Anda di halaman 1dari 3

Nama : RIDHO KHAIRUL ASLAM

Kelas : 9-H

Kisah Kejujuran Ka'ab Bin Malik yang Mengagumkan

Kejujuran adalah tanda kesempurnaan iman dan takwa kepada Allah. Kisah sahabat Nabi
bernama Ka'ab Bin Malik radhiyallahu 'anhu dapat kita jadikan iktibar (pelajaran) bagaimana
beliau berlaku jujur hingga tobatnya diterima Allah. Ka'ab bin Malik, sahabat Rasulullah dari
kalangan kaum Anshar.
Beliau bernama lengkap Ka'ab bin Malik bin Amru al-Anshari al-Khazraji dan digelari Abu
Abdulllah atau Abu Abdurrahman. Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid KH Abdullah
Gymnastiar (Aa Gym) menceritakan kisah Ka'ab Bin Malik ini dalam buku "Karakter Baku,
Ikhtiar Membangun Generasi Muda Islam".
Suatu saat, ketika Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersama para sahabat dan kaum Muslimin dari
Kota Madinah hendak berangkat menuju Perang Tabuk menghadapi pasukan Romawi, Ka'ab
bin Malik tidak ikut dalam perang itu. Padahal, Ka'ab bin Malik tidak memiliki uzur saat itu.
Usianya belumlah tua dan beliau pun tidak sedang dalam keadaan sakit. Beliau juga bukan
golongan orang-orang munafik di Kota Madinah. Ka'ab bin Malik tidak turut serta dalam perang
hanya karena faktor kelalaiannya. Sepulangnya Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersama pasukan
kaum Muslimin ke Madinah, Ka'ab bin Malik pun menghadap kepada Rasulullah. Sebenarnya
ketika itu Ka'ab bin Malik bisa saja menyampaikan alasan-alasan yang dibuat-buat, ia bisa saja
mengatakan kedustaan demi menyelamatkan dirinya di hadapan Rasulullah .‫صلى هللا عليه وسلم‬
Akan tetapi, Ka'ab bin Malik tidak melakukannya. la justru menyampaikan apa yang sebenarnya
terjadi, mengapa ia tidak turut serta dalam pasukan kaum Muslimin di Perang Tabuk. Ka'ab bin
Malik menyampaikan apa adanya secara jujur di hadapan Rasulullah, karena ia tahu
sesungguhnya Allah Maha Tahu dan ia mengharapkan ampunan-Nya
Kemudian, Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬memerintahkan Ka'ab bin Malik untuk menunggu kabar
berita yang akan datang berdasarkan wahyu Allah. Tidak hanya itu, Rasulullah pun melarang
para sahabat yang lain untuk berbicara dengan Ka'ab bin Malik. Keadaan itu berlangsung
selama 40 hari lamanya.
Ka'ab bin Malik menjadi terasing sementara dari para sahabat lainnya dan kaum Muslimin di
kota Madinah karena tak seorang pun yang mau berbicara dengannya. Hal ini tentu saja
membuat Ka'ab bin Malik merasa terhimpit. Namun, pada suatu saat selepas shalat subuh,
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menyampaikan sebuah berita gembira bahwasanya Allah menerima
taubat Ka'ab bin Malik dan dua sahabat lainnya yang tidak turut serta dalam Perang Tabuk.
Sejak saat itu, Ka'ab bin Malik semakin kuat imannya, semakin besar semangat jihadnya dan
semakin kuat kejujurannya. (Baca Juga: Sebelum Syahid, Zaid Bin Haritsah Bermimpi Bidadari
Surga ) Ka'ab bin Malik berkata: "Wahai Rasulullah , sesungguhnya Allah menyelamatkan aku
dengan kejujuran, dan sesungguhnya termasuk taubatku bahwa aku tidak akan berbicara
kecuali yang benar selama hidupku." Ka'ab bin Malik juga berkata, "Maka demi Allah, Allah
tidak pernah memberikan nikmat kepadaku selamanya, setelah memberikan petunjuk Islam
kepadaku, yang lebih besar dalam diriku daripada kejujuranku kepada Rasulullah, bahwa aku
tidak berbohong kepadanya, lalu (kalau aku berbohong) aku menjadi binasa sebagaimana
binasanya orang-orang yang berdusta
Ayat yang turun kepada Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬sebagai penerimaan Allah terhadap
pertaubatan sahabat Ka'ab bin Malik ini adalah firman Allah berikut ini: "Sesungguhnya Allah
telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikuti
Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian
Allah menerima taubat mereka itu
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Dan terhadap tiga
orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah terasa sempit
bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah terasa sempit bagi mereka, serta
mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya
saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya
Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (OS. At Taubah
(9): 117-118) Ketiga orang yang dimaksud di dalam ayat ini adalah Ka'ab bin Malik, Hilal bin
Umayyah, dan Mararah bin Rabi. Mereka adalah tiga sahabat Rasulullah yang disalahkan
karena tidak ikut berperang dalam Perang Tabuk. Demikian kisah Ka'ab yang sangat indah
untuk diteladani di tengah masyarakat
Pada umumnya manusia enggan mengakui kesalahan dan tidak mau bertaubat atas
kesalahannya. Keengganan ini biasanya disebabkan rasa gengsi, atau hatinya buta akan
kebenaran. Tindakan berkelit dari kesalahan, merangkai dusta demi dusta dan menyulam
kebohongan bisa saja dilakukan Ka'ab untuk menyelamatkan mukanya. Namun, beliau memilih
bersikap jujur dan terbuka kepada Rasulullah .‫ صلى هللا عليه وسلم‬Berkat kejujurannya itu, Allah pun
menerima taubatnya. Semoga kita tergolong orang-orang yang mengamalkan kejujuran.
Aamiin!

َ ِّ‫ى َول ِّۡل ُم ۡؤ ِّمن ِّۡينَ يَ ۡو َم يَقُ ۡو ُم ۡالح‬


٤١( ُ‫ساب‬ َّ ‫اغف ِّۡر ل ِّۡى َولـِّ َوا ِّل َد‬ َ ُ‫اجعَ ۡلن ِّۡى ُمق ِّۡي َم الص َّٰلوةِّ َوم ِّۡن ذُ ِّريَّتِّ ۡى ۖ َربَّنَا َوتَقَب َّۡل د‬
ۡ ‫) َربَّنَا‬٤٠( ِّ‫عآء‬ ۡ ‫ب‬ِّ ‫َر‬
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan
kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan
semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat). (QS. Ibrahim Ayat
40-41)

Anda mungkin juga menyukai