Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beras Kepala, Beras Patah, dan Menir


Permintaan konsumen terhadap beras dengan mutu lebih baik semakin
meningkat. Peningkatan ini berhubungan erat dengan tingkat pendapatan
masyarakat. Damardjati dan Adnyana (1992) menyebutkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendapatan semakin tinggi pula preferensi konsumen terhadap kualitas
beras, sehingga semakin hari konsumen makin menghendaki beras yang
berkualitas super. Suatu beras dikatakan super apabila rasanya sangat disukai,
penampilan cemerlang, tidak kusam, dan mengandung beras kepala 80%.
Preferensi konsumen terhadap kriteria kualitas beras berbeda-beda.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh etnis (suku). Sebagai contoh suku Toraja/Bugis
menyukai pulen, suku Jawa/Sunda menyukai beras setengah pulen, sedangkan
masyarakat Sumatra Barat menyukai beras pera (Suismono, 1999).
Sebagai makanan pokok pengadaan beras haruslah memperhatikan
kesukaan atau preferensi konsumen, agar memberi peluang pasar yang luas.
Komponen mutu beras yang berpengaruh terhadap tingkat preferensi konsumen
adalah presentase beras kepala, beras pecah, menir, derajat sosoh, dan
kecemerlangan serta bebas dari lapisan bekatul. Beras kepala merupakan salah
satu penentu peningkatan mutu beras untuk memenuhi selera konsumen.
Beras kepala adalah karakteristik mutu beras dengan presentase butiran
utuh (7/8-8/8). Beras patah adalah beras yang mengalami kerusakan (4/8-6/8).
Beras menir adalah kelanjutan dari butir yang hanya berukuran (1/8-3/8).
Persentasi beras kepala sangat dipengaruhi oleh sifat genetika varietas
(Suismono,2003). Proses gabah menjadi beras dilakukan melalui berbagai tahapan
sejak dari pengeringan, penggilingan, dan penyosohan hingga menjadi beras.
Menurut Mears (1982), sebagian besar konsumen di Indonesia lebih
menyukai beras berkualitas tanak yang sempurna, dengan demikian beras
berkualitas akan banyak dibutuhkan.
2.2 Tahapan Pengolaan Pasca Panen Padi Menjadi Beras
Tahapan pengolahan pasca panen padi menjadi beras dapat dilihat pada
bagan dibawah ini:

Padi/
gabah

perontok

Kotoran, batu, pasir Ayakan goyang

Rice husker
(Huller)

Husk separator

Paddy spearator

Beras pecah kullit

Rice poliser

Rice grader

Beras
kepala
2.3 Alat Dan Mesin Pemisah Beras
2.3.1 Ayakan Manual (Nyiru)
Nyiru adalah alat yang terbuat dari anyaman belahan batang pohon
bambu yang dibelah. Alat ini biasannya digunakan untuk memisahkan beras yaitu
membersihkan beras dari kotoran-kotoran sebelum dicuci dan dimasak dengan
cara diayak secara manual tangan, kemudian kotoran akan otomatis tersisih. Nyiru
ini biasanya digunakan oleh masyarakat perdesaan karena selain alat ini mudah
didapatkan nyiru juga mudah dioperasikan (Suryanto,H.1990).

(Sumber: http://wiramultiagung.com/id/?hal=Wma_Bambu)

2.3.2 Mekanisme Grader Dengan Sistem Getar


Mekanisme grader dengan sistem getar merupakan mesin pemisah beras
yang sudah lebih baik dari pengayak mekanisme engkol peluncur dalam hal
kapasitas maupun kualitas beras utuh yang dihasilkan dan mesin ini juga sudah
banyak dipakai pada pabrik-pabrik beras besar (Suryanto,H.1990). Alat ini
memiliki cara kerja merupakan mekanisme screw conveyer dan tabung bermotif
untuk memisahkan beras sehingga alat ini dapat memisahkan antar beras utuh dan
beras patah.

(Sumber: http://www.dianliwenmi.com/postimg_11426691.html)
2.3.3 Mekanisme Tabung Screw Conveyer
Cara keja mesin adalah beras dimasukkan melalui masukan yang
kemudian masuk dalam tabung mesh satu yang memiliki mesh dengan ukuran
hanya dapat dilewati oleh menir saja. Dalam tabung mesh satu ini menir akan
jatuh dan keluar melalui keluaran menir sedangkan beras utuh dan beras patah
akan diproses lagi pada tabung mesh dua yang memiliki lubang ayakan dengan
ukuran hanya dapat dilewati beras patah dan menir (Suryanto,H.1990). Pada
bagian ini beras patah akan jatuh dan keluar melalui keluaran beras patah
sedangkan beras utuh akan keluar melalui keluaran beras utuh.

(Sumber: http://www.conveyoreng.com/products/plug-screws/)

Anda mungkin juga menyukai