Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INDIVIDU

BLOK 1 KEPRIBADIAN
PEMICU 3
“TOLERANSI”

Nama : Marchoney Maria Situmorang


NIM : 220600045
Fakultas : Kedokteran Gigi
Fasilitator : Drs. B.M Sembiring
Penyusun Pemicu 3 : Drs. B.M Sembiring

1. Diskusikan dan buat laporan kelompok apa sebenarnya yang mau diutarakan oleh pemicu
tentang kesatuan dan ketergantungan setiap cabang, ranting, bunga, dan buah durian pada
pokok utamanya!
Jawab :
Seperti yang kita ketahui, bahwa tumbuhan memiliki banyak anggota. Seperti pada
tumbuhan pohon durian, ia memiliki :
- Batang untuk menopang tubuhnya
- Ranting untuk tempat melekatnya tangkai daun, bunga atau buah dan sebagai tempat
tumbuhnya tunas baru pada tumbuhan.
- Bunga sebagai organ reproduksi dan tempat berlangsungnya penyerbukan pembuahan.
Dll.
Setiap bagiannya memiliki cirinya masing-masing dan memiliki fungsinya masing-masing.
Jika salah satu bagian ada yang tidak berfungsi dengan semestinya, maka seluruh
mekanisme pada pohon durian tersebut akan ikut bermasalah. Artinya setiap bagian pada
pohon durian ini memiliki keterkaitan dan ketergantungan antar bagian yang lainnya.

Hal ini juga serupa dengan perumpamaan yang ada pada kitab Korintus 12 : 12 “Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu,
sekalipun banyak, merupakan satu tubuh” ; Korintus 12 : 14-26 “Karena tubuh juga tidak
terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "Karena aku
bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan
andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi
benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah
pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah
telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh,
seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada
tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:
"Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya
paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut
pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap
anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak
dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu
rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda
itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut
menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”

Jadi sebenarnya yang mau diutarakan oleh pemicu tentang kesatuan dan ketergantungan
setiap cabang, ranting, bunga, dan buah durian ini, yaitu bahwa perumpamaan itu juga
berlaku di setiap kehidupan kita sehari-hari. Sama seperti pohon durian yang memiliki
berbagai macam bagian pada pohonnya dan setiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Kita sebagai manusia juga pasti memiliki perbedaan dengan manusia lainnya. Kita
juga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam diri kita. Didalam perbedaan itulah
kita seharusnya memanfaatkannya. Jadi setiap orang memiliki tugas dan fungsinya masing-
masing yang tidak dimiliki orang lain. Hal ini lah yang menuntut kita untuk bisa saling
melengkapi fungsi-fungsi yang tidak dimiliki oleh diri kita sendiri. Oleh karena itulah, kita
harus saling melengkapi satu sama lain, agar dalam proses kita menggapai tujuan kita itu
dapat berjalan lancar dan tidak terhambat. Sama seperti perumpamaan tadi “Memang ada
banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh” (Korintus 12 : 20) Sama halnya dengan manusia,
memang ada banyak suku, agama, dan perbedaan lainnya antar manusia, tetapi kita semua
merupakan satu kesatuan di hadapan Allah.

2. Mungkinkah, satu cabang, ranting bisa hidup bertumbuh dan berbuah bila dia terputus dari
pokoknya? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab :
Satu cabang, ranting TIDAK MUNGKIN BISA hidup bertumbuh dan berbuah bila dia
terputus dari pokoknya. Mengapa? Karena ranting tersebut telah terputus dari sumber
kehidupannya (pokoknya). Sebagai organisme yang hidup, ranting tidak akan menghasilkan
buah bila putus, patah, atau lepas dari pohon pokoknya. Sebagai jaringan kehidupan
sebagaimana pohon, ranting dan buah diibaratkan berada dalam kesatuan yang saling
menghidupi. Ranting tidak akan menghasilkan buah bila patah dan jatuh dari pohon dan
juga ranting tidak akan menghasilkan buah yang baik kalau ranting itu “ditumbuhi” dengan
“benalu” atau jamur yang merusak.
Sebagai acuan dalam membantu menjawab pertamyaan ini, saya mengutip beberapa
ayat yang sekiranya berhubungan dengan pertanyaan ini. Pada kitab Yohanes 15:5 “Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Menurut saya, arti dari ayat ini, yaitu anggaplah kita menjadi ranting yang patah tadi dan
pokok pohon ranting yang patah tersebut adalah Tuhan. Maka ranting itu udah dipastikan
bukan lagi termasuk bagian dari pokok pohon tersebut. Apa yang terjadi pada ranting
tersebut? Ranting tersebut tidak bisa tumbuh dan menghasilkan buah lagi. Sedangkan
ranting-ranting yang masih terhubung dengan pokok pohon tersebut masih dapat bertumbuh
seperti biasa. Artinya kita sebagai manusia, jika kita memisahkan diri kita dari segala yang
ada karena dilandasin dengan perbedaan baik itu agama, ras, status sosisl,dll, maka kita tidak
akan bisa bertumbuh/berkembang dan menghasilkan sesuatu yang berguna di kehidupan ini.
Seperti ranting yang patah itu, ia akan mati dan membusuk. Kita juga akan seperti ranting
yang patah tersebut, tidak bisa tumbuh, tidak bisa berkembang, dan tidak bisa bermanfaat
bagi orang di sekitar kita.
Contohnya : Ada seorang koas dokter gigi. Ia merupakan koas dokter gigi yang sangat
berprestasi dalam bidangnya. Tetapi ia selalu menganggap bahwa dirinya sendiri bisa
melakukan apa saja tanpa bantuan orang lain. Ia juga selalu menganggap rendah orang lain.
Hingga tibalah saat ia membutuhkan seorang untuk berperan sebagai pasiennya dan ini
merupakan salah satu syarat agar ia bisa lulus koas tahun ini. Apa yang terjadi? Karena
kesombongannya akan kehebatan dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya bisa
melakukan apapun tanpa bantuan orang lain, pada akhirnya ia akan menjadi ranting yang
patah tadi. Ia tidak mendapatkan seorangpun yang mau jadi pasiennya. Akibatnya ia tidak
bisa melanjutkan koasnya sampai ia mendapatakan seorang yang mau menjadi pasiennya.
Seperti yang dikatakan ayat tadi “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Jika kita
terputus dari Tuhan maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Begitu juga dengan kita
sebagai manusia, makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain dan memiliki banyak
perbedaan antar satu sama lain. Jika kita bisa menganggap perbedaan itu sebagai sesuatu
yang saling beketergantungan yang justru dapat melengkapi masing-masing kekurangan
kita, maka seperti ayat tadi, kita akan dapat tumbuh dan mengahasilkan buah yang baik.

3. Apakah hubungan pokok durian itu dengan keutuhan Negara Republik Indonesia yang
berlandaskan UUD’45, Pancasila, Prinsip Hidup Bhineka Tunggal Ika
Jawab :

Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyatakan Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik.
Pasal 37 (5) UUD 1945 menjelaskan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat diubah.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, keutuhan berasal dari kata utuh yang berarti dalam
keadaan sempurna seperti semula. Utuh juga berarti tidak bercerai berai atau tidak pecah
belah. Jadi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia artinya adalah bahwa Indonesia
merupakan Negara kesatuan yang memiliki kedaulatan, memiliki tujuan nasional, dan
berdiri secara utuh baik wilayahnya, rakyatnya, ataupun pemerintahannya.
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui hal-hal berikut:
a. Indonesia yang utuh dan tidak mudan terpecah belah.
b. Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya baik.
c. Tidak ada pergolakan, peperangan, pemberontakan, ataupun perpecahan di antara
rakyat.
d. Situasi Negara yang aman, nyaman, dan damai.
(Sumber : Buku elektronik Pendidikan Kewarganegaraan, Ikhwan Sapto Darmono dan
Sudarsih)

Pada hakikatnya sesanti Bhineka Tunggal Ika, yang diterjemahkan sebagai “Berbeda-beda
itu satu” (walaupun berbeda-beda namun tetap satu adanya), mengandung makna filosofi
yang amat dalam. Hal tersebut menunjuk pada kesadaran yang amat tinggi terhadap hakikat
hidup manusia sebagai salah stu atau hanya bagian kecil saja dari kesemestaan ciptaan
Tuhan. Sebagai masyarakat yang religious, kita mengakui bahwa Tuhan adalah yang Maha
Kuasa menciptakan alam seisinya yang berbeda-beda, sebagai awal atau hulu. Tetapi
keseluruhan yang berbeda-beda itu tetap sebagai satu ciptaaan yang harus membaktikan
dirinya (seluruh kehidupannya) kepada Tuhan, sebagai akhir atau muara.
(Sumber : Jurnal I Wayan Latra, S.Ag,M.Si., Nilai-Nilai Bhineka Tunggal Ika Dalam
Kehidupanbermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara)

Berdasarkan sumber-sumber di atas maka hubungan pokok durian itu dengan keutuhan
Negara Republik Indonesia yang berlandaskan UUD’45, Pancasila, Prinsip Hidup Bhineka
Tunggal Ika, yaitu seperti konsepnya tadi, bahwa pokok durian dan bagian-bagiannya tidak
dapat dipisahkan. Jika di pisahkan maka akan menjadi seperti ranting yang patah tadi, ia
tidak dapat bertumbuh dan berbuah lagi. Sama seperti halnya dengan keutuhan Negara
Republik Indonesia, jika masyrakat Indonesia tidak bisa menerima segala perbedaan yang
ada dan tidak bisa bersikap toleransi antar sesama, maka hal yang terjadi pada ranting yang
patah tadi akan terjadi juga pada Negara Republik Indonesia ini. Negara kita tidak akan bisa
berkembang menjadi negara yang maju.

4. Apakah Titah Hidup bernegara kita yang berlandaskan UUD’ 45, Pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika
Jawab :

Arti kata titah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Perintah (biasanya dari raja)
yang harus dipatuhi

Menurut saya, titah hidup negara kita yang berlandaskan UUD’ 45, Pancasila dan Bhineka
Tunggal Ika adalah kita harus bersatu dan membentuk negara kita secara menyeluruh
sebagai satu kesatuan. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa landasan negara kita, yaitu
pada :
− isi alinea ke-2 Pembukaan UUD 1945 : Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
− Pancasila sila ke-3 : Persatuan Indonesia
− Bihneka Tunggal Ika : Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu
Seperti pohon durian yang ada pada skenario pemicu di atas. Indah dan kuatnya pohon
durian terletak pada kesatuan utuh mulai dari akar, dahan, serta bagian lainnya.
Negara Indonesia yang masyarakatnya memiliki banyak keberagamanpun seperti itu,
Negara kita bisa menjadi negara yang indah dan kuat seperti pohon durian jika kita bisa
menyatukan semua keberagaman yang ada. Selain itu, kita juga di titahkan untuk bisa1
mengamalkan kelima sila Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari kita.
5. Sebutkan dan uraikanlah contoh-contoh praktek hidup dan profesi yang menyimpang dari
Titah UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika itu
Jawab :

Praktek hidup yang menyimpang dari Titah UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
contohnya yaitu
1) Memilih-milih teman atau hanya mau berteman dengan yang se agama atau yang se
ras dengan dirinya.
Tentu saja hal ini menyimpang dari titah yang ada. Seharusnya kita tidak boleh
membeda-bedakan seseorang berdasarkan latar belakang suku, agama, ras, dan kelas
sosialnya, karena kita merupakan negara yang memiliki landasan Pancasila sebagai
pedoman hidup.
2) Susah menoleransi perbedaan yang ada di sekitar kita, terutama jika berbau tentang
agama dan ras.
Sebagai negara Indonesia yang multikultural, negara yang memiliki keberagaman,
seharusnya sebagai masyarakatnya kita harus bisa menerapkan sikap toleransi dalam
kehidupan kita, dengan demikan integrasi nasional dapat terwujud. Karena pada
dasarnya kita semua merupakan manusia yang setara dan sederajat antar satu sama
lain. Oleh karena itu di setiap perbedaan yang ada, seharusnya kita saling
melengkapi satu sama lain, bukan malah menyombongkan kelebihan yang hanya
ada pada diri kita, tetapi tidak ada pada orang lain. Dll
Sebenarnya semua profesi itu baik, selagi tujuan profesinya sesuai dengan peri kemanusian.
Tidak ada profesi yang menyimpang dari Titah UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika. Namun, hanya saja ketika kita menjalani profesi tersebutlah yang bisa membuat
penyimpangan-penyimpangan itu terjadi. Jika kita belum bisa mengontrol pikiran kita untuk
memiliki moral yang baik, hal ini lah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan titah
negara dalam profesi yang dianut. Contohnya korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat
tinggi atau oleh para penguasa negara. Tidak hanya pejabat negara, bahkan seorang dokter
juga bisa menyimpang dari Titah negara kita. Ada dokter yang ingin mendapatkan
keuntungan yang besar, ia rela menyalahgunakan profesinya dengan membuka praktik
aborsi anak. Tentu saja hal tersebut sangat menyimpang dari titah negara, terutama pada
kelima sila Pancasila.

6. Apa hubungan Profesi Dokter Gigi kelak dengan pokok durian serta Titah Hidup Bernegara
yang berlandaskan UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggak Ika?
Jawab :
Seperti yang tetera pada skenario pemicu di atas, bahwasanya indah dan kuatnya pohon
durian tersebut terletak pada kesatuan utuh mulai dari akar, daun, ranting, dahan, dan
buahnya. Ibaratkanlah dokter gigi sebagai salah satu ranting dari pohon tersebut. Maka
masih banyak ranting-ranting lain pada pohon durian tersebut. Artinya masih banyak
profesi-profesi lain yang terdapat pada negara kita ini. Pohon durian tersebut terlihat indah
dan kuat karena kesatuan dari berbagai macam bagian tubuhnya. Begitu juga dalam dunia
pekerjaan, setiap profesi memiliki ciri, fungsi, dan kelebihan masing-masing. Hal ini lah
justru yang membuat negara kita dapat maju dan berkembang jika kita bisa menselaraskan
perbedaan-perbedaan tersebut dengan saling melengkapai satu sama lain.
Sama halnya juga dengan ranting yang terputus dari pokoknya, ia akan layu dan mati.
Hal itujugalah yang terjadi kepada kita jika kita mengotak-ngotakkan profesi kita sebagai
profesi yang paling utama dan paling dibutuhkan dari segala profesi yang ada, artinya kita
melepaskan diri kita dari pokok tumbuhan tersebut dan pada akhirnya akan berakhir sama
seperti ranting pohon tersebut, layu dan mati.

7. Coba jelaskan apa perbedaan antara hidup bernegara dan bermasyarakat berdasarkan
nilainilai luhur UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dengan paham radikalisme.
Berikanlah 10 contoh!
Jawab :
Menurut pengertian radikalisme merujuk pada KBBI, paham ini memiliki makna yakni
keinginan untuk mengubah sesuatu secara ekstrem dan drastis. Selain itu, radikalisme juga
kerap dikaitkan dengan tindak terorisme. Sedangkan hidup bernegara dan bermasyarakat
berdasarkan nila-nilai luhur UUD 45, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika berarti dalam
menjalankan kehidupan, kita berpedoman kepada nila-nilai luhur UUD 45, Pancasila, dan
Bhineka Tunggal Ika.
Berikut 10 contoh – contoh hidup berdasarkan nila-nilai luhur UUD 45, Pancasila, dan
Bhineka Tunggal Ika dan berdasarkan radikalisme.
Hidup Berdasarkan Nila-Nilai Luhur
No. UUD 45, Pancasila, Dan Bhineka Hidup Berdasarkan Radikalisme
Tunggal Ika
Menerapkan nilai-nilai Pancasila
1. Anti Pancasila
dalam kehidupan sehari-harinya
Bersikap toleran terhadap sesuatu Bersikap intoleran terhadap sesuatu yang
2. yang berbeda dari paham atau berbeda dari paham atau keyakinan orang
keyakinan orang lain lain
Mempertimbangkan pendapat orang Cenderung menggunakan jalan kekerasan
3. lain dan tidak memaksakan kehendak untuk mendapatkan keinginan dan
orang lain mencapai tujuannya
4. Mengutamakan nilai-nilai demokrasi Anti terhadap nilai-nilai demokrasi
Memprioritaskam HAM dalam Penganut radikalisme tidak perduli dengan
5.
segala hal HAM (Hak Asasi Manusia)
Menghargai perbedaan yang ada dan
Fanatik atau merasa benar sendiri dan
6. tidak menganggap sesuatu yang
menganggap sesuatu yang beda salah
berbeda adalah hal yang salah
Menerapkan UUD’45 sebagai Anti Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
7.
pedoman hukum dasar tertulis. 1945)
Menganggap kelompok lain Sering tampak merasa suci dan
8. sederajat dan memiliki hak yang menganggap kelompok lain sebagai
sama sebagai sesama manusia kelompok sesat
Mudah mengkafirkan orang lain yang
9. Meneriman perbedaan
berbeda pendapat
Memperlakukan semua orang Memberikan perlakuan khusus kepada
10.
dengan adil orang yang sepaham dengan tujuannya
8. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan hidup bermasyarakat secara bertoleransi dan berikan
5 contohnya yang konkret!
Jawab :
Pengertion toleransi delam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah "bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri.
Toleransi juga berarti memberikan suatu kompensasi atau kesempatan terhadap suatu
perbedaan. Maka oleh karena itu, hidup bermasyarakat secara bertoleransi artinya hidup
ditengah masyarakat dengan menerima segala perbedaan yang ada dan menghormati
perbedaan-perbedaan tersebut.
Contoh sikap toleransi dalam bermasyarakat:
1) Saling membantu bagi sesama yang membutuhkan tanpa melihat latar belakang suku,
agama, ras, dan kelas sosial.
2) Berteman dengan teman-teman tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaannya.
3) Menghargai hari besar umat agama lainnya.
4) Menghargai kebudayaan suku lain
5) Tidak berisik dilingkungan ibadah agama lain, saat umat agama lain sedang beribadah.

Medan, 26 September 2022


Mengetahui Fasilitator

Drs. B.M Sembiring

Anda mungkin juga menyukai