Anda di halaman 1dari 88

PERATURAN RESMI BOLA BASKET 2020

Disetujui oleh

Dewan Pusat FIBA

Mies, Swiss 27 Maret 2020

Berlaku pada 1 Oktober 2020


Seluruh peraturan bola basket dibuat berdasarkan refrensi dari pemain, pelatih, wasit dan lain-
lain dengan gender pria yang juga diaplikasikan pada wanita. Perlu dipahami hal ini dilakukan
hanya untuk alasan praktikal.

Aturan Pertama - Permainan


Pasal 1 Definisi
1.1 Permainan bola basket
Bola Basket dimainkan oleh 2 tim yang terdiri dari 5 orang. Tujuan dari setiap tim adalah
mencetak angka dari keranjang lawan dan mencegah tim lawan mencetak angka.
1.2 Keranjang :Tim Lawan dan Kita
Keranjang yang diserang oleh tim kita adalah keranjang tim lawan dan keranjang yang
kita pertahankan adalah yang milik tim sendiri.
1.3 Pemenang dari permainan
Tim yang berhasil mencetak angka lebih besar hingga akhir pertandingan akan keluar
sebagai pemenang.

Aturan Kedua - Lapangan Permainan dan Perlengkapan

Artikel 2 - Lapangan Pertandingan

1.1. Lapangan Permainan


Lapangan permainan harus memiliki permukaan keras yang rata dan bebas dari
halangan, dengan dimensi panjang 28m dan lebar 15m diukur dari tepi dalam
dari garis pembatas.
1.2. Lapangan Belakang
Lapangan belakang sebuah tim terdiri dari keranjang tim, bagian dalam dari
papan belakang dan bagian dari lapangan permainan yang dibatasi oleh garis
akhir di belakang keranjang tim, garis tepi dan garis tengah.
1.3. Lapangan Depan
Lapangan depan sebuah tim terdiri dari keranjang lawan, bagian dalam dari
papan belakang dan bagian dari lapangan permainan yang dibatasi di belakang
keranjang lawan, garis tepi dan garis tepi bagian dalam dari garis tengah yang
terdekat dengan keranjang lawan.
1.4. Garis
Semua garis harus memiliki warna yang sama dan diwarnai dengan warna putih
atau warna lainnya yang kontras dengan lebar 5cm dan dapat dilihat dengan
jelas.
1.4.1. Garis Pembatas
Lapangan permainan harus dibatasi dengan garis pembatas yang terdiri
dari garis akhir dan garis tepi. Garis ini tidak menjadi bagian dari
lapangan permainan.
Segala penghalang termasuk kursi kepala pelatih, asisten pelatih
pertama, pemain pengganti, pemain yang dikeluarkan dan anggota
pendamping lainnya harus berada setidaknya 2m dari lapangan
permainan.

1.4.2. Garis Tengah, Lingkaran Tengah dan Setengah Lingkaran free-throw


Garis tengah harus ditandai sejajarl dengan garis akhir dari titik tengah
pinggir lapangan. Garis itu harus diperpanjang 0.15m melampaui setiap
sisi. Garis tengah adalah bagian dari lapangan belakang.

Lingkaran tengah harus ditandai di tengah lapangan permainan dengan


radius 1.80m diukur dari sisi luar lingkaran.

Setengah lingkaran free-throw harus ditandai pada lapangan permainan


dengan radius 1.80m diukur dari sisi luar lingkaran dan bagian tengah
dari titik tengah garis free-throw.
1.4.3. Garis free-throw, area terlarang dan free-throw rebound
Garis free-throw digambar parallel pada setiap garis akhir. Harus memiliki
tepi terjauh 5.80m dari tepi bagian dalam dan harus memiliki panjang
3.60m. Titik tengahnya harus terdapat garis imaji yang bergabung
dengan titik tengah dan 2 garis akhir.

Area terlarang adalah area persegi panjang yang ditandai pada lapangan
permainan, dibatasi oleh garis akhir, garis free-throw yang diperpanjang,
dan garis yang berasal dari garis ujung, tepi luarnya berjarak 2,45 m dari
titik tengah garis ujung dan berakhir di tepi luar garis free-throw yang
diperpanjang.

Free-throw rebound ditempatkan di sepanjang area terlarang, disimpan


untuk para pemain saat free-throw. Ditandai pada diagram 2.

1.4.4. Area 3-point


Area 3-point berada pada seluruh area permainan kecuali area yang
dekat dengan keranjang lawan, dibatasi dan termasuk :
● 2 garis sejajar yang diperpanjang dan tegak lurus ke garis akhir
dengan tepi luar 0.90m dari tepi dalam garis tepi.
● Sebuah busur dengan radius 6.75m diukur dari titik bawah lantai
tepat ditengah keranjang lawan ke tepi luar dari busur. Jarak dari
titik lantai tepi bagian dalam dari titik tengah garis akhir adalah
1.575m busur bergabung dengan garis sejajar.
Garis 3-point tidak menjadi bagian dari area 3-point.

1.4.5. Area bangku tim


Area bangku tim harus diletakkan diluar lapangan permainan dan dibatasi
oleh 2 garis.
Harus memiliki 16 bangku pada setiap area bangku tim untuk kepala
pelatih, asisten pelatih, pemain cadangan, pemain yang dikeluarkan dan
anggota pendamping lainnya. Diluar dari daftar tersebut harus berada
setidaknya 2m dari bangku tim.

1.4.6. Garis lemparan ke dalam


Dua garis dengan panjang 0.15m ditandai diluar lapangan permainan
pada garis tepi meja scorer, dengan tepi luar garis 8.325 m dari dalam
tepi garis akhir terdekat.

1.4.7. Area bebas setengah lingkaran


Area bebas setengah lingkaran harus ditandai pada lapangan permainan,
dibatasi oleh :
● Setengah lingkaran dengan jari-jari 1.25m diukur dari titik pada
lantai di bawah tengah keranjang ke sisi dalam dari setengah
lingkaran. Setengah lingkaran bergabung ke :
● 2 garis sejajar tegak lurus dengan garis akhir, sisi luar 1.25m dari
titik di bawah tengah keranjang, panjang 0.375m dan berakhir
1,20 m dari tepi bagian dalam garis akhir. Area bebas setengah
lingkaran lengkap dengan garis imaji yang bergabung dengan
akhir dari garis sejajar langsung di bawah tepi depan papan
belakang. Garis bebas setengah lingkaran adalah bagian dari
area bebas setengah lingkaran.
Artikel 3 - Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :


● Unit penahan, terdiri dari :
○ Papan belakang.
○ keranjang yang terdiri dari ring dan jaring (pelepasan tekanan).
○ Support untuk papan belakang termasuk bantalan.
● Bola basket
● Jam permainan
● Papan skor
● Jam penghitung waktu penembakan
● stopwatch atau perangkat yang sesuai untuk menghitung waktu time-out.
● 2 pengeras suara yang berbeda, salah satunya untuk,
○ Jam penghitung waktu penembakan
○ Timer
● Lembar skor
● Penanda pelanggaran pemain
● Penunjuk arah penguasaan bola
● Lantai permainan
● Lapangan permainan
● Lampu yang memadai.

Untuk detail deskripsi dari perlengkapan bola basket dapat dilihat pada lampiran dari
perlengkapan bola basket.

Aturan Ketiga - Tim

Artikel 4 - Tim

4.1. Definition
4.1.1. Anggota tim yang memenuhi syarat untuk bermain ketika ia sudah resmi bermain
untuk tim berdasarkan regulasi, termasuk regulasi yang mengatur tentang batas usia,
badan penyelenggara lomba.
4.1.2. Anggota tim berhak untuk bermain ketika namanya berada pada papan skor
sebelum mulai pertandingan dan selama ia tidak didiskualifikasi atau melakukan 5
pelanggaran.
4.1.3. Ketika permianan, anggota tim adalah :
● Pemain yang berada pada lapangan permainan dan berhak bermain.
● Pemain cadangan ketika ia tidak berada pada lapangan permainan tetapi berhak
bermain.
● Pemain yang dikeluarkan ketika ia sudah melakukan 5 pelanggaran.
4.1.4. Saat jeda permainan, seluruh anggota tim yang berhak bermain dianggap
pemain.

4.2. Aturan
4.2.1. Setiap tim harus terdiri dari :
● Tidak lebih dari 12 anggota tim yang berhak bermain, termasuk
kapten tim.
● Kepala pelatih
● Maksimal 8 anggota pendamping, termasuk 2 asisten pelatih yang
duduk di bangku tim. Jika tim memiliki asisten pelatih, maka asisten
pelatih pertama harus masuk dalam papan skor.

4.2.2. Saat permainan, 5 anggota tim dari masing-masing lapanngan


permainan dapat diganti.
4.2.3. Pemain pengganti menjadi pemain dan pemain menjadi pemain
pengganti ketika :
● Wasit mengundang pemain pengganti ke lapangan permainan.
● Ketika time-out atau jeda waktu permainan, pemain pengganti
meminta pergantian pemain kepada pewaktu.

4.3. Seragam
4.3.1 Seragam dari anggota tim harus terdiri dari :
● Baju memiliki warna dominan yang sama bagian depan dan belakang
dengan celana. Jika baju memiliki lengan, maka harus dibawah siku. Baju
lengan panjang tidak diperbolehkan. Semua pemain harus memasukkan
bajunya ke celana. ‘All-in-ones’ diperbolehkan.
● Kaus tanpa memperdulikan gayanya, tidak diperbolehkan dipakai di
bawah baju.
● Celana memiliki warna dominan yang sama dengan bagian depan dan
belakang baju. Celana harus berada diatas lutut.
● Kaus kaki harus memiliki warna yang sama untuk semua anggota tim.
Kaus kaki harus terlihat.
4.3.2. Setiap anggota tim harus memakai baju bernomor di depan dan di
belakang dengan nomor polos dan warna kontras dengan warna baju.
Nomornya harus terlihat jelas dan :
● Nomor belakang harus setidaknya berukuran 20cm.
● Nomor depan harus setidaknya berukuran 10cm.
● Nomor harus memiliki setidaknya lebar 2cm.
● Tim mungkin hanya menggunakan nomor 0 dan 00 dan dari 1 sampai 99
● Pemain yang berada pada tim yang sama, tidak memakai nomor yang
sama.
4.3.3. Tim harus memiliki minimum 2 set baju, dan :
● Tim pertama yang disebutkan dalam jadwal (tim tuan rumah) harus
memakai pakaian berwarna terang (lebih disukai putih).
● Tim kedua yang disebutkan dalam jadwal (tim tamu) harus memakai
pakaian berwarna gelap.
● Bagaimanapun, jika kedua tim setuju, mereka diperbolehkan untuk
bertukar warna pakaian.

4.4. Perlengkapan lain

4.4.1. Semua perlengkapan yang digunakan pemain harus sesuai untuk


permainan. Semua perlengkapan yang didesain untuk meningkatkan tinggi atau
jangkauan atau dengan kata lain memberikan keuntungan yang tidak adil tidak
diperbolehkan

4.4.2. Pemain tidak boleh memakai perlengkapan yang dapat mencederai


pemain.
● Yang tidak diperbolehkan antara lain :
○ Jari, tangan, pergelangan tangan, siku atau pelindung lengan
bawah, helm, gips atau kawat gigi yang terbuat dari kulit, plastik,
plastik lentur, logam atau barang yang keras lainnya meskipun
dengan bantalan.
● Yang diperbolehkan antara lain :
○ Bahu, lengan bagian atas, paha atau perlengkapan proteksi kaki
bagian bawah jika cukup lembut (empuk).
○ Lengan dan kaki compression sleeves.
○ Penutup kepala. Harus tidak boleh menutup bagian apapun dari
wajah baik keseluruhan maupun sebagian (mata, hidung, bibir,
dsb.) dan tidak boleh membahayakan pemain dan pemain lainnya
jika memakai hal tersebut. Penutup kepala harus elemen
terbuka/tertutup disekitar wajah dan/atau leher dan tidak boleh
ada yang menonjol dari bagian permukaannya.
○ Penyangga lutut
○ Protektor untuk hidung cedera meskipun memakai bahan yang
keras.
○ Pelindung mulut transparan
○ Kacamata, jika tidak membahayakan pemain lain
○ Manset dan ikat kepala maximum memiliki lebar 10cm tekstil
material.
○ Tape untuk lengan, bahu, kaki dan sebagainya.
○ Pelindung pergelangan kaki
Semua pemain yang berada dalam tim semuanya harus memiliki
compression sleeves tangan dan kaki, penutup kepala, pelindung lengan, ikat
kepala dan tape dengan warna solid yang sama.
4.4.3. Saat permainan pemain diperbolehkan untuk memakai warna sepatu
kombinasi tetapi sepatu kiri dan kanan harus serupa. Tidak menimbulkan
cahaya, bahan pantulan refleksi atau perhiasan lainnya diperbolehkan.

4.4.4. Saat permainan pemain tidak memperlihatkan komersil, promosi atau


nama kegiatan sosial, tanda, logo atau identifikasi lain, tetapi tidak dibatasi untuk
badan dan rambut

4.4.5. Perlengkapan lain yang tidak spesifik disebut di artikel ini disetujui oleh
FIBA Technical Commision.

Artikel 5 - Pemain : Cedera dan Pertolongan

5.1. Pada saat pemain cedera, wasit akan menghentikan permainan


5.2. Jika bola hidup (permainan berlangsung) dan cedera terjadi, wasit tidak boleh meniup
peluit hingga tim yang menguasai bola melakukan tembakan, kehilangan bola, bola
ditahan dari permainan atau bola menjadi mati. Jika diperlukan untuk melindungi pemain
yang cedera, wasit boleh menghentikan permainan dengan segera.
5.3. Jika pemain yang cedera tidak bisa melanjutkan permainan dengan segera (dengan
estimasi waktu 15 detik) atau ia mendapatkan perawatan atau jika pemain mendapatkan
pertolongan dari kepala pelatih, asisten pelatih, anggota tim dan/atau anggota
pendamping lainnya, ia harus digantikan kecuali timnya kurang dari 5 orang yang ada di
lapangan permainan.
5.4. Kepala pelatih, asisten pelatih, pemain pengganti, pemain yang dikeluarkan serta
pendamping lainnya yang masuk dalam lapangan permainan, hanya jika diperbolehkan
oleh wasit untuk mengikuti pemain yang cedera sebelum ia digantikan.
5.5. Dokter diperbolehkan untuk masuk ke dalam lapangan permainan, tanpa izin dari wasit
jika, dalam diagnosa dokter pemain yang cedera membutuhkan perawatan medis
dengan segera.
5.6. Dalam permainan, pemain yang berdarah ataupun memiliki luka terbuka harus
digantikan. Ia boleh kembali ke lapangan permainan hanya setelah darahnya berhenti
dan area yang terdampak atau luka terbukanya sudah ditutup dengan aman.
5.7. Jika pemain yang cedera atau pemain yang berdarah atau memiliki luka terbuka, pulih
saat time-out yang diambil oleh tim lain, sebelum sinyal pewaktu untuk pergantian
pemain, pemain boleh melanjutkan permainan.
5.8. Pemain yang ditunjuk oleh pelatih kepala untuk memulai pertandingan atau
mendapatkan perawatan saat free-throw dapat digantikan jika terjadi cedera. Pada
kasus ini, lawan juga memiliki hak untuk mengganti pemain dengan jumlah yang sama
jika mereka menginginkannya.
Artikel 6 - Kapten : Kewajiban dan Wewenang.

6.1. Kapten (CAP) adalah pemain yang ditunjuk oleh kepala pelatih untuk
merepresentasikan timnya pada lapangan permainan. Ia diperbolehkan berkomunikasi
dengan sopan santun ke wasit saat pertandingan untuk memperoleh informasi ketika
bola dalam keadaan mati dan waktu permainan berhenti.
6.2. Kapten harus menginformaskan kepada kepala kru selambat-lambatnya 15 menit
setelah permainan jika tim melakukan protes dari hasil permainan dan tanda dari
scoresheet dalam kolom “tanda kapten, dalam protes”.

Artikel 7 - Kepala Pelatih dan asisten pelatih pertama : Kewajiban dan Wewenang.

7.1. Setidaknya 40 menit sebelum permainan dijadwalkan dimulai, setiap pelatih atau
representatifnya harus memberikan daftar scorer dengan nama dan nomor yang sesuai
dari anggota tim yang memenuhi syarat untuk bermain dalam permainan, juga sekaligus
nama kapten, kepala pelatih dan asisten pelatih pertama. Semua anggota tim yang
namanya terdapat dalam lembar skor berhak bermain jika ia datang pada awal
permainan.
7.2. Setidaknya 10 menit sebelum permainan dimuali, setiap pelatih harus mengonfirmasi
persetujuan dari nama dan nomor anggota tim dan nama kepala pelatih, asisten pelatih
pertama dengan menandatangani lembar skor. Disaat yang bersamaan kepala pelatih
harus menunjuk 5 pemain untuk memulai pertandingan. Kepala pelatih tim ‘A’ harus
menjadi yang pertama untuk memberikan informasi ini
7.3. Kepala pelatih, asisten pelatih, pemain pengganti, pemain yang dikecualikan serta
pendamping lainnya adalah orang yang diperbolehkan untuk duduk di bangku tim dan
tetap di area bangku tim mereka. Saat permainan, semua pemain pengganti, pemain
yang dikecualikan dan pendamping lainnya harus selalu duduk.
7.4. Kepala pelatih dan asisten pelatih pertama boleh ke meja scorer saat permainan untuk
memperoleh statistik informasi pertandingan hanya saat bola dalam keadaan mati dan
waktu permainan dihentikan.
7.5. Kepala pelatih boleh berkomunikasi dengan sopan santun kepada wasit saat permainan
untuk memperoleh informasi hanya saat bola dalam keadaan mati dan waktu permainan
dihentikan.
7.6. Baik kepala pelatih atau asisten pelatih pertama, tetapi hanya salah satunya yang
diberikan waktu, yang diperbolehkan berdiri ketika permainan. Mereka boleh
menginstruksikan pemain secara verbal saat pertandingan asal tetap berada dalam area
bangku tim. Asisten pelatih pertama tidak boleh berkomunikasi dengan wasit.
7.7. Jika terdapat asisten pelatih pertamayang namanya dimasukkan terlebih dalam lembar
skor sebelum permainan dimulai (tanda tangannya tidak diperlukan). Ia akan memikul
semua tugas dan wewenang kepala pelatih jika untuk alasan apapun kepala pelatih
tidak dapat melanjutkan permainan.
7.8. Jika kapten meninggalkan lapangan permainan, kepala pelatih harus menginformasikan
wasit nomor pemain yang ditunjuk menjadi kapten di lapangan permainan.
7.9. Kapten harus bertindak sebagai pelatih jika tidak ada kepala pelatih atau kepala pelatih
tidak dapat melanjutkan dan tidak ada asisten pelatih pertama yang tertera dalam
lembar skor (atau tidak dapat melanjutkan). Jika kapten harus meninggalkan lapangan
permainan, ia harus melanjutkan sebagai pelatih kepala. Jika ia harus keluar dari
lapangan karena pelanggaran diskualifikasi atau ia tidak bisa melanjutkan pertandingan
sebagai pelatih kepala, penggantinya sebagai kapten menggantikan sebagai pelatih
kepala.
7.10. Pelatih kepala menunjuk penembak free-throw jika penembak free-throw tidak ditunjuk
oleh aturan.

ATURAN KEEMPAT – PERATURAN BERMAIN


Art. 8 Waktu bermain, skor imbang, dan perpanjangan waktu
8.1 Permainan akan terdiri dari 4 quarter masing-masing 10 menit.
8.2 Harus ada jeda permainan 20 menit sebelum pertandingan dijadwalkan untuk dimulai.
8.3 Harus ada interval permainan 2 menit antara kuarter pertama dan kedua (babak
pertama), antara kuarter ketiga dan keempat (babak kedua) dan sebelum setiap
perpanjangan waktu.
8.4 Harus ada interval waktu paruh permainan selama 15 menit.
8.5 Interval permainan dimulai:
• 20 menit sebelum pertandingan dijadwalkan dimulai.
• Saat bel berbunyi untuk akhir kuarter atau perpanjangan waktu.
8.6 Jika skor imbang pada akhir kuarter keempat, permainan akan dilanjutkan dengan
perpanjangan waktu masing-masing selama 5 menit sebanyak yang diperlukan untuk
memutus seri. Jika skor keseluruhan dari kedua game untuk sistem kompetisi seri poin
total 2 game kandang dan tandang seri pada akhir game kedua, game ini akan
dilanjutkan dengan perpanjangan waktu masing-masing dengan durasi 5 menit
sebanyak yang diperlukan untuk istirahat
8.8 Jika pelanggaran dilakukan selama jeda permainan, setiap free-throw harus diberikan
sebelum awal quarter atau perpanjangan waktu berikutnya.

Art. 9 Awal dan akhir kuarter, perpanjangan waktu atau permainan


9.1 Kuarter pertama dimulai ketika bola meninggalkan tangan kepala kru pada lemparan
untuk bola lompat di lingkaran tengah.
9.2 Semua quarter atau overtime lainnya dimulai saat bola berada di tangan pemain
melakukan lemparan ke dalam.
9.3 Permainan tidak dapat dimulai jika salah satu tim tidak berada di lapangan permainan
dengan 5 pemain siap untuk bermain.
9.4 Untuk semua pertandingan, tim pertama yang disebutkan dalam jadwal (tim tuan rumah)
akan memiliki tim bangku dan keranjangnya sendiri di sisi kiri meja pencatat angka,
menghadap ke lapangan permainan. Namun, jika 2 tim setuju, mereka dapat menukar
bangku tim dan/atau keranjang.
9.5 Sebelum kuarter pertama dan ketiga, tim berhak melakukan pemanasan di paruh waktu
lapangan permainan di mana keranjang lawan mereka berada.
9.6 Tim akan bertukar keranjang untuk babak kedua.
9.7 Dalam semua perpanjangan waktu, tim-tim akan terus bermain ke arah keranjang yang
sama seperti di kuarter keempat.
9.8 Kuarter, perpanjangan waktu, atau permainan akan berakhir ketika sinyal jam
pertandingan berbunyi untuk akhir kuarter atau perpanjangan waktu. Ketika papan
belakang dilengkapi dengan lampu merah di sekelilingnya, pencahayaan lebih
diutamakan daripada suara sinyal jam permainan.

Artikel 10 - Status bola


10.1 Bola dapat menjadi hidup atau mati
10.2 Bola menjadi hidup saat :
● Ketika saat jump ball, bola meninggalkan tangan saat wasit melakukan pelemparan
keatas
● Ketika free-throw, bola berada ditangan penembak free-throw.
● Ketika lemparan ke dalam, bola berada di tangan pemain yang mengambil lemparan
kedalam.
10.3 Bola akan menjadi mati ketika :
● Bola masuk ke ring atau adanya free-throw.
● Wasit meniup peluit ketika bola hidup
● Bola tidak akan dihitung masuk keranjang ketika free-throw yang diikuti dengan :
● Bola yang tidak masuk keranjang saat free-throw.
● Hukuman lebih lanjut (free-throw dan/atau perebutan bola)
● Sinyal waktu permainan berbunyi saat akhir quarter atau overtime
● Sinyal waktu menembak berbunyi ketika tim mengontrol bola.
● Bola melayang pada saat menembak untuk mencetak angka disentuh oleh pemain dari
salah satu tim setelah :
● Wasit meniup peluit
● Sinyal pewaktu berbunyi saat akhir quarter atau overtime
● Sinyal pewaktu tembak berbunyi.
10.4 Bola tidak menjadi mati dan dihitung masuk ketika :
● Bola melayang pada saat menembak untuk mencetak angka dan :
● Wasit meniup peluit
● Sinyal waktu permainan berbunyi saat akhir quarter dan overtime
● Sinyal pewaktu menembak berbunyi
● Bola melayang saat free-throw dan wasit meniup peluit untuk suatu pelanggaran apapun
selain free-throw.
● Bola sedang dalam kendali pemain yang melakukan penembakan untuk mencetak
angka dan menyelesaikan tembakannya dengan gerakan lanjutan yang dimulai sebelum
pelanggaran dilakukan pada pemain lawan atau orang lain yang diizinkan untuk duduk
di bangku tim.
Ketentuan ini, tidak diaplikasikan dan bola tidak dihitung masuk jika :
● Setelah wasit meniup peluit dan tindakan menembak yang sama sekali baru
dibuat.
● Ketika gerakan lanjutan dari pemain yang sedang melakukan tembakan pada
saat sinyal pewaktu permainan berbunyi saat akhir quarter atau overtime atau
sinyal pewaktu menembak berbunyi.

Artikel 11 - Lokasi pemain dan wasit

11.1 Lokasi pemain ditentukan oleh dimana ia berdiri.


Saat dia mengudara, dia mempertahankan status yang sama saat dia terakhir
menyentuh lantai. Ini termasuk garis batas, garis tengah, garis 3 poin, lemparan bebas
garis, garis yang membatasi area terlarang dan garis yang membatasi area bebas
setengah lingkaran.
11.2 Lokasi dari wasit ditentukan dengan cara yang sama seperti pemain. Ketika bola
menyentuh wasit, itu sama seperti menyentuh lantai dimana wasit berdiri.

Artikel 12 - Jump ball dan pergantian posisi

12.1 Definisi Jump ball


12.1.1 Jump ball terjadi ketika wasit melempar bola diantar dua pemain yang saling
berlawanan.
12.1.2 held ball terjadi ketika satu atau lebih pemain dari tim yang saling berlawanan memiliki
satu atau kedua tangan yang secara kuat memegang bola sehingga tidak ada pemain
yang menguasai bola tanpa adanya kekerasan.
12.2 Prosedur Jump ball
12.2.1 Setiap pelompat harus berdiri dengan kaki di dalam lingkaran tengah yang terdekat
dengan keranjangnya dengan satu kaki dekat dengan garis tengah
12.2.2 Rekan tim tidak boleh menempati posisi yang berdekatan di sekitar lingkaran jika lawan
ingin menempati posisi tersebut.
12.2.3 Wasit harus melempar bola vertical keatas diantara 2 pemain yang berlawanan lebih
tinggi dari keduanya yang hanya bisa dijangkau dengan melompat.
12.2.4 Bola harus di ‘tap’ dengan tangan yang setidaknya salah satu pelompat yang mencapat
titik tertinggi.
12.2.5 Tidak ada pelompat yang meninggalkan posisi sampai bola resmi di ‘tap’.
12.2.6 Tidak ada pelompat yang menangkap bola atau ‘tap’ lebih dari dua kali sampai disentuh
oleh salalh satu pemain yang bukan pelompat di lapangan.
12.2.7 Jika bola tidak di ‘tap’ oleh setidaknya satu pelompat, jump ball harus diulang.
12.2.8 Tidak ada bagian dari tubuh non-pelompat yang boleh berada di atau di atas garis
lingkaran (silinder) sebelum bola telah di ‘tap’.

Pelanggaran yang dilakukan di artikel 12.2.1, 12.2.4, 12.2.5, 12.2.6 dan 12.2.8 adalah
violation foul.

12.3 situasi Jump ball


Jump ball terjadi ketika :
● Held ball dianggap pelanggaran.
● Bola keluar dari pembatas dan wasit ragu tim mana yang menyentuh bola
terakhir.
● Pelanggaran ganda pada Free-throw terjadi ketika kegagalan pada free-throw
terakhir.
● Bola hidup berada di antara ring dan papan pantul kecuali :
○ Diantara free-throw,
○ Setelah free-throw terakhir diikuti dengan lemparan kedalam dari garis
lemparan ke dalam di dalam lapangan depan tim.
○ Bola menjadi mati ketika tidak ada satupun tim yang mengontrol bola
atau berhak terhadap bola
○ Setelah pembatalan hukuman yang sama pada kedua tim, jika tidak ada
pelanggaran lain penalti tersisa untuk administrasi dan tidak ada tim yang
menguasai bolajuga tidak berhak atas bola sebelum pelanggaran atau
pelanggaran pertama.
○ Seluruh quarter selain yang pertama dan semua perpanjangan waktu
dimulai.
12.4 Definisi pergantian posisi
12.4.1 Pergantian posisi adalah sebuah metode yang menyebabkan bola menjadi hidup
dengan lemparan kedalam dibanding jump ball.
12.4.2 Pergantian posisi lemparan ke dalam :
● Dimulai saat bola berada di tangan pemain yang melakukan lemparan ke dalam.
● Berakhir ketika :
○ Bola menyentuh atau secara resmi menyentuh pemain yang ada di lapangan
permainan
○ Tim yang melakukan lemparan kedalam melakukan pelanggaran
○ Bola hidup masuk di antara ring dan papan pantul selama lemparan ke dalam.
12.5. Prosedur pergantian posisi
12.5.1 Dalam semua situasi bola lompat, tim harus bergantian menguasai bola untuk lemparan
ke dalam dari tempat terdekat dengan tempat terjadinya situasi jump ball, kecuali tepat
di belakang papan belakang.
12.5.2 Tim yang tidak mendapatkan kontrol dari bola hidup pada lapangan permainan setelah
jump ball berhak atas penguasaan bola pertama.

12.5.3 Tim yang berhak atas penguasaan bola bergantian berikutnya pada akhir
kuarter atau perpanjangan waktu mana pun akan memulai kuarter berikutnya
atau perpanjangan waktu dengan lemparan ke dalam dari perpanjangan garis
tengah, di seberang meja pencetak angka, kecuali ada lemparan bebas lebih
lanjut dan penalti kepemilikan yang akan diberikan.

12.5.4 Tim yang berhak atas lemparan ke dalam penguasaan bola bergantian harus
ditunjukkan dengan panah penguasaan bola bergantian ke arah ring lawan. Arah
panah alternating possession harus segera dibalik ketika lemparan ke dalam
alternating possession berakhir.
12.5.5 Pelanggaran oleh sebuah tim selama lemparan ke dalam penguasaan
bergantian menyebabkan tim tersebut kehilangan lemparan ke dalam
penguasaan bergantian. Arah alternating possession arrow harus segera dibalik,
yang menunjukkan bahwa lawan dari tim yang melanggar berhak atas lemparan
ke dalam alternating possession pada situasi jump ball berikutnya. Permainan
kemudian akan dilanjutkan dengan memberikan bola kepada lawan dari tim yang
melanggar untuk lemparan ke dalam dari tempat lemparan ke dalam semula.

12.5.6 Pelanggaran oleh salah satu tim:

• Sebelum awal quarter selain yang pertama atau perpanjangan waktu, atau

• Selama lemparan ke dalam penguasaan bola bergantian, tidak menyebabkan tim yang
berhak atas lemparan ke dalam kehilangan pergantian.

Pasal. 13 Bagaimana bola dimainkan

13.1 Definisi

Selama permainan, bola dimainkan dengan tangan saja dan boleh dioper, dilempar,
ditepuk, digulingkan atau digiring ke segala arah, dengan tunduk pada batasan
peraturan ini.

13.2 Aturan Seorang pemain tidak boleh berlari dengan bola, dengan sengaja
menendang atau memblokirnya dengan bagian kaki mana pun atau memukulnya
dengan kepalan tangan. Namun, untuk secara tidak sengaja bersentuhan
dengan atau menyentuh bola dengan bagian kaki mana pun bukanlah
pelanggaran. Sebuah pelanggaran pasal. 13.2 adalah violation.

Pasal. 14 Kontrol bola

14.1 Definisi

14.1.1 Tim kontrol dimulai ketika seorang pemain dari tim tersebut sedang menguasai
bola hidup dengan memegang atau menggiringnya atau memiliki bola hidup
yang dimilikinya.

14.1.2 Tim kontrol berlanjut ketika:

• Seorang pemain dari tim tersebut menguasai bola hidup.

• Bola dioper di antara rekan satu tim.

14.1.3 Kontrol tim berakhir ketika:

• Lawan mendapatkan kontrol.


• Bola mati.

• Bola telah meninggalkan tangan pemain pada tembakan untuk mencetak gol atau
untuk lemparan bebas.

Pasal. 15 Pemain dalam Menembak

15.1 Definisi

15.1.1 Tembakan untuk field goal atau free throw adalah ketika bola dipegang di
tangan pemain dan kemudian dilempar ke udara menuju keranjang lawan.
Ketukan untuk field goal adalah ketika bola diarahkan dengan tangan ke arah
keranjang lawan.

Sebuah dunk untuk tujuan lapangan adalah ketika bola dipaksa ke bawah ke dalam
keranjang lawan dengan satu atau kedua tangan.

Gerakan terus menerus pada drive ke keranjang atau tembakan bergerak lainnya
adalah tindakan pemain yang menangkap bola saat dia maju atau setelah selesai
menggiring bola dan kemudian melanjutkan dengan gerakan menembak, biasanya ke
atas.

15.1.2 Tindakan menembak saat melakukan tembakan:

• Dimulai ketika pemain mulai, menurut penilaian wasit, untuk menggerakkan bola ke
atas menuju keranjang lawan.

• Berakhir ketika bola telah meninggalkan tangan pemain, atau jika tindakan menembak
yang baru dilakukan dan, dalam kasus penembak di udara, kedua kaki telah kembali ke
lantai.

15.1.3 Tindakan menembak dalam gerakan terus menerus ke keranjang atau


tembakan bergerak lainnya:

• Dimulai ketika bola telah berhenti di tangan pemain, setelah selesai menggiring bola
atau menangkap di udara dan pemain memulai, menurut penilaian wasit, gerakan
menembak sebelum pelepasan bola untuk mencetak gol.

• Berakhir ketika bola telah meninggalkan tangan pemain, atau jika tindakan menembak
yang sama sekali baru dilakukan dan, dalam kasus penembak di udara, kedua kaki telah
kembali ke lantai.

15.1.4 Tidak ada hubungan antara jumlah langkah hukum yang diambil dengan tindakan
penembakan.
15.1.5 Selama tindakan menembak, tangan pemain mungkin dipegang oleh lawan,
sehingga mencegahnya mencetak gol. Dalam hal ini tidak penting bahwa bola
meninggalkan tangan pemain.

15.1.6 Ketika seorang pemain dalam tindakan menembak dan setelah dilanggar dia
mengoper bola, dia tidak lagi dianggap menembak.

Pasal. 16 Gol: Saat dibuat dan nilainya

16.1 Definisi

16.1.1 Gol terjadi ketika bola hidup masuk ke keranjang dari atas dan tetap berada di
dalam atau melewati keranjang seluruhnya.

16.1.2 Bola dianggap berada di dalam keranjang jika bagian terkecil dari bola berada di
dalam keranjang dan di bawah permukaan ring.

16.2 Aturan

16.2.1 Sebuah gol dikreditkan ke tim yang menyerang keranjang lawan di mana bola
telah masuk sebagai berikut:

• Gol yang dilepaskan dari lemparan bebas dihitung 1 poin.

• Gol yang dilepaskan dari area gawang 2 poin dihitung 2 poin.

• Sebuah gol yang dilepaskan dari area gawang 3 poin dihitung 3 poin.

• Setelah bola menyentuh ring pada free-throw terakhir dan secara sah disentuh oleh
pemain mana pun sebelum masuk ke keranjang, gol dihitung 2 poin.

16.2.2 Jika seorang pemain secara tidak sengaja mencetak gol lapangan di keranjang
timnya, gol tersebut dihitung 2 poin dan akan dicatat di lembar skor sebagai telah
dicetak oleh kapten tim lawan di lapangan permainan.

16.2.3 Jika seorang pemain dengan sengaja mencetak field goal di keranjang timnya,
itu merupakan pelanggaran dan gol tidak dihitung.

16.2.4 Jika seorang pemain menyebabkan seluruh bola melewati keranjang dari
bawah, itu merupakan pelanggaran.

16.2.5 Jam permainan atau jam tembakan harus menunjukkan 0,3 (3 persepuluh detik)
atau lebih bagi seorang pemain untuk menguasai bola pada lemparan ke dalam
atau pada bola pantul setelah lemparan bebas terakhir untuk mencoba tembakan
untuk mencetak gol. Jika jam pertandingan atau jam tembakan menunjukkan 0.2
atau 0.1 satu-satunya jenis field goal yang sah yang dibuat adalah dengan
mengetuk atau mencelupkan bola secara langsung, dengan syarat tangan
pemain tidak lagi menyentuh bola saat jam pertandingan atau jam tembakan
menunjukkan 0.0.

Pasal. 17 Throw-in

17.1 Definisi

17.1.1 Throw-in terjadi ketika bola dioper ke dalam lapangan permainan oleh pemain di
luar lapangan yang melakukan throw-in.

17.2 Prosedur

17.2.1 Seorang wasit harus menyerahkan atau menempatkan bola pada pegangan
pemain yang melakukan lemparan. Ia juga boleh melempar atau memantulkan
bola dengan syarat:

• Wasit tidak lebih dari 4 m dari pemain yang melakukan lemparan ke dalam.

• Pemain yang melakukan lemparan ke dalam berada di tempat yang benar seperti yang
ditentukan oleh wasit.

17.2.2 Pemain harus melakukan lemparan ke dalam dari tempat terdekat dengan
pelanggaran atau di mana permainan dihentikan, kecuali tepat di belakang
papan pantul.

17.2.3 Pada awal semua kuarter selain kuarter pertama dan semua perpanjangan
waktu, lemparan harus dilakukan dari perpanjangan garis tengah, di seberang
meja pencetak angka. Pemain yang melakukan lemparan ke dalam harus
memiliki satu kaki di kedua sisi garis tengah yang diperpanjang, di seberang
meja pencatat angka, dan berhak mengoper bola ke rekan setimnya di
sembarang tempat di lapangan permainan.

17.2.4 Ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada kuarter
keempat atau perpanjangan waktu, setelah time-out yang diambil oleh tim yang
berhak menguasai bola dari lapangan belakangnya, pelatih kepala tim tersebut
telah hak untuk memutuskan apakah permainan akan dilanjutkan dengan
lemparan ke dalam dari garis lemparan ke dalam di lapangan depan tim atau dari
lapangan belakang tim di tempat terdekat di mana permainan dihentikan.

17.2.5 Setelah personal foul yang dilakukan oleh pemain dari tim yang menguasai bola
hidup, atau tim yang berhak atas bola, permainan akan dilanjutkan dengan
throw-in dari tempat terdekat dengan pelanggaran.

17.2.6 Setelah technical foul, permainan akan dilanjutkan dengan throw-in dari tempat
terdekat dimana bola berada ketika technical foul dilakukan, kecuali dinyatakan
lain dalam peraturan ini.
17.2.7 Setelah unsportsmanlike atau disqualifying foul, permainan akan dilanjutkan
dengan throw-in dari garis throw-in di frontcourt tim, kecuali dinyatakan lain
dalam peraturan ini.

17.2.8 Setelah pertarungan, permainan akan dilanjutkan seperti yang dinyatakan


dalam pasal. 39.

17.2.9 Kapanpun bola masuk ke keranjang, tetapi field goal atau free-throw tidak sah,
permainan akan dilanjutkan dengan throw-in dari perpanjangan garis free-throw.

17.2.10 Setelah field goal yang berhasil atau free-throw terakhir yang berhasil:

• Setiap pemain dari tim yang tidak mencetak angka harus melakukan throw-in dari
tempat manapun di belakang garis akhir tim tersebut. Hal ini juga berlaku setelah wasit
menyerahkan atau menempatkan bola di tangan pemain yang melakukan throw-in
setelah time-out atau setelah interupsi apa pun dari permainan setelah field goal yang
berhasil atau free-throw terakhir yang berhasil.

• Pemain yang melakukan lemparan ke dalam dapat bergerak ke samping dan/atau ke


belakang dan bola dapat dioper di antara rekan satu timnya di belakang garis akhir,
tetapi hitungan 5 detik dimulai saat bola berada di tangan pemain pertama yang keluar
dari lapangan.

17.3 Aturan

17.3.1 Pemain yang melakukan throw-in tidak boleh:

• Mengambil lebih dari 5 detik untuk melepaskan bola.

• Masuk ke lapangan permainan sambil memegang bola di tangannya.

• Menyebabkan bola menyentuh di luar lapangan, setelah dilepaskan pada lemparan.

• Sentuh bola di lapangan permainan sebelum menyentuh pemain lain.

• Menyebabkan bola masuk langsung ke keranjang.

• Bergerak dari tempat lemparan ke dalam yang ditentukan di belakang garis batas
secara menyamping dalam satu atau kedua arah, melebihi jarak total 1 m sebelum
melepaskan bola. Namun, ia diizinkan untuk bergerak langsung mundur dari garis batas
sejauh keadaan memungkinkan.

17.3.2 Selama lemparan ke dalam, pemain lain tidak boleh:

• Memiliki bagian tubuh mereka yang melewati garis batas sebelum bola dilempar ke
dalam melintasi garis batas.
• Lebih dekat dari 1 m ke pemain yang melakukan lemparan ke dalam ketika jarak
lemparan ke dalam kurang dari 2 m antara garis batas dan penghalang di luar lapangan.

17.3.3 Ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada kuarter
keempat dan di setiap perpanjangan waktu, dan ada lemparan ke dalam, wasit
harus menggunakan sinyal garis batas sebagai peringatan saat melakukan
lemparan ke dalam .

Jika seorang pemain bertahan:

• Menggerakkan setiap bagian tubuhnya melewati garis batas untuk mengganggu


lemparan ke dalam, atau

• Lebih dekat dari 1 m ke pemain yang melakukan lemparan ke dalam saat jarak
lemparan ke dalam kurang dari 2 m jarak, itu adalah pelanggaran dan akan
menyebabkan technical foul.

Sebuah pelanggaran Pasal. 17.3 adalah violation.

17.4 Penalti

Bola diberikan kepada lawan untuk lemparan ke dalam dari tempat lemparan awal.

Artikel 18 - Time Out

18.1 Definition
Time-out adalah sebuah interupsi dari permainan yang diminta oleh kepala pelatih atau
asisten pelatih pertama.
18.2 Aturan
18.2.1 Setiap timeout dilakukan hanya 1 menit.
18.2.2 Time-out boleh diberikan ketika masih memiliki kesempatan time-out.
18.2.3 Kesempatan time-out dimulai ketika :
● Untuk kedua tim bola menjadi mati, waktu permainan berhenti dan wasit telah
berhenti untuk berkomunikasi dengan meja scorer.
● Untuk kedua tim, bola menjadi mati diikuti keberhasilan free-throw terakhir.
● Untuk tim yang tidak mencetak angka, field goal dibuat.
18.2.4 Kesempatan time-out berakhir ketika bola berada di tangan pemain untuk lemparan ke
dalam atau untuk lemparan bebas pertama.
18.2.5 Setiap tim dapat diberikan :
● 2 time-out ketika babak pertama.
● 3 time-out ketika babak kedua dengan maksimum dua time out ketika
pertandingan menunjukkan waktu 2:00 menit atau kurang pada quarter keempat.
● 1 time-out pada setiap overtime.
18.2.6 Waktu time-out tidak bisa diakumulasikan pada paruh babak berikutnya atau overtime.
18.2.7 Time-out Time-out dibebankan pada tim yang pelatih kepalanya terlebih dahulu
membuat permintaan kecuali jika: time-out diberikan setelah gol lapangan yang dicetak
oleh lawan dan tanpa pelanggaran yang disebut.
18.2.8 Time-out tidak akan diizinkan untuk tim yang mencetak angka ketika jam pertandingan
menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada kuarter keempat dan di setiap over-time dan,
setelah tembakan yang berhasil kecuali jika wasit menghentikan permainan.
18.3 Prosedur
18.3.1 Hanya kepala pelatih atau asisten pelatih pertama yang memiliki hak untuk meminta
time-out. Dia harus melakukan kontak visual dengan meja pencetak angka atau dia
akan pergi ke meja pencetak angka dan meminta dengan jelas untuk time-out, membuat
tanda konvensional yang tepat dengan tangannya.
18.3.2 Time-out yang diminta boleh dibatalkan hanya sebelum sinyal pewaktu permainan
berbunyi untuk permintaan tersebut.
18.3.3 Periode time-out :
● Dimulai ketika wasit meniup peluit dan memberikan sinyal time-out.
● Diakhiri ketika wasit meniup peluit dan mengundang pemain untuk kembali ke
lapangan permainan.
18.3.4 segera setelah kesempatan time-out dimulai, pewaktu harus membunyikan sinyal untuk
memberitahu wasit bahwa tim meminta time-out.
18.3.5 Ketika time-out dan ketika jeda waktu sebelum mulai permainan pada kuarter dua dan
empat atau pada setiap overtime, pemain akan meninggalkan lapangan permainan dan
duduk di bangku tim dan semua orang yang diizinkan duduk di bangku tim diperboleh
masuk ke lapangan permainan asalkan tetap berada di dekat area bangku tim mereka.
18.3.6 Jika permintaan untuk timeout diminta oleh tim Jika permintaan untuk time-out dilakukan
oleh salah satu tim setelah bola berada di tangan penembak free-throw untuk free-throw
pertama, time-out akan diberikan jika:
● Free-throw terakhir berhasil
● Free-throw terakhir gagal dan diikuti dengan lemparan ke dalam.
● Pelanggaran terjadi diantara free-throw. Dalam kasus ini free-throw harus selesai
dan time-out diizinkan sebelum pelanggaran baru dicatat, kecuali dinyatakan
sebaliknya dalam peraturan ini.
● Sebuah pelanggaran terjadi sebelum bola menjadi hidup dan setelah free-throw
terakhir. Dalam kasus ini, time-out diperbolehkan sebelum pelanggaran baru
diberikan.
● Violation foul terjadi sebelum bola menjadi hidup dan setelah free-throw terakhir.
Dalam kasus ini time-out diperbolehkan sebelum diberikan lemparan ke dalam.

Dalam hal terjadi lemparan bebas dan/atau penguasaan bola berturut-turut yang
dihasilkan dari lebih dari 1 hukuman foul, setiap set harus diperlakukan secara
terpisah.

Artikel 19 - Pergantian pemain

19.1 Definisi
Pergantian pemain adalah sebuah interupsi dalam permainan yang diminta oleh pemain
pengganti untuk menjadi pemain di lapangan.
19.2 Aturan
19.2.1 Sebuah tim diperbolehkan mengganti pemain dalam kesempatan pergantian pemain.
19.2.2 Kesempatan pergantian pemain dimulai ketika :
● Untuk kedua tim, bola dalam keadaan mati, waktu permainan berhenti dan wasit
mengakhiri komunikasinya dengan meja pencetak angka.
● Untuk kedua tim, bola menjadi mati setelah free-throw terakhir.
● Untuk tim yang tidak mencetak angka, field goal dicetak ketika jam pertandingan
menunjukkan 2:00 menit atau kurang di kuarter keempat dan di setiap perpanjangan
waktu
19.2.3 Kesempatan pergantian pemain berakhir ketika bola berada di tangan pemain untuk
melakukan lemparan kedalam atau free-throw.
19.2.4 Pemain yang menjadi pemain pengganti dana pemain pengganti yang menjadi pemain
tidak dapat masuk kembali ke permainan atau meninggalkan permainan sampai bola
menjadi mati kembali, setelah waktu permainan berjalan, kecuali :
● Tim dikurangi menjadi kurang dari 5 pemain di lapangan permainan.
● Pemain yang berhak atas free-throw sebagai akibat dari koreksi kesalahan ada di
bangku cadangan tim setelah diganti secara sah.
19.2.5 Pergantian pemain tidak akan diizinkan untuk tim yang mencetak angka saat jam
pertandingan berhenti setelah field goal yang berhasil ketika jam pertandingan
menunjukkan menit 2:00 atau kurang pada kuarter keempat dan pada setiap overtime
kecuali jika wasit telah menginterupsi permainan.
19.2.6 Jika pemain menerima perawatan atau bantuan apa pun, dia harus diganti kecuali
tim dikurangi menjadi kurang dari 5 pemain di lapangan permainan.

19.3 Prosedur
19.3.1 Hanya pemain pengganti yang berhak meminta penggantian. Dia (bukan pelatih kepala
atau asisten pelatih pertama) akan pergi ke meja pencetak gol dan meminta dengan
jelas untuk pergantian pemain, membuat tanda konvensional yang tepat dengan
tangannya, atau duduk di kursi pengganti. Dia harus segera siap bermain.
19.3.2 permintaan penggantian hanya dapat dibatalkan sebelum sinyal pengatur waktu
berbunyi untuk permintaan seperti itu.
19.3.3 Segera setelah kesempatan pergantian pemain dimulai, pengatur waktu akan
membunyikan sinyalnya untuk memberi tahu wasit bahwa permintaan untuk pergantian
pemain telah dilakukan.
19.3.4 Pemain pengganti harus tetap berada di luar garis batas sampai wasit meniupkan
peluit, memberikan sinyal pergantian pemain dan memanggilnya untuk memasuki
lapangan permainan.
19.3.5 Pemain yang diganti diperbolehkan untuk langsung masuk ke bangku cadangan timnya
tanpa melaporkan baik ke timer atau wasit.
19.3.6 Pergantian harus diselesaikan secepat mungkin. Seorang pemain yang telah melakukan
5 pelanggaran atau telah didiskualifikasi harus segera diganti (mengambil tidak lebih
dari 30 detik). Jika, menurut penilaian wasit, ada penundaan permainan, time-out
19.3.7 Jika pergantian diminta selama time-out atau selama jeda permainan selain dari jeda
paruh waktu, pemain pengganti harus melapor ke pengatur waktu sebelum memasuki
permainan.
19.3.8 Jika penembak free-throw harus diganti karena dia:
• Terluka, atau
• Telah melakukan 5 pelanggaran, atau
• Telah didiskualifikasi,
lemparan bebas harus dilakukan oleh pemain penggantinya yang tidak boleh diganti lagi
sampai dia bermain di fase clock-running game berikutnya.
19.3.9 Jika permintaan pergantian pemain dilakukan oleh salah satu tim dari penembak free-
throw untuk free-throw pertama, penggantian akan diberikan jika:
• Lemparan bebas terakhir berhasil.
• Free-throw terakhir, jika tidak berhasil, diikuti dengan throw-in.
• Sebuah pelanggaran disebut antara lemparan bebas. Dalam hal ini lemparan bebas
adalah selesai, dan pergantian pemain harus diizinkan sebelum hukuman pelanggaran
baru dilakukan diselenggarakan, kecuali dinyatakan lain dalam peraturan ini.
• Sebuah foul dilakukan sebelum bola menjadi hidup setelah free-throw terakhir. Pada
kasus ini substitusi harus diizinkan sebelum hukuman foul yang baru diberikan.
• Pelanggaran dilakukan sebelum bola menjadi hidup setelah free-throw terakhir. Di
dalam dalam hal pergantian pemain harus diizinkan sebelum lemparan ke dalam
dilakukan. Dalam hal terjadi lemparan bebas dan/atau penguasaan bola berturut-turut
yang dihasilkan dari lebih dari 1 hukuman foul, setiap set harus diperlakukan secara
terpisah.
Pasal. 20 Game kalah karena forfeit
20.1 Aturan
Sebuah tim akan kalah dalam permainan dengan forfeit jika:
• Tim tidak hadir atau tidak dapat menurunkan 5 pemain siap bermain 15 menit setelah
pertandingan dijadwalkan akan dimulai.
• Tindakannya mencegah permainan dimainkan.
• Menolak bermain setelah diinstruksikan oleh kepala kru.
20.2 Penalti
20.2.1 Permainan diberikan kepada lawan dan skor akan menjadi 20 sampai 0. Selanjutnya, tim yang
kalah akan menerima 0 poin klasifikasi.
20.2.2 Untuk seri 2-game (kandang dan tandang) total poin (skor agregat) dan untuk PlayOff
(best of 3), tim yang kalah pada game pertama, kedua, atau ketiga akan kehilangan seri
atau Play-Off dengan 'kehilangan'. Ini tidak berlaku untuk Play-Off (terbaik dari 5 dan
terbaik dari 7).
20.2.3 Jika dalam sebuah turnamen tim kalah untuk kedua kalinya, tim tersebut akan
didiskualifikasi dari turnamen dan hasil dari semua permainan yang dimainkan oleh tim
ini akan dibatalkan.

Pasal. 21 Kekalahan akibat default


21.1 Aturan
Sebuah tim akan kalah dalam permainan secara default jika, selama pertandingan, tim
memiliki kurang dari 2 pemain di lapangan permainan yang siap bermain.
21.2 Penalti
21.2.1 Jika tim yang mendapat permainan unggul, skor akan tetap berlaku seperti saat
pertandingan dihentikan. Jika tim yang diberikan permainan tidak unggul, skor akan
menjadi 2 sampai 0 untuk kemenangannya. Tim yang gagal akan menerima 1 poin
klasifikasi.
21.2.2 Untuk seri poin total 2 pertandingan (kandang dan tandang) (skor keseluruhan), tim
yang default di game pertama atau di game kedua akan kalah seri dengan 'default'
ATURAN LIMA – PELANGGARAN
Pasal. 22 Pelanggaran
22.1 Definisi
Pelanggaran adalah pelanggaran aturan.
22.2 Penalti
Bola akan diberikan kepada lawan untuk lemparan ke dalam dari tempat terdekat
dengan pelanggaran, kecuali tepat di belakang papan pantul, kecuali dinyatakan lain
dalam peraturan ini.
Pasal. 23 Pemain di luar lapangan dan bola di luar lapangan
23.1 Definisi
23.1.1 Seorang pemain berada di luar lapangan jika ada bagian tubuhnya yang bersentuhan
dengan lantai, atau benda apapun selain pemain di atasnya, pada atau di luar garis
batas.
23.1.2 Bola berada di luar lapangan ketika menyentuh:
• Seorang pemain atau orang lain yang berada di luar lapangan.
• Lantai atau benda apapun di atas, di atas atau di luar garis batas.
• Penyangga papan belakang, bagian belakang papan pantul atau benda apapun di atas
lapangan permainan.
23.2 Aturan
23.2.1 Bola disebabkan keluar lapangan oleh pemain terakhir yang menyentuh atau disentuh
oleh bola sebelum bola keluar lapangan, bahkan jika bola kemudian keluar lapangan
dengan menyentuh sesuatu yang lain daripada seorang pemain.
23.2.2 Jika bola berada di luar lapangan karena disentuh atau disentuh oleh pemain yang pada
atau di luar garis batas, pemain ini menyebabkan bola keluar lapangan.
23.2.3 Jika seorang pemain bergerak ke luar lapangan atau ke backcourt-nya selama
memegang bola, situasi jump ball terjadi.
Pasal. 24 Menggiring Bola
24.1 Definisi
24.1.1 Menggiring bola adalah pergerakan bola hidup yang disebabkan oleh seorang pemain
yang sedang menguasai bola yang melempar, mengetuk, menggulung atau
memantulkan bola ke lantai.
24.1.2 Menggiring bola dimulai ketika seorang pemain, setelah menguasai bola hidup dalam
permainan lapangan melempar, mengetuk, menggulingkan atau memantulkannya ke
lantai dan menyentuhnya lagi sebelum menyentuh pemain lain.
Menggiring bola berakhir ketika pemain menyentuh bola dengan kedua tangan secara
bersamaan atau membiarkan bola berhenti dengan satu atau kedua tangan. Selama
menggiring bola, bola boleh dilempar ke udara asalkan bola menyentuh lantai atau
pemain lain sebelum pemain siapa yang melemparkannya menyentuhnya lagi dengan
tangannya. Tidak ada batasan jumlah langkah yang boleh diambil seorang pemain
ketika bola tidak menyentuh tangannya.
24.1.3 Seorang pemain yang secara tidak sengaja kalah dan kemudian mendapatkan kembali
penguasaan bola hidup di lapangan permainan dianggap meraba-raba bola
24.1.4 Berikut ini bukan dribble:
• Tembakan berturut-turut untuk mencetak gol.
• Meraba-raba bola di awal atau di akhir dribble.
• Mencoba menguasai bola dengan mengetuknya dari sekitar pemain lain.
• Menekan bola dari kendali pemain lain.
• Membelokkan operan dan menguasai bola.
• Melempar bola dari tangan ke tangan dan membiarkannya berhenti dengan satu atau
kedua tangan sebelum menyentuh lantai, asalkan tidak ada pelanggaran perjalanan
yang dilakukan.
• Melempar bola ke papan pantul dan mendapatkan kembali penguasaan bola.
24.2 Aturan
Seorang pemain tidak boleh melakukan dribble untuk kedua kalinya setelah dribble
pertamanya berakhir kecuali di antara 2 dribble dia kehilangan kendali atas bola hidup di
lapangan permainan karena:
• Tembakan untuk mencetak gol.
• Sentuhan bola oleh lawan.
• Sebuah operan atau fumble yang telah disentuh atau disentuh oleh pemain lain.
Seni. 25 Travelling
25.1 Definisi
25.1.1 Travelling adalah pergerakan ilegal satu kaki atau kedua kaki di luar batas yang
digariskan dalam pasal ini, ke segala arah, sambil memegang bola hidup di lapangan
permainan.
25.1.2 Pivot adalah gerakan yang sah di mana seorang pemain yang memegang bola hidup di
lapangan bermain melangkah sekali atau lebih dari sekali ke segala arah dengan kaki
yang sama, sedangkan kaki lainnya, yang disebut kaki pivot, dipertahankan pada titik
kontaknya dengan lantai.
25.2 Aturan
25.2.1 Menetapkan pivot foot oleh pemain yang menangkap bola hidup di lapangan
permainan:
• Seorang pemain yang menangkap bola sambil berdiri dengan kedua kaki di lantai:
- Saat satu kaki diangkat, kaki lainnya menjadi kaki poros.
- Untuk memulai dribble, kaki pivot tidak boleh diangkat sebelum bola dilepaskan dari
tangan.
- Untuk mengoper atau menembak untuk mencetak gol, pemain boleh melompat dari
kaki pivot, tetapi tidak ada kaki yang boleh dikembalikan ke lantai sebelum bola
dilepaskan dari tangan.
• Seorang pemain yang menangkap bola saat dia maju, atau setelah selesai menggiring
bola, dapat mengambil dua langkah untuk berhenti, mengoper atau menembak bola:
- Jika, setelah menerima bola, seorang pemain harus melepaskan bola ke mulai
menggiring bola sebelum langkah kedua.
- Langkah pertama terjadi ketika satu kaki atau kedua kaki menyentuh lantai setelah
menguasai bola.
- Langkah kedua terjadi setelah langkah pertama ketika kaki yang lain menyentuh
lantai atau kedua kaki menyentuh lantai secara bersamaan.
- Jika pemain yang berhenti pada langkah pertamanya memiliki kedua kakinya di
lantai atau mereka menyentuh lantai secara bersamaan, ia dapat melakukan pivot
menggunakan salah satu kaki sebagai kaki pivotnya. Jika dia kemudian melompat
dengan kedua kaki, tidak ada kaki yang bisa kembali ke lantai sebelum bola
dilepaskan dari tangan.
Pasal. 26 3 detik
26.1 Aturan
26.1.1 Seorang pemain tidak boleh berada di daerah terlarang lawan selama lebih dari 3 detik
berturut-turut saat timnya sedang menguasai bola hidup di lapangan depan dan jam
pertandingan sedang berjalan.
26.1.2 Kelonggaran harus dibuat untuk pemain yang:
• Mencoba meninggalkan area terlarang.
• Berada di daerah terlarang ketika dia atau rekan setimnya sedang melakukan tindakan
menembak dan bola keluar atau baru saja meninggalkan tangan pemain pada tembakan
untuk mencetak gol.
• Menggiring bola di area terlarang untuk mencetak gol lapangan setelah berada di sana
selama kurang dari 3 detik berturut-turut.
26.1.3 Untuk menempatkan dirinya di luar daerah terlarang, pemain harus meletakkan kedua
kakinya di lantai di luar daerah terlarang.
Pasal. 27 Pemain yang dijaga ketat
27.1 Definisi
Seorang pemain yang sedang memegang bola hidup di lapangan permainan dijaga
ketat ketika seorang lawan berada dalam posisi jaga yang sah pada jarak tidak lebih dari
1 m.
27.2 Aturan
Seorang pemain yang dijaga ketat harus mengoper, menembak atau menggiring bola
dalam waktu 5 detik.
Pasal. 28 8 detik
28.1 Aturan
28.1.1 Kapanpun:
• Seorang pemain di backcourt menguasai bola hidup, atau
• Pada throw-in, bola menyentuh atau secara sah disentuh oleh pemain mana pun di
backcourt dan tim dari pemain tersebut melakukan lemparan ke dalam tetap menguasai
bola di lapangan belakangnya,
tim tersebut harus membuat bola masuk ke lapangan depannya dalam waktu 8 detik.
28.1.2 Tim menyebabkan bola masuk ke lapangan depan setiap kali:
• Bola, yang tidak berada dalam kendali pemain manapun, menyentuh frontcourt.
• Bola menyentuh atau disentuh secara sah oleh pemain penyerang yang kedua kakinya
benar-benar bersentuhan dengan frontcourt-nya.
• Bola menyentuh atau disentuh secara sah oleh pemain bertahan yang bagian
tubuhnya bersentuhan dengan backcourt-nya.
• Bola menyentuh wasit yang bagian tubuhnya bersentuhan dengan frontcourt dari tim
yang menguasai bola.
• Selama menggiring bola dari backcourt ke frontcourt, bola dan kedua kaki dribbler
benar-benar bersentuhan dengan frontcourt.
28.1.3 Periode 8 detik akan berlanjut dengan sisa waktu ketika tim yang sama yang
sebelumnya menguasai bola diberikan lemparan ke dalam di lapangan belakang,
sebagai akibat dari:
• Bola keluar lapangan .
• Seorang pemain dari tim yang sama mengalami cedera.
• Sebuah technical foul yang dilakukan oleh tim tersebut.
• Situasi bola lompat.
• Sebuah pelanggaran ganda.
• Pembatalan hukuman yang sama pada kedua tim.
Pasal. 29 24 detik
29.1 Aturan
29.1.1 Kapanpun:
• Seorang pemain menguasai bola hidup di lapangan permainan,
• Pada lemparan ke dalam, bola menyentuh atau disentuh secara sah oleh pemain
mana pun di lapangan permainan dan tim darinya pemain yang melakukan lemparan ke
dalam tetap menguasai bola, tim tersebut harus melakukan percobaan tembakan untuk
mencetak gol dalam waktu 24 detik.
Untuk membuat suatu tembakan menjadi field goal dalam waktu 24 detik:
• Bola harus meninggalkan tangan pemain sebelum sinyal jam tembakan berbunyi, dan
• Setelah bola meninggalkan tangan pemain, bola harus menyentuh ring atau masuk
keranjang.
29.1.2 Ketika sebuah tembakan untuk mencetak gol dilakukan menjelang akhir periode 24 detik
dan sinyal waktu tembakan berbunyi saat bola berada di udara:
• Jika bola masuk ke keranjang, tidak ada pelanggaran yang terjadi, sinyal tersebut akan
diabaikan dan gol akan dihitung.
• Jika bola menyentuh ring tetapi tidak masuk ke keranjang, tidak ada pelanggaran yang
terjadi, sinyal akan diabaikan dan permainan akan dilanjutkan.
• Jika bola meleset dari ring, telah terjadi pelanggaran. Namun, jika lawan mendapatkan
penguasaan bola dengan segera dan jelas, sinyal akan diabaikan dan permainan akan
dilanjutkan. Ketika papan belakang dilengkapi dengan pencahayaan kuning di
sepanjang perimeternya di bagian atas, pencahayaan lebih diutamakan daripada suara
sinyal jam bidikan.
Semua batasan yang terkait dengan goaltending dan interferensi akan berlaku.
29.2 Prosedur
29.2.1 Shot clock akan diatur ulang setiap kali permainan dihentikan oleh wasit:
• Untuk pelanggaran atau pelanggaran (bukan untuk bola yang keluar lapangan) oleh
tim yang tidak menguasai bola,
• Untuk alasan apapun yang sah oleh tim yang tidak menguasai bola,
• Untuk alasan yang sah tidak berhubungan dengan salah satu tim.
Dalam situasi ini, penguasaan bola akan diberikan kepada tim yang sama yang
sebelumnya menguasai bola. Jika lemparan ke dalam kemudian dilakukan di tim
tersebut:
• Backcourt, shot clock akan direset menjadi 24 detik.
• Frontcourt, shot clock akan direset sebagai berikut:
- Jika 14 detik atau lebih ditampilkan pada saat permainan dihentikan, jam tembakan
tidak akan direset, tetapi akan berlanjut dari waktu permainan dihentikan.
- Jika 13 detik atau kurang ditampilkan pada jam tembakan pada saat permainan
dihentikan, jam tembakan akan diatur ulang ke 14 detik.
Namun, jika permainan dihentikan oleh wasit karena alasan yang sah yang tidak
berhubungan dengan salah satu tim dan, menurut penilaian wasit, pengaturan ulang
waktu tembakan akan menempatkan lawan pada posisi yang kurang menguntungkan,
jam tembakan akan dilanjutkan dari waktu yang ditentukan. itu dihentikan.
29.2.2 Shot clock akan diatur ulang setiap kali throw-in diberikan kepada tim lawan setelah
permainan dihentikan oleh wasit karena pelanggaran (termasuk untuk bola yang keluar
lapangan) yang dilakukan oleh tim yang menguasai bola.
Shot clock juga akan diatur ulang jika tim penyerang baru diberikan throw-in sesuai
dengan prosedur penguasaan bola bergantian.
Jika lemparan ke dalam kemudian dilakukan di tim tersebut:
• Backcourt, shot clock akan direset ke 24 detik baru.
• Frontcourt, shot clock akan direset menjadi 14 detik.
29.2.3 Kapanpun permainan dihentikan oleh wasit karena technical foul yang dilakukan oleh
tim yang menguasai bola, permainan akan dilanjutkan dengan throw-in dari tempat
terdekat dimana permainan dihentikan. Shot clock tidak akan direset tetapi akan terus
berlanjut sejak dihentikan.
29.2.4 Ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada kuarter keempat
atau perpanjangan waktu, setelah time-out yang diambil oleh tim yang berhak
menguasai bola dari lapangan belakangnya, kepala pelatih tim tersebut ber hak untuk
memutuskan apakah permainan akan dilanjutkan dengan lemparan ke dalam dari garis
lemparan ke dalam di lapangan depan tim atau dari lapangan belakang tim di tempat
terdekat di mana permainan dihentikan.
Setelah time-out, lemparan ke dalam harus dilakukan sebagai berikut:
• Jika akibat bola keluar lapangan dan jika dari tim:
- Backcourt, shot clock akan berlanjut sejak dihentikan.
- Frontcourt: Jika shot clock menunjukkan 13 detik atau kurang, itu akan berlanjut
sejak dihentikan. Jika shot clock menunjukkan 14 detik atau lebih, itu harus direset
ke 14 detik.
• Jika sebagai akibat dari pelanggaran atau pelanggaran (bukan karena bola keluar
lapangan) dan jika dari tim:
- Backcourt, shot clock akan direset menjadi 24 detik.
- Frontcourt, shot clock harus direset menjadi 14 detik.

• Jika time-out dilakukan oleh tim yang memiliki penguasaan bola baru, dan jika dari tim
tersebut:
- Backcourt, shot clock akan direset menjadi 24 detik.
- Frontcourt, shot clock harus direset menjadi 14 detik.
29.2.5 Ketika tim diberikan lemparan ke dalam dari garis lemparan ke dalam di lapangan depan
tim sebagai bagian dari penalti untuk pelanggaran yang tidak sportif atau diskualifikasi,
waktu tembakan akan diatur ulang menjadi 14 detik.
29.2.6 Setelah bola menyentuh ring basket lawan, shot clock akan diatur ulang ke:
• 24 detik, jika tim lawan menguasai bola.
• 14 detik, jika tim yang menguasai bola adalah tim yang sama yang menguasai bola
sebelum bola menyentuh ring.
29.2.7 Jika sinyal shot clock berbunyi salah saat sebuah tim menguasai bola atau tidak ada tim
yang menguasai bola, sinyal tersebut akan diabaikan dan permainan akan dilanjutkan.
Namun, jika dalam penilaian wasit, tim yang menguasai bola ditempatkan pada posisi
yang tidak menguntungkan, permainan akan dihentikan, shot clock harus dikoreksi dan
penguasaan bola akan diberikan kepada tim tersebut.
Pasal. 30 Bola kembali ke lapangan belakang
30.1 Definisi
30.1.1 Sebuah tim sedang menguasai bola hidup di frontcourt-nya ketika:
• Seorang pemain dari tim tersebut menyentuh frontcourt-nya dengan kedua
kakinya sambil menahan, menangkap, atau menggiring bola di frontcourt-nya,
atau
• Bola dioper di antara para pemain tim tersebut di frontcourt-nya.
30.1.2 Sebuah tim yang menguasai bola hidup di frontcourt telah menyebabkan bola
dikembalikan secara tidak sah ke backcourtnya, jika seorang pemain dari tim tersebut
adalah yang terakhir menyentuh bola di frontcourt-nya dan bola kemudian pertama kali
disentuh oleh pemain dari tim itu:
• Siapa yang bagian tubuhnya bersentuhan dengan backcourt, atau
• Setelah bola menyentuh backcourt tim tersebut. Pembatasan ini berlaku untuk
semua situasi di lapangan depan tim, termasuk lemparan ke dalam. Namun, itu
tidak berlaku untuk pemain yang melompat dari frontcourt-nya, membentuk
kontrol tim baru saat masih mengudara dan kemudian mendarat dengan bola di
backcourt timnya.
30.2 Aturan
Suatu tim yang sedang menguasai bola hidup di frontcourt-nya tidak boleh
menyebabkan bola dikembalikan secara tidak sah ke backcourt-nya.
30.3 Penalti
Bola akan diberikan kepada tim lawan untuk lemparan ke dalam di lapangan depan dari
tempat terdekat dengan pelanggaran kecuali tepat di belakang papan pantul.
Pasal. 31 Goaltending dan Interferensi
31.1 Definisi
31.1.1 Tembakan untuk field goal atau free-throw:
• Dimulai saat bola meninggalkan tangan pemain yang sedang melakukan aksi
menembak.
• Berakhir saat bola:
- Memasuki keranjang langsung dari atas dan tetap berada di dalam keranjang atau
melewati keranjang seluruhnya.
- Tidak lagi memiliki kemungkinan untuk masuk keranjang.
- Menyentuh ring.
- Menyentuh lantai.

31.2 Aturan
31.2.1 Goaltending terjadi selama tembakan untuk field goal ketika seorang pemain menyentuh
bola saat bola sepenuhnya berada di atas level ring dan:
• Bola sedang meluncur ke bawah menuju keranjang, atau
• Setelah menyentuh papan pantul.
31.2.2 Goaltending terjadi selama tembakan untuk lemparan bebas ketika seorang pemain
menyentuh bola saat sedang terbang ke keranjang dan sebelum menyentuh ring.
31.2.3 Pembatasan goaltending berlaku sampai:
• Bola tidak lagi memiliki kemungkinan untuk masuk ke keranjang.
• Bola telah menyentuh ring.
31.2.4 Interferensi terjadi ketika:
• Setelah tembakan untuk mencetak gol atau lemparan bebas terakhir, seorang pemain
menyentuh keranjang atau papan pantul saat bola bersentuhan dengan ring.
• Setelah free-throw diikuti dengan free-throw tambahan, seorang pemain menyentuh
bola, keranjang atau papan pantul selama masih ada kemungkinan bola akan masuk
keranjang.
• Seorang pemain melompat melalui keranjang dari bawah dan menyentuh bola.
• Seorang pemain bertahan menyentuh bola atau keranjang saat bola berada di dalam
keranjang, sehingga mencegah bola melewati keranjang.
• Seorang pemain menyebabkan keranjang bergetar atau memegang keranjang
sedemikian rupa sehingga, menurut penilaian wasit, bola telah dicegah memasuki
keranjang atau telah menyebabkan masuk ke keranjang.
• Seorang pemain memegang keranjang dan memainkan bola.
31.2.5 Ketika:
• Seorang wasit meniup peluitnya saat:
- Bola berada di tangan pemain yang sedang melakukan aksi menembak, atau
- Bola dalam keadaan melayang pada tembakan untuk mencetak gol atau pada free-
throw terakhir,
• Sinyal waktu permainan telah berbunyi untuk akhir kuarter atau perpanjangan waktu,
Tidak ada pemain yang boleh menyentuh bola setelah menyentuh ring selama bola
masih memiliki kemungkinan untuk masuk ke keranjang. Semua batasan yang terkait
dengan goaltending dan interferensi akan berlaku.
31.3 Penalti
31.3.1 Jika pelanggaran dilakukan oleh pemain ofensif, tidak ada poin yang bisa diberikan.
Bola akan diberikan kepada lawan untuk throw-in dari perpanjangan garis free-throw,
kecuali dinyatakan lain dalam peraturan ini.
31.3.2 Jika pelanggaran dilakukan oleh pemain bertahan, tim penyerang diberikan:
• 1 poin, jika bola dilepaskan untuk lemparan bebas.
• 2 poin, jika bola dilepaskan dari area gawang 2 poin.
• 3 poin, jika bola dilepaskan dari area gawang 3 poin. Pemberian poin dianggap seolah-
olah bola telah masuk keranjang.
31.3.3 Jika goaltending dilakukan oleh pemain bertahan selama free-throw terakhir, 1 poin
akan diberikan kepada tim penyerang, diikuti dengan penalti technical foul yang
dibebankan pada pemain bertahan.
ATURAN ENAM – Pelanggaran
Pasal. 32 Pelanggaran
32.1 Definisi
32.1.1 Pelanggaran adalah pelanggaran aturan mengenai kontak pribadi yang tidak sah
dengan lawan dan/atau perilaku tidak sportif.
32.1.2 Sejumlah pelanggaran dapat dilakukan dalam sebuah tim. Terlepas dari hukumannya,
setiap pelanggaran akan dibebankan, dicatat pada lembar skor pada pelanggar dan
dihukum sesuai dengan aturan ini.
Pasal. 33 Kontak: Prinsip umum
33.1 Prinsip silinder
Prinsip silinder didefinisikan sebagai ruang di dalam silinder imajiner yang ditempati oleh
seorang pemain di lantai. Dimensi ini, dan jarak antara kakinya, akan bervariasi sesuai
dengan tinggi dan ukuran pemain. Ini termasuk ruang di atas pemain dan dibatasi pada
batas silinder pemain bertahan atau pemain penyerang tanpa bola yaitu:
• Bagian depan dengan telapak tangan,
• Bagian belakang dengan bokong, dan
• Bagian belakang sisi tepi luar lengan dan kaki.
Tangan dan lengan dapat direntangkan di depan badan tidak lebih jauh dari posisi kaki
dan lutut, dengan lengan ditekuk pada siku sehingga lengan bawah dan tangan
terangkat dalam posisi menjaga yang sah.
Pemain bertahan tidak boleh memasuki silinder pemain penyerang dengan bola dan
menyebabkan kontak ilegal ketika pemain penyerang mencoba permainan bola basket
normal di dalam silindernya. Batas-batas silinder pemain penyerang dengan bola
adalah:
• Bagian depan dengan kaki, lutut dan lengan ditekuk, memegang bola di atas pinggul,
• Bagian belakang, dan
• Bagian samping dengan tepi luar siku dan kaki. Pemain penyerang dengan bola harus
diberi ruang yang cukup untuk permainan bola basket normal di dalam silindernya.
Permainan bola basket secara umum termasuk memulai menggiring bola, berputar,
menembak, dan mengoper. Pemain penyerang tidak dapat merentangkan kaki atau
lengannya di luar silindernya dan menyebabkan kontak ilegal dengan pemain bertahan
untuk mendapatkan ruang tambahan.
33.2 Prinsip Vertikal
Selama permainan, setiap pemain berhak menempati posisi (silinder) apa pun di
lapangan permainan yang belum ditempati oleh lawan. Prinsip ini melindungi ruang di
lantai yang ia tempati dan ruang di atasnya ketika ia melompat secara vertikal di dalam
ruang itu.
Segera setelah pemain meninggalkan posisi vertikalnya (silinder) dan kontak tubuh
terjadi dengan lawan yang telah menetapkan posisi vertikalnya sendiri (silinder), pemain
yang meninggalkan posisi vertikalnya (silinder) bertanggung jawab atas kontak tersebut.
Pemain bertahan tidak boleh dihukum karena meninggalkan lantai secara vertikal (di
dalam silindernya) atau tangan dan lengannya direntangkan di atasnya di dalam
silindernya sendiri.
Pemain penyerang, baik di lantai atau di udara, tidak boleh menyebabkan kontak
dengan pemain bertahan dalam posisi penjagaan yang sah dengan:
• Menggunakan lengannya untuk menciptakan lebih banyak ruang bagi dirinya sendiri
(mendorong).
• Melebarkan kaki atau lengannya untuk menyebabkan kontak selama atau segera
setelah tembakan untuk mencetak gol.
33.3 Posisi penjagaan yang sah
Seorang pemain bertahan telah menetapkan posisi penjagaan awal yang sah ketika:
• Ia menghadap lawannya, dan
• Kedua kakinya berada di lantai.
Posisi penjagaan yang sah memanjang vertikal di atasnya (silinder) dari lantai hingga ke
langit-langit. Dia dapat mengangkat lengan dan tangannya di atas kepalanya atau
melompat secara vertikal tetapi dia harus mempertahankannya dalam posisi vertikal di
dalam silinder imajiner.
33.4 Menjaga pemain yang menguasai bola
Saat menjaga pemain yang menguasai (memegang atau menggiring) bola, unsur waktu
dan jarak tidak berlaku. Pemain dengan bola harus berharap untuk dijaga dan harus
siap untuk berhenti atau mengubah arahnya setiap kali lawan mengambil posisi
penjagaan awal yang sah di depannya, bahkan jika ini dilakukan dalam sepersekian
detik.
Pemain penjaga (bertahan) harus menetapkan posisi penjagaan awal yang sah tanpa
menyebabkan kontak sebelum mengambil posisinya.
Setelah pemain bertahan telah menetapkan posisi awal penjagaan yang sah, dia boleh
bergerak untuk menjaga lawannya, tetapi dia tidak boleh merentangkan lengan, bahu,
pinggul, atau kakinya untuk mencegah pemain yang menggiring bola melewatinya.
Ketika menilai situasi charge/block yang melibatkan pemain dengan bola, wasit harus
menggunakan prinsip-prinsip berikut:
• Pemain bertahan harus menetapkan posisi awal penjagaan yang sah dengan
menghadap pemain dengan bola dan meletakkan kedua kaki di lantai.
• Pemain bertahan dapat tetap diam, melompat vertikal, bergerak ke samping atau
ke belakang untuk mempertahankan posisi awal penjagaan yang sah.
• Saat bergerak untuk mempertahankan posisi awal penjagaan yang sah, satu
kaki atau kedua kaki boleh turun dari lantai untuk sesaat, selama gerakannya ke
samping atau ke belakang, tetapi tidak ke arah pemain yang membawa bola.
• Kontak harus terjadi pada batang tubuh, dalam hal ini pemain bertahan akan
dianggap berada di tempat kontak terlebih dahulu.
• Setelah menetapkan posisi penjagaan yang sah, pemain bertahan dapat
berbelok ke dalam silindernya untuk menghindari cedera. Dalam salah satu
situasi di atas, kontak akan dianggap disebabkan oleh pemain dengan bola.
33.5 Menjaga seorang pemain yang tidak menguasai bola
Seorang pemain yang tidak menguasai bola berhak untuk bergerak bebas di lapangan
permainan dan mengambil posisi apapun yang belum ditempati oleh pemain lain.
Ketika menjaga seorang pemain yang tidak menguasai bola, unsur waktu dan jarak
harus diterapkan. Seorang pemain bertahan tidak dapat mengambil posisi begitu dekat
dan/atau begitu cepat di jalur lawan yang bergerak sehingga lawan tersebut tidak
memiliki waktu atau jarak yang cukup untuk menghentikan atau mengubah arahnya.
Jarak berbanding lurus dengan kecepatan lawan, tetapi tidak pernah kurang dari 1
langkah normal.
Jika seorang pemain bertahan tidak menghormati unsur waktu dan jarak dalam
mengambil posisi penjagaan awal yang sah dan terjadi kontak dengan lawan, dia
bertanggung jawab atas kontak tersebut.
Setelah pemain bertahan telah menetapkan posisi awal penjagaan yang sah, dia boleh
bergerak untuk menjaga lawannya. Dia tidak boleh mencegahnya lewat dengan
mengulurkan tangan, bahu, pinggul, atau kakinya di jalannya. Dia mungkin berputar di
dalam silindernya untuk menghindari cedera.
33.6 Seorang pemain yang berada di udara
Seorang pemain yang telah melompat ke udara dari suatu tempat di lapangan
permainan berhak untuk mendarat lagi di tempat yang sama.
Dia berhak untuk mendarat di tempat lain di lapangan permainan dengan ketentuan
bahwa tempat pendaratan dan jalur langsung antara take-off dan tempat mendarat
belum ditempati oleh lawan pada saat take-off.
Jika seorang pemain telah lepas landas dan mendarat tetapi momentumnya
menyebabkan dia menyentuh lawan yang telah mengambil posisi penjagaan yang sah di
luar tempat mendarat, pelompat bertanggung jawab atas kontak tersebut
Seorang lawan tidak boleh bergerak ke jalur pemain setelah pemain itu melompat ke
udara.
Bergerak di bawah pemain yang berada di udara dan menyebabkan kontak biasanya
merupakan pelanggaran yang tidak sportif dan dalam keadaan tertentu dapat menjadi
pelanggaran diskualifikasi.
33.7 Screening: Legal dan ilegal
Screening adalah suatu usaha untuk menunda atau mencegah seorang lawan tanpa
bola mencapai posisi yang diinginkan di lapangan permainan.
Screening yang sah adalah ketika pemain yang melakukan screening terhadap lawan:
• Tidak bergerak (di dalam silindernya) saat terjadi kontak.
• Memiliki kedua kaki di lantai saat terjadi kontak.
Screening ilegal adalah ketika pemain yang screening lawan:
• Bergerak ketika terjadi kontak.
• Tidak memberikan jarak yang cukup dalam mengatur layar di luar bidang pandang
lawan yang tidak bergerak saat terjadi kontak.
• Tidak menghormati unsur waktu dan jarak gerak lawan saat terjadi kontak.
Jika screening dilakukan di dalam bidang pandang lawan yang tidak bergerak (depan
atau samping), penyaring dapat melakukan screening sedekat mungkin dengannya
sesuai keinginan, asalkan tidak ada kontak.
Jika screening dilakukan di luar bidang pandang lawan yang tidak bergerak, screener
harus mengizinkan lawan untuk mengambil 1 langkah normal menuju layar tanpa
melakukan kontak.
Jika lawan sedang bergerak, unsur waktu dan jarak akan berlaku. Screener harus
menyisakan ruang yang cukup agar pemain yang sedang diputar dapat menghindari
layar dengan menghentikan atau mengubah arah. Jarak yang dibutuhkan tidak pernah
kurang dari 1 dan tidak pernah lebih dari 2 langkah normal.
Seorang pemain yang disaring secara hukum bertanggung jawab atas setiap kontak
dengan pemain yang telah menyetel layar.
33.8 Charging
Charging adalah kontak pribadi yang tidak sah, dengan atau tanpa bola, dengan
mendorong atau bergerak ke dalam tubuh lawan.
33.9 Blocking
Blocking adalah kontak pribadi yang tidak sah yang menghambat kemajuan lawan
dengan atau tanpa bola. Seorang pemain yang mencoba melakukan screen melakukan
blocking foul jika terjadi kontak saat dia bergerak dan lawannya diam atau mundur
darinya. Jika seorang pemain mengabaikan bola, menghadap lawan dan menggeser
posisinya saat lawan bergeser, ia terutama bertanggung jawab atas setiap kontak yang
terjadi, kecuali ada faktor lain yang terlibat. Ungkapan 'kecuali ada faktor lain yang
terlibat' mengacu pada dorongan, pengisian, atau penahanan yang disengaja terhadap
pemain yang sedang diputar.
Adalah sah bagi seorang pemain untuk menjulurkan lengan atau sikunya ke luar
silindernya dalam mengambil posisi di lantai tetapi mereka harus dipindahkan ke dalam
silindernya ketika seorang lawan mencoba untuk melewatinya. Jika lengan atau siku
berada di luar silindernya dan terjadi kontak, itu menghalangi atau menahan.
33.10 Area setengah lingkaran
Area setengah lingkaran dibuat di lapangan permainan dengan tujuan untuk
menentukan area khusus untuk interpretasi situasi charge/blok di bawah ring. Pada
setiap permainan penetrasi ke dalam area setengah lingkaran, setiap kontak yang
disebabkan oleh pemain penyerang di udara dengan pemain bertahan di dalam
setengah lingkaran tidak akan disebut sebagai pelanggaran ofensif, kecuali jika pemain
penyerang secara ilegal menggunakan tangan, lengan, kaki atau bagian tubuh. Aturan
ini berlaku ketika:
• Pemain penyerang sedang menguasai bola saat mengudara, dan
• Ia mencoba melakukan tembakan untuk mencetak gol atau mengoper bola, dan
• Pemain bertahan memiliki satu kaki atau kedua kaki yang bersentuhan dengan
pemain lawan. muatan daerah setengah lingkaran.
33.11 Menyentuh lawan dengan tangan dan/atau lengan
Menyentuh tangan lawan dengan sendirinya belum tentu merupakan pelanggaran.
Wasit harus memutuskan apakah pemain yang menyebabkan kontak tersebut
memperoleh keuntungan. Jika kontak yang disebabkan oleh seorang pemain dengan
cara apapun membatasi kebebasan bergerak lawan, kontak tersebut adalah
pelanggaran.
Penggunaan tangan atau lengan yang diperpanjang secara tidak sah terjadi ketika
pemain bertahan dalam posisi menjaga dan tangan atau lengannya diletakkan di atas
dan tetap bersentuhan dengan lawan dengan atau tanpa bola , untuk menghambat
kemajuannya. Menyentuh atau 'menusuk' lawan dengan atau tanpa bola berulang kali
adalah pelanggaran, karena dapat menyebabkan permainan kasar.
Merupakan pelanggaran oleh pemain penyerang dengan bola untuk:
• 'Mengait' atau melingkarkan lengan atau siku di sekitar pemain bertahan untuk
mendapatkan keuntungan.
• 'Push off' untuk mencegah pemain bertahan bermain atau mencoba memainkan bola,
atau untuk menciptakan lebih banyak ruang untuk dirinya sendiri.
• Menggunakan lengan atau tangan yang diperpanjang, saat menggiring bola, untuk
mencegah lawan menguasai bola.
Merupakan pelanggaran oleh pemain penyerang tanpa bola untuk 'mendorong' untuk:
• Bebas menangkap bola.
• Mencegah pemain bertahan bermain atau mencoba memainkan bola.
• Ciptakan lebih banyak ruang untuknya.
33.12 Post play
Prinsip vertikalitas (prinsip silinder) berlaku juga untuk post play. Pemain penyerang di
posisi tiang dan pemain bertahan yang menjaganya harus saling menghormati hak satu
sama lain atas posisi vertikal (silinder).
Ini adalah pelanggaran oleh pemain ofensif atau defensif di posisi tiang untuk
menyandarkan atau menyingsingkan lawannya keluar dari posisinya atau mengganggu
kebebasan bergerak lawannya dengan menggunakan lengan, bahu, pinggul, kaki, atau
bagian tubuh lainnya yang dijulurkan.
33.13 Penjagaan ilegal dari belakang
Penjagaan ilegal dari belakang adalah kontak pribadi dengan lawan, oleh pemain
bertahan, dari belakang. Fakta bahwa pemain bertahan mencoba memainkan bola tidak
membenarkan kontaknya dengan lawan dari belakang.
33.14 Holding
Holding adalah kontak pribadi ilegal dengan lawan yang mengganggu kebebasan
bergeraknya. Kontak (pemegangan) ini dapat terjadi dengan bagian tubuh mana pun.
33.15 Pushing
Pushing adalah kontak pribadi yang tidak sah dengan bagian tubuh manapun dimana
seorang pemain secara paksa menggerakkan atau mencoba untuk menggerakkan
lawan dengan atau tanpa bola.
33.16 Pemalsuan Pelanggaran (Fake being foulded)
Fake being foulded adalah tindakan apa pun yang dilakukan pemain untuk
mensimulasikan bahwa dia telah dilanggar atau untuk membuat gerakan teatrikal yang
dilebih-lebihkan untuk menciptakan pendapat bahwa dia dilanggar dan oleh karena itu
memperoleh keuntungan.
Pasal. 34 Personal foul
34.1 Definisi
34.1.1 Personal foul adalah kontak tidak sah seorang pemain dengan lawan, baik bola hidup
atau mati. Seorang pemain tidak boleh menahan, memblokir, mendorong, mengisi,
menjegal atau menghalangi kemajuan lawan dengan mengulurkan tangan, lengan, siku,
bahu, pinggul, kaki, lutut atau kaki, atau dengan menekuk tubuhnya ke posisi 'abnormal'.
(di luar silindernya), dia juga tidak boleh terlibat dalam permainan kasar atau kekerasan.
34.2 Penalti
Personal foul akan dibebankan pada pelaku.
34.2.1 Jika pelanggaran dilakukan pada pemain yang tidak dalam tindakan shooting:
• Permainan akan dilanjutkan dengan lemparan ke dalam oleh tim yang tidak melakukan
pelanggaran di tempat terdekat dengan pelanggaran.
• Jika tim yang melanggar berada dalam situasi penalti team foul, maka Pasal. 41
berlaku.
34.2.2 Jika pelanggaran dilakukan pada seorang pemain dalam tindakan menembak, pemain
tersebut akan diberikan sejumlah lemparan bebas sebagai berikut:
• Jika tembakan yang dilepaskan dari area gawang berhasil, gol akan dihitung dan,
tambahan, 1 lemparan bebas.
• Jika tembakan yang dilepaskan dari area gawang 2 angka tidak berhasil, 2 lemparan
bebas.
• Jika tembakan yang dilepaskan dari area gawang 3 angka tidak berhasil, 3 lemparan
bebas.
• Jika pemain dilanggar saat, atau sesaat sebelumnya, sinyal waktu pertandingan
berbunyi untuk akhir kuarter atau perpanjangan waktu atau saat, atau sesaat
sebelumnya, sinyal jam tembakan berbunyi, saat bola masih berada di tangan pemain
dan field goal berhasil, gol tidak akan dihitung dan 2 atau 3 free-throw akan diberikan.
Pasal. 35 Double foul
35.1 Definisi
35.1.1 Double foul adalah situasi dimana 2 lawan melakukan personal atau
unsportsmanlike/disqualifying foul satu sama lain pada waktu yang hampir bersamaan.
35.1.2 Untuk menganggap 2 pelanggaran sebagai pelanggaran ganda, kondisi berikut harus
diterapkan: • Kedua pelanggaran adalah pelanggaran pemain.
• Kedua pelanggaran melibatkan kontak fisik.
• Kedua foul terjadi antara 2 lawan yang sama yang saling melakukan foul.
• Kedua foul adalah 2 personal atau kombinasi dari pelanggaran yang tidak sportif dan
diskualifikasi.
35.2 Penalti
Pelanggaran pribadi atau tidak sportif/diskualifikasi akan dikenakan pada setiap
pelanggar. Tidak ada lemparan bebas yang akan diberikan dan permainan akan
dilanjutkan sebagai berikut:
Jika pada waktu yang hampir bersamaan dengan pelanggaran ganda:
• Gol lapangan yang sah, atau lemparan bebas terakhir dicetak, bola akan diberikan
kepada yang tidak mencetak gol tim untuk lemparan ke dalam dari tempat mana pun di
belakang garis akhir tim tersebut.
• Sebuah tim menguasai bola atau berhak atas bola, bola akan diberikan kepada tim ini
untuk lemparan ke dalam dari tempat terdekat dengan pelanggaran.
• Tidak ada tim yang menguasai bola dan tidak berhak atas bola, terjadi situasi jump
ball.
Pasal. 36 Pelanggaran teknis (Technical foul )
36.1 Aturan perilaku
36.1.1 Perilaku permainan yang tepat menuntut kerjasama penuh dan setia dari para pemain,
pelatih kepala, asisten pelatih, pemain pengganti, pemain yang dikecualikan dan
anggota delegasi yang menyertainya dengan wasit, panitia dan komisaris.
36.1.2 Setiap tim harus melakukan yang terbaik untuk mengamankan kemenangan, tetapi ini
harus dilakukan dengan semangat sportif dan fair play.
36.1.3 Setiap ketidak kooperatifan sama yang disengaja atau berulang atau ketidakpatuhan
terhadap semangat dan maksud dari aturan ini akan dianggap sebagai technical foul.
36.1.4 Wasit dapat mencegah technical foul dengan memberikan peringatan atau bahkan
mengabaikan pelanggaran kecil yang jelas-jelas tidak disengaja dan tidak berdampak
langsung pada permainan, kecuali ada pengulangan pelanggaran yang sama setelah
peringatan.
36.1.5 Jika sebuah pelanggaran diketahui setelah bola hidup, permainan akan dihentikan dan
technical foul akan dikenakan. Hukuman harus diberikan seolah-olah pelanggaran teknis
telah terjadi pada saat itu dibebankan. Apapun yang terjadi selama jeda antara
pelanggaran dan permainan yang dihentikan akan tetap berlaku.
36.2 Definisi
36.2.1 Technical foul adalah pelanggaran non-kontak pemain yang bersifat perilaku termasuk,
namun tidak terbatas pada:
• Mengabaikan peringatan yang diberikan oleh wasit.
• Berurusan dan/atau berkomunikasi dengan tidak hormat dengan wasit, komisaris,
petugas meja, lawan atau orang yang diizinkan duduk di bangku cadangan.
• Menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menyinggung atau
menghasut penonton.
• Memancing dan mengejek lawan.
• Menghalangi pandangan lawan dengan melambaikan/menempatkan tangannya di
dekat matanya.
• Mengayunkan siku secara berlebihan.
• Menunda permainan dengan sengaja menyentuh bola setelah melewati keranjang atau
dengan mencegah agar lemparan ke dalam atau lemparan bebas tidak dilakukan
dengan segera.
• Pelanggaran palsu.
• Bergantung pada ring sedemikian rupa sehingga berat pemain ditopang oleh ring,
kecuali jika pemain memegang ring sesaat setelah melakukan dunk shot atau, menurut
penilaian wasit, berusaha mencegah cedera pada dirinya sendiri atau pemain lain.
• Goaltending selama free-throw terakhir oleh pemain bertahan. Tim penyerang akan
diberikan 1 poin, diikuti dengan hukuman technical foul yang dibebankan kepada
pemain bertahan.
36.2.2 Pelanggaran teknis oleh siapa pun yang diizinkan duduk di bangku cadangan adalah
pelanggaran karena berkomunikasi secara tidak hormat dengan atau menyentuh wasit,
komisaris, petugas meja atau lawan, atau pelanggaran prosedural atau administratif.
36.2.3 Seorang pemain akan didiskualifikasi untuk sisa permainan jika dia didakwa dengan 2
technical foul, atau 2 unsportsmanlike foul, atau dengan 1 unsportsmanlike foul dan 1
technical foul.
36.2.4 Seorang kepala pelatih akan didiskualifikasi selama sisa pertandingan jika:
• Ia didakwa dengan 2 technical foul ('C') sebagai akibat dari perilaku pribadinya yang
tidak sportif.
• Dia didakwa dengan 3 technical foul, baik semuanya ('B') atau salah satunya ('C'),
sebagai akibat dari perilaku tidak sportif dari orang lain yang diizinkan duduk di bangku
cadangan tim.
36.2.5 Jika seorang pemain atau pelatih kepala didiskualifikasi berdasarkan Pasal. 36.2.3 atau
Pasal. 36.2.4, technical foul itu akan menjadi satu-satunya foul yang akan dihukum dan
tidak ada hukuman tambahan untuk diskualifikasi yang akan diberikan.
36.3 Penalti
36.3.1 Jika technical foul dilakukan:
• Oleh seorang pemain, technical foul akan dibebankan kepadanya sebagai player foul
dan akan dihitung sebagai salah satu team foul.
• Oleh siapapun yang diizinkan duduk di bangku cadangan, technical foul akan
dibebankan pada kepala pelatih dan tidak akan dihitung sebagai salah satu team foul.
36.3.2 Lawan akan diberikan 1 free-throw. Permainan akan dilanjutkan sebagai berikut:
• Lemparan bebas harus segera dilakukan. Setelah free-throw, throw-in harus dilakukan
oleh tim yang menguasai bola atau yang berhak atas bola ketika technical foul
dilakukan, dari tempat terdekat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
• Lemparan bebas juga harus segera dilaksanakan, terlepas dari apakah urutan
hukuman lain yang mungkin untuk pelanggaran lain telah ditentukan atau apakah
administrasi hukuman telah dimulai. Setelah free-throw karena technical foul, permainan
akan dilanjutkan oleh tim yang menguasai bola atau yang berhak atas bola ketika
technical foul dilakukan, dari tempat di mana permainan telah dihentikan karena adanya
technical foul. .
• Jika field goal yang sah, atau free-throw terakhir, permainan akan dilanjutkan dengan
throw-in dari tempat manapun di belakang endline.
• Jika tidak ada tim yang menguasai bola dan tidak berhak atas bola, situasi jump ball
terjadi.
• Dengan jump ball di tengah lingkaran pada awal kuarter pertama.

Pasal. 37 Unsportmanlike foul


37.1 Definisi
37.1.1 Unsportsmanlike foul adalah kontak pemain yang menurut penilaian wasit adalah:
• Kontak dengan lawan dan secara tidak sah berusaha memainkan bola secara
langsung dalam semangat dan maksud peraturan.
• Kontak keras dan berlebihan yang disebabkan oleh seorang pemain dalam upaya
memainkan bola atau lawan.
• Kontak yang tidak perlu yang disebabkan oleh pemain bertahan untuk menghentikan
kemajuan tim penyerang dalam transisi. Ini berlaku sampai pemain penyerang memulai
tindakan menembaknya.
• Kontak tidak sah yang disebabkan oleh pemain dari belakang atau samping lawan,
yang maju menuju keranjang lawan dan tidak ada pemain lain di antara pemain yang
maju, bola dan keranjang. Ini berlaku sampai pemain penyerang memulai tindakan
menembaknya.
• Kontak oleh pemain bertahan pada lawan di lapangan permainan saat jam
pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada kuarter keempat dan di setiap
perpanjangan waktu, saat bola berada di luar lapangan untuk lemparan ke dalam dan
masih dalam tangan wasit atau pemain yang melakukan lemparan ke dalam.
37.1.2 Wasit harus menafsirkan pelanggaran yang tidak sportif secara konsisten sepanjang
pertandingan dan hanya menilai tindakannya.
37.2 Penalti
37.2.1 Pelanggaran yang tidak sportif akan dikenakan sanksi.
37.2.2 Lemparan bebas akan diberikan kepada pemain yang dilanggar, diikuti dengan:
• Lemparan ke dalam dari garis lemparan ke dalam di lapangan depan tim.
• Bola lompat di tengah lingkaran pada awal kuarter pertama.
Jumlah lemparan bebas akan diberikan sebagai berikut:
• Jika pelanggaran dilakukan pada pemain yang tidak dalam tindakan menembak: 2
lemparan bebas.
• Jika pelanggaran dilakukan pada seorang pemain dalam tindakan menembak: gol, jika
dibuat, akan dihitung dan, sebagai tambahan, 1 lemparan bebas.
• Jika pelanggaran dilakukan pada seorang pemain dalam tindakan menembak dan gol
tidak terjadi, 2 atau 3 lemparan bebas.
37.2.3 Seorang pemain akan didiskualifikasi selama sisa pertandingan ketika dia didakwa
dengan 2 pelanggaran tidak sportif atau 2 pelanggaran teknis, atau dengan 1
pelanggaran teknis dan 1 pelanggaran tidak sportif.
37.2.4 Jika seorang pemain didiskualifikasi berdasarkan Pasal. 37.2.3, unsportsmanlike foul itu
akan menjadi satu-satunya pelanggaran yang akan dihukum dan tidak ada hukuman
tambahan untuk diskualifikasi yang akan diberikan.
Pasal. 38 Disqualifying foul
38.1 Definisi
38.1.1 Disqualifying foul adalah setiap tindakan tidak sportif yang mencolok oleh pemain,
pemain pengganti, kepala pelatih, asisten pelatih, pemain yang dikeluarkan dan anggota
delegasi yang mendampingi.
38.1.2 Seorang kepala pelatih yang telah menerima pelanggaran diskualifikasi akan digantikan
oleh asisten pelatih pertama seperti yang dimasukkan dalam daftar skor. Jika tidak ada
asisten pelatih pertama yang dimasukkan di lembar penilaian, dia akan digantikan oleh
kapten (CAP).
38.2 Kekerasan
38.2.1 Tindakan kekerasan dapat terjadi selama pertandingan, bertentangan dengan semangat
sportivitas dan fair play. Ini harus segera dihentikan oleh wasit dan, jika perlu, oleh
petugas penegak ketertiban umum.
38.2.2 Kapanpun tindakan kekerasan terjadi yang melibatkan pemain di lapangan permainan
atau di sekitarnya, wasit harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk
menghentikan mereka.
38.2.3 Setiap orang di atas yang bersalah atas tindakan agresi yang mencolok terhadap lawan
atau wasit akan didiskualifikasi. Ketua kru harus melaporkan kejadian tersebut kepada
badan penyelenggara kompetisi.
38.2.4 Aparat penegak ketertiban umum dapat memasuki lapangan permainan hanya jika
diminta oleh wasit. Namun, jika penonton memasuki lapangan permainan dengan
maksud yang jelas untuk melakukan tindakan kekerasan, aparat penegak ketertiban
umum harus segera turun tangan untuk melindungi tim dan wasit.
38.2.5 Semua area di luar lapangan permainan atau sekitarnya, termasuk pintu masuk, pintu
keluar, lorong, ruang ganti, dll., berada di bawah yurisdiksi badan penyelenggara
kompetisi dan petugas penegak ketertiban umum.
38.2.6 Tindakan fisik oleh pemain atau siapa pun yang diizinkan duduk di bangku cadangan,
yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan permainan, tidak boleh diizinkan oleh
wasit. Ketika perilaku seperti ini diamati oleh wasit, pelatih kepala tim yang melakukan
pelanggaran harus diberi peringatan.
Jika tindakan tersebut diulangi, pelanggaran teknis atau bahkan diskualifikasi harus
segera dilakukan pada individu yang terlibat.
38.3 Penalti
38.3.1 Pelanggaran akan dikenakan disqualifying foul.
38.3.2 Kapanpun pelaku didiskualifikasi sesuai dengan pasal masing-masing dari peraturan ini,
dia harus pergi dan tetap berada di ruang ganti timnya selama pertandingan atau, jika
dia mau, dia harus meninggalkan permainan.
38.3.3 Free-throw akan diberikan:
• Kepada lawan mana pun, sebagaimana ditentukan oleh pelatih kepala jika terjadi non-
contact foul.
• Untuk pemain yang dilanggar jika terjadi pelanggaran kontak.
Diikuti oleh:
• Lemparan ke dalam dari garis lemparan ke dalam di lapangan depan tim.
• Bola lompat di tengah lingkaran pada awal kuarter pertama.
38.3.4 Jumlah lemparan bebas akan diberikan sebagai berikut:
• Jika pelanggarannya adalah pelanggaran non-kontak: 2 lemparan bebas.
• Jika pelanggaran dilakukan pada pemain yang tidak dalam tindakan menembak: 2
lemparan bebas.
• Jika pelanggaran dilakukan pada seorang pemain dalam tindakan menembak: gol, jika
dibuat, akan dihitung dan sebagai tambahan 1 free-throw.
• Jika pelanggaran dilakukan pada seorang pemain dalam tindakan menembak dan gol
tidak terjadi: 2 atau 3 lemparan bebas.
• Jika pelanggaran diskualifikasi kepala pelatih: 2 lemparan bebas.
• Jika pelanggaran adalah diskualifikasi dari asisten pertama pelatih, pemain pengganti,
pemain yang dikeluarkan atau anggota delegasi yang menyertainya, pelanggaran ini
dibebankan pada pelatih kepala sebagai pelanggaran teknis: 2 lemparan bebas. Selain
itu, jika diskualifikasi dari asisten pertama pelatih, pemain pengganti, pemain yang
dikecualikan atau anggota delegasi yang menyertai setelah meninggalkan area bangku
tim adalah untuk pPasalisipasi aktif mereka selama pertarungan:
- Untuk setiap pelanggaran diskualifikasi dari asisten pertama pelatih, pemain
pengganti dan pemain yang dikecualikan: 2 lemparan bebas. Semua pelanggaran
diskualifikasi akan dibebankan pada masing-masing pelanggar.
- Untuk setiap pelanggaran diskualifikasi dari anggota delegasi yang mendampingi: 2
lemparan bebas. Semua pelanggaran diskualifikasi akan dibebankan pada kepala
pelatih. Semua hukuman free-throw harus dilaksanakan, kecuali jika ada hukuman
yang sama pada tim lawan untuk dibatalkan.
Pasal. 39 Pertarungan (Fighting)
39.1 Definisi Fighting adalah interaksi fisik antara 2 lawan atau lebih (pemain, pemain
pengganti, pelatih kepala, asisten pelatih, pemain yang dikecualikan dan anggota
delegasi pendamping). Pasal ini hanya berlaku untuk pemain pengganti, pelatih kepala,
asisten pelatih, pemain yang dikecualikan, dan anggota delegasi pendamping yang
meninggalkan batas area bangku cadangan selama pertandingan atau selama situasi
apa pun yang dapat menyebabkan fighting.
39.2 Aturan
39.2.1 Pengganti, pemain yang dikecualikan atau anggota delegasi pendamping yang
meninggalkan area bangku cadangan tim selama prtandingan, atau selama situasi apa
pun yang dapat menyebabkan fighting, akan didiskualifikasi.
39.2.2 Hanya kepala pelatih dan/atau asisten pelatih pertama yang diizinkan meninggalkan
area bangku cadangan tim selama figting, atau selama situasi apa pun yang dapat
menyebabkan fighting, untuk membantu wasit menjaga atau memulihkan ketertiban.
Dalam situasi ini, mereka tidak akan didiskualifikasi.
39.2.3 Jika seorang pelatih kepala dan/atau asisten pelatih pertama meninggalkan area bangku
cadangan dan tidak membantu atau berusaha membantu wasit untuk menjaga atau
memulihkan ketertiban, mereka akan didiskualifikasi.
39.3 Penalti
39.3.1 Terlepas dari jumlah orang yang didiskualifikasi karena meninggalkan area bangku
cadangan, satu technical foul ('B') akan dibebankan pada pelatih kepala.
39.3.2 Jika orang dari kedua tim didiskualifikasi berdasarkan pasal ini dan tidak ada hukuman
pelanggaran lain yang tersisa untuk administrasi, permainan akan dilanjutkan sebagai
berikut. Jika pada waktu yang hampir bersamaan ketika permainan dihentikan karena
fighting:
• Sebuah field goal yang sah atau free-throw terakhir dicetak, bola akan diberikan
kepada tim yang tidak mencetak angka untuk throw-in dari tempat manapun di
belakangnya. garis akhir tim.
• Sebuah tim menguasai bola atau berhak atas bola, bola akan diberikan kepada tim
tersebut untuk lemparan ke dalam dari tempat terdekat dimana bola berada ketika
pertarungan telah dimulai.
• Tidak ada tim yang menguasai bola dan tidak berhak atas bola, terjadi situasi jump
ball.
39.3.3 Semua disqualifying foul akan dicatat pada scoresheet seperti yang dijelaskan dalam
B.8.3 dan tidak akan dihitung sebagai team foul.
39.3.4 Semua kemungkinan hukuman busuk terhadap pemain di lapangan permainan yang
terlibat dalam fighting atau situasi apa pun yang mengarah ke fighting, harus ditangani
sesuai dengan Pasal. 42.
39.3.5 Semua kemungkinan hukuman pelanggaran diskualifikasi terhadap asisten pelatih
pertama, pemain pengganti, pemain yang dikecualikan atau anggota delegasi
pendamping yang terlibat secara aktif dalam suatu fighting atau situasi apa pun yang
mengarah pada suatu fighting, harus dihukum sesuai dengan Pasal. 38.3.4, point
keenam.
ATURAN TUJUH – KETENTUAN UMUM

Pasal. 40 Pelanggaran oleh seorang pemain


40.1 Seorang pemain yang telah melakukan 5 pelanggaran harus diberitahu oleh wasit dan
harus segera meninggalkan permainan. Pemain tersebut akan diganti dalam waktu 30
detik.
40.2 Sebuah pelanggaran oleh seorang pemain yang sebelumnya telah melakukan 5
pelanggaran dianggap sebagai pelanggaran pemain yang didiskualifikasi dan
dibebankan serta dimasukkan ke lembar skor pelatih ('B').
Pasal. 41 Pelanggaran tim: Penalti
41.1 Definisi
41.1.1 Pelanggaran tim adalah personal, teknikal , ketidaksportifan atau diskualifikasi yang
dilakukan oleh seorang pemain. Sebuah tim berada dalam situasi penalti pelanggaran
tim setelah melakukan 4 pelanggaran dalam seperempat babak.
41.1.2 Semua pelanggaran tim yang dilakukan dalam jeda permainan akan dianggap dilakukan
pada kuarter berikutnya atau perpanjangan waktu.
41.1.3 Semua pelanggaran tim yang dilakukan pada setiap perpanjangan waktu akan dianggap
dilakukan pada kuarter keempat.
41.2 Aturan
41.2.1 Ketika sebuah tim berada dalam situasi penalti, semua pelanggaran pribadi pemain
berikut yang dilakukan pada pemain yang tidak dalam tindakan menembak akan
dihukum dengan 2 lemparan bebas, bukan lemparan ke dalam. Pemain yang melakukan
pelanggaran harus mencoba lemparan bebas.
41.2.2 Jika pelanggaran dilakukan oleh seorang pemain dari tim yang menguasai bola hidup,
atau dari tim yang berhak atas bola, pelanggaran tersebut akan dihukum dengan
lemparan ke dalam untuk lawan.
Pasalikel. 42 Situasi khusus
42.1 Definisi
Dalam periode waktu berhenti yang sama yang mengikuti suatu pelanggaran, situasi
khusus dapat muncul ketika pelanggaran tambahan dilakukan.
42.2 Prosedur
42.2.1 Semua pelanggaran akan dikenakan hukuman dan semua hukuman diidentifikasi.
42.2.2 Urutan di mana semua pelanggaran terjadi harus ditentukan.
42.2.3 Semua hukuman yang sama pada tim dan semua hukuman pelanggaran ganda akan
dibatalkan sesuai urutan pemanggilannya. Setelah penalti dimasukkan ke dalam lembar
penilaian dan dibatalkan, penalti dianggap tidak pernah terjadi.
42.2.4 Jika pelanggaran disebut, hukuman itu harus diberikan terlebih dahulu, terlepas dari
apakah urutan hukuman telah ditentukan atau apakah hukuman telah dimulai.
Jika technical foul dilakukan kepada pelatih untuk mendiskualifikasi asisten pelatih
pertama, pemain pengganti, pemain yang didiskualifikasi dan anggota delegasi
pendamping, penalti itu tidak akan diberikan terlebih dahulu. Itu harus diberikan dalam
urutan di mana semua pelanggaran dan pelanggaran telah terjadi, kecuali jika
dibatalkan.
42.2.5 Hak untuk memiliki bola sebagai bagian dari hukuman terakhir yang diberikan akan
membatalkan hak-hak sebelumnya untuk memegang bola.
42.2.6 Setelah bola menjadi hidup pada lemparan bebas pertama atau pada penalti lemparan
ke dalam, penalty tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk membatalkan penalti yang
tersisa.
42.2.7 Semua hukuman yang tersisa harus diberikan dalam urutan di mana mereka dipanggil.
42.2.8 Jika, setelah pembatalan hukuman yang sama pada kedua tim, tidak ada hukuman lain
yang tersisa untuk administrasi, permainan akan dilanjutkan sebagai berikut.
Jika pada waktu yang hampir bersamaan dengan pelanggaran pertama:
• Gol lapangan yang sah atau lemparan bebas terakhir dicetak, bola akan diberikan
kepada tim yang tidak mencetak gol untuk lemparan ke dalam dari tempat mana pun
di belakang garis akhir tim tersebut.
• Sebuah tim menguasai bola atau berhak atas bola, bola akan diberikan kepada tim
ini untuk lemparan ke dalam dari tempat terdekat dengan pelanggaran pertama.
• Tidak ada tim yang menguasai bola dan tidak berhak atas bola, terjadi situasi jump
ball.
Pasalikel. 43 Lemparan Bebas
43.1 Definisi
43.1.1 Lemparan bebas adalah kesempatan yang diberikan kepada seorang pemain untuk
mencetak 1 poin, tanpa perlawanan, dari posisi di belakang garis lemparan bebas dan di
dalam setengah lingkaran.
43.1.2 Satu set lemparan bebas didefinisikan sebagai semua lemparan bebas dan
kemungkinan penguasaan bola bola yang dihasilkan dari hukuman pelanggaran.
43.2 Aturan
43.2.1 Ketika terjadi alas an personal, ketidaksportifan atau pelanggaran yang didiskualifikasi,
lemparan bebas akan diberikan sebagai berikut:
• Pemain yang melakukan pelanggaran harus mencoba lemparan bebas.
• Jika ada permintaan agar pemain tersebut diganti, pemain tersebut harus mencoba
lemparan bebas sebelum meninggalkan permainan.
• Jika pemain tersebut harus meninggalkan permainan karena cedera, melakukan 5
pelanggaran atau didiskualifikasi, pemain penggantinya harus mencoba lemparan
bebas. Jika tidak ada pengganti yang tersedia, rekan setim mana pun yang ditunjuk oleh
ketua pelatihnya harus mencoba lemparan bebas.
43.2.2 Ketika sebuah pelanggaran teknikal dilakukan, setiap anggota tim lawan yang ditunjuk
oleh kepala pelatih harus mencoba lemparan bebas.
43.2.3 Penembak free-throw harus:
• Mengambil posisi di belakang garis free-throw dan di dalam setengah lingkaran.
• Gunakan metode apapun untuk menembak lemparan bebas sedemikian rupa
sehingga bola masuk keranjang dari atas atau bola menyentuh ring.
• Lepaskan bola dalam waktu 5 detik setelah bola diserahkan oleh wasit.
• Tidak menyentuh garis lemparan bebas atau memasuki daerah terlarang sampai
bola telah memasuki keranjang atau telah menyentuh ring.
• Tidak memalsukan lemparan bebas.
43.2.4 Para pemain di tempat rebound free-throw berhak menempati posisi bergantian di ruang
ini, yang dianggap sedalam 1 m
Selama lemparan bebas, para pemain ini tidak boleh:
• Menempati tempat rebound free-throw di mana mereka tidak berhak.
• Masuk ke area terlarang, zona netral atau tinggalkan tempat rebound lemparan bebas
sampai bola telah meninggalkan tangan penembak free-throw.
• Alihkan perhatian penembak lemparan bebas dengan tindakan mereka.
43.2.5 Pemain yang tidak berada di tempat rebound free-throw harus tetap berada di belakang
garis free-throw diperpanjang dan di belakang garis gawang lapangan 3 poin sampai
lemparan bebas berakhir.

43.2.6 Selama free-throw yang akan diikuti oleh satu set free-throw atau throwin lainnya,
semua pemain harus tetap berada di belakang perpanjangan garis free-throw dan di
belakang 3-point garis gawang lapangan.

43.3 Penalti
43.3.1 Jika free-throw berhasil dan pelanggaran dilakukan oleh penembak, poin tidak akan
dihitung. Bola akan diberikan kepada lawan untuk lemparan ke dalam dari garis
lemparan bebas yang diperpanjang, kecuali ada lemparan bebas lebih lanjut atau penalti
penguasaan bola dikelola.
43.3.2 Jika free-throw berhasil dan pelanggaran dilakukan oleh pemain lain daripada
penembak lemparan bebas:
• Poin akan dihitung.
• Pelanggaran harus diabaikan.
Dalam kasus lemparan bebas terakhir, bola akan diberikan kepada lawan untuk
lemparan dari tempat mana pun di belakang garis akhir tim tersebut.
43.3.3 Jika free-throw tidak berhasil dan pelanggaran dilakukan oleh:
• Seorang free-throw shooter atau rekan setimnya pada free-throw terakhir, bola
akan menjadi diberikan kepada lawan untuk lemparan ke dalam dari
perpanjangan garis lemparan bebas kecuali tim tersebut berhak untuk
menguasai lebih lanjut.
• Lawan dari penembak free-throw, free-throw pengganti akan diberikan ke
penembak free-throw.
• Kedua tim, pada free-throw terakhir, terjadi situasi jump ball.
Pasal. 44 Kesalahan yang dapat diperbaiki

44.1 Definisi
Wasit dapat memperbaiki kesalahan jika aturan secara tidak sengaja diabaikan dalam
hal berikut:
• Pemberian free-throw yang tidak layak.
• Gagal memberikan free-throw yang layak.
• Pemberian atau pembatalan poin yang salah.
• Mengizinkan pemain yang salah untuk mencoba lemparan bebas.
44.2 Prosedur umum
44.2.1 Untuk dapat dikoreksi kesalahan tersebut di atas harus diakui oleh wasit, komisaris, jika
hadir, atau petugas meja sebelum bola menjadi live setelah bola mati pertama setelah
jam pertandingan dimulai setelah kesalahan.
44.2.2 Wasit dapat menghentikan permainan segera setelah mengetahui kesalahan yang dapat
diperbaiki selama tidak ada tim yang dirugikan.
44.2.3 Setiap pelanggaran yang dilakukan, poin yang dicetak, waktu yang digunakan dan
aktivitas tambahan yang mungkin terjadi setelah kesalahan terjadi dan sebelum
pengakuannya, akan tetap berlaku.
44.2.4 Setelah koreksi kesalahan, permainan akan dilanjutkan dari tempat semula saat
permainan dihentikan untuk memperbaiki kesalahan, kecuali dinyatakan lain dalam
aturan ini. Bola harus diberikan kepada tim yang berhak atas bola pada saat permainan
dihentikan untuk koreksi kesalahan.
44.2.5 Setelah kesalahan yang masih dapat diperbaiki telah dikenali, dan
 Pemain yang terlibat dalam koreksi kesalahan berada di bangku cadangan setelah
diganti secara sah, dia harus masuk kembali ke lapangan permainan untuk
berpPasalisipasi dalam koreksi kesalahan, di mana dia menjadi pemain.
Setelah menyelesaikan koreksi, pemain tersebut dapat tetap berada dalam permainan
kecuali jika ada peraturan tertentu, dalam hal ini pemain dapat meninggalkan lapangan
bermain.
• Pemain diganti karena cedera, setelah melakukan 5 pelanggaran atau telah
didiskualifikasi, penggantinya harus ikut serta dalam koreksi dari kesalahan.
44.2.6 Kesalahan yang dapat diperbaiki tidak dapat diperbaiki setelah kepala kru
menandatangani lembar skor.
44.2.7 Kesalahan dalam operasi pencatat angka, pencatat waktu, atau shot clock yang
melibatkan skor, jumlah pelanggaran, jumlah time-out, jam permainan dan waktu
tembakan yang digunakan atau dihilangkan, dapat dikoreksi oleh wasit setiap saat
sebelum kepala kru telah menandatangani lembar skor.
44.3 Prosedur khusus
44.3.1 Pemberian lemparan bebas yang tidak layak.
Lemparan bebas yang dicoba sebagai akibat dari kesalahan akan dibatalkan dan
permainan
akan dilanjutkan kembali sebagai berikut:
• Jika jam pertandingan belum dimulai, bola akan diberikan untuk lemparan ke dalam
dari garis lemparan bebas diperluas ke tim yang lemparan bebasnya telah dibatalkan.
• Jika jam permainan telah dimulai dan:
- Tim yang menguasai bola atau berhak atas bola pada saat kesalahan terjadi diakui
adalah tim yang sama yang menguasai bola pada saat terjadi kesalahan, atau tidak
ada tim yang menguasai bola pada saat kesalahan diakui, bola akan diberikan
kepada tim yang berhak atas bola pada saat kesalahan muncul.
• Jika jam permainan telah dimulai dan, pada saat kesalahan didapatkan, tim di
penguasaan bola atau berhak atas bola adalah lawan dari tim yang berada di
penguasaan bola pada saat kesalahan terjadi situasi jump ball.
• Jika jam permainan telah dimulai dan, pada saat kesalahan diketahui, terjadi
pelanggaran penalti yang melibatkan free-throw, free-throw akan diberikan dan bola
akan diberikan untuk lemparan ke dalam kepada tim yang memegang bola pada saat
kesalahan terjadi.
44.3.2 Gagal memberikan free-throw yang layak.
• Jika tidak ada perubahan penguasaan bola setelah kesalahan terjadi, permainan akan
dilanjutkan setelah koreksi kesalahan seperti setelah lemparan bebas terahir.
• Jika tim yang sama mencetak skor setelah diberikan lesempatan untuk memegang
bola untuk lemparan ke dalam, kesalahan akan diabaikan.
44.3.3 Mengizinkan pemain yang salah untuk mencoba lemparan bebas.
Percobaan lemparan bebas, dan penguasaan bola jika bagian dari penalti, harus
dibatalkan dan bola akan diberikan kepada lawan untuk lemparan ke dalam dari garis
lemparan bebas diperpanjang, kecuali permainan dilanjutkan dan dihentikan untuk
koreksi kesalahan atau hukuman untuk pelanggaran lebih lanjut harus diberikan,
didalam hal ini permainan akan dilanjutkan dari tempat dihentikan untuk memperbaiki
kesalahan.

PERATURAN DELAPAN – WASIT, PEJABAT MEJA, KOMISARIS: TUGAS DAN KEKUASAAN


Pasal. 45 Wasit, petugas meja dan komisaris
45.1 Wasit harus seorang kepala kru dan 1 atau 2 wasit. Mereka akan dibantu oleh petugas
meja dan oleh seorang komisaris, jika ada.
45.2 Ofisial meja akan menjadi pencetak gol, asisten pencetak gol, pengatur waktu dan jam
tembakan operator.
45.3 Komisaris harus duduk di antara pencatat angka dan pengatur waktu. Tugas utamanya
selama permainannya adalah mengawasi pekerjaan petugas meja dan membantu
kepala kru dan wasit dalam kelancaran fungsi permainan.
45.4 Wasit dari permainan tertentu tidak boleh terhubung dengan cara apa pun dengan salah
satu tim di lapangan bermain.
45.5 Wasit, ofisial meja dan komisaris harus memimpin permainan dalam sesuai dengan
aturan ini dan tidak memiliki wewenang untuk mengubahnya.
45.6 Seragam wasit terdiri dari baju wasit, celana panjang hitam, hitam kaus kaki dan sepatu
basket hitam.
45.7 Wasit dan petugas meja harus berpakaian seragam.
Pasal. 46 Kepala kru: Tugas dan wewenang
Kepala kru harus:
46.1 Memeriksa dan menyetujui semua peralatan yang akan digunakan selama
pertandingan.
46.2 Menentukan jam permainan resmi, jam tembakan, stopwatch, dan mengenali meja
petugas.
46.3 Pilih bola permainan dari setidaknya 2 bola bekas yang disediakan oleh tim tuan rumah.
Sebaiknya tak satu pun dari bola ini cocok sebagai bola permainan, ia dapat memilih
bola dengan kualitas terbaik tersedia.
46.4 Tidak mengizinkan pemain mana pun untuk memakai benda yang dapat menyebabkan
cedera pada pemain lain.
46.5 Melakukan jump ball di awal kuarter pertama dan bergantian lemparan ke dalam
penguasaan bola di awal kuarter lain dan perpanjangan waktu.
46.6 Memiliki kekuatan untuk menghentikan permainan jika kondisi memungkinkan.
46.7 Memiliki kekuatan untuk menentukan bahwa sebuah tim akan kehilangan permainan.
46.8 Memeriksa lembar skor dengan seksama pada akhir waktu permainan atau setiap saat
wasit merasa diperlukan.
46.9 Menyetujui dan menandatangani lembar penilaian pada akhir waktu permainan,
mengakhiri keputusan wasit dan hubungannya dengan permainan. Kekuasaan wasit
akan dimulai ketika mereka tiba di lapangan permainan 20 menit sebelum pertandingan
dijadwalkan dimulai, dan berakhir ketika sinyal jam permainan berbunyi untuk akhir
permainan sebagaimana disetujui oleh wasit.
46.10 Masuk di sisi sebaliknya dari lembar penilaian, di ruang ganti sebelum menandatangani
lembar penilaian
• Setiap forfeit atau pelanggaran diskualifikasi,
• Setiap perilaku tidak sportif oleh anggota tim, ketua pelatih, asisten pelatih dan
anggota delegasi yang menyertai yang terjadi sebelum 20 menit sebelum pertandingan
dijadwalkan untuk dimulai, atau di antara akhir pertandingan dan persetujuan serta
penandatanganan lembar penilaian.
Dalam kasus seperti itu, kepala kru (atau komisaris, jika ada) harus mengirimkan detail
melapor ke badan penyelenggara kompetisi.
46.11 Membuat keputusan akhir kapan pun diperlukan atau ketika wasit tidak setuju. Untuk
membuat keputusan akhir ia dapat berkonsultasi dengan wasit, komisaris, jika hadir,
dan/atau panitia.
46.12 Untuk permainan yang menggunakan Sistem Putar Ulang Instan, lihat Lampiran F.
46.13 Setelah diberitahu oleh timer, harus meniup peluitnya sebelum peluit pertama dan ketiga
kuarter ketika 3 menit dan 1,5 menit tersisa sampai awal kuarter. Itu kepala kru juga
harus meniup peluitnya sebelum kuarter kedua dan keempat dan masing-masing
perpanjangan waktu ketika 30 detik tersisa hingga awal kuarter dan perpanjangan
waktu.
Pasal. 47 Wasit: Tugas dan Wewenang
47.1 Wasit memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan tentang pelanggaran peraturan
dilakukan baik di dalam atau di luar garis batas termasuk meja pencetak gol, bangku tim
dan area tepat di belakang garis.
47.2 Wasit akan meniup peluit mereka ketika terjadi pelanggaran aturan, seperempat atau
perpanjangan waktu berakhir atau wasit merasa perlu untuk menghentikan permainan.
Wasit tidak boleh meniup peluit mereka setelah bola masuk yang berhasil, lemparan
bebas yang berhasil atau ketika bola menjadi hidup.
47.3 Ketika memutuskan kontak atau pelanggaran, wasit harus, dalam setiap misalnya,
memperhatikan dan menimbang prinsip-prinsip dasar berikut:
• Semangat dan maksud dari peraturan dan kebutuhan untuk menjunjung tinggi
integritas permainan.
• Konsistensi dalam penerapan konsep 'keuntungan/kerugian'. Wasit tidak boleh
mengganggu jalannya pertandingan secara tidak perlu untuk menghukum pribadi yang
tidak memberikan pertanggung jawaban atas keuntungan atau menempatkan lawannya
pada posisi yang tidak menguntungkan.
• Konsistensi dalam penerapan akal sehat untuk setiap permainan, mengingat
kemampuan para pemain yang bersangkutan serta sikap dan tingkah laku mereka
selama permainan.
• Konsistensi dalam menjaga keseimbangan antara kontrol permainan dan permainan
yang mengalir, memiliki 'perasaan' tentang apa yang coba dilakukan oleh para peserta
dan menyebut apa yang tepat untuk permainan.
47.4 Jika protes diajukan oleh salah satu tim, kepala kru (atau komisaris, jika hadir), setelah
menerima alasan protes, melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada: panitia
47.5 Jika seorang wasit terluka atau karena alasan lain tidak dapat melanjutkan tugasnya
dalam waktu 5 menit, permainan akan dilanjutkan. Wasit yang tersisa akan memimpin
sisa pertandingan sendirian kecuali ada kemungkinan mengganti wasit yang cedera
dengan wasit pengganti yang memenuhi syarat. Setelah berkonsultasi dengan panitia,
jika hadir, wasit yang tersisa harus memutuskan kemungkinan penggantian.
47.6 Untuk semua pertandingan internasional, jika komunikasi verbal diperlukan untuk
membuat keputusan jelas, itu harus dilakukan dalam bahasa Inggris.
47.7 Setiap wasit memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan dalam batas-batas
tugasnya, tetapi dia tidak memiliki wewenang untuk mengabaikan atau mempertanyakan
keputusan yang dibuat oleh wasit lain.
47.8 Penerapan dan interpretasi Peraturan Bola Basket Resmi oleh wasit, terlepas dari
apakah keputusan eksplisit dibuat atau tidak, adalah final dan tidak dapat ditentang atau
diabaikan, kecuali dalam kasus di mana protes diperbolehkan (lihat Lampiran C).
Pasal. 48 Pencetak gol dan asisten pencetak gol: Tugas
48.1 Pencatat angka harus dilengkapi dengan lembar penilaian dan harus menyimpan
catatan tentang:
• Tim, dengan memasukkan nama dan nomor pemain yang akan memulai permainan
dan semua pemain pengganti yang memasuki permainan. Ketika ada pelanggaran
aturan tentang pemain untuk memulai permainan, pergantian pemain atau jumlah
pemain, dia harus memberitahu wasit terdekat sesegera mungkin.
• Pelanggaran dibebankan pada setiap pemain. Pencetak gol harus segera memberi
tahu wasit ketika pelanggaran dibebankan pada pemain mana pun. Dia akan
memasukkan pelanggaran yang dibebankan pada masing-masing ketua pelatih dan
harus segera memberi tahu wasit saat pelatih seharusnya didiskualifikasi. Demikian
pula, dia harus segera memberi tahu wasit bahwa seorang pemain harus didiskualifikasi,
jika dia telah melakukan 2 pelanggaran teknis, atau 2 pelanggaran ketidaksportifan, atau
1 pelanggaran teknikal dan 1 ketidaksportifan.
• Time-out. Dia harus memberi tahu wasit tentang kesempatan time-out ketika sebuah
tim telah meminta time-out dan memberi tahu ketua pelatih melalui wasit ketika pelatih
tidak memiliki perpanjangan waktu.
48.2 Asisten pencatat angka akan mengoperasikan papan skor dan membantu pencatat
angka dan pengatur waktu. Jika ada perbedaan antara papan skor dan lembar skor
yang tidak dapat diselesaikan, lembar penilaian harus didahulukan dan scoreboard
harus diperbaiki sebagaimana mestinya.
48.3 Jika kesalahan pencatatan angka diketahui pada lembar skor:
• Selama permainan, pengatur waktu harus menunggu bola mati pertama sebelum
membunyikannya sinyal.
• Setelah waktu permainan berakhir dan sebelum lembar penilaian ditandatangani oleh
kepala kru, kesalahan harus diperbaiki, bahkan jika koreksi ini mempengaruhi hasil akhir
permainan.
• Setelah lembar penilaian ditandatangani oleh crew chief, kesalahan mungkin tidak lagi
dikoreksi. Kepala awak kapal atau komisaris, jika ada, harus mengirimkan laporan rinci
kepada badan penyelenggara kompetisi.
Pasal. 49 Timer: Tugas
49.1 Pengatur waktu harus dilengkapi dengan jam permainan dan stopwatch dan harus:
• Ukur waktu bermain, time-out dan interval bermain.
• Pastikan sinyal jam permainan berbunyi sangat keras dan otomatis di akhir
seperempat atau overtime.
• Gunakan segala cara untuk segera memberitahu wasit jika sinyalnya gagal terdengar
atau tidak terdengar.
• Tunjukkan jumlah pelanggaran yang dilakukan oleh setiap pemain dengan menaikkan,
dengan cara terlihat oleh kedua ketua pelatih, penanda dengan jumlah pelanggaran
yang dilakukan oleh pemain itu.
• Tempatkan penanda pelanggaran tim di meja pencetak gol, di ujung yang paling dekat
dengan bangku tim dalam situasi penalti pelanggaran tim, saat bola menjadi hidup
setelah tim keempat melakukan pelanggaran di kuarter.
• Efek substitusi.
• Bunyikan sinyalnya hanya ketika bola menjadi mati dan sebelum bola menjadi hidup
lagi. Suara sinyalnya tidak menghentikan jam permainan atau permainan juga
menyebabkan bola mati.
49.2 Timer akan mengukur waktu bermain sebagai berikut:
• Memulai jam permainan saat:
- Selama jump ball, bola secara sah diketuk oleh pelompat.
- Setelah lemparan bebas terakhir yang gagal dan bola terus hidup, bola menyentuh
atau disentuh oleh pemain manapun di lapangan permainan. Selama lemparan ke
dalam, bola menyentuh atau disentuh secara sah oleh pemain mana pun di
lapangan bermain.
• Menghentikan jam permainan ketika:
- Waktu berakhir pada akhir seperempat dan perpanjangan waktu, jika tidak
dihentikan secara otomatis oleh jam permainan itu sendiri.
- Wasit meniup peluitnya saat bola masih hidup.
- Gol lapangan dicetak melawan tim yang meminta time-out.
- Gol lapangan dicetak ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang
di kuarter keempat dan di setiap perpanjangan waktu.
- Sinyal berbunyi saat tim sedang menguasai bola.

49.3 Pengatur waktu harus mengukur waktu habis sebagai berikut:


• Memulai stopwatch segera ketika wasit meniup peluitnya dan memberikan sinyal waktu
habis.
• Membunyikan sinyalnya ketika 50 detik time-out telah berlalu.
• Membunyikan sinyalnya ketika time-out telah berakhir.
49.4 Pengatur waktu harus mengukur interval permainan sebagai berikut:
• Memulai stopwatch segera ketika seperempat atau waktu overtime sebelumnya telah
berakhir.
• Memberi tahu wasit sebelum kuarter pertama dan ketiga saat 3 menit dan 1,5 menit
tersisa sampai awal kuarter.
• Membunyikan aba-abanya sebelum kuarter kedua dan keempat dan setiap
perpanjangan waktu ketika 30 detik tersisa sampai awal kuarter atau perpanjangan
waktu.
• Memberikan sinyal ekaligus menghentikan stopwatch segera ketika jeda permainan
telah berakhir.
Pasal. 50 Operator Shot clock: Tugas
50.1 Dimulai atau dimulai ulang ketika:
• Di lapangan permainan, sebuah tim menguasai bola hidup. Setelah itu, sentuhan bola
oleh lawan tidak memulai periode shot clock baru jika tim yang sama tetap menguasai
bola.
• Pada lemparan ke dalam, bola menyentuh atau disentuh secara sah oleh pemain
mana pun di lapangan permainan.
50.2 Dihentikan, tetapi tidak diatur ulang, dengan sisa waktu terlihat, ketika tim yang sama
yang sebelumnya menguasai bola diberikan lemparan ke dalam sebagai akibat dari:
• Bola yang keluar lapangan.
• Seorang pemain dari tim yang sama mengalami cedera.
• Sebuah technical foul yang dilakukan oleh tim tersebut.
• Situasi jump ball (bukan saat bola tertahan di antara ring dan papan pantul).
• Sebuah pelanggaran ganda.
• Pembatalan hukuman yang sama pada kedua tim.
Berhenti, tetapi juga tidak diatur ulang, dengan sisa waktu terlihat, ketika tim yang
sebelumnya menguasai bola diberikan lemparan ke dalam lapangan depan dan 14 detik
atau lebih itampilkan pada waktu tembakan sebagai akibat dari pelanggaran atau
pelanggaran.
50.3 Dihentikan dan diatur ulang ke 24 detik, tanpa tampilan yang terlihat, ketika:
• Bola masuk secara sah ke dalam keranjang.
• Bola menyentuh ring keranjang lawan dan dikuasai oleh tim yang tidak menguasai bola
sebelum menyentuh ring.
• Tim diberikan lemparan ke dalam lapangan belakang:
- Sebagai akibat dari pelanggaran (bukan karena bola keluar lapangan).
- Akibat situasi jump ball untuk tim yang sebelumnya tidak ada penguasaan bola.
- Permainan dihentikan karena tindakan yang tidak berhubungan dengan tim di
penguasaan bola.
- Permainan dihentikan karena tindakan yang tidak berhubungan dengan salah satu
tim, kecuali lawan akan ditempatkan pada posisi yang kurang menguntungkan.
• Tim diberikan free-throw.
50.4 Berhenti dan reset ke 14 detik, dengan 14 detik terlihat, ketika:
• Tim yang sama yang sebelumnya menguasai bola diberikan frontcourt lemparan ke
dalam dan 13 detik atau kurang ditampilkan pada jam tembakan:
- Sebagai akibat dari pelanggaran (bukan karena bola keluar lapangan).
- Permainan dihentikan karena tindakan yang tidak berhubungan dengan tim dalam
penguasaan bola.
- Game dihentikan karena tindakan yang tidak terkait dengan kedua tim, kecuali lawan
akan ditempatkan pada posisi yang kurang menguntungkan.
• Tim yang sebelumnya tidak menguasai bola akan diberikan lemparan ke dalam
lapangan depan sebagai akibat dari:
- Pelanggaran atau pelanggaran pribadi (termasuk untuk bola yang keluar lapangan),
- Situasi jump ball.

• Sebuah tim akan diberikan lemparan ke dalam dari garis lemparan ke dalam di
lapangan depan sebagai hasil dari pelanggaran yang tidak sportif atau diskualifikasi.
• Setelah bola menyentuh ring pada tembakan yang gagal untuk field goal (termasuk
saat bola tertahan di antara ring dan papan pantul), dan lemparan bebas terakhir yang
gagal, atau pada operan, jika tim yang berhasil menguasai kembali bola adalah tim yang
sama yang menguasai bola sebelum bola menyentuh ring.
• Jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang di kuarter keempat atau di
setiap perpanjangan waktu setelah time-out yang diambil oleh tim yang berhak
menguasai bola dari lapangan belakangnya dan ketua pelatih memutuskan bahwa
permainan akan menjadi dilanjutkan dengan lemparan ke dalam untuk timnya dari garis
lemparan ke dalam tim frontcourt dan 14 detik atau lebih ditampilkan pada shot clock
pada saat itu saat jam permainan dihentikan.
50.5 Switched off, setelah bola mati dan jam permainan dihentikan kuarter mana pun atau
perpanjangan waktu ketika ada penguasaan bola baru untuk salah satu tim dan kurang
dari 14 detik pada jam permainan. Waktu pengingat tidak menghentikan jam permainan
atau permainan, juga tidak menyebabkan bola menjadi mati, kecuali jika sebuah tim
sedang menguasai bola.
– SINYAL WASIT--
A.1 Isyarat tangan yang diilustrasikan dalam peraturan ini adalah satu-satunya isyarat wasit
yang sah.
A.2 Saat melaporkan ke meja pencatat angka, sangat disarankan untuk menggunakan
komunikasi secara lisan (dalam permainan internasional dalam bahasa Inggris).
A.3 Adalah penting bahwa panitia mengetahui sinyal-sinyal ini.
Sinyal Waktu Permainan

Sinyal Penilaian
B.1 Lembar penilaian yang ditunjukkan pada Diagram 8 adalah yang disetujui oleh Komisi
Teknis FIBA.
B.2 Terdiri dari 1 asli dan 3 eksemplar, masing-masing dari kertas berwarna berbeda.
Dokumen asli, di atas kertas putih, adalah untuk FIBA. Salinan pertama, di atas kertas
biru, adalah untuk panitia badan kompetisi, salinan kedua, di atas kertas merah muda,
adalah untuk tim pemenang, dan salinan terakhir, di atas kertas kuning, adalah untuk tim
yang kalah.
Catatan:
1. Pencetak gol harus menggunakan 2 pena berwarna berbeda, MERAH untuk pena
pertama dan ketiga kuPasalal dan BIRU atau HITAM untuk kuPasalal kedua dan
keempat. Untuk semua overtime, semua entri harus dibuat dalam warna BIRU atau
HITAM (warna yang sama dengan kuPasalal kedua dan keempat).
2. Lembar penilaian dapat disiapkan dan diisi secara elektronik.
B.3 Setidaknya 40 menit sebelum pertandingan dijadwalkan untuk dimulai, petugas pencatat
angka harus bersiap lembar penilaian dengan cara sebagai berikut:
B.3.1 Dia akan memasukkan nama dari 2 tim di ruang di bagian atas lembar penilaian. Tim 'A'
akan selalu menjadi tim lokal (kandang) atau untuk turnamen atau permainan di
lapangan bermain netral. Tim lainnya adalah tim 'B'.
B.3.2 Dia kemudian akan masuk:
• Nama kompetisi.
• Jumlah permainan.
• Tanggal, waktu dan tempat permainan.
• Nama-nama kepala kru dan wasit serta kebangsaan mereka (kode IOC).

B.3.3 Tim 'A' menempati bagian atas lembar penilaian, tim 'B' menempati bagian bawah.
B.3.3.1 Pada kolom pertama, petugas pncatat harus memasukkan nomor lisensi (3 digit
terakhir) masing-masing pemain, ketua pelatih dan asisten pelatih pertama. Untuk
turnamen, jumlah lisensi hanya akan dimasukkan untuk pertandingan pertama yang
dimainkan oleh tim.
B.3.3.2 Pada kolom kedua, pencatat angka harus memasukkan nama dan inisial
masing-masing pemain di urutan nomor baju, semua dalam huruf kapital BLOK,
menggunakan daftar regu anggota yang disediakan oleh ketua pelatih atau wakilnya.
Kapten dari tim harus dimasukkan dengan (CAP) segera setelah namanya.
B.3.3.3 Jika sebuah tim menampilkan kurang dari 12 pemain, pencatat angka harus
menarik garis melalui spasi untuk nomor lisensi pemain, nama, nomor, pemain yang
terakhir masuk. Jika ada kurang dari 11 pemain, garis horizontal akan ditarik horizontal
sampai mencapai bagian pelanggaran pemain dan lanjutkan secara diagonal ke bagian
bawah.
Diagram 10 Tim di lembar penilaian (sebelum pertandingan)
B.3.4 Di bagian bawah setiap tim, pencatat angka harus masuk (dalam HURUF CAPITAL)
nama ketua pelatih tim dan asisten pelatih pertama.
B.3.5 Di bagian bawah lembar penilaian, pencatat angka harus memasukkan (dalam huruf
kapital BLOK) nama dirinya, asisten pencetak gol, pengatur waktu dan operator jam
tembakan.
B.4 Setidaknya 10 menit sebelum pertandingan dijadwalkan untuk dimulai, setiap ketua
pelatih harus:
B.4.1 Konfirmasi persetujuannya dengan nama dan nomor yang sesuai dari tim anggota.
B.4.2 Konfirmasi nama ketua pelatih dan asisten pelatih pertama. Jika tidak ada kepala pelatih
dan tidak ada asisten pelatih pertama, kapten akan bertindak sebagai pelatih pemain
dan harus dimasukkan dengan (CAP) di belakang namanya.

B.4.3 Masukkan 'x' kecil di samping nomor pemain di kolom 'Pemain di' untuk 5 pemain untuk
memulai permainan.
B.4.4 Menandatangani lembar skor.
kepala tim 'A' harus menjadi yang pertama memberikan informasi di atas.
B.5 Pada awal permainan, pencetak angka harus melingkari 'x' kecil dari 5 pemain di kolom
'Pemain di' di setiap tim untuk memulai permainan.
B.6 Selama permainan, pencatat angka harus menggambar 'x' kecil (tidak dilingkari) saat
pemain pengganti memasuki permainan untuk pertama kalinya sebagai pemain.
B.7 Time-out
B.7.1 Time-out yang diberikan harus dimasukkan pada lembar penilaian dengan memasukkan
menit dari waktu bermain kuarter atau perpanjangan waktu di kotak yang sesuai di
bawah tim nama.
B.7.2 Pada akhir setiap babak dan perpanjangan waktu, kotak yang tidak digunakan harus
ditandai dengan 2 garis horizontal sejajar. Jika tim tidak diberikan time-out pertama
sebelum jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit di kuarter keempat, pencetak gol
harus menandai 2 garis horizontal di kotak pertama untuk babak kedua tim.

Diagram 11 Pemain dalam lembar penilaian (Setelah permainan)


B.8 Pelanggaran
B.8.1 Pelanggaran pemain dapat bersifat pribadi, teknis, tidak sportif atau diskualifikasi dan
harus dilakukan kepada pemain.
B.8.2 Pelanggaran yang dilakukan oleh ketua pelatih, asisten pelatih pertama, pemain
pengganti, pemain yang didiskualifikasi dan anggota delegasi yang menyertainya dapat
bersifat teknis atau diskualifikasi dan harus dilakukan oleh ketua pelatih. Sebagai
tambahan, pelanggaran diskualifikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang masuk
dalam daftar skor dalam suatu pertarungan harus dilakukan kepada pelanggar tersebut.
B.8.3 Semua pelanggaran harus dilakukan sebagai berikut:
B.8.3.1 Personal foul harus dimasukkan dengan 'P'.
B.8.3.2 Sebuah technical foul terhadap seorang pemain harus diberi tanda 'T'.
Pelanggaran teknis kedua juga harus dimasukkan dengan 'T', diikuti oleh 'GD'
untuk diskualifikasi permainan di ruang berikut.
B.8.3.3 Technical foul terhadap ketua pelatih karena perilaku pribadinya yang tidak
sportif harus diberi nilai 'C'. Pelanggaran teknis serupa kedua juga harus
dimasukkan dengan 'C', diikuti oleh 'GD' di tempat berikutnya.
B.8.3.4 Sebuah technical foul terhadap ketua pelatih karena alasan lain akan
dimasukkan dengan 'B'. Pelanggaran teknis ketiga (salah satunya bisa menjadi
'C') harus dimasukkan dengan 'B' atau 'C', diikuti oleh 'GD' di tempat berikutnya.

B.8.3.5 Unsportsmanlike foul terhadap seorang pemain harus dilakukan dengan 'U'.
Unsports manlike foul kedua juga harus dimasukkan dengan 'U', diikuti oleh 'GD'
di kolom berikutnya.

B.8.3.6 Sebuah technical foul pada seorang pemain dengan sebuah unsportsmanlike
foul sebelumnya atau sebuah unsports manlike foul pada seorang pemain
dengan technical foul sebelumnya juga harus dimasukkan dengan 'U' atau 'T'
diikuti dengan sebuah 'GD' di ruang berikutnya.
B.8.3.7 Disqualifying foul akan diberikan dengan 'D'
B.8.3.8 Setiap pelanggaran yang melibatkan lemparan bebas harus dimasukkan dengan
menambahkan jumlah lemparan bebas yang sesuai (1, 2 atau 3) di samping 'P',
'T', 'C', 'B', 'U' atau 'D'.
B.8.3.9 Semua pelanggaran pada kedua tim yang melibatkan hukuman yang sama
harus dibatalkan menurut Pasal.42 dan dimasukkan dengan menambahkan 'c'
kecil di samping 'P', 'T', 'C', 'B', 'U' atau 'D'.
B.8.3.10 Disqualifying foul terhadap asisten pertama pelatih, pemain pengganti, pemain
yang dikeluarkan atau anggota delegasi yang menyertainya, termasuk karena
meninggalkan area bangku cadangan tim dalam suatu pertarungan, akan
dianggap sebagai technical foul terhadap ketua pelatih dengan memasukkan'
B2'.
B.8.3.11 Sebuah 'F' harus dimasukkan, setelah 'D2' atau 'D', di semua ruang tersisa dari
ketua pelatih, asisten pertama pelatih, pemain pengganti atau pemain yang
dikecualikan yang didiskualifikasi dalam pertarungan.
B.8.3.12 Contoh pelanggaran diskualifikasi terhadap ketua pelatih, asisten pertama
pelatih, pemain pengganti, pemain yang dikeluarkan atau anggota delegasi

pendamping:
Disqualifying foul terhadap ketua pelatih akan dicatat sebagai berikut:

Disqualifying foul terhadap asisten pelatih akan dicatat sebagai berikut:

Disqualifying foul terhadap pemain pengganti akan dicatat sebagai berikut:


Dan

Sebuah pelanggaran diskualifikasi pada pemain yang dikecualikan setelah


pelanggaran kelimanya dilakukan sebagai berikut:

Dan

B.8.3.13 Contoh pelanggaran diskualifikasi karena meninggalkan bangku cadangan


tim dalam pertarungan terhadap kepala pelatih, asisten pertama pelatih,
pemain pengganti, pemain yang dikeluarkan atau anggota delegasi
pendamping:
Terlepas dari jumlah orang yang didiskualifikasi karena meninggalkan area
bangku cadangan, satu technical foul 'B2' atau 'D2' akan dibebankan pada ketua
pelatih.
Disqualifying foul terhadap kepala pelatih dan asisten pelatih pertama akan
dilakukan sebagai berikut:
Jika kepala pelatih yang didiskualifikasi:

Jika hanya asisten kepala pelatih yang didiskualifikasi:

Jika ketua pelatih dan asisten pelatih yang didiskualifikasi

Disqualifying foul terhadap pemain pengganti harus dilakukan sebagai berikut:


Jika pengganti memiliki kurang dari 4 pelanggaran, maka 'D' harus dimasukkan,
diikuti oleh 'F' di semua ruang pelanggaran yang tersisa:

Dan

Jika itu adalah pelanggaran kelima dari pemain pengganti, maka 'D' harus
dimasukkan, diikuti oleh 'F' di kolom di belakang ruang pelanggaran terakhir:

dan

Sebuah pelanggaran diskualifikasi pada pemain yang dikecualikan akan


dimasukkan sebagai berikut:
Karena pemain yang dikecualikan tidak memiliki ruang pelanggaran lagi, maka
'D' harus dimasukkan, diikuti oleh 'F', keduanya di kolom di belakang
pelanggaran terakhir:

dan

Sebuah pelanggaran diskualifikasi pada peserta yang menyertai akan


dibebankan pada ketua pelatih dan dimasukkan sebagai berikut:

B.8.3.14 Contoh pelanggaran diskualidfiaksi karena keterlibatan dalam pertarungan


dengan ketua pelatih, asisten pertama pelatih, pemain pengganti, pemain yang
dikeluarkan atau anggota delegasi pendamping:
Terlepas dari jumlah orang yang didiskualifikasi karena meninggalkan area
bangku cadangan, satu technical foul 'B2' atau 'D2' akan dibebankan pada ketua
pelatih.
Jika ketue pelatih terlibat secara aktif dalam permainan, maka akan dikenakan
satu pelanggaran 'D2'
Disqualifying foul terhadap ketua pelatih dan asisten pelatih pertama akan
dilakukan sebagai berikut:
Jika kepala pelatih yang didiskualifikasi:

Jika asisten pelatih yang didiskualifikasi

Jika kepala [elatih dan asisten pelatih yang didiskualifikasi


Disqualifying foul terhadap pemain pengganti harus dilakukan sebagai berikut:
Jika pengganti memiliki kurang dari 4 pelanggaran, maka 'D2' akan dimasukkan,

diikuti oleh 'F' di semua kolom pelanggaran yang tersisa:


dan

Jika itu adalah pelanggaran kelima pengganti, maka 'D2' akan dimasukkan,
diikuti oleh 'F' di kolom di belakang ruang pelanggaran terakhir:

Dan

Sebuah pelanggaran diskualifikasi pada pemain yang dikecualikan dimasukkan


sebagai berikut:
Karena pemain yang dikecualikan tidak memiliki kolom pelanggaran lagi, maka
'D2' akan dimasukkan, diikuti oleh 'F', keduanya di kolom di belakang
pelanggaran terakhir:

dan

Sebuah pelanggaran diskualifikasi pada anggota delegasi yang mendampingi


akan dibebankan pada ketua pelatih dan dimasukkan sebagai berikut:

Setiap diskualifikasi dari anggota delegasi yang mendampingi akan dibebankan


pada ketua pelatih, dimasukkan sebagai B2, tetapi tidak akan dihitung ke dalam
tiga technical foul untuk diskualifikasi permainannya.
Catatan: Pelanggaran teknis atau diskualifikasi menurut Pasal. 39 tidak akan
dihitung sebagai pelanggaran tim.
B.8.4 Pada akhir kuarter kedua dan pada akhir permainan, pencatat angka harus
menarik garis tebal antara kolom yang telah digunakan dan yang belum
digunakan.
Di akhir permainan, pencetak angka harus menghilangkan kolom yang tersisa
dengan garis horizontal yang tebal.
B.9 Pelanggaran tim
B.9.1 Untuk setiap kuarter, 4 ruang disediakan di lembar skor (tepat di bawah nama
tim dan di atas nama pemain) untuk memasukkan pelanggaran tim.
B.9.2 Kapanpun seorang pemain melakukan pelanggaran pribadi, teknis, tidak sportif
atau diskualifikasi, pencatat angka harus memasukkan pelanggaran tersebut ke
tim pemain tersebut dengan menandai 'X' besar di tempat yang
ditentukan secara bergantian.
B.9.3 Pada akhir setiap kuarter, pencatat angka harus melenyapkan ruang
yang tersisa dengan 2 garis sejajar horizontal
B.10 Skor sementara
B.10.1 Pencatat angka harus menyimpan ringkasan kronologis dari poin yang
dicetak oleh masing-masing tim.
B.10.2 Ada 4 kolom utama pada lembar penilaian untuk skor sementara.
B.10.3 Setiap kolom utama dibagi menjadi 4 kolom. 2 di sebelah kiri untuk tim 'A'
dan 2 di sebelah kanan untuk tim 'B'. Kolom tengah adalah untuk skor
sementara (160 poin) untuk setiap tim.
Pencetak gol harus:
• Pertama, tarik garis diagonal (/ untuk tangan kanan atau \ untuk tangan
kiri) untuk setiap gol lapangan yang sah dan lingkaran penuh () untuk
setiap lemparan bebas yang sah yang dicetak, di atas jumlah total poin
baru yang diakumulasikan oleh tim yang baru saja mencetak gol.
• Kemudian, di ruang kosong di sisi yang sama dari jumlah total poin
yang baru (di samping yang baru / atau \ atau ), masukkan jumlah
pemain yang mencetak field goal atau free-throw
B.11 Skor sementara: Instruksi tambahan
B.11.1 Sebuah field goal 3 poin yang dicetak oleh seorang pemain harus
dimasukkan dengan menggambar lingkaran di sekitar nomor pemain.
B.11.2 Gol lapangan yang secara tidak sengaja dicetak oleh seorang pemain di
keranjangnya sendiri akan dimasukkan sebagai poin yang telah dicetak
oleh kapten tim lawan di lapangan permainan.
B.11.3 Poin yang dicetak ketika bola tidak masuk ke keranjang (Pasal 31) akan
dimasukkan sebagai telah dicetak oleh pemain yang mencoba
melakukan tembakan.
B.11.4 Pada akhir setiap kuarter atau perpanjangan waktu, pencatat angka
harus menggambar lingkaran tebal () di sekitar jumlah poin terakhir
yang dicetak oleh masing-masing tim, diikuti oleh garis horizontal tebal di
bawah titik-titik itu dan di bawah jumlah setiap pemain yang mencetak
poin terakhir.
B.11.5 Pada awal setiap kuarter atau perpanjangan waktu, pencatat angka
harus terus menyimpan ringkasan poin yang berjalan secara kronologis
mencetak gol dari titik interupsi.
B.11.6 Bila memungkinkan, pencatat angka harus memeriksa skor
sementaranya dengan papan skor visual. Jika ada perbedaan, dan
skornya benar, dia harus segera mengambil langkah untuk mendapatkan
papan skor dikoreksi. Jika ragu atau jika salah satu tim mengajukan
keberatan untuk koreksi, ia harus memberitahu kepala kru segera setelah bola
menjadi mati dan jam permainan dihentikan.
B.11.7 Wasit dapat memperbaiki kesalahan dalam pencatatan skor yang melibatkan
skor, jumlah pelanggaran atau jumlah time-out berdasarkan ketentuan peraturan.
Kepala kru harus menandatangani koreksi. Koreksi ekstensif harus
didokumentasikan di sisi sebaliknya dari lembar skor.
B.12 Skor sementrara: Kesimpulan
B.12.1 Pada akhir setiap kuarter dan perpanjangan waktu terakhir, pencatat
angka harus masukkan skor kuPasalal itu dan semua perpanjangan
waktu di tempat yang tepat bagian di bagian bawah lembar skor.
B.12.2 Segera setelah permainan berakhir, pencatat angka harus memasuki
waktu di kolom 'Permainan berakhir pada (jj:mm)'.
B.12.3 Di akhir permainan, pencetak angka harus menggambar 2 tebal
horizontal garis di bawah jumlah poin terakhir yang dicetak oleh masing-
masing tim dan jumlah pemain yang mencetak poin terakhir tersebut.
Dia juga harus menarik garis diagonal ke bagian bawah kolom untuk
menghapus angka yang tersisa (skor sementara) untuk setiap tim.
B.12.4 Di akhir permainan, pencatat angka harus memasukkan skor akhir dan
nama tim pemenang.
B.12.5 Semua panitia kemudian harus menandatangani scoresheet di sebelah
B.12.6 Kepala kru, setelah ditandatangani oleh wasit, harus menjadi yang terakhir
menyetujui dan menandatangani lembar penilaian. Tindakan ini mengakhiri
administrasi wasit dan hubungan dengan permainan.
Catatan: Jika kapten (CAP) menandatangani scoresheet di bawah protes (menggunakan kolom
'tanda tangan Kapten dalam kasus protes'), panitia dan wasit harus tetap berada di tangan
kepala kru sampai dia memberi mereka izin untuk pergi

Gambar 14. Bagian bawah lembar penilaian

C – PROSEDUR PROTES
C.1 Sebuah tim dapat mengajukan protes jika kepentingannya telah dirugikan oleh:
a) Kesalahan dalam operasi pencatat angka, pencatat waktu atau jam tembakan, yang
tidak dikoreksi oleh wasit.
b) Keputusan untuk membatalkan, membatalkan, menunda, tidak melanjutkan atau tidak
memainkan permainan.
c) Pelanggaran terhadap aturan kelayakan yang berlaku.
C.2 Agar dapat diterima, protes harus mengikuti prosedur berikut:
a) Kapten (CAP) dari tim tersebut, selambat-lambatnya 15 menit setelah pertandingan
berakhir, menginformasikan kepada kepala kru bahwa timnya memprotes hasil
pertandingan dan menandatangani scoresheet dengan tanda tangan 'Kapten jika dari
kolom protes.
b) Tim harus menyampaikan alasan protes secara tertulis kepada kepala kru selambat-
lambatnya 1 jam setelah pertandingan berakhir.
C.3 Ketua kru setelah menerima alasan protes, melaporkan secara tertulis insiden yang
mengarah pada protes, kepada perwakilan FIBA atau badan yang berwenang.
C.4 Badan yang berkompeten akan mengeluarkan permintaan prosedural yang dianggap
tepat dan akan memutuskan protes sesegera mungkin, dan dalam hal apapun tidak
lebih dari 24 jam setelah akhir permainan. Badan yang berkompeten harus
menggunakan bukti yang dapat diandalkan dan dapat mengambil keputusan yang tepat,
termasuk pemutaran ulang sebagian atau penuh dari permainan. Badan yang
berwenang tidak boleh memutuskan untuk mengubah hasil pertandingan kecuali ada
bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa, jika bukan karena kesalahan yang
menimbulkan protes, maka akan dikeluarkan keputusan baru.
C.5 Keputusan badan yang berkompeten juga dianggap sebagai keputusan aturan lapangan
dan tidak dapat ditinjau atau diajukan banding lebih lanjut. Khususnya, keputusan
tentang kelayakan dapat diajukan banding sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku.
C.6 Aturan khusus untuk kompetisi atau kompetisi FIBA yang tidak mengatur hal lain dalam
peraturannya:
a) Dalam hal kompetisi dalam format turnamen, badan yang berwenang untuk semua
protes selama permainan adalah Komite Teknis (lihat Peraturan Internal FIBA, Buku 2).
b) Dalam hal pertandingan kandang dan tandang, badan yang berwenang untuk protes
yang berkaitan dengan masalah kelayakan adalah Panel Disiplin FIBA. Untuk semua
masalah lain yang menimbulkan protes, badan yang berwenang adalah FIBA yang
bertindak melalui satu atau lebih orang yang ahli dalam penerapan dan interpretasi
Peraturan Bola Basket Resmi (lihat Peraturan Internal FIBA, Buku 2).
D – KLASIFIKASI TIM
D.1 Prosedur
D.1.1 Tim akan diklasifikasikan menurut catatan menang-kalahnya, yaitu 2 poin klasifikasi
untuk setiap game yang dimenangkan, 1 poin klasifikasi untuk setiap game yang kalah
(termasuk kalah secara default) dan 0 poin klasifikasi untuk game yang kalah karena
forfeit.
D.1.2 Prosedur ini diterapkan untuk semua kompetisi dengan sistem round-robin.
D.1.3 Jika 2 tim atau lebih memiliki rekor menang-kalah yang sama dari semua pertandingan
dalam grup, pertandingan antara 2 tim atau lebih ini akan menentukan klasifikasi. Jika 2
tim atau lebih ini memiliki catatan menang-kalah yang sama dari pertandingan di antara
mereka, kriteria lebih lanjut akan diterapkan dalam urutan berikut:
• Perbedaan poin permainan yang lebih tinggi dari permainan di antara mereka.
• Jumlah poin permainan yang lebih tinggi dalam pertandingan di antara mereka.
• Selisih poin permainan yang lebih tinggi dari semua permainan dalam grup.
• Jumlah poin permainan yang lebih tinggi yang dicetak di semua pertandingan dalam
grup.
Jika masih seri sebelum semua pertandingan dimainkan dalam grup, tim yang seri akan
berbagi peringkat yang sama. Jika kriteria ini masih belum bisa diputuskan di akhir fase
grup, hasil imbang akan menentukan klasifikasi akhir.
D.1.4 Jika pada tingkat kriteria ini satu atau lebih tim telah diklasifikasikan, prosedur D.1.3
harus diulang dari awal untuk semua tim yang tersisa yang belum diklasifikasikan.
D.2 Contoh
D.2.1 Contoh 1
A vs. B 100 – 55 B vs. C 100 – 95
A vs. C 90 – 85 B vs. D 80 – 75
A vs. D 75 – 80 C vs. D 60 – 55

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses points difference
points
A 3 2 1 5 265 : 220 + 45
B 3 2 1 5 235 : 270 - 35
C 3 1 2 4 240 : 245 -5
D 3 1 2 4 210 : 215 -5

Maka : 1st A–Pemenang melawan B 3rd C–Pemenang melawan


D

2nd B 4 D
th
D.2.2 Contoh 2
A vs. B 100 – 55 B vs. C 100 – 85
A vs. C 90 – 85 B vs. D 75 – 80
A vs. D 120 – 75 C vs. D 65 – 55

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses points Difference
points
A 3 3 0 6 310 : 215 + 95
B 3 1 2 4 230 : 265 - 35
C 3 1 2 4 235 : 245 - 10
D 3 1 2 4 210 : 260 - 50

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses points Difference
points
B 2 1 1 3 175 : 165 + 10
C 2 1 1 3 150 : 155 -5
D 2 1 1 3 135 : 140 -5
Maka : 2nd B, 3rd C - winner against D, 4th D
D.2.3 Contoh 3
A vs. B 85 – 90 B vs. C 100 – 95
A vs. C 55 – 100 B vs. D 75 – 85
A vs. D 75 – 120 C vs. D 65 – 55

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses points difference
points
A 3 0 3 3 215 : 310 - 95
B 3 2 1 5 265 : 265 0
C 3 2 1 5 260 : 210 + 50
D 3 2 1 5 260 : 215 + 45

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses points difference
points
B 2 1 1 3 175 : 180 -5
C 2 1 1 3 160 : 155 +5
D 2 1 1 3 140 : 140 0
Maka : 1st C 2nd D 3rd B
D.2.4 Contoh 4
A vs. B 85 – 90 B vs. C 100 – 90
A vs. C 55 – 100 B vs. D 75 – 85
A vs. D 75 – 120 C vs. D 65 – 55
Games Classification Game Game points
Team played Wins Losses Points difference
points
A 3 0 3 3 215 : 310 - 95
B 3 2 1 5 265 : 260 +5
C 3 2 1 5 255 : 210 + 45
D 3 2 1 5 260 : 215 + 45

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses Points difference
points
B 2 1 1 3 175 : 175 0
C 2 1 1 3 155 : 155 0
D 2 1 1 3 140 : 140 0
Maka : 1st B 2nd C 3rd D
D.2.5 Contoh 5
A vs. B 100 – 55 B vs. F 110 - 90
A vs. C 85 – 90 C vs. D 55 - 60
A vs. D 120 – 75 C vs. E 90 - 75
A vs. E 80 – 100 C vs. F 105 - 75
A vs. F 85 – 80 D vs. E 70 - 45
B vs. C 100 – 95 D vs. F 65 – 60
B vs. D 80 – 75 E vs. F 75 – 80
B vs. E 75 – 80

Games Classification Game Game points


Team played Wins Losses Points difference
points
A 5 3 2 8 470 : 400 + 70
B 5 3 2 8 420 : 440 - 20
C 5 3 2 8 435 : 395 + 40
D 5 3 2 8 345 : 360 - 15
E 5 2 3 7 375 : 395 - 20
F 5 1 4 6 385 : 440 - 55
Games Classification Game Game points
Team played Wins Losses Points difference
points
A 3 2 1 5 305 : 220 + 85
B 3 2 1 5 235 : 270 - 35
C 3 1 2 4 240 : 245 -5
D 3 1 2 4 210 : 255 - 45
Maka : 1st A – Pemenang melawan B 3rd D – Pemenang melawan
C 2nd B 4 th
C
D.2.6 Contoh 6
A vs. B 71 – 65 B vs. F 95 - 90
A vs. C 85 – 86 C vs. D 95 - 100
A vs. D 77 – 75 C vs. E 82 - 75
A vs. E 80 – 86 C vs. F 105 - 75
A vs. F 85 – 80 D vs. E 68 - 67
B vs. C 88 – 87 D vs. F 65 – 60
B vs. D 80 – 75 E vs. F 80 – 75
B vs. E 75 – 76

Game Game
Classification Game
Team s Wins Losses points
points points
played difference
A 5 3 2 8 398 : 392 +6
B 5 3 2 8 403 : 399 +4
C 5 3 2 8 455 : 423 + 32
D 5 3 2 8 383 : 379 +4
E 5 3 2 8 384 : 380 +4
F 5 0 5 5 380 : 430 - 50
Maka 6th F
Klasifikasi permainan antara tim A, B, C, D, E:
Game
Games Classification Game
Team played Wins Losses points
points points difference
A 4 2 2 6 313 : 312 +1
B 4 2 2 6 308 : 309 -1
C 4 2 2 6 350 : 348 +2
D 4 2 2 6 318 : 319 -1
E 4 2 2 6 304 : 305 -1
Maka : 1st C 2nd A
Klasifikasi permainan antara B, D, E:
Game
Games Classification Game
Team played Wins Losses points
points points difference
B 2 1 1 3 155 : 151 +4
D 2 1 1 3 143 : 147 -4
E 2 1 1 3 143 : 143 0
Maka : 3rd B 4th E 5th D
D.2.7 Contoh 7
A vs. B 73 – 71 B vs. F 95 - 90
A vs. C 85 – 86 C vs. D 95 - 96
A vs. D 77 – 75 C vs. E 82 - 75
A vs. E 90 – 96 C vs. F 105 - 75
A vs. F 85 – 80 D vs. E 68 - 67
B vs. C 88 – 87 D vs. F 80 – 75
B vs. D 80 – 79 E vs. F 80 – 75
B vs. E 79 – 80
Game
Games Classificatio Game
Team played Wins Losses Points
points points difference
A 5 3 2 8 410 : 408 +2
B 5 3 2 8 413 : 409 +4
C 5 3 2 8 455 : 419 + 36
D 5 3 2 8 398 : 394 +4
E 5 3 2 8 398 : 394 +4
F 5 0 5 5 395 : 445 - 50
Maka : 6th F
Klasifikasi permainan antara A, B, C, D, E:
Game
Games Classificatio Game
Team played Wins Losses points
Points points difference
A 4 2 2 6 325 : 328 -3
B 4 2 2 6 318 : 319 -1
C 4 2 2 6 350 : 344 +6
D 4 2 2 6 318 : 319 -1
E 4 2 2 6 318 : 319 -1
Maka : 1st C 5th A
Klasifikasi permainan antara B, D, E:
Game
Games Classification Game
Team Wins Losses points
played points points difference
B 2 1 1 3 159 : 159 0
D 2 1 1 3 147 : 147 0
E 2 1 1 3 147 : 147 0
Maka : 2nd B, 3rd D – Pemenang melawan E, 4th E
D.3 Gugur
D.3.1 Sebuah tim yang tanpa alasan yang sah, gagal muncul untuk pertandingan yang
dijadwalkan atau mengundurkan diri dari lapangan permainan sebelum akhir
pertandingan, akan kalah dalam permainan dengan gugur dan menerima 0 poin
klasifikasi.
D.3.2 Jika tim gugur untuk kedua kalinya, hasil dari semua permainan yang dimainkan
oleh tim ini akan dibatalkan.
D.3.3 Jika tim gugur untuk kedua kalinya dalam kompetisi yang dimainkan secara
berkelompok, dan tim yang menempati posisi terbaik dari setiap grup akan lolos
ke babak kompetisi berikutnya, hasil dari semua pertandingan yang dimainkan
oleh tim yang menempati posisi terakhir dalam kelompok pindah silang juga
harus dibatalkan.
Contoh
Tim 4A di grup A gugur dua kali, oleh karena itu semua pertandingannya akan
dibatalkan.
Klasemen akhir:
Classification Classification
Group A Wins Losses points Group B Wins Losses points
Team 1A 4 0 8 Team 1B 6 0 12
Team 2A 2 2 6 Team 2B 4 2 10
Team 3A 0 4 4 Team 3B 1 5 7
Team 4A Team 4B 1 5 7
Hasil pertandingan yang dimainkan antara tim 3B dan 4B:
3B vs 4B 88 – 71
4B vs 3B 76 – 75
Oleh karena itu: 3rd 3B 4th 4B Revisi klasemen akhir di Grup B:
Classification
Group B Wins Losses points
Team
4 0 8
1B
Team
2 2 6
2B
Team
0 4 4
3B

D.3.4 Jika tim gugur untuk kedua kalinya dalam kompetisi yang dimainkan secara
berkelompok, dan untuk klasifikasi grup terakhir, semua tim di semua grup harus
memiliki jumlah pertandingan yang sama, hasil dari semua pertandingan yang
dimainkan oleh tim yang menempati posisi terakhir di semua kelompok juga harus
dibatalkan.
Contoh :
Tim 6B di grup B gugur dua kali, oleh karena itu semua pertandingannya akan
dibatalkan.
Klasemen akhir:

Classification Classification
Group A Wins Losses points Group B Wins Losses points
Team 1A 10 0 20 Team 1B 8 0 16
Team 2A 8 2 18 Team 2B 6 2 14
Team 3A 6 4 16 Team 3B 4 4 12
Team 4A 4 6 14 Team 4B 2 6 10
Team 5A 2 8 12 Team 5B 0 8 8
Team 6A 0 10 10 Team 6B

Classification Classification
Group C Wins Losses points Group D Wins Losses points
Team 1C 10 0 20 Team 1D 9 1 19
Team 2C 8 2 18 Team 2D 9 1 19
Team 3C 5 5 15 Team 3D 6 4 16
Team 4C 5 5 15 Team 4D 4 6 14
Team 5C 2 8 12 Team 5D 1 9 11
Team 6C 0 10 10 Team 6D 1 9 11

Hasil pertandingan yang dimainkan antara tim 5D dan 6D:


5D vs 6D 83 – 81
6D vs 5D 92 – 91
Oleh karena itu: 5th 5D 6th 6D

Revisi klasemen akhir di Grup A, C dan D:


Classification
Group A Wins Losses points
Team
8 0 16
1A
Team
6 2 14
2A
Team
4 4 12
3A
Team
2 6 10
4A
Team
0 8 8
5A

Classification Classification
Group C Wins Losses points Group D Wins Losses points
Team 1C 8 0 16 Team 1D 7 1 15
Team 2C 6 2 14 Team 2D 7 1 15
Team 3C 3 5 11 Team 3D 4 4 12
Team 4C 3 5 11 Team 4D 2 6 10
Team 5C 0 8 8 Team 5D 0 8 8

Catatan:
Jika peringkat komparatif perlu ditetapkan antara tim yang ditempatkan pada posisi yang
sama dalam grup, satu grup dari semua tim yang bersangkutan harus ditetapkan.
Kriteria harus diterapkan dalam urutan berikut:
• Rekor menang-kalah yang lebih baik dari semua pertandingan yang dimainkan di
klasemen grup terakhir yang direvisi.
• Selisih poin permainan yang lebih tinggi dari semua pertandingan di klasemen grup
terakhir yang direvisi.
• Jumlah poin permainan yang lebih tinggi yang dicetak di semua pertandingan di
klasemen grup terakhir yang direvisi.
• Jika kriteria ini masih belum bisa diputuskan, maka hasil imbang akan menentukan
klasifikasi akhir. Contoh untuk tim yang menempati posisi kedua dalam klasemen grup
akhir yang direvisi.
Game Classification Game points
Group X Wins Losses points points difference
Team 2D 7 1 628 – 521 15
Team
6 2 551 – 488 14 + 63
2B
Team 6 2 531 – 506 14 + 25
2A
Team 2C 6 2 525 – 500 14 + 25
Oleh karena itu :
Tim 1 2D Rekor menang-kalah terbaik
Tim 2 2B Selisih poin permainan yang lebih tinggi sebagai tim 2A dan 2C
Tim 3 2A Selisih poin permainan yang sama dengan tim 2C tetapi jumlah poin
permainan yang dicetak lebih tinggi
Tim 4 2C Selisih poin permainan yang sama dengan tim 2A tetapi jumlah poin
permainan yang dicetak lebih rendah

D.4 Pertandingan kandang dan tandang (skor keseluruhan)


D.4.1 Untuk kompetisi seri poin total 2 pertandingan kandang dan tandang (skor keseluruhan)
sistem, 2 game akan dianggap sebagai 1 game berdurasi 80 menit.
D.4.2 Jika skor imbang pada akhir game pertama, tidak ada perpanjangan waktu yang akan
dimainkan.
D.4.3 Jika skor keseluruhan kedua game seri, game kedua akan dilanjutkan dengan
perpanjangan waktu 5 menit sebanyak yang diperlukan untuk memutus dasi.
D.4.4 Pemenang seri adalah tim yang:
• Apakah pemenang dari kedua game tersebut.
• Telah mencetak lebih banyak poin agregat permainan di akhir permainan kedua, jika
kedua tim telah memenangkan 1 pertandingan.
D.5 Contoh
D.5.1 Contoh 1
A vs B 80 – 75
B vs A 72 – 73
Tim A adalah pemenang seri (pemenang kedua game)
D.5.2 Contoh 2
A vs B 80 – 75
B vs A 73 – 72
Tim A adalah pemenang seri (skor keseluruhan A 152 – B 148)
D.5.3 Contoh 3
A vs B 80 – 80
B vs A 92 – 85
Tim B adalah pemenang seri (skor keseluruhan A 165 – B 172). Tidak ada overtime
untuk permainan pertama.
D.5.4 Contoh 4
A vs B 80 – 85
B vs A 75 – 75
Tim B adalah pemenang seri (skor keseluruhan A 155 – B 160). Tidak ada overtime
untuk permainan kedua.
D.5.5 Contoh 5
A vs B 83 – 81
B vs A 79 – 77
Skor keseluruhan A 160 – B 160. Setelah perpanjangan waktu di game kedua:
B vs A 95 – 88
Tim B adalah pemenang seri (skor keseluruhan A 171 – B 176).
D.5.6 Contoh 6
A vs B 76 – 76
B vs A 84 – 84
Skor keseluruhan A 160 – B 160. Setelah perpanjangan waktu di game kedua:
B vs A 94 – 91
Tim B adalah pemenang seri (skor keseluruhan A 167 – B 170).
E – TIME-OUT
E.1 Definisi
Badan penyelenggara kompetisi dapat memutuskan sendiri apakah time-out akan
digunakan dan, jika demikian, berapa lama durasinya (60, 75, 90 atau 100 detik).
E.2 Aturan
E.2.1 Dalam setiap kuarter 1 Time-out media diizinkan, selain time out tim reguler. Time-out
media dalam waktu overtime tidak diperbolehkan.
E.2.2 Time-out pertama di setiap kuarter (tim atau Media) berdurasi 60, 75, 90 atau 100 detik.
E.2.3 Durasi semua time-out lainnya dalam seperempat harus 60 detik.
E.2.4 Kedua tim berhak atas 2 time-out selama babak pertama dan 3 time-out selama babak
kedua.
Time-out ini dapat diminta kapan saja selama pertandingan dan durasinya mungkin:
• Jika dianggap sebagai batas waktu Media 60, 75, 90 atau 100 detik, yaitu yang
pertama dalam seperempat, atau
• Jika tidak dianggap sebagai Time-out Media 60 detik, yaitu diminta oleh salah satu tim,
setelah Time-out Media diberikan.
E.3 Prosedur
E.3.1 Idealnya, time-out harus dilakukan sebelum 5:00 menit tersisa di kuarter. Namun, tidak
ada jaminan bahwa ini akan terjadi.
E.3.2 Jika tidak ada tim yang meminta time-out sebelum 5:00 menit tersisa di kuarter maka
time-out akan diberikan pada kesempatan pertama ketika bola mati dan jam permainan
dihentikan. Time-out ini tidak akan dikenakan pada kedua tim.
E.3.3 Jika salah satu tim diberikan time-out sebelum 5:00 menit tersisa di kuarter, time-out
tersebut akan digunakan sebagai time-out Media. Time-out ini akan dihitung sebagai
time-out. dan time-out tim untuk tim yang memintanya.
E.3.4 Menurut prosedur ini, akan ada minimal 1 time-out di setiap kuPasalal dan maksimal 6
time-out di babak pertama dan maksimal 8 time-out di babak kedua
F – SISTEM ULANG ULANG INSTAN
F.1 Definisi
Tinjauan Sistem Putar Ulang Instan (IRS) adalah metode kerja yang digunakan oleh
wasit untuk memverifikasi keputusan mereka dengan menonton situasi permainan di
layar teknologi video yang disetujui.
F.2 Prosedur
F.2.1 Wasit diberi wewenang untuk menggunakan IRS sampai mereka menandatangani
lembar skor setelah pertandingan, dalam batas yang ditentukan dalam Lampiran ini.
F.2.2 Untuk penggunaan IRS, prosedur berikut harus diterapkan:
• Kepala kru harus menyetujui peralatan IRS sebelum pertandingan, jika tersedia.
• Kepala kru membuat keputusan apakah tinjauan IRS akan digunakan atau tidak.
• Jika keputusan wasit tunduk pada tinjauan IRS, keputusan awal harus ditunjukkan oleh
wasit di lapangan permainan.
• Setelah mengumpulkan semua informasi dari wasit lain, petugas meja, komisaris,
review harus dimulai secepat mungkin.
• Kepala kru dan minimal 1 wasit (yang melakukan panggilan) harus ambil bagian dalam
peninjauan. Jika kepala kru membuat panggilan, ia harus memilih salah satu wasit untuk
menemaninya untuk meninjau.
• Selama peninjauan IRS, kepala kru harus memastikan bahwa tidak ada orang yang
tidak berwenang yang memiliki akses ke monitor IRS.
• Peninjauan harus dilakukan sebelum time-out atau pergantian pemain diberikan dan
sebelum pertandingan dilanjutkan.
• Setelah peninjauan, wasit yang melakukan panggilan harus melaporkan keputusan
akhir dan pertandingan akan dilanjutkan kembali.
• Keputusan awal wasit dapat dikoreksi hanya jika tinjauan IRS menyediakan wasit
dengan bukti visual yang jelas dan konklusif untuk koreksi.
• Setelah kepala kru menandatangani lembar skor, tinjauan IRS tidak dapat dilakukan
lagi.
F.3 Aturan
Situasi permainan berikut dapat ditinjau:
F.3.1 Pada akhir kuarter atau overtime,
• Jika lemparan untuk field goal yang berhasil dilepaskan sebelum jam pertandingan
berbunyi untuk akhir kuarter atau perpanjangan waktu.
• Kalau dan berapa banyak waktu yang akan ditampilkan pada jam permainan, jika:
- Terjadi pelanggaran di luar batas terhadap penembak.
- Terjadi pelanggaran shot clock.
- Terjadi pelanggaran selama 8 detik.
- Pelanggaran dilakukan sebelum akhir kuarter atau perpanjangan waktu.

F.3.2 Saat jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang di kuarter keempat dan di
setiap overtime
• Jika tembakan untuk field goal yang sukses dilepaskan sebelum waktu tembakan
sinyal terdengar.
• Jika pelanggaran dilakukan di luar situasi menembak. Pada kasus ini apakah jam
permainan atau tembakan telah kedaluwarsa, ketika tindakan menembak telah dimulai,
apakah bola masih berada di tangan penembak.
• Jika pelanggaran goaltending atau interferensi keranjang dilakukan dengan benar.
• untuk mengidentifikasi pemain yang menyebabkan bola keluar lapangan.
F.3.3 Selama permainan berlangsung,
• Jika field goal yang berhasil akan dihitung untuk 2 atau 3 poin.
• Jika 2 atau 3 lemparan bebas akan diberikan, setelah pelanggaran dilakukan pada
penembak untuk tujuan lapangan yang gagal.
• Jika pelanggaran pribadi, tidak sportif, atau diskualifikasi memenuhi kriteria untuk
pelanggaran seperti itu atau harus ditingkatkan atau diturunkan atau akan dianggap
sebagai pelanggaran teknis.
• setelah kerusakan jam permainan atau jam tembakan terjadi, pada berapa banyak
waktu jam harus diperbaiki.
• untuk mengidentifikasi penembak free-throw yang benar.
• untuk mengidentifikasi keterlibatan anggota tim, pelatih kepala, asisten pertama pelatih
dan anggota delegasi yang menyertai selama tindakan kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai