Anda di halaman 1dari 11

O LO GI KELAS D

pS IK SI
UN IKA
kOM
efek kognitif
media massa

kelompok 8
ANGGOTA
KELOMPOK 8

Wida Rista Saputri 20417144014


Nur Hasanah Rifani AS 20417144018
Intan Tamara Sujana 21103244056
Iin Karlina ​20417144027
Pritty Aulia MP 20417144019
Nindya Meiliana Putri ​20417144013
Cipta Pradipta 20104244021
Marta Prastanti 20104241010
01 02
Pembentukan Dan
Pengertian Informasi
Perubahan Citra
dan Citra

03 04
Efek Prososial Dan Efek Prososial
Afektif Behavioral
Pengertian Informasi dan citra
Informasi adalah segala sesuatu yang mengurangi ketidak pastian atau mengurangi
jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi.

Misalnya, suatu sore si Nita sedang belajar di kamar kosnya. Tiba-tiba ia melihat di pojok
dekat mejanya ada sesuatu, entah itu hewan atau benda apa. Nita belum pernah
melihat itu sebelumnya, sehingga dia menjadi takut bercampur rasa ingin tahu, apa
gerangan yang dilihatnya itu. Dalam pikirannya penuh dengan tanda tanya dan
kegelapan. Kebetulan pada saat itu datanglah temannya Susi, lalu Nita bertanya
kepada Susi. Setelah Susi melihat tersebut, akhirnya Susi tertawa dan berkata pada
Nita bahwa yang dilihatnya itu adalah Iguana, yaitu hewan melata yang mirip kadal tapi
tidak berbahaya dan dijadikan orang sebagai hewan peliharaan.

Sekarang dalam pikiran Nita tidak ada lagi tanda tanya dan kegelapan, dalam pikirannya
sudah ada struktur/format atau realitas, yaitu pemahaman tentang Iguana.
LANJUTAN
Dalam contoh diatas, realitas yang tadinya gelap atau tidak pasti sekarang
tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna, yaitu setelah dia diberitahu
apa nama objek yang ada di hadapannya. Gambaran seperti itu yang disebut citra.

Citra menunjukkan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah,
diorganisasikan dan disimpan individu. Tanpa citra kita akan selalu berada dalam
suasana yang tidak pasti. Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus
selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita.

Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, komunikasi massa tidak secara


langsung menimbulkan perilaku tertentu. Komunikasi massa, khususnya media
massa, cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
lingkungan dan cara inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku.
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN CITRA
Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa
kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara
langsung. Selain itu, juga berfungsi untuk menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial
politik; televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari
jangkauan alat indera kita. Surat kabar juga menjadi teropong kecil untuk melihat gejala-gejala
yang terjadi di seluruh dunia.
Realitas yang disampaikan media adalah realitas yang sudah diseleksi, yang disebut
realitas tangan kedua. Khalayak tidak dapat dan tidak sempat mengecek apa
yangdisampaikan oleh media massa, maka khalayak cenderung memperoleh informasi itu
semata-mata berdasarkan apa yang dilaporkan oleh media massa. Jadi, pada akhirnya kita
membentuk citra kita tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas kedua yang
ditampilkan media massa.
Menurut para ahli, penelitian berkenaan dengan persepsi penonton televisi tentang realitas
sosial menemukan bahwa penonton televisi kelas berat cenderung memandang lebih banyak
orang yang berbuat jahat, merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir bahwa
orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Jadi, jelas bahwa citranya tentang dunia dipengaruhi oleh
apa yang dilihatnya dalam televisi. Begitupun dengan surat kabar, besar kemungkinan kita
menduga bahwa dunia dipenuhi oleh pembunuhan, penjambretan, perkosaan, penganiayaan, dan
pencurian. Jadi, baik televisi maupun surat kabar dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu di
atas situasi atau tokoh lain.
LANJUT
AN

Berdasarkan pendapat di atas, persepsi khalayak terbentuk berdasarkan informasi yang


mereka peroleh dari media massa. Karena khalayak tidak dapat dan tidak sempat mengecek
apayang disampaikan oleh media massa, maka khalayak cenderungmemperoleh informasi itu
semata mata berdasarkan apa yang diperoleh media massa.

Dengan demikian, dengan adanya realitas kedua, media massa mengubah citra khalayak
tentang lingkungannya. Media massa memberikan perimcian, analisis dan tinjauan mendalam
tentang berbagai peristiwa. Penjelasan itu tidak mengubah melainkan menjernihkan citra kita
tentang lingkungan. Dengan begitu, khalayak dapat menentukan mana isu yang penting danmana
yang tidak penting.
EFEK pROSOSIAL KOGNITIF
DAN EFEKTIF
Efek prososial kognitif yaitu kemampuan suatu alat komunikasi
untuk dapat membuat kita mengetahui atau memahami tentang
suatu hal. Sedangkan efek prososial afektif yaitu ketika alat
komunikasi dapat menimbulkan aksi atau membuat perubahan
perilaku dalam diri kita. Oleh karena itu bersumber dari televise,
radio, surat kabar, atau bahkan majalah sekalipun membuat banyak
orang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang
yang diminatinya. Buku juga menjadi tempat bagi manusia
menyimpan memori peradaban sepanjang jaman. Seluruh bentuk
media massa sudah menyumbang untuk transformasi nilai-nilai
serta perbendaharaan pengetahuan dan perabadan manusia.
Salah satu perilaku prososial adalah
memiliki keterampilan yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain, keterampilan
tersebut diperoleh dari saluran-saluran
interpersonal seperti orang tua, teman,
atasan dan lainnya. Dimana dalam dunia
Efek Prososial Bahavioral modern sekarang ini, sebagian tugas
mendidik dilakukan oleh media massa.
Teori psikologi yang menjelaskan efek
prososial media massa adalah teori
belajar sosial, teori ini dikembangkan oleh
Albert Bandura. Menurut Bandura,
seseorang belajar bukan dari pengalaman
langsung namundari peniruan atau
peneladaan (modelling). Perilaku
adalahhasil dari berbagai faktor kognitif
dan lingkungannya.
Empat tahapan proses belajar sosial
menurut Bandura adalah sebagai berikut:
1. Proses perhatian 2. Proses
Pengingatan

Proses permulaan belajar adalah munculnya


kerjadian yang dapat diamati secara langsung Khalayak harus sanggup dalam menyimpan
atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa hasil pengamatan dalam benaknya serta
tersebut dapat berupa tindakan tertentu, dimana memanggilnya kembali ketika mereka akan
kita dapat mempelajari sesuatu apabila kita melakukan sesuatu berdasarkan teladan yang
memperhatikannya. Bandura menjelaskan bahwa, diberikan.
peristiwa yang menarik perhatian adalah yang
tampak menonjol dan sederhana, akan tetapi PHASE 3
terjadi berulang-ulang sehingga menimbulkan 4. Proses
rasa positif pada pengamatnya. Motivasional

3. Proses Reproduksi Proses motivasional bergantung pada


Motorias peneguhan. Terdapat 3 macam peneguhan yang
mendorong seseorang, yakni peneguhan eksternal,
Pada tahapan ini menghasilkan kembali peneguhan gentian serta peneguhan diri.
perilaku atau tindakan yang diamati
sehingga diperlukan motivasi.
TERIMA KASIH
SILAHKAN BERTANYA MAUPUN MEMEBERIKAN KRITIK DAN
SARAN

Anda mungkin juga menyukai