Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
IDENTIFIKASI SENYAWA OBAT GOLONGAN
ALKOHOL

Dosen Pengampu : Drs Hisran,ME,Apt


Nama Anggota :
Dian Yunita (PO71390210012)
Suci Putri Cahyani ( PO71390210016)
Amalia Naswacahyani (PO71390210056)
Nurul Amalia Roseli (PO71390210102)

Kelas : 2B

TAHUN AJARAN 2022/2023


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
I. Tujuan
Mengidentifikasi senyawa zat dari bahan yang dipakai dalam farmasi terutama bahan
obat – obatan.

II. Dasar Teori

Kimia analisis adalah studi pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi komponen


kimia dalam bahan alam maupun buatan. Analisis kualitatif memberikan indikasi identitas
spesies kimia di dalam sampel. Sedangkan analisis kuantitatif menentukan jumlah
komponen tertentu dalam suatu zat. Pemisahan komponen sering kali dilakukan sebelum
melakukan analisis. Metode analisis dapat dibagi menjadi klasik dan instrumental. Metode
klasik (dikenal juga sebagai metode kimia basah) menggunakan pemisahan seperti
pengendapan, ekstraksi, dan distilasi serta analisis kualitatif berdasarkan warna, bau, atau
titik leleh (organoleptis). Analisis kuantitatif klasik dilakukan dengan menentukan berat
atau volum. Metode instrumental menggunakan suatu peralatan untuk menentukan
kuantitas fisik suatu analit seperti serapan cahaya, fluoresensi, atau konduktivitas.
Pemisahan dilakukan menggunakan metode kromatografi, elektroforesis atau fraksinasi
aliran medan.
Kimia analisis juga fokus pada peningkatan rancangan percobaan, kemometri, dan
pembuatan alat ukur baru agar dapat menyediakan informasi kimia yang lebih baik. Kimia
analisis telah diaplikasikan di bidang forensik, bioanalisis, analisis klinik, analisis
lingkungan, dan analisis bahan.
Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat menurut jenis
senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek farmakologinya. Hal ini disebabkan
karena kadang-kadang suatu obat dengan struktur kimia yang sama, mempunyai efek
farmakologi/daya terapeutis yang jauh berbeda. Dalam bidang farmasi, analisis
kualitatif/identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan baku
pembantu/bahan tambahan, diperlukan untuk memastikan jenis bahan obat atau bahan
tambahan tersebut. Dalam dunia kedokteran dewasa ini digunakan sekitar 1000 macam
senyawa obat. Tidaklah praktis melakukan identifikasi sedemikian banyak senyawa,
karena itu materi analisis kualitatif ini diarahkan kepada beberapa golongan obat yang
khusus saja. Dalam analisis kualitatif/identifikasi senyawa-senyawa anorganik dan
senyawa - senyawa organik, terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. Sebagian besar
senyawa - senyawa anorganik merupakan senyawa-senyawa ionik yang dapat ditentukan.

Pembagian Alkohol

• Berdasarkan Struktur
a. Alkohol Alifatis
Contoh : Primer (etil alkohol), sekunder (isopropil alkohol), tersier (amylon
hidrat) disebut Alkohol monovean alifatis jenuh.
b. Alkohol Aromatis
Contoh : Benzil alkohol (jenuh) dan cinnamil alkohol (tak jenuh).
c. Alkohol Siklik
Contoh : Sekunder (menthol) dan tersier (terpenhydrat)

• Berdasarkan jumlah gugus OH


a. Alkohol monovalent
b. Alkohol polyvalent

Jenis cairan : glycerin, etylen glikol dan propylen glikol (2-3 gugus OH)

Berdasarkan letak gugus OH pada atom C yang mengikat


a. Alkohol Primer : Etanol, metanol, propanol.
b. Alkohol Sekunder : Isobutil alkohol, isopropil

Berdasarkan keturunannya (jumlah atom C yang dikandung)

a. Alkohol rendah
b. Alkohol tinggi

III. Alat dan Bahan

Alat:
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Spatula logam
• Rak tabung

Bahan:

• Etanol
• Metanol
• Gliserol
• 𝛼 Naftol
• 𝛽 Naftol
• Recorcinol

IV. Prosedur/Cara Kerja

• Organoleptis
- Dilakukan pengamatan organleptis yang meliputi : bentuk, warna, dan bau
dari masing masing zat
- Identifikasi dan catat hasil pengamatan
• Kelarutan
- Diuji kelarutan sampel dengan masing-masing pelarut
- Dicatat hasil pengamatan

V. Reaksi Umum (Hasil pada pengamatan)

a. Reaksi diazo
Etanol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Berwarna kuning bening
Metanol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Berwarna kuning keruh
Gliserol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Kuning kemerahan agak pekat
𝛼 Naftol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Merah kecokelatan pekat
𝛽 Naftol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Merah ke orangean pekat
Resorsimol + Diazo A + Diazo B + NaOH → Cokelat kepekatan

b. Reaksi iodoform
Etanol + Iodium + Basa ( NaOH ) → Warna yang didapat kuning lalu menghilang
Metanol + Iodium + Basa ( NaOH ) → Warna bening / tidak berwarna
Gliserol + Iodium + Basa ( NaOH ) → Warna yang didapat kuning lalu menghilang
𝛼 Naftol+ Iodium + Basa ( NaOH ) → Berwarna hitam bening, memiiki endapan
𝛽 Naftol + Iodium + Basa ( NaOH ) → Berwana cokelat kekuningan
Resorsinol + Iodium + Basa ( NaOH ) → Berwarna hitam bening

c. Reaksi Cuprifil
Etanol + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + NaOH → Biru langit cerah, tidak ada endapan
Metanol + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + NaOH → Biru langit cerah, tidak ada endapan
Gliserol + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + NaOH → Biru tua cerah, tidak ada nya endapan
𝛼 Naftol + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + NaOH → Biru tua, tidak memiliki endapan
𝛽 Naftol + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + NaOH → Biru tua, tidak memiliki endapan

VI. Tabel Pengamatan

Organoleptis

No Sampel Bentuk warna Bau


1. Etanol Cair Bening ( tidak seperti bau spritus
berwarna )

2. Metanol Cair Tidak berwarna Tidak berbau

3. Gliserin Cairan seperti sirop Tidak berwarna Tidak berbau

4. β Naftol Serbuk Kuning kecoklatan Menyengat

5. α Naftol Serbuk Coklat Menyengat

6. Resorsinol Serbuk kasar Kuning kecoklatan Menyengat

Kelarutan

1. Air
No Sampel Kelarutan

1. Etanol Larut

2. Methanol Larut

3. Gliserin Larut

4. β Naftol Larut

5. α Naftol Tidak larut

6. Resorsinol Larut
2. Golongan asam

No Sampel Perlakuan Hasil

1. Etanol Etanol+H2SO4 Tidak berubah warna

2. Methanol Methanol + H2SO4 Tidak berubah warna

3. Gliserin Gliserin + H2SO4 Tidak berubah warna

4. α Naftol α Naftol+H2SO4 Terjadi endapan, tidak larut

Terjadi endapam seperti pasir, larutan


5. β Naftol β Naftol + H2SO4 berubah menjadi panas

6. Resorsinol Resorsinol+H2SO4 Tidak berubah warna, bening


3. Golongan basa
NNo Sampel Perlakuan Hasil

1. Etanol Etanol + NaOH Tidak berubah warna

2. Methanol Methanol + NaOH Tidak berubah warna

3. Gliserin Gliserin + NaOH Tidak berubah warna

4. β Naftol β Naftol + NaOH + air Terjadi perubahan warna hijau kehitaman,


serta terjadi endapan berwarna putih sperti
pasir

5. α Naftol α Naftol+ NaOH+Air Terjadi perubahan warna berwarna coklat


kemerahan
6. Resorsinol Resorsinol+NaOH+air Tidak ada perubahan warna

VII. Pembahasan
Alkohol dapat larut dalam air. Kelarutan alkohol dalam air sesuai dengan ukuran gugus
alkilnya, semakin besar gugus alkilnya maka akan semakin sukar larut. Alkohol
merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan
bakar, maupun pelarut. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-
molekulnya maupun dengan air.
Untuk mengetahui golongan dari suatu senyawa, maka perlu dilakukanidentifikasi.
Identifikasi bertujuan untuk mengetahui kandungan atau gugus fungsi yang terdapat dalam
suatu senyawa melalui suatu reaksi kimia yangbersifat spesifik yang secara khusus bereaksi
dengan gugus fungsi lain. Setiapsenyawa organik memiliki sifat yang ditentukan oleh
gugus fungsional yangdimilikinya. Namun, untuk beberapa senyawa yang memiliki gugus
fungsiyang berbeda, dapat memiliki sifat yang mirip.
Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka biasanya titik didih semakin tinggi.
Ketika ukuran suatu alkohol bertanbah besar, maka probabilitas alkohol menjadi berwujud
padat semakin besar. Sebagian besar senyawa fenol berwujud padat. Sebagian kecil alkohol
larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen
dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar,
kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil
yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hydrogen antara gugus hidroksi dengan air.
Jika gangguan ini menjadi cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak
molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hydrogen antar molekul air.
Jika gugus non polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatic, maka kelarutan
fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang menjadi alas an mengapa gugus non polar
sering disebut gugus hidrofob. Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang
mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada
cincin aromatik.

VIII. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa analisis kimia kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali
komposisi atau struktur bahan kimia ,cukuo banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan
kimia yang terdapat pada sampel analisis kualitatif untuk baha organis biasanya menjadi
bahan kajian dari kimia organik sehingga tidak di masukkan dalam bagian kimia analitik.
bahan kimia dalam sampel juga cukuo banyak sesuai dengan struktur dari bahan tersebut.
IX. Daftar Pustaka
https://www.coursehero.com/file/37524909/Analisis-Kualitatifdocx/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/kimia-
analitik/2102771-andies-chyntia-laporan-praktikum-analisis-kualitatif-kation/27449880
https://docplayer-info.cdn.ampproject.org/v/s/docplayer.info/amp/73161411-Laporan-
praktikum-analisis-kimia-
kualitatif.html?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D -
amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16615332271751&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.co
m&ampshare=https%3A%2F%2Fdocplayer.info%2F73161411-Laporan-praktikum-analisis-kimia-
kualitatif.html

X. Kesimpulan
XI. Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai