PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan telah menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia,
terutama dalam kehidupan organisasi. Sering organisasi dikatakan akan berhasil atau
bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan lain
mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan
pelaksanaan suatu pekerjaan, dan juga menjadi faktor utama penentu keberhasilan
dari suatu pekerjaan. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau
dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu
tujuan tertentu. Dapat terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang
pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang
jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang-orang lain. Dengan kata lain
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer
bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin. Seorang manajer belum
tentu dapat menjadi seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin dituntut untuk
dapat berperan sebagai manajer (berfungsi mengatur). Agar mampu bertahan di era
perubahan dan persaingan global sekarang ini, organisasi atau perusahaan
memerlukan seorang pemimpin, bukan lagi manajer
B. TUJUAN
1. Bagaimanakah peranan kepemimpinan strategis dalam proses manajemen
strategis?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kepemimpinan strategis yang efektif?
3. Bagaimanakah bentuk kontrol organisasi yang seimbang
C. MANFAAT
1. Untuk mengetahui peranan kepemimpinan strategis dalam proses manajemen
strategis.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan strategis yang efektif
3. Untuk mengetahui bentuk kontrol organisasi yang seimbang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Orientasi
Kultur organisasi kali mendukung usaha untuk mengejar peluang-peluang
kewirausahaan, khususnya dalam perusahaan-perusahaan besar. Keberhasilan
yang didapat melalui usaha para karyawan mendapatkan peluang-peluang
kewirausahaan merupakan sumber utama pertumbuhan dan inovasi bagi
perusahaan. Ada lima dimensi yang menandai orientasi kewirausahaan
perusahaan. Dalam suatu kombinasi, dimensi-dimensi ini mempengaruhi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk bersikap inovatif dan untuk
meluncurkan usaha-usaha baru. Salah satu meluncurkan usaha baru dalam
perusahaan besar adalah melalui kewirausahaan perusahaan. Secara khusus bagi
perusahaan yang ingin mendapatkan keunggulan sebagai penggerak pertama,
orientasi kewirausahaan di antara para karyawan menjadi penting.
a. Otonomi adalah orientasi pertama dari lima dimensi orientasi
kewirausahaan. Sebagai bagian yang aktif dari kultur perusahaan, otonomi
memungkinkan para karyawan untuk bertindak secara bebas, tidak
dihambat oleh batasan-batasan organisasi dan memungkinkan individu dan
kelompok untuk mandiri.
b. Inovatif adalah mencerminkan kecenderungan perusahaan untuk terlibat
dan mendukung gagasan-gagasan baru, percobaan serta proses kreatif yang
memungkinkan menghasilkan produk,jasa, atau proses tekhnologibaru.
Kultur dan kecenderungan untuk bersikap inovatif akan mendorong para
karyawannya untuk berpikir di luar jangkauan pengetahuan, tekhnologi, dan
tolak ukur yang ada, dalam menemukan cara kreatif yang menambah nilai.
c. Bersedia mengambil resiko adalah mencerminkan kemauan karyawan dan
perusahaan mereka untuk menerimarisiko dalam usahanya mendapatkan
peluang-peluang pasar. Termasuk dalam risiko ini adalah tingkat utang
yang signifikan dan pengalokasian sejumlah sumber daya (misalkan para
karyawan) untuk proyek-proyek yang mungkin tidak bisa diselesaikan.
Sering kali perusahaan menerima risiko untuk mengukur peluang pasar
yang dapat meningkatkan daya saing strategies dan laba perusahaan secara
substansial.
d. Proaktif, menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menjadi seorang
pemimpin pasar, bukan sebagai pengikut. Kultur organisasi yang proaktif
secara konstan akan menggunakan proses-proses yang mengantisipasi
kebutuhan pasar masa depan dan memuaskan mereka sebelum pesaing
belajar melakukannya. Akhirnya, masa depan dan memuaskan mereka
sebelum para pesaing belajar melakukannya.
e. Bersikap agresif dalam bersaing merupakn kecenderungan perusahaan
untuk mengambil tindakan yang akan menungguli para pesaingnya secara
konsisten dan mendasar. Tindakan yang akan mengungguli para pesaingnya
secara konsisten dan mendasar. Ringkasnya, dimensi-dimensi kunci yang
menandai suatu orientasi kewirausahaan adalah otonomi, kemauan untuk
melakukan inovasi dan mengambil resiko, dan kecenderungan untuk
bersikap agresif terhadap para pesaing dan proaktif terhadap peluang-
peluang pasar.
5. Mengubah Kultur Organisasi dan Rekayasa Teknologi Bisnis
Mengubah kultur organisasi lebih sulit daruipada memeliharanya, tetapi para
pemimpin strategis yang efektif mengetahui kapan perubahan itu diperlukan.
Biasanya kultur perusahaan diubah untuk mengimplentasikan strategi. Namun
demikian, perubahan yang lebih signifikan dan kadang-kadang radikal terhadap
kultur organisasi dirancang untuk mendukung pemilihan strategi baru. Apa pun
alasan perubahan itu, pembentukan dan pembudayaan kultur baru memerlukan
komunikasi dan pemecahan masalah yang efektif, selain pemilihan orang-orang
yang tepat(yaitu mereka yang meyakini nilai yang diinginkan organisasi),
penilaian kinerja yang efektif (menetapkan tujuan dan mengukur kinerja
individual yang sesuai dengan nilai-nilai utama dari kultur baru), dan system
penghargaan yang tepat (member penghargaan bagi perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai utama dari kultur baru).
Bukti-bukti menunjukkan bahwa perubahan budaya akan berhasil hanya jika
didukung secara aktif oleh CEO perusahaan, para anggota tim manajemen
tingkat atas lainnya, dan para manajer tingkat menengah. Pada kenyataannya,
untuk perubahan skala besar, kurang lebih sepertiga dari manajer tingkat
menengah harus menjadi agen perubahan yang efektif dan memiliki
keseimbangan kapabilitas yang baik. Mereka secara tekhnis merupakan orang-
orang yang ahli di bidang relasi antar-pribadi. Mereka merupakan suatu
kombinasi yang aneh. Di sisi lain, mereka adalah pengambil keputusan yang
tangguh dan berdisiplin tinggi terhadap hasil kinerja. Akan tetapi, mereka juga
tahu bagaimana memotivasi orang-orang dan menyatukan mereka pada tujuan
yang sama.
BAB III
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama beberapa tahun ini perkembangan rumah sakit sangatlah banyak dan
berkembang pesat , disamping itu juga munculnya layanan kesehatan swasta baru dan
terdapat pelayanan kesehatan swasta (terutama klinik dan laboratorium klinik) ditutup
karena tidak mampu bersaing dalam industri ini. Hal yang umum terjadi adalah
ketidakmampuan manajemen mengelola organisasi pelayanan kesehatan menjadi
organisasi yang profit. Oleh karen aitu pentingnya ada perencanaan strategis
atau strategic planning merupakan salah satu tugas utama administrator pelayanan
kesehatan (health care administrator). Cynthia Haddock et al (2002) menyatakan
setidaknya ada tiga tugas utama health care administrator yakni:
1. Bertanggung jawab terhadap aspek bisnis dan keuangan dari rumah sakit, klinik
dan organisasi pelayanan kesehatan, sehingga seorang administrator pelayanan
kesehatan berusaha meningkatkan efisiensi dan menjaga stabilitas keuangan,
menggunakan fungsi manajemen SDM, manajemen keuangan, akuntansi biaya,
pengumpulan dan pengolahan data, perencanaan strategis, pemasaran, dan
fungsi pemeliharaan organisasi lainnya
2. Bertanggung jawab menciptakan kepedulian terhadap orang-orang sekitar
organisasi pelayanan kesehatan
3. Bertanggung jawab memelihara kebutuhan moral dan sosial organisasi,
melayani dan memberi masukan kepada pasien, menjadi penengah saat terjadi
pertentangan nilai, dan menjadi mediator di antara kelompok profesional dalam
organisasi
Beberapa isu penting dan mejadi perhatian bagi perencanaan strategis di pelayanan
kesehatan yang dihimpun dari pengalaman penulis dan beberapa literatur adalah sebagai
berikut :
Model perencanaan yang kompatibel adalah model yang didesain untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dari sasaran atau masyarakat. Untuk menghasilkan model
perencanaan yang kompatibel maka sangat diperlukan inovasi. Inovasi bukan berarti
selalu baru tetapi merupakan terobosan untuk mengembangkan dan menerapkan strategi
sesuai dengan kebutuhan sasaran. Inovasi menjadi solusi yang cukup efektif manakala
hasil dari pelaksanaan inovasi mampu menghindarkan program dari kegagalan dan
memberikan dampak positif ketika program berakhir. Alasan mendasar perlunya model
perencanaan yang kompatibel dalam public health didasari oleh pertimbangan bahwa
model perencanaan klasik (tradisional) memang masih dapat digunakan tetapi pembuat
kebijakan dan praktisi perlu melakukan akselerasi melalui pengembangan inovasi.
Selain itu, model perencanaan klasik masih belum mampu mengatasi penghambat
efektivitas program yaitu 1) proses perencanaan yang berjalan linear sehingga solusi
yang diberikan dipaksakan untuk diimplementasikan pada semua keadaan dan situasi; 2)
sumber pendanaan sangat terbatas dan tidak stabil karena sangat bergantung pada
pemerintah; serta 3) alokasi pendanaan tidak mampu menjamin outcomes program yang
dilaksanakan.
Dua hal yang bisa diadopsi dari perencanaan sektor swasta (bisnis) adalah
A. SIMPULAN
1. Manajemen strategi merupakan suatu cara berpikir dan cara mengelola
organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada bagaimana mengelola
pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi juga bagaimana
mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan eksternal. Pemahaman
mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas pada aspek
pelaksanaan rencana, teapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan tujuan
kelembagaan.
2. Konsep pengembangan manajemen strategis diambil dari pengalaman
pengembangan lembaga yang bersifat for profit. Keadaan ini sebenarnya
menunjukkan kekurangan lembaga non profitdalam menjalankan usahanya, dan
nampaknya sistem yang berjalan sering berjalan tidak efisien dan kurang
memuaskan konsumen. Hal ini dapat membahayakan kelangssungan /
keberlanjutan eksistensi lembaga non profit, khususnya yang harus bersaing
dengan pelayanan serupa tetapi memiliki orientasi usaha for profit.
B. SARAN
1. Rumah sakit mampu mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan
perubahan dan kebutuhan yang spesifik
2. Dapat menerapkan manajemen strategis secara konkrit
3. Mendayagunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
tenaganya, termasuk tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
4. Memanfaatkan pendapatan sendiri untuk memperoleh kemandirian dan
kesinambungan (sustainability)