Anda di halaman 1dari 12

11/11/2020

Tipologi Manusia & Metodologi (berhujjah/ istidlal)


dalam Kitab al-Iqtishad fi al-I’tiqad

Syafa’atul Jamal

Kitab al-Iqtishad fi al-I’tiqad Milik Syeikh Abdul Ghani al-Maqdisi

1
11/11/2020

Kitab al-Iqtishad fi al-I’tiqad Milik Imam al-Ghazali

Kitab al-Iqtishad fi al-I’tiqad Milik Imam al-Ghazali

2
11/11/2020

Sejumlah Karya Ilmiah

Sejumlah Karya Ilmiah

3
‫‪11/11/2020‬‬

‫قواعد العقائد‪:‬‬
‫إلجام العوام عن علم الكالم‬ ‫جواهر القران‬ ‫إحياء علوم الدين‬
‫‪Dalil ma’rifatu al-Khaliq, Ke-‬‬
‫مجموع رسائل اإلمام الغزالي‬
‫‪Esaan-Nya, dsb‬‬
‫تهافت الفالسفة‬
‫‪Problem 5 - 13‬‬

‫المضنون به على‬ ‫المنقذ من الضالل‬


‫أ‬
‫غير اهله‬ ‫االقتصاد في االعتقاد‬ ‫‪Bab Golongan‬‬
‫‪pencari Kebenaran‬‬

‫أ‬
‫أ‬ ‫أ‬ ‫المقصد السنى في شرح‬
‫الربعين في اصول الدين‬ ‫أ‬
‫(األدلة املتعلقة ابلعقائد)‬ ‫اسماء هللا الحسنى‬

‫القسطاس المستقيم‬
‫(اجلدل الكالمي)‬
‫معيار العلم‬ ‫محك النظر‬
‫)‪(Manhaj Istidlal‬‬ ‫)‪(Manhaj Istidlal‬‬

‫ص‪19 .‬‬

‫ص‪29.‬‬

‫‪“Argumentasi-argumentasi yang dihimpun dalam (karya ini) ilmu ini‬‬


‫‪(Ilmu Kalam) layaknya sebuah antibiotik (obat) yang fungsinya untuk‬‬
‫”‪mengobati penyakit hati‬‬

‫‪4‬‬
11/11/2020

59 .‫ ص‬.‫إلجام العوام عن علم الكالم‬


335-334 .‫ ص‬.‫مجموعة رسائل اإلمام الغزالي‬

73 .‫المنقذيمنيالضالل‬

“Imam al-Ghazali tidak menafikan bahwa dalam Ilmu Kalam


terdapat kebaikan layaknya sebuah obat bagi suatu penyakit
tertentu”

5
11/11/2020

Tipologi Manusia
dalam Kitab al-
Iqtishad fi al-I’tiqad

Kelompok I

Maka
tidak ada
kewajiban

19 .‫االقتصاديفياالعتقاد‬

Golongan pertama: Mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya setulus hati,
dan terkadang sibuk (giat) dalam amalan-amalan Ibadah, akan tetapi pada sisi lainnya
lesu, lalu terkadang bersemangat dalam segala kesibukan mencari nafkah.

6
11/11/2020

Nilai
keimanan
mereka
begitu
kokoh
Argumentasinya

29 .‫ ص‬.‫االقتصاديفياالعتقاد‬

Kelompok II

Golongan kedua: yang


berpaling dari I’tiqad
(kepercayaan, keyakinan)
yang benar (dan real)
kemudian berpegang pada
kekafiran (pengingkaran
akan kebenaran dan
kenyataan) beserta bid’ah-
bid’ahnya. Perangainya
begitu keras (keras kepala),
kepasitas akalnya begitu
lemah (bodoh), kolot, dan
hanya mau mendengar
serta mengikuti tradisi yang
telah berjalan, diterima dari
nenek-nenek moyangnya,
dari semenjak kecil hingga
dewasa. Maka untuk
golongan semacam ini
tidak ada manfaatnya
ilmu ini, sebab mereka Argumentasinya
hanya butuh pukulan dan
peperangan.

7
11/11/2020

Argumentasinya

Kelompok III

Golongan ketiga: mereka yang berkeyakinan (ber I’tiqad) atas kebenaran dan
kenyataan (al-haqq) dengan mengikuti (bertaqlid) serta melalui pendengaran
(belajar, mengetahui, memahami, dsb). Pada diri mereka dianugerahkan
kecerdasan akal-pikiran, mereka dapat mewaspadai atas serangan-serangan
akidah dan hal-hal yang dapat menggoyahkan keimanan serta membuat ragu
keyakinan mereka. Atau mendengar syubhat-syubhat yang mengganggu nilai-
nilai keimanan. Maka bagi mereka memiliki keharusan (kewajiban) untuk
mempelajari ilmu ini guna menghilangkan virus-virus tersebut.

8
11/11/2020

Kelompok IV

Golongan keempat: adalah golongan yang sesat. Mereka memiliki kecerdasan


dan memiliki kemampuan untuk menerima kebenaran dan kenyataan (haqq),
akan tetapi hati mereka lebih cenderung untuk menerima hal-hal yang justru
membuat ragu-ragu, baik secara natural (bawaan) atau-pun watak, sehingga
yang tersisa tidak lain hanyalah keraguan atas kebenaran (atau berpaling dari
kebenaran). Maka untuk mendakwahi, menasihati dan mengajak (Irsyaduhum)
golongan semacam ini haruslah penuh kebijakan dan kesabaran, dengan
penuh hati-hati, serta menggunakan ilmu/metode yang tepat.

Most of the ignorant


beliefs took root in the
minds of the common
people because of the
zealotry of some
imprudent followers of
the truth. They
presented their true
doctrines in a
challenging and
arrogant manner, and
they looked upon the
weak among their
opponents with disdain
and disparagement

9
11/11/2020

61-62.‫ ص‬.‫إلجام العوام عن علم الكالم‬


336-337.‫ ص‬.‫مجموعة رسائل اإلمام الغزالي‬

Hukum mendalami Ilmu Kalam

Hukum
asalnya adalah
Fardhu Kifayah

Alasannya

Hukumnya dapat
berubah menjadi
Fardhu ‘Ain

Argumentasinya…

10
11/11/2020

Argumetasinya….
Mengapa berubah
hukumnya dari Fardhu
Kifayah menjadi Fardhu
‘Ain?,
Jawabannya; sebab tidak
sedikit dari golongan
yang muncul justru
membawa pemahaman
yang mengancam dan
membahayakan
kemurnian akidah
ahlussunnah wa al-Jama’ah.
Golongan-golongan
tersebut tidak memahami
kesalahan-kesalahan yang
ada pada diri mereka.
Sedangkan menolak
(menghilangkan) keragu-
raguan yang merusak
semisal itu adalah bagian
dari kewajiban, yang
tidaklah mustahil
melalui argumentasi-
argumentasi yang kuat
dan logis di dalam
Agama.

Manhaj al-Istidlal

11
11/11/2020

‫القياس‬ ‫مناهج األدلة‬

‫املنهج الثالث‬ ‫املنهج الثاين‬ ‫املنهج األول‬

‫لك حادث هل سبب م ك‬ ‫لك ما ال خيلو عن احلوادث فهو حادث م ك‬ ‫السرب والتقس مي‬
‫مص‬ ‫يف العامل حوادث‬ ‫مص‬ ‫والعامل ال خيلو عن احلوادث‬
‫ن‬ ‫العامل هل سبب‬ ‫ن‬ ‫عمل املنطق‬ )‫(القياس الرشطي املنفصل‬
‫العامل حادث‬
1) Setiap kejadian 1). Setiap sesuatu yang tak terlepas ‫"السرب والتقس مي هو حرص ا ألمر يف قسمني مث‬
(perubahan) tentu memiliki dari perubahan maka ia adalah
sebab baharu (tidak kekal) "‫يمت ابطال أأحدهام فيلزم ثبوت الثاين‬
2). Di Alam semesta 2). Dan Alam semesta tidak dapat Menyederhankan sesuatu kepada
terdapat berbagai macam lepas dari perubahan dua kemungkinan untuk kemudian
perubahan (kejadian) 3). Maka Alam semesta adalah dapat diuji dan diambil pendapat
3). Maka Alam semesta baharu yang paling valid dari salah satunya
memilki sebab-kejadiannya
‫مك‬ ‫العامل اما حادث واما قدمي‬
‫مص‬ ‫وحمال أأن يكون العامل قدميا‬
‫ن‬ ‫فيلزم أأن يكون حاداث‬

Wallahu A’lamu Bisshawab

12

Anda mungkin juga menyukai