1.4.Manfaat epidemiologi
1. Mempelajari riwayat alamiah penyakit: untuk memahami trend-
prediksi kejadian penyakit, hasil studi untuk perencanaan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan.
2. Diagnosis Komunitas: Penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan,
kelainan, kecacatan- menyebabkan kesakitan, kematian dan
masalah kesehatan lain pada komunitas tertentu atau wilayah
tertentu.
3. Melihat risiko pada individu dan pengaruhnya pada populasi: faktor
risiko, masalah dan perilaku- pengaruhi kelompok penduduk,
penelitian dengan melakukan penilaian faktor risiko dan pendekatan
penilaian kesehatan--- penilaian penyakit dan risiko kesehatan,
skrining kesehatan dan pemeriksaan medis.
4. Penilaian dan evaluasi test: bagaimana kesehatan masyarakat
( pelayanan kesehatan ) dapat menjawab masalah dan kebutuhan
masyarakat. Pelajari efektifitas, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses
dan ketersediaan pelayanan kesehatan untuk menanggulanggi,
mencegah penyakit, kecelakaan, kecacatan atau kematian.
5. Menyempurnakan gambaran klinis: identifikasi, prosesdiagnosis,
ditentukan sebab dan akibat.
6. Identifikasi sindroma, bantu, mantapkan dan susun kriteria untuk
definisi sindroma tertentu.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit: temuan-temuan untuk-
pengendalian, pencegahan, eliminasi penyebab- penyakit,
kecelakaan, kecacatan dan kematian
Penelitian
Pengembangan (R & D)
Administrasi
Pelayanan Penyusunan hipotesa dan
Kesehatan Analisis hasil pembentukan model
penelitian
Penanggulan
gan
epidemiologi Studi
analitik
Pengamatan
epidemiologi
Observasional Eksperimental
Studi retrospektif Ekspe. Binatang
Studi prospektif Eksp. Manisia
Simulasi model
Trial obat
dan trial
Hubungan kausal:
1. Tak bisa sekedar melihat hubungan yang kuat saja
2. Butuh kriteria lain dari 2 hal yang sedang diselidiki
3. Kriteria Hill:
1) ukuran waktu: harus yakin faktor penyebab mendahului
faktorakibat; punya bobot paling besar dibanding point
lainnya.
2) Konsistensi: dilakukan ditempat-tempat berbeda punya
hasil yang sama.
3) Kekuatan hubungan: Diukur dengan relatif risk dan odd
ratio
4) Biologi gradient: dosis respons relationship makin besar
dosis pemajanan- frekuensi semakin besar., Time
response Relationship makin lama pajanan frekuensi
makin besar.
5) Specificity of effect: makin spesifik makin jelas
hubungannya; ada kuman TBC- orang jadi TBC;
Pembuktian kasus TBC harus mengandung kuman
TBC karena tak ada kuman lain penyebab TBC.
6) Colateral evidence and biological plausibility. Collateral
evidence: bukti lain membantu untuk mengambil
kesimpulan, mis: geografi, umur. Biological plausibility:
Apakah hubungan tsb dapat diterangkan secara biologi
atau= perlu bukti-bukti tambahan dari penelitian lain,
secara biologis dapat dimengerti, mungkin didukung
penelitian histipatologis.
7) Pembuktian kausal: bukan merupakan syarat pokok,
adalah pembuktian eksperimental, untuk pembuktian
tidak selalu dapat dipenuhi, sering controversial.
HIPOTHESIS:
2.1. Eksperimental:
1) Studi intervensi
2) Peneliti melakukan intervensi yang disengaja—untuk melihat efek
perlakukan tsb.
3) Terdiri dari : murni- pemilihan subyek secara acak, kuasi- tdk acak.
SEBAB PENYAKIT
1. Necessary: tanpa ada faktor ini- tak akan timbul penyakit;
penyakit TBC perlu ada kuman TBC.
2. Sufficient: Dengan tidak adanya faktor ini sudah cukup
menimbulkan akibat. Saraf mata putus—buta, tapi buta dapat
disebabkan oleh faktor lain.
3. Necessary & sufficient: Untuk mengakibatkan suatu penyakit
faktor tersebut harus ada, tapi bila penyakit tersebut ada, faktor
tersebut ada contoh HIV-AIDS—Untuk sakit AIDS perlu ada Hiv,
bila ada HIV cepat atau lambat akan timbul AIDS.
4. Contribulary:
Kuman Necesary
Manusia TBC
host
FC. Contribulary
Agent
Tak sakit Sakit
Environment
Mata
Rusak on Opticus
Penyebab
Akibat
Penyebab Akibat
MATERI 3 UKURAN FREQUENSI PENYAKIT
2. Ukuran Assosiasi
1) Mengukur keeratan hubungan assosiasi antara variabel
dependent dengan variabel independent
2) Memperlihatkan eratnya hubungan statistik antara suatu faktor
study dengan suatu penyakit/ masalah kesehatan tertentu
3) Dalam praktek untuk menilai faktor penyebab atau faktor
pencegah masalah kesehatan tertentu.
1) PROPORSI
Bilangan pecahan
Nominator adalah bagian denominator
Dapat dinyatakan dalam : persen (%): decimal—perkalian
seratus dari populasi, per mil 0/00
Berkisar antara 0-100
Tidak punya satuan
Rentang 0-1
Misal : proporsi mahasiswa wanita = jumlah wanita/jumlah mhs
pria dan wanita; proporsi penderita malaria = jumlah penderita
malaria / jumlah populasi ( bisa dikalikan 1005)
2) RATIO
Pecahan
Nominator tidak termasuk dalam denominator
2 jenis ratio : a. Mempunyai ukuran satuan : jumlah dokter/100.000
penduduk, jumlah kematian bayi selama setahun/1000 KH
b.Tak mempunyai ukuran: numerator dan denominator punya satuan
sama: perbandingan antara proporsi 1 dan proporsi 2 , rentang 1- tak
terhingga.
3) RATE
Punya pengertian ganda
Sering diartikan sebagai : angka : CDR, CBR; Kecepatan: rate pada
spedo meter
Merupakan kemampuan berubahnya suatu kuantitas bila terjadi
perubahan pada kuantitas lainnya: kuantitas lain sebagai patokan (ke-
2) = kuantitas waktu. Mis: Kecepatan kendaraan pada suatu saat
tertentu merefleksikan perubahan satuan jarak per perubahan satuan
waktu.
Punya satuan ukuran: persatuan waktu
Besarnya tak terbatas
Rentang: 0 – tak terhingga
Bentuk ukuran ini sering dicampur adukan dengan proporsi
1.Pembilang = numerator
Frekuensi / jumlah kasus yang diamati
Kasus : 1. arti kasus: subyek pengamatan yang alami kejadian atau
akibat yang tak diingini. 2. Berupa: penyakit: kecacatan produktivitas:
disiplin, kegagalan, ketidak patuhan: kematian dll.3 2 jenis kasus:
Kasus incidence: mereflesikan proses patologis, memenuhi 2
persyaratan: perubahan status, periode pengamatan. Misal:
perubahan status: sehat-sakit-hidup-mati.
Kasus prevalence: menggambarkan status kondisi, pada
waktu/periode tertentu, tidak mempermasalahkan perubahan status,
setiap kasus yg ditemui pada saat pengukuran --- dihitung, kasus yg
sudah sembuh atau mati – tdk dihitung.
2. Penyebut = Denominator
Adalah population at risk
Population at risk = sekelompok individu yg punya peluang untuk
mengalami kasus yang diamati.
2 jenis populasi : 1. populasi terikat: populasi yg anggotanya telah
ditentukan sejak awal periode pengamatan & tak bertambah selama
masa pengamatan. 2 populasi dinamis: populasi yg selama periode
pengamatan, anggota populasinya dapat berubah bertambah atau
berkurang.
Jenis status menentukan jenis ukuran frekuensi
Ukuran frekuensi yang pembilangnya kasus incidence----ukuran
incidence
Ukuran frekuensi yang pembilangnya kasus prevalence—ukuran
prevalence.
1. Ukuran Incidence
Incidence rate = incidence density= ID
Incidence Risk = Cumulative Incidence = CI
2. Ukuran Prevalence
INCIDENCE
1. Menggambarkan kasus baru yang terjadi dalam periode tertentu
2. Kejadian penyakit atau perubahan dari status sehat menjadi status
sakit
3. Perhitungan ke dua ukuran incidence berbeda tergantung: jenis
populasi yang diamati, informasi tentang masa pengamatan setiap
anggota populasi at risk.
4. Ukuran incidence: a. Incidence rate= incidence density= ID; b.
Incidence risk= Cumulative incidence= CI.
5. Pemilihan ukuran incidence: - untuk interpretasi individu pakai :
incidence risk,- incidence rate tak punya interpretasi untuk individu; -
untuk menguji hipotesa etiologi yg spesifik, pilihan ukuran incidence
tergantung pada sifat penyakit dan masa pengamatan: * untuk penyakit
kronis--- pakai incidence rate: Pengamatan penyakit bersifat extended
risk period—dilakukan lebih pendek dimasa latent (masa inkubasi)
penyakit.
Untuk penyakit akut --- incidence risk; pengamatan penyakit bersifat
restricted risk--- dilakukan lebih panjang dari masa inkubasi penyakit.
A. Incidence Rate:
1. Incidence dencity =ID
2. Incidence rate rerata= average Incidence rate
3. Adalah perubahan/ potensi untuk berubah status penyakit—status
kesehatan tertentu di dalam suatu populasi per satuan unit waktu
4. untuk mengekur kecepatan terjadinya suatu kejadian dalam suatu
populasi
5. untuk menguji hipotesis pada penyakit kronis yg punya banyak factor
butuh pemaparan lama.
6. Istilah lain: risk instantaneous; hazar ( khusus bila yg diamati adalah
peristiwa kematian); person---time---incidence; farce morbidity.
7. Karakteristik: -tdk mempunyai interpretasi individu; -tdk perlu
pernyataan ttg periode pengamatan;- punya satuan yg dinyatakan
dalam unit satuan waktu;- Nilai 0—tak terhingga;- selalu dinyatakan
dalam hubungan dengan periode tertentu;- rumus – jumlah kasus baru
si penyakit/populasi yg punya risiko.
B. Perhitungan:
Ukuran populasi tak dapat menyatakan sebagai fungsi
matematik dari waktu--- sulit mendapatkaninstanfaneus
incidence rate (incidence rate saat ini)
Diganti dengan average incidence rate selama periode tertentu
—identik dengan kecepatan rata-rata
3 perhitungan incidence rate:
- Metode kumulatif sederhana
- Metode acturial (metode life table)
- Metode pada populasi dinamis
-Metode Acturial
- Metode life table
-ID= d/(N-d+w)t-(d+w)T/2)
INCIDENCE RISK
1.= cumulative Incidence merupakan suatu proporsi
2 yaitu peluang seorang anggota populasi untuk mengalami suatu
penyakit atau masalah kesehatan di dalam periode tertentu
3. Ukuran ini berkenaan dengan kejadian penyakit yang pertamakali
4. Incidence risk adalah nilai probabilitas yg memenuhi kriteria:
* nilai =0-1
* tidak mempunyai satuan ukuran
* periode pengamatan harus disebutkan
* Periode tersebut ditentukan secara bebas: bervariasi pada
setiap individu.
Contoh -1:
- Periode yg ditentukan secara bebas = 5 tahun
risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
- Bervariasi pada setiap individu=risiko terjadinya
penyakit jantung koroner seumur hidup
- Periode tersebut secara implisit ditentukan oleh
karakteristik penyakit yg diamati
PREVALENCE
4. Ada 2 macam :
a. point Prevalence:
- Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk
yg menderita suatu penyakit pada suatu titik waktu tertentu.
- Proporsi penduduk yg sakit pada saat tertentu
- Untuk menggambarkan situasi penyakit yg ada
pada saat itu
- Untuk perencanaan manajemennya
- P= jumlah penderita pada saat tertentu / jumlah
penduduk pada saat itu
- Tergantung dari :
berapa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yg lalu
Lamanyamereka sakit
b. Periode Prevalence
- mengukur proporsi penduduk yg menderita sakit
selama periode tertentu
- jarang digunakan
- P= jumlah kasus penyakit yg ada selama satu periode
periode/mid period population (penduduk rata-rata di
periode itu)
- Terbentuk dari :
Prevalence pd satu titik waktu (+)
Kasus-kasus baru=incidence (+)
Kasus yg kambuh selama periode observasi
STANDARISASI
MASYARAKAT INDIVIDU
1. Pengamatan
Studi Sistimatis
2. Cari Faktor
Penyebab & Pencegahan
3. Kuatifikasi
4. pembandingan
Sekelompok individu
terpilih alami peristiwa
tak dingini= kasus
Beri peluang
terindentifikasinya
Faktor penyebab & pencegah
INDIKATOR
1. Indikator subkelompok -----> indikator spesifik
- Mis: age specific Death Rate
- jumlahnya banyak
-Tak mewakili indikator seluruh kelompok
- Mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan karena variasi
tingkat perbedaan yg ditemukan
2. Indikator seluruh kelompok--- indikator kasar
- Mis: Crude mortality Rate
- Mewakili seluruh kelompok
- dipengaruhi oleh tingkat perbedaan disetiap subkelompok
Ilustrasi Kasus
Kesimpulan:
1) Dr Angka specific- tak ada perbedaan tahun 1996 & 1997- tak
ada perubahan jumlah pasien meninggal: tapi ada perubahan
distribusi kelas pasien meninggal
2) Dari angka kasar ada penurunan angka kasar pasien rawat inap
meninggal (92/1000-68/1000)
3) Perbedaan angka kasar dipengaruhi oleh perbedaan risiko pasien
meninggal pada setiap kelas- lebih banyak jumlah pasien rawat
inap kelas III yg risiko meninggalnya lebih besar
4) Jadi kelas perawatan berpengaruh terhadap angka kasar pasien
meninggal- kelas perawatan= counfonding factor=faktor
konfonding= faktor pengacau--perlu dikendalikan.
CONFOUNDING FACTOR
9. Cara analysis:
-Stratified analisis= analisis berstrata—analisis
berstrata/kelompok
- Unstratified analysis= analisis tak tak strata—
menghasilkan ukuran kasar- Crude
Ukuran frekuensi:
1. Menggambarkan besarnya masalah:
- besarnya masalah
- tingkat keganasan
2. Ukuran relatif
3. Bilangan pecahan
4. memakai rumus umum
-Proporsi
- Paling sering digunakan
- Bilangan pecahan
-memakai rumus umum:
- Proporsi:
* Paling sering digunakan
* Bilang pecahan
* Nominator adalah bagian dari denominator
- Ratio
- Rate
5. 2 komponen
- Pembilang jumlah individu yg alami peristiwa yg tak
diingini= kasus
Kasus incidence--
Masa pengamatan (+) &
Perubahan status (+) selama masa pengamatan
.Kasus Prevalence
Penyebut = Populasi at Risk
METODA STANDARISASI
1. Standarisasi adalah procedure yg digunakan untuk mengendalikan
pengaruh faktor confouding dalam membandingkan angka kasar 2
atau lebih kelompok populasi
2. Populasi yg dibandingkan berasal dari :
lokasi sama, tahun beda (misal: pasien di rawat di di satu rumah sakit
pada waktu berbeda.
Lokasi beda, tahun sama (misal: pasien dirawat di RS berbeda pada
tahun yang sama)
3. 2 metode standarisasi:
Metode Standarisasi Langsung = Direct Method of
Standarization
Metode Standarisasi Tak Langsung = Indirect Method of
Standarization
Metode Standarisasi
Langkah-langkah untuk
menghitung angka
crude adjusted
Langkah-langkah untuk menghitung Angka Crude Adjusted
1. Hitung angka spesifik pd tiap kelompok:
= jmlh kasus pd tiap sub klmpk
----------------------------------------
Jmlh populasi pd sub klmpk sama
4. Interpretasi:
- SMR = 100%
- keseluruhan resiko pd populasi
dibandingkan = resiko keseluruhan populasi
standard
- SMR > 100%
- resiko keseluruhan pd populasi dibandingkan
> populasi standar
- SMR < 100%
- resiko keseluruhan pd populasi dibandingkan
< populasi standar
HUBUNGAN ANTARA HOST (PEJAMU) AGENT, dan LINGKUNGAN
SEBAGAI PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI
HOST AGENT
2. Reservoir Agent
* Habitat nama dimana agent penyakit menular hidup, tumbuh dan
berkembang biak
Reservoir manusia
Kasus akut dengan gejala klinis jarang cepat terdiagnosis cepat di
tahun/ dan orang sekitar waspada
Carrier Cases:
1. Carrier dengan inpparent infection:
* dapat ditularkan peny.walaupun tanda & gejala penyakit
2. Incubatory Carrier:
* Kasus yg dapat menularkan penyakit sebelum muncul tanda
atau gejala klinis.
3. Convalescent Carrier
Dapat menularkan penyakit pada periode penyembuhan atau
sudah sembuh.
4. Carier Chronic
Kasus yang berlanjut infeksius selama 1 tahun atau lebih.
- Reservoir hewan:
Perhatikan binatang peliharaan atau binatang yg ada di sekitar kita
- Reservoir Lingkungan
* Tanaman
* Tanah
* air
* Tak Langsung
1. Vehicle borne
2. Vector borne
3. Air borne
KARAKTERISTIK
SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
SCREENING
2 tipe utama screening
berdasarkan pencegahannya
• Screening primer (sebelum patologi)
Definisi Screening
• Identifikasi presumtif dari penyakit yang tidak
dikenal atau kerusakan pada tubuh dengan
aplikasi tes,
tes, pemeriksaan,
pemeriksaan, atau prosedur lainnya
yang dapat diaplikasikan dengan cepat untuk
memisahkan orang yang terpapar penyakit dari
orang yang sehat
• Tidak ditujukan untuk bersifat diagnostik,
diagnostik,
temuan yang mencurigakan atau positif harus
diajukan ke dokter untuk diagnosa dan
perawatan
Tipe-tipe screening
• Screening massa
• Screening selektif
• Screening satu penyakit
• Screening pencarian kasus
• Screening multitahap
Screening massa
Screening multitahap
- positif a b a+b
- negatif c d c+d
- positif a b a+b
- negatif c d c+d
Incidence Rate
AR= Jumlah kasus
Pop. Yg. Mempunyai risiko
Prevalence Rate
5. Ukuran Kematian
5. Ukuran Kematian
1. Epidemiologi diskriptif.
• OR = ad/bc
Odds Ratio
Rumusnya sama dengan RR hanya didapatkan
sebagai hasil akhir desain kasus kontrol
Interpretasi dari RR/OR:
RR/OR=1,0, risiko outcome dari kel. Exposed
dan unexposed sama.
RR/OR > = 2 ,faktor outcome berhubungan dengan
faktor exposed (kekuatan hubungan)
Epidemiologi Analitik
Desain: kasus Kontrol, Kohort dan
eksperimen.
Keuntungan Kasus Kontrol:
• Penelitian pendek, murah, jumlah subjek terbatas,
manfaat catatan ada, tak ada risiko bagi subjek,
dapat multiple kausal.
Kerugian Kasus Kontrol: tergantung faktor ingatan,
keabsahan data sulit didapat, sulit mengontrol
variabel, bias seleksi, tak dapat insiden rate,
metode sulit dimengerti tak dapat mekanisme
penyakit.
Desain Kohort
Keuntungan:
• Sangat cocok untuk melihat gambaran
insiden
• , kausa penyakit, dapat mengukur variabel-
variabel penting, tidak ada recall bias.
Kelemahan:
• Mahal, tidak efisien, confounder dapat
dikontrol.
Desain eksperimental
Keuntungan:
• Bukti kuat
• Memungkinkan bertingkat
• Ada berbagai pengelolaan
Kerugian
• Kasus jarang jumlah besar
• Perubahan yang cepat
• Masalah Etika
• Mahal
PENANGGULANGAN
WABAH
KETENTUAN UMUM
6. Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yg
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan
keadaan yg dapat menjurus terjadinya wabah
7.Kepada wilayah/daerah adalah Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I atau Bupati/Walikotamadya
kepala Daerah Tingkat I atau Camat.
8. Menteri adalah Menteri yg bertanggung jawab di
bidang kesehatan.
SOAL UJIAN MID SEMESTER EPIDEMIOLOGI
SEMESTER IV PROGRAM A
a. 10/1000
b. 0,010
c. a dan b benar
d. bssd
2.Pada waktu terjadi KLB morbili di kelurahan cilengsi pada tahun 1991
terdapat 18 anak penderita morbili. Jumlah anak yang mempunyai risiko
dikeluarahan tersebut 2000 anak. Hitung attack rate penyakit tersebut.
a. 9/1000
b. 0,009
c. a dan b benar
d. bssd
3.Hitung prevalensi penyakit TBC di akhir tahun 2007 apabila pada bulan
Juli ditemukan kasus TBC di Jakarta Timur sebanyak 480 orang, dan
populasi yang penduduk sebanyak 240.000 orang.
a. 960/240.000 x 1000.000 =
b. 0,004
c. a dan b benar
d. bssd
4.Dalam keadaan KLB hitungan apa yang paling cocok dipergunakan untuk
mengetahui besarnya penyakit.
a. IR
b. PR
c. AR
d. CFR
e. CFR
f. IR
g. AR
h. PR
6.Sensitifitas adalah
14-16
Survei dilakukan untuk menentukan apakah ada orang-orang yang
mempunyai gejala-gejala yang sama yang tidak datang keklinik untuk
berobat. Semua pegawai (600), dikirim kuesioner 400 yang kembali dan
dijawab dengan lengkap, 80 diantaranya mempunyai gejala-gejala yang
sama dengan datang ke klinik yaitu mual, muntah dan pusing.
20. Insiden penyakit pada populasi dalam keadaan biasa, atau rata-rata tidak
ada peningkatan disebut:
a. pandemic rate, b. epidemik rate c. Endemik rate d. Hipodemic rate
e. Hiperendemik rate
SOAL ESSAY
5. Jelaskan secara singkat dan jelas terjadinya penyakit menurut teori John
Gordon.
e. 10/1000
f. 0,010
g. a dan b benar
h. bssd
2.Pada waktu terjadi KLB morbili di kelurahan cilengsi pada tahun 1991
terdapat 18 anak penderita morbili. Jumlah anak yang mempunyai risiko
dikeluarahan tersebut 2000 anak. Hitung attack rate penyakit tersebut.
e. 9/1000
f. 0,009
g. a dan b benar
h. bssd
3.Hitung prevalensi penyakit TBC di akhir tahun 2007 apabila pada bulan
Juli ditemukan kasus TBC di Jakarta Timur sebanyak 480 orang, dan
populasi yang penduduk sebanyak 240.000 orang.
b. 960/240.000 x 1000.000 =
b. 0,004
c. a dan b benar
d. bssd
4.Dalam keadaan KLB hitungan apa yang paling cocok dipergunakan untuk
mengetahui besarnya penyakit.
m. IR
n. PR
o. AR
p. CFR
q. CFR
r. IR
s. AR
t. PR
6.Sensitifitas adalah
14-16
Survei dilakukan untuk menentukan apakah ada orang-orang yang
mempunyai gejala-gejala yang sama yang tidak datang keklinik untuk
berobat. Semua pegawai (600), dikirim kuesioner 400 yang kembali dan
dijawab dengan lengkap, 80 diantaranya mempunyai gejala-gejala yang
sama dengan datang ke klinik yaitu mual, muntah dan pusing.
20. Insiden penyakit pada populasi dalam keadaan biasa, atau rata-rata tidak
ada peningkatan disebut:
a. pandemic rate, b. epidemik rate c. Endemik rate d. Hipodemic rate
e. Hiperendemik rate
SOAL ESSAY
10. Jelaskan secara singkat dan jelas terjadinya penyakit menurut teori John
Gordon.