DISUSUN OLEH:
Penyusun
Mustiah Yulistiani, S.Kp., M.Kep., CWCS
Ns. Tina Muzaenah, S.Kep., M.Kep
TIM Pengajar
1. Ns. Tina Muzaenah, S.Kep., M.Kep
2. Mustiah Yulistiani, S.Kp., M.Kep., CWCS
3. Ns. Susana Widyaningsih, S.Kep., MNS
Edisi 3
©2022 Prodi Ilmu Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas muhammadiyah purwokerto 2022-2023
ISBN:
Buku ini dipergunakan untuk kalangan sendiri.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruhnya dari isi buku ini tanpa seizin tertulis dari Penyusun
dan Program Studi Ilu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
VISI
Menjadi Program Studi Pendidikan Profesi Ners (PPN) yang
unggul dalam pengembangan inovasi keperawatan, modern dan
islami peringkat 10 besar nasional tahun 2031
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian
dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan berinovasi keperawatan dan mampu
berkompetisi di era globalisasi.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru
dibidang kesehatan dan keperawatan serta menjalin kerja
sama lintas sektoral
3. Menerapkan prinsip dan nilai islami yang universal dalam
ilmu keperawatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
TUJUAN
1. Menghasilkan perawat profesional yang memiliki
kemampuan dalam mengembangkan inovasi sesuai
masalah keperawatan dan berdasar pada evidence based
terbaru sesuai tuntutan zaman
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian untuk
meningkatkan ilmu keperawatan dan kualitas layanan
kepada masyarakat
3. Menghasilkan perawat yang mengaktualisasikan nilai islami
dalam kehidupan dan pelayanan kesehatan
A. Tujuan
Mengetahui gambaran kelistrikan jantung
B. Alat
1. EKG
2. Elektroda ekstermitas
3. Elektroda isap
4. Kapas alcohol
5. Jelly
C. Dokumentasi
1. Nama dan umur klien
2. Waktu pemeriksaan ( tanggal dan jam )
3. Nama Pemeriksa
D. Prosedur kerja
1. Mengecek program terapi medik
2. Mengucapkan salam teraupetik
3. Melakukan evaluasi / validasi
4. Melakukan kontrak ( waktu, tempat dan ruang )
5. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
6. Mencuci tangan
7. Mempersiapkan alat
8. Membersihkan permukaan kulit di kedua pergelangan
tangan dan ekstermitas dengan kapas alcohol
9. Memberi jelly secukupnya pada keempat elektroda
ekstermitas dan pasang elektroda tersebut ditempat yang
telah dibersihkan
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 8
10. Menghubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda
sebagai berikut :
a. Kabel merah dengan elektroda dipergelangan tangan
kanan
b. Kabel kuning dengan elektroda dipergelangan tangan kiri
c. Kabel hijau dengan elektroda dipergelangan kaki kiri
d. Kabel hitam dengan elektroda dipergelangan kaki kanan
11. Membersihkan permukaan kulit didada klien yang akan
dipasang elektoda dengan kapas alcohol.
12. Memberikan keenam elektroda jelly secukupnya & pasang:
a. C1 : Ruang interkostal 4 garis sternal kanan
b. C2 : Ruang interkostal 4 garis sternal kiri
c. C3 : Pertengahan garis lurus yang menghubungkan C2
dan C4
d. C4 : Ruang interkostal 5 kiri digaris midklavikula
e. C5 : Titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar
C4
f. C6 : Titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar
dari C4 dan C5
13. Menyalakan power on alat EKG dengan menghubungkan
mesin EKG dengan listrik.
14. Menuliskan identitas klien dipojok kiri atas: nama, usia,
tanggal dan jam pemeriksaan
15. Merapikan alat dan bersihkan dada dan pergelangan tangan
serta ekstermitas dari sisa-sisa jelly
16. Membentu klien ke posisi senyaman mungkin
17. Mengevaluasi respon klien
18. Merencanakan tindak lanjut
19. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 9
6. PEMERIKSAAN JANTUNG
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A ALAT
1. Stetoskop 1
2. Bolpen dan kertas 1
3. Jam tangan 1
B Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verufkasi data 1
2. Mencuci tangan 1
3. Menempatkan alat di dekat pasien 1
C Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam terapeutik 1
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 1
pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum 1
kegiatan dilakukan
D Tahap Kerja
Inspeksi
1. Bentuk precordium 2
(simetris/cekung/cembung atau
menonjol)
2. Denyut pada apeks (ictus cordis) 2
3. Denyut nadi pada dada (denyutan di sela 2
iga 2 kanan aorta, denyutan di sela iga 2
kiri arteri pulmonalis)
4. Denyut vena (vena jugularis)
Palpasi 2
1. Palpasi aorta
2. Palpasi arteri pulmonalis 2
3. Palpasi ventrikel 2
4. Palpasi apeks 2
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 11
5. Kaji denyutan dan getaran saat palpasi 2
Perkusi 2
1. Lakukan perkusi, tentukan batas jantung
(batas pekak/dullness jantung kiri yang
normal terletak pada ruang interkostal 8
III/IV pada garis parasternal kiri, batas
jantung perlu dicari untuk menentukan
gambaran besarnya jantung. Pada
kardiomegali, batas pekak jantung
melebar ke kiri dan ke kanan)
Auskultasi
1. Dengarkan bunyi jantung 1 dan 2 (BJ 1: 5
ditimbulkan oleh penutupan katup mitral
dan tricuspid, BJ 2: ditimbulkan oleh
penutupan katup aorta dan pulmonal)
2. Dengarkan ada atau tidak bunyi jantung 3
tambahan
3. Hitung HR 3
E Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien 1
2. Berpamitan dengan pasien 1
3. Mencuci tangan 1
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 1
keperawatan
Total 50
Keterangan:
0: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
tidak sesuai urutan
2: Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
Ketidakefektivan bersihan jalan napas berhubungan dengan
sekret yang berlebihan
Risiko infeksi berhubungan dengan sekret yang menetap
Defisiensi pengetahuan berhungan dengan tujuan dan teknik
fisioterapi dada
A. Pengertian
Trakheostomi adalah prosedur operasi pada pada leher untuk
membuka jalan napas secara langsung melalui suatu insisi pada
trakea.
B. Tujuan Trakheostomi
Sebagai jalan pintas pada keadaan compromized upper airway dan
untuk memberi akses pada jalan nafas bawah sebagai dasar
pertukaran gas dan ventilasi.
D. Keuntungan TT
1. Tidak ada komplikasi jalan nafas atas
- Mudah untuk suctioning
- Mudah untuk stabilisasi
- Mudah diganti atau dipasang ulang
- Kerugian TT
- Komplikasi setelah pemasangan
- Tindakan pembedahan, perdarahan
- Pneumotorak
- Emboli udara, emphysema
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 16
2. Komplikasi jangka panjang
- Infection, perdarahan, tersumbat
- Terbentuknya jaringan granulasi
- Trakeomalasia/ stenosis fistula
A. Persiapan Peralatan
- Peralatan suction
- Sarung tangan steril 2 buah
- NaCl 0,9 %
- Tali pengikat TT atau trakheostomi tube holder
- Sterille cotton swab/ lidikapas sterill
- Spuit 10 CC
- Perlak pengalas
- Kassa steril
- Peralatan dressing trakheostomi steril
- Piala ginjal/ bengkok
- Tempat sampah medis
- Alkohol spray
B. Prosedur Tindakan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan Salam sebagai pendekatan terapeutik.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
A. Pengertian
Suction trakheostomi (STT) adalah melakukan tindakan
penghisapan lendir pada lubang trakheostomi (TT) dengan
menggunakan mesin pengisap (suction).
B. Tujuan
Bertujuan menjaga jalan nafas tetap bersih atau mengangkat
akumulasi sekret, prosedur suction TT TIDAK dilakukan sebagai
prosedur rutin.
ii. TT/ET-2) X 2
Ukuran kateter suction: (ukuran
Contoh:
Jika ukuran TT = 8 maka diperlukan ukuran kateter suction
dengan nomor (8-2) X 2= 12
A. Persiapan alat:
1. Mesin suction(portabel atau sentral) dengan selang
konektor
2. Kateter suction dngan ukuran yng sesuai
3. NaCl 0,9% steril dan comb steril (untuk membersihkan jika
terjadi sumbatan)
4. Sarung tangan steril (untuk operator)
5. Sarung tangan tidak steril ( untuk asisten)
6. Resuscitator (ambubag) untuk pasien yang kritis dan tidak
mampu ambulasi
7. Spirometer, EKG monitor jika tersedia
8. Alkohol spray (jika tidak tersedia air dan sabun untuk cuci
tangan)
9. Tempat sampah medis
10. Stetoskop
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
A. Persiapan alat:
1. Mesin suction(portabel atau sentral) dengan selang konektor,
2. Kateter suction dngan ukuran yang sesuai
3. NaCl 0,9% steril atau air matang
4. Sarung tangan steril
5. Bak instrumen :berisi pinset anatomi 2, kasa secukupnya, kom
6. Alkohol spray (jika tidak tersedia air dan sabun untuk cuci
tangan)
7. Tempat sampah medis
8. Oksigen set
9. perlak pengalas, Kertas tissue
10. Stetoskop
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
E. Tahap Evaluasi
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Berpamitan dengan pasien.
4. Membereskan alat-alat, dan mencuci tangan.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
A. Fisioterapi Dada
1. Pengertian
Fisioterapi dada yaitu suatu rangkaian tindakan keperawatan
yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan postural drainase.
a. Perkusi/
Perkusi atau disebut clapping adalah pukulan kuat pada
kulit dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Secara
mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada
dinding bronkhus.
b. Vibrasi
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan
oleh tangan yang diletakan datar pada dinding dada klien
3. Kontaindikasi
Fraktur atau patah tulang costae
2. Tujuan
a. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
b. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
laborat
c. Mengurangi sesak nafas akibat akulumulasi sekret
4. Peralatan
Kertas tisu
Bengkok
Perlak/ pengalas
Sputum pot berisi disinfektan
Air minum hangat
5. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap pra interaksi
1. Menverifikasi data akan kebutuhan latihan nafas
dalam dan batuk efektif sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama
pasien
a. Pengertian
Pemberian oksigen melalui hidung dengan kanal nasal ganda
b. Tujuan
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
c. Dilakukan pada
Pasien yang mengalami gangguan oksigenasi dan mendapatkan
terapi oksigen dengan konsentrasi rendah (24-45 %) dengan
kecepatan aliran 2-6 liter/ menit
d. Peralatan
1. Tabung O 2 lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Selang kanula hidung ganda
4. Plester/ hepavix
e. Langkah-langkah Prosedur
Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi pemasangan 02 sebelumnya.
2. Mencuci tangan
3. Membawa alat ke dekat pasien
Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/
pasien
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 38
Fase Kerja
1. Menjaga privaci
2. Memastikan tabung masih berisi oksigen
3. Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
4. Menyambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
5. Mengatur posisi semi fowler
6. Membuka flowmeter dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan dan memastikan ada aliran udara dengan cara
merasakan aliran udara di punggung tangan kita.
7. Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
9. Merapikan pasien
10. Memfiksasi selang kanal oksigen
11. Merapikan pasien
12. Berpamitan dengan pasien
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan
15. Mendokumentasikan dalam lembar catatan perawatan
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya.
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
B Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C Tahap Kerja
4. Menjaga privasi klien
5. Meletakan pelak pengalas dibawah leher bahu dan
kepala
6. Jika terdapat banyak lendir , lakukan tindakan suction
(lihat prosedur suction), jika perlu lakukan
pengempesan cuff.
7. Lepaskan kassa kotor
8. Siapkan dan buka peralatan dressing steril dan jaga
agar tetap steril
9. Jika TT memakai inner kanul, siapkan cairan pembersih
atau H2O2 dan NaC
10. Angkat oksigen yang berada di TT, angkat inner kanul,
masukan pada cairan pembersih, kemudian cuci dan
bilas. Sambungkan kanul dengan sumber oksigen
11. Bersihkan daerah stoma dan outer kanul dengan kasa/
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 40
Lidi kapas steril yang dibasahi NaCl steril, kemudian
keringkan daerah tersebut (gambar B)
12. Instrusikan asisten untuk memegangi trakheostomi
tube
13. Pasang Trakheostomi Tube Holder / tali pengikat TT
masukan kedalam lubang disisi tube. satukan kedua
ujung tali kemudian bawa kearah bawah leher untuk
diikatkan pada lubang sisi lain dari trakheostomi. Agar
ikatan tidak terlalu kencang atau longgar, masukan
satu jari tangan dibawah tali baru kemudian diikat
14. Letakan kassa steril dibawah/sisi lubang TT (gambar D)
15. Jika cuff dikempeskan, isi kembali udara ke cuff
dengan menggunakan cuff inflator dengan tekanan 20-
25 mmHg.
16. Lepaskan sarung tangan dan kaji status pernafasan
klien.
D Tahap Evaluasi
17. Melakukan evaluasi tindakan.
18. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
19. Berpamitan dengan pasien.
20. Membereskan alat-alat.
21. Mencuci tangan.
22. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 46 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(………………………………………….)
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
B Tahap Orientasi
4. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
6. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
C Tahap Kerja
7. Menjaga privasi klien
8. Meletakan pelak pengalas dibawah leher bahu dan
kepala
9. Jika terdapat banyak lendir , lakukan tindakan suction
(lihat prosedur suction), jika perlu lakukan
pengempesan cuff.
10. Lepaskan kassa kotor
11. Siapkan dan buka peralatan dressing steril dan jaga
agar tetap steril
12. Jika TT memakai inner kanul, siapkan cairan pembersih
atau H2O2 dan NaC
13. Angkat oksigen yang berada di TT, angkat inner kanul,
masukan pada cairan pembersih, kemudian cuci dan
bilas. Sambungkan kanul dengan sumber oksigen
14. Bersihkan daerah stoma dan outer kanul dengan kasa/
Lidi kapas steril yang dibasahi NaCl steril, kemudian
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 42
keringkan daerah tersebut (gambar B)
15. Instrusikan asisten untuk memegangi trakheostomi
tube
16. Pasang Trakheostomi Tube Holder / tali pengikat TT
masukan kedalam lubang disisi tube. satukan kedua
ujung tali kemudian bawa kearah bawah leher untuk
diikatkan pada lubang sisi lain dari trakheostomi. Agar
ikatan tidak terlalu kencang atau longgar, masukan
satu jari tangan dibawah tali baru kemudian diikat
17. Letakan kassa steril dibawah/sisi lubang TT (gambar D)
18. Jika cuff dikempeskan, isi kembali udara ke cuff
dengan menggunakan cuff inflator dengan tekanan 20-
25 mmHg.
19. Lepaskan sarung tangan dan kaji status pernafasan
klien.
D Tahap Evaluasi
20. Melakukan evaluasi tindakan.
21. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
22. Berpamitan dengan pasien.
23. Membereskan alat-alat.
24. Mencuci tangan.
25. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 23 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(………………………………………….)
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila
ada
2. Mencuci
tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
B Tahap Orientasi
4. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien.
6. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.
C Tahap Kerja
7. Menjaga privasi klien
8. Memberikan posisi yang nyaman pada klien
kepala sedikit ekstensi.
9. Mengkaji adanya sekret dan kebutuhan
klien untuk suction (lakukan auskultasi
paru)
10. Nyalakan mesin suction dan cek tekanan
mesin dengn cara menutup selang mesin
dengan ibu jari
11. Set tekanan pad bayi: 40-80 mmhg, 100-120
mmHg untuk anak-anak dan 100-150 mmHg
untuk dewasa.
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
B Tahap Orientasi
4. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien.
6. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
C Tahap Kerja
7. Menjaga privasi klien
8. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien,
kepala sedikit ekstensi/semi fowler 30˚.
9. Memberikan oksigen 2-5 menit.
10. Meletakan perlak pengalas dibawah dagu klien.
11. Memakai sarung tangan
12. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan
botol penampung
13. Memasukkan kanul suction dengan hati-hati
(hidung : ± 5 cm, mulut : ± 10 cm)hisap lendir
14. Menghisap lendir dengan menutup lubang
kanul, menarik keluar perlahan sambil
memutar (± 5 detik untuk anak, ± 10 untuk
dewasa)
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 47
15. Mengulangi prosdur tersebut 3-5 kali
suctioning
16. Bersihkan kateter suction dengan NaCl atau air
matang.
17. Lepas kateter dari selang penghubung. Buang
kateter pada tempat yang disediakan dan
lepas sarung tangan.
18. Mengobservasi keadaan umum pasien dan
status pasien dan status pernafasannya.
19. Mengobservasi sekret tentang warna, bau dan
volumenya.
D Tahap Evaluasi
20. Melakukan evaluasi tindakan.
21. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
22. Berpamitan dengan pasien.
23. Membereskan alat-alat.
24. Mencuci tangan.
1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 23 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(……………………………………………….)
TGL:
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila
ada.
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien.
6. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.
7. Menyiapkan lingkungan yang nyaman.
8. Mencuci tangan.
9. Mendekatkan peralatan.
10. Memberikan posisi semi-Fowler.
11. Mencuci tangan.
12. Memakai sarung tangan.
13. Menyambungkan slang WSD di dada pasien
dengan benar dari pasien ke botol WSD.
14. Memasang instalasi botol WSD dengan
benar (1, 2, atau 3 botol).
15. Melakukan klem pada selang dada sebelum
mengganti cairan disenfektan pada botol
atau sebelum membersihkan keluaran dari
selang WSD.
16. Mengisi botol WSD dengan cairan
disenfektan.
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 49
17. Membuka klem selang dada.
Memperhatikan undulasi (turun/naiknya)
cairan pada selang dan botol WSD.
Membereskan peralatan dan mencuci
tangan.
18. Berikan pasien posisi yang nyaman.
19. Kaji respon pasien terhadap rasa tidak
nyaman setelah terpasang WSD.
20. Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya.
21. Berpamitan dengan klien.
22. Membereskan alat-alat.
23. Mencuci tangan.
24. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 48 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(………………………………………….)
TGL :
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A. Alat
1 Set nebulizer.
2 Obat bronkodilator.
3 Bengkok 1 buah.
4 Spuit 5 cc
5 Aquades.
6 Tissue.
B. Tahap Pra Interaksi
7 Melakukan verifikasi program pengobatan
pasien.
8 Mencuci tangan.
8 Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
C. Tahap Orientasi
10 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
11 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
12 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
D. Tahap Kerja
13 Menjaga privasi pasien.
14 Mengatur pasien dalam posisi duduk.
15 Menempatkan meja / troley yang berisi set
nebulizer di depan pasien.
16 Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai
takaran.
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 51
17 Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik.
18 Memasukkan obat sesuai dosis.
19 Memasang masker pada pasien.
20 Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien
bernapas dapalam sampai obat habis.
21 Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue.
E. Tahap Terminasi
22 Melakukan evaluasi tindakan.
23 Berpamitan dengan pasien.
24 Membereskan alat-alat.
25 Mencuci tangan.
26 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 52 x 100 = ...............
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. Alat
1 Baskom berisi air mendidih.
2 Vaseline / krim.
3 Obat: mentol, inhaler.
4 Handuk 1 buah.
5 Bengkok 1 buah.
6 Peniti 2 buah.
7 Tissue.
8 Kain pengalas untuk baskom air panas.
B. Tahap Pra Interaksi
9 Melakukan verifikasi program pengobatan
pasien.
10 Mencuci tangan.
11 Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
C. Tahap Orientasi
12 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
13 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
14 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
D. Tahap Kerja
15 Menjaga privasi pasien.
16 Mengatur pasien dalam posisi duduk.
17 Menempatkan meja / troley di sepan pasien.
18 Meletakkan baskom berisi air panas (dan obat) di
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 53
atas meja pasien yang diberi pengalas.
19 Mengoleskan vaseline / krim di sekitar mulut dan
hidung.
20 Menutup baskom dengan handuk menyerupai
corong.
21 Meminta pasien menghirup uap dari corong
melalui hidung, mengeluarkan lewat mulut.
Lakukan berulang-ulang selama 5 – 10 menit.
22 Membersihkan mulut dan hidung dengan tissue.
23 Merapikan pasien.
E. Tahap Terminasi
24 Melakukan evaluasi tindakan.
25 Berpamitan dengan pasien.
26 Membereskan alat-alat.
27 Mencuci tangan.
28 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 56 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(………………………………………….)
TGL :
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A. Alat
1 Pot sputum berisi desinfektan
2 Kertas tissue
3 Dua tempat tidur papan/balok (Untuk perubahan
posisi drainase postural)
4 Satu bantal (Untuk drainase postural)
5 Stetoskop
B. Tahap Pra Interaksi
6 Melakukan verifikasi program tindakan pasien.
7 Mencuci tangan.
8 Menempatkan alat spirometer di meja samping
tempat tidur pasien dengan benar.
C. Tahap Orientasi
9 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
11 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
D. Tahap Kerja
12 Menjaga privasi pasien.
13* Atur posisi pasien sesuai kebutuhan/Lokasi
penumpukan secret hasil pengkajian :
A Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu
kedepan apabila daerah yang akan didrainase
pada lobus atas bronkus apical
B Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 55
pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke
kanan apabila daerah yang akan di drainase
bronkus posterior.
C Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila
yang akan di drainase bronkus anterior
D Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm,
sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase
pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
E Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm,
sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan
di drainase bronkhus superior dan inferior.
F Condong dengan bantal di bawah panggul
apabila yang di drainase bronkus apical
G Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm
ke samping kanan, apabila yang akan di drainase
bronkhus medial
H Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm
ke samping kiri, apabila yang akan di drainase
bronkhus lateral
I Posisi trandelenburg condong dengan sudut
450 dengan bantal di bawah panggul, apabila
yang akan di drainase bronkhus posterior.
14 Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10
menit, kemudian periode selanjutnya kurang
lebih 15 - 30 menit
15 Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
16 Setelah pelaksanaan drainase postural
lakukan clapping, vibrasi dan
pengisapan (suction)
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 56
17* Atur posisi klien untuk mengalirkan sekret dari
area paru tertentu (Gambar 1).
A Untuk mengalirkan sekret dari lobus/segmen
paru atas:
1. Minta klien untuk duduk tegak di tempat
tidur atau kursi; lakukan terapi pada dada
anterior kanan dan kiri (Gambar 1A).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal
anterior.
2. Dengan posisi klien agak membungkuk ke
depan pada posisi duduk, lakukan terapi ke
dada posterior (Gambar 1B).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal
posterior.
3. Dengan posisi klien berbaring datar
telentang, lakukan terapi pada dada anterior
kanan dan kiri (Gambar 1C).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal
lateral.
4. Dengan posisi klien berbaring telungkup,
agak miring ke kanan atau kiri, lakukan terapi
pada dada posterior kanan dan kiri (Gambar
1D).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal
superior.
B Untuk mengalirkan sekret dari lobus basal /
bagian Tengah :
1. Dengan klien berbaring telentang, agak
miring ke kiri pada posisis Trendelenburg,
lakukan terapi pada dada anterior kanan
(Gambar 1E).
Untuk Mengalirkan sekret dari segmen apikal
dada anterior kanan & kiri.
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 57
2. Dengan klien berbaring telungkup, dan
pinggul elevasi, lakukan terapi dada
posterior kanan (Gambar 1F).
Untuk Mengalirkan sekret dari segmen apikal
dada posterior kanan dan kiri.
C Untuk mengalirkan sekret dari lobus basal /
bagian bawah :
Dengan klien berbaring telentang pada posisi
Trendelenburg, lakukan terapi pada dada
anterior kanan dan kiri (Gambar 1G).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal anterior.
Dengan klien berbaring telungkup dalam posisi
Trendelenburg, lakukan terapi pada dada
posterior kanan dan kiri (Gambar 1H).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal
posterior.
Dengan klien berbaring miring ke kanan atau kiri
dalam posisi Trendelenburg, lakukan terapi di
dada posterior (Gambar 1).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal lateral.
Dengan klien berbaring telungkup, lakukan terapi
di dada posterior kanan dan kiri (Gambar 1).
Untuk Mengalirkan sekret di lobus basal superior.
16 Pertahankan klien pada posisinya dan lakukan
perkusi dada :
A Berikan handuk untuk menutupi kulit, jika
diinginkan.
Mengurangi gesekan pada kulit.
B Rapatkan jari dan ibu jari dan fleksikan, buat
seperti bentuk mangkuk dengan telapak tangan
(Gambar 2).
Memungkinkan telapak tangan digunakan untuk
menangkap udara dan mendorong dengan
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 58
hembusan udara ke dada.
C Tepuk area target menggunakan telapak tangan
yang berbentuk mangkuk, tahan pergelangan
kaku, dan tepuk bergantian dengan tangan lain
(menghasilkan bunyi seperti bergema).
Mendistribusikan dorongan udara dan mencegah
‘menepuk’ kulit dengan telapak tangan datar
atau ujung jari.
D Lakukan perkusi di seluruh area target
mennggunakan pola dan irama pergantian
tangan yang sistematis.
Untuk melepaskan sekret di semua area target.
E Lanjutkan perkusi selama 1 sampai 2 menit pada
masing-masing area target, jika dapat ditoleransi.
Memaksimalkan pelepasan sekret dari jalan
napas.
17 Lakukan vibrasi dada:
A Instruksikan klien mengambil napas dalam dan
mengeluarkannya secara perlahan (atau
menggunakan teknik pursed-lip breathing).
B Setiap kali bernapas, lakukan teknik vibrasi
sebagai berikut:
1.1 Letakkan satu tangan di atas tangan lainnya.
(Gambar 3).
1.2 Instruksikan klien untuk mengambil napas
dalam.
1.3 Saat klien mengeluarkan napas perlahan,
alirkan getaran pelan dengan menggetarkan
lengan dan telapak tangan sehingga
menghasilkan getaran tangan.
Memberikan vibrasi halus dengan
menggerakkan sekret yang telah lepas.
1.4 Lanjutkan pengaliran getaran selama fase
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 59
ekshalasi.
Menggerakkan sekret dari lobus paru dan
bronkus ke trakea.
1.5 Relaksasikan lengan dan tangan saat klien
inhalasi.
1.6 Ulangi proses vibrasi selama 5 sampai 8 kali
napas, gerakkan tangan ke area target yang
lain.
Membersihkan sekret di semua area target.
18 Bantu klien ke posisi yang tepat untuk melakukan
batuk efektif atau pengisapan secret trakea
(suction).
Membersihkan sekret dari paru yang terkumpul
di trakea.
19 Atur posisi klien untuk mengalirkan sekret dari
area target lainnya dan ulangi tindakan perkusi
dan vibrasi.
Membersihkan sekret dari paru yang terkumpul
di trakea.
20 Lanjutkan secara berurutan, ulangi perkusi,
vibrasi, dan batuk/pengisapan sampai seluruh
area target yang teridentifikasi telah dilakukan
drainase.
Melakukan drainase secara menyeluruh di
lapangan paru yang terkongesti; membersihkan
sekret dari lapang paru yang tersumbat dan
mencegah obstruksi pada jalan napas.
21 Kaji bunyi napas di lapang paru yang menjadi
target.
Mengevaluasi efektivitas terapi dan kebutuhan
terhadap tambahan.
22 Bantu klien melakukan perawatan mulut.
Menyingkirkan sekret yang tersisa di rongga
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 60
mulut dan menyegarkan mulut.
23 Atur posisi klien di tempat tidur dengan kepala
tempat tidur dievaluasikan 45˚atau lebih.
Memfasilitasi ekspansi paru dan napas dalam.
24 Posisikan klien dengan menaruh bantal di
punggung.
Memfasilitasi gerakan sekret.
25 Pasang pagar pengaman tempat tidur dan
letakkan lampu pemanggil dalam jangkauan.
Meningkatkan keamanan; memfasilitasi
komunikasi.
26 Lakukan higienis tangan dan dokumentasikan
prosedur.
Mengurangi transfer mikroorganisme;
memfasilitasi perawatan klien.
E. Tahap Terminasi
27 Melakukan evaluasi tindakan.
28 Berpamitan dengan pasien.
29 Membereskan alat-alat.
30 Mencuci tangan.
31 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = ....... / 26 x 100 = ...............
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
(………………………………………….)
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Pra interaksi
1 Memvalidasi adanya program medik fisioterapi
dan memastikan area paru yang akan dilakukan
fisioterapi
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan alat
B. Orientasi
4. Memberi salam kepada pasien
5. Menjelaskan tujuan dan langkah prosedur
6. Menanyakan persetujuan atau kesiapan
C. Kerja
7. Mengatur posisi sesuai daerah paru yang terganggu
denga posisi postural drainase
8. Memasang alas/ handuk pada area yang akan di
perkusi dan tempatkan pot sputum di dekat mulut
pasien
9. Melakukan clapping/ perkusi dengan cara telapak
tangan dibentuk seperti mangkuk lalu pukulkan
pada punggung klien perlahan-lahan selama
kurang lebih 1-2 menit
10. Meminta klien untuk batuk dan mengeluarkan
sekret segera setelah perkusi selesai
11. Mengintruksikan klien untuk menghirup (inspirasi
dalam) secara perlahan tahan sebentar
12. Bersamaan dengan itu ratakan tangan pada area
paru yang mengalami penumpukan sekret
13. Instruksikan klien mengeluarkan nafas/ ekspirasi
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 62
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
melalui mulut
14. Dan lakukan vibrasi
15. Lakukan tindakan ini 3- 4 kali pada area yang
terkena
16. Anjurkan klien menarik nafas dalam dan batuk
17. Melakukan auskultasi paru
D Terminasi
18. Mengevaluasi tindakan
19. Berpamitan dengan klien
20. Membereskan alat
21. Mencuci tangan
22. Mendokumentasikan tindakan meliputi : frekuensi
dan durasi fisioterapi, status pernafan, jumlah,
warna, konsistensi sputum, respon klien.
Keterangan : Purwokerto,
……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna (…………………………………….)
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Pra interaksi
1 Menverifikasi data akan kebutuhan latihan nafas
dalam dan batuk efektif sebelumnya
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
Orientasi
4 Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama
pasien
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6 Menanyakan persetujuan/ kesiapan klien
Kerja
7 Menjaga privaci pasien
8 Mempersiapkan pasien
9 Meminta pasien meletakan satu tangan di dada
dan satu tangan di perut
10 Meminta pasien melakukan nafas perut (menarik
nafas dalam melalui hidung dalam 3 hitungan, jaga
mulut tetap tertutup
11 Meminta pasien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
12 Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
13 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut bibir seperti meniup)
14 Meminta pasien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot.
15 Memasang alas/ perlak dan bengkok (dipangkuan
TGL :
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi pemasangan O2 sebelumnya
2 Mencuci tangan
3 Membawa alat ke dekat pasien
Tahap Orientasi
4 Memberi salam
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ pasien
6 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
7 Menjaga privacy
8 Memastikan tabung masih berisi oksigen
9 Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
10 Menyambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
11 Mengatur posisi semi fowler
12 Membuka flowmeter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan
dan memastikan ada aliran udara dengan cara merasakan aliran
udara di punggung tangan kita.
13 Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
14 Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
15 Merapikan pasien
16 Memfiksasi selang kanal oksigen
17 Merapikan pasien
Tahap Terminasi
18 Berpamitan dengan pasien
19 Membereskan alat-alat
20 Mencuci tangan
21 Mendokumentasikan dalam lembar catatan perawatan
A. Pendahuluan
1. Eritrosit
Mature sel darah merah berbentuk cakram cekung dua
diisi dengan hemoglobin, yang berfungsi sebagai komponen
pengangkut oksigen dalam darah. Berbeda dengan sel yang
paling lain, mereka tidak memiliki inti pada saat jatuh
tempo; inti mereka diekstrusi selama tahap akhir
pembangunan eritrosit. Adanya eritrosit dengan inti di
A. DEFENISI
Pemeriksaan penunjang untuk klien dengan DHF (Dengue
Hemoragic Fever) dengan cara menetapkan TD klien sebelumnya.
B. TUJUAN
1. Membantu memberikan pedoman untuk diagnosis DHF
secara dini
2. Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang sering terjadi
(petekie).
D. PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
E. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mencuci tangan
2. Klien dalam posisi baring terlentang
3. Mengukur tekanan darah klien
4. Menghitung batas tekanan yang akan dipertahankan
(MAP/MABP)
1 sistole + 2 diastole = ........ ( X) mmHg
3 (tiga)
5. Memompa kembali mansetnya pada batas (X) mmHg dan
mempertahankan selama 5 menit.
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 79
6. Perhatikan timbulnya petekie pada kulit di bawah lengan
bawah bagian medial pada sepertiga proximal.
7. Membaca hasil tes apakah positif (Muncul Petekie) / negative
(tidak terdapat petekie) didaerah sekitar kulit yang kita
lakukan pembendungan.
8. Uji Rempe Leed ini dinyatakan positif apabila pada 1 inci
persegi (2.8 x 2.8 cm) didapat lebih dari 20 petekie.
9. Merapihkan klien, Merapihkan alat dan Mencuci tangan.
F. EVALUASI
1. Perhatikan adanya petekie setelah dilakukan tes
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Kaji tanda-tanda perdarahan
G. DOKUMENTASI
1. Tanggal dan waktu tes dilakukan
2. Hasil tes (positif atau negative)
Tgl :
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A. Alat
1 Tensimeter dan mansetnya
2 Alat tulis
B. Tahap Pra Interaksi
3 Melakukan verifikasi program pengobatan pasien.
4 Mencuci tangan.
5 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
6 Menyiapkan darah (cek silang label darah, suhu
sesuai suhu tubuh).
C. Tahap Orientasi
7 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
8 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
9 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
D. Tahap Kerja
10 Klien dalam posisi baring terlentang
11 Mengukur tekanan darah klien
12 Menghitung batas tekanan yang akan dipertahankan
(MAP/MABP)
1 sistole + 2 diastole = ........ ( X) mmHg
3 (tiga)
13 Memompa kembali mansetnya pada batas (X) mmHg
dan mempertahankan selama 5 menit
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 81
14 Perhatikan timbulnya petekie pada kulit di bawah
lengan bawah bagian medial pada sepertiga
proximal
15 Membaca hasil tes apakah positif (Muncul Petekie) /
negative (tidak terdapat petekie) didaerah sekitar
kulit yang kita lakukan pembendungan
16 Uji Rempe Leed ini dinyatakan positif apabila pada 1
inci persegi (2.8 x 2.8 cm) didapat lebih dari 20
petekie
17 Merapihkan klien
E. Tahap Terminasi
18 Melakukan evaluasi tindakan
a. Respon pasien
b. Perhatikan adanya petekie setelah dilakukan tes
c. Observasi tanda-tanda vital
d. Kaji tanda-tanda perdarahan
19 Berpamitan dengan pasien.
20 Membereskan alat-alat.
21 Mencuci tangan.
22 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
a. Tanggal dan waktu tes dilakukan
b. Hasil tes (positif atau negative)
Skor total = …….. /19 x 100 = ……………
Keterangan : Purwokerto, ……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1: Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna (…………………………………….)
Tgl :
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2
A. Alat
1 Sarung tangan 1 pasang.
2 Kantong darah yang sesuai.
3 Perlak dan pengalas.
4 Penunjuk waktu.
B. Tahap Pra Interaksi
5 Melakukan verifikasi program pengobatan
pasien.
6 Mencuci tangan.
7 Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.
8 Menyiapkan darah (cek silang label darah,
suhu sesuai suhu tubuh).
C. Tahap Orientasi
9 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien.
11 Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.
D. Tahap Kerja
12 Melepaskan selang infus dari flabottle dan
memindahkan ke kantog darah.
13 Menghitung jumlah tetesan sesuai program.
14 Memperhatikan reaksi pasien.
E. Tahap Terminasi
15 Melakukan evaluasi tindakan.
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 83
16 Berpamitan dengan pasien.
17 Membereskan alat-alat.
18 Mencuci tangan.
19 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
Skor total = …….. /19 x 100 = ……………
Keterangan : Purwokerto, ……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1: Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna (…………………………………….)
A. PEMASANGAN INFUS
1. Demam (kebutuhan menignkat 12% setiap 10C, jika suhu > 370C
2. Hiperventilasi
3. Suhu lingkungan yang tinggi
4. Aktivitas yang ekstrim/berlebihan
5. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria
Contoh soal:
Tn A (30 tahun) masuk rumah sakit dengan keadaan sangat muntah-
muntah sudah 7x sejak pagi hari. Mendapat resep cairan RL (500 ml)
dan dihabiskan dalam 6 jam dengan faktor tetes makro. Berapa jumlah
tetsan per menit yang diberikan?
JAWAB :
Tetesan / menit = £ kebutuhan cairan X factor tetesan
Lama infuse (jam) X 60 menit
SKORE
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi program rencana tindakan
pada dokumentasi.
2 Mencuci tangan dan menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan
3 Menyiapkan pasien dengan posisi yang tepat dan
nyaman.
4 Menempatkan alat-alat di dekat pasien dengan
benar
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien.
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
C Tahap Kerja
1 Memakai sarung tangan dan kelengkapan APD
2 Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang
infus dan gantungkan pada standar infus.*
3 Mengatur posisi pasien dan pilih lokasi pemasangan
infus dengan tepat, mencari lokasi vena yang akan
ditusuk.
4 Memasang perlak dan alasnya
5 Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena
yang akan ditusuk
6 Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 102
5-10 cm dengan kapas alkohol (melingkar dari arah
dalam ke arah ke luar)
7 Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
8 Pastikan jarum IV masuk ke vena
9 Sambungkan jarum IV dengan selang infus
10 Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
11 Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester (plester infus)
12 Atur tetesan infus sesuai program medis
13 Lepas sarung tangan
14 Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan
15 Bereskan alat dan Cuci tangan
16 Prosedur tindakan perawat menerapkan teknik
Aseptik dan Anti septik secara tepat.
D Tahap terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3 Mencatat kegiatan dilembar dokumentasi.
4 Berpamitan dengan klien
5 Membereskan alat-alat & Mencuci tangan
Skore : 28x2= 56
Keterangan : Purwokerto, ……………………………..
Evaluator
0 : Tidak Dilakukan
1: Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna (…………………………………….)
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
CONTOH : Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)
b. Output cairan :
Urine = …… cc
Feses = …… cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan, cairan drainage luka/cairan NGT terbuka= …..cc
IWL = ….. cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op
Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan
umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD:
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 111
110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih
dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna
kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici
operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc,
Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000
cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine
1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat
antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc
setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD,
keluhan pasien menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu makan;
malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam
berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan
umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24
jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam :
1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil
pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan
anak ini!
a. Berdasarkan Intake & Output
Modul Praktik Laboratorium KD SKRH 114
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
Makan : 90 cc + (6 sdkm x 15 cc)
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
—————————–
2202 cc
Gibson John. (2003). Fisiologi & Anatomi Modern untuk perawat Edisi
2. Jakarta. EGC.
Guyton Arthur. C & Hall, J. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
9. Editor dr. Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta EGC.
LeMone, P., & Burke, K. M. (1996). Medical surgical nursing. New York
: Addison Wesley.