peristiwa reaksi redoks selalu melibatkan muatan, untuk hal tersebut sebelum kita
lanjutkan dengan persamaan reaksi redoks, lebih dulu kita bahas tentang tingkat atau
keadaan oksidasi suatu zat.

37
2) REAKSI KIMIA ORGANIK
Reaksi kimia organik dapat diklasifikasikan menjadi :
2.1 Reaksi Samping (Adisi)
a. Reaksi Adisi Bromin

b. Reaksi Adisi Hidrogen Sianida

Sebuah atom atau sekelompok atom ditambahkan ke molekul. Reaksi ini


kebanyakan melibatkan senyawa tak jenuh (senyawa yang mengandung ikatan ganda
atau ikatan rangkap tiga antara atom) seperti alkena, alkuna atau keton. Reaksi
samping juga disebut reaksi jenuh karena atom karbon jenuh terpasang dengan
jumlah maksimum kelompok. Hal ini dilakukan dengan memecah ikatan dua atau
tiga di antara atom untuk mengakomodasi atom tambahan atau kelompok atom
dalam molekul. Sebagai contoh, bromin menambah etilen untuk membentuk 1,2-
dibromoetana. Demikian pula, hidrogen sianida menambah etanal untuk membentuk
2-hidroksipropannitril.

2.2 Reaksi Penghapusan (Eliminasi)


a. Reaksi Dehidrasi

b. Reaksi Dehidrohalogenasi

38
Reaksi eliminasi melibatkan penghapusan atom atau kelompok atom dari molekul.
Ini adalah proses di mana senyawa jenuh akan dikonversi ke senyawa tak jenuh. Hal
ini dilakukan biasanya melalui aksi asam, basa, logam atau panas. Reaksi eliminasi
adalah kebalikan dari reaksi adisi. Mereka dikenal dengan atom atau kelompok atom
yang meninggalkan molekul.

Dehidrohalogenasi : – penghapusan hidrogen dan halogen


Dehidrasi : – meninggalkan molekul air
Dehidrogenasi : – penghapusan hidrogen

Contoh pertama adalah dehidrasi dimana air dihilangkan dari sikloheksanol untuk
membentuk sikloheksena dengan bantuan asam kuat, H2SO4. Reaksi lainnya adalah
contoh dehidrohalogenasi bromoetana untuk membentuk etilen.

2.3 Reaksi Pergantian (Subtitusi)


a. Reaksi Subtitusi Amino

b. Reaksi Subtitusi Klorin

Ini adalah kelas reaksi kimia di mana atom, ion atau kelompok atom/ion diganti
dengan kelompok ion lain, atom atau kelompok fungsional. Misalnya, gugus amino
(NH2) pengganti klorin dari asetil klorida untuk membentuk asetamida. Klorin
pengganti hidrogen dalam metana untuk membentuk klorometana.

2.4 Isomerasi atau Reaksi Penataan Ulang


a. Penataan Ulang Siklopropana

39
b. Siklopropana Isomerasi

Ini adalah proses kimia dimana senyawa menata kembali menjadi bentuk
isomernya. Isomer adalah senyawa dengan berat molekul dan komposisi yang sama
tetapi berbeda dalam struktur dan konfigurasi mereka.
Di sini, siklopropana ditata kembali menjadi propena. 2-butena adalah alkena
dengan empat atom C yang ada sebagai dua isomer geometri masing- masing trans-
2- butena dan cis-2-butena. Karena perbedaan ini, sifat kimia dan fisika berubah.
Reaksi perisiklik juga merupakan jenis reaksi penataan ulang.

2.5 Reaksi Fotokimia


Reaksi fotokimia dimulai ketika atom dan molekul dengan penyerapan energi, dalam
bentuk cahaya, dan melepaskan energi dengan memecah ikatan kimia.
3O2 + sinar matahari  2O3
6CO2 + 6H2O + Energi Cahaya  C6H12O6 + 6O2

Fotokimia terlibat dalam banyak proses hidup yang penting seperti fotosintesis,
pembentukan vitamin D di kulit, konversi oksigen ke ozon di atmosfer. Reaksi yang
disebutkan di atas berlangsung selama pembentukan ozon dari oksigen dan produksi
glukosa dan oksigen dalam tanaman selama fotosintesis dengan adanya sinar
matahari.
Reaksi biokimia yang mengatur dan mengatur proses metabolisme kita juga
merupakan jenis reaksi kimia. Ada yang panjang, reaksi perubahan kimia yang tidak
pernah berakhir yang terjadi setiap detik. Mereka hadir di mana-mana dan oleh
karena itu, penting untuk mengetahui jenis reaksi kimia. Hal ini menyenangkan
untuk dipelajari dan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ilmu
kimia.

D) PENGANTAR AWAL KONSEP MOL


1) PENGERTIAN MOL
Anda telah mengetahui bahwa partikel materi (atom, molekul atau ion) mempunyai
ukuran yang sangat kecil. Oleh karena itu, sekecil apapun jumlah zat yang kita ambil
akan mengandung sejumlah besar partikel. Misalnya dalam setetes air terdiri dari sekitar
1,67 x 1021 molekul (= 1,67 miliar triliun). Untuk mengatasi penggunaan bilangan yang
sangat besar, maka ahli kimia memberlakukan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Mol
merupakan satuan jumlah zat, sama seperti lusin dan gross, hanya saja mol menyatakan
40
jumlah yang

41
jauh lebih besar.
1 mol = 6,02 x 1023 (= 602 miliar triliun)
Kata mol berasal dari Bahasa latin moles ya
Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan Avogadro (untuk Istilah molekul merupakan bentuk lain dari
menghormati Amadeo Avogadro, seorang ilmuwan Italia)
dan dinyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J.
Loschmidt, orang pertama yang menghitung jumlah molekul
suatu zat).

L = 6,02 x 1023

2) HUBUNGAN MOL DENGAN JUMLAH PARTIKEL


Seperti halnya 1 lusin untuk setiap barang yang jumlahnya adalah 12, atau gross yang
jumlah satuannya adalah 144, begitu juga dengan mol, apapun zatnya, jumlah
partikelnya adalah 6,02 x 1023.
(1) Satu mol air (H2O) mengandung 6,02 x 1023 molekul air
(2) Satu mol besi (Fe) mengandung 6,02 x 1023 atom besi
(3) Satu mol oksigen (O2) mengandung 6,02 x 1023 molekul oksigen

Hubungan jumlah zat (n) dengan jumlah partikel (x) dapat dirumuskan sebagai berikut.

x = n . 6,02 x 1023

Contoh Menghitung Jumlah Partikel


Tentukan jumlah partikel (atom atau molekul) yang terdapat dalam :
a. 1 mol Ca
b. 2 mol NH3
Jawaban
a. Jumlah atom dalam 1 mol kalsium b. Jumlah molekul dalam 1 mol NH3 :
: 𝑥 = 𝑛.𝐿
𝑥 = 𝑛.𝐿 6,02 x 1023 molekul
6,02 x 10 atom
23

𝑥 = 1 mol . 𝑥 = 1 mol .
mol mol
𝑥 = 6,02 x 1023 atom 𝑥 = 6,02 x 1023 molekul

Contoh Menghitung Jumlah Partikel


Nyatakan dalam mol dari :
a. 3,01 x 1022 atom besi
b. 1,204 x 1023 molekul air

42
Jawaban
a. Jumlah mol dari 3,01 x 1022 atom besi : b. Jumlah mol dari 1,204 x 1023 molekul air :
𝑥 =𝑛.𝐿 𝑥 = 𝑛.𝐿
𝑥 𝑥
𝑛= 𝑛=
𝐿3,01 x 1022 atom 𝐿1,024 x 1023 molekul
𝑛= 𝑛=
6,02 x 1023 atom 6,02 x 1023 molekul
mol mol
𝑛 = 0,05 mol 𝑛 = 0,17 mol

Contoh Menghitung Jumlah Partikel


Tentukan jumlah atom hidrogen yang terdapat dalam 0,2 mol air (H2O).
Jawaban
Tiap molekul air terdiri dari 2 atom
hidrogen. Oleh karena itu, dalam 0,2 mol air
terdapat : 2 . 0,2 mol = 0,4 mol atom
hidrogen

6,02 x 1023 atom


Jumlah atom hidrogen = 0,4 mol .
mol
Jumlah atom hidrogen = 2,408 x 1023 atom

43
G. GLOSARIUM

Atom : Satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas
proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral.
Bilangan Oksidasi : Banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom
dalam ikatan kimia.
Endapan : Zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari
larutan. Ion : Atom atau molekul yang bermuatan lsitrik.
Koloid : Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk
karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang
dicampurkan.
Molekul : Kelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan
sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral
serta cukup stabil.
Oksidator : Zat yang berperan sebagai pengoksidasi atau zat yang
menyebabkan zat lain mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Persamaan Kimia : Penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia yang terdiri atas rumus
kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien dan wujud
masing- masing.
Reaksi Endoterm : Reaksi yang berlangsung dengan menyerap/membutuhkan kalor
dari lingkungan ke sistem.
Reaksi Eksoterm : Reaksi yang berlangsung dengan melepaskan/menghasilakan
kalor dari sistem ke lingkungan.
Reduktor : Zat yang berperan sebagai pereduksi atau zat yang menyebabkan
zat lain mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Sentrifugasi : Proses yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi
campuran dengan menggunakan mesin sentrifuga atau pemusing.

H. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Hartono, Hadi. (2018). Reaksi Kimia. [Online]. Diakses : https://docplayer.info/30765574-1-
ciri- ciri-reaksi-kimia.html [18 September 2021]
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Putri, Profillia. Rahadi, B. Amin. (2016). Guru Pembelajar : Modul Paket Keahlian Kimia
Kesehatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

44
EMPAT HUKUM DASAR KIMIA

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan Tahun
Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit
Pertemuan ke : 7, 8, 9, dan 10

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami cara menulis persamaan reaksi kimia setara dengan tepat ; memahami konsep
hubungan koefisien reaksi dalam persamaan reaksi kimia terhadap jumlah zat (mol) dan jumlah
partikel (bilangan Avogadro).

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

45
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menghitung konsep empat hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum
Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac) melalui beberapa tabel data pengamatan.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat mengetahui dan menghitung keempat
hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton, dan hukum Gay Lussac).

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menerapkan konsep hukum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
PERTEMUAN KE-7
Membuktikan teori terkait reaksi pembakaran (pengantar menuju konsep dan hitungan hukum
dasar kimia) dengan melakukan aktivitas 4.2 pada buku ajar.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran ? pada
pertemuan ini kita akan membahas hal apa saja yang berperan dalam reaksi atau proses
pembakaran.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar reaksi pembakaran yang
Peserta Didik pada terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Mengorganisasikan Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Kegiatan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Pembelajaran 1. Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :

46
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai faktor utama yang
menentukan terjadinya reaksi pembakaran yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi
pembakaran.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai reaksi pembakaran pada logam dengan melakukan
aktivitas 4.2 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai reaksi pembakaran yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi reaksi
dan menyajikan
pembakaran (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Teori Flogiston,
Hukum Kekekalan Massa, Nomor atom dan Nomor massa suatu atom.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

47
PERTEMUAN KE-8
Menganalisis Teori Flogiston melalui bacaan ; menganalisis hukum kekekalan massa melalui
Latihan soal ; menganalisis isotop, isobar, dan isoton yang berkaitan dengan nomor atom
maupun nomor massa suatu atom.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai reaksi pembakaran pada
pertemuan sebelumnya ? pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai kegagalan Teori
Flogiston dalam menjelaskan reaksi pembakaran dan lahirnya hukum kekekalan massa.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada intisari mengenai reaksi
Peserta Didik pada pembakaran menurut teori Flogiston yang terdapat pada buku cetak halaman
Masalah 86 - 87. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Mengorganisasikan 1. Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
Kegiatan 2. Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Pembelajaran 3. Apa yang dimaksud dengan calx ?
4. Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi
pembakaran ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
Membimbing mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan
penyelidikan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
mandiri dan 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
kelompok telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai kegagalan Teori
Flogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh
Lavoisier yang telah diperoleh.

48
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya hukum
kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum kekekalan massa melalui contoh
soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai kegagalan Teori Flogiston dan lahirnya
hukum kekekalan massa yang diusulkan oleh Lavoisier yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
Mengembangkan pada lembar kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
hasil karya kekekalan massa (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang massa atom relatif (Ar)
; massa molekul relatif (Mr) ; Hubungan mol dengan Ar dan Mr ; Hukum Perbandingan Tetap.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

PERTEMUAN KE-9
Mendeskripsikan massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ; Menghitung massa
atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat; Mendeskripsikan hubungan massa
satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) melalui massa
molar (mm) ; Menghitung soal yang berkaitan dengan hukum perbandingan tetap.

49
50
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai teori atom ? pada pertemuan ini
kita akan membahas cara menentukan massa suatu atom dan molekul serta mengenal hukum
perbandingan tetap.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel massa molar (𝑚𝑚) beberapa
Peserta Didik pada atom dan molekul yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan
Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan
1. Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
Pembelajaran
2. Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚)
suatu atom atau molekul ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan
massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa molekul
relatif (Mr).
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai massa atom relatif
kelompok (Ar), massa molekul relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap
massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan massa atom relatif (Ar), massa molekul relatif (Mr),
hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif (Mr).
Mengembangkan 40 MENIT
dan menyajikan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
hasil karya pengamatan dengan cara (Menalar) :

51
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan tetap melalui
contoh soal yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai massa atom relatif (Ar), massa molekul
relatif (Mr), hubungan massa satu mol zat terhadap massa atom relatif
(Ar) dan massa molekul relatif (Mr) serta hukum perbandingan tetap
yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum
perbandingan tetap (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

PERTEMUAN KE-10
Menganalisis konsep dan hitungan hukum perbandingan berganda dan hukum perbandingan
volume.
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian hukum perbandingan tetap ? pada pertemuan ini kita akan mem

52
hukum perbandingan tetap. Pada pembelajaran ini juga akan membahas hukum perbandingan
volume dan hipotesis Avogadro.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan pada tabel data dan persamaan reaksi yang
Peserta Didik pada berkaitan dengan Hukum Perbandingan Berganda dan Hukum
Masalah Perbandingan Volume yang terdapat pada LKPD. (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1
Pembelajaran dan senyawa 2 ?
2. Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan
volume uap air pada persamaan reaksi diatas ?
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan
Volume, dan Hipotesis Avogadro.
Membimbing 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
penyelidikan telah dibaca.
mandiri dan 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Hukum Perbandingan
kelompok Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai penerapan hukum perbandingan berganda, hukum
Mengembangkan
perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro melalui contoh soal yang
dan menyajikan
terdapat pada buku ajar dan LKPD.
hasil karya
2. Mengolah informasi mengenai Hukum Perbandingan Berganda, Hukum
Perbandingan Volume, dan Hipotesis Avogadro yang sudah
dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan
pada lembar kerja.

53
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hipotesis
Avogadro (Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Hukum Dasar Kimia
untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan Sehari-Hari.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

54
3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


1) PERTEMUAN KE-7

Aktivitas 4.2
HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Reaksi Pembakaran pada Kayu


(https://pixabay.com/photos/fire-flame-burn-warmth-hot-6605983/?download )

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan gambar diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Sebutkan 2 faktor utama yang menentukan terjadinya reaksi pembakaran.
Apakah reaksi pembakaran selalu mengikuti Hukum Kekekalan Massa ?

55
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

REAKSI PEMBAKARAN LOGAM

Tujuan Percobaan
Membuktikan Teori Terkait Reaksi Pembakaran Logam

Alat dan Bahan


Timbangan
Lilin dan korek api
Mangkok untuk menampung hasil pembakaran
Penjepit kayu
Pita magnesium sepanjang 6 cm – 8 cm

Cara Kerja
Gunakan terlebih dahulu masker untuk menutupi hidung, kacamata pelindung, dan sarung tangan.
Timbanglah massa pita magnesium lalu catatlah hasilnya.
Timbanglah mangkok kosong untuk menampung hasil pembakaran lalu catatlah hasilnya.
Jepitlah pita magnesium dengan penjepit kayu.
Bakarlah di atas nyala lilin.
Tampunglah abu hasil pembakaran ke dalam mangkok (tampung semua, jangan sampai ada yang tercecer).

56
Timbang kembali abu hasil pembakaran bersama mangkoknya lalu catatlah hasilnya.
Tulislah semua hasil percobaan pada Tabel 1, lalu analisislah datanya.
Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan Kalian.
Komunikasikan hasil percobaan Kalian dalam diskusi kelas.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Reaksi Pembakaran Logam


Massa pita Mg = a*
Massa mangkuk = x*
Massa mangkuk + abu hasil
pembakaran = y*
Massa abu hasil pembakaran
= y - x*
Massa pita Mg sebelum
dibakar = a*
Dari manakah pertambahan
massa setelah pembakaran
Tanda * : Satuan massa dalam gram, g

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

F) SOAL LATIHAN

Jawablah beberapa pertanyaan berikut.


1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ?
2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium.
3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam
magnesium ?

57
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3.

2) PERTEMUAN KE-8
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati dan analisis informasi yang terdapat pada kolom intisari mengenai Sejarah Awal
Teori Flogiston (lihat buku cetak halaman 86 – 87).

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan intisari mengenai Teori Flogiston, jawablah beberapa pertanyaan yang akan
dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Apa yang dimaksud dengan Flogiston ?
Apakah pada Teori Flogiston, oksigen sudah ditemukan oleh para ahli ?
Apa yang dimaksud dengan calx ?
Mengapa teori Flogiston dikatakan gagal dalam menjelaskan reaksi pembakaran ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

58
JAWABAN PERTANYAAN
2.

3.

4.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Kekekalan
Massa, Nomor Atom dan Nomor Massa yang terdapat pada buku cetak (hal. 88 – 90)
dan bahan ajar yang diberikan Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1) Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2) Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3) Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. …
88 Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13 Al

JAWABAN PERTANYAAN
1)

2)
_

59
4) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

3) PERTEMUAN KE-9
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.
Massa Molar, 𝒎𝒎 Jumlah zat
Unsur / Molekul
(g mol-1) (𝒏)
Ca 40 1 mol
Mg 24 0,5 mol
Ca(CH3COO)2 158 0,1 mol
H2SO4 98 2 mol

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Apa yang dimaksud dengan massa molar ?
Bagaimana hubungan massa satu mol zat terhadap massa molar (𝑚𝑚) suatu atom atau molekul ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

60
JAWABAN PERTANYAAN
2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah materi Massa Atom Relatif
(Ar), massa molekul realtif (Mr), massa molar (𝑚𝑚), dan teori Hukum Perbandingan
Tetap yang terdapat pada buku cetak (hal. 90 – 93) dan bahan ajar yang diberikan Guru.
Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2


a. Berapakah massa molar (𝑚𝑚) urea ?
b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ?
(𝑚𝑚 C = 12 g ; 𝑚 O = 16 g ; 𝑚𝑚 N = 14 g ; 𝑚𝑚 H = 1 g )
mol mol mol mol
𝑚
2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?

JAWABAN PERTANYAAN
1. a.

b.

2.

61
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

4) PERTEMUAN KE-10
A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Amati tabel data berikut.

Senyawa Nama Senyawa Massa N (g) Massa O (g) mN:mO


1 Gas Tertawa 2,62 1,50 2,62 : 1,50
2 Senyawa Polutan 0,655 1,50 0,655 : 1,50

m N dalam senyawa 1 : m N m O dalam senyawa 1 : m O


dalam senyawa 2 dalam senyawa 2
2,62 : 0,655 1,50 : 1,50
4:1 1:1

C3H8 (g) + 5 O2 (g) ⟶ 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)


2L ? ? ?

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan tabel data diatas, jawablah beberapa pertanyaan yang akan dibahas bersama
pada kolom di bawah ini.

62
PERTANYAAN
Bagaimana cara membuat perbandingan massa unsur pada senyawa 1 dan senyawa 2 ?
Bagaimana cara menentukan volume gas O2, volume gas CO2, dan volume uap air pada persamaan

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Untuk lebih mendalami materi pada pertemuan ini, bacalah teori Hukum Perbandingan
Berganda dan Hukum Perbandingan Volume yang terdapat pada buku cetak (hal. 93 –
96). Bacalah juga hipotesis Avogadro yang terdapat pada bahan ajar yang diberikan
Guru. Lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?

JAWABAN PERTANYAAN
1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍𝟐𝐎 N : O =
𝐍𝐎 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟑 N : O =

63
𝐍𝐎𝟐 N : O =
𝐍𝟐𝐎𝟓 N : O =

2. a.

b.

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

64
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
Akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

65
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

66
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

67
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Tuliskan persamaan reaksi setara :


a) Pembakaran gas etena (C2H6)
b) Pembentukan gas amoniak (NH3)
2) Hitunglah jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3

PEMBAHASAN DAN SKOR


1) a) C2H4 (g) + 3 O2 (g) ⟶ 2 CO2(g) + 2 H2O (l) (Skor 4)
b) N2 (g) + 3 H2 (g) ⟶ 2 NH3 (g) (Skor 4)

2) 𝑛 NH3 𝑥 NH3
= 𝐿
12,04 x 1023 molekul
𝑛 NH3 =
6,02 x 1023 molekul
mol
𝑛 NH3 = 2 mol

Jadi, jumlah zat (n) NH3 yang terdapat dalam 12,04 x 1023 molekul NH3 yaitu
sebanyak 2 mol. (Skor 4)

Skor Total = 12

68
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

90 - 100% = Baik Sekali


𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 80 - 89% = Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

B) ASESMEN
FORMATIF
1) PERTEMUAN KE-7
Jenis Soal : Essay

1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Pembakaran ?


2. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran logam magnesium.
3. Berapakah jumlah atom magnesium yang terdapat dalam 0,1 mol logam magnesium ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Reaksi pembakaran adalah kombinasi secara kimiawi dari unsur oksigen dengan
unsur lainnya (reaksi oksidasi) yang berlangsung secara cepat maupun lambat pada
suhu dan tekanan tertentu.(Skor 3)

2. Persamaan Reaksi Pembakaran Logam Magnesium :


2 Mg (g) + O2 (g) ⟶ 2 MgO (s) (Skor 2)
3. Jumlah Atom Mg dalam 0,1 mol Mg :
𝑥 Mg = 𝑛 Mg . 𝐿
6,02 x 1023 atom
𝑥 Mg = 0,1 mol .
mol
𝑥 Mg = 6,02 x 1022 atom

Jadi, jumlah atom Mg dalam 0,1 mol logam Mg sebanyak 6,02 x 1022 atom.
(Skor 4)

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Skor Total = 9
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian : 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = Skor total x 100

69
2) PERTEMUAN KE-8
Jenis Soal : Essay

1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi pembakaran ?
2. Sebatang paku yang massanya 5 gram dibiarkan berkarat. Apakah massa paku
berkarat sama dengan, lebih besar atau lebih kecil dari massa paku mula-mula ?
3. Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….
Radium Ra …. …. 138 …. …
88 Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13 Al

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Hukum kekekalan massa tidak berlaku pada pembakaran kertas karena 2 hal berikut :
a. Massa abu hasil pembakaran kertas memiliki massa yang lebih kecil dibanding
massa kertas mula-mula oleh karena gas karbon monoksida dan uap air yang
dihasilkan bereaksi dengan udara sekitar. (Skor 2)
b. Reaksi pembakaran terjadi pada sistem terbuka. (Skor 2)

2. Reaksi pembakaran besi :


3
2 Fe(s) + O2(g) ⟶ Fe2O3(s) (Skor 2)
2

Secara teoritis, massa besi yang mengalami korosi akan lebih besar dibandingkan
massa besi murni. Hal ini dapat dilihat dari massa atom relatif (Ar) dan massa
molekul relatif. Massa atom relatif besi adalah 56 gram, sedangkan massa molekul
relatif besi
(III) oksida adalah 160 gram. (Skor 4)

3. Tabel yang telah dilengkapi :


Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi Skor
unsur proton, p elektron, e neutron, n A=p+n
40 – 18 40
Argon Ar 18 18 40 Ar 3
= 22 18
40
Kalsium Ca 20 20 20 20 + 20 = 40 20 Ca 3
88 + 138 226
Radium Ra 88 88 138 Ra 3
= 226 88

70
27 – 13 27
Aluminium Al 13 13 27 Al 4
= 14 13

71
Skor Total = 23
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

3) PERTEMUAN KE-9
Jenis Soal : Essay

1. Urea yang digunakan sebagai pupuk mempunyai rumus kimia CO(NH2)2


a. Berapakah massa molar (𝑚𝑚) urea ?
b. Berapa jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea ?
(𝑚𝑚 C = 12 g ; 𝑚𝑚 O = 16 g ; 𝑚𝑚 N = 14 g ; 𝑚𝑚 H = 1 g )
mol mol mol mol
2. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8 dan
massa karbon dioksida sebanyak 55 gram, berapa massa karbon dan oksigen yang
bereaksi ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. a. 𝑚𝑚 CO(NH2)2 = {(1 . 𝑚𝑚 C) + (1 . 𝑚𝑚 O) + (2 . 𝑚𝑚 N) + (4 . 𝑚𝑚 H)}
g
𝑚𝑚 CO(NH2)2 = {(1 . 12) + (1 . 16) + (2 . 14) + (4 . 1)}
60 g mol
𝑚𝑚 CO(NH2)2 =
mol
Jadi, massa molar urea sebesar 60 g mol-1. (Skor 4)

b. 𝑛
urea massa urea (Skor 1)
= mm urea
1000 g
𝑛urea (30 kg . )
= 60 g
1 kg (Skor 2)
mol
𝑛urea = 500 mol (Skor 1)

Jadi, jumlah zat yang terkandung dalam 30 kg urea sebanyak 500 mol.

2. C + O2  CO2 (Skor 1)
3 8 11 (Skor 1)
? ? 55 g (Skor 1)

72
Menentukan Massa Karbon
3
massa C = . massa CO2 (Skor 1)
3+8
3
massa C = . 55 g (Skor 1)
11
massa C = 15 g (Skor 1)

Menentukan Massa Oksigen


8
massa O = . massa CO2 (Skor 1)
3+8
8
massa O = . 55 g (Skor 1)
11
massa O = 40 g (Skor 1)

Skor Total = 17
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

4) PERTEMUAN KE-10
Jenis Soal : Essay

1. Bagaimana perbandingan massa N dan massa O yang membentuk senyawa N2O, NO,
N2O3, NO2, N2O5 jika massa unsur N diambil sama untuk semua senyawa ?
2. Jika pada suhu dan tekanan tertentu, 2 L gas H2 mengandung 2,5 x 1022 molekul gas
H2, jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas berdasarkan data yang
diberikan.
a. Berapa jumlah molekul air yang terdapat pada 8 L uap air ?
b. Berapa volume gas NH3 yang mengandung 7,5 x 1023 molekul NH3 ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1.
SENYAWA PERBANDINGAN MASSA
𝐍𝟐𝐎 N : O = 28 : 16 = 7 : 4 (Skor 1)
𝐍𝐎 N : O = 14 : 16 = 7 : 8 (Skor 1)
𝐍𝟐𝐎𝟑 N : O = 28 : 48 = 7 : 12 (Skor 1)
𝐍𝐎𝟐 N : O = 14 : 32 = 7 : 16 (Skor 1)
𝐍𝟐𝐎𝟓 N : O = 28 : 80 = 7 : 20 (Skor 1)

73
2. a. Volume H2O
Jumlah molekul H2O = . Jumlah molekul H2
Volume H2
Jumlah molekul H2 O = 8 L 22
2 L . 2,5 x 10 molekul
Jumlah molekul H2O = 4 . 2,5 x 1022 molekul
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐇𝟐𝐎 = 𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟐𝟑 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥

(Skor 4)
b.
Volume NH3 = Jumlah molekul NH3 . Volume H2
Jumlah molekul H2
7,5 x 1023 molekul
Volume NH3 = . 2L
2,5 x 1022 molekul
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐍𝐇𝟑 = 𝟔𝟎 𝐋

(Skor 4)

Skor Total = 13 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh < 70% = Kurang
Nilai = Skor total x 100

C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Jika 10 ton batu gamping (CaCO3) dibakar, maka akan terurai menghasilkan CaO dan
gas CO2. Senyawa CaO yang dihasilkan dari pembakaran itu sebanyak 5,6 ton.
Persamaan Reaksinya : CaCO3 ⟶ CaO + CO2
a. Berapa banyak massa gas CO2 yang dihasilkan ?
b. Apakah pembakaran suatu zat selalu memerlukan oksigen ?
c. Apakah peristiwa tersebut sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa ?
(𝑚 CaCO 56 g 44 g
100 g CaO = ; 𝑚 CO = )
𝑚 3 = mol ; 𝑚 𝑚 mol 𝑚 mol
2

2. Diketahui massa molar (𝑚𝑚 ) N = 14 g


dan O = 16 g
mol mol
a. Berapa jumlah zat (n) yang terdapat dalam 8 gram oskigen ?

74
b. Berapa molekul terdapat dalam 8 gram oksigen ?

75
3. a. Jika perbandingan massa karbon dan massa oksigen yang bereaksi adalah 3 : 8.
berapa massa karbon dioksida jika 8 gram karbon direaksikan dengan 16 gram
oksigen ?
b. Zat apa yang tersisa dan berapa massanya ?
4. Fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram
oksigen. Tunjukkanlah bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk
2 liter gas X, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukanlah
rumus molekul gas X tersebut.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


1. a. Menentukan Jumlah Batu Gamping (𝐂𝐚𝐂𝐎𝟑)
𝑛 CaCO3 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaCO3
= 𝑚𝑚 CaCO3 (Skor 1)
10 ton 1000 kg 1000g (Skor 2)
. .
𝑛 CaCO3 = 1 ton 1 kg
100 g
mol (Skor 1)
𝑛 CaCO3 = 1 x 105 mol

Menentukan Jumlah gas 𝐂𝐎𝟐


Persamaan reaksi :
CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔) (Skor 1)

1
𝑛 CO2 = . 𝑛 CaCO3 (Skor 2)
1
𝑛 CO2 = 1 x 105 mol

Menentukan Massa gas 𝐂𝐎𝟐 yang dihasilkan


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 𝑛 CO2 . 𝑚𝑚 CO2
(Skor 2)
44 g
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 1 x 105 mol .
mol
1 kg 1 ton
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 44 x 105 g . .
1000 g 1000 kg (Skor 2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CO2 = 4,4 ton tanp
a
Jadi, massa gas CO2 yang dihasilkan sebanyak 4,4 ton adan
ya
b. Reaksi pembakaran hanya dapat terjadi karena adanya kalor dan
oksi
adanya oksigen. Keduanya saling berkaitan satu sama lain.
gen.
Reaksi pembakaran tidak dapat terjadi jika hanya terdapat kalor saja
76
(Skor 1)

(Skor 5)

77
Begitu juga reaksi pembakaran yang tidak dapat terjadi jika hanya
terdapat oksigen saja tanpa adanya kalor.
c. Untuk membuktikan apakah reaksi pembakaran batu gamping sesuai
dengan Hukum Kekekalan Massa, terlebih dahulu kita tentukan (Skor 1)
massa kalsium oksida (CaO)yang dihasilkan.

𝑛 CaCO3 = 1 x 105 mol (Skor 1)


Persamaan reaksi : (Skor 1)
CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔)

Menentukan Jumlah CaO yang dihasilkan


1
𝑛 CaO = . 𝑛 CaCO3
1 (Skor 2)
𝑛 CaO = 1 x 105 mol

Menentukan Massa CaO yang dihasilkan


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 𝑛 CaO . 𝑚𝑚 CaO (Skor 2)
56 g
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 1 x 105 mol .
mol
1 kg 1 ton
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 56 x 105 g . . (Skor 2)
1000 g 1000 kg (Skor 1)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 CaO = 5,6 ton

CaCO3 (𝑠) ⟶ CaO (𝑠) + CO2 (𝑔) (Skor 2)


10 ton 5,6 ton 4,4 ton

Massa zat sebelum bereaksi sebanyak 10 ton yang merupakan massa (Skor 1)
CaCO3.
Massa zat sebelum reaksi = massa CaO + massa CO2
= (5,6 + 4,4) ton (Skor 3)
= 10 ton

Massa zat sebelum bereaksi SAMA DENGAN massa zat sesudah


bereaksi, sehingga reaksi pembakaran batu gamping SESUAI dengan (Skor 1)
Hukum Kekekalan Massa.
2. a.
𝑛 O2 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
= 𝑚𝑚 O2
𝑛 O2 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 O2 (Skor 1)
= 2 . 𝑚𝑚 O
8𝑔
𝑛 O2 =
16 𝑔 (Skor 1)
(2 . 𝑚𝑜𝑙 )

78
8
𝑛 O2 = ( ) mol
32
𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 2)

Jadi, jumlah O2 sebanyak 0,25 mol (Skor 1)


b. 𝑛 O2 = 0,25 mol (Skor 1)

Menentukan Jumlah Molekul (x) Oksigen


𝑥O2 = 𝑛O2 . 𝐿

𝑥O2 = 0,25 mol . 6,02 x 1023 molekul (Skor 3)


mol
𝑥O 2 = 1,505 x 1023 molekul

Jadi, jumlah molekul oksigen sebanyak 1,505 x 1023 molekul. (Skor 1)

3. a.
Massa C + Massa O2 ⟶ Massa CO2
3 8 11 (Skor 3)
8 8g 16 g ?
16
= 2,667
3 =2
8
Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur oksigen karena unsur
oksigen habis bereaksi dan tidak bersisa.

Menentukan Massa Karbon yang


Bereaksi (Skor 3)
massa O2 . perbandingan C
massa C yang bereaksi =
perbandingan O2
massa C yang bereaksi = 16 g
.3
8
massa C yang bereaksi = 6 g

Menentukan Massa Karbon Dioksida yang Dihasilkan massa


massa CO2 = massa C yang bereaksi + massa O2 C sisa
massa CO2 = (6 + 16) g =2g
massa CO2 = 22 g
b. Zat yang tersisa yaitu karbon

massa C sisa = massa C awal − massa C yang bereaksi


massa C sisa = (8 − 6) g

79
(Skor 3)

(Skor 1)

(Skor 3)

80
4. Menentukan massa Oksigen dalam Senyawa I
Massa Fosforus = 31 gram
Massa Oksigen = massa senyawa I – massa fosforus (Skor 4)
= (55 – 31) g
= 24 g

Menentukan massa Fosforus dalam Senyawa II


Massa Oksigen = 40 gram
Massa Fosforus = massa senyawa II – massa oksigen
= (71 – 40) g (Skor 4)
= 31 g

Perbandingan massa Fosforus dan massa Oksigen dalam senyawa I


= 31 : 24 (dibagi 8) (Skor 2)
= 3,875 : 3

Perbandingan massa Fosforus dan massa Oksigen dalam senyawa II


= 31 : 40 (dibagi 13,333) (Skor 2)
= 2,325 : 3

Massa oksigen dalam senyawa 1 sama dengan massa oksigen dalam


senyawa II, maka massa fosforus dalam senyawa I dan senyawa II (Skor 2)
= 3,875 : 2,2325 (disederhanakan)
=4 : 2

Perbandingan tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana, sehingga (Skor 1)


memenuhi Hukum Dalton.

5. Misalkan rumus molekul gas X yaitu NaOb (Skor 1)

Volume N2 : Volume O2 : Volume NaOb (Skor 2)


2 : 3 : 2

Oleh karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi,


maka persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut : (Skor 2)
2 N2 (g) + 3 O2 (g) ⟶ 2 NaOb (g)
Jumlah atom pada kedua ruas haruslah sama, sehingga :

Untuk menyetarakan atom N


Jumlah atom N di ruas kiri = 4, sedangkan di ruas kanan = 2a (Skor 2)
Maka 2a = 4 atau a = 2

81
Untuk menyetarakan atom O
Jumlah atom O di ruas kiri = 6, sedangkan di ruas kanan = 2b (Skor 2)
Maka 2b = 6 atau b = 3

Oleh karena a = 2 dan b = 3, maka rumus kimia gas X adalah N2O3 (Skor 1)

Skor Total = 83 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. a. Berapa perbandingan massa H dan massa O dalam H2O ?


b. Berapa perbandingan massa C dan massa O dalam CO2 ?
(Ar H = 1 g ; Ar O = 16 g ; Ar C = 12 g)
2. Apabila diketahui unsur A dan B dapat membentuk 3 jenis senyawa. Massa yang
dihasilkan dari unsur A dan B untuk membentuk ketiga senyawa berbeda itu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Senyawa Massa unsur A Massa unsur B
I 10 g 10 g
II 15 g 30 g
III 20 g 60 g
a. Bagaimana perbanding massa A dan B pada ketiga senyawa diatas ?
b. Bagaimana rumus kimia untuk ketiga senyawa itu ?
3. Berapakah massa dari :
a. Sejuta atom aluminium?
b. 1,204 x 1023 molekul air ?
27 g 18 g
(𝑚𝑚 Al = ; 𝑚𝑚 H2O = )
mol mol
82
4. Suatu senyawa hidrokarbon (CXHy) yang berwujud gas terbakar menurut persamaan :
CXHy (g) + O2 (g) ⟶ CO2(g) + H2O (g)
Dari suatu percobaan diketahui bahwa untuk membakar 5 liter (T, P) hidrokarbon itu
diperlukan 12,5 liter (T, P) oksigen dan dihasilkan 10 liter (T, P) karbon dioksida.
Tentukanlah rumus molekul hidrokarbon tersebut.

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 a. massa H : massa O
(2 . Ar H) : (1 . Ar O)
(2 . 1 g) : (1 . 16 g)
2g : 16 g 6
1 : 8
Jadi, perbandingan massa H dan massa O = 1 : 8

b. massa C : massa O
(1 . Ar C) : (2 . Ar O)
(1 . 12 g) : (2 . 16 g)
6
12 g : 32 g
3 : 8
Jadi, perbandingan massa C dan massa O = 3 : 8
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3

b. Rumus Kimia untuk Senyawa I yaitu AB


Rumus Kimia untuk Senyawa II yaitu AB2 3
Rumus Kimia untuk Senyawa III yaitu AB3
3 a. Sejuta atom aluminium = 106 atom Al 1

Menentukan Jumlah (n) atom Al


𝑥 Al
𝑛 Al =
𝐿1 x 106 atom
𝑛 Al = 3
6,02 x 1023 atom
mol
𝑛 Al = 1,66 x 10−18 mol

83
Menentukan Massa Al
𝑚 Al = 𝑛 Al . 𝑚𝑚 Al
27 g
𝑚 Al = 1,66 x 10−18 mol .
mol
𝑚 Al = 4,482 x 10−17 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 4,482 x 10-17 gram 4

b. Menentukan Jumlah (n) 𝐇𝟐𝐎


𝑥 H2O
𝑛HO=
2
𝐿
1,204 x 1023 molekul
𝑛 H2O =
6,02 x 1023 molekul
mol 3
𝑛 H2O = 0,2 mol

Menentukan Massa 𝐇𝟐𝐎


𝑚 H2O = 𝑛 H2O . 𝑚𝑚 H2O
18 g
𝑚 H2O = 0,2 mol .
mol
𝑚 H2O = 3,6 g
Jadi, massa dari sejuta atom Al adalah 3,6 gram 4
4 Perbandingan volume CXHy : O2 : CO2 = 5 L : 12,5 L : 10 L
=2 : 5 : 4 2
Oleh karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka
persamaan reaksinya menjadi :
2
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + H2O (g) (belum setara)

Jumlah atom oksigen di ruas kiri adalah 10, sedangkan di ruas kanan baru 8
(yaitu dalam 4 CO2). Untuk menyetarakan atom oksigen, maka koefisien 2
H2O haruslah 2. Dengan demikian, persamaan setara untuk mreaksi itu
adalah : 1
2 CXHy (g) + 5 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 2 H2O (g)

Pada persamaan setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas 1
kanan haruslah sama, maka :

Untuk menyetarakan atom C, maka 2x = 4 atau x = 2 3


Untuk menyetarakan atom H, maka 2y = 4 atau y = 2

Jadi, rumus molekul hidrokarbon itu adalah C2H2


Skor Total 44

84
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Perbandingan massa magnesium (Mg) dengan oksigen (O) dalam magnesium oksida
(MgO) adalah 3 : 2. Pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram magnesium dengan 8
gram oksigen. Tentukanlah :
a. Massa MgO yang terbentuk
b. Massa pereaksi yang tersisa
2. Nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk berbagai macam senyawa. Tiga diantaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkanlah
bahwa ketiga senyawa itu memenuhi Hukum Dalton.
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, 12 liter gas C2H6 mengandung 3 x 1023 molekul gas
C2H6. Apabila gas C2H6 dibakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan uap air, maka :
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran gas C2H6
b. Tentukan perbandingan koefisien reaksinya
c. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
d. Berapa volume gas CO2 dan uap air yang dihasilkan ?
4. Hitunglah jumlah atom perak (Ag) dalam sebuah uang koin yang memiliki massa 65 gram
dan mengandung 92,5% perak. (𝑚𝑚 108 g)
Ag = mol

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1 Perbandingan massa Mg : O : MgO = 3 : 2 : 5 1
Massa Mg + Massa O ⟶ Massa MgO
3 2 5
4
10 g 8g ?
10 8
= 3,333 =4
3 2
Perbandingan unsur yang digunakan ialah unsur Mg karena unsur Mg habis
bereaksi dan tidak bersisa. 1

85
a. Menentukan Massa Oksigen yang Bereaksi
massa Mg
massa O yang bereaksi = . perbandingan O
perbandingan Mg
massa O yang bereaksi = 10 g . 3
3
2
massa O yang bereaksi = 6,667 g

Menentukan Massa MgO yang Terbentuk


massa MgO = massa O yang bereaksi + massa Mg
massa MgO = (6,667 + 10) g 3
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐌𝐠𝐎 = 𝟏𝟔, 𝟔𝟔𝟕 𝐠
b. Pereaksi yang bersisa adalah oksigen.
massa oksigen sisa = massa oksigen awal − massa oksigen yang bereaksi 3
massa oksigen sisa = (8 − 6,667) g
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐨𝐤𝐬𝐢𝐠𝐞𝐧 𝐬𝐢𝐬𝐚 = 𝟏, 𝟑𝟑𝟑 𝐠
2 Andaikan massa setiap senyawa adalah 100 gram, maka : 1
Massa N dalam senyawa I = 25,93 . 100 g
100
= 25,93 g
Massa N dalam senyawa II = 30,43 . 100 g
100 6
= 30,43 g
Massa N dalam senyawa III = 36,84 . 100 g
100
= 36,84 g

Menentukan Massa Oksigen pada Setiap Senyawa


Massa O dalam senyawa I = massa senyawa I – massa N dalam senyawa I
= (100 – 25,93) g
= 74,07 g
Massa O dalam senyawa II = massa senyawa II – massa N dalam senyawa II 9
= (100 – 30,43) g
= 69,57 g
Massa O dalam senyawa III = massa senyawa III – massa N dalam senyawa III
= (100 – 36,84) g
= 63,16 g

Menentukan Perbandingan Massa N dengan Massa O pada Setiap Senyawa


Massa N : Massa O dalam senyawa I = 25,93 : 74,07
= 1 : 2,856
≈1 : 3 6
Massa N : Massa O dalam senyawa II = 30,43 : 69,57
= 1 : 2,286
≈1 : 2

86
Massa N : Massa O dalam senyawa III = 36,84 : 63,16
= 1 : 1,714 3
≈1 : 2

Massa N dalam senyawa I = senyawa II = senyawa III. Sedangkan massa O


dalam senyawa I, senyawa II, dan senyawa III merupakan bilangan bulat 1
dan sederhana, sehingga ketiga senyawa tersebut memenuhi Hukum Dalton.
3 a. Persamaan Reaksi Pembakaran Gas 𝐂𝟐𝐇𝟔 2
2 C2H6 (g) + 7 O2 (g) ⟶ 4 CO2(g) + 6 H2O (g)

b. Perbandingan Koefisien Setiap Zat pada Persamaan Reaksi


C2H6 : O2 : CO2 : H2O 2
2 : 7 : 4 : 6

c. Menentukan Volume Gas Oksigen yang Diperlukan


Koefisien O2
Volume O2 = . Volume C2H6
Koefisien C 2H 6
7 3
Volume O2 = . 12 L
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐎𝟐 =2𝟒𝟐 𝐋

d. Menentukan Volume Gas 𝐂𝐎𝟐 yang Dihasilkan


Koefisien CO2
Volume CO = . Volume C H
2 6
2
Koefisien C2H6
4
3
Volume CO2 = . 12 L
2
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐂𝐎𝟐 = 𝟐𝟒 𝐋

Menentukan Volume Uap Air yang Dihasilkan


Koefisien H2O
Volume H2O = . Volume C2H6
Koefisien C 2H 6
6
Volume H2O = . 12 L 3
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐇𝟐𝐎 =2𝟑𝟔 𝐋

4 massa uang koin = 65 g


massa Ag dalam uang koin = 92,5
. 65 g
100
2
= 60,125 g

Menentukan Jumlah (n) Ag


massa Ag
𝑛 Ag = 1
mm Ag

87
60,125 g
𝑛 Ag = 2
108 g
mol
𝑛 Ag = 0,5567 mol

Menentukan Jumlah Atom Perak dalam Uang Koin


𝑥 Ag = 𝑛 Ag . 𝐿
6,02 x 1023 atom
𝑥 Ag = 0,5567 mol .
mol 4
𝑥 Ag = 3,351 x 1023 atom

Jadi, jumlah atom perak dalam uang koin tersebut sebanyak 3,351 x 1023
atom.
Skor Total 63

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

88
E. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A) PERTEMUAN KE-7
1) REAKSI PEMBAKARAN
Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara kimiawi dari unsur
oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar (reaksi oksidasi) yang
berlangsung secara cepat maupun lambat pada suhu dan tekanan tertentu. Pada reaksi
oksidasi yang berlangsung cepat dihasilkan sejumlah energi elektromagnetik (cahaya),
energi panas dan energi mekanik (suara).
Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan bahan bakar
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang
sempurna, pada reaksi pembakaran pada unsur – unsur yang dapat terbakar dari bahan
bakar menghasilkan pembebasanenergi yang tergantung pada produk pembakaran yang
terbentuk tiga unsur utama yang dapat terbakar pada sebagian besar bahan bakar adalah
karbon, hidrogen dan belerang.
Pada reaksi pembakaran, berlaku kekekalan massa sehingga massa dari produk
pembakaran sama dengan massa dari reaktan. Total massa untuk masing-masing unsur
yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi adalah sama meskipun masing-masing unsur
memiliki rumus kimia yang berbeda. Oksigen yang digunakan dalam proses
pembakaran biasanya berasal dari udara yang mengakibatkan terikutnya unsur lain
dalam unsur yang tidak dapat terbakar dalam bahan bakar dan akan melewati proses
pembakaran tanpa mengalami perubahan dan akan membentuk polutan (NO2).
Pembakaran adalah “oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan juga oksidasi
lambat yang disertai oleh sedikit panas dan tanpa api”. Definisi ini menekankan pada
dasarnya pembakaran merupakan proses transformasi energi antara ikatan kimia yang
berupa panas dan dapat digunakan dalam berbagai cara, dengan kata lain pembakaran
dapat menghasilkan api. Definisi lain dari pembakaran adalah : “reaksi kimia yang
meliputi kombinasi bahan bakar dan oksigen yang menghasilkan panas produk
pembakaran”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, terlihat bahwa proses pembakaran selalu
membutuhkan oksigen sebagai oksidan, hal ini sangat bertentangan dengan realita yang
terjadi, bahwa selama proses pembakaran sebagai oksidannya adalah udara yang pada
kenyataannya mengandung 21% Oksigen 78% Nitrogen dan 1% merupakan unsur lain.
Untuk tujuan perhitungan, gas nitrogen dianggap hanya melewati proses pembakaran
tanpa mengalami perubahan.Pada dasarnya proses pembakaran terdiri dari dua kondisi,
yaitu :

1. Kondisi Pembakaran Stoikiometrik (Teoritis)


Kondisi pembakaran stoikiometrik adalah dimana relatif jumlah bahan bakar dan
udara secara teoritis dibutuhkan minimal untuk memberikan pembakaran yang
sempurna, dan dapat dihitung melalui analisa pada bahan bakar gas yang bereaksi
dengan oksigen.

89
Tabel 2. Spesifikasi Bahan Bakar LPG
Rumus Massa Jumlah Fraksi
Jenis BB % Berat
Kimia Molar Zat Mol
Propana C3H8 44 11 0,25 0,14
Isobutana C4H10 58 31 0,53 0,30
n-butana C4H10 58 58 1,00 0,56
Jumlah 100 1,78 1,00

Berdasarkan tabel 2, persamaan reaksi pembakaran stoikiometriknya adalah sebagai


berikut :
Propana : C3H8 + 5 O2 + 18,8 N2  3 CO2 + 4 H2O + 18,8 N2
Isobutana : C4H10 + 6,5 O2 + 24,4 N2  4 CO2 + 5 H2O + 24,4 N2 n-
Butana : C4H10 + 6,5 O2 + 24,4 N2  4 CO2 + 5 H2O + 24,4 N2

Sebagai contoh untuk persamaan reaksi pembakaran teoritis gas propana :


C3H8 + 5 O2 + 18,8 N2  3 CO2 + 4 H2O + 18,8 N2
1 mol 5 mol 18,8 mol 3 mol 4 mol 18,8 mol

Jadi secara teoritis dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan bakar dan udara sebanding
dengan jumlah koefisien masing-masing reaktan dan produk. Sehingga konsentrasi
CO2 pada produk pembakaran stoikiometrik :
3 mol
% CO2 (wet) = . 100% = 11,628%
(3 +34mol
+ 18,8) mol
% CO2 (dry) = . 100% = 13,761%
(3 + 18,8) mol

Kondisi pembakaran secara stoikiometri pada umumnya sulit untuk dicapai, hal ini
dikarenakan laju reaksi yang terbatas dan adanya proses pencampuran bahan bakar
yang tidak sempurna, sehingga pembakaran biasanya diekspresikan dengan excess
air. Hal ini akan menjamin tidak adanya bahan bakar yang terbuang dan sempurna-
nya proses pembakaran.

2. Pembakaran dengan Udara Lebih (Aktual)


Pembakaran dalam prakteknya adalah sukar untuk daerah kondisi stoikiometrik.
Beberapa burner untuk industri beroperasi pada rasio udara/gas yang mendekati nilai
teoritisnya tetapi sebagian besar burner penentuan udaranya melebihi kondisi
stoikiometrinya, hal ini untuk meyakinkan bahwa pembakaran terjadi dengan
sempurna.
Alasan utama untuk menentukan udara lebih (excess air) adalah kegagalan aliran gas
dan udara untuk bercampur secara sempurna sebelum terjadinya proses pembakaran.
Terjadinya pembakaran tergantung pada tumbuhan molekul bahan bakar dengan

90
molekul oksigen. Jika terjadi kekurangan campuran pada kedua fluida tersebut, maka
oksigen harus diberikan untuk menambah terjadinya tumbukan molekul.
Metode yang tepat untuk menentukan udara aktual didalam sebuah sistem
pembakaran terhadap jumlah ketentuan teoritisnya diekspresikan sebagai ratio udara
volume
aktual yang digunakan ( bahan bakar) terhadap kebutuhan udara
volume
volume
stoikiometrik ( bahan bakar) :
volume
udara aktual yang digunakan
AF=
kebutuhan udara stoikiometrik

Presentase udara lebih dapat diekspresikan sebagai 100 . (A F – 1) excess air dapat
ditentukan oleh kandungan karbon dioksida atau oksigen dari produk pembakaran
dengan menggunakan persamaan :
V0 CO2st − CO2act
AF−1=( ) .
A0 CO2act
Dimana :
volume
V0 = produk pembakaran kering stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
volume
A0 = udara stoikiometrik ( bahan bakar)
volume
CO2st = CO2 stoikiometrik dalam produk pembakaran kering % volumee
CO2act = CO2 pengukuran dalam produk pembakaran kering % volumee

V0
Perbandingan bervariasi dari 0,89 hingga 0,98
A0

B) PERTEMUAN KE-8
1) SEJARAH AWAL TEORI FLOGISTON
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia Jerman
mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar munculnya teori
logiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus mengandung komponen
yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis). Pandangan Becher ini
memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa bahan terdiri dari
proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara, api, dan air. Dalam teori
Becher disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis). Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai dengan
timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya abu kayu yang
memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula saat memanaskan logam
di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari logam. Hal ini adalah bukti bahwa
ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan isika
adalah menentukan apa yang sebenarnya terjadi Ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas

91
Oksigen belum ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang
ilmuwan kimia Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah
logiston yang sebelumnya dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani
logiston berarti terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut :
(1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
(2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat, semakin baik dan lebih
sempurna ia terbakar.
(3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.

Gambar 2. Johann Joachim Becher Gambar 3. Georg Ernst Stahl


(1635 – 1682) (1660 – 1734)
Sumber : Sumber :
https://www.akgimages.co.uk/Docs/AKG/Media/T https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
R3_WATERMARKED/6/0/f/2/AKG302291.jpg 7/73/Georg_Ernst_Stahl_crop.jpg

(4) Nyala api menunjukkan lepasnya flogiston dengan cepat.


(5) Udara diperlukan untuk pembakaran karena menyerap flogiston yang keluar.
(6) Pembakaran dalam wadah tertutup segera terhenti, karena udara di dalamnya
menjadi jenuh dengan flogiston.
(7) Udara diperlukan untuk bernapas. Makhluk yang ditempatkan dalam wadah tertutup
mati karena udara tidak dapat lagi menyerap flogiston, sehingga tidak dapat lagi
menopang kehidupan.
(8) Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran disebut calx.
(9) Massa calx lebih ringan dari bahan sebelum dibakar.

Teori flogiston memang menjelaskan banyak karakteristik terkait pembakaran


namun ternyata saat melakukan pembakaran logam justru hal yang sebaliknya terjadi.
Akhirnya teori ini dipatahkan karena ternyata jika logam dibakar massanya justru
bertambah.

Sumber : https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article

92
2) HUKUM KEKEKALAN MASSA
Dalam suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam wadah tertutup sedemikian
sehingga tidak ada materi yang dapat masuk atau keluar, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama. Fakta bahwa massa zat-zat kekal, pada awalnya belum
diketahui karena keterlibatan gas dalam reaksi
belum dipahami (Simak Teori Flogiston). Baru
sekitar abad 18, para ahli mulai memahaminya.
Antoine Lavoisier (1743 – 1794) yang percaya
pentingnya pengamatan kuantitatif, berhasil
menjelaskan keterlibatan gas dalam reaksi kimia.
Lavoisier mengulang eksperimen oleh
Priestley. Ia memanaskan sebanyak 530 gram
merkuri dalam wadah tertutup yang terhubung
dengan udara dalam silinder ukur. Pada akhir
eksperimen, ternyata volumee udara dalam
silinder telah berkurang 1 bagian, sedangkan
5

Gambar 4. Antoine Laurent Lavoisier merkuri berubah menjadi calx merkuri dengan
(1743 – 1794) massa sebesar 572,4 gram ; atau terjadi
Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/common
pertambahan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya
s/f/fe/Antoine- Laurent_Lavoisier_ pertambahan ini ternyata sama dengan massa 1
%28by_Louis_Jean_Desire_ Delaistre 5
%29RENEW.jpg bagian udara yang berkurang dalam silinder.

Logam merkuri + 1
bagian udara  calx merkuri
5
530 gram 42,4 gram 572,4 gram

Berdasarkan reaksi ini, Lavoisier mengamati total massa zat-zat sebelum reaksi
sama dengan total massa zat sesudah reaksi. Kemudian ia memanaskan Kembali calx
merkuri yang dihasilkan dengan panas yang lebih besar. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh
Kembali logam merkuri dan 1 bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama
5
dengan calx merkuri. Ia menyadari bahwa 1
bagian udara tersebut adalah udara tanpa
5
flogiston yang dimaksud Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya
membentuk logam merkuri. Lavoisier menamakan 1 bagian udara yang terbentuk dalam
5
reaksi tersebut sebagai oksigen.

93
Hasil eksperimen Lavoisier ini berhasil mengoreksi pengamatan Priestley,
sekaligus meruntuhkan Teori Flogiston. Berdasarkan eksperimen ini dan banyak
eksperimen lainnya, Lavoisier menemukan bahwa di dalam suatu reaksi kimia tidak
terjadi perubahan massa zat-zat. Berdsarkan hal ini, ia merumuskan Hukum Kekekalan
Massa yang berbunyi : “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama”.

CONTOH SOAL
1. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida
magnesium. Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi itu ?
Jawaban
Persamaan reaksi pembakaran magnesium :
Mg (s) + 1 O2 (g) → MgO
2 (s)
𝗍

massa MgO = massa Mg + massa O2


4 gram = 2,4 gram + y
y = massa MgO - massa Mg
y = (4 – 2,4) gram
y = 1,6 gram

Jadi, massa oksigen yang terpakai sebanyak 1,6 gram

2. Sebanyak 254 gram tembaga dan 128 gram belerang bereaksi habis membentuk
senyawa tembaga sulfida. Menurut Hukum Kekealan Massa, berapa banyak tembaga
sulfida yang akan diperoleh dari reaksi tersebut ?
Jawaban
Persamaan reaksi tembaga dan belerang :
Cu (s) + S (s)  CuS (s)

Menurut hukum kekekalan massa, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, sehingga :

massa CuS = massa Cu + massa S


= (254 + 128) gram
= 382 gram

Jadi, massa tembaga sulfida (CuS) yang diperoleh sebanyak 382 gram.

94
3) NOMOR ATOM, NOMOR MASSA DAN NOTASI
ATOM (PENGULANGAN MATERI SMP)

G roup

Period 1.008 4.0026


1312.0 2.20 2372.3
+1
–1
standard atomic weight atomic number
or most stable mass number
electronegativity
Hydrogen 1st ionization energy 762.5 1.83 Helium
1s¹ in kJ/mol +6 1s²
+5
6.94 9.0122 +4
800.6 2.04 1086.5 2.55 1402.3 3.04 1313.9 3.44 1681.0 3.98 2080.7
520.2 0.98
+1
899.5 1.57
+2 chemical symbol +3 +3+4+5+2–1
+2 +3 +4 +1
–1
+2 +1 +2
+1
+3
+2
10.8112.01114.00715.99918.99820.180
–1
–2

+1 –1 +1

name electron configuration –1


oxidation states Boron Carbon
–2
–3
Nitrogen
–1
–2
Oxygen Fluorine Neon
Lithium Beryllium most common are bold
–4 –3
5
1s² 2s² 2p¹ 1s² 2s² 2p² 1s² 2s² 2p³ 1s² 2s² 2pª 1s² 2s² 2pª
1s² 2s¹ 1s² 2s² radioactive elements have –2 1s² 2s² 2p
masses in parenthesis [Ar] 3dª 4s²
22.990 24.305 26.982 28.085 30.974 32.06 35.45 39.948
577.5 1.61 786.5 1.90 1011.8 999.6 2.58 1251.2 3.16 1520.6
495.8 0.93 737.7 1.31 +3 +4 +5 +6 +7
+1 +2 +1 +3 +4 +5 +6
–1 +1 +2 +3 +4 +5
+1 +2 +3 +4
–1 +1 +2 +3
–2 –1 +1 +2

Sodium Aluminium Silicon –3


Phosphorus –2
Sulfur –1
Chlorine +1
Argon
Magnesium [Ne] 3s² 3p¹ [Ne] 3s² 3p²
–4

[Ne] 3s² 3p³


–3

[Ne] 3s² 3pª


–2
5
–1

[Ne] 3s² 3pª


[Ne] 3s² 3p
[Ne] 3s¹ [Ne] 3s²

39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5+6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4+5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3+4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +2+3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
+1
–1 +1+2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1+1 +2 +1–1 –1

Titanium Vanadium Chromium Manganese +1


Iron –1 Cobalt –2 Nickel Copper Zinc Gallium Germanium Arsenic Selenium Bromine Krypton
Potassium Calcium Scandium
–1 … –2
[Ar] 3d² 4s² [Ar] 3d³ 4s² –2 5 5 [Ar] 3dª 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p² [Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p 5 [Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 3d 4s¹ [Ar] 3d 4s² –3 [Ar] 3dT 4s²
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²

85.468 87.62 88.906 710.2 2.20 804.4 2.20


403.0 0.82 549.5 0.95 600.0 1.22 +4
+3
+5
+4
+6 +7 +8 +6 +4
+2
+3 +2 +3
+2
+4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3 +5 +6 +7 +5 +2 +2 +3 +5 +5 +6
+2
+1
91.224 +2
+1
92.906 +3
+2 95.95 +4
+3 (98) 101.07
+5
+4
+6
+5 102.91 106.42
+4
+3
107.87 +1
112.41 114.82 +1
118.71 –4
121.76 –3
127.60 +4
+2
126.90 +3
+1
131.29 +4
+2
640.1 1.33 652.1 1.60 –1
684.3 2.16 +2
702.0 1.90 +3 +4
719.7 2.28 +2 731.0 1.93 867.8 1.69 558.3 1.78 708.6 1.96 834.0 2.05 869.3 2.10 –2 1008.4 2.66 –1 1170.4 2.60
+1 +2 +3 +1

Zirconium Niobium Molybdenum –1


Technetium +1
Ruthenium +2
Rhodium –1 Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Rubidium Strontium Yttrium
–2 –1 +1
[Kr] 4d² 5s² [Kr] 4dª 5s¹ 5 5 [Kr] [Kr]
4dT 4d8
5s¹ 5s¹ [Kr] 4d¹ [Kr] 4d¹ 5s¹ [Kr] 4d¹ 5s² [Kr] 4d¹ 5s² 5p¹ [Kr] 4d¹ 5s² 5p² [Kr] 4d¹ 5s² 5p³ [Kr] 4d¹ 5s² 5pª [Kr] 4d¹ 5s² 5p 5 [Kr] 4d¹ 5s² 5pª
[Kr] 4d 5s¹ [Kr] 4d 5s² –3 –2
[Kr] 5s¹ [Kr] 5s² [Kr] 4d¹ 5s²

132.91 137.33 138.91 840.0 2.20


375.7 0.79 502.9 0.89 538.1 1.10 +4
+3
+5
+4
+6
+5
+7
+6
+6
+5
+5
+3
+4
+2
+3
+1
+4
+2
+5
+3
+6
+4
+1
–1
+1 +2 +3
+2 178.49 +2
180.95 +3
+2 183.84 +4
+3 186.21 192.22
190.23
+5
+4
195.08 +4
+2
196.97 +2
+1
200.59 +1
204.38 207.2 –4
208.98 –3
(210) +2
–2
(210) (220)
658.5 1.30 761.0 1.50 –1
770.0 2.36 +2
+1 760.0 1.90 +3
+2
880.0 2.20 870.0 2.28 890.1 2.54 –1 1007.1 2.00 589.4 1.62 715.6 2.33 703.0 2.02 812.1 2.00 890.0 2.20 1037.0
+3 +6
+8
HafniumTantalum Tungsten –1
–2 Rhenium +7 +2 –1
+5
Platinum Gold Mercury Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Cæsium Barium Lanthanum [Xe] 4f¹ 5d² 6s²[Xe] 4f¹ª 5d³ 6s² [Xe] 4f¹ª 5dª 6s² 5
[Xe] 4f¹ª 5d 6s² –3
–1 +1 +6
[Xe] 4f¹ª+55dª 6s² –2
+1
[Xe] 4f¹ª 5dT 6s²
–3
+4
+3 [Xe] 4f¹ª 5dª 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p³ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p 5 [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª
+2
[Xe] 6s¹ [Xe] 6s² [Xe] 5d¹ 6s² +4
+1
OsmiumIridium
(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284)(289)(288)(292)(294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4+5+6+7+8
+1 +2 +3

Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²

Electron configuration blocks


140.12 140.91144.24(145) 150.36 151.96 157.25158.93 162.50164.93 167.25 168.93 173.05 174.97
534.4 1.12 527.0 1.13533.1 1.14540.0 544.5 1.17 547.1 593.4 1.20565.8 573.0 1.22581.0 1.23 589.3 1.24 596.7 1.25 603.4 523.5 1.27
+4 +4 +3 +3 +3 +3+3
+2+2 +4 +3 +3 +3 +3 +3 +3
+3 +3 +2 +2 +1 +3 +2 +2 +2
+2 +2 +1

* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f5 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f¹ 6s² [Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
(237)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 584.7 1.28 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30 619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4+5+6+7+7 +6 +4 +4 +4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3+4+5+6+6
+2+3+4+5+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2

+3+4+4 +3

• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV +3+3 +2

• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹

by Robert Campion / updated 2016, 2018

alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases

actinides

Gambar 5. Sistem Periodik Unsur


Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4d/Periodic_table_large.svg

(1) NOMOR ATOM (Z)


Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton. Jumlah
proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama mempunyai
jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain. Nomor atom unsur-
unsur dapat dilihat pada tabel sistem periodek unsur yang terdapat pada gambar 4.
Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah
proton. Jadi nomor atom juga menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.

Nomor atom (Z) = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)

95
Tabel 3. Nomor atom dari beberapa unsur
Unsur Lambang Unsur Jumlah proton Nomor atom
Hidrogen H 1 Z = 1
Helium He 2 Z = 2
Litium Li 3 Z = 3
Berilium Be 4 Z = 4
Boron B 5 Z = 5
Karbon C 6 Z = 6
Nitrogen N 7 Z = 7
Oksigen O 8 Z = 8

(2) NOMOR MASSA (A)


Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa yang sama, yaitu
masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073 sma ; massa neutron = 1,0087
sma), sedangkan massa sebuah elektron sangat kecil, yaitu 5,4 x 10-4 sma. Oleh
karena itu, massa sebuah atom praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan
massa neurton, sedangkan massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan
neutron dalam suatu atom disebut nomor massa.

Nomor massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

(3) NOTASI SUSUNAN ATOM


Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom ditunjukkan dengan lambang
(notasi) sebagai berikut.

𝒁𝑿
𝑨

X = Lambang atom (= lambang unsur)


Z = Nomor atom = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)
A = Nomor massa = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. Jadi,


jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor
atom.

Jumlah neutron (n) = A - Z

96
Tabel 4. Contoh Penulisan Notasi Unsur
Nomor Jumlah Jumlah
Lambang Nomor massa
Unsur Atom Proton Neutron Notasi
Unsur A=p+n
(Z) (p) (n)
Hidrogen H 1 1 0 1+0=1 1
1𝐻
Karbon C 6 6 6 6 + 6 = 12 12
6𝐶
Besi Fe 26 26 30 26 + 30 = 56 56
26𝐹𝑒
Emas Au 79 79 118 79 + 118 = 197 197
79𝐴𝑢

C) PERTEMUAN KE-9
1) MASSA MOLEKUL REALTIF (Mr)
Jika atom-atom brgabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa molekul,
senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom-atom
tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris) menyatakan
jenis dan jumlah atom-atom penyusun zat tersebut, maka massa zat dapat dihitung dari
rumus kimianya sebagai berikut. Perhatikan, meski definisi massa molekul relatif dan
massa rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni 𝑀𝑟.
Massa molekul relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus molekul.
Massa rumus relatif (𝑴𝒓), yakni jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari atom-atom
dalam rumus empirisnya.
Nilai 𝑀𝑟 dapat dihitung sebagai jumlah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari semua atom-atom
dalam rumus kimianya.

𝑴𝒓 = ∑(𝑨𝑰 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 . 𝑨𝒓 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫)

Keterangan :
AI unsur = angka indeks unsur dalam rumus kimia
𝐴𝑟 unsur = massa atom relatif unsur

Untuk jelasnya, simak contoh berikut.


1. Air adalah senyawa molekul dengan rumus kimia H2O. Diketahui 𝐴𝑟 atom H =
1,00794 g dan 𝐴𝑟 atom O = 15,9994 g
maka :
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = (𝐴𝐼 𝐻 . 𝐴𝑟 𝐻) + (𝐴𝐼 𝑂 . 𝐴𝑟 𝑂)
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = {(2 . 1,00794) + (1 . 15,9994)} 𝑔
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 = 𝟏𝟖, 𝟎𝟏𝟓𝟐𝟖 𝒈

97
2. Garam dapur adalah senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Diketahui 𝐴𝑟 atom Na
= 22,89768 g dan 𝐴𝑟 atom Cl = 35,4527
maka :
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = (𝐴𝐼 𝑁𝑎 . 𝐴𝑟 𝑁𝑎) + (𝐴𝐼 𝐶𝑙 . 𝐴𝑟 𝐶𝑙)
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = {(1 . 22,89768) + (1 . 35,4527)} 𝑔
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝟓𝟖, 𝟑𝟓𝟎𝟑𝟖 𝒈

Untuk perhitungan kimia, angka desimal pada 𝐴𝑟 dan 𝑀𝑟 biasanya disederhanakan. Pada
contoh diatas, 𝐴𝑟 H = 1 g, 𝐴𝑟 O = 16 g, 𝐴𝑟 Na = 23 g, 𝐴𝑟 Cl = 35,5 g serta 𝑀𝑟 H2O = 18
g, 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 58,5 g

2) MASSA MOLAR (mm)


Satu lusin jeruk dan satu lusin semangka mempunyai jumlah satuan yang sama, yaitu
12. Namun demikian, kita semua tau bahwa massa satu lusin jeruk berbeda dengan
massa satu lusin semangka. Massa satu lusin semangka tentu lebih besar daripada massa
satu lusin jeruk. Jika massa rata-rata satu semangka sama dengan massa rata-rata 10
jeruk, maka massa 1 lusin semangka akan sama dengan massa 10 lusin jeruk. Demikian
juga halnya dengan atom atau molekul, meski jumlah molnya sama, massanya tentu
berbeda, bergantung pada jenisnya. Berapakah massa 1 mol zat ?
Untuk memahami penentuan massa satu mol zat, perlu Anda perhatikan Kembali dua
konsep berikut.
1. Standar mol adalah 12 gram C-12
Artinya, massa 1 mol C-12 = 12 gram.
2. Massa atom relatif (𝐴𝑟) atau massa molekul relatif (𝑀𝑟) merupakan perbandingan
massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.

CONTOH 1 :
Massa atom relatif (𝐴𝑟) besi = 56 g, berarti :
massa 1 atom Fe 56
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :
56
massa 1 mol Fe = . 12 gram
12
massa 1 mol Fe = 56 gram

CONTOH 2 :
Massa molekul relatif (𝑀𝑟) air = 18 g, berarti :
massa 1 molekul air 18
=
massa 1 atom C − 12 12
Oleh karena itu, massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka :

98
18
massa 1 mol air = . 12 gram
12
massa 1 mol air = 18 gram

Berdasarkan kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat
sama dengan 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 nya dalam satuan gram. Dengan perkataan lain, 𝐴𝑟 atau 𝑀𝑟 zat
menyatakan massa (gram) dari 1 mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa
molar, dinyatakan dengan lambang dan satuannya adalah 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑚

𝑔
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom: 𝑚= 𝑚𝐴 𝑟 𝑚𝑜𝑙
𝑔
Untuk zat lainnya : 𝑚=
𝑚 𝑀 𝑟 𝑚𝑜𝑙

3) HUBUNGAN MASSA MOLAR (mm) TERHADAP JUMLAH ZAT


Hubungan jumlah zat (n) dengan massa zat (m) dapat ditulis sebagai berikut.

𝒎 = 𝒏 . 𝒎𝒎

Dimana
m = massa zat (g)
n = jumlah zat (mol)
𝑔
𝑚𝑚 = massa molar ( )
𝑚𝑜𝑙

CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa dari 2 mol Ca(OH)2.
Diketahui 𝑚𝑚 Ca(OH)2 74 𝑔
= 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
𝑚 Ca(OH)2 = 𝑛𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . 𝑚𝑚 Ca(OH)2
74 𝑔
𝑚 Ca(OH)2 = 2 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
𝑚 Ca(OH)2 = 𝟏𝟒𝟖 𝒈

Jadi, massa dari 2 mol Ca(OH)2 yaitu sebanyak 148 gram.

2. Berapa jumlah molekul oksigen (O2) terdapat dalam 32 gram oksigen ?


Diketahui 𝑚𝑚 O2 32 𝑔
= 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
𝑛𝑂2 𝑚𝑂2
= 𝑚𝑚
𝑂2

99
32 𝑔
𝑛𝑂2 =
32 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑂2 = 1 𝑚𝑜𝑙

Jadi, jumlah molekul oksigen dalam 32 gram oksigen sebanyak 1 mol.

3. Berapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat dalam 28 gram besi ?
Diketahui 𝑚𝑚 56 𝑔
Fe = 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah atom Fe
𝑛Fe 𝑚Fe
=
𝑚𝑚Fe
28 𝑔
𝑛Fe =
56 𝑔
𝑚𝑜𝑙
𝑛Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙

Menentukan jumlah atom Fe


𝑥Fe = 𝑛Fe . 𝐿

𝑥Fe = 0,5 𝑚𝑜𝑙 . 6,02 𝑥 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚


𝑚𝑜𝑙
𝑥Fe = 3,01 𝑥 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚

Jadi, jumlah atom besi dalam 28 gram besi sebanyak 3,01 x 1023 atom.

4. Berapa massa dari 3,01 x 1022 molekul oksigen ?


Diketahui 𝑚𝑚 O2 32 𝑔
= 𝑚𝑜𝑙
Pembahasan
Menentukan jumlah molekul oksigen
𝑛O2 𝑥O2
= 𝐿
3,01 𝑥 1022 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑛O2 =
6,02 𝑥 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
𝑚𝑜𝑙
𝑛O2 = 0,05 𝑚𝑜𝑙

Menentukan massa molekul oksigen


𝑚O2 = 𝑛O2 . 𝑚𝑚O
2
32 𝑔
𝑚O2 = 0,05 𝑚𝑜𝑙 .
𝑚𝑜𝑙
10
0
𝑚O2 = 1,6 𝑔

10
1
Jadi, massa molekul oksigen yang terdapat dalam 3,01 x 1022 molekul oksigen yaitu
sebanyak 1,6 gram.

4) HUKUM PERBANDINGAN TETAP


Pada akhir abad 18, Lavoisier dan para ilmuwan
lainnya mengamati bahwa banyak zat tersusun dari
dua atau lebih unsur yang berbeda jenis. Zat yang
kemudian dikenal sebagai senyawa ini memiliki
unsur-unsur dengan perbandingan yang tetap,
terlepas darimana senyawa tersebut berasal, apakah
dibuat atau terdapat di alam. Pada tahun 1799,
Joseph Louis Proust (1754 – 1826) berupaya
membuktikan keberlakuan fenomena ini secara
umum.
Salah satu eksperimen yang dilakukannya adalah
mereaksikan unsur hidrogen dan unsur oksigen.
Proust menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur

Gambar 6. Joseph Louis Proust oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air
(1754 – 1826) dengan perbandingan massa yang tetap, yakni 1 : 8.
Sumber :
https://media.sciencephoto.com/image/
c0208128/800wm/C0208128- massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Joseph_Louis_Proust.jpg

Tabel 5. Hasil Eksperimen Proust


Massa unsur Massa unsur Massa Sisa unsur
hidrogen oksigen yang senyawa air hidrogen atau
yang direaksikan direaksikan yang oksigen
terbentuk
1g 8g 9g 0
2g 8g 9g 1 g hidrogen
1g 9g 9g 1 g oksigen
2g 16 g 18 g 0

Proust menemukan bahwa senyawa selalu mengandung unsur-unsur dengan


perbandingan tetap dan tertentu. Ia merumuskan hukum yang dikenal sebagai Hukum
Perbandingan Tetap yang berbunyi : “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu dan tetap”.

CONTOH SOAL
1. Pada elektrolisis, sebanyak 18 gram air terurai menjadi 2 gram hidrogen dan 16
gram oksigen.
10
2
a. Hitung massa hidrogen dan oksigen yang dapat diperoleh dari elektrolisis 50
gram air.
Pembahasan
Perbandingan massa unsur hidrogen dan oksigen dalam air = 2 g : 16 g = 1 : 8
Elektrolisis 50 gram air akan menghasilkan :
1 8
massa hidrogen = . 50 massa oksigen = . 50 gram
9 gram 9
massa hidrogen = 5,5556 gram massa oksigen = 44,4444 gram

b. Berapa massa air yang harus dielektrolisis untuk mendapatkan 100 gram oksigen?
Pembahasan
9
𝑚𝑎𝑖𝑟 = . 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
8
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 112,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Tabel berikut menunjukkan data hasil percobaan reaksi hidrogen dengan oksigen
membentuk air.

Tabel 6. Beberapa Data Reaksi Hidrogen dengan Oksigen Membentuk Air


Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Massa peraksi
No.
yang direaksikan yang direaksikan terbentuk yang tersisa
1 1g 8g 9g 0
2 2g 16 g 18 g 0
3 1g 9g 9g 1 g oksigen
4 2g 8g 9g 1 g oksigen
5 5g 24 g 27 g 2 g hidrogen
6 10 g 10 g 11,25 g 8,75 g hidrogen

Berdasarkan data tersebut, tentukanlah perbandingan massa hidrogen dengan oksigen


dalam air.
Pembahasan
Marilah kita periksa perbandingan massa hidrogen dengan oksigen dalam senyawa
yang terbentuk, yaitu air.
Percobaan 1 Percobaan 5
massa hidrogen 1 massa hidrogen 5 − 2
= =
massa oksigen 8 massa oksigen 24
Percobaan 2 massa hidrogen 3
massa hidrogen 2 =
massa oksigen 24
= massa hidrogen 1
massa oksigen 16 =
massa hidrogen 1 massa oksigen 8
=
massa oksigen 8

10
3
Percobaan 3 Percobaan 6
massa hidrogen 1 massa hidrogen 10 − 8,75
= =
massa oksigen 9−1 massa oksigen 10
massa hidrogen 1 massa hidrogen 1,25
=
= massa oksigen 10
massa oksigen 8 massa hidrogen 1
=
Percobaan 4 massa oksigen 8
massa hidrogen 2−
=
massa oksigen 1
massa hidrogen 8
1
=
massa oksigen 8

D) PERTEMUAN KE-10
1) HUKUM KELIPATAN BERGANDA
Dalam upaya merumuskan teori atomnya
menggunakan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum
Perbandingan Tetap, John Dalton (1766 – 1844)
menemukan suatu hukum yang merupakan
pengembangan dari Hukum Perbandingan Tetap
Proust. Menurut Hukum Proust, suatu senyawa
tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan
tertentu dan tetap. Namun, para ilmuwan
menemukan unsur-unsur yang dapat bergabung
membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Dalton
mengamati adanya keteraturan terkait dengan
perbandingan unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut. Untuk memahami hal ini, simak percobaan
reaksi antara unsur nitrogen dan
unsur oksigen yang menghasilkan dua jenis senyawa,
Gambar 7. John Dalton yaitu senyawa oksida nitrogen I dan senyawa oksida
(1766 – 1844)
Sumber :
nitrogen II.
https://media.sciencephoto.com/imag Pada percobaan pertama, sebanyak 0,875 gram
e/c0334234/800wm/C0334234- nitrogen direaksikan dengan 1,00 gram oksigen.
John_Dalton,_English_Chemist.jpg
Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrogen oksida I.
selanjutnya pada percobaan kedua, massa nitrogen diubah menjadi 1,75 gram sementara
massa oksigen tetap. Reaksi ini menghasilkan senyawa berbeda, yaitu nitrogen oksida II.

Tabel 7. Hasil Percobaan untuk Merumuskan Hukum Dalton

10
4
Massa nitrogen Massa oksigen Massa senyawa
Jenis Senyawa
yang direaksikan yang direaksikan yang terbentuk
Nitrogen oksida I 0,875 g 1,00 g 1,875 g

10
5
Nitrogen oksida I 1,75 g 1,00 g 2,75 g

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam kedua
senyawa merupakan bilangan bulat sederhana.

massa nitrogen dalam senyawa nitrogen oksida I 0,875 g 1


= =
massa nitrogen dalam senyawa nitrogen oksida II 1,75 g 2

Berdasarkan pengamatannya terhadap data, Dalton merumuskan Hukum Kelipatan


Perbandingan (Hukum Dalton) yang berbunyi : “Jika massa dari salah satu unsur
dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur yang satu lagi
dalam kedua senyawa itu merupakan bilangan bulat dan sederhana”.

CONTOH SOAL
1. Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut ?
Pembahasan
Senyawa I terdiri atas 50% belerang, berarti massa oksigen adalah 50%
Senyawa II terdiri dari 40% belerang, berarti massa oksigen adalah 60%
massa S : massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
massa S : massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 = 1 : 1,5

Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka
massa O dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5. Perbandingan tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana, sehingga kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.

2. Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon
yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen bervariasi. Pada akhir reaksi, ia
memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam
senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi
pada senyawa kedua adalah 27,3% karbon dan 72,7% oksigen.
Tunjukkanlah bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini
sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.
Pembahasan
Misalkan terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram senyawa II.

Massa Massa Massa


Massa karbon : Massa oksigen
senyawa karbon oksigen
42,9 1
Senyawa I 100 g 42,9 g 57,1 g =
57,1 1,33

10
6
27,3 1
Senyawa II 100 g 27,3 g 72,7 g =
72,7 2,66

Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa untuk setiap 1 gram karbon
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
=
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
1,33 g
=
2,66 g
1
=
2
Perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa merupakan bilangan bulat dan
sederhana, sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.

2) HUKUM PERBANDINGAN VOLUME

Joseph Louis Gay-Lussac (1778 – 1850)


adalah seorang ilmuwan Prancis yang
melakukan studi tentang gas dengan
pengukuran kuantitatif secara akurat.
Sewaktu ia mempelajari komposisi oksigen
di udara, ia tertarik dengan reaksi kimia
antara gas hidrogen dan gas oksigen
membentuk uap air. Ia menemukan bahwa
jika diukur pada P dan T yang tetap, untuk
setiap 2 volume gas hidrogen dan 1 volume
gas oksigen, akan diperoleh 2 volume uap
Gambar 8. Joseph Louis Gay-Lussac air.
(1778 – 1850)
Sumber : https://www.researchgate.net/profile/Frank-
Stahnisch/publication/236197941/figure/fig5/AS:5644
77164175360@1511593251064/Joseph-Louis-Gay-
Lussac-1778-1850.png

Gas hidrogen + Gas oksigen  Uap air


2 volume : 1 volume : 2 volume

Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi ternyata merupakan bulangan
bulat dan sederhana. Gay-Lussac kemudian menguji keberlakuan dari hasil pengamatan
tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen lainnya, seperti mereaksikan gas
belerang dan gas oksigen membentuk oksida belerang. Ia juga menggunakan data hasil
eksperimen reaksi-reaksi gas dari ilmuwan lainnya, seperti eksperimen Sir Humphry
10
7
Davy dan C. L. Bertholett, dan mendapati bahwa perbandingan volume gas-gas dalam
reaksi tersebut juga merupakan bilangan bulat sederhana.

Eksperimen Davy
Eksperimen melibatkan reaksi antara gas nitrogen dan gas oksigen membentuk 3
senyawa oksida nitrogen berbeda (sekarang dikenal sebagai N2O, NO, dan NO2).
Gay- Lussac mengubah data perbandingan massa gas nitrogen dan gas oksigen yang
bereaksi, menjadi perbandingan volume menggunakan data kerapatan gas terkait.

Gas nitrogen + Gas oksigen  Gas oksida nitrogen I (N2O)


2 volume : 1 volume

Gas nitrogen + Gas oksigen  Gas oksida nitrogen II (NO)


1 volume : 1 volume
Gas nitrogen + Gas oksigen  Gas oksida nitrogen III (NO2)
1 volume : 2 volume

Eksperimen Bertholett
Eksperimen melibatkan reaksi dekomposisi gas ammonia menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen.

Gas amonia  Gas nitrogen + Gas hidrogen


1 volume : 3 volume

Berdasarkan hasil pengamatannya yang telah teruji keberlakuannya secara umum, di


tahun 1808 Gay-Lussac merumuskan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-
Lussac) untuk reaksi-reaksi yang melibatkan gas-gas, berbunyi : “Pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.

CONTOH SOAL
Sebanyak 100 bagian volume gas X terurai menjadi 50 bagian volume gas Y dan 75
volume gas Z.
a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut.

Pembahasan
Perbandingan volume
Gas X  Gas Y + Gas Z
100 volume : 50 volume : 75 volume
4 volume : 2 volume : 3 volume

b. Untuk setiap 2 L gas X, berapa banyak gas Y dan Z yang dapat dihasilkan ?

10
8
Pembahasan
Diketahui perbandingan volume :
Gas X : Gas Y : Gas Z
4 : 2 : 3

Untuk setiap 2 L gas X dihasilkan :


2
Volume gas Y = . 2 L = 1 L
4
3
Volume gas Z = . 2 L = 1,5 L
4

3) HIPOTESIS AVOGADRO
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana ? Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka
adalah anggapan bahwa partikel unsur
selalu berupa atom. Barulah pada tahun
1811, Amedeo Avogadro (1776 – 1857)
dari Italia, mengemukakan bahwa partikel
unsur tidak harus berupa atom yang berdiri
sendiri, tetapi dapat juga berupa gabungan
dari beberapa atom yang disebut molekul
unsur.
Avogadro dapat menjelaskan hukum
perbandingan volume dengan mengajukan
hipotesis sebagai berikut : Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas bervolume
sama mengandung jumlah molekul yang
Gambar 9. Amedeo Avogadro sama pula. Jadi, perbandingan volume
(1776 – 1857) gas- gas itu juga merupakan perbandingan
Sumber : https://cdn.britannica.com/10/194610-
050-785C0275/Amedeo-Avogadro.jpg
jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain, perbandingan volume
gas-gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya. Kesimpulan tersebut digunakan untuk menyelesaikan soal-soal
reaksi kimia yang diketahui volume gas atau jumlah partikelnya.

𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢


𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢 = 𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 . 𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢

𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢


𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢 = 𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 . 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢

10
9
CONTOH SOAL
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 L gas H2 dibakar dengan gas O2 sehingga
menghasilkan uap air. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas
berdasarkan data yang diberikan !
a. Tuliskan persamaan reaksinya.
b. Berapa volume gas O2 yang diperlukan ?
c. Berapa volume uap air yang dihasilkan ?
Jawaban
a. Persamaan reaksi :
2 H2 (g) + O2 (g) ⟶ 2 H2O (g)

b. Volume gas O2 yang diperlukan.

VO2 Koefisien O2
= Koefisien H2 . Volume H2
1
VO2 = . 5 L
2
𝐕𝐎𝟐 = 𝟐, 𝟓 𝐋

c. Volume gas O2 yang diperlukan.


VH2O Koefisien H2O
= Koefisien H2 . Volume H2
2
VH2O = . 5 L
2
𝐕𝐇𝟐𝐎 = 𝟓 𝐋

2. Untuk menghasilkan 16 molekul NH3, berapa molekul N2 dan H2 yang diperlukan ?


Pembahasan
Persamaan reaksi : N2 + 3 H2 ⟶ 2 NH3

Menentukan jumlah molekul 𝐍𝟐

Jumlah molekul N2 Koefisien N2


= . Jumlah molekul NH3
Koefisien NH3
1
Jumlah molekul N2 = . 16 molekul
2
Jumlah molekul N2 = 8 molekul

Menentukan jumlah molekul 𝐇𝟐

Jumlah molekul H2 Koefisien H2


= . Jumlah molekul NH3
Koefisien NH3
3

11
0
Jumlah molekul H2 = . 16 molekul
2
Jumlah molekul H2 = 24 molekul

11
1
F. GLOSARIUM

Calx : Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran.


Flogiston : Terbakar
Massa molar : Massa dari satu mol sebuah unsur atau senyawa kimia.
Mol : Satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional untuk jumlah
zat.
Oksida : Senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah atom oksigen
serta sedikitnya sebuah unsur lain.
Residu : Segala sesuatu yang tertinggal, tersisa atau berperan sebagai
kontaminan dalam suatu proses kimia tertentu. atau biasanya disebut
dengan pengotor.
Stoikiometrik : Ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas suatu zat, meliputi
massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel.

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wismono, Jaka. (2004). KIMIA dan Kecakapan Hidup untuk Kelas 1 SMA (Tengah Tahun
Pertama). Jakarta : Ganeca Exact
Budi, Yekob. (2018). Dasar Teori Reaksi Pembakaran. [Online]. Diakses :
http://repository.untag- sby.ac.id/379/6/BAB%202.pdf [25 September 2021]
Tingle, Mike. (2014). The Logic of Phlogiston. [Online]. Diakses :
https://edu.rsc.org/feature/the- logic-of-phlogiston/2000126.article [02 Oktober 2021]

112
HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6x 45 Menit
Pertemuan ke : 11 dan 12

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami keempat Konsep Hukum Dasar Kimia dan perhitungannya.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

113
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menerapkan hukum dasar kimia untuk menyelesaikan kasus dalam
kehidupan sehari-hari melalui artikel lahan rawa pasang surut.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui kasus dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat diselesaikan dengan menerapkan Hukum Dasar Kimia.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
hukum dasar kimia ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai 4 hukum dasar kimia ? pada hari ini
kita akan membahas kasus dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hukum dasar
kimia.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar tanah rawa disulap menjadi
Peserta Didik pada hamparan padi yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta
Mengorganisasikan Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Mengapa tanah rawa yang bersifat asam pada akhirnya bisa ditanami padi ?
Pembelajaran 2. Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ?
3. Berapa banyak kapur dolomit yang harus ditambahkan ? Bagaimana cara
menghitungnya ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan

114
kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai
hukum dasar kimia untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai hukum dasar kimia
untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan perhitungan pH pada kasus lahan rawa yang diubah
menjadi hamparan padi.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai kebutuhan dolomit yang diperlukan untuk menaikkan
pH lahan rawa sehingga dapat ditanami padi melalui proyek yang terdapat
pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai perhitungan pH yang sudah dikumpulkan
dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
Mengembangkan kerja.
dan menyajikan 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi hukum dasar
hasil karya kimia untuk menyelesaikan kasus dalam kehidupan sehari-hari (Terlampir
pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)

115
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Pengertian dan
Pentingnya Nanoteknologi
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

116
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Proyek

HOTS SIKAP
Mandiri
Literasi Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja sama
Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Tanah Rawa Disulap Menjadi Hamparan Padi


(Sumber : http://balittra.litbang.pertanian.go.id/images/berita2019/Geliat-Bangkit-Rawa-11-Okt-2019--
Final_R1--1.jpeg )

117
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Mengapa tanah rawa yang bersifat asam pada akhirnya bisa ditanami padi ?
Adakah reaksi kimia yang terjadi ? Reaksi kimia apakah itu ?
Berapa banyak kapur dolomit yang harus ditambahkan ? Bagaimana cara menghitungnya ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Air rawa bersifat asam. Sifat asam disebabkan oleh molekul asam yaitu asam humat (HA).
Salah satu gugus aktif dalam asam humat adalah asam karboksilat. Asam humat memiliki
struktur molekul kompleks dengan massa molekul relatif tinggi yaitu 17.000. Dalam air
rawa asam humat melepaskan ion hidrogennya sehingga ketika diukur pH-nya adalah 2.
Untuk menetralkan asam humat dalam air rawa maka perlu ditambahkan kapur sebab kapur
bersifat basa. Diharapkan bahwa setelah penambahan kapur maka pH air rawa menjadi 6.
Senyawa CaCO3 adalah kapur yang bereaksi dengan asam humat menurut persamaan reaksi
kimia sebagai berikut. Persamaan reaksi ini belum setara.

CaCO3 (s) + HA (aq) ⟶ CaA2(aq) + H2O (l) + CO2 (g)

118
Selesaikan penyetaraan persamaan reaksi pada kolom berikut.
… . CaCO3 (s) + … . HA (aq) ⟶ … . CaA2(aq) + … . H2O (l) + … . CO2 (g)

Analisislah Kasus Soal Berikut.


Jika pH tanah pada lahan rawa pasang surut diketahui sebesar 2 maka untuk menetralkan
kondisi asam pada tanah rawa berair berapa kebutuhan kapur untuk lahan seluas 1 hektar
dengan kedalaman 1 meter? Untuk menjawab pertanyaan ini hitunglah tiap tahapan berikut :

Hitunglah konsentrasi ion hidrogen pada pH = 2


pH = − log [H+]
[H+] = 10−pH

pH = 2
[H+] =............M

Hitunglah volume air rawa


100 ha = (100 . 100) m2
= 10000 m2
Volume= luas . kedalaman
=m2 . 1 m

=m3 . 1000 L
m3
=L

Tulislah persamaan reaksi kimia setara antara ion karbonat (CO2−)


3 dengan ion hidrogen
(H+) menghasilkan air dan gas karbondioksida (CO2).

… . H+ (aq) + … . CO2−
3 (aq) ⟶ … . H2O (l) + … . CO2 (g)

Ingatlah bahwa koefisien reaksi kimia haruslah sudah disetarakan untuk menghitung :
a) Berapa jumlah (n) CaCO3 ? Jika diketahui 𝑚Ca = 40 g ; 𝑚C 𝑚
= 12 g ; 𝑚 O = 16 g
𝑚 mol mol 𝑚 mol

b) Berapa ton kapur dalam bentuk senyawa CaCO3 ?

119
JAWABAN PERTANYAAN
a)

b)

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

120
F) SOAL LATIHAN

Jawablah beberapa pertanyaan berikut.


Berapakah pH suatu larutan yang memiliki [H+] = 10−4 M ?
Berapakah [H+] suatu larutan yang memiliki pH = 5 ?

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

121
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

122
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

123
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

124
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

RUBRIK PENILAIAN PROYEK


Skala Point
No. Aspek Skor Terpenuhi 1 2 3 4 Point
(K) (C) (B) (SB)
1 Perencanaan Mengumpulkan sumber informasi
Rancangan jadwal proses pelaksanaan
proyek
Pemilihan media komunikasi (kampanye)
2 Proses Menganalisis sumber informasi untuk
Pelaksanaan menjawab tiga buah pertanyaan
Proyek Analisis sumber informasi untuk
mengemukakan ide lainnya terkait
sumber energi terbarukan
Kejasama kelompok
3 Hasil Daya Tarik media (mempunyai nilai
Produk seni)
Media Kebenaran isi media sesuai konten
Komunikasi
Kemudahan memahami media
(Kampanye)
4 Presentasi Penggunaan Bahasa yang baik dan benar
Penyampaian mudah dipahami
Daya Tarik media yang digunakan
Kekompakkan
POINT TOTAL 52

KETERANGAN
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Sangat Baik


80 - 89% = Baik
Point yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Point total x 100 < 70% = Kurang

125
D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Apakah kaitan antara hipotesis Avogadro dengan hukum Gay Lussac ?


2) Pada penguraian sempurna 10 mL (T, P) suatu oksida nitrogen (𝑁𝑥𝑂𝑦) yang berupa
gas dihasilkan 20 mL (T, P) gas nitrogen dioksida dan 5 mL (T, P) gas oksigen.
Tentukanlah rumus molekul oksida nitrogen tersebut.

PEMBAHASAN DAN SKOR


1) Hipotesis Avogadro dikemukakan untuk menjelaskan hukum perbandingan volume
yang dikemukakan sebelumnya oleh Gay Lussac. (Skor 3)
2) Perbandingan volume gas 𝑁𝑂2, gas 𝑂2, dan gas 𝑁𝑥𝑂𝑦 = 20 : 5 : 10 = 4 : 1 : 2
(Skor 3)
Oleh karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

2 𝑁𝑥𝑂𝑦 (𝑔) ⟶ 4 𝑁𝑂2 (𝑔) + 𝑂2 (𝑔) (Skor 2)

Jumlah atom oksigen di ruas kanan adalah 10, sedangkan jumlah atom nitrogen di
ruas kanan adalah 4. (Skor 1)

Pada persamaan reaksi setara, jumlah atom setiap unsur di ruas kiri dan di ruas kanan
haruslah sama, maka :
Untuk kesetaraan atom N, maka 2x = 4, atau x = 2 (Skor 2)
Untuk kesetaraan atom O, maka 2y = 10, atau y = 5 (Skor 2)

Jadi, rumus molekul oksida nitrogen tersebut adalah N2O5 (Skor 1)

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Skor Total = 14
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 70 - 79% = Cukup
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎 < 70% = Kurang

126
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Berapakah pH suatu larutan yang memiliki [H+] = 10−4 M ?


2. Berapakah [H+] suatu larutan yang memiliki pH = 5 ?

Jawaban
1. pH = −log [H+]
pH = − log 1 x 10−4
pH = 4 − log 1
pH = 4 − 0
pH = 4
(Skor 5)

2. pH = 5
[H+] = 10−pH
[H+] = 10−5 M
(Skor 3)

Skor Total = 8 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh
70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

Logam besi murni (Fe) dihasilkan dari pengolahan tambang bijih besi yang mengandung
senyawa Fe2O3. Dalam proses pengolahannya dibutuhkan zat reduktor salah satunya
adalah gas CO (karbon monoksida). Sebagian besar pabrik menghasilkan gas CO dari
pengolahan gas alam. Haruskah selalu bergantung pada gas alam sementara cadangan
batubara Indonesia sangat melimpah. Oleh karena itu teknologi pembuatan gas CO
beralih ke proses gasiikasi yang ramah lingkungan karena bahan bakunya adalah batubara
dengan kandungan sulfurnya tinggi namun tidak meninggalkan zat pencemar. Ingat
prinsip kimia hijau.

127
Seorang ilmuwan melakukan eksperimen pada skala laboratorium. Ia mereaksikan
sejumlah padatan karbon (C) yang dibakar dengan 40 gram gas oksigen (O2) lalu
menghasilkan 64 gram gas karbon monoksida (CO). Ternyata pada akhir reaksi masih
terdapat 14 gram padatan karbon (C).

C 𝐎𝟐 CO
Massa awal ….. gram 40 gram -
Massa yang bereaksi
Massa setelah reaksi selesai (sisa) 14 gram 0 64 gram

Jawablah pertanyaan berikut dengan menelaah lebih dahulu tabel tersebut.


1. Tulislah persamaan reaksi kimia setaranya.
2. Uraikan hitungan Kalian untuk mencari berapakah massa mula-mula padatan karbon
(C).
3. Hukum dasar kimia apakah yang berlaku untuk kasus soal ini? Jelaskan alasannya.

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Persamaan reaksi pembentukan gas karbon monoksida (CO) :
Skor 2
2C (s) + O2 (g) ⟶ 2CO (g)
2. Massa padatan karbon (C) mula-mula
= (massa CO setelah reaksi – massa O2 awal) + massa C setelah reaksi
= {(64 – 40) + 14} gram
= 38 gram Skor 3

Jadi, massa padatan karbon mula-mula sebanyak 38 gram.


3. Soal ini menerapkan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) karena
terdapat sisa karbon di akhir reaksi dan reaksi terjadi pada sistem tertutup Skor 3
sehingga massa zat sebelum bereaksi sama dengan massa zat setelah
bereaksi.

Skor Total = 8
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

128
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

Bacalah wacana berikut.

“Laut dan Potensinya dalam Ulasan Hukum Dasar Kimia”

Air laut menyimpan potensi yang menarik dari aspek kimianya. Apakah itu ? Senyawa
garam. Garam telah memainkan peran utama dalam sejarah.Produksi garam sudah
dilakukan manusia pada sekitar 800 tahun SM. Bangsa Cina telah mengambil garam dari air
laut sejak 6000 tahun SM.
Tubuh manusia rata-rata mengandung 56 gram garam. Garam bisa berkurang dari
tubuh karena dikeluarkan lewat air seni, keringat, dan ekskresi lainnya. Garam adalah
bagian dari konsumsi manusia sehari-hari. Kekurangan garam dapat menyebabkan pusing
kepala, kram, kehilangan selera makan, bahkan kematian.
Rasa asin adalah sensasi rasa yang paling mendasar. Rasa air laut mengungkapkan
rasa asin. Bagaimana air laut menjadi asin ? dan mengapa ion klorida adalah ion terbanyak
dalam air laut ? Interaksi CO2 di atmosfer dan air menghasilkan ion hidronium dan ion
bikarbonat menurut persamaan reaksi kimia berikut :
CO2 (g) + H2O (l) ⟶ H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + H2O (l) ⟶ H3O+(aq) + HCO3− (aq)

Ion hydronium (H3O+) bersifat asam sehingga air hujan umumnya juga bersifat asam
yang bisa perlahan-lahan melarutkan batuan gamping dan koral menghasilkan ion kalsium
dan menambah ion-ion bikarbonat (HCO−3) menurut persamaan reaksi kimia berikut :
CaCO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l) ⟶ Ca2+ (aq) + 2HCO3− (aq)

Bagaimana ion natrium bisa berada dalam air laut ? Persamaan reaksi kimia yang
terjadi hampir sama dengan larutnya batuan gamping dan koral tersebut. Dalam hal ini
batuan mineral albit (NaAlSi3O6) terekstrak oleh air hujan asam kemudian ion-ion
natriumnya terbawa ke sungai menuju laut. Sementara itu jumlah rerata ion klorida dari
batuan di kerak bumi hanya 0,01%. Jadi hanya sebagian kecil dari ion klorida di lautan yang
berasal dari pelapukan batuan dan mineral. Kalau begitu dari manakah ion klorida dalam air
laut? Jawabannya adalah dari gunung berapi. Gas HCl adalah komponen utama gas dari
gunung berapi.
Berdasarkan sejarah terbentuknya bumi, mula-mula bumi lebih panas dan gunung

129
berapi tersebar di mana-mana. Gas HCl yang diemisikan dari gunung berapi bersifat sangat
larut dalam air sehingga mudah berubah fasa menjadi larutan HCl. Sementara ion-ion Na
dari batuan yang melapuk adalah sumber garam-garaman di laut. Seandainya Kalian adalah
seorang oseanografer yang ingin menentukan kadar ion klorida dalam sampel air laut,
bagaimana Kalian dapat melakukan hal ini dan hasil apakah yang akan Kalian peroleh ?
Ada banyak cara untuk menganalisis kandungan ion klorida dalam suatu larutan.
Salah satu cara yang sudah sejak dulu dilakukan adalah metode Mohr. Larutan yang
mengandung ion klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat (AgNO3) yang telah diketahui
kadarnya. Persamaan reaksi kimia yang terlibat adalah :
Ag+(aq) + Cl−(aq) ⟶ AgCl(s) endapan putih

AgCl adalah perak klorida yang merupakan endapan putih hasil reaksi antara ion
klorida dalam air laut dan larutan perak nitrat. Berdasarkan penjelasan ini maka Kalian bisa
membuktikan keberadaan garam dapur dalam sampel air laut atau bahkan sampel larutan
lainnya yang diduga mengandung garam NaCl dengan membuat rancangan hitungan sesuai
dengan konsep Hukum Dasar Kimia. Ayo lakukan Aktivitas kerja ilmiah berikut.

Diketahui :
 Sampel air laut sebanyak 500 mL.
1,02 g
 Massa jenis air laut pada suhu 20℃ adalah
cm3
 Kadar garam NaCl dalam air laut tersebut adalah 3,5%.
 Ternyata setelah bereaksi dengan larutan perak nitrat (AgNO3), maka diperoleh cairan
yang mengandung endapan putih pada bagian bawah tabung sebanyak 69,70 gram.

Jawablah Beberapa Pertanyaan Berikut.


1. Berdasarkan konsep reaksi terbentuknya endapan AgCl berwarna putih tersebut maka
berapa gram larutan AgNO3 yang diperlukan untuk bereaksi dengan air laut ?
Tahapannya sebagai berikut :
a. Tulislah persamaan reaksi kimia yang terlibat.
b. Karakteristik reaksi kimia yang manakah pada kasus ini ?
c. Lakukan tahapan perhitungan untuk menjawab pertanyaan ini:
 massa air laut =......gram
 massa NaCl =......gram
 massa AgNO3 yang diperlukan =......gram

2. Hukum Dasar Kimia yang manakah yang terlibat dalam kasus ini ? Mengapa ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Persamaan reaksi kimia yang terlibat :
NaCl (s) + AgNO3 (aq) ⟶ AgCl(s) + NaNO3 (aq)
Skor 3

130
AgCl merupakan senyawa perak klorida berupa endapan berwarna
putih.
Karakteristik reaksi kimia yang terjadi pada kasus ini adalah timbulnya
endapan dan perubahan warna menjadi putih. Skor 2

1 cm3 = 1 mL
Skor 1
 Menentukan Massa Air Laut
massa air laut = ρair laut . Vair laut
1,02 g
Skor 3
massa air laut = . 500 mL
mL
massa air laut = 510 g

 Menentukan Massa NaCl


3,5
massa NaCl = . 510 g
100 Skor 2
massa NaCl = 17,85 g

 Menentukan Massa 𝐀𝐠𝐍𝐎𝟑


NaCl (s) + AgNO3 (aq) ⟶ AgCl(s) + NaNO3 (aq)
Skor 2
Cairan yang mengandung endapan putih pada bagian bawah
Skor 1
tabung adalah massa AgCl sekaligus massa cairan NaNO3 sebesar
69,70 gram.

Maka :
massa zat sebelum bereaksi = massa NaCl + massa AgNO3
Skor 2
massa zat sebelum bereaksi = 17,85 g + 𝑥

massa zat sesudah bereaksi = massa AgCl + massa NaNO3


Skor 2
massa zat sesudah bereaksi = 69,70 g

Sehingga :
massa zat sebelum bereaksi = massa zat sesudah bereaksi
17,85 g + 𝑥 = 69,70 g
𝑥 = (69,70 − 17,85) g
Skor 5
𝑥 = 51,85 g

Jadi, massa AgNO3 yang diperlukan sebanyak 51,85 gram


2. Hukum Dasar Kimia yang terlibat dalam kasus ini adalah Hukum Lavoisier
karena dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Skor 2

131
Skor Total = 25 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Perbandingan massa karbon (C) terhadap oksgen (O) dalam karbon dioksida adalah
3 : 8. Berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan jika direaksikan 6 gram karbon
dengan 10 gram oksigen ?
2. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan Y. Massa unsur A dalam
senyawa X dan Y berturut-turut 46,7 g dan 30,4 g. Tunjukkan bahwa hukum Dalton
berlaku dalam kedua senyawa tersebut.

PEMBAHASAN DAN SKOR


1. Massa karbon + Massa oksigen ⟶ Massa karbon dioksida (Skor 1)
3 8 11
6 10 ?
6 10
=2 = 1,25 (Skor 3)
3 8
Perbandingan unsur yang digunakan ialah oksigen karena unsur oksigen
habis bereaksi dan tidak tersisa. (Skor 1)

Menentukan Massa Karbon (C) yang Bereaksi


massa oksigen
massa karbon yang bereaksi =
perbandingan oksigen . perbandingan
10 g karbon
massa karbon yang bereaksi = . (Skor 3)
8
3
massa karbon yang bereaksi = 3,75 g

Menentukan Massa Karbon Dioksida (𝐂𝐎𝟐) yang Dihasilkan


massa karbon dioksida = massa karbon yang bereaksi + massa oksigen
massa karbon dioksida = (3,75 + 10) g (Skor 3)
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐛𝐨𝐧 𝐝𝐢𝐨𝐤𝐬𝐢𝐝𝐚 = 𝟏𝟑, 𝟕𝟓 𝐠

2. Misalkan massa senyawa X = 100 g dan massa senyawa Y = 100 g (Skor 1)

132
Senyawa X terdiri atas 46,7 g unsur A,
berarti massa unsur B = (100 – 46,7) g (Skor 3)
= 53,3 g

Senyawa Y terdiri atas 30,4 g unsur A,


berarti massa unsur B = (100 – 30,4) g (Skor 3)
= 69,6 g

Massa A : Massa B dalam senyawa X = 46,7 : 53,3 (dibagi 23,35) (Skor 2)


= 2 : 2,28

Massa A : Massa B dalam senyawa Y = 30,4 : 69,6 (dibagi 15,2) (Skor 2)


= 2 : 4,579

Jika massa unsur A dalam senyawa X = senyawa Y, misalkan sama-sama 2


gram, maka massa unsur B senyawa X : Y = 2,28 : 4,579 = 6 : 12 (dikali (Skor 3)
2,63). Perbandingan tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Kedua senyawa tersebut memenuhi hukum Dalton. (Skor 1)

Skor Total = 26
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian : 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
Skor yang diperoleh
< 70% = Kurang
Nilai = Skor total x 100

133
E. HUKUM DASAR KIMIA UNTUK MENYELESAIKAN KASUS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Berkat hukum dasar kimia yang dikemukakan para ilmuwan maka kita bisa menghitung kadar
zat-zat dalam suatu reaksi kimia di sekitar kita.

Pada bagian awal bab ini Kalian sudah membaca artikel tentang bagaimana lahan rawa pasang
surut diubah menjadi hamparan padi. Lahan rawa memiliki tingkat keasaman tanah yang rendah
sehingga tanaman sulit tumbuh di atasnya. Oleh karena itu, keasaman tanah harus dinetralkan
oleh kapur, contohnya dolomit. Kebutuhan kapur per hektar lahan dapat dihitung dengan cara
menentukan terlebih dahulu tingkat keasaman tanah pada keadaan awal. Tingkat keasaman ini
dinyatakan dalam pH. Apakah pH itu ? Marilah kita simak intisari berikut.

INTISARI
pH adalah ukuran untuk menyatakan tingkat keasaman dalam suatu larutan. Pada kasus ini air
rawa adalah larutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Alat ukur untuk menentukan pH pada air rawa adalah pH meter digital. Salah satu model pH
meter disajikan pada Gambar 2.
Cara penulisan pH adalah p ditulis sebagai huruf
kecil, sedangkan H ditulis sebagai huruf kapital. H
singkatan dari ion Hidrogen (H+). Ion H adalah
atom H yang melepaskan 1 elektron. p singkatan
dari Bahasa Jerman yaitu potenz yang artinya
power atau kekuatan.
Skala pH dari angka 0 hingga 14.
Nilai pH 7 merupakan keadaan netral. pH di
bawah 7 adalah kondisi asam, sedangkan pH di
atas 7 bersifat basa.
Tingkat keasaman dihitung berdasarkan jumlah
ion hidrogen (H+) dalam larutan. Dalam hal ini pH
mengukur jumlah ion hidrogen dari suatu molekul Gambar 2. pH Meter Digital (Sumber : )
asam yang larut di dalamnya. Pada kasus ini
molekul asam dalam air rawa dianggap asam
humat yang diberi notasi umum misalnya HA.
Asam humat melarutkan ion hidrogen (H+) ke
dalam air rawa.
Jumlah ion hidrogen dinyatakan dalam satuan M (molar). Kemolaran merupakan
konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam 1 liter larutan.
Dalam hal ini larutan adalah air rawa, sedangkan asam humat adalah zat yang terlarut dalam
air rawa tersebut.
Untuk memudahkan penulisan maka tingkat keasaman dinyatakan dalam bentuk logaritma
basis 10 dengan persamaan berikut.

134
pH = −log [H+]
[H+] = 10−pH

Misalnya jika pH = 2, maka :


pH = 2
mol
[H+] = 10−2
L
[H+] = 10−2 M (artinya 0,01 mol ion hidrogen dalam 1 liter air rawa).
Tetapan kesetimbangan air (Kw) pada suhu 25℃ adalah 1 x 10−14 dengan persamaan :
𝐊𝐰 = [𝐇+]. [𝐎𝐇−]
Oleh karena pH = -log [H+], maka persamaan Kw dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐩𝐊𝐰 = 𝐩𝐇 + 𝐩𝐎𝐇
Untuk nilai Kw pada suhu 25℃, diperoleh pKw = 14, sehingga persamaan pKw dapat
dinyatakan sebagai berikut :
𝐩𝐇 + 𝐩𝐎𝐇 = 𝟏𝟒

CONTOH SOAL
1) Berapakah pH larutan jika [H+] :
a. 2 M c. 8 x 10-4 M
b. 2 x 10-5 M d. 1,69 x 10-2 M

2) Berapakah [H+] dalam larutan yang pH-nya :


a. 3 c. 2 – log 3
b. 2,7 d. 2 + log 5

PEMBAHASAN
1) a. [H+] = 2 M
pH = −log [H+] b. [H+] = 2 x 10−5 M
pH = −log 2 pH = −log [H+]
𝐩𝐇 = −𝟎, 𝟑 pH = − log 2 x 10−5
pH = 5 − log 2
pH = 5 − 0,3
𝐩𝐇 = 𝟒, 𝟕

c. [H+] = 8 x 10−4 d. [H+] = 1,69 x 10−2


pH = −log [H+] pH = −log [H+]
pH = − log 8 x 10−4 pH = −log 1,69 x 10−2
pH = 4 − log 8 pH = 2 − log 1,69
pH = 4 − 0,90309 pH = 2 − 0,2278867
𝐩𝐇 = 𝟑, 𝟎𝟗𝟕
135
𝐩𝐇 = 𝟏, 𝟕𝟕𝟐

136
2) a. pH = 3 b. pH = 2,7
[H+] = 10−pH − log [H+] = pH
[𝐇+] = 𝟏𝟎−𝟑 𝐌 − log [H+] = 2,7
log [H+] = 3 − 0,3
log [H+] = 3 − log 2
[𝐇+] = 𝟐 𝐱 𝟏𝟎−𝟑 𝐌
c. pH = 2 − log 3
[𝐇+] = 𝟑 𝐱 𝟏𝟎−𝟐 𝐌

d. pH = 2 + log 5 Kw
[H+] =
pOH = pKw − pH [OH−]
pOH = 14 − (2 + log 5) 1 x 10−14
[H+] =
pOH = 12 − log 5 5 x 10−12 M
[𝐇+] = 𝟐 𝐱 𝟏𝟎−𝟑 𝐌
[OH−] = 5 x 10−12 M

F. GLOSARIUM

Asam : Molekul ion yang dapat memberikan proton, atau alternatifnya dapat
membentuk ikatan kovalen dengan pasangan elektron.
Basa : Molekul ion yang dapat menerima proton, atau alternatifnya dapat
membentuk ikatan kovalen dengan pasangan elektron.
Kadar : Banyaknya zat yang terkandung dalam sejumlah tertentu campuran atau
senyawa
Kemolaran : Konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam
1 liter larutan
pH : Ukuran untuk menyatakan tingkat keasaman dalam suatu larutan
pH meter : Alat ukur untuk menentukan pH

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta : Erlangga
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis

137
MODUL AJAR BAB SEKOLAH
PENGGERAK

5
“Struktur Atom – Keunggulan
Nanomaterial”

ALOKASI WAKTU : 20 x 45 MENIT

10 KALI PERTEMUAN

Kata Kunci
 Logam Tanah Jarang
 Nanoteknologi
 Partikel penyusun atom
 Isotop
 Isobar
 Isoton
 Teori model atom Bohr
 Teori model mekanika
kuantum
 Konfigurasi elektron
 Golongan
 Periode
 Jari-jari atom
 Kecenderungan jari-jari
atom
 Nanomaterial
 Pembentukan material
nano
 Ukuran atom
 Ukuran partikel
Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami
struktur atom dan penerapannya
dalam nanoteknologi.
PENGERTIAN DAN PENTINGNYA NANOTEKNOLOGI

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 3 x 45
Menit Pertemuan ke : 13

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami materi Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030 ; memahami
materi Hukum Dasar Kimia di Sekitar Kita dengan baik.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

1
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan pentingnya nanoteknologi melalui artikel
lumpur lapindo dan informasi berbagai sumber.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui pengertian dan peran
nonoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa saja contoh penerapan nanoteknologi dalam kehidupan kita sehari-hari ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : Pernakah kalian melihat film tipis pelapis optik pada lensa kamera
digital ? Film tipis merupakan contoh penerapan nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah yang dimaksud nanoteknologi ? Apa saja peranan nanotrknologi dalam kehidupan ?
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar lumpur lapindo yang
Peserta Didik pada terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Pembelajaran 2. Pernahkah berpikir bahwa Lumpur Lapindo suatu saat akan bermanfaat ?
3. Mengandung bahan-bahan apakah Lumpur Lapindo ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai pengertian dan pentingnya nanoteknologi.

2
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai pengertian dan
pentingnya nanoteknologi yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan pengertian dan pentingnya nanoteknologi.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai pengertian dan pentingnya nanoteknologi melalui
aktivitas 5.1 yang terdapat pada buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai pengertian dan pentingnya
nanoteknologi yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan
bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja.
Mengembangkan
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi pengertian
dan menyajikan
dan pentingnya nanoteknologi (Terlampir pada LKPD).
hasil karya
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Partikel Penyusun Atom
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

3
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 5.1

HOTS SIKAP
Analisis Mandiri
Literasi Evaluasi Kreatif
Sintesis Kerja sama
Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Lumpur Lapindo mengandung logam tanah jarang


(https://cdn.medcom.id/dynamic/content/2014/09/26/297278/hZqvSWf4JR.jpg?w=1024 )

4
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai Lumpur Lapindo , jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Apakah yang timbul dalam benak Kalian setelah mencermati gambar ?
Pernahkah berpikir bahwa Lumpur Lapindo suatu saat akan bermanfaat ?
Mengandung bahan-bahan apakah Lumpur Lapindo ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Bekerjalah dalam kelompok
Jawablah pertanyaan berikut :
Apakah pengertian nanoteknologi?
Apakah pentingnya nanoteknologi?
Kalian boleh mencari jawaban dari berbagai sumber informasi lalu catatlah sumber informasi yang dir
Tulis hasil diskusi kelompok pada buku catatan masing-masing.
Komunikasikan hasil kerja kelompok Kalian dalam diskusi kelas.

5
JAWABAN PERTANYAAN

1.

2.

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

6
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

7
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

8
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

9
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Mengapa prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian


lingkungan ?
2) Apabila diketahui unsur A dan B dapat membentuk 3 jenis senyawa. Massa yang
dihasilkan dari unsur A dan B untuk membentuk ketiga senyawa berbeda itu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Senyawa Massa unsur A Massa unsur B
I 10 g 10 g
II 15 g 30 g
III 20 g 60 g
a) Bagaimana perbandingan massa A dan B pada ketiga senyawa diatas ?
b) Bagaimana rumus kimia untuk ketiga senyawa itu ?

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1 Prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian
lingkungan karena merupakan suatu metode yang didasarkan pada
3
pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya, baik
dari segi perancangan maupun proses.

10
2 a. Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa I
Massa A : massa B = 10 : 10 = 1 : 1
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa II
3
Massa A : massa B = 15 : 30 = 1 : 2
Perbandingan massa A dan massa B pada Senyawa III
Massa A : massa B = 20 : 60 = 1 : 3

b. Rumus Kimia untuk Senyawa I yaitu AB


Rumus Kimia untuk Senyawa II yaitu AB2 3
Rumus Kimia untuk Senyawa III yaitu AB3
Skor Total 9

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Apa pengertian nanoteknologi ?


2. Apakah pentingnya nanoteknologi ?

Jawaban
1. Nanoteknologi merupakan salah satu bidang sains terapan terutama pada bidang kimia
dan fisika yang menekankan pada struktur, sintesis kimia, karakterisasi, dan penggunaan
bahan-bahan dan peranti-peranti pada skala (molekuler) nanometer atau sepermilyar
meter. (Skor 3)

2. Nanoteknologi berperan sebagai pendorong utama pertumbuhan industri kimia baru


dengan rekayasa atom-atom secara molekuler. (Skor 2)

Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

11
C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini yang merupakan pengertian nanoteknologi dalam dunia kimia.
a. Manipulasi atom-atom dan molekul-molekul, atau melalui teknologi
penelitian berkaidah action and reaction (interaction) antara atom dan
molekul dalam fenomena alam semesta
b. Penggabungan atom-atom menjadi bentuk molekul dengan suatu reaksi
tertentu sehingga menjadikan molekul tersebut mempunyai manfaat bagi
manusia
c. Pemutusan ikatan antara atom atau senyawa sehingga melepaskan energi
dan menghasilkan produk baru
d. Proses terjadinya reaksi-reaksi elektrofilik dan nukleofilik pada suatu
senyawa organik sehingga dapat menghasilkan senyawa baru yang
mempunyai manfaat khusus bagi manusia

2. Hingga saat ini, nanoteknologi telah diaplikasikan ke beberapa area ilmu


atau industri, antara lain……..
a. nanooptics, nanocompound, nanocellulose
b. nanobiomedical, nanosensors, nanoelectronics
c. nanobiomedical, nanoclothes, nanofabrication.
d. nano sensors, nanopaper, nanocolors

3. Berikut ini terdapat beberapa bahan polimer untuk membuat produk kimia
yang bermanfaat bagi kehidupan :
1) Kuarsa
2) Selulosa
3) Polivinil Chlorida
4) Polimer akrilik
5) Silikon karbida
Yang termasuk polimer alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat
film tipis/kertas selofan adalah....
a. 1), 2), dan 3)
b. 1)
c. 2)
d. 3) dan 4)

4. Kemajuan nanoteknologi sangat pesat, seiring dengan kemajuan jaman.


Salah satu contoh aplikasi nanoteknologi pada industri kain, yaitu bahan
kain yang dapat menahan air. Bahan yang digunakan untuk melapisi bahan
kain tersebut sehingga dapat mencegah air untuk membasahi bahan kain
adalah filamen....

12
a. Nanokarbon

13
b. Nanoselulosa
c. Nanosilikon
d. Nanotoluena

5. Perhatikan gambar berikut.

(Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/com
mons/4/41/C60a.png )

Gambar tersebut adalah 60 buah atom Carbon (C60) yang memiliki simetri
seperti bola untuk bidang elektronika dan kedokteran, dinamakan....
a. Nanotube
b. Fullerene
c. MWNT
d. SNWT

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Nanoteknologi dalam ilmu kimia adalah manipulasi
atomatom dan molekul-molekul, atau melalui teknologi
penelitian berkaidah action and reaction (interaction) antara
atom dan
molekul dalam fenomena alam semesta.
2 B 1 Sampai saat ini, nanoteknologi telah diaplikasikan ke area
ilmu atau industri, antara lain : nanomaterials,
Nanobiomedical, Nanosensors, Nanoelectronics,
Nanooptics, Nanoenergy,
Nanofactory dan Nanofabrication.
3 C 1 Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai
dalam dinding sel tanaman. Selulosa merupakan polimer
yang terbentuk dari monomer β − D − glukosa melalui
ikatan β (1 ⟶ 4) glikosidik. Panjang rantai beragam, dari
ratusan sampai ribuan unit glukosa. Fiber selulosa yang
dikenal sebagai rayon. Proses serupa digunakan untuk
membuat film
tipis selulosa yang dikenal sebagai kertas selofan.
4 C 1

14
5 B 1

Skor Total = 5

15
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jelaskan mengenai serat optik dan aplikasinya yang lebih luas.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Aplikasi komunikasi dengan menggunakan serat optik telah dengan melaju pesat, sejak
pemasangan sistem erat optik komersial pertama 1977. Perusahan-perusahaan telepon sudah
memulai sejak awal, mengganti sistem kawat tembaga mereka yang lama dengan jalur
serat optik. Perusahaan-perusahaan telepon masa kini mengunakan serat optik, diseluruh
sistem mereka sebagai arsitektur backbone dan sebagai sistem telekomunikasi telepon
hubungan jarak jauh antar kota. (Skor 4)
Perusahaaan-perusahan TV Kabel (Cable TV) di masa kini juga sudah mulai
mengintegrasikan serat optik di dalam sistem kabel mereka. Jalur-jalur utama yang
menghubungkan kantor-kantor pusat sebagian besar telah diganti dengan serat optik.
(Skor 2)
Local Area Network (LAN) atau sistem komputer yang menghubungkan satu komputer
dengan yang lain yang memungkinkan dijalankannya database atau perangkat lunak
(software) bersama. Universitas, Gedung perkantoraan, dan pabrik industri, hanya sebagian
kecil saja diantara sekalian pengguna yang memanfaatkan serat optik dalam sistem LAN
mereka. (Skor 3)
Perusahaan-perusahaan listrik, saat ini juga mulai memanfaatkan teknologi serat optik
dalam sistem komunikasi mereka. Hampir semua pabrik, jaringan listiknya sudah memiliki
sistem komunikasi serat optik yang digunakan untuk memonitor sistem kerja jaringannya.
Di dunia kedokteran, serat optik dipakai untuk operasi dengan menggunakan laser dan juga
dipakai sebagai bahan fiberscope, yaitu alat untuk melihat organ-organ pada tubuh manusia
tanpa melakukan pembedahan. (Skor 4)
Dalam dunia industri, serat optik dipakai sebagai sensor yang memonitor struktur fisik
material yang berbeda-beda. Dalam hal ini, serat optik dipasang pada material misalnya
pada bahan pesawat terbang bahkan pada bahan pesawat luar angkasa, sehingga sekecil

16
apapun

17
kerusakan material pada perangkat tersebut dapat dideteksi oleh para ilmuwan dari bumi.
(Skor 4)
Penggunaan atau aplikasi lain dari serat optik dapat digunakan dalam berbagai macam
bidang seperti :
 Otomatisasi pabrik.
 Sistem transportasi lampu lalu lintas, gerbang tol otomatis, juga sistem telemetry yang
bedasarkan serat optik.
 Industri otomotif, militer, dan ruang
angkasa (Skor 3)

Skor Total = 20

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali


Nilai = Skor total x 100 80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Salah satu teknik yang tepat dalam kimia nanoteknologi yang berfungsi
dapat mengubah sifat tekstil menjadi tahan bocor dan tahan kotor adalah....
a. Ultra thin molecular coating
b. Zeolite molecule sieves
c. Water softening separation
d. Designed materials

2. Pada kimia material nanoteknologi terdapat kristal cair yang sangat


berpengaruh terhadap sifat yang akan dibuat sesuai keinginan. Kristal cair
ini tergantung pada....
a. Tekanan
b. Suhu
c. Bentuk
d. Volume

18
3. Campuran selulosa nitrat dan yang dilarutkan dalam alkohol menghasilkan
plastik yang dinamakan....
a. Monomer selulosa
b. Polivinilselulosa
c. Seluloid
d. Koloid

4. Berikut ini merupakan pernyataan sifat polimer dalam industri kimia


nanoteknologi yang tepat adalah...
a. PVC lebih tahan terhadap api dibandingkan PE
b. PE lebih tahan terhadap api dibandingkan PVC
c. PVC memiliki gaya tarik yang lemah dibandingkan PE
d. PVC memiliki sifat lebih transparan dibandingkan PE

5. Lexan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap panas dan cuaca sehingga
banyak digunakan untuk....
a. kontak lensa mata, layar LCD dan pelapis
b. pelapis kain, besi dan plastik
c. pengaman gelas, rangka jendela dan helm
d. bahan benang, pelapis keramik, bahan plastik

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1
2 B 1
3 C 1
4 A 1
5 C 1

Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

19
E. PENGANTAR STRUKTUR ATOM – KEUNGGULAN NANOMATERIAL
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan
potensi kandungan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth yang berasal dari lumpur Lapindo
Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM
dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Rabu 20 Januari 2021.
Logam tanah jarang merupakan salah satu
mineral yang jadi perhatian dunia karena
dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan
listrik. Selain itu logam tanah jarang merupakan
komoditas mineral berkualitas tinggi yang
menjadi bahan baku dalam industri pertahanan
sebagai bahan pembuatan peralatan militer, mesin
jet, satelit, dan laser.
Merujuk yang disampaikan oleh Direktur
Gambar 2. Lumpur Lapindo mengandung logam Pembinaanjarangdan
tanah Pengusahaan Mineral
Kementerian ESDM, ada tiga sumber potensi LTJ
yang telah diidentifikasi. Pertama, dari
pertambangan
(https://cdn.medcom.id/dynamic/content/201 timah yang menghasilkan
4/09/26/297278/hZqvSWf4JR.jpg?w=1024 ) campuran unsur La, Ce, Nd, dan lainnya. Kedua,
dari tambang bauksit yang menghasilkan itrium
(Y). Ketiga, dari nikel yang masih dalam kajian memiliki potensi skandium (Sc). Jenis yang
pertama paling memungkinkan untuk dikembangkan dan sudah banyak studi yang tersedia
sementara yang kedua dan ketiga relatif baru dan kemungkinan keekonomisannya masih
merupakan tantangan.
(Sumber : https://money.kompas.com/read/2020/07/20/060700826/seperti-apa-keberadaan-logam-tanah-jarang-di-
indonesia-ini-kata-esdm?page=all )

Artikel tersebut tentu menimbulkan rasa ingin tahu Kalian sekaligus rasa bangga sebagai
bangsa yang kaya sumberdaya mineralnya bukan ? Salah satu mineral tersebut adalah logam
tanah jarang atau LTJ. Apakah yang dimaksud dengan LTJ? Di manakah posisi LTJ pada tabel
sistem periodik unsur ? Apa hubungannya dengan nanomaterial ? Apa hubungannya dengan
struktur atom ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab setelah mempelajari materi-
materi pada bab ini.

F. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA NANOTEKNOLOGI


Nanoteknologi merupakan salah satu bidang sains terapan terutama pada bidang kimia
dan fisika yang menekankan pada struktur, sintesis kimia, karakterisasi, dan penggunaan bahan-
bahan dan peranti-peranti pada skala (molekuler) nanometer atau sepermilyar meter. Jumlah
atom, jenis atom, maupun cara penyusunan atom-atom tersebut dapat dikontrol yang
berimplikasi pada pengontrolan/rekayasa sifat material yang dihasilkan. Dengan kata lain,

20
kita dapat membuat

21
material dengan sifat yang benar-benar baru.
Nanoteknologi ditemukan pada tahun
1959 oleh ilmuwan Richard Feynman yang
memprediksi kemungkinan memanipulasi atom.
Richard Feynman menyatakan : “There is
plenty room at the bottom”, bahwa seorang
fisikawan mampu membuat senyawa kimia
dengan struktur apapun yang diinginkan
seorang kimiawan, dengan cara menyusun
atom-atom yang diperlukan, dan merangkainya
berdasarkan prinsip-prinsip mekanis.
Nanoteknologi merupakan salah satu teknologi
yang dianggap sebagai pendorong utama
Gambar 3. Ilustrasi teknologi nanorobot
pertumbuhan industri kimia baru dengan
dalam darah untuk mendeteksi penyakit
rekayasa atom-atom secara molekuler.
(http://1.bp.blogspot.com/-puNzb5iuM-
Perkembangan nanoteknologi dalam kimia dan
U/Vc8av8g266I/AAAAAAAALn4/-
pmPcRYbaL0/s1600/nanoteknologi.jpg ) fisika yang pesat sehingga dapat mengubah
wajah teknologi pada umumnya karena
nanoteknologi merambah semua bidang
ilmu serta dapat mengubah sistem perekonomian secara global. Hal seperti ini patut disyukuri,
karena ilmu pengetahuan yang dimiliki adalah salah satu anugrah yang sangat besar diberikan
oleh Tuhan YME kepada manusia, agar manusia selalu berpikir bagaimana membuat sesuatu
yang bisa membawa manfaat yang baik di dalam kehidupan. Dengan kehendak-Nya, ilmu
pengetahuan pun berkembang seiring jaman, manusia dapat merekayasa atom-atom secara
molekuler membangun sebuah teknologi nano yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
kebutuhan di kehidupan.
Pada tahun 1981, para ilmuwan dari
IBM menciptakan alat pertama untuk
memanipulasi atom yang dinamakan
mikroskop tunneling. Dengan bantuan
mikroskop tunneling, para ilmuwan tidak
hanya dapat melihat atom, tetapi juga
mengangkat dan memindahkan atom
tersebut. Atom dapat disusun Kembali
dengan cara yang menarik, seperti menyusun
blok lego.
Pada bidang kesehatan, para ilmuwan
mencoba untuk membuat mesin kecil yang
Gambar 4. Scanning Tunneling Microscope
bisa dengan mudah diarahkan dalam tubuh
(http://www.astronoo.com/images/particules/microsco
pe-afm.jpg )
untuk menempatkan obat di dalam darah,
memperbaiki kerusakan sel dan bahkan
memperbaiki patah tulang. Nanoteknologi juga membantu produsen membuat gadget elektronik
22
lebih kecil. Kecenderungan perkembangan kimia ke arah nanoteknologi (nanotechnology)
terjadi

23
di akhir abad ke-19 ketika Kimia Koloid mulai tumbuh dengan pesat. Walaupun tidak dirujuk
sebagai "nanoteknologi" ketika itu, teknik-teknik yang sama masih digunakan pada hari ini.
Ide awal nanoteknologi ini dicetuskan di Caltech pada Tahun 1959 oleh Fisikawan
pemenang Nobel, Richard Feynman. Pada ceramahnya yang berjudul “There is plenty room at
the bottom”, ia mengemukakan bahwa, seorang fisikawan mampu membuat senyawa dengan
struktur apapun yang diinginkan seorang kimiawan, dengan cara Menyusun atom-atom yang
diperlukan, dan merangkainya berdasarkan hukum fisika. Feynman menguraikan sebuah proses
dalam upaya untuk memanipulasikan setiap atom dan molekul. Prosesnya melibatkan secara
berkesinambungan satu set alat yang tepat untuk mengatur dan mengendalikan lagi sebuah set
yang lebih kecil mengikuti ukuran/skala yang diperlukan. Visi Feynman tentang nanoteknologi
tergambar dalam ungkapannya (Mike Treder, 2005) : I want to build a billion tiny factories,
models of each other, which are manufacturing simultaneously.
Coba Anda bayangkan, atom-atom yang begitu kecil dapat diatur sedemikian dan
direkayasa untuk suatu kebutuhan atau produk yang diinginkan, Maha Besar Tuhan Pencipta
Alam dengan segala rahmat-Nya yang mampu menjadikan zat dari kumpulan atom-atom
sekaligus juga menciptakan manusia yang mampu berpikir dan terampil memanipulasi atom-
atom tersebut menjadi suatu teknologi yang bermanfaat. Jadi, area nanoteknologi adalah teknik
bagaimana menciptakan mesin-mesin seukuran molekul untuk memanipulasi dan mengontrol
sebuah objek. Melalui nanoteknologi, material dapat didesain sedemikian rupa untuk
memperoleh sifat dan material yang diinginkan tanpa memboroskan atom-atom yang tidak
diperlukan. Ingatlah bahwa salah satu prinsip kimia hijau adalah atom ekonomi. Oleh karena itu
nanoteknologi merupakan salah satu penerapan prinsip kimia hijau untuk tujuan pelestarian
lingkungan.
Pengembangan nano
teknologi di Indonesia
dilakukan sudah sejak lama.
Inovasi nano teknologi telah
menumbuhkan bidang usaha
baru instrumentasi yang
mampu menembus pasar
dunia. Hal ini sangat
membanggakan kita sebagai
bangsa Indonesia, bahwa
bangsa ini tidak kalah bersaing
dengan bangsa lain mengenai
teknologi yang
Gambar 5. Ilustrasi ukuran makro, mikro dan nano penerapannya bisa m e n g
()
u b a h k e h i d u p a n
masyarakat.
P a da d un i a k imia
, n an otek no l o gi a dala
h manipulasi atom-atom dan

24
molekul-molekul, atau melalui
teknologi penelitian berkaidah

25
action and reaction (interaction) antara atom dan molekul dalam fenomena alam semesta. Ini
adalah prinsip nanoteknologi. Rekayasa ini dilakukan oleh "mesin-mesin" seukuran molekul
yang diciptakan khusus untuk tujuan tersebut. Manipulasi materi pada skala atomik dan skala
molekular. Diameter atom berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer
(atom Cesium), sedangkan kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran
ukuran nano. Deskripsi awal memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala
makro.
Lebih lanjut, materi dapat disusun atau diubah
dengan cara memanipulasi dan menggabungkan atom-
atom pembentuknya. Misalnya, dengan nanoteknologi
kita dapat membuat materi, seperti kayu, dengan
merangkai sejumlah atom untuk menggantikan kayu
alam yang persediaannya kian menurun .
Selanjutnya, potensi setiap molekul atau benda yang
dibentuk oleh nanoteknologi dapat dikembangkan
sehingga dapat dikelola menjadi bahan baku sintetik,
yang sesuai dengan kebutuhan beragam produk high-
tech. Perubahan struktur molekul dengan komposisi
penggabungan atom yang berbeda akan menimbulkan
sifat, fungsi, atau manfaat yang berbeda.
Gambar 6. Ilustrasi sebuah Nanofactory Pengelolaan material kimia yang berkaitan
dengan nanoscale-designed materials salah satunya
yaitu Teknik ultra thin molecular coating yang dapat
(https://miro.medium.com/max/724/1*7BGkEcH mengubah sifat tekstil menjadi tahan bocor dan tahan
ENVthlVGq2k2lDg.jpeg ) kotor. Juga pada berbagai nanomaterials yang dapat
bersifat tahan gores dan abrasi, bahkan menggunakan
zeolite molecule sieves (saringan yang dibuat dengan molekul zeolite) yang memiliki lubang-
lubang dan saluran- saluran dalam ukuran nanoscale yang sangat berguna bagi petroleoum
refinery, oxygen separation dari udara atau water softening.
Saat ini, penemuan nanoteknologi kimia yang paling menonjol adalah Carbon Nanotube
(CNT) yang hanya tersusun dari atom-atom karbon. Diameter tube ini sekitar 1 sampai 20 nm
tetapi memilki kekuatan dan kekerasan 60 kali lebih kuat dari baja. Perkembangan nanoteknolgi
yang pesat mengubah wajah teknologi pada umumnya karena nanoteknologi merambah semua
bidang ilmu
Kecenderungan Ilmu kimia serta disiplin ilmu lain sedang memasuki Era Baru. Era
tersebut dapat kita lihat melalui peristiwa-peristiwa penting yang terjadi secara global, antara
lain perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta fenomena perkembangan
masyarakat dunia yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir ini. Semuanya itu menunjukkan
bahwa tatanan masyarakat dunia secara global telah berubah menjadi Masyarakat Informasi
(information society), serta keunggulan dan dominasi dalam persaingan ditentukan oleh
teknologi dan ilmu pengetahuan. Pada abad ke-21 ini terdapat 3 fenomena yang perlu dicermati
dan menjadi landasan guna mengambil langkah-langkah untuk menghadapinya. Fenomena itu

26
adalah :

27
 Revolusi teknologi di beberapa negara berakibat pada meningkatnya produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga pola hidup manusia mengalami perubahan.
Struktur ekonomi masyarakat juga mengalami perubahan dari masyarakat industri menjadi
masyarakat informasi.
 Perkembangan teknologi yang pesat merupakan tantangan berat sekaligus merupakan
peluang yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sumberdaya utama menggantikan
modal, kekayaan alam ataupun tenaga kerja.
 Digitalisasi, globalisasi dan futurisasi sedang berkembang menuju pluralisasi sehingga
persaingan antar negara beralih ke pertarungan kemampuan ilmu, teknologi dan kekuatan
lainnya yang terpadu.

Sebagai gambaran pentingnya nanoteknologi mari kita lihat kembali potensi Lumpur
Lapindo. Sebelum diketahui bahwa terdapat kandungan LTJ, penelitian sebelumnya
mengungkapkan adanya silika dalam lumpur Lapindo yang telah diproses menggunakan mesin
ball mill untuk menghasilkan nanosilika. Silika ukuran nano ini berguna untuk memperkuat
bahan bangunan yaitu batako atau batubata. Nanosilika yang berasal dari lumpur Lapindo
dicampur dengan semen masing-masing dengan perbandingan 50 persen. Pada penggunaannya
sebagai bahan bangunan ternyata hanya dengan komposisi 10 persen nanosilika dari berat total
semen maka kekuatannya bisa mencapai dua hingga tiga kali dari desain batu bata atau batako
yang dibuat tanpa teknologi nano.
Sampai saat ini, nanoteknologi telah diterapkan pada area ilmu atau industri, antara lain:
nanomaterials, Nanobiomedical, Nanosensors, Nanoelectronics, Nanooptics, Nanoenergy,
Nanofactory dan Nanofabrication.

28
G. GLOSARIUM

Bauksit : Mineral yang tersusun dari oksida aluminium yang ditemui dalam
tiga bentuk mineral yaitu buhmit, diaspor, dan mineral gibsit.
Mineral : Padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur dan terbentuk secara alami.
Nanoteknologi : Bidang sains terapan terutama pada bidang kimia dan fisika yang
menekankan pada struktur, sintesis kimia, karakterisasi, dan
penggunaan bahan-bahan dan peranti-peranti pada skala
(molekuler) nanometer, atau sepermilyar meter.

H. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Djumena, Erlangga. (2020). Seperti Apa Keberadaan Logam Tanah Jarang di Indonesia, Ini
Kata ESDM. [Online]. Diakses :
https://money.kompas.com/read/2020/07/20/060700826/seperti- apa-keberadaan-logam-
tanah-jarang-di-indonesia-ini-kata-esdm?page=all [20 Oktober 2021]
Indrawati. Devi, K. Poppy. (2017). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KIMIA
SMA : Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

29
STRUKTUR ATOM

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45
Menit Pertemuan ke : 14
dan 15

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : memahami pengertian atom, molekul, unsur, lambang unsur dan memahami konsep
nomor atom dan nomor massa.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

30
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan struktur atom dari unsur-unsur melalui bacaan tentang Logam
Tanah Jarang (LTJ) yang berasal dari lumpur lapindo.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menentukan partikel penyusun atom dan
memahami isotop, isobar, dan isoton.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah atom merupakan partikel terkecil penyusun suatu materi ?
Jika atom bukan merupakan partikel terkecil penyusun materi, partikel apakah yang menyusun
suatu atom ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : Perhatikan gambar lumpur Lapindo yang terdapat pada cover bab.
Lumpur Lapindo mengandung unsur-unsur yang sangat berharga nilainya. Unsur-unsur apa
saja itu ? Pada pertemuan hari ini akan dibahas struktur atom dari unsur-unsur yang
terkandung dalam lumpur Lapindo.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel data partikel penyusun atom
Peserta Didik pada yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apa itu partikel proton, elektron, dan neutron ?
Pembelajaran 2. Bagaimana cara menghitung partikel proton, elektron, dan neutron
suatu atom ?
Membimbing 15 MENIT

31
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai struktur atom.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai struktur atom yang
telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
Guru terkait dengan struktur atom.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai kandungan unsur yang terdapat dalam lumpur
Lapindo dan meganalisis partikel penyusun atom dari unsur-unsur yang
terdapat dalam lumpur lapindi melalui aktivitas 5.2 yang terdapat pada
buku ajar dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai struktur atom yang sudah dikumpulkan
Mengembangkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
dan menyajikan kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi struktur atom
(Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan
dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan
Proses Pemecahan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai
kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Konfigurasi Elektron
menurut Teori atom Bohr.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

32
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 5.2

SIKAP
Literasi Mandiri
Kreatif
Kerja sama
Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah tabel data berikut.

Tabel 1. Hubungan Lambang Unsur Terhadap Partikel Penyusun Atom


Nomor Massa Nomor Atom
Notasi Lambang Nama
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur Unsur Unsur
Proton Neutron Proton Elektron
1 H Hidrogen 1 0 1 1
1H
12
6C
C Karbon 6 6 6 6
56
26Fe Fe Besi 26 30 26 26
197
79Au Au Emas 79 118 79 79

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

33
PERTANYAAN
Apa itu partikel proton, elektron, dan neutron ?
Bagaimana cara menghitung partikel proton, elektron, dan neutron suatu atom ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA


Bekerjalah dalam kelompok.
Bacalah kembali artikel tentang Lumpur Lapindo pada awal bab ini.
Temukan 5 unsur kimia yang merupakan LTJ pada artikel tersebut.
Buatlah tabel seperti Tabel 1 atau format lain yang Kalian suka.
Komunikasikan hasil kerja kelompok Kalian dalam diskusi kelas.

JAWABAN PERTANYAAN
1) Unsur LTJ yang terkandung dalam lumpur Lapindo :

34
Tabel partikel penyusun atom pada unsur yang terdapat dalam lumpur Lapindo.

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

35
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

36
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

37
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

38
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Apakah yang dimaksud dengan :


a) Atom
b) Unsur
c) Molekul

2) Dengan pemahaman nomor atom (Z) dan nomor massa (A) suatu unsur, lengkapi
tabel berikut.
Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi
unsur proton, p elektron, e neutron, n
A=p+n
Argon Ar 18 …. …. 40 ….
Kalsium Ca …. 20 20 …. ….

Radium Ra …. …. 138 …. 88 Ra
Aluminium Al …. …. …. …. 27
13 Al

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1) a) Atom adalah bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi
3
kimia. Semua zat terdiri dari atom dengan komposisi tertentu.

39
b) Unsur adalah suatu zat tunggal yang tidak dapat disederhanakan lagi
dengan menggunakan reaksi kimia biasa. Contoh unsur adalah emas 3
(Au), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
c) Molekul adalah gabungan dari dua atau lebih atom, dapat terbentuk
dari atom yang sama, contohnya hidrogen (H2) dan oksigen (O2), dan
3
dapat juga terbentuk dari atom yang berbeda, contohnya air (H2O),
karbon dioksida (CO2), atau karbon monoksida (CO).

2) Tabel yang telah dilengkapi :


Nomor
Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur massa Notasi Skor
unsur proton, p elektron, e neutron, n A=p+n
40 – 18
Argon Ar 18 18 = 22 40 𝟒𝟎
𝟏𝟖𝐀𝐫 3
Kalsium Ca 20 20 20 20 + 20 = 40 𝟒𝟎
𝟐𝟎𝐂𝐚
3
88 + 138
Radium Ra 88 88 138 = 226
𝟐𝟐𝟔
88Ra 3
27 – 13
Aluminium Al 13 13 = 14 27 27
13Al 4

Skor Total = 22

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Temukan 5 unsur kimia yang merupakan LTJ pada artikel tersebut.


2. Buatlah tabel seperti Tabel 1 atau format lain yang Kalian suka.

Jawaban
1. Lima unsur kimia Logam Tanah Jarang (LTJ) yang terkandung dalam Lumpur Lapindo
yaitu Skandium (Sc), Itrium (Y), Lantanum (La), Serium (Ce), dan Neodimium (Nd).
(Skor 5)

2. Tabel Partikel Penyusun Atom LTJ

40
Nomor Massa Nomor Atom
Notasi Lambang Nama
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Skor
Unsur Unsur Unsur
Proton Neutron Proton Elektron
45
21Sc Sc Skandium 21 45 – 21 = 24 21 21 7
89
39Y
Y Itrium 39 89 – 39 = 50 39 39 7
138,9 La Lantanum 57 138,9 – 57 = 81,9 57 57 7
57La
140,1 Ce Serium 58 140,1 – 58 = 82,1 58 58 7
58Ce
144
60Nd
Nd Neodimium 60 144 – 60 = 84 60 60 7

Skor Total = 40 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Rumus Penilaian :
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Partikel bermuatan positif yang terdapat dalam inti atom adalah . . . .
A. Proton D. Elektron
B. Inti atom E. Atom
C. Neutron
2. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron.
Muatan listrik partikel dasar tersebut berturut-turut adalah ....
A. -1, +1, 0 D. -1, 0,+1
B. +1, -1, 0 E. 0, -1, +1
C. +1, 0, -1
3. Partikel dasar penyusun atom terdiri dari ....
A. Proton, elektron, dan positron D. Positron, nukelon, dan elektron
B. Proton, neutron, dan nukleon E. Neutron, nukleon, dan elektron
C. Proton, elektron, dan neutron
4. Kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39. Jumlah elektron
pada ion Kalium adalah ....
A. 21 B. 20 C. 19 D. 18 E. 17
5. Atom X mempunyai 10 elektron dan 12 neutron. Nomor massa unsur X itu
adalah....
A. 2 B. 10 C. 12 D. 22 E. 24

41
42
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 B 1 Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng
emas. Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan
hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan
negatif, sehingga atom bersifat netral.
2 C 1 Berdasarkan percobaan tetes Millikan
3 C 1 Sudah jelas bahwa partikel dasar penyusun atom adalah
proton, elektron dan neutron.
4 C 1 Jumlah elektron atom dalam keadaan netral sama dengan
jumlah proton (nomor atom) dalam hal ini sama dengan 19
5 D 1 Nomor massa (A) atom X = Z (nomor atom /jumlah elektron
dalam keadaan netral) + n
A = 10 + 12 = 22

Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 168O b. 157N c. 23
11Na

2. Kelompokkan atom-atom berikut ke dalam isotop, isobar, dan isoton.


12 15 18
6C 7N 8O
14 14 16
6C 7N 8O

43
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 a. 16O b. 15
N c. 23
8 7 11Na
p = 8 p = 7 p = 11
9
e = 8 e = 7 e = 11
n = 16 – 8 n = 15 – 7 n = 23 – 11
=8 =8 = 12
2
ISOTOP ISOBAR
12
C dan 14C 14
C dan 14N
6 6 6 7
18
O dan 16O 4
8 8
15
N dan 14N
7 7

ISOTON
12
C n= 12 – 6 = 6
6
14
C n= 14 – 6 = 8
6
15
N n= 15 – 7 = 8
7
14
N n= 14 – 7 = 7 6
7
18
O n= 18 – 8 = 10
8
16
O n= 16 – 8 = 8
8

14
C dan 15
N
6 7
14 16
C dan O
6 8
16 15
O dan N 3
8 7

Skor Total 22

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 63
29Cu b. 127
53I

44
2. Uranium (Z = 92) di alam berada sebagai campuran isotop-isotopnya.
a. Isotop uranium terbanyak di alam adalah yang memiliki neutron sebanyak 146.
Tuliskan notasi isotop tersebut.
b. Uranium digunakan sebagai bahan bakar di reactor nuklir. Akan tetapi, isotop
uranium yang sebenarnya berperan dalam reaksi fisi (pembelahan) di reaktor
adalah uranium yang memiliki 143 neutron. Tuliskan notasi isotop ini.
c. Tuliskan jenis-jenis isotop penyusun uranium di alam.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1 a. 63
Cu b. 127
I
29 53
p = 29 p = 53
6
e = 29 e = 53
n = 63 – 29 n = 127 – 53
= 34 = 74
2 a. Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
=p + n
= 92 + 146 5
= 238
238
Notasi isotop : U
92

b. Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron


=p + n 5
= 92 + 143
= 235
235
Notasi isotop : U
92

c. Jenis-jenis isotop uranium di alam : 6


233 234 235 236 237 238
 92U  92U  92U  92U  92U 
92U

Skor Total 22

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

45
E. BAHAN AJAR STRUKTUR ATOM
Berdasarkan perkembangan teori atom yang sudah kalian pelajari sebelumnya,dapat
disimpulkan bahwa di dalam atom terdapat inti atom dan partikel-partikel yang menyusunnya.
Partikel- partikel tersebut antara lain elektron, proton, dan neutron.

1. PARTIKEL DASAR ATOM


A. PENEMUAN ELEKTRON
Penemuan elektron bermula dengan ditemukannya tabung sinar katode oleh Karl
Ferdinan Braun. Tabung sinar katode berupa tabung hampa dari kaca yang dialiri arus
listrik searah dari kutub positif dan dari kutub negatif. Bila tabung tersebut dialiri arus
listrik yang cukup kuat, akan terjadi aliran radiasi yang tidak tampak dari kutub negatif
menuju kutub positif. Sinar ini yang disebut sinar katode. Sifat-sifat sinar katode dapat
diketahui setelah penyempurnaan tabung sinar katode yang dilakukan Sir William
Crookes pada tahun 1879. Sifat-sifat sinar katode tersebut adalah sebagai berikut :
 Merambat dalam garis lurus dari kutub negatif (katode) menuju ke kutub positif
(anode)
 Dibelokan oleh medan magnet dan medan listrik menuju ke kutub positif
 Sifat sinar katode tiidak dipengaruhi oleh jenis kawat elektrode yang dipakai, jenis
gas dalam tabung , dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan arus listrik.

Pada tahun 1897 Joseph John Thomson melakukan suatu percobaan dengan
mengamati dua pelat elektrode dalam tabung vakum (gas pada tekanan normal bukanlah
penghantar panas). Ketika dua alat elektrode dihubungkan dengan sumber tegangan
tinggi, dari elektrode negatif (katode) dijalankan sinar menuju ke elektrode positif
(anode). Sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif adalah
partikel yang bermuatan positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif.
Pada penelitiannya, Thomson mendapati bahwa sinar katode sebenarnya adalah
materi yang ukurannya sangat kecil karena dapat memutar baling-baling yang dipasang
diantara anode dan katode. Dari penelitiannya tersebut, J. J. Thomson dapat menentukan
muatan elektron, yaitu sebsesar 1,76 x 108 Coulomb/gram.

(https://chemistrygod.com/assets/media/image/cathode-ray-tube-experiments-CRT2.png )

46
()

(https://chemistrygod.com/assets/media/image/cathode-ray-tube-experiments-CRT3.png )

Gambar 1. Eksperimen J. J. Thomson

Pada tahun 1911, Robert Andrew Millikan, melakukan percobaan tetes minyak.
Dari percobaannya, Millikan berhasil menemukan muatan setiap tetes minyak. Muatan-
muatan tersebut merupakan kelipatan dari bilangan yang sangat kecil, yaitu 1,6022 x 10-
19
Coulomb (bermuatan negatif). Percobaan tetes minyak dilakukan sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan alat penyemprot, minyak disemprotkan sehingga membentuk
tetesan-tetesan kecil. Sebagian tetes minyak akan melewati lubang pada pelat atas
dan jatuh karena tarikan gravitasi
2) Dengan menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan, sehingga
massa tetes minyak dapat diketahui.
3) Radiasi sinar X akan mengionkan gas di dalam silinder. Ionisasi akan menghasilkan
elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak, sehingga tetes-tetes
minyak menjadi bermuatan listrik negatif. Ada yang menyerap satu, dua atau lebih
elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potensial, tetes-tetes minyak tetap jatuh
karena pengaruh gravitasi.
4) Jika pelat logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sebagai kutub negatif
akan mengalami gaya tolak listrik. Sesuai dengan hukum Coulomb, tetes minyak
yang mengikat lebih banyak elektron akan tertolak lebih kuat. Peregerakan tetes
minyak dapat diamati menggunakan teropong. Dengan mengatur beda potensial,
tetes minyak

47
dibuat mengambang. Dalam keadaan seperti itu berarti gaya tarik gravitasi sama
dengan gaya tolak listrik.
5) Dengan mengetahui massa tetes minyak dan beda potensial yang digunakan, maka
muatan tetes minyak dapat ditentukan.

Berdasarkan percobaan Millikan, disimpulkan bahwa muatan satu elektron adalah


1, 6022 x 10-19 Coulomb. Dari nilai muatan tersebut dapat dihitung massa dan massa
satu elektron sebagai berikut.

Thomson : e⁄m = 1,76 x 10−28 Coulomb⁄gram


Millikan : e = 1,6022 x 10−19 Coulomb
Massa satu elektron = muatan
muatan⁄
gram
1,6022 X 10−19 Coulomb
= −1,76 X 10−28 Coulomb⁄gram
= 9,10 x 10-28 gram

Gambar 2. Percobaan tetes minyak oleh


Roberts Andrew Millikan
(https://cdn.britannica.com/82/22482-050-
40927428/oil-drop-experiment-Millikan-series-
multiples-experiments-American-1910.jpg )

Dari hasil percobaannya, J. J. Thomson berkesimpulan bahwa sinar katode


merupakan partikel penyusun atom (partikel sub-atom) yang bermuatan negatif (-1,
6022 x 10-19 C ) dan mempunya massa 9, 10 x 10-28 gram dan selanjutnya oleh Stoney
diusulkan nama elektron.
Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatanelektron –1 dan massa
elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan dengan 
0
e
1

48
B. PENEMUAN PROTON
Pada tahun 1886 Eugene Goldstein melakukan percobaan dengan memodifikasi
tabung sinar katode yang ditemukan oleh William Crookes dengan cara melubangi
lempeng katode. Dari percobaan ini, ditemukan sinar yang arahnya berlawanan disebut
sinar kanal (karena menembus sinar lubang kanal pada katode). Pada tahun 1898,
Wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel yang bermuatan
positif (sinar terusan) dan selanjutnya disebut dengan proton. Sifat proton tergantung
pada gas yang disikan pada tabung katode. Dari penelitiannya terhadap atom hidrogen,
dapat ditentukan bahwa massa proton adalah 1837 kali masa elektron.

Gambar 3. Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif


(https://www.periodni.com/gallery/canal_rays.png )

Dari percobaan ini ditemukan bahwa gas yang berada di belakang katode menjadi
berpijar. Hal ini berarti radiasi dari anode menembus lempengan katode melalui lubang
yang sebelumnya telah dibuat.
1) Sifat sinar anode ini merupakan radiasi partikel karena mampu memutar baling-
baling yang bermuatan positif.
2) Radiasi ini bila dibelokkan menggunakan medan magnet, maka akan menuju ke
kutub magnet negatif. Itu artinya radiasi sinar ini bermuatan positif (itulah sebabkan
kemudian dinamakan anode yang kemudian dinamakan proton).
3) Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung.

Pada saat terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang
menuju arah berlawan melewati lubang pada katoda. Setelah berbagai gas dicoba dalam
tabung, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling
kecil. Berdasarkan percobaan tersebut massa proton terkecil diperoleh pada atom
Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10-24 gram dengan muatan 1 proton =
+1 = 1,6 × 10-19 C. Penemuan proton oleh Goldstein ini menimbulkan pertanyaan,
bagaimanakah kedudukan masing-masing partikel tersebut di dalam atom.
Pada tahun 1919, Rutherford menemukan proton terbentuk ketika partikel alfa
ditembakan pada inti atom hidrogen. Untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel
tersebut, Ernest Rutherford bersama asistennya, Hans Geiger dan ernest Marsden,
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis
emas. Sebelumnya, telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan

49
positif dan bergerak lurus, serta daya tembusnya besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas.

Gambar 4. Desain Percobaan Rutherford (hamburan sinar alfa oleh lempeng emas)
(http://large.stanford.edu/courses/2017/ph241/sivulka2/images/f1big.jpg )

Dari pengamatan, didapat fakta bahwa jika partikel alfa ditembakkan pada
lempeng emas yang sangat tipis, sebagian besar partikel partikel alfa diteruskan (ada
penyimpangan sudut kurang dari 1o). Dari pengamatan Marsden juga diperoleh fakta
bahwa satu diantara 20000 partikel alfa akan membelok dengan sudut 90o.

C. PENEMUAN INTI ATOM


Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan /
menembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu
oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung
oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).

D. PENEMUAN NEUTRON
Setelah ditemukan adanya proton di dalam inti atom, didapati bahwa ternyata
massa inti atom selalu lebih besar daripada proton. Dari sinilah kemudian para peneliti
berpendapat bahwa ada partikel lain di dalam inti (selain proton) yang muatannya netral.
W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 melakukan penembakan menggunakan
partikel alpha (α) ke inti atom berilium. Ditemukan adanya radiasi partikel yang
memiliki daya tembus besar. Dua tahun sesudahnya yaitu tahun 1932, James Chadwick
melakukan penelitian lebih lanjut dimana ditemukan bahwa partikel tersebut bermuatan
netral dan memiliki massa hampir sama dengan partikel proton (bermuatan positif).
Partikel ini kemudian dinamakan sebagai neutron.

50
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e2/Chadwick_Neutron_Discovery.png )

(http://large.stanford.edu/courses/2009/ph204/liu1/images/f2big.gif )

Gambar 5. Eksperimen Chadwik

Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930
melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan
dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James
Chadwick pada tahun 1932.

Tabel 2. Partikel Penyusun Atom


Massa Muatan
Partikel Simbol Lokasi
(g dan sma) (C)
= 1,67262 x 10-24 g Inti
Proton p +1,6022 x 10-19
= 1,00073 sma Atom
= 1,67262 x 10-24 g Inti
Neutron n 0
= 1,00087 sma Atom
= 9,10939 x 10-28 g Sekitar
Elektron e -1,6022 x 10-19
= 0,0006 sma Inti Atom

51
E. MENGHITUNG JUMLAH PROTON, ELEKTRON, DAN NEUTRON SUATU
ATOM
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton. Jumlah
proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama mempunyai
jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain.

Nomor atom (Z) = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)

Jumlah proton dengan neutron dalam suatu atom disebut nomor massa.

Nomor massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)

Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. Jadi, jumlah


neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor atom.

Jumlah neutron (n) = A - Z

Tabel 3. Contoh Penulisan Notasi Unsur


Nomor Jumlah Jumlah
Lambang Nomor massa
Unsur Atom Proton Neutron Notasi
Unsur A=p+n
(Z) (p) (n)
Hidrogen H 1 1 0 1+0=1 1
1H
Karbon C 6 6 6 6 + 6 = 12 12
6C
Besi Fe 26 26 30 26 + 30 = 56 56
26Fe
Emas Au 79 79 118 79 + 118 = 197 197
79Au

2. ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON


A) ISOTOP
Isotop adalah atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom yang sama)
tetapi berbeda nomor massanya. Isotop terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam
inti atom.
Contoh :
(1) Hidrogen memiliki 3 isotop

52
Gambar 6. Isotop atom hidrogen
(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/66/Hydrogen_Deuterium_Tritium_Nuclei_Schmatic-en.svg )

Semua isotop hidrogen mempunyai 1 proton dan 1 elektron, tetapi mempunyai jumlah
neutron yang berbeda. H-2 mempunyai 1 neutron dan H-3 mempunyai 2 neutron.

(2) Karbon mempunyai isotop : 12C ; 13


; 146C
6
6
C
Semua isotop karbon mempunyai 6 proton dan 6 elektron, tetapi mempunyai jumlah
neutron yang berbeda. C-12 mempunyai 6 neutron, C-13 mempunyai 7 neutron, dan
C-14 mempunyai 8 neutron.

Gambar 7. Isotop atom karbon


(https://pixfeeds.com/images/41/388920/1280-carbon-isotopes.png )

Tabel 4. Isotop-isotop umum dari beberapa unsur


No. Unsur Contoh Isotop
3 4
1. Helium 2
He, 2
He
2. Nitrogen 14 15
7N, 7N
3. Oksigen 16 17 18
8O, 8O, 8O
54
4. Besi 26
Fe, 55
26
Fe, 56
26
Fe, 5726Fe, 5826Fe

53
Setiap isotop mempunyai massa yang berbeda oleh karena itu harga massa atom
setiap unsur merupakan rata-rata dari massa isotopnya. Berikut contoh penentuan
massa atom relatif (Ar) atom berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua
atom.

CONTOH
Oksigen dialam terdiri atas 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut :
16 17 18
8O 8O 8O
(99,76%) (0,04%) (0,20%)
Hitunglah massa atom relatif (𝐴𝑟) dari unsur oksigen!

Penyelesaian
99,76 0,04 0,20
𝐴𝑟 O = ( . 16 g) + ( . 17 g) + ( . 18 g)
100 100 100
𝐴𝑟 O = 16,0044 g

B) ISOBAR
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi
mempunyai nomor massa yang sama.
Contoh : 146C dengan 147N

C) ISOTON
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda)
tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.

Contoh :
(1) Fosfor (31P) dan belerang (32S)
15 16
(2) Natrium (23Na) dan Magnesium (24Mg) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 12.
11 12
(3) Nitrogen (14N) dan Karbon (13C) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 7.
7 6

Gambar 8. Isoton pada atom A (Nitrogen) dan atom B (karbon)


54
(https://www.siswapedia.com/wp-content/uploads/2018/01/isoton-.png )

55
Atom Nitrogen dan Karbon mempunyai jumlah elektron dan jumlah proton yang
berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang sama yaitu Nitrogen memiliki 7 neutron
dan karbon memiliki 7 neutron.

CONTOH SOAL
Dari 6 pasangan atom-atom berikut ini, tentukan pasangan yang merupakan isotop,
isobar, dan isoton.
39
a. K dan 39Cl
19 17
Pembahasan
39 39
19 K 17Cl
Jumlah proton = 19 Jumlah proton = 17
Jumlah elektron = 19 Jumlah elektron = 17
Jumlah neutron = 39 – 19 Jumlah neutron = 39 – 17
= 20 = 22
Nomor massa = 39 Nomor massa = 39
Kedua unsur memiliki kesamaan pada nomor massa, sehingga tergolong isobar.
31
b. P dan 30S
15 16
Pembahasan
31 30
15 P 16S
Jumlah proton = 15 Jumlah proton = 16
Jumlah elektron = 15 Jumlah elektron = 16
Jumlah neutron = 31 – 15 Jumlah neutron = 30 – 16
= 16 = 14
Nomor massa = 31 Nomor massa = 30
Kedua unsur tidak memiliki kesamaan nomor atom, nomor massa, dan jumlah
neutron, sehingga tidak tergolong dalam isotop, isobar, dan isoton.
15
c. N dan 17O
7 8
Pembahasan
15 17
8O
7 N
Jumlah proton = 7 Jumlah proton = 8
Jumlah elektron = 7 Jumlah elektron = 8
Jumlah neutron = 15 – 7 Jumlah neutron = 17 – 8
= 8 = 9
Nomor massa = 15 Nomor massa = 17
Kedua unsur tidak memiliki kesamaan nomor atom, nomor massa, dan jumlah
neutron, sehingga tidak tergolong dalam isotop, isobar, dan isoton.

56
d. 19
F dan 20Ne
9 10
Pembahasan
19 20
9 F 10Ne
Jumlah proton = 9 Jumlah proton = 10
Jumlah elektron = 9 Jumlah elektron = 10
Jumlah neutron = 19 – 9 Jumlah neutron = 20 – 10
= 10 = 10
Nomor massa = 19 Nomor massa = 20
Kedua unsur memiliki kesamaan pada jumlah neutron, sehingga tergolong isoton.
10
e. B dan 11B
5 5
Pembahasan
10 11
5 B 5B
Jumlah proton = 5 Jumlah proton = 5
Jumlah elektron = 5 Jumlah elektron = 5
Jumlah neutron = 10 – 5 Jumlah neutron = 11 – 5
= 5 = 6
Nomor massa = 10 Nomor massa = 11
Kedua unsur memiliki kesamaan pada nomor atom (Z = p = e), sehingga tergolong
isotop.
105
f. Ag dan 106Cd
47 48
Pembahasan
105 106
48Cd
47 Ag
Jumlah proton = 47 Jumlah proton = 48
Jumlah elektron = 47 Jumlah elektron = 48
Jumlah neutron = 105 – 47 Jumlah neutron = 106 – 48
= 58 = 58
Nomor massa = 105 Nomor massa = 106
Kedua unsur memiliki kesamaan pada jumlah neutron, sehingga tergolong isoton.

57
F. GLOSARIUM

Anode : Logam atau penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang
terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya
Beda Potensial : Perbedaan jumlah elektron yang berada dalam suatu arus listrik
Elektron : Partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai
e⁻
Gaya Gravitasi : Jenis gaya yang dipengaruhi oleh gaya tarik sebuah benda ke pusat
benda tersebut
Inti atom : Pusat atom yang terdiri dari proton dan neutron, dikelilingi oleh Awan
elektron
Isobar : Atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai nomor massa yang sama
Isoton : Atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama
Isotop : Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom yang sama)
tetapi berbeda nomor massanya
Katode : Kutub elektrode dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika kutub
ini bermuatan positif
Magnet : Benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada
di sekitarnya
Neutron : Partikel subatomik yang tidak bermuatan
Partikel alfa : Bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan
kemampuan penetrasinya rendah
Proton : Partikel subatomik, simbol p atau p⁺, dengan muatan listrik positif
muatan elementer dan massa sedikit lebih kecil dari neutron
Radiasi : Energi yang terpancar dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau
gelombang
Sinar X : Salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer dan
memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 keV

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Watoni, A. Haris. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Bandung : CV Yrama
58
Widya

59
KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 6 x 45
Menit Pertemuan ke : 16
dan 17

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami partikel subatom dan lokasinya pada atom.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap

60
Muka.

61
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menentukan konfigurasi elektron menurut model atom Bohr melalui tabel
data beberapa unsur.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron
menurut model atom Bohr dan mendeskripsikan bagian-bagian pada tabel periodik modern.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara menuliskan susunan elektron dalam suatu atom ?
Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur modern ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : Perhatikan gambar tabel sistem periodik unsur yang terdapat pada buku
paket halaman 113. Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari cara penulisan konfigurasi elektron
menurut model atom Bohr dan mempelajari bagian-bagian yang terdapat pada tabel sistem periodik
unsur.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi
Peserta didik memusatkan perhatian pada tabel sistem periodik unsur yang
Peserta Didik pada
terdapat pada LKPD dan buku paket halaman 113.
Masalah
(Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada Peserta
Mengorganisasikan
Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan
1. Bagaimana cara menggambarkan susunan elektron-elektron di dalam suatu
Pembelajaran
atom yang terdapat pada sistem periodik unsur ?
2. Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan

62
kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet mengenai
konfigurasi elektron menurut model atom Bohr dan bagian-bagian yang
terdapat pada sistem periodik unsur.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai konfigurasi elektron
menurut model atom Bohr dan bagian-bagian yang terdapat pada sistem
periodik unsur yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan Guru
terkait dengan konfigurasi elektron menurut model atom Bohr dan bagian-
bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai cara menuliskan konfigurasi elektron menurut model
atom Bohr dengan mengerjakan kolom “Ayo Berlatih” yang terdapat terdapat
pada buku paket halaman 115 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai konfigurasi elektron menurut model atom
Mengembangkan Bohr yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi dengan bantuan pertanyaan -
dan menyajikan pertanyaan pada lembar kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi struktur atom
(Terlampir pada LKPD).
4. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
5. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan
Proses Pemecahan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan
pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Jari-jari Atom sebagai Sifat
Keperiodikan Unsur.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

63
64
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah tabel sistem periodik unsur berikut.
G roup

Period 1.008 4.0026


1312.0 2.20 2372.3
+1
–1
standard atomic weight atomic number
or most stable mass number
electronegativity
Hydrogen 1st ionization energy 762.5 1.83 Helium
1s¹ in kJ/mol +6 1s²
+5
6.94 9.0122 +4
800.6 2.04 1086.5 2.55 1402.3 3.04 1313.9 3.44 1681.0 3.98 2080.7
520.2 0.98
+1
899.5 1.57
+2 chemical symbol +3 +3+4+5+2–1
+2 +3 +4 +1
–1
+2 +1 +2
+1
+3
+2
10.8112.01114.00715.99918.99820.180
–1
–2

+1 –1 +1

name electron configuration –1


oxidation states Boron Carbon
–2
–3
Nitrogen
–1
–2
Oxygen Fluorine Neon
Lithium Beryllium most common are bold
–4 –3
5
1s² 2s² 2p¹ 1s² 2s² 2p² 1s² 2s² 2p³ 1s² 2s² 2pª 1s² 2s² 2pª
1s² 2s¹ 1s² 2s² radioactive elements have –2 1s² 2s² 2p
masses in parenthesis [Ar] 3dª 4s²
22.990 24.305 26.982 28.085 30.974 32.06 35.45 39.948
577.5 1.61 786.5 1.90 1011.8 999.6 2.58 1251.2 3.16 1520.6
495.8 0.93 737.7 1.31 +3 +4 +5 +6 +7
+1 +2 +1 +3 +4 +5 +6
–1 +1 +2 +3 +4 +5
+1 +2 +3 +4
–1 +1 +2 +3
–2 –1 +1 +2

Sodium Aluminium Silicon –3


Phosphorus –2
Sulfur –1
Chlorine +1
Argon
Magnesium [Ne] 3s² 3p¹ [Ne] 3s² 3p²
–4

[Ne] 3s² 3p³


–3

[Ne] 3s² 3pª


–2
5
–1

[Ne] 3s² 3pª


[Ne] 3s² 3p
[Ne] 3s¹ [Ne] 3s²

39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3 +4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +1 +2 +3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
–1 +1 +2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1 +1 +2 +1–1 –1

Titanium Vanadium Chromium –1


Manganese +1
Iron –1 Cobalt –2 Nickel Copper Zinc Gallium Germanium Arsenic Selenium Bromine Krypton
Potassium
–2
Calcium Scandium [Ar] 3d² 4s² [Ar] 3d³ 4s² 5
[Ar] 3d 4s¹
5
[Ar] 3d 4s²

–3 [Ar] 3dª 4s²
–2

[Ar] 3dT 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p² [Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p 5 [Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²

85.468 87.62 88.906 710.2 2.20 804.4 2.20


403.0 0.82 549.5 0.95 600.0 1.22 +4
+3
+5
+4
+6
+5
+7
+6
+8
+7
+6
+5
+4
+2
+3
+2
+2 +3
+2
+4
+2
+5
+3
+6
+5
+7
+5
+8
+6
+1 +2 +3
+2
+1
91.224 +2
+1
92.906 +3
+2 95.95 +4
+3 (98) 101.07
+5
+4
+6
+5 102.91 106.42
+4
+3
107.87 +1
112.41 114.82 +1
118.71 –4
121.76 –3
127.60 +4
+2
126.90 +3
+1
131.29 +4
+2
640.1 1.33 652.1 1.60 –1
684.3 2.16 +2
702.0 1.90 +3 +4
719.7 2.28 +2 731.0 1.93 867.8 1.69 558.3 1.78 708.6 1.96 834.0 2.05 869.3 2.10 –2 1008.4 2.66 –1 1170.4 2.60
+1 +2 +3 +1

Zirconium Niobium Molybdenum –1


Technetium +1
Ruthenium +2
Rhodium –1 Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Rubidium Yttrium
–2
Strontium [Kr] 4d² 5s² [Kr] 4dª 5s¹ 5
[Kr] 4d 5s¹
5
[Kr] 4d 5s²
–1
–3 [Kr] 4dT 5s¹
+1
–2 [Kr] 4d8 5s¹ [Kr] 4d¹ [Kr] 4d¹ 5s¹ [Kr] 4d¹ 5s² [Kr] 4d¹ 5s² 5p¹ [Kr] 4d¹ 5s² 5p² [Kr] 4d¹ 5s² 5p³ [Kr] 4d¹ 5s² 5pª [Kr] 4d¹ 5s² 5p 5 [Kr] 4d¹ 5s² 5pª
[Kr] 5s¹ [Kr] 5s² [Kr] 4d¹ 5s²
178.49 180.95 183.84 186.21 190.23 192.22 195.08 196.97 200.59 204.38 207.2 208.98 (210) (210) (220)
132.91 137.33 138.91 658.5 1.30 761.0 1.50 770.0 2.36 760.0 1.90 840.0 2.20 880.0 2.20 870.0 2.28 890.1 2.54 1007.1 2.00 589.4 1.62 715.6 2.33 703.0 2.02 812.1 2.00 890.0 2.20 1037.0
375.7 0.79 502.9 0.89 538.1 1.10 +4+5
+3+4
+6
+5
+7
+6
+8
+7
+6
+5
+6
+5
+5
+3
+4
+2
+3
+1
+4
+2
+5
+3
+6
+4
+1
–1
+1 +2 +3
+2 +2+3 +4 +5 +6 +4 +4 +2 +1 –4 –3 +2
+2 +3 +4 +5 +3 +2 +1 –2
–1 +2 +3 +4 +2 –1

Tantalum Tungsten
+1 +2 +3 +1

Hafnium –1
–2 Rhenium +1
Osmium +2
Iridium –1
–3 Platinum Gold Mercury Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Cæsium Barium Lanthanum [Xe] 4f¹ 5d² 6s²
[Xe] 4f¹ª 5d³ 6s²
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s² 5
[Xe] 4f¹ª 5d 6s² –3
–1
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s² –2
+1
[Xe] 4f¹ª 5dT 6s² [Xe] 4f¹ª 5dª 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p³ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p 5 [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª
[Xe] 6s¹ [Xe] 6s² [Xe] 5d¹ 6s²
(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284)(289)(288)(292)(294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4+5+6+7+8
+1 +2 +3

Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²

Electron configuration blocks


140.12 140.91 144.24 (145) 150.36 151.96 157.25 158.93 162.50 164.93 167.25 168.93 173.05 174.97
534.4 1.12 527.0 1.13 533.1 1.14 540.0 544.5 1.17 547.1 593.4 1.20 565.8 573.0 1.22 581.0 1.23 589.3 1.24 596.7 1.25 603.4 523.5 1.27
+4 +4 +3 +3 +3 +3 +3 +4 +3 +3 +3 +3 +3 +3
+3 +3 +2 +2 +2 +2 +3 +2 +2 +2
+2 +2 +1 +1

* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f5 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4f¹ 6s² [Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
(237)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 584.7 1.28 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30 619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4+5+6+7+7 +6 +4 +4 +4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3+4+5+6+6
+2+3+4+5+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2

+3+4+4 +3
+3+3 +2
• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV
• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹

by Robert Campion / updated 2016, 2018

alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases
actinides

Gambar 1. Sistem Periodik Unsur


Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4d/Periodic_table_large.svg

65
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Bagaimana cara menggambarkan susunan elektron-elektron di dalam suatu atom yang
terdapat pada sistem periodik unsur ?
Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

Ayo Berlatih
Carilah data nomor atom dan nomor massa dari unsur aluminium dan unsur kalsium pada tabel sistem pe
Nomor Nomor Kulit ke - Elektron
Unsur
Atom Massa K (1) L (2) M (3) N (4) Valensi
Al
Ca

Jumlah Kulit Unsur Aluminium =


Jumlah Kulit Unsur Kalsium =

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

F) LATIHAN SOAL
Lengkapi tabel data beberapa unsur di bawah ini.

Kulit ke -
Nomor Nomor Elektron
Unsur K L M N O P
Atom Massa Valensi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
F 9 19
Se 34 79
Cs 55 133
Ag 47 108
Cu 29 63,5
Lu 71 175

55
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1 Richardus Ngabut
2

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

56
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

57
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

58
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Sebutkan tiga jenis partikel penyusun suatu atom.


2) Tentukan letak/posisi ketiga partikel tersebut dalam atom.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1) Tiga jenis partikel penyusun suatu atom yaitu proton, elektron, dan
3
neutron.
2) Proton terletak pada nukleus/inti atom
Neutron terletak pada nukleus/inti atom 3
Elektron terletak di sekitar inti atom
Skor Total 6

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

59
B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

Lengkapi tabel data beberapa unsur di bawah ini.


Kulit ke -
Nomor Nomor Elektron
Unsur K L M N O P Skor
Atom Massa Valensi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
F 9 19 2 7 7 3
Se 34 79 2 8 18 6 6 5
Cs 55 133 2 8 18 18 8 1 1 7
Ag 47 108 2 8 18 18 1 1 6
Cu 29 63,5 2 8 18 1 1 5
Lu 71 175 2 8 18 32 8 3 3 7

Skor Total = 33
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jumlah maksimum elektron pada kulit M adalah . . . .
A. 2 D. 32
B. 8 E. 50
C. 18
2. Atom kalium dengan nomor atom 19, mempunyai konfigurasi elektron ....
A. 2.8.8.1 D. 10.8.1
B. 2.16.1 E. 2.8.9
C. 2.8.9
3. Perhatikan susunan atom di bawah ini.

17 proton
18 neutron

60
Notasi yang benar untuk atom tersebut adalah….
A.
27X D. 40X
13 18
35
B.
17 X E. 80X
35
C. 17
30 X

4. Selenium dengan nomor atom 34 memiliki elektron valensi sebesar…


A. 3 B. 4 C. 5 D. 6 E. 7
5. Perhatikan susunan atom di bawah ini.

Nomor atom yang sesuai untuk susunan atom diatas adalah….


A. 10 D. 54
B. 18 E. 86
C. 36
6. Pernyataan yang paling benar untuk unsur-unsur segolongan adalah……..
A. Mempunyai elektron sama
B. Mempunyai konfigurasi elektron sama
C. Mempunyai elektron valensi sama
D. Mempunyai sifat kimia sama
E. Mempunyai jumlah kulit sama
7. Unsur transisi terletak antara golongan ……
A. IIA dan IIB D. IA dan IIIA
B. IIIB dan IIB E. IIB dan IIIB
C. IIA dan IIIA
8. Unsur lantanida dan aktinida dalam sistem periodik bentuk Panjang
terletak pada……….
A. Periode 5 golongan IIIB dan periode 6 golongan IIIB
B. Periode 6 golongan IIB dan periode 7 golongan IIIB
C. Periode 7 golongan IIIB dan periode 6 golongan IIIB
D. Periode 6 golongan IIIB dan periode 7 golongan IIIB
E. Periode 3 golongan VIB dan periode 4 golongan VIB
9. Unsur dengan konfigurasi elektron : 2 8 8 2 dalam sistem periodik terletak
pada………….
61
A. Periode 4, golongan IIA D. Periode 2, golongan IVB

62
B. Periode 4, golongan IIB E. Periode 4, golongan IVA
C. Periode 2, golongan IVA

10. Unsur-unsur yang terletak satu periode dengan 19V adalah………


A. 6R B. 9S C. 10T D. 17U E. 20W

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 C 1 Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n sama dengan
2n2 (n = nomor kulit atau bilangan kuantum kulit yang
bersangkutan).
Kulit K (n = 1) maksimum 2 x 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 x 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum 2 x 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4) maksimum 2 x 42 = 32 elektron
Kulit O (n = 5) maksimum 2 x 52 = 50 elektron
Kulit P (n = 6) maksimum 2 x 62 = 72 elektron
dst
2 A 1 Konfigurasi elektron atom Kalium :
19K : 2.8.8.1

3 B 1
17 proton
18 neutron

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron


= 17 + 18
= 35
Nomor atom = jumlah proton
= 17
35
Notasi untuk susunan atom diatas adalah 17 X

4 D 1 Konfigurasi elektron atom selenium (Se) dengan nomor atom


34.
34Se : 2.8.18.6

Elektron valensi atom selenium adalah 6

63
5 C 1

Kulit K (1) berisi 2 elektron


Kulit L (2) berisi 8 elektron
Kulit M (3) berisi 18 elektron
Kulit N (4) berisi 8 elektron

Jumlah total elektron di setiap kulit


= (2 + 8 + 18 + 8) elektron
= 36 elektron
Nomor atom = jumlah elektron
= 36
Jadi, nomor atom pada susunan atom diatas adalah 36
6 C 1 Unsur-unsur segolongan disebabkan oleh elektron valensi
yang sama.
7 C 1 Unsur transisi terletak antara golongan IIA dan IIIA
8 D 1 Unsur lantanida dan aktinida dalam sistem periodik bentuk
Panjang terletak pada Periode 6 golongan IIIB dan periode 7
golongan IIIB
9 A 1 Unsur dengan konfigurasi elektron : 2 8 8 2

Elektron terdistribusi pada kulit K, L, M, dan N, sehingga


unsur tersebut berada pada periode 4.
Elektron valensi unsur tersebut 2, sehingga unsur tersebut
berada pada golongan IIA.
10 E 1 Konfigurasi elektron unsur 𝟏𝟗𝐕 :2 8 8 1
Periode 4

Konfigurasi elektron unsur 6R : 2 4


Periode 2

Konfigurasi elektron unsur 9S : 2 7


Periode 2

Konfigurasi elektron unsur 10T : 2 8


Periode 2

64
Konfigurasi elektron unsur 17U : 2 8 7
Periode 3

Konfigurasi elektron unsur 20W : 2 8 8 2


Periode 4

Unsur-unsur yang terletak satu periode dengan 19 V adalah


unsur 20W

Skor Total = 10
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Mengapa isotop-isotop dari unsur yang sama mempunyai sifat kimia yang sama ?
2. Berdasarkan ketiga pasangan atom berikut, manakah yang mempunyai sifat kimia yang
mirip : Na (Z = 11) dan K (Z = 19) atau C (Z = 6) dan P (Z = 15) atau Ne (Z = 10) dan
Cl (Z = 17). Jelaskan alasannya.
3. Tentukan periode dan golongan unsur A, B, C, D, E, dan F dalam gambar berikut
menurut sistem 8 golongan.
GOLONGAN
PERIODE

A
E
B D
C F

65
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 Isotop merupakan atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor
massa berbeda. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron. Oleh 5
karena itu, meskipun isotop-nya berbeda, namun jumlah elektronnya sama
yang menyebabkan sifat kimia-nya sama.
2 Konfigurasi elektron :
11Na : 2 8 1 19K :2 8 8 1
6C : 2 4 15P :2 8 5 6
10Ne : 2 8 17Cl :2 8 7
Elektron valensi atom natrium sama dengan elektron valensi atom kalium,
1
sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat.
3 Unsur A Unsur D
Periode 2, Golongan IA Periode 4, Golongan IB
Unsur B Unsur E
6
Periode 4, Golongan IIIB Periode 3, Golongan IIIA
Unsur C Unsur F
Periode 5, Golongan VIIIB Periode 5, Golongan VIIIA
Skor Total 18

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. a. Apa yang dimaksud dengan konfigurasi elektron ?


b. Berapa jumlah maksimum elektron pada kulit K, L, dan M ?
c. Tuliskan konfigurasi elektron dari He (Z = 2), F (Z = 9), dan Cl (Z = 17).
2. a. Apa yang dimaksud dengan elektron valensi ?
b. Tentukan elektron valensi dari atom unsur Mg (Z = 12), Ar (Z = 18), dan Ca (Z =
20).
c. Berdasarkan ketiga unsur tersebut (point b), unsur mana yang mempunyai sifat
kimia yang sangat berbeda ? Mengapa demikian ?

66
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 a. Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron dalam kulit-kulit atom. 1
b. Jumlah maksimum elektron pada kulit K adalah 2 elektron
Jumlah maksimum elektron pada kulit L adalah 8 elektron 3
Jumlah maksimum elektron pada kulit M adalah 18
elektron
c. Konfigurasi elektron atom helium 1
2He : 2
1
Konfigurasi elektron atom fluorin
9F :2 7
Konfigurasi elektron atom klorin 1
17Cl : 2 8 7
2 a. Elektron valensi adalah elektron pada kulit atom terluar. 1
b. Konfigurasi elektron atom magnesium
12Mg : 2 8 2
2
Konfigurasi elektron atom argon
18Ar : 2 8 8

Konfigurasi elektron atom kalsium 1


20Ca: 2 8 8 2

c. Unsur yang mempunyai sifat kimia sangat berbeda yaitu atom argon
karena elektron valensinya berbeda dengan elektron valensi atom 2
magnesium dan atom kalsium.
Skor Total 13

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

67
E. KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR
Setelah Kalian memahami posisi proton dan neutron dalam inti atom lalu di manakah posisi
elektron? Elektron berada di luar inti atom namun pada bagian manakah? Bagaimana susunan
elektron pada atom? Pada bab ini dibahas singkat dua teori model atom yang mendasari
konigurasi elektron yaitu teori model atom Niels Bohr dan mekanika kuantum. Persamaan
kedua teori ini adalah menjelaskan posisi dan susunan elektron pada suatu lokasi di luar
nukleus. Apakah perbedaan kedua teori tersebut? Ayo cermati Tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan Teori Model Atom Bohr terhadap Teori Model Atom Mekanika Kuantum
Teori Model Atom
Aspek Teori Model Atom Bohr
Mekanika Kuantum
Pencetus Niels Bohr (1885-1962)  Louis de Broglie
 Heisenberg
 Erwin Schrodinger
Tahun 1913 Dimulai tahun 1900
Keberadaan  Elektron berada pada kulit atom / orbit  Elektron berada dalam
Elektron / lintasan yang merupakan tingkat d ae ra h p a l i n g
energi elektron. memungkinkan terdapat
 Lintasan elektron diasumsikan mirip elektron (disebut orbital).
sistem tata surya  Posisi elektron lebih
 Kulit atom yang paling dekat nukleus akurat.
(kulit K) mempunyai energi electron
paling rendah. Makin jauh dari nukleus
tingkat energi membesar.
 Elektron yang bermuatan negatif
bergerak mengelilingi nucleus yang
bermuatan positif. Selama bergerak
pada lintasannya, maka elektron tidak
menyerap / memancarkan energi.
 Elektron yang berpindah dari tingkat
energi tinggi ke tingkat energi rendah
akan memancarkan energi dari
gelombang elektromagnetik. Demikian
pula hal sebaliknya.
 Posisi elektron tidak akurat.
Bentuk orbit / Dikemukakan berbentuk elips namun tidak Selain berbentuk bola, ada
Lintasa elektron dideskripsikan dengan jelas. juga bentuk spesiik lainnya
yang dapat dideskripsikan
dengan jelas.
Perilaku Sebagai partikel saja. Sebagai partikel sekaligus
Elektron g e l om ba ng ( d uali sme

68
gelombang partikel).
Efek Tidak dapat menjelaskan efek medan Mampu menjelaskan kedua
Elektromagnetik magnet (Zeeman efect) maupun efek efek tersebut dengan teliti.
medan
listrik (Stark efect).
Bilangan Tidak dapat menjelaskan bilangan Bisa menjelaskan ke-4
Kuantum kuantum. bilangan kuantum sebagai
ciri-ciri elektron yang
spesifik.
Aplikasi Hanya pada atom Hidrogen namun tidak Pada semua ukuran atom baik
pada atom berukuran besar. k ecil , be sa r , ma up
un kompleks.

1. KONFIGURASI ELEKTRON
Model atom Bohr telah memperkenalkan konsep bilangan kuantum n = 1, 2, 3, …..
yang menyatakan orbit. Orbit ini disebut juga kulit atom. Suatu kulit atom dapat
mengandung lebih dari 1 elektron. Susunan elektron dalam kulit-kulit atom dikenal sebagai
konfigurasi elektron. Disini kita akan menyimak konfigurasi elektron untuk atom unsur Z =
3, Z = 11, dan Z = 19.
Kulit atom n = 1, n = 2, n = 3, ….. dinamakan kulit K, L, M, …… Secara umum,
konfigurasi elektron untuk atom unsur-unsur Z ≤ 20 mengikuti aturan berikut :

Gambar 2. Konfigurasi elektron pada atom dari beberapa unsur


(https://d2nchlq0f2u6vy.cloudfront.net/19/03/20/2c024ea4f014cf4cb45c

69
a13deec088e6/eb53d88eb0f08d88c833bed6b30e6455/image_scan.png )

70
a) Jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n sama dengan 2n2 (n = nomor kulit atau
bilangan kuantum kulit yang bersangkutan).
Kulit K (n = 1) maksimum 2 x 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 x 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum 2 x 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4) maksimum 2 x 42 = 32 elektron
Kulit O (n = 5) maksimum 2 x 52 = 50 elektron
Kulit P (n = 6) maksimum 2 x 62 = 72 elektron
dst
Catatan :
Meskipun kulit O, P, dan seterusnya dapat menampung lebih dari 32 elektron, kulit-kulit
tersebut belum pernah terisi penuh.
b) Pengisian elektron dimulai dari kulit K, kemudian kulit L, kulit M, dan seterusnya.
c) Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8.
d) Untuk unsur golongan utama, konfigurasi elektronnya dapat ditentukan sebagai berikut.
1) Isi penuh sebanyak mungkin kulit.
2) Tentukan jumlah elektron yang tersisa.
3) Jika jumlah elektron yang tersisa > 32, kulit berikutnya diisi dengan 32 elektron.
Jika jumlah elektron yang tersisa < 32, kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa < 18, kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron
Jika jumlah elektron yang tersisa < 8, tempatkan semua elektron tersisa pada kulit berikutnya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

Contoh 1
Menuliskan konfigurasi elektron K (Z = 19)
Kulit K dan kulit L dapat terisi penuh, masing-masing dengan 2 dan 8 elektron. Jumlah
elektron yang tersisa : 19 – (2 + 8) = 9 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 18, maka kulit berikutnya, yaitu kulit M akan berisi 8
elektron.
Kini, jumlah elektron yang tersisa : 9 – 8 = 1 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 8, maka semua elektron tersisa ditempatkan pada kulit
berikutnya, yaitu kulit N.
Dengan demikian, konfigurasi elektron kalium adalah :
19K : 2 8 8 1

Contoh 2
Menuliskan konfigurasi elektron At (Z = 85)
Kulit K, L, M, dan N dapat terisi penuh, masing-masing dengan 2, 8, 18, dan 32 elektron.
Jumlah elektron yang tersisa : 85 – (2 + 8 + 18 + 32) = 25 elektron.

71
Karena jumlah elektron yang tersisa < 32, maka kulit berikutnya, yaitu kulit O akan berisi 18
elektron.
Kini, jumlah elektron yang tersisa : 25 – 18 = 7 elektron.
Karena jumlah elektron yang tersisa < 8, maka semua elektron tersisa ditempatkan pada kulit
berikutnya, yaitu kulit P.
Dengan demikian, konfigurasi elektron astatin adalah :
85At : 2 8 18 32 18 7

Konfigurasi elektron unsur-unsur transisi mengikuti pola atau aturan yang lebih rumit dan
akan dibahas pada kelas 11.
Perhatikan konfigurasi elektron beberapa unsur pada tabel berikut.
Tabel 1. Notasi singkat konfigurasi elektron dari unsur dengan Z = 1 sampai Z = 20.
Atom Lambang Nomor Jumlah elektron pada kulit atom Elektron
Unsur Unsur Atom, Z K L M N O Valensi
Hidrogen H 1 1 1
Helium He 2 2 2
Litium Li 3 2 1 1
Berilium Be 4 2 2 2
Boron B 5 2 3 3
Karbon C 6 2 4 4
Nitrogen N 7 2 5 5
Oksigen O 8 2 6 6
Fluorin F 9 2 7 7
Neon Ne 10 2 8 8
Natrium Na 11 2 8 1 1
Magnesium Mg 12 2 8 2 2
Aluminium Al 13 2 8 3 3
Silikon Si 14 2 8 4 4
Fosfor P 15 2 8 5 5
Belerang S 16 2 8 6 6
Klorin Cl 17 2 8 7 7
Argon Ar 18 2 8 8 8
Kalium K 19 2 8 8 1 1
Kalsium Ca 20 2 8 8 2 2
Galium Ga 31 2 8 18 3 3
Kripton Kr 36 2 8 18 8 8
Rubidium Rb 37 2 8 18 8 1 1
Indium In 49 2 8 18 18 3 3
Catatan : Angka yang dicetak tebal menunjukkan jumlah elektron pada kulit terluar
atau disebut elektron valensi.

72
2. ELEKTRON VALENSI
Konfigurasi elektron pada kulit atom terluar paling berperan dalam menentukan sifat kimia
unsur. Elektron pada kulit atom terluar disebut juga elektron valensi. Unsur-unsur dengan
jumlah elektron valensi yang sama mempunyai kemiripan sifat kimia. Simak contoh berikut.
Tabel 2. Hubungan kesamaan elektron valensi dengan kemiripan sifat kimia
Atom Notasi singkat Elektron
Sifat kimia
Unsur konfigurasi elektron Valensi
Unsur F dan Cl sangat reaktif sehingga
F (2.7) 7
di alam hanya ditemukan dalam bentuk
Cl (2.8.7) 7
senyawanya.
Untuk Ne dan Ar tidak reaktif sehingga
Ne (2.8) 8
di alam berada sebagai unsur (berupa
Ar (2.8.8) 8
atom tunggal).
Elektron valensi dari atom unsur-unsur Z ≤ 20 dapat disimak pada tabel 1.

3. MENDESKRIPSIKAN BAGIAN SISTEM PERIODIK MODERN


Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan
tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut. Apakah dasar
penyusunan sistem periodik ? Mengapa kotak pertama dalam daftar itu ditempati oleh
hidrogen ? Mengapa juga litium ditempatkan di bawah hidrogen ?
Sistem periodik modern disusun berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-
lajur horizontal disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan kolom kolom
vertikal disusun berdasarkan kemiripan sifat. Itulah sebabnya daftar dimulai dengan
hidrogen, sebab hidrogen mempunyai nomor atom 1. Litium ditempatkan di bawah
hidrogen karena mempunyai kemiripan sifat dengan hidrogen. Sebagaimana tampak dalam
gambar, hidrogen diikuti oleh unsur nomor atom 2, kemudian nomor atom 3, dan
seterusnya. Unsur-unsur dalam satu kolom vertical mempunyai kemiripan sifat satu dengan
yang lain.

A) PERIODE
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. sistem periodik modern
terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode Jumlah Unsur Nomor Atom
1 2 1–2
2 8 3 – 10
3 8 11 – 18
4 18 19 – 36
5 18 37 – 54
6 32 55 – 86

73
7 32 87 – 118

74
Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan
periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.

B) GOLONGAN
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Sistem periodik terdiri
atas 18 kolom vertikal. Terdapat dua cara penamaan golongan, yaitu :
 Sistem 8 Golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing
terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B).
unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis
dengan angka Romawi. Golongan-golongan Bterletak antara golongan IIA dan IIIA.
Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertical.

G roup

Period 1.008 4.0026


1312.0 2.20 2372.3
+1
–1
standard atomic weight atomic number
or most stable mass number
electronegativity
Hydrogen 1st ionization energy 762.5 1.83 Helium
1s¹ in kJ/mol +6 1s²
+5
6.94 9.0122 +4 10.81 12.011 14.007 15.999 18.998 20.180
800.6 2.04 1086.5 2.55 1402.3 3.04 1313.9 3.44 1681.0 3.98 2080.7
520.2 0.98
+1
899.5 1.57
+2 chemical symbol +3 +3+4+5+2–1
+2 +3 +4 +1
–1
+2 +1 +2
+1
+3
+2
–1
–2

+1 –1 +1

name electron configuration –1


oxidation states Boron Carbon
–2
–3
Nitrogen
–1
–2
Oxygen Fluorine Neon
Lithium Beryllium most common are bold
–4 –3
5
1s² 2s² 2p¹ 1s² 2s² 2p² 1s² 2s² 2p³ 1s² 2s² 2pª 1s² 2s² 2pª
1s² 2s¹ 1s² 2s² radioactive elements have –2 1s² 2s² 2p
masses in parenthesis [Ar] 3dª 4s²
22.990 24.305 26.982 28.085 30.974 32.06 35.45 39.948
577.5 1.61 786.5 1.90 1011.8 999.6 2.58 1251.2 3.16 1520.6
495.8 0.93 737.7 1.31 +3 +4 +5 +6 +7
+1 +2 +1 +3 +4 +5 +6
–1 +1 +2 +3 +4 +5
+1 +2 +3 +4
–1 +1 +2 +3
–2 –1 +1 +2

Sodium Aluminium Silicon –3


Phosphorus –2
Sulfur –1
Chlorine +1
Argon
Magnesium [Ne] 3s² 3p¹ [Ne] 3s² 3p²
–4

[Ne] 3s² 3p³


–3

[Ne] 3s² 3pª


–2
5
–1

[Ne] 3s² 3pª


[Ne] 3s² 3p
[Ne] 3s¹ [Ne] 3s²

39.098 47.867 50.942 51.996 54.938 55.845 58.933 58.693 63.546 65.38 69.723 72.630 74.922 78.971 79.904 83.798
40.078 44.956 658.8 1.54 650.9 1.63 652.9 1.66 717.3 1.55 762.5 1.83 760.4 1.91 737.1 1.88 745.5 1.90 906.4 1.65 578.8 1.81 762.0 2.01 947.0 2.18 941.0 2.55 1139.9 2.96 1350.8 3.00
418.8 0.82 589.8 1.00 633.1 1.36 +4 +5+6 +7 +6 +5 +4 +4 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +2
+1 +2 +3 +3 +4+5 +6 +5 +4 +3 +3 +2 +3 +3 +4 +5
+2 +2 +3+4 +5 +4 +3 +2 +2 +1 +2 +2 +2 +4
+1 +1 +2+3 +4 +3 +2 +1 +1 +1 –3 –2 +3
–1 +1+2 +3 +2 +1 –1 –4 +1
–1+1 +2 +1 –1 –1

Titanium Vanadium Chromium Manganese +1


Iron –1 Cobalt –2 Nickel Copper Zinc Gallium Germanium Arsenic Selenium Bromine Krypton
Potassium Calcium Scandium [Ar] 3d² 4s² [Ar] 3d³ 4s² –2 5
[Ar] 3d 4s¹
–1
5
[Ar] 3d 4s²

–3 [Ar] 3dª 4s²
–2

[Ar] 3dT 4s² [Ar] 3d8 4s² [Ar] 3d¹ 4s¹ [Ar] 3d¹ 4s² [Ar] 3d¹ 4s² 4p¹ [Ar] 3d¹ 4s² 4p²[Ar] 3d¹ 4s² 4p³ [Ar] 3d¹ 4s² 4pª [Ar] 3d¹ 4s² 4p 5 [Ar] 3d¹ 4s² 4pª
[Ar] 4s¹ [Ar] 4s² [Ar] 3d¹ 4s²
91.224 92.906 95.95 (98) 102.91 106.42 107.87 112.41 114.82 118.71 121.76 127.60 126.90 131.29
85.468 87.62 88.906 640.1 1.33 652.1 1.60 684.3 2.16 702.0 1.90 710.2 2.20 719.7 2.28 804.4 2.20 731.0 1.93 867.8 1.69 558.3 1.78 708.6 1.96 834.0 2.05 869.3 2.10 1008.4 2.66 1170.4 2.60
403.0 0.82 549.5 0.95 600.0 1.22 +4
+3
+5
+4
+6 +7 +8 +6 +4
+2
+3 +2 +3
+2
+4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3 +5 +6 +7 +5 +2 +2 +3 +5 +5 +6
+2
+1
+2
+1
+3
+2
+4
+3
+5
+4 101.07 +6
+5
+4
+3
+1 +1 –4 –3 +4
+2
+3
+1
+4
+2
–1 +2 +3 +4 +2 –2 –1
+1 +2 +3 +1

Zirconium Niobium Molybdenum –1


Technetium +1
Ruthenium +2
Rhodium –1 Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Rubidium Strontium Yttrium
–2 –1 +1
[Kr] 4d² 5s² [Kr] 4dª 5s¹ 5 [Kr] 4d5 5s² [Kr] 4dT 5s¹ [Kr] 4d8 5s¹ [Kr] 4d¹ [Kr] 4d¹ 5s¹ [Kr] 4d¹ 5s² [Kr] 4d¹ 5s² 5p¹ [Kr] 4d¹ 5s² 5p² [Kr] 4d¹ 5s² 5p³ [Kr] 4d¹ 5s² 5pª [Kr] 4d¹ 5s² 5p 5 [Kr] 4d¹ 5s² 5pª
[Kr] 4d 5s¹ –3 –2
[Kr] 5s¹ [Kr] 5s² [Kr] 4d¹ 5s²

132.91 137.33 138.91 840.0 2.20


375.7 0.79 502.9 0.89 538.1 1.10 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +4 +5 +6 +1
+1 +2 +3 +3 +4 +5 +6 +5 +3 +2 +1 +2 +3 +4 –1
+2 178.49 +2
180.95 +3
+2 183.84 +4
+3 186.21190.23 +5
+4 192.22 195.08 +4
+2
196.97 +2
+1
200.59 +1
204.38 207.2 –4
208.98 –3
(210) +2
–2
(210) (220)
658.5 1.30 761.0 1.50 –1
770.0 2.36 +2
+1
760.0 1.90 +3
+2
880.0 2.20 870.0 2.28 890.1 2.54 –1 1007.1 2.00 589.4 1.62 715.6 2.33 703.0 2.02 812.1 2.00 890.0 2.20 1037.0
+8 +6
Hafnium Tantalum Tungsten –1
Rhenium +1
Osmium +2
+7 Iridium –1
+5
Platinum Gold Mercury Thallium
Radon Lead Bismuth Polonium Astatine
Cæsium
–2
Barium Lanthanum [Xe] 4f¹ 5d² 6s² [Xe] 4f¹ª 5d³ 6s² [Xe] 4f¹ª 5dª 6s² 5
–1
[Xe] 4f¹ª 5d 6s² –3
+1
+6
[Xe] 4f¹ª 5dª 6s²
+5 –2 [Xe] 4f¹ª 5dT 6s²
–3
+4
+3 [Xe] 4f¹ª 5dª 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p¹ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p³ [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6p5 [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s² 6pª
+2
[Xe] 6s¹ [Xe] 6s² [Xe] 5d¹ 6s² +4
+3 +1

(261) (262) (266) (264) (277) (268) (271) (272) (285) (284)(289)(288)(292)(294) (294)
(223) (226) (227) 580.0
380.0 0.70 509.3 0.90 499.0 1.10 +4 +5 +6 +7 +8
+1 +2 +3

Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadium Roentgenium Copernicium NihoniumFleroviumMoscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Francium Radium Actinium [Rn] 5f¹ª 6d² 7s²
[Rn] 7s¹ [Rn] 7s² [Rn] 6d¹ 7s²

Electron configuration blocks


140.12 140.91144.24(145) 150.36 151.96 157.25158.93 162.50164.93 167.25 168.93 173.05 174.97
534.4 1.12 527.0 1.13533.1 1.14540.0 544.5 1.17 547.1 593.4 1.20565.8 573.0 1.22581.0 1.23 589.3 1.24 596.7 1.25 603.4 523.5 1.27
+4 +4 +3 +3 +3 +3+3 +4 +3 +3 +3 +3 +3 +3
+3 +3 +2 +2 +2 +2 +3 +2 +2 +2
+2 +2 +1 +1

* Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium
[Xe] 4f¹ 5d¹ 6s² [Xe] 4f5 6s²[Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 6s² [Xe] 4f¹ 6s²[Xe] 4f¹¹ 6s² [Xe] 4f¹² 6s² [Xe] 4f¹³ 6s² [Xe] 4f¹ª 6s² [Xe] 4f¹ª 5d¹ 6s²
[Xe] 4f³ 6s² [Xe] 4fª 6s² [Xe] 4fT 5d¹ 6s² [Xe] 4fª 6s²
(237)(244)
232.04 231.04 238.03 604.5 1.36584.7
+7
1.28 (243) (247) (247) (251)(252) (257) (258) (259) (262)
587.0 1.30 568.0 1.50 597.6 1.38 578.0 1.30 581.0 1.30 601.0 1.30 608.0 1.30619.0 1.30 627.0 1.30 635.0 1.30 642.0 1.30 470.0
+4 +5 +6 +7 +6 +4 +4+4 +3 +3 +3 +3 +3
* +3
+2
+4
+3
+5 +6
+4+5
+6
+5
+5
+4
+3 +3 +3
+1
+2 +2 +2 +2

+3 +4 +4 +3

• 1 kJ/mol ≈ 96.485 eV +3 +3 +2

• all elements are implied to have an oxidation Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium
state of zero. [Rn] 6d² 7s² [Rn] 5f² 6d¹ 7s²[Rn] 5f³ 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 6d¹ 7s²[Rn] 5fª 7s² [Rn] 5fT 7s² [Rn] 5fT 6d¹ 7s² [Rn] 5fª 7s² [Rn] 5f¹ 7s² [Rn] 5f¹¹ 6s² [Rn] 5f¹² 7s² [Rn] 5f¹³ 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² [Rn] 5f¹ª 7s² 7p¹

by Robert Campion / updated 2016, 2018

alkali metals alkaline earth metals lanthanides transition metals unknown properties post-transition metals metalloids reactive nonmetals noble gases

actinides

Gambar 3. Sistem Periodik Unsur


Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4d/Periodic_table_large.svg

 Sistem 18 Golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi ke dalam 18 golongan , yaitu golongan 1
samapai golongan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak
pada golongan 3 – 12.

75
Kedua cara tersebut diberikan pada gambar 3. Anda sebaiknya menghafalkan hubungan
nomor golongan menurut du acara tersebut.

Tabel 3. Hubungan sistem periodik penamaan 8 golongan dan 18 golongan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IA IIA IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB VIIIB VIIIB IB IIB IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

C) UNSUR TRANSISI DAN TRANSISI DALAM


1) Unsur Transisi
Sebelumnya telah disebutkan bahwa unsur-unsur yang terletak pada golongan-
golongan B, yaitu golongan IIIB hingga IIB (golongan 3 sampai dengan 12) disebut
unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari
golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang harus dialihkan hingga
ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA.

2) Unsur Transisi Dalam


Dua baris unsur yang ditempatkan di bagian bawah sistem periodik disebut unsur
transisi dalam, yaitu terdiri dari :
 Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini
mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut
lantanoida atau lantanida.
 Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini
sangat mirip dengan actinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.

Semua unsur transisi dalam senyawa sebennarnya menempati golongan IIIB, yaitu
lantanida pada periode 6 dan aktinida pada periode 7. Jadi, golongan IIIB (golongan
3) periode 6 dan 7 masing-masing berisi 15 unsur. Unsur-unsur transisi dalam
memiliki sifat-sifat yang sangat mirip sehingga ditempatkan dalam satu kotak.

CONTOH SOAL
(1) Tentukan letak (periode dan golongan) dari unsur-unsur berikut dalam sistem periodik.
(a) Oksigen (Periode 2, Golongan VIA)
(b) Natrium (Periode 3, Golongan IA)
(c) Titanium (Periode 4, Golongan IVB)
(2) Unsur apakah yang terdapat pada :
(a) Periode 3 golongan IVA (Unsur Si)
(b) Periode 4 golongn IIIB (Unsur Sc)
(c) Periode 5 golongan VIIA (Unsur I)

76
4. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK
Kita telah mempelajari bahwa sifat-sifat tertentu berulang secara periodik ketika unsur
disusun berdasarkan massa atom relatif atau nomor atomnya. Bagaimanakah hal itu dapat
dijelaskan ? Mengapa unsur halogen selalu diikuti oleh suatu unsur gas mulia dan setelah
gas mulia selalu diikuti oleh suatu logam alkali ? pertanyaan tersebut kini dapat dijelaskan,
yaitu berdasarkan konfigurasi elektron. Kini diketahui bahwa sifat-sifat unsur bergantung
pada konfigurasi elektronnya, terutama pada jumlah elektron valensinya. Perhatikan dua hal
berikut ini.
A) Mengapa unsur-unsur segolongan mempunyai kemiripan sifat ?
Seperti yang telah disebutkan, kemiripan sifat-sifat unsur terjadi karena kesamaan
elektron valensi. Ternyata unsur-unsur segolongan mempunyai elektron valensi yang
sama, sehingga menunjukkan kemiripan sifat. Sebagai contoh, perhatikan konfigurasi
elektron unsur golongan IA berikut.
Nomor Kulit
Unsur
Atom K L M N O P Q
H 1 1
Li 3 2 1
Na 11 2 8 1
K 19 2 8 8 1
Rb 37 2 8 18 8 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1

B) Mengapa sifat-sifat unsur berulang secara periodik ?


Oleh karena sistem periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka jumlah
elektron valensi akan meningkat secara beraturan hingga mencapai 8, kemudian
berulang. Perhatikanlah konfigurasi elektron unsur periode kedua berikut.
Unsur Li Be B C N O F Ne
Nomor Atom 3 4 5 6 7 8 9 10
Kulit K 2 2 2 2 2 2 2 2
Kulit L 1 2 3 4 5 6 7 8

Unsur berikutnya, yaitu Na (nomor atom 11) akan mempunyai 1 elektron valensi,
sehingga mempunyai sifat yang mirip dengan litium, dan seterusnya. Dengan demikian,
dapat dijelaskan mengapa sifat-sifat tertentu berulang secara periodik.

Dari pembahasan diatas, dapat diketahui hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik
dengan konfigurasi elektronnya. Hubungan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
 Nomor periode sama dengan jumlah kulit
 Nomor golongan sama dengan jumlah elektron valensi (khusus golongan A)

77
Hubungan diatas berlaku untuk semua unsur golongan utama (A), kecuali helium (He) yang
terletak pada golongan VIIIA dan mempunyai elektron valensi 2. Unsur-unsur golongan
transisi dan transisi dalam mempunyai konfigurasi elektron yang rumit. Kedua golongan
unsur ini akan dibahas pada kelas 11.

Perhatikan beberapa contoh berikut.


Unsur Nomor Atom Konfigurasi elektron Periode Golongan
Li 3 21 2 IA
Mg 12 28 2 3 IIA
Br 35 2 8 18 7 4 VIIA
Sn 50 2 8 18 18 4 5 IVA

Oleh karena itu, letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi
elektronnya, atau sebaliknya, konfigurasi elektron dapat ditentukan berdasarkan letak unsur
dalam sistem periodik.

CONTOH SOAL
1. Ditentukan konfigurasi elektron beberapa unsur berikut.
A 2 8 4
X 2 8 8 1
Q 2 8 18 18 7
Tentukan letak masing-masing unsur tersebut dalam sistem periodik.
Pembahasan
 Jumlah kulit sama dengan nomor periode
 Jumlah elektron valensi sama dengan nomor golongan
Unsur Konfigurasi elektron Periode Golongan
A 2 8 4 3 IVA
X 2 8 8 1 4 IA
Q 2 8 18 18 7 5 VIIA

2. Ditentukan letak unsur dalam sistem periodik sebagai berikut.


Unsur Periode Golongan
A 2 IA
B 3 VA
X 4 IIA
Q 5 IIIA
Tentukan konfigurasi elektron dari masing-masing unsur tersebut.

78
Pembahasan
Menentukan Letak Kulit setiap Unsur
 Unsur A terletak pada periode 2, sehingga berakhir pada kulit L
 Unsur B terletak pada periode 3, sehingga berakhir pada kulit M
 Unsur X terletak pada periode 4, sehingga berakhir pada kulit N
 Unsur Q terletak pada periode 5, sehingga berakhir pada kulit O

Menentukan Elektron Valensi setiap Unsur


 Unsur A berada pada golongan IA, sehingga elektron valensinya adalah 1
 Unsur B berada pada golongan VA, sehingga elektron valensinya adalah 5
 Unsur X berada pada golongan IIA, sehingga elektron valensinya adalah 2
 Unsur Q berada pada golongan IIIA, sehingga elektron valensinya adalah 3

Kulit
Unsur
K L M N O
A ? 1
B ? ? 5
X ? ? ? 2
Q ? ? ? ? 3

Telah dijelaskan bahwa kulit L akan diisi setelah kulit K penuh,dan kulit M akan diisi
setelah kulit L penuh. Dengan demikian, konfigurasi unsur-unsur diatas dapat
disempurnakan melalui pengisian kulit K dan kulit L sebagai berikut.
Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 ? 2
Q 2 8 ? ? 3
Selanjutnya untuk unsur-unsur periode 4 dan seterusnya berlaku :
Untuk golongan IA dan IIA, kulit kedua terluarnya kan berisi 8 elektron, sedangkan
untuk golongan IIIA sampai dengan golongan VIIIA, kulit kedua terluarnya akan
berisi 18 elektron. Dengan demikian, konfigurasi elektron unsur X dan Q dapat
dilengkapi sebagai berikut.
Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 8 2
Q 2 8 ? 18 3

79
Kulit M dari unsur Q tentu terisi penuh karena kulit N sudah berisi 18 elektron. Dengan
demikian, konfigurasi lengkap dari setiap unsur adalah sebagai berikut.

Kulit
Unsur
K L M N O
A 2 1
B 2 8 5
X 2 8 8 2
Q 2 8 18 18 3

F. GLOSARIUM

Bilangan kuantum : Bilangan yang menggambarkan kedudukan suatu


elektron Elektron valensi : Elektron pada kulit atom terluar
Golongan : Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik
Konfigurasi elektron : Susunan elektron dalam kulit-kulit atom
Orbital : Daerah kebolehjadian ditemukannya
elektron
Periode : Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga

80
JARI-JARI ATOM SEBAGAI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 4 x 45
Menit Pertemuan ke : 18
dan 19

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami materi nomor atom dan nomor massa ; memahami konfigurasi elektron,
elektron valensi dan jumlah kulit ; memahami letak unsur (golongan dan periode) pada tabel
sistem periodik unsur.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap Muka

81
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menggambarkan kecenderungan jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan
unsur melalui gambar jari-jari atom dalam sistem periodik unsur.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menggambarkan jari-jari atom atau jari-
jari ionik dari suatu unsur pada tabel periodik unsur.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom ?
Apakah jari-jari atom setiap unsur pada sistem periodik memiliki ukuran yang sama ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : bagaimana sifat Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik di rumah ?
Miripkah atau berbeda ? pada pertemuan kali ini akan dibahas jari-jari atom setiap unsur
pada tabel periodik unsur.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar jari-jari atom yang
Peserta Didik pada terdapat pada LKPD dan buku paket halaman 116.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada
Mengorganisasikan Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apa yang disebut dengan jari-jari atom ?
Pembelajaran 2. Bagaiman cara menghitung jari-jari atom ?
3. Mengapa jari-jari atom setiap unsur dalam sistem periodik
memiliki ukuran yang berbeda ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :

82
mandiri dan 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan internet
kelompok mengenai jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan unsur.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai jari-jari atom
sebagai sifat keperiodikan unsur yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan Guru terkait dengan jari-jari atom sebagai sifat
keperiodikan unsur.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai jari-jari atom sebagai sifat keperiodikan
unsur dengan mengerjakan soal pada aktifitas 5.3 yang terdapat
terdapat pada buku paket halaman 117 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai jari-jari atom sebagai sifat
Mengembangkan keperiodikan unsur yang sudah dikumpulkan dari hasil diskusi
dan menyajikan dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
4. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan
tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab
untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan presentasi
kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Mengevaluasi dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu
Proses Pemecahan ditanyakan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi
berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat
mencapai kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Konsep Struktur
Atom pada Bahasan Nanomaterial – Hubungan antara Ukuran Partikel terhadap Luas
Permukaan.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

83
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

84
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 5.3

SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Jari-jari atom sebagai Sifat Keperiodikan Unsur


(https://s3-us-west-2.amazonaws.com/courses-images-archive-read-only/wp-
content/uploads/sites/887/2015/05/23213454/CNX_Chem_06_05_CovalradiT.jpg )

85
B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Apa yang disebut dengan jari-jari atom ?
Bagaimana cara menghitung jari-jari atom ?
Mengapa jari-jari atom setiap unsur dalam sistem periodik memiliki ukuran yang berbeda ?

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

3._

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

Ayo Berlatih
Bekerjalah dalam kelompok. Analisislah diagram pada Gambar 1 untuk menjawab
pertanyaan berikut dan komunikasikan hasilnya dalam diskusi kelas.
(1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode (baca : dari kiri ke kanan) jik

86
Ayo Berlatih
(2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan (baca : dari atas ke bawah) j

JAWABAN PERTANYAAN
(1)

(2)_

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

87
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1
2

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

88
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :

89
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

90
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Lengkapilah tabel berikut ini.


Nomor Nomor
No. Unsur Notasi Proton Elektron Neutron
Atom Massa
1 24
11Na
2 14 15
3 31 16

2) Tulislah konfigurasi elektron, elektron valensi, jumlah kulit, dan letak unsur-unsur
berikut dalam tabel periodik.
a) O (Z = 8)
b) Ga (Z = 31)

PEMBAHASAN DAN SKOR


1)
Nomor Nomor
No. Unsur Notasi Proton Elektron Neutron Skor
Atom Massa
1 Natrium 24 11 24 11 11 24 – 11 = 13 6
11Na
2 Silikon 𝟐𝟗
𝟏𝟒𝐒𝐢
14 14 + 15 = 29 14 14 15 5
3 Fosfor 𝟑𝟏
𝟏𝟓𝐏
31 – 16 = 15 31 15 15 16 5

91
2)
Konfigurasi Elektron
Elektron Jumlah
Unsur Z K L M N SPU Skor
Valensi Kulit
(1) (2) (3) (4)
Per : 2
O 8 2 6 6 2 6
Gol : VIA
Per : 4
Ga 31 2 8 18 3 3 4 8
Gol : IIIA

Skor Total : 30

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode (baca : dari kiri ke
kanan) jika dihubungkan dengan bertambahnya nomor atom ?
2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan (baca : dari atas
ke bawah) jika dihubungkan dengan bertambahnya nomor atom. Jelaskan unsur
manakah yang memiliki jari-jari atom terpendek dan manakah yang terpanjang jari-jari
atomnya.

PEMBAHASAN DAN SKOR


1) Dalam satu periode dengan jumlah kulit yang sama, muatan inti semakin besar karena
naiknya nomor atom (Z = p). Akibatnya, gaya tarik inti bertambah sehingga jari-jari
atom semakin kecil. (Skor 5)
2) Dalam satu golongan, terlihat bahwa pengaruh jumlah kulit lebih menentukan. Dari atas
ke bawah jumlah kulit meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan jari-jari atom.
Misalkan pada golongan IA, atom hidrogen memiliki jari-jari atom terpendek,
sedangkan atom fransium memiliki jari-jari atom terpanjang karena memiliki nomor
atom paling besar diantara semua unsur golongan IA. (Skor 8)

92
Skor Total = 13

93
Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Dalam satu periode, jari-jari atom unsur……
A. Bertambah dari bawah ke atas
B. Berkurang dari atas ke bawah
C. Bertambah dari kiri ke kanan
D. Berkurang dari kiri ke kanan
E. Berkurang dari kanan ke kiri
2. Dari unsur-unsur di bawah ini, yang mempunyai jari-jari atom paling besar
adalah……..
A. 1H D. 19K
B. 3Li
E. 37Rb
C. 11Na

3. Jika jari-jari atom unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak (tidak berurutan)
dalam angstrom (Å) adalah : 2,01 ; 1,23 ; 1,57 ; 0,80 ; dan 0,89, maka jari-
jari atom litium adalah………
A. 2,03 D. 0,89
B. 1,57 E. 0,80
C. 1,23
4. Jari-jari atom yang terkecil dimiliki oleh unsur..…
A. O B. F C. Be D. Li E. Ne
5. Jari-jari atom seng (Zn) pada tabel periodik adalah...........pm
A. 145 D. 152
B. 142 E. 156
C. 136

94
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin
kecil.
2 E 1
Notasi Konfigurasi Elektron Jumlah
Unsur K L M N O Kulit
1H 1 1
3Li 2 1 2
11Na 2 8 1 3
19K 2 8 8 1 4
37Rb 2 8 18 8 1 5

Berdasarkan jumlah kulit setiap unsur, maka unsur yang


memiliki jari-jari atom paling besar yaitu 37Rb.
3 C 1
Urutan jari-jari atom :
K > Na > Li > Be > B
2,03 Å 1,57 Å 1,23 Å 0,89 Å 0,80 Å

4 E 1
Option jawaban pada soal merupakan unsur yang berada
pada periode 2. Berdasarkan teori, dari kiri ke kanan dalam
satu periode, jari-jari atom semakin kecil. Sehingga urutan
jari-jari atom :
Li > Be > O > Fe > Ne

Jari-jari atom yang terkecil dimiliki oleh unsur Ne karena


berada paling kanan pada tabel periodik.
5 B 1 Jari-jari atom seng (Zn) pada tabel periodik adalah 142 pm

Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100 < 70% = Kurang

95
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan Kegiatan Belajar
selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang materi Kegiatan Belajar ini,
terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Unsur A dan B berturut-turut mempunyai nomor atom 11 dan 18. Unsur mana yang
mempunyai jari-jari atom lebih besar ? Jelaskan mengapa demikian.
2. Jari-jari atom neon (nomor atom 10) adalah 0,51 Å, dan natrium (nomor atom 11) adalah
1,9 Å. Mengapa natrium mempunyai jari-jari yang jauh lebih besar daripada neon,
sedangkan muatan intinya lebih besar ?
3. Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar ?
a. ion F− atau ion O2−
b. ion Mg+ atau ion Mg2+
Berikan penjelasan untuk setiap kasus tersebut.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


No. Pembahasan Skor
1
1 2
3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
5
Meskipun berada pada periode yang sama, unsur A dengan nomor atom 11
memiliki jari-jari atom lebih besar daripada unsur B dengan nomor atom
18. Hal ini disebabkan oleh karena muatan inti yang semakin besar,
sehingga gaya Tarik inti bertambah dan jari-jari atom semakin kecil dari kiri
ke kanan.
2 H He
Li Be B C N O F Ne
Na Mg Al Si P S Cl Ar
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr

5
Jari-jari atom Natrium (1,9 Å) jauh lebih besar daripada jari-jari atom Neon
(0,51 Å). Hal ini disebabkan karena posisi atom Natrium berada dibawah
atom Neon dan atom Natrium berada pada bagian kiri tabel pariodik unsur.

96
3 a. Jari-jari ion F− lebih kecil dibandingkan jari-jari ion O2− karena unsur O 3
berada di sebelah kiri unsur F.

97
b. Jari-jari ion Mg+ lebih besar dibandingkan jari-jari ion Mg2+. Perhatikan
tabel berikut.

Kulit
Ion
K L M 5
12 Mg+ 2 8 1
2+ 2 8
12Mg

Ion Mg+ memiliki 3 kulit, sedangkan ion Mg2+ hanya memiliki 2 kulit.

Skor Total 18

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Jari-jari atom unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil
karena……
A. Jumlah kulit atom tidak berubah
B. Massa atom unsur semakin besar
C. Elektron valensi unsur semakin besar
D. Nomor atom unsur semakin bertambah
E. Elektron-elektron unsur semakin sedikit

2. Diketahui unsur-unsur dengan nomor atom berikut.


8P, 11Q, 13R, 17S, 20T, 31U, dan 36V

Urutan jari-jari atom yang benar untuk unsur-unsur dalam satu periode dari
kiri ke kanan yaitu……
A. P > Q > R D. P < U < V
B. Q < T < V E. R < S < T
C. Q > S > P

98
3. Berkut data nomor atom unsur dalam tabel periodik unsur.

Unsur Nomor Atom


Br 35
Mn 25
Ni 28
K 19
Unsur-unsur dari yang mempunyai jari-jari atom terkecil hingga terbesar yang
tepat adalah…..
A. Mn, K, Ni, dan Br Ni, Mn, K, dan Br
B. Br, K, Mn, dan Ni K, Ni, Br, dan Mn
Br, Ni, Mn, dan K
C.

4. Perhatikan tabel berikut.


Unsur Periode Golongan
I 2 II A
II 3 IV A
III 2 VII A
IV 4 III A
V 3 VI A

Berdasarkan tabel diatas, jari-jari atom paling kecil dimiliki oleh unsur….
A.IB.IIC.IIID.IVE.V
Dalam satu golongan, jari-jari atom semakin bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya…….
Afinitas elektron unsur semakin besar
Unsur semakin mudah melepas elektron
Unsur semakin mudah menarik elektron
Keelektronegatifan unsur semakin bertambah
Energi ionisasi unsur semakin besar

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Unsur-unsur dalam satu periode pada tabel periodik unsur
dari kiri ke kanan mempunyai jari-jari semakin kecil. Hal ini
karena muatan inti tetap dan jumlah elektron unsur semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit atom tidak berubah.
Akibatnya, gaya Tarik-menarik antara muatan inti dengan

99
elektron semakin besar sehingga jarak keduanya semakin
kecil. Oleh karena itu, jari-jari atom semakin kecil.
Massa atom unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin besar karena nomor atom unsur semakin besar,
artinya jumlah elektron, proton, dan neutron juga semakin
banyak. Akan tetapi, nomor massa unsur tidak berkaitan
dengan jari-jari unsur. Elektron valensi unsur menentukan
golongan unsur dalam tabel periodik.
2 B 1
Kulit
Ion Periode Golongan
K L M N
8P 2 6 2 VI A
11Q 2 8 1 3 IA
13R 2 8 3 3 III A
17S 2 8 7 3 VII A
20T 2 8 8 2 4 II A
31U 2 8 18 3 4 IIIA
36V 2 8 18 8 4 VIII A

Jari-jari atom unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan


semakin kecil. Jari-jari unsur-unsur tersebut dari kiri ke
kanan semakin kecil, dengan urutan Q > T > U > R > P >
S > V.
3 E 1 Semakin besar nomor atom unsur, jari-jarinya semakin kecil.
Unsur Br, Mn, Ni, dan K berada dalam satu periode, yaitu
periode 4. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari
unsur semakin kecil karena jumlah kulit atom sama sehingga
gaya tarik-menarik antara inti dengan elektron semakin kuat.
Akibatnya, jarak antara elektron dengan inti semakin kecil.
Dengan demikian, urutan unsur dari yang mempunyai jari-
jari paling kecil ke besar adalah unsur yang mempunyai
nomor atom besar ke kecil, yaitu Br, Ni, Mn, dan K.
4 C 1 Jari-jari atom semakin besar dalam satu golongan unsur dari
atas ke bawah. Sementara itu, dalam satu periode unsur dari
kiri ke kanan jari-jari atom unsur semakin kecil. Dengan
demikian, jari-jari atom paling kecil dimiliki oleh unsur yang
berada pada tabel periodik unsur sebelah kanan atas, yaitu
unsur III. Unsur I dan unsur III terletak pada periode yang
sama, yaitu periode kedua.
Oleh karena itu, jari-jari unsur III lebih kecil daripada unsur I
karena unsur III terletak di sebelah kanan unsur I.

10
0
5 B 1 Semakin besar jari-jari atom dalam satu golongan, jarak
elektron dengan inti semakin jauh sehingga unsur semakin
mudah melepas elektron dan energi ionisasinya semakin kecil.
Afinitas elektron unsur semakin kecil dan keelektronegatifan
semakin berkurang. Jadi, unsur semakin sukar menarik
elektron.

Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian :
90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang

10
1
E. JARI-JARI ATOM SEBAGAI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Melalui konfigurasi elektron dari atom suatu unsur kita


juga bisa mengetahui sifat kimia dan fisika yang
spesifik pada unsur itu. Hal ini dinamakan sifat
keperiodikan unsur. Salah satu sifat keperiodikan unsur
yang dibahas pada bab ini adalah jari-jari atom.
Bagaimana cara menghitung jari-jari atom? Pada
Gambar 2 terdapat simbol “r” yaitu jari-jari dan “d”
Gambar 2. Jari-jari atom pada merupakan diameter. Adapun jari-jari atom dinyatakan
gabungan atom identik dalam satuan Angstrom (Å). 1 Å = 100 pm (pikometer).
(https://s3-us-west- Satu pm besarnya sama dengan 10-12 m. Ukuran jari-
2.amazonaws.com/courses-images-
jari atom berkisar 30 - 300 pm.
archive-read-only/wp-
content/uploads/sites/53/2014/08/1921
1222/20140811155153451277.png )

1. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Nilai jari-jari atom dari
unsur-unsur dalam sistem periodik dapat disimak pada gambar berikut.

Gambar 3. Jari-jari atom unsur-unsur sebagai fungsi nomor atom (Z)


(https://www.mdpi.com/ijms/ijms-03-00087/article_deploy/html/images/ijms-03-00087-g001.png )

Pada gambar 3 ditunjukkan kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik. Berdasarkan
gambar tersebut dapat disimpulkan kecenderungan jari-jari atom sebagai berikut.

10
2
 Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin besar.
 Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil.

Bagaimanakah kita menjelaskan kecenderungan jari-jari atom tersebut ? Besar kecilnya


jari- jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti.
Semakin banyak kulit atom akan menyebabkan bertambahnya jari-jari atom. Sebaliknya,
semakin besar muatan inti, semakin kuat gaya tariknya terhadap elektron dan menyebabkan
berkurangnya jari-jari atom.

Gambar 4. Kecenderungan jari-jari atom unsur-unsur pada tabel periodik


(https://saylordotorg.github.io/text_general-chemistry-principles-patterns-and-applications-
v1.0/section_11/bd05f43d0392ab934fc21044ccca1cfd.jpg )

Dalam satu golongan, terlihat bahwa pengaruh jumlah kulit lebih menentukan. Dari atas ke
bawah jumlah kulit bertambah sehingga mengakibatkan pertambahan jari-jari atom. Dalam
satu periode, jumlah kulit sama, tetapi muatan inti semakin besar. Akibatnya, gaya Tarik inti
bertambah sehingga jari-jari atom semakin kecil.

CONTOH SOAL
Diantara unsur-unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut dengan nomor atom 2, 9, 12, 15, dan
19, unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom paling besar ?
Pembahasan
Letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan dari konfigurasi elektronnya.
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron Periode Golongan
A 2 2 1 VIIIA
B 9 27 2 VIIA
C 12 28 2 3 IIA

10
3
10
4
D 15 28 5 3 VA
E 19 28 8 1 4 IA

Jadi, posisi relatif unsur-unsur itu dalam sistem periodik adalah sebagai berikut.
Periode IA IIA VA VIIA VIIIA
1 A
2 B
3 C D
4 E
Unsur yang mempunyai jari-jari atom paling besar adalah E, karena terletak paling kiri dan
paling bawah.

2. JARI-JARI ION
Ion (tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau penyerapan
elektron. Ion positif (kation) terjadi karena pelepasan elektron, sedangkan ion negatif
(anion) terjadi karena penyerapan elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara
nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai
jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar.

Gambar 5. Kecenderungan jari-jari ionik unsur-unsur pada tabel periodik


(https://saylordotorg.github.io/text_general-chemistry-principles-patterns-and-applications-
v1.0/section_11/d94e877d1d04a26ba570df5bf8dec412.jpg )
2e 2e

8e
8e

1e
Atom Na+, r = 0,99 Å

Atom Na, r = 1,86 Å

7e

2e 2e

8e 8e

8e

Atom Cl, r = 0,99 Å


Atom Cl−, r = 1,81 Å

Gambar 6. Perbandingan jari-jari atom dan jari-jari ionnya


Sumber : Purba, Michael. (2007). Kimia SMA 1A.

Untuk membandingkan jari-jari ion positif dengan jari-jari atom netralnya, marilah
kita perhatikan jari-jari atom Natrium (Na) dan jari-jari ion Na+. Ion Na+ mempunyai jari-
jari yang lebih kecil karena faktor :
1) Berkurangnya jumlah kulit atom. Atom Na mempunyai 3 kulit, sedangkan ion Na+
hanya mempunyai 2 kulit.
2) Berkurangnya tolak-menolak antarelektron.
3) Berkurangnya jumlah elektron yang melindungi elektron pada kulit terluar terhadap
tarikan inti. Pada atom natrium, elektron kulit terluar (pada kulit M) dilindungi oleh 10
elektron (yaitu elektron pada kulit K dan kulit L). sementara itu, elektron kulit terluar
pada ion Na+ (yaitu elektron pada kulit L) hanya dilindungi oleh 2 elektron (elektron
kulit L). Semakin banyak elektron yang melindungi, semakin lemah gaya tarik inti
yang dialami
elektron valensi. Jadi, elektron pada kulit L mengalami tarikan inti yang jauh lebih besar
daripada elektron pada kulit M.

Selanjutnya, untuk membandingkan jari-jari ion negatif terhadap jari-jari atomnya, marilah
kita perhatikan jari-jari atom klorin (Cl) dan jari-jari ion klorida (Cl−). Ion klorida
mempunyai jari-jari yang lebih besar karena beberapa faktor berikut :
1) Pertambahan jumlah elektron menyebabkan tolak-menolak antarelektron bertambah
2) Efek perlindungan yang dialami elektron valensi selalu sama

Spesi-spesi yang mempunyai konfigurasi elektron yang sama disebut isoelektronik.


Contohnya adalah O2−, F−, Ne, Na+, dan Mg2+ yang masing-masing mempunyai 10 elektron
(2 di kulit K dan 8 di kulit L). Meski mempunyai jumlah elektron yang sama, spesi-spesi itu
mempunyai jari-jari yang berbeda sebagai berikut.

Spesi O2− F− Ne Na+ Mg2+


Jari-jari (Å) 1,4 1,33 0,51 0,99 0,65

CONTOH SOAL
Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar ?
a. Atom Na atau atom Mg
b. Ion F− atau ion Cl−
c. Ion Al2+ atau ion Al3+
Pembahasan
a. Jari-jari atom Na lebih besar dibandingkan jari-jari atom Mg karena unsur Na berada di
sebelah kiri unsur Mg (dalam satu periode).
b. Jari-jari ion F− lebih kecil dibandingkan jari-jari ion Cl− karena unsur Cl berada di
bawah unsur F (dalam satu golongan).
c. Jari-jari ion Mg+ lebih besar dibandingkan jari-jari ion Mg2+. Perhatikan tabel berikut.
Kulit
Ion
K L M
2+ 2 8 1
13Al
3+ 2 8
13Al

Ion Al2+ memiliki 3 kulit, sedangkan ion Al3+ hanya memiliki 2 kulit.
F. GLOSARIUM

Anion : Ion bermuatan negatif.


Gaya Tarik Inti : Gaya Tarik yang terjadi antara inti atom dan elektron.
Jari-Jari Atom : Jarak dari inti atom sampai kulit terluar.
Kation : Ion bermuatan positif.
Kulit Atom : Lintasan (orbit) elektron mengelilingi inti atom
Muatan Inti : Jumlah proton (partikel bermuatan positif) dalam inti atom

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Johari. Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Wulandari, T. Erna. dkk. (2016). Kimia SMA kelas X semester 1. Klaten : Intan Pariwara
KONSEP STRUKTUR ATOM PADA BAHASAN NANOMATERIAL

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Efi Darnita Situmeang, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Medan
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 9 x 45 Menit
Pertemuan ke : 20, 21, dan 22

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah memahami materi nomor atom dan nomor massa ; memahami konfigurasi elektron,
elektron valensi dan jumlah kulit ; memahami letak unsur (golongan dan periode) pada tabel
sistem periodik unsur ; menentukan urutan ukuran jari-jari atom atau ion pada sistem periodik
unsur.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
 HP / Komputer / Laptop
 Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan
memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara ukuran partikel terhadap luas
permukaan melalui aktivitas potongan selembar kertas.
2. Peserta didik mampu menerapkan konsep struktur atom pada bahasan nanomaterial melalui
proyek.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara ukuran
partikel terhadap luas permukaan dan menerapkan konsep struktur atom pada bahasan
nanomaterial.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Tahukah kalian bahwa teknologi nano sangat berperan penting dalam pandemic covid 19 ?
2. Tahukah kalian bahwa rangka sepeda dan alat olahraga yang ringan terbuat dari Karbon
hasil teknologi nano ?
3. Tahukan kalian, karbon dalam wujud grafit yang sering kita temukan pada pensil memiliki
karakteristik yang tidak keras dan mudah sekali patah. Namun, saat karbon dibuat
menjadi nanomaterial seperti carbon nanotube (CNT), sifat mekanisnya berubah menjadi
sangat kuat melebihi baja, namun lebih ringan dan memiliki elastisitas yang tinggi ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
1. PERTEMUAN KE-20
KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : Nanosilver sebagai agen antimikroba yang dapat melawan
infeksi. Berapakah rentang ukuran jari-jari atom ? pada pertemuan kali ini akan dibahas
konsep struktur atom pada bahasan nanomaterial.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada gambar Ilustrasi teknologi
Peserta Didik pada nanorobot yang terdapat pada LKPD.
Masalah (Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan
Mengorganisasikan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apa prinsip kerja nanorobot dalam mendeteksi penyakit dalam
Pembelajaran darah ?
2. Adakah hubungan antara ukuran parikel dengan luas
permukaan pada konsep nanoteknologi ? Jika ada, Jelaskan.
15 MENIT
(Mengumpulkan Informasi) :
1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan
internet mengenai Konsep Struktur Atom pada Bahasan
Membimbing Nanomaterial.
penyelidikan 2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
mandiri dan materi yang telah dibaca.
kelompok 3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Konsep
Struktur Atom pada Bahasan Nanomaterial yang telah
diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan Guru terkait dengan Konsep Struktur Atom pada
Bahasan Nanomaterial.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi mengenai hubungan antara ukuran partikel terhadap
luas permukaan dengan melakukan aktifitas 5.4 yang terdapat
terdapat pada buku paket halaman 119 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai hubungan antara ukuran partikel
terhadap luas permukaan yang sudah dikumpulkan dari hasil
Mengembangkan diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
dan menyajikan kerja.
hasil karya 3. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah
dilakukan.
4. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan
tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan
informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan
presentasi kelompok.
Menganalisis dan 10 MENIT
Mengevaluasi (Mengkomunikasikan)
Proses Pemecahan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang
Masalah telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu
ditanyakan bahkan dievaluasi kembali.
2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi
berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat
mencapai kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Proyek
Penggunaan Logam Tanah Jarang (LTJ).
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

2. PERTEMUAN KE-21 DAN KE-22


KEGIATAN PENDAHULUAN (10 Menit)

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan Apersepsi : saat material dibuat berukuran sangat kecil hingga
mendekati ukuran atom atau molekul yang menyusunnya maka yang kita dapatkan
adalah sifat asli yang spesifik dari atom atau molekul tersebut. Inilah alasan mengapa
kita perlu mempelajari struktur atom sebagai landasan berpikir terhadap konsep
nanomaterial.
5. Membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok disertai LKPD dan Bahan Ajar.
KEGIATAN INTI (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
2 MENIT
Mengorientasi Peserta didik memusatkan perhatian pada bacaan tentang
Peserta Didik pada Pengembangan Logam Tanah Jarang Dukung Program Mobil
Masalah Listrik yang terdapat pada buku cetak halaman 120.
(Mengamati)
3 MENIT
Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan
Mengorganisasikan kepada Peserta Didik sebagai berikut (Menanya) :
Kegiatan 1. Apa sajakah pemanfaatan dari Logam Tanah Jarang selain
Pembelajaran industri elektronik ?
2. Jenis Logam Tanah Jarang apa yang digunakan dalaam
pembuatan baterai ?
Membimbing 15 MENIT
penyelidikan (Mengumpulkan Informasi) :
mandiri dan
kelompok 1. Peserta didik mencari dan membaca dari buku cetak dan
internet mengenai Pemanfaatan Logam Tanah Jarang di
Indonesia.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang telah dibaca.
3. Peserta didik mencatat semua informasi mengenai Pemanfaatan
Logam Tanah Jarang di Indonesia yang telah diperoleh.
4. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan Guru terkait dengan Pemanfaatan Logam Tanah
Jarang di Indonesia.
40 MENIT
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara (Menalar) :
1. Berdiskusi dalam kelompok PROYEK yang terdapat terdapat
pada buku paket halaman 121 dan LKPD.
2. Mengolah informasi mengenai hubungan antara ukuran partikel
terhadap luas permukaan yang sudah dikumpulkan dari hasil
diskusi dengan bantuan pertanyaan - pertanyaan pada lembar
Mengembangkan
kerja.
dan menyajikan
3. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah
hasil karya
dilakukan.
4. Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan
tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan
informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan
presentasi kelompok.
10 MENIT
(Mengkomunikasikan)
Menganalisis dan 1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang
Mengevaluasi telah dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu
Proses Pemecahan ditanyakan bahkan dievaluasi kembali.
Masalah 2. Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi
berdasarkan pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat
mencapai kesimpulan akhir.
KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)
1. Guru dan peserta didik merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang Energi
Terbarukan.
3. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup
E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
1) PERTEMUAN KE-20

Aktivitas 5.4

 Keterampilan HOTS SIKAP


Proses Sains  Analisis  Mandiri
 Literasi  Evaluasi  Kritis, Kreatif
 Sintesis  Kerjasama

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Amatilah gambar berikut.

Gambar 1. Ilustrasi teknologi nanorobot dalam darah untuk mendeteksi penyakit


(http://1.bp.blogspot.com/-puNzb5iuM-U/Vc8av8g266I/AAAAAAAALn4/-
pmPcRYbaL0/s1600/nanoteknologi.jpg)

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, jawablah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.
PERTANYAAN
Apa prinsip kerja nanorobot dalam mendeteksi penyakit dalam darah ?
Adakah hubungan antara ukuran parikel dengan luas permukaan pada konsep nanoteknologi ? J

C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK


Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

Ayo Berlatih
Bekerjalah dalam kelompok. Analisislah diagram pada Gambar 1 untuk menjawab pertanyaan beri
Tuliskan 2 contoh sifat yang sangat berbeda antara materi skala nano dengan materi skala makro
Pada ukuran berapakah semakin jelas terlihat sifat spesifik dari atom atau molekul ?
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

2) PERTEMUAN KE-21 DAN KE-22

Proyek

SIKAP
Literasi
Mandiri Kreatif Kerja sama Bernalar Kritis

A) MENGORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH


Indonesia diyakini memiliki kandungan logam tanah jarang melimpah sehingga
berpotensi menjadi salah satu pemasok global yang saat ini masih didominasi China.
Karakteristik material yang istimewa menjadikan logam tanah jarang sangat industri
elektronik, otomotif, perminyakan, kedirgantaraan, dan pertahanan. Saat ini pemerintah
Indonesia telah memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan logam tanah
jarang dan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas nasional yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

21 39
Sc Y
57 58 59 60 61 62 63
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu
64 65 66 67 68 69 70 71
Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
Gambar 2. Unsur-Unsur Logam Tanah Jarang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), menyatakan bahwa sudah ada
pilot plant di Bangka milik PT Timah Tbk untuk pemisahan logam tanah jarang yang
berasal dari pasir monasit. Pasir monasit merupakan hasil samping dari penambangan
bijih timah yang bersifat radioaktif sehingga harus mendapat rekomendasi dari BATAN.
Secara komersial logam tanah jarang dan paduannya banyak digunakan pada
perangkat elektronik seperti memori komputer, DVD, ponsel, catalytic converter,
magnet, lampu neon, dan baterai isi ulang. Banyak baterai isi ulang yang dibuat dengan
senyawa logam tanah jarang. Permintaan baterai didorong oleh kebutuhan untuk
pembuatan perangkat elektronik portabel seperti komputer portabel dan kamera.
Sejumlah senyawa tanah jarang juga diperlukan sebagai sumber daya pada setiap
kendaraan listrik dan kendaraan listrik hibrida. Harapannya adalah produksi logam
tanah jarang ikut mampu berkontribusi dalam industri elektronik, baterai, dan untuk
mendukung program mobil
listrik.

B) MENGORGANISASIKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan wacana mengenai unsur-unsur logam tanah jarang, kerjakanlah beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN
Apa sajakah pemanfaatan dari Logam Tanah Jarang selain industri elektronik ?
Jenis Logam Tanah Jarang apa yang digunakan dalaam pembuatan baterai ?
C) MEMBIMBING PENYELIDIKAN MANDIRI DAN KELOMPOK
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.
JAWABAN PERTANYAAN
1.

2.

D) MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA

PERTANYAAN
1. Tuliskan lima lambang unsur yang termasuk LTJ beserta nomor atom dan nomor
massanya.
2. Deskripsikan partikel subatom (jumlah proton, neutron, dan elektron pada unsur-
unsur LTJ tersebut.
3. Tuliskan konigurasi elektron masing-maisng unsur yang Kalian pilih menurut
diagram teori model atom Bohr (lihat contoh Tabel 5.4 pada buku cetak halaman
112 ).
4. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik unsur (terkait
golongan dan periodenya) ?
5. Bagaimana caranya agar unsur-unsur tersebut dapat digunakan sebagai
nanomaterial ? Jelaskan konsep yang mendasarinya.

Buatlah infografis dari bahan yang mudah Kalian dapatkan. Infografis bisa berupa
digital maupun nondigital. Bentuk digital bisa berupa poster, powerpoint, Instagram,
tiktok, dan video. Bentuk nondigital disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia
misalnya laporan tertulis, majalah dinding, atau kliping.

Komunikasikan produk hasil kerja kelompok Kalian di media sosial, lisan dalam kelas,
maupun tertulis disesuaikan dengan kondisi Kalian.
E) MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.
B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1 Richardus Ngabut
2

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati :


Pengamat :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay

1) Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 6329Cu b. 127
53I
2) Berdasarkan ketiga pasangan atom berikut, manakah yang mempunyai sifat kimia
yang mirip : Na (Z = 11) dan K (Z = 19) atau C (Z = 6) dan P (Z = 15) atau Ne (Z =
10) dan Cl (Z = 17). Jelaskan alasannya.
3) Jari-jari atom neon (nomor atom 10) adalah 0,51 Å, dan natrium (nomor atom 11)
adalah 1,9 Å. Mengapa natrium mempunyai jari-jari yang jauh lebih besar daripada
neon, sedangkan muatan intinya lebih besar ?

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 c. 63
Cu d. 127
29 53I
p = 29 p = 53
6
e = 29 e = 53
n = 63 – 29 n = 127 – 53
= 34 = 74
2 Konfigurasi elektron :
11Na : 2 8 1 19K :2 8 8 1
6C : 2 4 15P : 2 8 5 6
10Ne : 2 8 17Cl : 2 8 7
Elektron valensi atom natrium sama dengan elektron valensi atom kalium,
1
sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat.
3
H He
Li Be B C N O F Ne
Na Mg Al Si P S Cl Ar
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
5
Jari-jari atom Natrium (1,9 Å) jauh lebih besar daripada jari-jari atom Neon
(0,51 Å). Hal ini disebabkan karena posisi atom Natrium berada dibawah
atom Neon dan atom Natrium berada pada bagian kiri tabel pariodik unsur.
Skor Total 18

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 80 - 89% = Baik
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1) Tuliskan lima lambang unsur yang termasuk LTJ beserta nomor atom dan nomor
massanya.
2) Deskripsikan partikel subatom (jumlah proton, neutron, dan elektron pada unsur-unsur
LTJ tersebut.
3) Tuliskan konigurasi elektron masing-maisng unsur yang Kalian pilih menurut diagram
teori model atom Bohr (lihat contoh Tabel 5.4 pada buku cetak halaman 112 ).
4) Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik unsur (terkait golongan dan
periodenya) ?
5) Bagaimana caranya agar unsur-unsur tersebut dapat digunakan sebagai nanomaterial ?
Jelaskan konsep yang mendasarinya.
PEMBAHASAN DAN SKOR
No. Pembahasan Skor
1
No. Nama Unsur Notasi
1 Skandium 45
21Sc
2 Yttrium 89
39Y
3 Lantanum 139
57La
4 Cerium 140
58Ce
5 Praseodymium 141
59Pr
6 Neodymium 144
60Nd
7 Promethium 145
61Pm
8 Samarium 150 5
62Sm
9 Europium 152
63Eu
10 Gadolinium 157
64Gd
11 Terbium 159
65Tb
12 Dysprosium 163
66Dy
13 Holmium 165
67Ho
14 Erbium 167
68Er
15 Thulium 169
69Tm
16 Ytterbium 173
70Yb
17 Lutetium 175
71Lu

2
Partikel
No. Nama Unsur Notasi
p n 𝒆−
1 Skandium 45
21Sc 21 45 – 21 = 24 21
2 Yttrium 89
39Y 39 89 – 39 = 50 39
3 Lantanum 139
57La 57 139 – 57 = 82 57
4 Cerium 140
58Ce 58 140 – 58 = 82 58
5 Praseodymium 141
59Pr 59 141 – 59 = 82 59
6 Neodymium 144
60Nd 60 144 – 60 = 84 60
7 Promethium 145
61Pm 61 145 – 61 = 84 61 15
8 Samarium 150
62Sm 62 150 – 62 = 88 62
9 Europium 152
63Eu 63 152 – 63 = 89 63
10 Gadolinium 157
64Gd 64 157 – 64 = 93 64
11 Terbium 159
65Tb 65 159 – 65 = 94 65
12 Dysprosium 163
66Dy 66 163 – 66 = 97 66
13 Holmium 165
67Ho 67 165 – 67 = 98 67
14 Erbium 167
68Er 68 167 – 68 = 99 68
15 Thulium 169
69Tm 69 169 – 69 = 100 69
16 Ytterbium 173
70Yb
70 173 – 70 = 103 70
17 Lutetium 175
71Lu 71 175 – 71 = 104 71

4
Letak
No. Nama Unsur Notasi Skor
Golongan Periode
1 Skandium 45
21Sc
III B 4 2
2 Yttrium 89
39Y
III B 5 2
3 Lantanum 139
57La
III B 6 2
4 Cerium 140
58Ce
III B 6 2
5 Praseodymium 141
59Pr
III B 6 2
6 Neodymium 144
60Nd
III B 6 2
7 Promethium 145
61Pm
III B 6 2
8 Samarium 150
62Sm
III B 6 2
9 Europium 152
63Eu III B 6 2
10 Gadolinium 157
64Gd III B 6 2
11 Terbium 159
65Tb III B 6 2
12 Dysprosium 163
66Dy
III B 6 2
13 Holmium 165
Ho III B 6 2
67

Kulit
No. Nama Unsur Notasi Skor
K L M N O P
1 Skandium 45
21Sc 2 8 8 3 4
2 Yttrium 89 2 8 18 8 3 5
39Y
3 Lantanum 139
57La 2 8 18 18 8 3 6
4 Cerium 140 2 8 18 18 8 4 6
58Ce
5 Praseodymium 141
59Pr 2 8 18 18 8 5 6
6 Neodymium 144
60Nd
2 8 18 18 8 6 6
7 Promethium 145
61Pm 2 8 18 32 1 5
8 Samarium 150 2 8 18 32 2 5
62Sm
9 Europium 152
63Eu 2 8 18 32 3 5
10 Gadolinium 157
64Gd 2 8 18 32 4 5
11 Terbium 159
65Tb 2 8 18 32 5 5
12 Dysprosium 163 2 8 18 32 6 5
66Dy
13 Holmium 165
67Ho 2 8 18 32 7 5
14 Erbium 167 2 8 18 32 8 5
68Er
15 Thulium 169 2 8 18 32 8 1 6
69Tm
16 Ytterbium 173 2 8 18 32 8 2 6
70Yb
17 Lutetium 175 2 8 18 32 8 3 6
71Lu
14 Erbium 167
68Er
III B 6 2
15 Thulium 169
69Tm III B 6 2
16 Ytterbium 173
70Yb
III B 6 2
17 Lutetium 175
71Lu
III B 6 2

5
Sintesis nanomaterial antara lain dapat dilakukan dengan metode :
1) top-down yaitu sintesis secara fisika. Pada metode ini partikel besar
dipecah menjadi partikel berukuran nanometer ;
4
2) botom-up yaitu proses sintesis nanopartikel secara kimia dengan
melibatkan reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga
dihasilkan material lain yang berukuran nanometer.

Konsep perubahan sifat material pada ukuran nano didasari oleh dua aspek
yaitu :
1) Ukuran material ;
2
2) Luas permukaan material.

Skor Total 66

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

Gambar 3. Hubungan Jari-Jari Atom Terhadap Letak Unsur pada Tabel Periodik
(https://cnx.org/resources/1244eb3d86cd0d55eae35c418fe44447025a01e4/CNX_Chem_06_05_Radiigra
ph.jpg )

Perhatikan graik pada Gambar 3. Analisis grafik tersebut dalam kerja kelompok lalu
diskusikan untuk menjawab pertanyaan berikut :
1) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu
golongan dengan bertambahnya nomor atom.
2) Jelaskan bagaimana kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu
periode dengan bertambahnya nomor atom.
3) Jelaskan kecenderungan jari-jari atom logam transisi pada periode ke-4 dan ke-5.
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
No. Pembahasan Skor
1 Kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu golongan adalah
makin besar karena bertambahnya kulit atom. Bertambahnya kulit atom
3
berarti juga bertambahnya nomor atom. Kulit atom yang lebih banyak akan
menambah panjang jarak antar inti atom terhadap elektron valensi.
2 Kecenderungan jari-jari atom pada unsur-unsur dalam satu periode akan
makin kecil karena bertambahnya nomor atom. Alasan untuk hal ini adalah
meskipun jumlah kulit atomnya sama namun bertambahnya nomor atom
menunjukkan jumlah proton juga bertambah. Proton bermuatan positif dan 7
terdapat dalam inti atom. Gaya tarik menarik inti atom terhadap elektron
valensi yang bermuatan negatif menjadi lebih kuat sehingga jari-jari atom
menjadi lebih pendek.
3 Kecenderungan jari-jari atom logam transisi pada:
a) Periode ke-4
dari nomor atom 21 ke nomer atom 28 cenderung sedikit memendek
kemudian naik sedikit pada nomer atom 29 dan 30 karena efek perisai.
Efek ini disebabkan adanya gaya tolak-menolak elektron yang berada 5
pada kulit yang lebih dekat ke inti atom. Gaya tolak ini menyebabkan
muatan positif inti berkurang. Hal ini akan menghalangi gaya tarik inti
atom itu terhadap elektron di kulit terluar.
b) Periode ke-5
dari nomor atom 39 ke nomer atom 44 cenderung sedikit memendek
kemudian naik perlahan pada nomer atom 45 hingga 48 karena efek
perisai. Efek ini disebabkan adanya gaya tolak-menolak elektron yang 5
berada pada kulit yang lebih dekat ke inti atom. Gaya tolak ini
menyebabkan muatan positif inti berkurang. Hal ini akan menghalangi
gaya tarik inti atom itu terhadap elektron di kulit terluar.
Skor Total 20

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

15%

5% Katalis Keramik Metalurgi Kaca


Lainnya
10%
55%

15%

Gambar 4. Bidang Penerapan Logam Tanah Jarang


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Logam tanah jarang baru-baru ini mendapatkan perhatian basar dari para ilmuwan di dunia.
Gambar 4 menampilkan penerapan logam tanah jarang di berbagai bidang. Pilihlah salah
satu bidang lalu carilah berbagai sumber informasi terkait bidang itu. Analisislah sumber
informasi tersebut kemudian buatlah ringkasan dengan kalimat yang Kalian susun sendiri.
Kemukakan hasilnya secara lisan di depan kelas.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = Skor total x 100
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Pada kimia material nanoteknologi terdapat kristal cair yang sangat
berpengaruh terhadap sifat yang akan dibuat sesuai keinginan. Kristal cair ini
tergantung pada....
a. Tekanan
b. Suhu
c. Bentuk
d. Volume
e. Tegangan permukan
2. Kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39. Jumlah elektron
pada ion Kalium adalah ....
a. 21
b. 20
c. 19
d. 18
e. 17
3. Unsur lantanida dan aktinida dalam sistem periodik bentuk Panjang terletak
pada……….
a. Periode 5 golongan IIIB dan periode 6 golongan IIIB
b. Periode 6 golongan IIB dan periode 7 golongan IIIB
c. Periode 7 golongan IIIB dan periode 6 golongan IIIB
d. Periode 6 golongan IIIB dan periode 7 golongan IIIB
e. Periode 3 golongan VIB dan periode 4 golongan VIB

4. Unsur-unsur yang terletak satu periode dengan 19V adalah………


a. 6R
b. 9S
c. 10T
d. 17U
e. 20W
5. Jika jari-jari atom unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak (tidak berurutan)
dalam angstrom (Å) adalah : 2,01 ; 1,23 ; 1,57 ; 0,80 ; dan 0,89, maka jari-jari
atom litium adalah………
a. 2,03
b. 1,57
c. 1,23
d. 0,89
e. 0,80
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 B 1
2 C 1 Jumlah elektron atom dalam keadaan netral sama dengan
jumlah proton (nomor atom) dalam hal ini sama dengan
19
3 D 1 Unsur lantanida dan aktinida dalam sistem periodik
bentuk Panjang terletak pada Periode 6 golongan IIIB
dan
periode 7 golongan IIIB
4 E 1 Konfigurasi elektron unsur 𝟏𝟗𝐕 :2 8 8 1
Periode 4

Konfigurasi elektron unsur 6R : 2 4


Periode 2

Konfigurasi elektron unsur 9S : 2 7


Periode 2

Konfigurasi elektron unsur 10T : 2 8


Periode 2

Konfigurasi elektron unsur 17U : 2 8 7


Periode 3

Konfigurasi elektron unsur 20W : 2 8 8 2


Periode 4

Unsur-unsur yang terletak satu periode dengan 19 V


adalah unsur 20W
5 C 1
Urutan jari-jari atom :
K > Na > Li > Be > B
2,03 1,23 0,89
1,57 Å 0,80 Å
Å Å Å

Skor Total = 5 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :

Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali


80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = Skor total x 100
< 70% = Kurang
E. KONSEP STRUKTUR ATOM PADA BAHASAN NANOMATERIAL
Nanomaterial adalah salah satu aplikasi nanoteknologi. Mengapa struktur atom menjadi
konsep penting dalam bahasan nanomaterial? Sifat material sangat dipengaruhi oleh ukuran
partikel yaitu atom maupun molekul penyusunnya. Material berukuran nano pada batasan 1-100
nm memiliki sifat antara lain titik lebur, konduktivitas listrik, permeabilitas magnetik, warna,
optis, dan reaktivitas kimia yang unik dan berbeda dibandingkan material pada ukuran
makroskopik.
Bagaimana konsep pembentukan material menjadi berukuran nano? Sintesis nanomaterial
antara lain dapat dilakukan dengan metode yaitu :
(1) Metode top-down
Metode top-down merupakan sintesis secara fisika. Pada metode ini partikel besar
dipecah menjadi partikel berukuran nanometer. Penggilingan/penggerusan adalah salah satu
ciri khas dalam membuat nanopartikel.
Ketidaksempurnaan struktur permukaan menjadi kendalanya. Teknik top-down
konvensional seperti litografi dapat menyebabkan kerusakan kristalografi yang signifikan
pada proses fabrikasi dan cacat tambahan dapat terjadi bahkan selama proses etsa. Misalnya,
kawat nano yang dibuat dengan teknik litografi tidak mulus dan mungkin mengandung
banyak kotoran dan cacat struktural di permukaan. Ketidaksempurnaan seperti itu akan
memiliki dampak yang signifikan pada sifat fisik dan kimia permukaan struktur nano dan
material nano, karena rasio volume permukaan atas dalam struktur nano dan material nano
sangat besar. Ketidaksempurnaan permukaan akan menyebabkan konduktivitas berkurang
karena hamburan permukaan inelastik, yang pada akhirnya menghasilkan panas yang
berlebihan dan dengan demikian perlu inovasi ekstra pada desain dan fabrikasi perangkat.
Terlepas dari ketidaksempurnaan permukaan dan cacat lain yang mungkin dihasilkan
dengan pendekatan top-down, Teknik ini akan terus memainkan peran penting dalam
sintesis dan pembuatan struktur nano dan material nano.

(2) Metode bottom-up


Metode bottom-up merupakan proses sintesis nanopartikel secara kimia dengan
melibatkan reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga dihasilkan material lain yang
berukuran nanometer. Dispersi koloid adalah contoh metode yang digunakan dengan
pendekatan bottom-up.
Pendekatan bottom-up sering muncul dalam berbagai literatur nanoteknologi. Sintesis
material yang umum adalah untuk membangun atom demi atom dalam skala yang sangat
besar, dan telah digunakan di industri selama lebih dari seabad. Contohnya produksi garam
dan nitrat dalam industri kimia, pertumbuhan kristal tunggal dan pengendapan film dalam
industri elektronik. Untuk sebagian besar bahan, tidak ada perbedaan dalam sifat fisik bahan
terlepas dari metode sintesis, asalkan komposisi kimia, kristalinitas, dan mikrostruktur
bahan tersebut identik. Pendekatan bottom-up mengacu pada penumpukan material dari
bawah: atom-demi-atom, molekul demi molekul, atau cluster by cluster. Dalam ilmu kimia
organik, kita tahu polimer disintesis dengan menghubungkan masing-masing monomer.
Pada
penumbuhan kristal, atom, ion dan molekul akan berkumpul menjadi struktur kristal satu
demi satu dimulai dari dasar permukaan substrat.

Konsep perubahan sifat material pada ukuran nano didasari oleh dua aspek yaitu ukuran
material dan luas permukaan material.

3. UKURAN MATERIAL
Kalian telah mempelajari bahwa salah satu sifat keperiodikan unsur adalah jari-jari atom.
Ukuran atom ditentukan oleh jari-jarinya. Semakin pendek jari-jari atom maka ukuran atom
makin kecil. Material yang merupakan gabungan atom jika direduksi menjadi skala nano
dapat menunjukkan sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang ditampilkan
pada skala makro. Ukuran skala nano (1-100 nm) merupakan ukuran partikel dimana efek
kuantum menentukan perilaku dan karakteristik partikel. Pada skala ini, sifat material sangat
dipengaruhi ukuran. Sifat nanomaterial seperti titik lebur, konduktivitas listrik,
permeabilitas magnetik, warna, dan reaktivitas kimia merupakan fungsi dari ukuran partikel.
Contohnya antara lain (1) tembaga adalah zat buram namun bisa menjadi transparan (2)
platina adalah bahan inert yang berubah menjadi katalis (3) aluminium merupakan bahan
yang sulit terbakar ternyata dapat menjadi mudah terbakar (4) emas yang tadinya padatan
dapat berubah menjadi cairan pada suhu kamar (5) silikon yang bersifat isolator ternyata
dapat bersifat konduktor.

4. LUAS PERMUKAAN MATERIAL


Material berskala nano memiliki luas permukaan yang relatif lebih besar jika dibandingkan
material nonnano untuk massa yang sama. Hal ini dapat dijelaskan dari teori tumbukan yang
akan Kalian pelajari lebih lanjut di kelas XI nanti. Teori ini menyatakan bahwa makin kecil
ukuran material menyebabkan jumlah sisi aktif material untuk bereaksi secara kimia
menjadi bertambah. Pertambahan jumlah sisi aktif merujuk pada makin luasnya permukaan
sisi aktif partikel sehingga karakteristik nanomaterial meningkat dibandingkan ukuran
makroskopisnya. Material menjadi lebih reaktif secara kimiawi ketimbang material
nonnano. Dalam rangka mensintesis atom demi atom maka harus terjadi tumbukan
antarpartikel untuk menghasilkan reaksi kimia. Tumbukan yang menghasilkan reaksi kimia
harus terjadi pada sisi aktif. Oleh karenanya makin luas permukaan partikel akan memberi
peluang terjadinya reaksi kimia karena bertambahnya sisi aktif.
F. GLOSARIUM

Etsa : Proses dengan menggunakan asam kuat untuk mengikis bagian


permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain
pada logam.
Kristalografi : Sains eksperimental yang bertujuan menentukan susunan atom
dalam zat padat.
Litografi : Sebuah metode untuk percetakan di atas permukaan licin.
Metode bottom-up : Proses sintesis nanopartikel secara kimia dengan melibatkan
reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga dihasilkan
material lain yang berukuran nanometer.
Metode top-down : Stesis nanomaterial secara fisika.
Nanomaterial : Aplikasi nanoteknologi yang dipengaruhi oleh ukuran partikel
yaitu atom maupun molekul penyusunnya.
Substrat : Spesies kimia yang diamati dalam suatu reaksi kimia, yang
secara alami adalah organik dan bereaksi dengan pereaksi
menghasilkan suatu produk.

G. DAFTAR PUSTAKA
Puspaningsih, R. Ayuk. Tjahjadarmawan, Elizabeth. Krisdianti, R. Niken. (2021). Ilmu
Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Waresindo, William. (2019). Review of Introduction Chapter on Nanomaterial, Nanoscience
and Nanotechnology Books. Bandung : Bandung Institute of Technology.
Sukiyo. (2016). Uniknya Nanomaterial. [Online]. Diakses : http://www.bbk.go.id/index.php/berita/view/119/Uniknya-
Nanomaterial [08 Januari 2022]

Anda mungkin juga menyukai