Anda di halaman 1dari 25

Auguste Comte

Positivisme
⦿ Sinopsis

⦿ Pada pertemuan lalu, sudah dibicarakan tentang


perdebatan para filsuf terkait dengan “cara
apa” pengetahuan manusia
bertambah/berkembang.

⦿ Secara garis besar pendapat mereka bisa


dikelompokkan sebagai: rasionalisme dan
empirisme.
⦿ Rasionalisme menekankan aspek akal budi
sebagai faktor utama yang memungkinkan
pengetahuan berkembang, sementara itu
empirisme menekankan faktor pengalaman
inderawi sebagai faktor utama yang
berkontribusi dalam pengembanan
pengetahuan.
⦿ Immanuel Kant adalah filsuf yang
“mendamaikan” ke dua aliran tersebut. Baik
akal budi (rasio) maupun pengalaman inderawi
(empiris) memiliki kontribusi dalam
pengembangan pengetahuan.

⦿ Secara tidak langsung, Kant menolak


metafisika dan cenderung memandang
empirisme lebih berkontribusi pada
perkembangan ilmu pengetahuan.
⦿ Bagaimanapun empirisme terus berkembang.
Empirisme mengantar pada suatu aliran baru
yang disebut sebagai positivisme.

⦿ Tokoh yang dikenal sebagai bapak positivisme


adalah Auguste Comte (filsuf Perancis).
Tokoh inilah yang dianggap sebagai peletak
dasar sosiologi, bahkan ia menganggap bahwa
sosiologi sebagai puncak pengetahuan.
Auguste Comte
(1789-1857)
⦿ Tokoh ini dilahirkan di kota Montpellier dari
keluarga bangsawan. Karyanya yang
termasyhur adalah Cour de philosophie
positive.
⦿ Tiga tahap perkembangan sejarah manusia.

⦿ Merefleksikan perkembangan sejarah manusia,


Comte sampai pada sebuah pemikiran bahwa
pengetahuan manusia berkembang melalui tiga
tahap, yaitu tahap teologis, tahap metafisis dan
tahap positif.
⦿ Menurut Comte, perkembangan semacam itu
bersesuaian dengan perkembangan tahap-tahap
perkembangan individu dari masa
kanak-kanak, remaja dan dewasa.
⦿ Tahap Teologis

• Pada tahap ini, manusia mencoba memahami atau


mencari tahu penyebab terakhir dari peristiwa-peristiwa
alam. Kekuatan adiduniawi dianggap berada di balik
semua peristiwa-peristiwa alam. Kekuatan adiduniawi
itu terdiri dari animisme, politeisme dan monoteisme.
⦿ Tahap Metafisis

• Pada tahap ini manusia tidak lagi berpandangan bahwa


kekuatan adiduniawi berada di balik peristiwa-peristiwa
alam. Manusia mulai melangkah maju ke
abstraksi-abstraksi metafisis. Manusia mencari dan
mencoba menemukan prinsip-prinsip abstrak di balik
peristiwa-peristiwa alam.
⦿ Tahap Positif

• Pada tahap ini manusia tidak lagi menjelaskan berbagai


peristiwa alam di luar fakta-fakta yang teramati.
• Pikiran manusia terpusat pada yang faktual yang
sebenarnya bekerja menurut hukum-hukum umum
misalnya hukum gravitasi. Pada tahap inilah ilmu
pengetahuan berkembang penuh. Baik langsung
maupun tidak, perkembangan pengetahuan selanjutnya
mengarah pada “yang bersifat fungsional” dalam
kehidupan sehari-hari.
Positif •Observasi

Metafisis •Abstraksi

Teologis •Fiksi
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
T Matematika
a
r
a
Astronomi
f
p
o
s Fisika
i
t
i Kimia
v
i
t Biologi
a
s
Sosiologi

Taraf Kompleksitas
⦿ Menurut Comte, ilmu pengetahuan (yang disebut
demikian) memusatkan diri pada kenyataan
faktual.

⦿ Comte berusaha menemukan ilmu-ilmu yang


bersifat fundamental yang darinya ilmu-ilmu lain
yang bersifat terapan diturunkan.

⦿ Terdapat enam ilmu fundamental menurut Comte:


matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, dan
fisika sosial (sosiologi).
⦿ Comte mengurutkan mulai dari yang paling abstrak
hingga yang paling konkrit.

⦿ Sosiologi baru berkembang setelah ilmu-ilmu lain


menjadi matang.

⦿ Matematika dianggap sebagai model bagi


ilmu-ilmu lainnya. Baru dalam sosiologi,
ilmu-ilmu mencapai tahap positifnya, yaitu secara
penuh memakai metode ilmiah untuk menyelidiki
fakta yang paling kongkrit yaitu perilaku sosial
manusia.
⦿ Sosiologi dianggap sebagai puncak ilmu
pengetahuan karena:
- Sosiologi adalah ilmu pengetahuan terakhir
yang muncul. Ia dipandang sebagai ilmu yang
otonom dalam menjelaskan realitas (terbebas dari
teologi dan filsafat)
- Secara metodologis, sosiologi dianggap puncak
karena menyelidiki manusia dalam kehidupan
sosialnya beserta aneka kebutuhannya. Segala
pendekatan ilmiah mengabdi pada sosiologi
untuk menjelaskan obyeknya.
⦿ Comte membagi sosiologi menjadi dua:
⦿ Statika sosial (mempelajari tatanan sosial dengan
segala hukum yang mengaturnya) dan dinamika
sosial (mempelajari hukum-hukum dan perubahan,
kemajuan sosial.
⦿ Catatan:
⦿ Sebagai ilmu pengetahuan yang mengembangkan
pengetahuan dengan mengedepankan observasi
(empiris), sebagaimana ilmu pengetahuan lain, bisa
digunakan untuk memprediksi apa yang akan
terjadi pada obyek kajiannya. Inilah kekuatan
sosiologi.
Struktur Realitas Sosial
Peter L. Berger
Masyarakat
Obyektivasi:
- Pelembagaan
- Legitimasi
- Reifikasi

Eksternalisasi
- Pembiasaan
Internalisasi:
- Tipifikasi - sosialisasi
- pengendapan

Individu-Individu
Masyarakat
Obyektivasi:
- Pelembagaan
- Legitimasi
- Reifikasi

Eksternalisasi
- Pembiasaan
Internalisasi:
- Tipifikasi - sosialisasi
- pengendapan

Individu-Individu
⦿ Realitas dialami seseorang melalui proses
selektif

⦿ Dunia sebenarnya sangatlah kompleks, bahkan


kacau balau (chaos), tidak mungkin orang
mengartikan apa yang dialami tanpa adanya
proses penyaringan.
⦿ Proses penyaringan ini melibatkan
menggunakan kategori-kategori simbolik.

⦿ Semua kata-kata yang dimiliki seseorang,


gambar-gambar serta gambaran –mental yang
dia miliki membantu untuk menyederhanakan
kompleksitas dunia ini menjadi realitas yang
memiliki aturan dan makna.
⦿ Dengan demikian dunia yang dialami
seseorang yang disebut sebagai realitas,
dibentuk oleh simbol-simbol.

Anda mungkin juga menyukai