OLEH:
Deswita, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An
Hermalinda, M.Kep., Ns. Sp. Kep. An
Dr. Ns. Meri Neherta, M.Biomed
Ns. Dwi Novrianda, M.Kep
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Modul
Praktek Keperawatan Anak “ Pengkajian Fisik dan Perkembangan Pada Anak”. Modul ini
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa keperawatan pada praktek labor rumah
sakit dan praktek klinik keperawatan anak. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang
dilimpahkan-Nya sehingga modul ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terimakasi kepada tim pengajar keperawatan anak yang telah
berpartisipasi sehingga modul ini bisa di selesaikan dan sesuai dengan perencanaan. Penulis
menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
berbagai masukan dan kritikan agar modul ini dapat dimanfaatkan dan lebih sempurna
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang
keperawatan anak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Pengkajian fisik keperawatan pada bayi
2. Pengkajian fisik pada anak
3. Penilaian status gizi pada anak
Daftar Pustaka
MATERI 1
PENGKAJIAN FISIK KEPERAWATAN PADA BAYI
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran praktikum tentang pengkajian fisik keperawatan pada bayi
diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep pengkajian fisik pada bayi dan
melakukan pengkajian fisik keperawatan pada bayi.
b. Prinsip
Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang
Menggunakan lampu atau penghangat untuk mencegah kehilangan panas pada bayi
pada waktu melakukan pengkajian
c. Tujuan
Untuk menilai status adaptasi atau penyesuaian intrauterine ke dalam kehidupan ekstra
uterin dan untuk mendeteksi adanya kelainan pada bayi baru lahir.
Penilaian Apgar Score ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar. APGAR (A:
Apperence/kulit, P: Pulse/frekuensi jantung, G: Grimace/respon/reflek, A:
Activity/tonus otot, R: Respiration/usaha nafas).
Tanda 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 ≥ 100
Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif
sedikit
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
biru/pucat ekstrmitas biru kemerahan
Penilaian APGAR:
Beradaptasi baik : nilai APGAR 7-10
Asfiksia ringan/sedang : nilai APGAR 4-6
Asfiksia berat : nilai APGAR 0-3
5) Pengukuran antropometri
Timbang berat badan bayi (normal: 2500-3500gram), apabila berat badan bayi
< dari 2500 gram berat badan lahir rendah (BBLR) dan apabila berat badan
bayi > 4000 gram makrosemia.
Panjang badan (normal 48-53 cm)
Lingkar kepala (diameter fronto oksipito N: 33-35 cm)
Lingkar dada (lingkar yang melewati putting susu N: 30-33 cm)
6) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5°C
Tekanan darah : 60 – 90/ 62 – 78 mmHg (lihat Tabel 1)
Nadi : 120 – 160x/menit (Lihat Tabel 2)
Nafas : 40 – 60 x/menit
7) Pemeriksaan kepala
Inspeksi rambut terhadap jumlah dan warna, adanya lanugo terutama daerah
bahu dan punggung.
Inspeksi wajah dan tengkorak, dapat dilihat apakah ada maulage yaitu tulang
tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetris atau tidak, apakah
terdapat caput succedenium (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak
berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyeberangi sutura, akan hilang dalam
beberapa hari). Apakah terdapat cephal hematom dengan konsistensi lunak,
berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyebrangi
sutura dan apabilaa menyebrangi sutura akan mengalami fraktur tulang
tengkorak, akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
Palpasi fontanel terhadap denyutan (denyutan sama dengan denyutan jantung),
palpasi apakah ada penutupan fontanel (fontanel posterior menutup setelah
usia 2 bulan, fontanel anterior menutup setelah usia 12-18 bulan).
Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak dengan cara
menggoyangkan kepala bayi secara perlahan sehingga mata bayi terbuka dan
inspeksi apakah mata berkedip atau reaksi terhadap cahaya, apabila ditemukan
jarang berkedip, kemungkinan mengalami kebutaan.
Pemeriksaan pada telinga untuk melihat fungsi pendengaran adalah dengan
menggunakan bel atau suara, apakah terdapat reflek terkejut pada bayi.
Pemeriksaan hidung dilakukan dengan melihat pola pernafasan, apakah ada
pernafasan cuping hidung, inspeksi ada atau tidaknya secret pada hidung.
Pemeriksaan mulut yang dilakukan adalah dengan menginspeksi mukosa mulut,
lidah dan reflek isap.
Pemeriksaan leher yaitu dengan menginspeksi gerakan leher.
8) Pemeriksaan dada
Inspeksi bentuk dada: diameter antero posterior dan lateral sama (1:1)
Pemeriksaan jantung
1) Palpasi denyut apical (yang dapat dipalpasi pada ruang intercostals ke-4
sampai ke lima sebelah lateral batas kiri sternum.
2) Palpasi area jantung terhadap pulsasi, dorongan dan getaran (thrill)
a) Aorta yaitu pada ruangintercostal kedua kanan batas sternum
b) Pulmonal yaitu pada ruang intercostals kedua kiri batas sternum
c) Trikuspid yaitu pada ruang intercostals keempat kiri batas sternum
d) Mitral (apeks jantung, PMI usia 0 – 4 tahun yaitu pada ruang
intercostals keempat kiri
3) Auskultasi bunyi jantung
a) Auskultasi semua area jantung
b) Mulai dari aorta. Identifikasi bunyi jantung 1 (s1) dan bunyi jantung 2
(S2). S1 dideskripsikan sebagai bunyi ” Lub” dan S2 sebagai ”dub”. Jarak
kedua bunyi adalah 1 detik atau kurang.
c) Dengarkan bunyi jantung tambahan dan murmur (karakteristik bunyi
jantung lihat pada tabel 3 dan 4).
Pemeriksan paru-paru
1) Inspeksi pola pernafasan, frekuensi pernafasan bayi normal adalah 40-
60x/menit, pada pernafasan bayi dinding dada dan perut bergerak secara
bersamaan. Inspeksi apakah ada retraksi dada atau kesukaran pernafasan
pada bayi.
2) Inspeksi sifat pernafasan bayi apakah pernafasan dada yang ditandai
dengan pengembangan dada atau pernafasan perut yang ditandai dengan
pengembangan perut. Pada umumnya sifat pernafasan yang pada bayi
adalah pernafasan perut. Kaji apakah ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
3) Inspeksi ritme/ irama pernafasan: apakah teratur/ tidak.
4) Lakukan palpasi untuk mengetahui fremitus (gelombang suara yang
menciptakan getaran). Vocal fremitus dapat dikaji pada dada bayi
ketika menangis.
5) Auskultasi bunyi nafas: bunyi nafas bronkhial secara bilateral.
6) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk
melihat bentuk dari abdomen (silindris). Hati teraba 2-3 cm dibawah arcus
kosta kanan, limpa teraba 1 cm dibawah arcus kosta kiri.
Pusat umbilicus, putih kebiruan pada saat lahir dengan dua arteri dan satu vena.
8) Pemeriksaan genitalia
Bayi perempuan inspeksi genitalia untuk melihat keadaan labiaminora
tertutup oleh labia mayora, lubang uretra dan vagina terpisah dan inspeksi
adanya secret dari vagina (hal ini disebabkan karena pengaruh hormonal).
Bayi laki-laki sering ditemukan fimosis dan hipospadia (defek pada batang
penis).
Pemeriksaan reflex
Bunyi jantung 1 (S1) Berasal dari penutupan katup mitral dan trikuspidalis
Bunyi ini menandakan awal dari fase sistolik, bunyi bernada rendah
dan jelas terdengar di apek.
Bunyi jantung 2 (S2) Berasal dari penutupan katup aorta dan pulmonal. Jelas terdengar
di basis jantung. Pada anak biasanya terpecah (split, saat inspirasi).
Bunyi jantung 3 (S3) Timbul akibat pengisian cepat verntrikel kiri. Terdengar pada fase
diastolic.
Bunyi jantung 4 (S4) Timbul akibat kontraksi atrium dan hampir selalu patologik
biasanya pada gagal jantung. Irama gallop (derap) adalah irama
yang terdiri atas komponen S1, S2, dan S3 yang keras dengan atau
tanpa S4 disertai takirkardi.
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
1. Kaji aspek medis bayi seperti riwayat kehamilan dan persalinan bayi,
status gizi ibu saat hamil dan lain-lain.
2. Kaji keluhan bayi/anak saat ini
3. a. Persiapan alat
1) Alat antropometri meliputi timbangan dacin/ timbangan
digital bayi dan pengukur panjang badan
2) Termometer
3) Stetoskop bayi/anak
4) Sphygmomanometer bayi/anak
5) Arloji berdetik
6) Penlight
7) Handscoen
b. Persiapan pasien/keluarga. Jelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan pengkajian fisik.
c. Cuci tangan.
3. Penilaian APGAR score
4. Pemeriksaan cairan amnion
5. Pemeriksaan plasenta
6. Pemeriksaan tali pusat
7. Pemeriksaan antropometri meliputi:
a. Berat badan
Lepas pakaian yang tebal, bila perlu cukup mengenakan pakaian
dalam saja, tidurkan bayi pada meja timbangan.
b. Panjang Badan :
Ukur panjang badan bayi, ekstensikan tubuh bayi secara penuh
dengan memegang kepala bayi pada garis tengahnya, pegang
kedua lutut dengan lembut, dan tekan lutut ke bawah sampai kaki
betul-betul ekstensi dan rata dengan meja.
c. Lingkar kepala:
Ukur lingkar kepala diameter fronto oksipito
d. Lingkar dada:
Ukur lingkar dada melewati puting susu
e. Catat hasil pemeriksaan pada KMS atau catatan pasien
8. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
9. Pemeriksaan kepala
1) Inspeksi rambut terhadap jumlah dan warna, adanya lanugo
terutama daerah bahu dan punggung.
2) Inspeksi wajah dan tengkorak, apakah ada maulage, caput
succedenium, dan cephal hematom.
3) Palpasi fontanel terhadap denyutan, palpasi apakah ada
penutupan fontanel.
4) Pemeriksaan mata: nilai adanya strabismus dan inspeksi apakah
mata berkedip atau reaksi terhadap cahaya.
5) Pemeriksaan telinga: gunakan bunyi/suara apakah terdapat reflek
terkejut pada bayi.
6) Pemeriksaan hidung: lihat pola pernafasan, apakah ada
pernafasan cuping hidung, inspeksi ada atau tidaknya secret pada
hidung.
7) Pemeriksaan mulut: inspeksi mukosa mulut, lidah dan reflek isap.
8) Pemeriksaan leher: inspeksi gerakan leher.
10. Pemeriksaan dada
Inspeksi bentuk dada
Pemeriksaan jantung
1) Palpasi denyut apical, palpasi area jantung terhadap pulsasi,
dorongan dan getaran (thrill)
2) Auskultasi bunyi jantung
Pemeriksan paru-paru
1) Inspeksi pola pernafasan dan inspeksi apakah ada retraksi
dada atau kesukaran pernafasan pada bayi
2) Inspeksi sifat pernafasan
3) Inspeksi ritme/ irama pernafasan.
4) Lakukan palpasi untuk mengetahui fremitus
5) Auskultasi bunyi nafas: bunyi nafas bronkhial secara
bilateral
11. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi bentuk abdomen dan umbilicus
2) Palpasi hati dan limfa.
Evaluasi
16. Keadaan bayi setelah pemeriksaan fisik
Dokumentasi
17. a. Catat nama dan umur pasien, tanggal dan waktu pemeriksaan
fisik/antropometri.
b. Catat hasil pemeriksaan fisik/antropometri/refleks pada status
pasien
c. Catat reaksi bayi/anak selama dan setelah pemeriksaan.
d. Nama dan paraf perawat.
NILAI
NILAI TOTAL
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan salah
2 : Dilakukan kurang tepat
3 : Dilakukan tepat
Padang, .....................................
Penguji,
( )
KASUS
Seorang ibu usia 35 tahun melahirkan bayi perempuan melalui persalinan normal. Berat
badan lahir bayi: 3200 gram, dengan panjang badan 49 cm. tanda-tanda vital bayi dalam
batas normal, dimana suhu: 36,7°C, nadi: 128x/menit dan nafas : 56x/menit. Apakah
pemerksaan yang dilakukan pada bayi selanjutnya?
MATERI 2
PENGKAJIAN FISIK KEPERAWATAN PADA ANAK
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran praktikum tentang pengkajian fisik keperawatan pada anak
diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep pengkajian fisik pada anaki dan
melakukan pengkajian fisik keperawatan pada anak.
3) Kaji Penampilan umum: Observasi hal-hal berikut: wajah, postur, hiegiene, nutrisi,
perilaku, perkembangan dan status kesadaran. Status kesehatan umum, keletihan,
penurunan/ penambahan berat badan saat ini, perubahan diet, penyakit, perubahan
nafsu makan, toleransi latihan dan demam, menggigil, keringat malam, kemampuan
umum untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
4) Pemeriksaan kulit:
Inspeksi pruritus, pigmentasi, jerawat, erupsi, ruam (lokasi), kecendrungan untuk
memar, ptekie, kering berlebihan, tekstur umum, gangguan pada kuku,
pertumbuhan dan kerontokan rambut, perubahan warna rambut.
Observasi kulit terhadap warna (paling baik pada: sklera, konjunctiva, punggung
kuku, lidah, mukosa bukal, telapak tangan dan telapak kaki), tekstur (perhatikan
kelembaban, kehalusan, integritas kulit dan suhu, turgor.
5) Kepala
Tanyakan keluhan sakit kepala, pusing dan cedera
Perhatikan bentuk dan kesimetrisan, palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus
atau pembengakakan yang nyata, periksa hiegien.
Evaluasi rentang gerak
Inspeksi leher: perhatikan ukuran, palpasi trakea, dan palpasi arteri karotis.
6) Mata
Inspeksi penempatan dan kesejajaran mata, observasi kelopak mata terhadap
penempatan , gerakan dan warna.
Inspeksi konjunctiva dengan cara menarik kelopak mata ke bawah sementara anak
melihat ke atas, observasi warna.
Obsevasi warna sclera
Inspeksi pupil: ukuran/ diameter, reaksi terhadao cahaya dan akomodasi.
7) Telinga
Inspeksi pina : penempatan dan kesejajaran,
Perhatikan adanya lubang-lubang abnormal, penebalan kulit atau sinus.
Inspeksi hygiene: bau, rabas dan warna
Kaji ketajaman pendengaran dengan tes rinne dan weber
8) Hidung
Inspeksi Perdarahan hidung, hidung berair terus menerus, sering tersumbat, obstruksi
nasal (sulit bernafas), indera penciuman/ fungsi penciuman.
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
1. Kaji aspek medis bayi seperti riwayat kehamilan dan persalinan bayi,
status gizi ibu saat hamil dan lain-lain.
2. Kaji keluhan bayi/anak saat ini
3. 1) Persiapan alat
a) Alat antropometri meliputi timbangan dacin/ timbangan
digital bayi, pengukur tinggi badan
b) Termometer
c) Stetoskop bayi/anak
d) Sphygmomanometer bayi/anak
e) Arloji berdetik
f) Penlight
g) Handscoen
2) Persiapan pasien/keluarga. Jelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan pengkajian fisik.
3) Cuci tangan.
3. Pengukuran pertumbuhan meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar dada dan lingkar lengan
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital
5. Kaji penampilan umum
6. Pemeriksaan kulit:
Inspeksi pruritus, pigmentasi, jerawat, erupsi, ruam (lokasi),
kecendrungan untuk memar, ptekie, kering berlebihan, tekstur
umum, gangguan pada kuku, pertumbuhan dan kerontokan
rambut, perubahan warna rambut.
Observasi kulit terhadap warna, tekstur (perhatikan kelembaban,
kehalusan, integritas kulit dan suhu, turgor.
7. Pemeriksaan kepala:
Tanyakan keluhan sakit kepala, pusing dan cedera
Perhatikan bentuk dan kesimetrisan, palpasi tengkorak akan
adanya fontanel, nodus atau pembengakakan yang nyata, periksa
hiegien.
Evaluasi rentang gerak
Inspeksi leher: perhatikan ukuran, palpasi trakea, dan palpasi
arteri karotis
8. Pemeriksaan mata:
Inspeksi penempatan dan kesejajaran mata, observasi kelopak
mata terhadap penempatan , gerakan dan warna.
Inspeksi konjunctiva dengan cara menarik kelopak mata ke bawah
sementara anak melihat ke atas, observasi warna.
Obsevasi warna sclera
Inspeksi pupil: ukuran/ diameter, reaksi terhadao cahaya dan
akomodasi
9. Pemeriksaan telinga
Inspeksi pina : penempatan dan kesejajaran,
Perhatikan adanya lubang-lubang abnormal, penebalan kulit atau
sinus.
Inspeksi hygiene: bau, rabas dan warna
Kaji ketajaman pendengaran dengan tes rinne dan weber
10. Pemeriksaan hidung
Inspeksi Perdarahan hidung, hidung berair terus menerus, sering
tersumbat, obstruksi nasal (sulit bernafas), indera penciuman/ fungsi
penciuman
11. Pemeriksaan mulut dan tenggorokkan
Bibir: perhatikan warna, tekstur, dan lesi sebelumnya
Struktur internal: minta anak membuka mulut lebar dan
mengatakan ”ahh”, inspeksi membran mukosa mulut, strutur gigi
dan lidah
12. Pemeriksaan dada: Inspeksi bentuk dada
13. Pemeriksaan paru-paru
Evaluasi gerakan pernafasan: frekuensi, irama, kedalaman,
kualitas da karakter.
Palpasi fremitus vokal dengan meletakkan tangan datar di
punggung atau dada dan meminta anak mengatakan 999 atau
eee.
Perkusi kedua sisi dada dalam urutan dari apek ke dasar paru:
lobus paru akan terdengar resonan saat dilakukan perkusi.
Auskultasi bunyi nafas terhadap intensitas, nada, kualitas, durasi
ekspirasi dan insprasi.
14. Pemeriksaan jantung:
Palpasi denyut apical
Palpasi area jantung terhadap pulsasi, dorongan dan getaran
(thrill)
Auskultasi semua area jantung
Dengarkan bunyi jantung tambahan dan murmur
15. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi kontur, ukuran dan tonus
Perhatikan kondisi kulit: halus dan rapi
Perhatikan gerakkan.
Inspeksi umbilicus akan adanya herniasi, fistula, hygiene dan
rabas.
Observasi adanya hernia
Auskulasi bising usus,
Perkusi abdomen:
Palpasi organ abdominal: palpasi abdomen
16. Pemeriksaan genitalia
Genital anak laki-laki :Inspeksi penis, glans dan batang,
prepusium, meatus uretra skrotum dan testis.
Genital anak perempuan: inspeksi labia, meatus uretra, palpasi
labia terhadap adanya masa
17. Pemeriksaan anus
Inspeksi anus, dan kondusi kulit serta reflek anal
18. Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas
Inspeksi tulang belakang,
Perhatikan adanya skoliosis
Perhatikan mobilitas tulang belakang
Inspeksi setiap sendi untuk kesimetrisan, ukuran, suhu, warna,
nyeri tekan, dan mobilitas.
Kaji bentuk tulang:
Inspeksi cara berjalan dengan meminta anak untuk berjalan lurus.
Uji kekuatan legan, kaki, telapak tangan dan telapak kaki.
19. Pemeriksaan neurologis
Kaji status mental.
Kaji fungsi motorik
Kaji fungsi sensori:
Reflek bisep dan trisep:
Saraf cranial
Evaluasi
20. Keadaan anak setelah pemeriksaan fisik
Dokumentasi
21. a. Catat nama dan umur pasien, tanggal dan waktu pemeriksaan
fisik/antropometri.
b. Catat hasil pemeriksaan fisik/antropometri/refleks pada status
pasien
c. Catat reaksi bayi/anak selama dan setelah pemeriksaan.
d. Nama dan paraf perawat.
NILAI
NILAI TOTAL
Keterangan :
1 : Tidak dilakukan
2 : Dilakukan salah
3 : Dilakukan kurang tepat
4 : Dilakukan tepat
Padang, .....................................
Penguji,
( )
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran praktikum tentang penilaian status gizi diharapkan mahasiswa
dapat memahami konsep status gizi anak dan melakukan penilaian status gizi pada
anak.
2. TINJAUAN KONSEP
B. Klasifikasi
Kategori dan ambang batas status gizi dapat dlihat pada tabel dibawah ini:
Indeks Kategori Ambang batas (Z score)
Berat badan menurut umur Gizi buruk < -3 SD
(BB/U) Gizi kurang -3SD sampai dengan < -2 SD
Usia 0 – 60 bulan Gizi baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi lebih >2 SD
Panjang badan menurut Sangat pendek < -3 SD
umur (PB/U), tinggi badan Pendek -3SD sampai dengan < -2 SD
menurut umur (TB/U) Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Usia 0 – 60 bulan Tinggi >2 SD
Berat badan menurut Sangat kurus < -3 SD
panjang badan (BB/PB) atau Kurus -3SD sampai dengan < -2 SD
berat badan menurut tinggi Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
badan (BB/TB) Gemuk >2 SD
Usia 0 – 60 bulan
Indeks masa tubuh (IMT) Sangat kurus < -3 SD
menurut umur (IMT/U) Kurus -3SD sampai dengan < -2 SD
Usia 0 – 60 bulan Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Indeks masa tubuh (IMT) Sangat kurus < -3 SD
menurut umur (IMT/U) Kurus -3SD sampai dengan < -2 SD
Usia 5 – 18 tahun Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2SD
C. Penilaian status gizi anak < 2 tahun
Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB); sedangkan anak umur ≥ 2 tahun ditentukan
dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Anak
didiagnosis gizi buruk apabila secara klinis “Tampak sangat kurus dan atau edema pada
kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh” dan atau jika BB/PB atau BB/TB <- 3 SD
atau 70% median. Sedangkan anak didiagnosis gizi kurang jika “BB/PB atau BB/TB < - 2
SD atau 80% median.
Jadi usia anak adalah 3 tahun 6 Bulan 19 hari (dibulatkan menjadi 3 tahun 7
bulan) atau 3,5 tahun.
4) Tentukan BB/U, TB/U, BB/TB dan body mass index (BMI)/indeks masa tubuh (IMT),
5) Interpretasikan hasil pengukuran (lihat kategori status gizi)
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
1. Kaji aspek medis bayi seperti riwayat kehamilan dan persalinan bayi,
status gizi ibu saat hamil dan lain-lain.
2. Kaji keluhan bayi/anak saat ini
3. a. Persiapan alat pengukuran BB, Tinggi badan dan LILA
b. Persiapan pasien/keluarga. Jelaskan tujuan dan prosedur
penilaian status gizi.
Cuci tangan.
4. Pilih chart/ tabel yang sesuai
5. Tentukan usia anak: tanggal lahir, tanggal pengkajian dan lahir
prematur atau tidak
6. Ukur tinggi badan, lingkar kepala dan berat badan.
7. Tentukan BB/U, TB/U, BB/TB dan body mass index (BMI)/indeks masa
tubuh (IMT)
8. Interpretasikan hasil pengukuran
Evaluasi
9. Jelaskan hasil penilaian terhadap status gizi kepada orang tua dan
rekomendasi
Dokumentasi
10. a. Catat nama dan umur pasien, tanggal dan waktu pemeriksaan.
b. Catat hasil pemeriksaan fisik/antropometri/refleks pada status
pasien.
c. Nama dan paraf perawat.
NILAI
NILAI TOTAL
Keterangan :
1 : Tidak dilakukan
2 : Dilakukan salah
3 : Dilakukan kurang tepat
4 : Dilakukan tepat
Padang, .....................................
Penguji,
( )
Anak F laki-laki, lahir pada tanggal 10 September 2012 lahir normal dengan berat badan
lahir 3500 gram dan PB: 47 cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometrik
didapatkan berat-badan anak: 15 kg dan Tinggi badan : 100 cm.
Apakah interpretasi status gizi pada anak kasus diatas menurut tabel/ chart kemenkes RI
(tanggal pengkajian 28-4-2016),
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2008). Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Departemen
kesehatan RI, Jakarta.
2. Hidayat, Aziz Alimul (2006), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Ed I: Jakarta, Salemba
Medika
3. Hockenberry, M. J. (2008). Wong’s nursing care of infants and children. St Louis: Mosby
Inc
4. Hockenberry. (2009). Essential of Pediatric Nursing, St. Louis: Mosby Year Book
5. Kemenkes RI. (2011). Keputusan mentri Republik Indonesia, No:
195/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penialaian status gizi anak.
6. Muscary, M. E. (20010. Advances pediatrir clinical assessment: skill and procedure.
Philadelphia: Lippincoat
7. Muscary, M. E. (20010. Advances pediatrir clinical assessment: skill and procedure.
Philadelphia: Lippincoat.
8. Nursalam, Rekawati S dan Sri Utami, (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak,
Jakarta: Salemba Medika
9. O’Brien, N., & Gill, D. (2007). Paediatric clinical examination made easy. Dublin: Churchill
Livingstone
10. O’Brien, N., & Gill, D. (2007). Paediatric clinical examination made easy. Dublin: Churchill
Livingstone.
11. Potter, P. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik, ed.
4. Jakarta: EGC
12. Priharjo, R. (1996). Pengkajian fisik keperawatan, editor Ni Luh Gede Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.
13. Putra, S.T., dkk. (2009). Management of pediatric heart disease for practitioner: from
early detection to intervention. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK
UIMuscary.
14. WHO. 2010. Use and interpretation of CDC growth chart. CDC Center
15. Wong, D.L. (2004). Pedoman keperawatan pediatric/ Donna L. Wong: alih bahasa,
Monica Ester; editor edisi bahasa Indonesia, Sari Kurnianingsih, ed 4. Jakarta: EGC.