Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Teori Akuntansi


Kode Mata Kuliah : EKSI4415
Jumlah sks : 3 sks
Nama Mahasiswa : Nabila Evza Firdausi Maulida
NIM : 041854878

1. Metode untuk menilai persediaan menggunakan LIFO dilarang dalam SAK, mengapa
demikian? Jelaskan!
IFRS merupakan standar peraturan akuntansi tingkat internasional yang disusun oleh para
pakar akuntansi dari berbagai Negara. IFRS dijadikan sebagai rujukan peraturan dan
kebijakan per-akuntansian hampir semua Negara di dunia ini. Didalam peraturan IFRS
menyebutkan bahwa metode LIFO telah dianulir dan tidak diperbolehkan bagi perusahaan
untuk melakukan perhitungan penilaian persediaan, hal ini dikarenakan:
a. Metode LIFO mengurangi kualitas laporan posisi keuangan. Metode LIFO
menyebabkan nilai inventory yang disajikan dalam laporan posisi keuangan (balance
sheet) tidak merepresentasikan recent cost level of inventory (IAS 2.BC13). Inventory
disajikan pada kos yang tidak merefleksikan kos inventory terkini, atau yang paling
“up-to-date”, tetapi pada kos yang sudah tidak merefleksikan kos inventory kini , atau
sudah tidak up-to-date. Hal ini mengurangi kualitas posisi keuangan entitas.
b. Signifikansi perbedaan laba menurut metode FIFO dan average dengan metode LIFO
Metode FIFO dan metode LIFO menghasilkan perbedaan laba yang cukup signifikan
(berbeda jauh) dibandingkan antara FIFO dan Average. Lihat kembali tabel ikhtisar
perbandingan ketiga metode di atas. Selisih antara metode FIFO dan LIFO adalah RP
7.500,00 sedangkan selisih antara metode FIFO dan average Rp 3.750,00 dan metode
LIFO dan average Rp3.750,00 margin antara kedua metode ini tidak sesignifikan
antara FIFO dan LIFO. Untuk mengurangi kecenderungan perusahaan memanipulasi
laba karena perbedaan antara FIFO dan LIFO yang signifikan, penyusun standar perlu
mengeliminasi antara FIFO atau LIFO. Karena metode LIFO memiliki kekurangan
(menghasilkan nilai persediaan yang kurang relevan), maka dieliminasilah metode
LIFO.
Dengan alasan tersebut IFRS menganulir penggunaan metode LIFO dalam perhitungan
sediaan barang dagang. IFRS sebagai induk pedoman akuntansi dunia dijadikan sandaran
bagi SAK (Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia dalam menerapkan aturan-aturan
dalam dunia akuntansi, dengan demikian secara otomatih SAK juga tidak
memperbolehkan suatu entitas untuk menggunakan metode LIFO sebagai alat
perhitungan persediaan. Oleh karena itu perusahaan wajib mematuhi peraturan tersebut
dan menggunakan metode Average atau FIFO dalam perhitungan persediaan barang
dagang.
Selain karena menganut keputusan IFRS, IAI memiliki alasan lain yakni:
a. Penggunaan LIFO lebih banyak dimaksudkan untuk menghindari (menunda)
kewajiban pajak terutama ketika inflasi daripada untuk kepentingan ekonomi. Secara
teori memang kewajiban pajak tersebut hanya tertunda sementara, namun selama
terus terjadi inflasi, maka penundaan pajak tersebut akan tetap dan mungkin
bertambah yang kemudian akan menyebabkan penundaan pajak menjadi permanent.
Hal ini juga bertentangan dengan tujuan pajak penghasilan yang menghimpun pajak
atas kenaikan dari kekayaan per tahun (tanpa melihat adanya inflasi atau tidak), bukan
atas aplikasi prinsip “matching current revenues to current expenses” dari LIFO
method.
b. LIFO tidak digunakan dalam non-tax business purpose, seperti capital budgeting.
Karena meghasilkan arus cash flow yang lebih besar karena income tax yang lebih
kecil, net income akan lebih kecil, aset akan terlalu rendah (tidak mencerminkan
current value), dan working capital serta current ratio akan rendah. Rata-rata
perusahaan yang menggunakan LIFO akan mencantumkan footnote berupa selisih
dengan penghitungan FIFO atas persediaan (LIFO reserve). Ini menjadi kritik dari
para analis pajak yang berpikir bahwa perusahaan pun sebenarnya mengetahui bahwa
metode FIFO akan menghasilkan catatan yang lebih baik untuk kepentingan bisnis
daripada LIFO.
c. LIFO sebagai suatu pertahanan atas inflasi yang terjadi dinilai kurang relevan, karena
hanya digunakan untuk sebagian aset (inventory) saja dan bukan untuk penilaian
seluruh aset yang ada dari perusahaan.
d. Manajemen inventori fisik dari LIFO dinilai buruk, karena pada dasarnya perusahaan
berusaha untuk mencegah adanya LIFO liquidation dari LIFO layer yang akan
menyebabkan kenaikan kewajiban pajak secara cepat (tiba-tiba). Ini berarti
manajemen pengendalian atas pendapatan yang didapat dari LIFO method-inventory
juga lebih rumit daripada metode yang lain.
e. LIFO Reserve yang disajikan dalam laporan keuangan sering kali dinilai lebih rendah
dari yang sebenarnya terjadi. Ada indikasi kecurangan yang dinilai oleh para analis
pajak. Hal ini menyebabkan LIFO semakin dinilai hanya mengejar keuntungan tax-
saving. Oleh karena itu, para analis pajak tersebut berpendapat bahwa LIFO
sebaiknya dihapuskan.

2. PT XYZ memiliki kekayakan bersih Rp 150 juta pada 2 Januari 2019 dan pada 31
Desember 2020 menjadi Rp 200 juta. Untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik
perusahaan, diperlukan biaya Rp 150 juta dengan tingkat harga umum naik 10% selama
periode tersebut. Tentukan besarnya money maintenance, GPP- money maintenance,
productivity capacity maintenance, dan GPP- productivity capacity maintenance
1) Money Maintenance

Net Asset 31 Desember 2020 Rp 200.000.000,00


Net Asset 2 Januari 2019 Rp (150.000.000,00)
Laba Rp 50.000.000,00

2) GPP-Money Maintenance

Net Asset 31 Desember 2020 Rp 200.000.000,00


Net Asset 2 Januari 2019 Rp 150.000.000,00
Penyesuaian GPL =
10% x Rp150.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Rp 165.000.000,00
Laba Rp 35.000.000,00

3) Productivity Capacity Maintenance

Net Asset 31 Desember 2020 Rp 200.000.000,00


Bagian yang diperlukan untuk mempertahankan Rp (150.000.000,00)
kapasitas produksi perusahaan
Laba Rp 50.000.000,00
4) GPP-Productivity Capacity Maintenance

Net Asset 31 Desember 2020 Rp 200.000.000,00


Bagian untuk mempertahankan kapasitas produksi
yang diperlukan
Net Asset 2 Januari 2019 Rp 150.000.000,00
Penyesuaian GPL =
10% x Rp150.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Rp 165.000.000,00
Laba Rp 35.000.000,00

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laba komprehensif serta sebutkan komponen-
komponen penyusunnya!
Laba komprehensif (comprehensive income) mencakup semua item yang memengaruhi
ekuitas pemilik tetapi bukan merupakan hasil transaksi dengan pemilik saham. Beberapa
item masuk dalam perhitungan laba bersih, dan beberapa lainnya termasuk dalam
pendapatan komprehensif lain. Tetapi, ini tidak mencakup investasi dan penarikan oleh
pemilik. Ketika penghasilan komprehensif disajikan dalam dua laporan, laporan laba rugi
komprehensif dimulai dengan untung atau rugi dari laporan laba rugi dan kemudian
menyajikan komponen-komponen penghasilan komprehensif lain.
Komponen Laporan Komprehensif Laba Rugi:
a. Penghasilan, ini menyebabkan adanya kenaikan dari segi modal, dalam penambahan
aset atau penurunan hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Adapun
unsur-unsur dalam penghasilan, yaitu pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain).
Pendapatan merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama
perusahaan, Sedangkan keuntungan merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari
transaksi insidental di luar transaksi perusahaan yang menghasilkan pendapatan.
b. Beban malah menyebabkan adanya penurunan dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aset atau bertambahnya hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi
pemilik modal. Beban juga bisa dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban
(expense) dan kerugian (loss). Beban merupakan beban yang berasal dari aktivitas
operasi utama perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang dagang bagi
perusahaan dagang. Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi
insidental.
c. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui
dalam laba rugi. Komponen pendapatan komprehensif lainnya, antara lain sebagai
berikut:
a) Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud. Surplus
revaluasi adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan
aset tak berwujud yang diukur menggunakan model revaluasi.
b) Keuntungan dan kerugian akturial atas program manfaat pasti yang diakui.
c) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing.
d) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual.
e) Bagian afektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.

4. Pendapatan dan beban masing-masing memiliki kriteria pengakuan. Jelaskan kapan


pendapatan dan beban boleh diakui!
a. Pendapatan
FASB memberikan saran untuk pengakuan pendapatan yang khusus untuk
pendapatan. Menurut FASB, pendapatan tidak boleh diakui sampai dapat:
1) Dihasilkan;
2) Direalisasi atau dapat direalisasi.
Karena pendapatan merupakan bagian dari laba, peraturan untuk pengakuan
pendapatan adalah bagian dari peraturan untuk pengakuan laba. Oleh karena itu, kunci
untuk menentukan kapan laba harus diakui adalah penentuan kapan ia telah dihasilkan
dan direalisasi.

b. Beban
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
menjelaskan tentang pengakuan beban sebagai berikut:
1) Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan modal. Ini berarti pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan kenaikan kewajiban dan atau penurunan aktiva.
2) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara beban
yang timbul dan pos penghasilan tertentu diperoleh. Proses ini biasanya tersebut
dengan pengaitan pendapatan dan beban
3) Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selain beberapa periode akuntansi dan
hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak
langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi
rasional dan sistematis. Hal ini sering terjadi dalam penyusutan aktiva tetap dan
amortisasi aktiva tetap tidak berwujud.
4) Beban segera diakui dalam laporan rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan
tidak memenuhi syarat atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui.
5) Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa
adanya pengakuan aktiva, seperti timbulnya kewajiban akibat garansi produk.

5. Jelaskan apakah perbedaan laba ekonomi dan laba akuntansi!


Yang dimaksud dengan laba ekonomi adalah jumlah maksimum yang dapat
dikonsumsikan pada periode tertentu dan seseorang masih tetap mempertahankan
modalnya tidak berkurang sebagaimana saldo di awal.
Sedangkan laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal
dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan penghasilan itu. Most (1982) merumuskan perbedaan antara laba
akuntansi dan laba ekonomi sebagai berikut:

Laba Akuntansi + Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan


Aktiva Berwujud yang terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak
Berwujud = Laba Ekonomi

Sumber referensi:
1. BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 2 (Penerbit Universitas Terbuka)
2. http://evayuliar17.blogspot.com/2018/01/mengapa-metode-lifo-tidak-boleh.html
3. https://cerdasco.com/laba-komprehensif/
4. https://www.harmony.co.id/blog/mengenal-laporan-komperhensif-laba-rugi-dalam-
perusahaan
5. https://www.sahamok.net/pengertian-laba-komprehensif/
6. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj6vf
3SirnwAhXVR30KHenyBtIQFjABegQIBRAD&url=http%3A%2F
%2Frepository.uinsu.ac.id%2F5104%2F1%2Fskripsi%2520burning%2520benar
%2520benar.pdf&usg=AOvVaw1KEFgYmQtSQn_QtgLsADPy

Anda mungkin juga menyukai