Anda di halaman 1dari 3

 

Ikatan Atom dalam Material Padatan

Energi IKatan
Energi ikatan biasa juga disebut sebagai energi disosiasi yang dinotasikan
dengan D dapat didefinisikan sebagai jumlah energi dalam bentuk kalor (panas)
yang dibutuhkan untuk dapat memutuskan ikatan antar atom dalam 1 mol suatu
senyawa dalam keadaan berfase gas dengan satuan Standar Internasional (SI)
yaitu kJ/mol.
Tingkat kekuatan yang dimiliki oleh suatu ikatan kimia ditentukan oleh energi
ikatan yang nilainya sangat berkaitan dengan sifat yang dimiliki oleh ikatan
antar atom milik senyawa tersebut. Misalnya ikatan rangkap tiga akan lebih kuat
daripada ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap dua akan memiliki tingkat
kekuatan yang lebih tinggi daripada ikatan tunggal.

Hal tersebut dikarenakan jarak ikatan pada ikatan rangkap tiga lebih pendek jika
dibandingkan dengan ikatan rangkap tiga, begitu pula jarak ikatan pada ikatan
rangkap dua yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Namun terlepas dari hal
ini, jika senyawa tersebut merupakan senyawa ion (terbentuk dari unsur logam
dan unsur non logam), ikatan yang dimilikinya akan lebih kuat jika
dibandingkan dengan ikatan pada senyawa kovalen (terbentuk dari unsur non
logam dan unsur non logam). Hal tersebut juga dapat kamu buktikan dengan
melihat bahwa nilai titik didih atau titik leleh senyawa ion yang lebih tinggi.

Pada senyawa atau molekul kompleks, energi yang diperlukan untuk dapat
memecah atau melepaskan ikatan antar atom di dalam molekul tersebut
sehingga kemudian dapat membentuk atom bebas dinamakan sebagai energi
atomisasi yang merupakan jumlah energi ikatan atom dalam senyawa atau
molekul tersebut.

1. Jenis Jenis Ikatan

 Ikatan Ionik

Ikatan ionik terjadi ketika ion positif dan negatif (gaya listrik Coulomb) pada
setiap atomnya membentuk sebuah ikatan kimia.Ikatan ionik ini juga biasa
disebut dengan ikatan elektrovalen. Contoh ikatan ion adalah Natrium dan
Fluorida (NaF). Jadi,ikatan pada senyawa NaF merupakan ikatan Ionik. Ikatan
ionik hanya dapat terjadi antar unsur-unsur yang memiliki perbedaan
keelektronegatifan cukup besar

 Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen terjadi ketika ada pemakaian elektron ikatan secara bersama.
Ketika ikatan kovalen terjadi, maka kedua atom yang berikatan tersebut akan
tertarik pada pasangan elektron yang sama. Contoh ikatan kovalen terjadi pada
atom H2. Berbeda dengan ikatan ionik yang mengalami serah terima elektron.
Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil, maka kedua atom H harus
menggunakan elektron secara bersama.

 Ikatan Logam

Atom logam memiliki elektron valensi yang relatif kosong, hal


itu dikarenakan jumlah atomnya yang sedikit. Sehingga, ada
perpindahan elektron antara satu atom ke atom yang lain.
Kemungkinan untuk berpindah tersebut sangat besar, sehingga elektron
valensinya berbaur hingga menyerupai awan elektron yang membungkus ion
positif di dalam atom. Contoh: logam besi, seng, dan perak.

Anda mungkin juga menyukai