0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang, tujuan, dan prinsip pengembangan kurikulum SMK NU Kabat. Kurikulum disusun untuk meningkatkan mutu pendidikan agar sesuai dengan perkembangan zaman serta memenuhi standar nasional pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang, tujuan, dan prinsip pengembangan kurikulum SMK NU Kabat. Kurikulum disusun untuk meningkatkan mutu pendidikan agar sesuai dengan perkembangan zaman serta memenuhi standar nasional pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang, tujuan, dan prinsip pengembangan kurikulum SMK NU Kabat. Kurikulum disusun untuk meningkatkan mutu pendidikan agar sesuai dengan perkembangan zaman serta memenuhi standar nasional pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah tersebut kecuali untuk keberhasilan
wajar dikdas 19 tahun, SMK NU Kabat lebih mengarahkan ke usaha peningkatan kualitas pendidikan baik dari sisi akademik, layanan (manajemen) maupun nonakademik. Melalui konsep MBS dalam aplikasinya dikenal dengan MPMBS, SMK NU Kabat berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan visi dan misi antara lain melalui penyusunan kurikulum sekolah yang baik, kredibel, dalam rangka menyongsong era global dengan tetap bertumpu pada kepentingan pembentukan jiwa dan watak nasional.
Pemberian otonomi luas ke manajemen sekolah, sungguh sebuah
tantangan dan sekaligus peluang besar bagi stakeholder sekolah. Dipandang sebagai tantangan karena otonomi sekolah membutuhkan keberanian mengambil keputusan dan mengelola risiko berdasarkan kebutuhan setempat. Kualitas SDM tentunya menjadi ukuran berhasil tidaknya mengelola satuan pendidikan. Dipandang sebagai peluang karena dengan pemberian otonomi ini
berarti sekolah diberi kebebasan untuk mengatur diri dalam
berimprovisasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi dan daya dukung yang dimiliki. Demokratisasi pendidikan akan terbangun dan pada gilirannya
1 2
peningkatan mutu pendidikan pun akan segera terwujud. Tantangan dan
peluang yang ditimbulkan dari pemberian otonomi itu telah direspon secara positif oleh stakeholder pendidikan di SMK NU Kabat, dengan menampilkan program-program sekolah yang konstruktif, kompetitif sebagaimana tertera pada Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
Kurikulum SMK NU Kabat, disusun disesuaikan dengan kondisi nyata di
lapangan. Sejalan dengan status SMK NU Kabat, sebagai Sekolah Swasta , maka kurikulum disusun sedemikian untuk memujudkan visi menuju Sekolah Standar Nasional (SSN).
SMK NU Kabat merupakan Lembaga Pendidikan sekolah Menengah
Kejuruan yang pada awal berdirinya dimaksud untuk dijadikan sekolah yang mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sekolah lainnya yang ada di Yayasan Sunni yaitu: SMK NU Kabat, nilai lebih yang dimaksud adalah :
1. SMK Berbasis Pesantren : Disamping Peserta didik mempunyai kompetensi
keahlian yang sesuai dengan bidang keahliannya, Peserta didik juga wajib mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan secara terpadu, Private dan terus menerus dengan berkesinambungan di asrama dan sekolah. 2. Kompetensi Keahlian : Setiap peserta didik diharapkan menguasai kompetensi keahlian sesuai dengan bidang keahliannya. 3. Keterampilan Komputer : Komputer tiap peserta didik perminggu mendapat kesempatan 3 jam pelajaran dilaboratorium dan setelah tamat mendapatkan sertifikat dengan standar Kompetensi lulusan MS Word,MS Excel,MS Access dan Power Point 4. Bimbingan Al Qur`an intensif dengan metode Qiro`ati 3
1.2. LANDASAN
1.2.1. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut. 1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia. 2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah. Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari. Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.
1.2.2. Landasan Ekonomis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta
didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan 4
berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena
pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi
SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.
1.2.3. Landasan yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 Ayat 2, yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan komite sekolah / madrasah di bawah koordinasi dan supervisi pendidikan dan propinsi untuk pendidikan menengah; Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standard pelayanan minimal dengan prinsip management berbasis sekolah / madrasah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 17 Ayat 2 yang menyatakan sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum
dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi Dinas Pendidikan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMK. Pasal 49 Ayat 1, yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. 3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 5
4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kopetensi Lulusan.
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kopetensi Lulusan. 6. Permendiknas Nomor 13, 16,18 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 7. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 8. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 9. Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Prasarana. 10. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan 11. SK Gubernur Jawa Timur No 188 Tahun 2005 : tentang Muatan Lokal
1.3. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum ini disusun dengan tujuan :
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran di SMK NU Kabat Sebagai pedoman menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah. 2. Sebagai pedoman menyusun Rencana Pengembangan Strategis (RPS) dan Rencana Operasional (RENOP).
1.4. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 undang-undang Sisdiknas merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik pertama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Prinsip Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah ; 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Hal ini didasarkan pada letak geografis sekolah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren dan mempunyai potensi yang tinggi serta didukung oleh peserta didik yang berasal dari berbagai pulau dikawasan nusantara wilayah Republik Indonesia 6
2. Beragam dan terpadu.
Penyusunan Kurikulum SMK NU Kabat disusun oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua program studi keahlian, guru, komite sekolah, DU/DI, Konselor, Dinas Pendidikan, dan Dewan Pendidikan. Ini memberi arti bahwa berbagai kepentingan dan perubahan yang ada di masyarakat telah terserap menjadi satu tujuan, yaitu meningkatkan prestasi akademik dan non akademik, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab berdasarkan nilai imtaq dan kepribadian bangsa. Proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan dan kerja sama yang baik dari seluruh pihak yang terkait. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Pembuatan Kurikulum ini dirancang pada penekanan sekolah berbasis IPTEK dan IMTAQ sesuai dengan Program Keahlian masing-masing, sehingga peserta didik diharapkan memiliki wawasan luas dan berbudi pekerti luhur serta memiliki keterampilan di bidang pengembangan-pengambangan, seiring dengan potensi Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak Pondok Pesantren yang sangat dominan. Disamping itu untuk mempersiapkan peserta didik mempunyai kompetensi yang mampu berkompetisi sesama Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan juga mempersiapkan peserta didik bisa mengikuti pendidikan lebih lanjut. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan Peserta didik yang mandiri, mampu menguasai keterampilan hidup (Life Skill) yang mendorong Peserta didik untuk lebih kreatif dan inovatif. Diterapkannya pembelajaran keterampilan dipandang perlu di sekolah ini karena merupakan sarana untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang bergerak cepat dan posisi Banyuwangi yang merupakan daerah sedang membangun maka sangat tepat kalau SMK bisa membantu mempersiapkan SDM Handal. Dengan penguasaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi, imtaq serta penguasaan keterampilan hidup (Life Skill), maka diharapkan Peserta didik menjadi insan yang mandiri penuh kreasi dan inovasi serta dapat beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka berada. 5. Belajar sepanjang hayat (long life education). Kurikulum SMK NU Kabat diarahkan pada pengembangan pendidikan seumur hidup dan berkesinambungan sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi peserta didik dan menjadi bekal hidup kelak di masyarakat. 7
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Di dalam Kurikulum ini telah dimuat program nasional dan daerah diantaranya yaitu Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informasi menguasai berbagai keterampilan mengelola informasi dan merancang jaringan komputer sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenologi juga pengembangan diri yang telah disesuaikan dengan kepentingan daerah.
1.5. ANALISIS KONTEKS
Berdasarkan analisa, di sekolah kami ada beberapa masalah yang muncul antara lain : 1. Input Peserta didik baru , nilai mata pelajaran relatif sedang 2. Sarana dan prasarana belum 100 % lengkap 3. Kondisi riil ekonomi wali murid relatif rendah 4. Tidak semua Peserta didik SMK NU Kabat berdomisili di pondok pesantren, 50 % menetap di pesantren dan 50 % berangkat dari rumah. 5. Kegiatan keagamaan yang relatif padat diasrama sangat mempengaruhi kondisi kesiapan fisik peserta didik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sekolah mengambil langkah-langkah strategis
sebagai berikut : 1. Mengintensifkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kesadaran Peserta didik dan wali murid akan pentingnya pendidikan yang berkualitas 2. Meningkatkan kompetensi guru melalui MGMP. 3. Melengkapi sarana prasarana dengan melibatkan : Partisipasi masyarakat, Yayasan dan stakeholder (partisipan pendidikan) 4. Mengusulkan Bea Peserta didik melalui dinas terkait dan membantu Peserta didik miskin dalam pembiayaan pendidikan di SMK NU Kabat 5. Menjalin kerjasama rutinitas dengan seluruh pengurus pondok pesantren, keamanan dan unit pendidikan terkait yang berada dibawah naungan Yayasan Suni Indonesia 8
1.5.1. Kondisi Objektif SMK NU Kabat
Kondisi Objektif SMK NU Kabat
NO INDIKATOR SPM FAKTA
1 Angka mengulang kelas 2% 1%
2 Penilaian eksternal melalui uji mutu/sampel 90% 100% 3 Rasio guru bidang studi per rombel 90% 100% 4 Ketersediaan guru dan kepsek 90% 100% 5 Guru yang layak mengajar 80% 80% 6 Peserta didik memiliki buku pelajaran lengkap 80% 80% 7 Tanggung jawab guru melaksanakan tugas wajib 90% 90% dan tugas tambahan 10 Ketersediaan tenaga kependidikan 90% 90% 11 Prasarana sekolah 80% 70% Catatan : SPM : Standar Pelayanan Minimal (nasional)