PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
DELLA VELANIA ARIFIN
NIM. 1012017028
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar sarjana Farmasi
Program Studi Farmasi
i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
DELLA VELANIA ARIFIN
NIM 1012017028
Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk diuji dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Proposal Skripsi Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Harapan Bangsa
ii
iii
KATA PENGANTAR
harapan jazakumullah ahsanal jaza’ kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya proposal skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan doa dan restunya
iv
7. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini
terdapat kekurangan dan penulis berharap semoga proposal skripsi ini bisa
memberikan manfaat kepada para pembaca khususnya bagi penulis secara pribadi.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 30
3.2 Objek dan Subjek Penelitian ................................................................. 30
3.3 Sumber Data .......................................................................................... 30
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................. 31
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 31
3.6 Teknik Pengambilan Subjek Penelitian ................................................ 32
3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 34
3.8 Analisis Data ......................................................................................... 35
3.9 Kerangka Berfikir .................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 37
LAMPIRAN .................................................................................................... 38
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja
bahkan hingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul,
nodul, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung
(Usman, 2018). Jerawat sering muncul pada remaja pada masa pubertas, yaitu
antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja.
dapat didefinisikan bahwa jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang dapat
terjadi pada usia 12-25 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon. Tetapi,
tidak menuntut kemungkinan jerawat juga disebabkan oleh faktor lain seperti
digunakan.
dari 10.521 sampel usia 15-24 tahun prevalansi kejadian jerawat yaitu 57,6%.
prevelensi kejadian jerawat yaitu 60,7 % dari 2.266 sampel usia 15-24 tahun.
Sibero, Sirajudin, dan Anggraini pada tahun 2019 menunjukkan bahwa jerawat
1
(30,3%), usia muda (16-25 tahun) lebih banyak mengalami jerawat (53,2 %), dan
faktor resiko terjadinya acne vulgaris. Kosmetik yang digunakan pada wanita
dapat menimbulkan acne vulgaris, karena bahan yang terkandung dalam kosmetik
yang digunakan adalah bedak tabur, bedak padat, krim tabir surya, pelembab
penggunaan kosmetik sebagian besar dalam kategori baik (79,70%) dan penelitian
yang dilakukan oleh Tarigan, Nababan, dan Hutasoit pada tahun 2017
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
2
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
terhadap kosmetik karena kosmetik merupakan bagian dari sediaan farmasi dan
tingkat pendidikan yang rendah dan akses internet sulit dijangkau oleh masyarakat
jerawat (acne vulgaris). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di Desa
tingkat pengetahuan dan penggunaan kosmetik pada wanita usia 17-25 tahun yang
yang diteliti yaitu tingkat pengetahuan tentang jerawat dan penggunaan kosmetik
wajah yaitu sabun wajah, cleanser, toner, pelembab, bedak, dan alas bedak
(foundation).
3
1.3 Rumusan Masalah
Sumberwringin.
Sumberwringin.
1. Bagi Masyarakat
mempengaruhi jerawat.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Institusi
4
dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
umumnya terjadi pada unit pilossebasea. jerawat sangat umum dan biasanya
dimulai untuk pertama kalinya pada usia 12-24 tahun. Jerawat dialami oleh remaja
dengan kejadian sebesar 16-80% (wanita) dan juga oleh orang dewasa 3-6 %
(wanita) (Fadhilah, 2020). Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi
pada masa remaja bahkan hingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo,
papul, pustule, nodus, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan
punggung (Usman, 2018). Pada dasarnya, jerawat adalah reaksi dari penyumbatan
pori-pori kulit disertai peradangan yang bermuara pada saluran kelenjar minyak
Menurut Mumpuni dan Wulandari (2010) jerawat dibagi menjadi tipe non
1. Tipe Non-inflamasi
Tipe non-inflamasi adalah tipe jerawat yang tidak membuat sakit dan tidak
akan bertumbuh besar. Yang termasuk kategori ini ada dua, yaitu komedo putih
(whiteheads) dan komedo hitam (blackheads). Komedo putih dan komedo hitam
6
disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.
Jika komedo itu tertutup maka disebut komedo putih (whiteheads), sedangkan
komedo yang terbuka disebut komedo hitam (blackheads). Warna hitam pada
karena teroksidasi udara. Komedo termasuk golongan jerawat ringan dan bisa
Kedua jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan kelenjar
mengampelasnya secara berkala agar kulit wajah bersih makan sel-sel kulit mati
dilakukan dengan scrub atau cuci wajah dengan waslap dan memakai sabun wajah
2. Tipe Inflamasi
sakit dan kemungkinan bisa terus bertambah besar. Jerawat ini biasanya berwarna
merah masak. Berbeda dengan komedo, penyebab jerawat ini tidak hanya karena
pori-pori yang tersumbat, tetapi juga karena pori-pori yang tersumbat tersebut
terinfeksi oleh bakteri. Jenis jerawat tipe ini ada beberapa macam, antara lain
a. Papul
7
utamanya adalah wajah yang kurang bersih. Sisa- sisa sabun wajah yang
tidak bersih juga dapat memicu timbulnya jerawat jenis ini (Mumpuni dan
(Usman,2018).
b. Pustul
Papul berisi pus atau benda putih yang bentuknya seperti nasi.
c. Nodul
dan biasanya sangat sakit jika disentuh (Mumpuni dan Wulandari 2010).
satu tempat saja. Kebanyakan pengidap cyst sering kali juga memiliki
jenis ini bersifat genetik (Mumpuni dan Wulandari 2010). Bila terjadi
infeksi jerawat bisa berubah menjadi bisul dan bernanah. Jika jerawat
8
e. Milia
whiteheads, tetapi ukurannya jauh lebih kecil sehingga baru terasa jika
dari kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh debu atau
Jenis jerawat menurut Muliyawan dan Suriana (2013) terbagi menjadi dua
macam yaitu :
1. Jerawat Ringan
benjolan pada kulit wajah dan tidak disertai dengan infeksi. Biasanya jika
jerawat jenis ini tumbuh di area hidung, disebut juga dengan komedo terbuka
9
2. Jerawat Berat
Jerawat jenis ini adalah jerawat parah yang disertai dengan infeksi.
dan bersambung-sambung. Jerawat jenis ini bisa merusak kulit wajah dan
sulit dipulihkan secara mandiri. Penanganan terbaik untuk jerawat jenis ini
memencet, atau menggaruk jerawat ( sering dilakukan karena rasanya gatal dan
kosmetik atau pelembab yang mengandung terlalu banyak minyak, sering stress
(gelisah, cemas, khawatir), kurang tidur atau istirahat, untuk perempuan bisa
karena pengaruh hormonal akibat pemakaian alat KB atau bisa timbul setiap satu
mempunyai jerawat dan yang lain tidak mempunyai jerawat belum diketahui
yang memiliki wajah berminyak, biasanya akan menurunkan jenis kulit itu
pada anak mereka. Minyak yang berlebihan pada kulit wajah membuat
10
kebersihan wajah jadi salah satu jalan untuk membersihkan minyak yang
anak-anak akan berjerawat. Pendapat ini tidak tepat, bukan jerawat yang
salah seorang dari ayah atau ibunya mempunyai banyak kelenjar lemak
3. Aktivitas Hormon
yang disebabkan tidak seimbangnya hormon pada tubuh lebih sulit diatasi
11
jerawat. Kortikosteroid biasanya digunakan untuk mengobati alergi atau
pori-pori kulit terhalang atau tidak bisa bernapas maka bakteri yang
5. Makanan
jerawat, misalnya cokelat, susu, gula, kafein, dan daging yang berlemak.
6. Stress
dan pola hidup yang tidak sehat bisa mengundang jerawat. Bergadang
gaya hidup yang dekat dengan jerawat (Muliyawan dan Suriana, 2013).
12
7. Kosmetik
Menggunakan alas bedak, blush on, dan bedak padat bisa memicu
Suriana, 2013).
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah jerawat dan tip-tip agar
muka sebelum tidur, setelah tidur, dan setelah selesai beraktivitas. Terlalu
2. Jangan terlalu sering memegang wajah, terutama bila tangan sedang kotor.
terkena bakteri dari luar, seperti bakteri yang ada pada tangan (Mumpuni
13
mencuci tangan. Bakteri yang ada di tangan bisa membuat jerawat infeksi,
2013).
(pisang, ubi, fried chicken, pizza), lemak hewani ( kulit, jeroan), buah
Wulandari, 2013).
bekas permanen yang sering disebut acne scar. Bekas luka ini membuat
sehingga bisa memicu timbulnya jerawat dan komedo bila digunakan pada
14
padat, carilah bedak padat yang diformulasikan khusus untuk kulit
digunakan, pelajari terlebih dahulu jenis kosmetik yang cocok untuk tipe
kulit anda. Jenis kosmetik yang tidak sesuai dapat memperburuk kondisi
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
15
1. Kosmetik perawatan (skin care cosmetics)
Kosmetik jenis ini berfungsi untuk membersihkan dan merawat kulit dari
c. Kosmetik untuk melindungi kulit. Misalnya sun screen cream, sun screen
sel kulit baru dan mengangkat sel-sel kulit mati, sehingga kulit tampak
lebih cerah. Misalnya scrub cream berupa butiran halus (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
kulit, sehingga penampilan jadi lebih menarik. Kosmetik riasan menjadi sesuatu
16
2.2.3 Kosmetik Pembersih
yang sehat. Membersihkan kulit perlu dilakukan secara teratur. Waktu yang tepat
wajah saat tidur membuat kulit tertutup hingga tidak bisa ‘’bernapas’’.
Padahal, saat tidur malam kulit akan mengalami regenerasi. Proses ini
akan berlangsung lebih optimal saat kulit berada dalam kondisi bersih.
bebaskan kulit dari sisa kosmetik dan debu. Apalagi untuk jenis kulit
3. Setelah bangun tidur. Cobalah meraba kulit saat bangun tidur. Terasa
berminyak, padahal minyak berlebih pada wajah membuat bedak dan tata
rias lainnya sulit menempel dengan rapi. Oleh karena itu, membersihkan
muka setelah bangun tidur berarti menyiapkan kulit agar tata rias bisa
17
A. Cleansing
a. Cleansing cream
b. Cleansing milk
2. Totolkan pada 5 titik wajah, yaitu dahi, ujung hidung, kedua pipi,
dan dagu.
18
B. Sabun Wajah
membaik, sedangkan mencuci wajah 2-3 kali sehari mancapai lesi non-
inflamasi yang jauh lebih rendah. Bagi masyarakat terutama usia remaja
dengan larutan yang sifatnya basa yang merupakan bahan baku utama
minyak kelapa, dan minyak zaitun. Sedangkan bahan alkali yang umum
pada sabun untuk kulit berjerawat. Sedangkan untuk kulit berminyak, bisa
lebih lembut daripada sabun badan, karena kulit bagian wajah lebih
19
sensitif daripada kulit di bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya
jangan gunakan sabun badan untuk wajah. Formula sabun badan bisa
membuat kulit wajah menjadi kering dan kusam (Muliyawan dan Suriana,
2013).
C. Toner
adalah toner atau penyegar. Penggunaan toner adalah step terakhir dalam
Jangan lupa untuk memakai toner. Sisa-sisa kotoran dan susu pembersih
20
jerawat. Beberapa zat aktif yang terdapat pada astringent berfungsi
2. Face tonic. Toner jenis ini bisa digunakan untuk kulit normal
3. Penyegar. Toner jenis ini memiliki kadar alcohol paling rendah atau
jenis ini sesuai untuk kulit yang kering dan sensitif. Menggunakan
Urutan langkah yang benar dalam perawatan dan tata rias kulit adalah
alamiah sudah berminyak, misalnya pada remaja, apalagi jika berjerawat, tidak
lengket pada kulit, seperti diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin dapat
pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri. Jenis kosmetik demikian disebut
21
Cara menggunakan krim pelembab tidak begitu sulit dan tidak
seluruh permukaan kulit secara merata. Namun demikian, tetap ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan, di antaranya yaitu kesesuaian antara jenis kulit
dan krim yang digunakan. Oleh karena itu, kenali terlebih dahulu jenis kulit anda
sebelum memilih krim yang sesuai. Kulit yang lembab bisa menyerap krim
dengan lebih baik. Sebaiknya, gunakan krim pelembab setelah mandi (Muliyawan
(2013).
a. Memilih pelembab yang tepat adalah kunci menjaga kulit tetap sehat.
yang tepat. Pertama adalah jenis kulit. Mengenali jenis kulit sangatlah
pelembab untuk kulit kering. Kulit yang berminyak bukan berarti tidak
tinggi.
22
b. Gunakan krim pelembab sesuai dengan jenis kulit. Pada kemasan
muncul jerawat atau kulit terasa lengket dan berminyak, berarti cream
pelembab itu kurang cocok. Segera ganti dengan jenis atau merek
cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Contoh kosmetik
dekoratif yaitu bedak, lipstik, pemerah pipi, eye-shadow, dll (Tranggono dan
Latifah, 2007).
23
kulit wajah yang mengkilap. Ada 2 bentuk face powder, yaitu loose
bubuk). Bedak bubuk atau bedak tabur adalah bedak yang berbentuk
Bedak jenis ini cocok untuk jenis kulit normal, kulit kombinasi, kulit
menjadi bentuk padatan atau ‘cake’. Tidak semua bedak bubuk cocok
dijadikan bedak padat. Bedak bubuk yang bisa dijadikan bedak padat
adalah bedak bubuk yang mengandung bahan dasar yang memiliki efek
2013).
24
Bedak padat digunakan pada tahap akhir aplikasi kosmetik
wajah yang sudah disapu dengan foundation dan bedak tabur. Aplikasi
bedak padat pada wajah akan memberikan kesan halus dan cerah yang
merata pada kulit wajah. Jenis kulit yang cocok pada jenis bedak ini
adalah kulit normal dan kering. Bedak padat mengandung minyak dan
pelembab yang lebih banyak, sehingga bedak jenis ini tidak disarankan
Secara bentuk, jenis bedak ini mirip dengan bedak padat. Bedanya,
foundation sudah terdapat pada bedak ini. Bedak ini tahan lama dan
2.2.6 Komedogenik
kosmetik yang bersifat komedogenik. Kosmetik jenis ini bersifat menutupi pori-
pori kulit. Jika kita membersihkan wajah tidak sempurna atau menggunakannya
terlalu lama, maka make up yang menempel di wajah akan memicu terjadinya
25
penyumbatan pada pori-pori kulit, sehingga komedo atau bahkan jerawat
comedogenic yaitu :
2. Bedak padat
Bedak padat memiliki butiran yang jauh lebih halus dari pada
bedak tabur. Oleh karena itu, sangat mudah masuk dalam pori – pori
bedak padat tadi menyumbat pori – pori kulit dan memicu tumbuhnya
komedo pada hidung, bahkan jerawat pada bagian kulit wajah lain.
26
2.3 Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ‘’what’’, misalnya apa air, apa
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif di
bersifat kualitatif.
27
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
(Notoatmodjo, 2010).
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
(Notoatmodjo, 2010).
c. Analisis (Analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
d. Sintesis (synthesis)
kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar,
28
dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca
(Notoatmodjo, 2010).
e. Evaluasi (evaluation)
2010).
tingkat pengetahuan yang digunakan yaitu kurang, cukup, dan baik. Pada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian acne vulgaris dan terdapat
29
30
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah wanita dengan rentang usia 17-25 tahun di
1) Data Primer
kuesioner.
2) Data Sekunder
Sumber data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah data
30
3.4 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang ada adalah seluruh wanita usia 17-25
2) Sampel
a. Kriteria Inklusi
(informed consent).
b. Kriteria eksklusi
operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
31
Tabel 3.1. Variabel dan Definisi Operasional.
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur
Tingkat Pengetahuan responden Kuesioner Nominal
Pengetahuan tentang jerawat, yang
meliputi definisi, jenis
jerawat, penyebab
jerawat, dan pencegahan
jerawat.
Penggunaan Macam – macam produk Kuesioner Nominal,
Kosmetik kosmetik wajah yang Ordinal
digunakan. Kosmetik
wajah meliputi kosmetik
perawatan wajah yaitu
sabun wajah, cleanser,
toner, pelembab, dan
kosmetik dekoratif atau
kosmetik riasan yang
terdiri dari bedak, alas
bedak (foundation).
wanita yang berusia 17-25 tahun di Desa Sumberwringin ( n = 134 orang, data
diperoleh dari pihak terkait masih belum diketahui secara pasti. Penentuan
responden yang mengalami jerawat yaitu dengan rumus slovin. Rumus slovin :
𝑁
n=
1 + N𝑑 2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
32
d = Tingkat kesalahan 10%
𝑁
n=
1 + N𝑑 2
134
n=
1+134 𝑥 0,1𝑥 0,1
Data yang diperoleh adalah data primer yaitu diperoleh langsung dari
reliabilitas kuesioner.
yang sebagai sasaran uji coba kemudian jawaban responden diberi nilai. Jawaban
yang telah diberi nilai kemudian dihitung korelasi antara skor masing – masing
korelasi yang dipakai pada penelitian ini adalah teknik korelasi ‘’product
16. Pada uji validitas keputusan dilihat dari perbandingan antara nilai koefisien
pearson hitung (r-hitung) dengan koefisien pearson table (r-table). Jika hasil
33
menunjukkan r-hitung > r-tabel, maka dapat dinyatakan bahwa item pertanyaan
pada kuesioner tersebut valid. Uji validitas dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner sebagai uji coba kepada wanita usia 17-25 tahun di Desa
kuesioner ini adalah teknik uji reliabilitas koefisien Cronbach’s Alpha (α) dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
sesudah pengumpulan data. Pengolahan data pada penelitian ini melalui empat
tahapan yaitu:
skor atau penilaian sesuai dengan jawaban responden. Pada tahap ini
34
3. Memasukkan data (Data Entry)
35
3.8 Kerangka Berfikir
Sampel
Wanita usia 17 – 25
Tahun
Acne Vulgaris
Tingkat Penggunaan
Pengetahuan Kosmetik wajah
1. Definisi Acne
Vulgaris
2. Jenis jerawat /
Kosmetik Kosmetik
Acne Vulgaris
3. Penyebab perawatan Dekoratif
Jerawat / Acne
Vulgaris
4. Pencegahan
1. Sabun wajah 1. Bedak
Jerawat / Acne
2. Cleansing 2. Alas bedak
Vulgaris
3. Toner (Foundation)
4. Pelembab
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Sibero H.T, Sirajudin A, dan Anggraini D.I. 2019. Prevalensi dan Gambaran
Epidemiologi Akne Vulgaris di Provinsi Lampung. JK Unila. Volume
3: Nomor 2: 309-311.
Sole F.R.T, Suling P L, dan Kairupan T.S. 2020. Hubungan Antara Mencuci
Wajah dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Remaja Laki-laki di
Manado.e-Clinic. Volume 8: Nomor 1: Hal.158-162.
Tilla, A dan Herviana. 2019. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dengan
Kejadian Acne Vulgaris Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 02
Medan. Jurnal Pandu Husada. Volume 1, Nomor 1 : 34 -39.
Usman, K.A. 2018. Kosmetik. Jalan Budaya Gowa : Pustaka Taman Ilmu
38