Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kompetisi dan Kebaikan


Kata ‘kompetisi’ menurut KBBI artinya persaingan. Kebaikan, artinya sifat baik; perbuatan
baik: sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang
berlaku. Kata ‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Jadi,
kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk melakukan
kebaikan atau amal sholeh. Secara terminologis, amal sholeh adalah segala perbuatan yang
tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal sholeh juga adalah perbuatan yang
mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang
lain.

B. Kriteria Perbuatan Baik atau Amal Sholeh


a. Adanya niat yang ikhlas karena Allah SWT.
b. Benar dalam melaksanakannya, sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah SWT
dan Rasul-Nya.
c. Bertujuan hanya mencari ridha Allah SWT.
Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kompetisi dalam kebaikan :
 Mempunyai niat yang ikhlas . Niat yang ikhlas merupakan faktor utama
dalam setiap amal maupuan ibadah . Selain itu niat yang iklas juga akan
menjadi penentu keistiqomahan seseorang dalam melakukan perbuatan baik
atau dalam berbuat baik .
 Cinta kebaikan dan orang baik . Jika seseorang yang di dalam jiwanya
tertanam rasa cinta pada kebaikan maka biasanya akan menjadikan setiap
bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan.
 Merasa beruntung bila melakukan kebaikan . Orang yang terbiasa berbuat
baik maka biasanya akan merasa beruntung dunia dan akhirat karena dapat
berbuat baik.
 Meneladani orang -- orang baik . Orang yang mau meladani orang -- orang
baik bisanya dia tidak akan menggangap dirinya sebagai orang yang terbaik ,
tapi dia akan merasa belum ada apa -- apanya jika dibandingkan dengan
orang yang dia teladani.

C. Macam-macam Perbuatan Baik atau Amal Sholeh


a) Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan Allah SWT.
Contoh amal salah yang berupa pengabdian kepada Allah SWT di antaranya:
 Tidak meninggalkan shalat 5 waktu, akan semakin bertambah pahalanya jika
dilengkapi dengan shalat sunnah
 Menunaikan ibadah puasa Ramadhan maupun puasa sunnah yang lain, misalnya
puasa Senin Kamis atau puasa Syaban
 Berprasangka baik (husnudzon) kepada setiap ujian hidup dari Allah SWT yang
sedang diterima
 Menjauhkan diri dari larangan Allah
 Menunaikan ibadah haji bila mampu

b) Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan diri sendiri.
Contoh berbuat baik bagi diri sendiri
 Memakan makanan yang halalan tayyiban agar tubuh sehat
 Tidak mengkosumsi makanan yang memberi tampak negatif bagi tubuh
 Selalu berbaik sangka dan optimis dalam mengerjakan sesuatu
 Tidak memaksakan diri untuk tampil sempurna didepan orang laib sehingga harus
berbohong dan menyiksa diri sendiri
 Menjauhkan diri dari perilaku tercela sehingga mendaptangkan banyak dampak buruk
bagi diri sendiri
 Tidak melakukan perbuatan bunuh diri
 Membaisakan diri melakukan perbuatan terpuji agar sehingga mendapat banyak
dampak positif

c) Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan sesama.


Contoh amal saleh yang dapat dilakukan kepada sesama manusia, yaitu:
 Bersedekah
 Menyantuni anak yatim piatu
 Menolong kepada sesama manusia dan makhluk Allah lainnya
 Menghormati orang yang lebih tua
 Berbuat baik terhadap sesama.

d) Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan lingkungan.


Contoh perbuatan baik terhadap lingkungan :
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menjaga kebersihan
 Mendaur ulang sampah
 Melakukan penghijauan

D. Keuntungan Berbuat Kebaikan atau Beramal Sholeh


1. Dianugrahi kehidupan yang baik, sebagaimana firman ALLAH SWT. Berikut ini

َ‫صالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّبَ ۚةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.
An-Nahl/16: 97)

2. Memiliki rasa senang, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini.

‫ت َسيَجْ َع ُل لَهُ ُم الرَّحْ مٰ نُ ُو ًّدا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

Artinya: “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (ALLAH)
Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”(QS.
Maryam/19:96)

3. Memperoleh pahala yang besar, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini:

ْ ‫َم ْن َج ۤا َء بِ ْال َح َسنَ ِة فَلَهٗ َع ْش ُر اَ ْمثَالِهَا َۚو َم ْن َج ۤا َء بِال َّسيَِّئ ِة فَاَل يُجْ ٰ ٓزى اِاَّل ِم ْثلَهَا َوهُ ْم اَل ي‬
َ‫ُظلَ ُموْ ن‬

Artinya: “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan
barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatan. Mereka sedikit tidak
dirugikan (dizalimi).” (QS. Al-An’am/6: 160)
4. Memperoleh kekuasaan atau kesuksesan di muka bumi. Firman ALLAH SWT:

‫ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ۖ ْم َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُ ْم ِد ْينَهُ ُم‬
ِ ْ‫ت لَيَ ْست َْخلِفَنَّهُ ْم فِى ااْل َر‬ ِ ‫صلِ ٰح‬ ّ ٰ ‫َو َع َد هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال‬
ٰۤ ُ
‫ك هُ ُم‬ َ ‫َضى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد َخوْ فِ ِه ْم اَ ْمنً ۗا يَ ْعبُ ُدوْ نَنِ ْي اَل يُ ْش ِر ُكوْ نَ بِ ْي َش ْيـ ًۗٔا َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد ٰذلِكَ فَاول ِٕى‬
ٰ ‫الَّ ِذى ارْ ت‬
َ‫ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan yang
mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orangn sebelum mereka berkuasa dan sungguh, Dia
akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar
mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
(tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi
barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. ”
(QS.AnNur/24:55)

5. Memperoleh ampunan, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini.

ٌ ‫َّر ْز‬
‫ق َك ِر ْي ٌم‬ ِ ‫ت لَهُ ْم َّم ْغفِ َرةٌ و‬ ّ ٰ ‫فَالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

Artinya: “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh
ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS.Al-Hajj/22:50)

6. Memperoleh jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi dan memperoleh rezeki
yang tidak disangka-sangka. Firman ALLAH SWT:

‫ق ٱهَّلل َ يَجْ َعل لَّ ۥهُ َم ْخ َرجًا‬


ِ َّ‫و َمن يَت‬.......
َ
ُ ‫ۚ ويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
....... ُ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسب‬ َ

Artinya: “...... Barangsiapa bertaqwa kepada ALLAH, niscaya Dia akan membuka jalan
keluar baginya (2) Dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya
(3)......” (QS.At-Talaq/65: 2-3)

7. Mendapatkan tempat yang baik di akhirat.

ٍ ‫ت طُوْ ٰبى لَهُ ْم َو ُحسْنُ َم ٰا‬


‫ب‬ ّ ٰ ‫اَلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat


kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS.Ar-Ra’d/13: 29)

8. Memperoleh petunjuk dari ALLAH SWT sebagaimana firman-Nya:

ِ ّ‫ت يَ ْه ِد ْي ِه ْـم َربُّهُ ْم بِا ِ ْي َمانِ ِه ۚ ْم تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِ ِه ُم ااْل َ ْن ٰه ُر فِ ْي َج ٰن‬
‫ت النَّ ِعي ِْم‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya


diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh
kenikmatan, mengalir dibawah sungai-sungai.” (QS.Yunus/10:9) -Qur’an Surah Al-Maidah
ayat 48
E. Ayat dalam Al-Qur’an yang Menjelaskan tentang Perbuatan Baik
1. Surah Al-Maidah Ayat 48

‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع‬ ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِـه ِمنَ ْال ِك ٰت‬
َ ‫ق ُم‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬َ ‫َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬
ٰ ‫هّٰللا‬ ۤ
‫ق لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َّو ِم ْنهَاجًا ۗ َولَوْ َشا َء ُ لَ َج َعلَ ُك ْم اُ َّمةً وَّا ِح َدةً وَّل ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم‬ ۗ
ِّ ‫ك ِمنَ ْال َح‬ َ ‫اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم َع َّما َج ۤا َء‬
َ‫ت اِلَى هّٰللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِم ْيعًا فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُوْ ۙن‬ ِ ۗ ‫فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ي ْٰر‬

Artinya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu,”

 Asbabun Nuzul
Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai
bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s. dan umat
Nabi Isa a.s. yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci
yang diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan
mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya
ingin menuruti hawa nafsu.

Setiap umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
Masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang tidak berubah adalah dasar
Dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri
khas Masing-masing di bidang keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt mengutus para nabi dan menurunkan syariat
Kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada manusia sepanjang sejarah, sebagian
dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajarah para nabi,
mereka membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat Ini
menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab samawi, juga
menyebutnya sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar
ajaran para nabi terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan
menyempurnakannya.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:


- Al-Quran bila dibandingkan dengan kitab-kitab samawi terdahulu memiliki
kemuliaan dan keistimewaan.
- Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah ketidakpedulian terhadap
hakikat ilahi demi menarik simpati manusia, serta menuruti keinginan mereka yang
tidak pada tempatnya.
- Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya perbedaan agama di sepanjang
sejarah, Sehingga dapat memperjelas siapa gerangan yang bisa menerima kebenaran,
serta siapa Yang ekstrim dan keras kepala.
 Tafsir Qur’an Surah Al-Maidah ayat 48 (Quraish Shihab)
Kami turunkan kepadamu, Muhammad, kitab suci yang sempurna, yaitu al-Qur’an, yang
berisikan kebenaran dalam segala hukum dan beritanya, membenarkan kitab-kitab suci Kami
sebelumnya, sebagai saksi atas kebenarannya dan sebagai pengawas kitab-kitab suci yang
lain, karena terpelihara dari perubahan. Maka, apabila Ahl al-Kitab mengadukan suatu
perkara kepadamu, putuskanlah menurut apa yang Allah turunkan kepadamu. Jangan
mengikuti hawa nafsu dan keinginan mereka dalam mengambil keputusan, sehingga kamu
menyeleweng dari kebenaran yang datang dari kami. Tiap-tiap umat di antara kalian, wahai
manusia, Kami berikan cara untuk menjelaskan kebenaran dan cara beragama yang jelas. Jika
Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan kalian satu kelompok yang jalan
petunjuknya tidak berbeda sepanjang masa. Akan tetapi Allah menjadikan kalian sedemikian
rupa, untuk menguji pelaksanaan kalian terhadap syariat-syariat yang diberikan, sehingga
dapat diketahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar di antara kalian. Pergunakanlah
kesempatan dan bergegaslah dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya hanya kepada Allahlah
kalian akan kembali. Allah akan memberitahukan kepada kalian hakikat apa yang kalian
perselisihkan. Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang di antara kalian sesuai
dengan perbuatannya.

2. Quran Surah Al-Baqarah ayat 148

‫ت بِ ُك ُم هّٰللا ُ َج ِم ْيعًا ۗ اِ َّن هّٰللا َ ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬


ِ ‫ت اَ ْينَ َما تَ ُكوْ نُوْ ا يَْأ‬
ِ ۗ ‫َولِ ُك ٍّل ِّوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّ ْيهَا فَا ْستَبِقُوا ْال َخي ْٰر‬

Artinya:
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

 Tafsir Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 148 (Quraish Shihab)


Bahwasanya kiblat yang Aku perintahkan dirimu, Muhammad, untuk beralih kepadanya
(Ka’bah). Bukan hanya untukmu saja tetapi juga kiblat umatmu. Demikianlah, bahwa tiap
umat memiliki kiblat tempat mereka menghadap dalam salat sesuai syariat masing-masing.
Dalam hal ini Tuhan. Tidak bermaksud melebihkan satu umat atas umat yang lain, karena
kelebihan itu sesungguhnya terletak pada kadar ketaatan dan kebajikan. Maka berlomba-
lomba dan bersainglah dalam mengejar berbagai kebaikan dan Allah akan membalas
perbuatan baik kalian, Allah akan mengumpulkan kalian semua di mana pun berada dan tidak
akan ada seorang pun yang luput dari perhitungan-Nya. Di tangan-Nyalah kekuasaan untuk
mematikan, menghidupkan, membangkitkan manusia dan mengumpulkannya di hari kiamat.

Anda mungkin juga menyukai