Anda di halaman 1dari 1

YUPRIZAL INDRA NUGRAHA

Modul PDGK4109
856240185
Bahasa dan Sastra Indonesia

02
Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa Yang Benar

Fonologi Bahasa Indonesia Lambang Tulis Bunyi Bahasa

A. Fonem Sejarah Aksara


 Bunyi bahasa yang minimal  Ahli linguistik : tulisan
dapat membedakan bentuk berawal dari gambar
dan makna. yang ditemukan di gua
Altamira, Spanyol Utara.
B. Fonem Dalam Bahasa
Indonesia 3. Aksara dalam Unsur Bahasa
 Satuan bunyi bahasa terkecil  Aksara = Wujud Uraian atau wicara.
yang mampu menunjukkan Tidak ada satupun yang dapat
perbedaan makna. menggambarkan unsur-unsur wicara
secara sempurna, hanya beberapa
lambang saja yang dapat
Tiga Faktor proses menggambarkan ciri-ciri
pembentukan bahasa: suprasegmental, sepeti huruf besar
1. Alat Ucap untuk mengawali kalimat, koma untuk
2. Sumber Tenaga menandai jeda, titik untuk menandai
3. Rongga Pengubah akhir kalimat, tanda seru untuk
Getaran mengakhiri kalimat perintah, tanda
tanya untuk mengakhiri kalimat
tanya.
C. Latihan Pelafalan Vokal
 Dalam bahasa indonesia 1. Pembelajaran Aksara bagi Siswa
terdapat dua fonem yang Sekolah Dasar
berbeda dengan lambang  Siswa harus menguasai aspek bicara
yang sama, yaitu [e]tempe terlebih dahulu, pembelajaran
dan [e]sepatu. membaca permulaan biasanya diikuti
 Perbedaan latar belakang dengan menulis permulaan,
bahasa ibu mempengaruhi penggunaan metode SAS yang
cara melafalkan fonem. menggunakan pendekatan sintesis
analisis dan sintesis
D. Latihan Pelafalan Konsonan
 Sebagian siswa sukar 2. Ejaan
melafalkan konsonan  Sifat ejaan selalu berkembang sesuai
tertentu, seperti /f/, /s/, dengan arus kebutuhan komunikasi
/sy/,/x/ dan /h/. Guru harus  Penyederhanaan ejaan tahun 1947 di
melatih siswa medan dinamakan Soewandi atau
menggunakan kata ejaan Republik
berkonsonan /f/, /s/,  Kongres bahasa indonesia diadakan
/sy/,/x/ dan /h/. pada tahun 1954 di medan
 Hal-hal yang perlu menghasilkan ejaan Pembaharuan
diperhatikan dalam tahun 1957
pelafalan: tekanan kata  Tahun 1959 kerjasama Indonesia
atau ritme dan tempo. dengan Malaysia menghasilkan ejaan
Melindo
 Pembelajaran EYD dalam kurikulum
berbasis kompetensi diterapkan pada
pembelajaran menulis. Diberikan
secara bertahap, setiap rumusan
penggunaan ejaan diterapkan dalam
suaru wacana utuh.

Anda mungkin juga menyukai