Anda di halaman 1dari 10

JOB SHEET

Nama praktikum : PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER

Unit : Keperawatan medikal bedah I

Waktu : 2 x 100 menit

Refrensi

AUGUSTINUS, Andy Santosa.1951. Pemeriksaan fisik physical assessment/ Andy Santosa

Augustinus. Jakarta : Akademi Perawatan Sint Carolus

PRIHARJO,Robert. 1996. Pengkajian fisik keperawatan/Robert Priharjo. Jakarta :EGC

http://Nursing-Academy-ASKEPGANGGUANSISTEMKARDIOVASKULER.html/

http://Panduan-Peserta SkillsLab.SistemKardiovaskulerRAMITSUL.html.com/

http://SistemKardiovaskuler/SistemKardiovaskuler-PemeriksaanFisik.html.com/

Objek perilaku siswa


Setelah mempelajari jobsheet :
1. Mahasiswa/i mampu mempersiapkan alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik
kardiovaskuler secara individu dengan benar.
2. Mendemonstrasikan pemeriksaan fisik kardiovaskuler secara sistematis dengan prosedur
pelaksanaan.

Petunjuk
1. Baca dan pelajari jobsheet yang tersedia
2. Siapkan alat sebelum tindakan dimulai
3. Ikutilah petunjuk instruktur
4. Tanyakan pada pembimbing klinik apabila ada hal yang kurang dimengerti

Keselamatan kerja
1. Pastikan privasi klien benar – benar terjaga.
2. Lakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan fisik.
3. Gunakan sarung tangan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Dasar teori
A. Pengertian :

Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung yang merupakan

organ pemompa serta pembuluh darah yang merupakan pipa yang panjang mempunyai peranan

dalam mengedarkan oksigen, zat makanan, metabolisme dan hormon ke dalam sel- sel tubuh.

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler adalah pemeriksaan fisik untuk menentukan adanya

kelainan-kelainan dari suatu sistem kardiovaskuler dengan cara melihat (inspeksi), meraba

(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).

B. Tujuan :

Tujuan dari pemeriksaan fisik kardiovaskuler meliputi hal-hal berikut ini :

1. Mampu melakukan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara
berurutan.

2. Mampu melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada


3. Mampu melakukan pemeriksaan Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi secara
terperinci
4. Mengetahui perkembangan serta kemajuan pada pasien

C. Indikasi :

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler diindikasikan pada pasien :

1. Nyeri dada
2. Nafas pendek
3. Orthopnea
4. Dyspnea paroksimal
5. Palpitasi
D. Kontraindikasi :

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler di kontraindikasikan pada pasien :

1. Inflamasi kronik
2. Fraktur iga

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Jaga privasi klien
2. Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga klien

Alat dan Bahan

No Persiapan alat gambar


1 Stetoskop

2 Jam tangan/Timer

3 Tensimeter
4 - Timbangan

5 Penggaris

6 Selimut
Prosedur kerja

NO TINDAKAN GAMBAR

A. Inspeksi dan Palpasi

1. Persiapan alat :

2. Tahap Pra- Interaksi :

a. Mencuci tangan

3. Tahap Orientasi :
a. Memberikan salam sebagai pendekatan
teraupetik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga / klien
4. Tahap Kerja :

a. Melakukan inspeksi dari sisi kanan klien


dan dari arah kaki penderita untuk menentukan
apakah simetris atau tidak simetris

b. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah


kanan tempat tidur pada dinding depan dada
dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi

c. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus


kordis nampak atau tidak nampak

d. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang


benar

e. Meraba iktus kordis dengan ujung jari-jari,


kemudian ujung satu jari

f. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan


suara jantung untuk menentukan durasinya

g. Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan


meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5
batas sternum kiri

h. Meminta penderita untuk menahan napas


pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah
diatas

i. Mempalpasi daerah epigastrium dengan


ujung jari yang diluruskan untuk merasakan
impuls/pulsasi ventrikel kanan

j. Arah jari ke bahu kanan

k. Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk


merasakan impuls jantung pada waktu ekspirasi

l. Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk


meraskan impuls suara jantung dengan tekhnik
yang sama
B. Perkusi

5. Tahap Kerja:

a. Melakukan perkusi untuk menentukan batas


jantung yaitu dengan menentukan batas jantung
relatif yang merupakan perpaduan bunyi pekak
dan sonor

b. Menentukan batas jantung kanan relatif


dengan perkusi dimulai dengan penentuan batas
paru hati, kemudian 2 jari diatasnya melakukan
perkusi dari lateral ke medial

c. Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter


diletakkan sejajar dengan sternum sampai
terdenganr perubahan bunyi ketok sonor menjadi
pekak relatif (normal batas jantung kanan relatif
terletak pada linea sternalis kanan)

d. Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus


kordis yang normal, terletak pada sela iga 5- 6
linea medioclavicularis kiri

e. Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas


kiri jantung ditentukan dengan perkusi pada linea
axillaris media ke bawah. Perubahan bunyi dari
sonor ke tympani merupakan batas paru-paru kiri.
Dari Batas paru-paru kiri dapat ditentukan batas
jantung kiri relatif

f. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat


dilakukan perkusi ke bawah

6. Tahap Terminasi :

a. Mencuci tangan

b. Mencatat hasil pemeriksaan dalam lembar


catatan keperawatan

c. Berpamitan dengan klien


D. Auskultasi

NO TINDAKAN

1. Persiapan Alat :

a. Stetoscope

2. Tahap Pra- Interaksi :

a. Mencuci tangan

b. Membawa alat di dekat klien dengan benar

3. Tahap Orientasi :

a. Memberikan salam sebagai pendekatan


teraupetik

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan


pada keluarga / klien

4. Tahap Kerja :

a. Klien diminta untuk rileks dan tenang

b. Klien dalam posisi berbaring dengan sudut


o
30

c. Dalam keadan tertentu penderita dapat


dirubah posisinya (tidur miring, duduk)
d. Klien diminta bernapas biasa

e. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar


jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan

f. Mulailah Melakukan auskultasi pada


beberapa tempat yang benar :

- Di daerah apeks / Iktus kordis untuk


mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup
mitral ( dengan corong stetoskop)

- Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar


bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal
(dengan membran)

- Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan


bunyi jantung berasal dari aorta (dengan membran)

- Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan


kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar
bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal
(corong stetoscop)

- Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung

- Bedakan antara sistolik dan diastolik

- Usahakan mendapat kesan intensitas suara


jantung

- Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau


suara yang pecah

- Tentukan apakah suara tambahan (bising)


sistolik atau diastolik

- Tentukan daerah penjalaran bising dan


tentukan titik maksimunnya.
5. Tahap Terminasi :

a. Mencuci tangan

b. Mencatat hasil pemeriksaan dalam lembar


catatan keperawatan

c. Berpamitan dengan klien

d. Membersihkan alat-alat

Evaluasi

1. Mahasiswa mendemostrasikan cara melakukan pemeriksaan fisik kardiovaskuler secara


individu pada phantom.

2. Pebimbing klinik menilai langkah-langkah kerja yang telah dilakukan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai