b) Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan diri sendiri.
Contoh berbuat baik bagi diri sendiri
Memakan makanan yang halalan tayyiban agar tubuh sehat
Tidak mengkosumsi makanan yang memberi tampak negatif bagi tubuh
Selalu berbaik sangka dan optimis dalam mengerjakan sesuatu
Tidak memaksakan diri untuk tampil sempurna didepan orang laib sehingga harus
berbohong dan menyiksa diri sendiri
Menjauhkan diri dari perilaku tercela sehingga mendaptangkan banyak dampak buruk
bagi diri sendiri
Tidak melakukan perbuatan bunuh diri
Membaisakan diri melakukan perbuatan terpuji agar sehingga mendapat banyak
dampak positif
َصالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّبَ ۚةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن
َ َم ْن َع ِم َل
ت َسيَجْ َع ُل لَهُ ُم الرَّحْ مٰ نُ ُو ًّدا ّ ٰ اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال
ِ صلِ ٰح
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (ALLAH)
Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”(QS.
Maryam/19:96)
3. Memperoleh pahala yang besar, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini:
ْ َم ْن َج ۤا َء بِ ْال َح َسنَ ِة فَلَهٗ َع ْش ُر اَ ْمثَالِهَا َۚو َم ْن َج ۤا َء بِال َّسيَِّئ ِة فَاَل يُجْ ٰ ٓزى اِاَّل ِم ْثلَهَا َوهُ ْم اَل ي
َُظلَ ُموْ ن
Artinya: “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan
barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatan. Mereka sedikit tidak
dirugikan (dizalimi).” (QS. Al-An’am/6: 160)
4. Memperoleh kekuasaan atau kesuksesan di muka bumi. Firman ALLAH SWT:
ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ۖ ْم َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُ ْم ِد ْينَهُ ُم
ِ ْت لَيَ ْست َْخلِفَنَّهُ ْم فِى ااْل َر ِ صلِ ٰح ّ ٰ َو َع َد هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا ال
ٰۤ ُ
ك هُ ُم َ َضى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِّم ۢ ْن بَ ْع ِد َخوْ فِ ِه ْم اَ ْمنً ۗا يَ ْعبُ ُدوْ نَنِ ْي اَل يُ ْش ِر ُكوْ نَ بِ ْي َش ْيـ ًۗٔا َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد ٰذلِكَ فَاول ِٕى
ٰ الَّ ِذى ارْ ت
َْال ٰف ِسقُوْ ن
Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan yang
mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orangn sebelum mereka berkuasa dan sungguh, Dia
akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar
mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
(tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi
barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. ”
(QS.AnNur/24:55)
ٌ َّر ْز
ق َك ِر ْي ٌم ِ ت لَهُ ْم َّم ْغفِ َرةٌ و ّ ٰ فَالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال
ِ صلِ ٰح
Artinya: “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh
ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS.Al-Hajj/22:50)
6. Memperoleh jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi dan memperoleh rezeki
yang tidak disangka-sangka. Firman ALLAH SWT:
Artinya: “...... Barangsiapa bertaqwa kepada ALLAH, niscaya Dia akan membuka jalan
keluar baginya (2) Dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya
(3)......” (QS.At-Talaq/65: 2-3)
ِ ّت يَ ْه ِد ْي ِه ْـم َربُّهُ ْم بِا ِ ْي َمانِ ِه ۚ ْم تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِ ِه ُم ااْل َ ْن ٰه ُر فِ ْي َج ٰن
ت النَّ ِعي ِْم ّ ٰ اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال
ِ صلِ ٰح
ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع ِ ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِـه ِمنَ ْال ِك ٰت
َ ق ُم ِّ ب بِ ْال َحَ َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْيكَ ْال ِك ٰت
ٰ هّٰللا ۤ
ق لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َّو ِم ْنهَاجًا ۗ َولَوْ َشا َء ُ لَ َج َعلَ ُك ْم اُ َّمةً وَّا ِح َدةً وَّل ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم ۗ
ِّ ك ِمنَ ْال َح َ اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم َع َّما َج ۤا َء
َت اِلَى هّٰللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِم ْيعًا فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُوْ ۙن ِ ۗ فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ي ْٰر
Artinya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu,”
Asbabun Nuzul
Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai
bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s. dan umat
Nabi Isa a.s. yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci
yang diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan
mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya
ingin menuruti hawa nafsu.
Setiap umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
Masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang tidak berubah adalah dasar
Dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri
khas Masing-masing di bidang keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt mengutus para nabi dan menurunkan syariat
Kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada manusia sepanjang sejarah, sebagian
dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajarah para nabi,
mereka membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat Ini
menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab samawi, juga
menyebutnya sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar
ajaran para nabi terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan
menyempurnakannya.
Artinya:
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”