Dosen Pengampu :
Tri wahana m.p.d
Disusun oleh :
Ananda Miftakhul Rahman
NPM : 21144400016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana.
Makalah ini berisikan tentang pengertian seni budaya dan pengertian alat musik gamelan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULU
AN
A. Latar Belakang
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang
diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang
menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran
dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-
18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang
mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga
mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya
sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam
perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam
musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa,
gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang
menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di
Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama
menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih
spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set
gamelan.
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi
Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat
musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran,
kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief
tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya.
Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula
gamelan
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan
menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah
Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti
skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang
beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia
Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah
Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik
tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara
mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini
menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan
musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
1. Mengetahui tentang gamelan
2. Mengetahui tentang sejarah dan asal gamelan
3. Mengetahui tentang macam-macam gamelan
BAB II
PEMBAHAS
AN
A. Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang
diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang
menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran
dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad
ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang
terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking
(Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,,
Siter, Suling.
Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan
kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik
gamelan
Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti
memukul / menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata
benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat
musik yang dimainkan bersama.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah terciptanya alat musik ini. Tetapi,
gamelan diperkirakan lahir pada saat budaya luar dari Hindu –
Budha mendominasi Indonesia. Walaupun pada perkembangannya ada
perbedaan dengan musik India, tetap ada beberapa ciri yang tidak hilang, salah
satunya adalah cara “menyanyikan” lagunya. Penyanyi pria biasa disebut
sebagai wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana.
Menurut mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru
pada Era Saka. Beliau adalah dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa,
dengan istana yang berada di gunung Mahendra di daerah Medangkamulan
(sekarang Gunung Lawu).
1. Kolintang
Bermain kolintang
Kolintang atau kulintangadalah alat musik khas daerah Minahasa,
Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat
seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang
mempunyai konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting
(nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari
kita lakukan
TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan
tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
Beberapa group terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang
yang sudah eksis lebih dari 35 tahun.Pembuat kolintang tersebar di
Minahasa dan di pulau Jawa,salah satu pembuat kolintang yang terkenal
Petrus Kaseke
2. Suling
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
3. Kendang
Kendang
Kendang koleksi KBRI Canberra, Australia.
4. Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai
berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk
ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia
dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang
pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana
sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai
Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-
indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain
rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama
Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan
bunyi dan irama.
5. Gendang Karo
Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima
perangkat alat musik tabuh (perkusi) yang dimainkan oleh lima orang
pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satu penaruné, dua penggual,
dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena ensambel
musik tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon),
gendang indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan
penganak. Namun biasa juga disebut dengan gendang lima sedalanen,
ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan
perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul
instrumen musik tersebut.
Jika diklasifikasi berdasarkan ensambel musik, sebenarnya
gendang Karo terdiri dari gendang lima sedalanen dan gendang telu
sedalanen. Gendang telu sedalanen adalah terdiri dari tiga instrumen musik
yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi (long neck
lute) sebagai pembawa melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter)
sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk mbentar (idiofon) sebagai
pembawa tempo.
A. Kesimpulan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang
diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang
menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran
dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad
ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang
mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga
mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya
sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam
perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam
musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa,
gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang
menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di
Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama
menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih
spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set
gamelan.
Macam Gamelan terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus,
Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender,
Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.
B. Saran
1. Gamelan sebagai salah satu budaya dan ciri khas Indonesia yang sudah
berkembang sejak dahulu, sudah sewajarnyalah bagi kita penerus bangsa
menjaga dan terus membudayakannya.
2. Sebagai seorang belajar, mencari tahu tentang sesuatu baik itu
merupakan hal baru maupun lama merupakan kewajiban.
Mengetahui hal baru untuk terus mengikuti jaman, dan mencari tahu
tentang sesuatu yang terjadi dulu adalah sebagai suatu pelajaran dan
pengetahuan.
3. Semangatlah, dan jangan pernah berhenti untuk berusaha mencari apa
yang belum kita ketahui!
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/
http://rockapak.org/forum/index.php?topic=7040.0
http://wonojoyo.com/sejarah-gamelan-jawa/
http://www.isi-dps.ac.id/berita/asal-usul-dan-sejarah-gamelan-gambang-di-banjar-
jeroan-desa-tumbak-bayuh
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/gamelan- show/