TEKSTIL
Disusun oleh:
Kelompok 4
JAKARTA
2019
Abstrak
BAB I
Pendahuluan
Delta Merlin Dunia Textile atau lebih sering disebut PT DMDT merupakan
anak perusahaan Duniatex yang juga beroprasi dalam bidang produksi tekstil.
Duniatex merupakan salah satu perusahaan industri tekstil terbesar di Indonesia,
di mana Sugeng Hartono mendirikan Duniatex pada tahun 1974 di Surakarta
dengan nama CV Duniatex Industri Tekstil. Pada awal pendirianya, Duniatex
bergerak dalam bidang bisnis pencelupan dan finishing tekstil. Total karyawan
yang dimiliki Duniatex saat itu berjumlah 130 karyawan. Kemudian pada 1988, PT
Wijayatex diakuisisi oleh Duniatex Industri Tekstil, yang mana PT Wijayatex
merupakan perusahaan tekstil tenun. Bersama dengan PT Wijayatex, Duniatex
Industri Tekstil mendirikan PT Duniatex, yang akan menjadi induk usaha dari
Duniatex.
Setelah Sugeng Hartono pensiun pada 1996, Sumitro menggantikan
posisinya sebagai orang nomor satu di Duniatex grup. Di dalam kepeminpinan
Sumitro, Duniatex semakin berkembang dengan kantor pusat usaha berada di Solo,
Jawa Tengah. Saat ini, setidaknya 18 perusahaan dibawahi oleh Duniatex yang
tersebar di berbagai lokasi dengan luas lahan mencapai 150 ha, yang mana salah
satunya adalah PT DMDT. Duniatex Group hingga saat ini telah memiliki pegawai
hingga lebih dari 40.000 karyawan. Produk yang dihasilkan pun mengalami
ekspansi ke pemintalan benang, knitting, printing, dan denim, berkembang, tidak
lagi hanya kain mentah dan kain saja. Pasar mereka pun saat ini telah mencapai
skala internasional di mana telah melayani konsumen di empat benua. Selain
beroperasi di bidang industri tekstil, Duniatex juga beroperasi dalam bidang usaha
lain, seperti Hartono Mall yang berada di Solo dan Yogya, The Alana Hotel dan Best
Western Solo, hingga Rumah Sakit Indriati.
Saat ini, salah satu anak entitas dari Duniatex Group, yaitu Delta Merlin
Dunia Textile (PT DMDT) tengah dirundung dengan permasalahan keuangan
perusahaan. Mereka mengalami kesulitan likuiditas dalam keuangan mereka. Hal
ini bermula ketika DMDT mengambil keputusan untuk menerbitkan obligasi
dengan nilai US$300 juta dengan bunga sebesar 8,26% yang mana obligasi
tersebut memiliki masa waktu jatuh tempo hingga lima tahun. Penerbitan obligasi
tersebut dilakukan pada Maret 2019. Tanpa disangka, pasar menyambut baik
penerbitan obligasi tersebut yang mana permintaan dari obligasi tersebut
dikatakan mencapai US$1 milyar atau bernilai tiga kali lipat dari nilai obligasi yang
diterbitkan perusahaan.
KONTEN
Pada kasus yang tengah dihadapi oleh PT DMDT sebagaimana yang telah
dipaparkan pada bagian pendahuluan, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa permasalahan pada prinsip tata kelola perusahaan yang diterapkan
oleh perusahaan yang pada akhirnya menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
Satu hal yang paling menarik perhatian kami di dalam prinsip tata kelola
perusahaan yang diterapkan oleh PT DMDT ialah tentang transparansi
perusahaan. Sejujurnya, bukan hanya bagi perusahaan ini, melainkan juga
untuk korporasi atau institusi lain.
2 Tri Kartika P. dan Ferry Madi I. P., “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance terhadap
Nilai Perusahaan Food and Beverage”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 14 No. 2, 2012, hlm.
121
kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut tercermin pada kasus yang terjadi
pada riset yang dilakukan oleh Mick Moore and Sheelagh Stewart terhadap
organisasi-organisasi nonpemerintah yang bergerak di dalam bidang
kemanusiaan di Nepal dan Zimbabwe. Sebagaimana yang diketahui bahwa
organisasi-organisasi tersebut tidak memiliki kewajiban dalam melakukan
pengungkapan tata kelola organisasi atau perusahaan, maupun kinerja
keuangan dari organisasi atau perusahaan. Pada akhirnya, hampir setengah
dari organisasi-organisasi kemanusiaan yang menjadi objek riset tersebut
menghadapi internal krisis setelah beroperasi antara 18 bulan hingga tiga
tahun.3 Penelitian ini telah mencerminkan betapa pentingnya aspek
transparansi di dalam pengelolaan organisasi atau korporasi. Hal tersebut
bertujuan agar organisasi maupun korporasi dapat berbagai macam umpan
balik dan koreksi terhadap pengelolaan organisasi maupun korporasi.
Terkait dengan kasus yang tengah dihadapi oleh PT Delta Merlin Dunia
Textile, perlu diterapkannya sebuah regulasi baru bagi organisasi-organisasi
nonpemerintah dan korporasi privat dalam meningkatkan aspek transparansi
organisasi nonpemerintah maupun perusahaan privat. Dari sumber yang kami
dapati4, salah satu permasalahan transparansi pada kasus tersebut ialah
ketiadaannya laporan konsolidasian yang dilakukan oleh Grup Duniatex,
menyebabkan salah satu kreditur kesulitan dalam mengetahui posisi keuangan
dari Grup Duniatex. Terjadi asimetri informasi atau ketimpangan informasi
antara pemilik dengan kreditur. Terlebih jika terdapat wacana perusahaan
untuk melakukan IPO (initial public offering) dalam rencana perusahaan untuk
merestrukturisasi utang-utang perusahaan.5 Perusahaan perlu mengurangi
ketimpangan informasi tersebut dengan cara memberikan sinyal-sinyal
3 Mick Moore and Sheelagh Stewart, “Corporate Governance for NGOs?”, Development, NGOS, and Civil
Society: Development in Practice Vol. 8 No. 3, 1998, hlm. 81-85
4 Anthony Kevin, “Rating Jadi Sampah, Begini Posisi Utang Grup Duniatex”,
(https://www.cnbcindonesia.com/market/20190724205817-17-87399/rating-jadi-sampah-begini-posisi-
utang-grup-duniatex, diakses pada 12 November 2019, 2019)
5 Herlina Kartika, “Ada wacana IPO dalam skema PKPU Duniatex, Kreditur Tak Tertarik”
(https://keuangan.kontan.co.id/news/ada-wacana-ipo-dalam-skema-pkpu-duniatex-kreditur-tak-
tertarik?page=all, diakses pada 12 November 2019, 2019)
mengenai perusahaan, salah satunya dengan melakukan pelaporan tata kelola
perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan yang sempurna.6
Oleh karena itu, kami menilai untuk menanggululangi kasus ini agar tidak
terjadi kembali, pemerintah beserta instansi-instansi terkait lainnya dalam
penerapan regulasi terkait tata kelola perusahaan, perlu menerbitkan regulasi
baru berkenaan tentang pengungkapan tata kelola perusahaan dan kinerja
keuangan perusahaan privat. Bagi perusahaan privat pun dapat melakukan
suatu inisiatif untuk melakukan pengungkapan tata kelola perusahaan dan
kinerja keuangan mereka tanpa perlu menunggu regulasi yang akan diterapkan
pemerintah ataupun instansi-instansi terkait.
C. Manajemen Risiko
Sebagai seorang pelaku usaha, tentu risiko merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindarkan. Justru sebaliknya, sebuah usaha atau bisnis tidak mungkin
ada jika tidak adanya risiko karena sesungguhnya pebisnis ataupun badan
usaha dapat memilih untuk mengambil suatu tindakan berisiko sebab ia
6 Wahyu Widarjo, “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai
Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Vol.8 No. 2, 2011.
7 Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokrasi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2009), hlm. 209-210.
mengetahui terdapat potensi keuntungan yang mungkin saja melimpah dari
aktivitas tersebut. Untuk itu, manajemen risiko perlu dilakukan oleh seorang
pebisnis atau suatu badan usaha agar dapat meminimalisir tingkat bahaya
maupun kerugian, atau bahkan dapat meraih potensi keuntungan dari suatu
kejadian atau aktivitas.
8 Mastura Labombang, “Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi”, Jurnal SMARTek Vol. 9 No. 1, 2011,
hlm. 42.[ CITATION Lam11 \l 1057 ]
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kasus ini kita bisa tahu bahwa salah satu perusahaan tekstil
kebanggaan indonesia saat ini Duniatex dengan beberapa entitas mereka saat ini
sedang mengalami masalah keuangan. Mungkin beberapa dari kita tidak
menyadarinya saat ini bahwa mereka sedang mengalami kesulitan karena mereka
bukan perusahaan terbuka yang diwajibkan mengungkapkan laporan
keuangannya. Hal yang kita tekankan adalah pentingnya transparansi bagi
perusahaan non-listing sekalipun agar perusahaan agar kreditur tidak kesulitan
untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut. Maka dari itu kami
menyatakan bahwa perlu adanya peraturan yang mengatur regulasi tentang
pengungkapan tata kelola dan laporan keuangan bagi perusahaan private. Hal lain
yang diungkapkan oleh kami adalah pentingnya manajemen risiko perusahaan
dalam hal penerbitan obligasi.
Dampak yang terjadi akibat terungkapnya kasus gagal bayar PT DMDT ini
adalah masyarakat harus lebih waspada dalam invetasi dalam hal obligasi karena
banyak saat ini perusahaan non-listing yang terlihat sehat tetapi ternyata mereka
sedang mengalami kesulitan keuangan, dan itu dapat berisiko investasi kalian akan
gagal.
DAFTAR PUSTAKA
F., Mardani, R. M. & Wahono, B., t.thn. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Interventing. e-Jurnal Riset
Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma, pp. 51-69.
Kevin, A., 2019. Rating Jadi Sampah, Begini Posisi Utang Grup Duniatex. [Online]
Available at: https://www.cnbcindonesia.com/market/20190724205817-17-
87399/rating-jadi-sampah-begini-posisi-utang-grup-duniatex
[Diakses 12 November 2019].
Lambongan, M., 2011. Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi. Jurnal SMARTek, IX(1), pp.
39-46.
Moore, M. & Stewart, S., 1998. Corporate Governance for NGOs. Development in Practice 8(3),
pp. 80-90.
Pertiwi, T. K. & Pratama, F. M. I., 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan Foof and Beverage. Jurnal Manajemen Keuangan
14(2), pp. 118-127.
Siahaan, H., 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokrasi. 2nd penyunt. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Widarjo, W., 2011. Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai
Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, VIII(2), pp. 157-170.
Putra, Dwitya 2019, Opsi Konversi Utang jadi Saham Muncul di Restrukturisasi Duniatex,
Infobanknews.com, dilihat 1 November 2019, http://infobanknews.com/opsi-konversi-
utang-jadi-saham-muncul-di-restrukturisasi-duniatex/.
Ramdhini, Laila 2019, Terlilit utang, Duniatex tetap pertahankan 45.000 karyawan,
alinea.id, dilihat 1 November 2019, https://www.alinea.id/amp/bisnis/terlilit-utang-
duniatex-tetap-pertahankan-45-000-karyawan-b1XkT9msd.
Septiadi, Anggar 2019, Diduga ada fraud dalam kasus gagal bayar Duniatex, Bareskrim
lakukan investigasi, Kontan.co.id, dilihat 1 November 2019,
https://amp.kontan.co.id/news/diduga-ada-fraud-dalam-kasus-gagal-bayar-duniatex-
bareskrim-lakukan-investigasi.
Septiadi, Anggar 2019, Pemegang obligasi Duniatex surati Jokowi, Kontan.co.id, dilihat 1
November 2019, https://amp.kontan.co.id/news/pemegang-obligasi-duniatex-
surati-jokowi.
Septiadi, Anggar 2019, Pengadilan New York berikan perlidungan hokum untuk Duniatex,
Kontan.co.id, dilihat 1 November 2019, https://amp.kontan.co.id/news/pengadilan-
new-york-berikan-perlindungan-hukum-untuk-duniatex.