Anda di halaman 1dari 42

KOMPATIBILITAS SEDIAAN INJEKSI

LUCIANA
Pendahuluan

oMedication errors (ME) merupakan tolak ukur yang dapat digunakan


untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan konsep patient safety.
oME didefinisikan sebagai suatu kejadian yang dapat dicegah, dan dapat
atau berpotensi menyebabkan atau mengarah pada penggunaan obat
yang tidak tepat yang dapat menimbulkan bahaya pada pasien.
oBeberapa bukti penelitian menyatakan cedera/bahaya akibat ME yang
dapat berdampak fatal dan menimbulkan kerugian bagi pasien, baik
secara fisik maupun finansial
oMedication errors dapat terjadi pada beberapa tahapan, yaitu:
1) prescribing,
2) transcribing,
3) dispensing, dan
4) administration.

oTahap pemberian obat (administration) merupakan salah satu tahap


dan angka kejadian ME dilaporkan cukup tinggi.
oPenelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit pendidikan terbesar di
Tehran membuktikan besarnya ME pada tahap administration dapat
berkisar antara 1,60–20,57% tergantung pada jenis kesalahan (error).
oKesalahan berupa pemilihan pelarut yang tidak tepat dan jumlah
pelarut pada penelitian tersebut dilaporkan sebesar 12,90% dan 8,40%
secara berturut-turut
oPemberian terapi secara IV memiliki risiko tinggi menimbulkan ME
karena memerlukan beberapa tahap sebelum diberikan kepada pasien,
meliputi penyiapan (pelarutan), penentuan rute pemberian yang tepat,
dan pemberian/administrasi obat kepada pasien
oPenelitian yang dilakukan di Kanada memaparkan sebuah
fakta terkait ME yang lain, yaitu ketidaktepatan pemberian
obat IV secara bersamaan melalui Y-site yang terjadi sebesar
8,50%.
oSalah satu isu penting terkait dengan kejadian ME pada
proses pencampuran dan pemberian sediaan IV tersebut
adalah kompatibilitas
Kompatibilitas
❖Kompatibilitas merupakan suatu kondisi ketercampuran antara bahan obat dengan
bahan obat lain atau dengan pelarut, yang dapat terjadi, baik dalam syringe, secara
additive, dan/atau melalui Y-site.
❖Inkompatibilitas atau ketidakcampuran didefinisikan sebagai suatu reaksi yang tidak
diinginkan yang dapat mengubah stabilitas kimia, fisika, maupun terapetik dari suatu
sediaan obat.
❖Terjadinya inkompatibilitas pada campuran obat IV dapat berpotensi menimbulkan
kejadian yang tidak dikehendaki bagi pasien
❖Analisis terkait kompatibilitas dan inkompatibilitas akan diklasifikasikan lebih lanjut
berdasarkan sifat ketercampuran atau ketidakcampurannya menjadi 2 bagian, yaitu:
(1) secara fisik/visual, dan
(2) secara kimia
◦ Kompatibilitas dapat dipengaruhi oleh faktor :
▪ pH
▪ Konsentrasi
▪ Temperatur
▪ Pelarut
MIXING INCOMPATIBLE MEDICATIONS AND IV MEDICATION
ERROR

◦ Mixing incompatible medications is a major IV medication error.


◦ Investigations have shown that mixing an IV drug with the wrong diluents can occur in
up to 80% of the cases.
◦ This is alarming especially in the ICU where 25% of the IV incompatibilities are highly
significant and 26% are life-threatening
◦ On the other hand, delivering continuous infusions are more complex and may be
more prone to errors than intermittent dosing.
◦ This includes medications with higher likelihood of harmful effect such as vasoactive
substances (e.g. dopamine or epinephrine), sedatives, and narcotics
◦ The pH of solution was one of the compatibility measure used in
the establishment of standard concentrations of medications
commonly given by continuous infusion and prepared at the
bedside.
◦ The pH of an IV solution is very important to consider when tackling
compatibility of solutions.
◦ It is critical that infusion of parenteral solutions does not alter the
body’s pH, as well as to prevent stinging, burning, pain, irritation or
tissue damage.
◦ Medications admixture into a solution could alter the pH to acidic or
basic depending on the solution buffer capacity.
◦ Normal Saline (NS) and Dextrose 5% in water (D5W) solutions have
low buffer capacity, so that the solution will turn acidic with the
admixture of an acidic medication, and it will turn basic with the
admixture of a basic medication
◦ Lactated Ringer’s (LR) solution has a high buffer capacity, so that
when adding an acidic medication, the solution will either remain
neutral or the pH will drop to a lesser extent than that observed with
NS or D5W solution.
Compatibility based on their pH
Solution Compatibility Chart ( 1 )
Wadah sediaan plastik

1. PET (Poly Ethylene Terephthalate)


2. HDPE (High Density Polyethylene)
3. Vinyl – PVC (PolyVinyl Chloride)
4. LDPE (Low Density PolyEthylene )
5. PP (PolyPropylene)
6. PS (PolyStyrene)
7. Other
Interactions between drugs and PVC container materials

◦ Amounts of DEHP leaching into infusion solutions stored in IV PVC


bags, such as :
❑ Blood transfusion bags
❑ Platelet concentrate stored in blood bags
❑ Parenteral Nutrition
❑ Cytostatics or
❑ Antibiotics.
The authors advise the use of polyethylene or
polypropylene containers rather than PVC
Leaching of DEHP
◦ Leaching : Substance from bag wall migrates into the
solution
◦ Adsorption : Drug from solution, e. g. Diazepam, is bound
to the inner bag wall
◦ Absorption : Drug from solution, e. g. Isosorbide dinitrate,
migrates into the bag wall
Complications Resulting from DEHP Exposure
Contoh kasus 1
◦ Seorang neonatus berusia 6 hari dengan BB : 3.150 gram , rencana dapat
rejimen terapi antibiotika yang salah salah satunya adalah ampicillin-
sulbactam dengan dosis 235 mg tiap 12 jam. Jika sediaan ampicillin-
sulbactam 750 mg/vial dan setelah penambahan 1,6 ml WFI konsentrasinya
menjadi 375 mg/ml. Bagaimana pelarutan ampicillin-sulbactam pada
neonatus tersebut ?

◦ Jawab :
◦ 375 mg/1 ml= 235 mg/ X
◦ X = 0,63 ml ( bagaimana cara pengerjaannya )
❑Ampicillin-sulbactam 750 mg/vial dilarutkan dalam WFI 1,6 ml sehingga diperoleh
konsentrasi 375 mg/ml
❑Volume ampicillin-sulbactam untuk bayi tersebut adalah :
375 mg/1 ml = 235 mg/ X
X = 0,63 ml
The reconstituted solution should be diluted immediately in a compatible infusion
solution to yield the desired concentration between 3 and 45 mg/mL ( ASHP, 2021 )
❑Ambil 0,63 ml larutan induk dan + NaCl 0,9% sampai 6 ml
Contoh kasus 2

◦ Seorang pasien usia 60 tahun ( BB : 65 kg/TB : 170 cm ) dengan


penurunan kesadaran. Dari hasil pemeriksaan elektrolit diperoleh
hasil : Na : 120 meq/L; K : 3,7 meq/L; Cl : 86 meq/L. DPJP berencana
melakukan koreksi Natrium sampai target Natrium : 132 meq/L.
◦ Berapa dosis NaCl 3% yang dibutuhkan?
◦ Jika menggunakan NaCl 0,9% , berapa jumlah NaCl 0,9% yang
dibutuhkan?
Rencana pelaksanaan :
Diketahui :
◦ Sediaan NaCl 3% : 3 gram/100 ml
◦ Sediaan NaCl 0,9% : 0,9 gram /100 ml
◦ BM NaCl : 58,5

◦ Dosis NaCl : 0,6x ( 132-120 ) x 65


= 468 meq ~27.378 mg ~ 27,39 gram
◦ Kebutuhan NaCl total : 27,39 gram
◦ Jika menggunakan NaCl 3% , maka :
= 27,39 g/3 g x 100 ml = 913 ml yang dibutuhkan

◦ Jika menggunakan NaCl 0,9%, maka :


= 27,39 g/0.9 g x 100 ml = 3043 ml yang dibutuhkan
◦ Jadi NaCl 3% yang dibutuhkan perhari adalah :
= 913/2 = 456 ml ~ 500 ml

◦ Jadi NaCl 0,9% yang dibutuhkan perhari adalah :


= 3043/2 = 1521,5ml ~ 1500 ml
Contoh kasus 3
◦ Seorang pria berusia 67 tahun datang ke IGD dengan SVT ,
kejang dan dilakukan resusitasi jantung paru di ruang unit gawat
darurat . Riwayat penyakit sebelumnya adalah CHF, DM,
Hipertensi . Diketahui bahwa BB pasien : 66 kg dan TB : 165 cm.
◦ TD : 100/66 mmHg; nadi : 145x/menit; RR : 27x/menit; SatO2 :
99% ( dengan NRM : 10 liter/menit ).
◦ Hasil pemeriksaan elektrolit : Na : 135 meq/L; K : 2,1 meq/L ; Cl :
101 meq/L. Dokter memutuskan untuk melakukan koreksi KCl.
Berapa kebutuhan KCl pada pasien ini ?.
HIPOKALEMIA
➢Kadar kalium menurun < 3,5 mEq/L yang ditandai dengan
kelemahan otot, kram otot, kejang otot, kelumpuhan otot termasuk
otot bantu pernapasan, detak jantung abnormal, dan berdebar-debar
➢Derajat keparahan hiponatremia menurut Joint European Guidelines
adalah :
✓ Ringan : 3,1 - 3,5 mEq/L
✓ Sedang : 2,5 - 3,0 mEq/L
✓ Berat : < 2,5 mEq/L
TATA LAKSANA HIPOKALEMIA

▪Pasien dengan hipokalemia dapat dilakukan dengan


beberapa cara koreksi kalium
▪ Jika kadar kalium >3 mEq/L tanpa kelainan jantung, dapat
disarankan untuk memberikan suplementasi kalium secara
per oral (KSR dan Aspar K )
▪ Jika kadar kalium < 3 mEq/L atau dengan kelainan jantung,
maka disarankan koreksi kalium secara intravena
◦ Defisit K (mEq/l) = ( 3,5 – Kadar K+) x 0,3 x BB
◦ Dosis KCl = 0,3 x ( 3,5-2,1 ) x 66
= 27,72 meq ̴ 30 meq atau 30 ml KCl 7,46% ( BM KCl :
74,6 )

Jadi :
◦ Jumlah KCl 7,46% yang diambil adalah 30 ml dan diencerkan dalam
NaCl 0,9% sampai 100 ml-→ drip 4 jam
oFraksi 0,3 dapat dikoreksi menjadi 0,25 pada pasien dengan
dehidrasi (eg. diare dan muntah) atau menjadi 0,4 pada pasien
dengan overload cairan (eg. edema dan asites)
oDosis kalium rumatan untuk Kalium :
✓ Kalium 1-2 mEq/kgBB/hari = 1 mEq x 65 = 65 mEq/hari
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA
PEMBERIAN KALIUM INTRAVENA
❑Pemberian kalium secara intravena yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan disritmia yang fatal
❑Sediaan KCl konsentrat untuk pemberian injeksi termasuk obat
kategori “HIGH ALERT” dan tidak diperbolehkan disimpan di
ruangan perawatan untuk mencegah terjadinya kejadian tidak
diharapkan ataupun kejadian sentinel
❑ Hati-hati penggunaan larutan infus lain untuk pembawa KCl
konsentrat, terutama terkait osmolaritas dan kadar kalium dari
larutan infus
Kasus 4

◦ Seorang pasien usia 52 tahun, BB : 65 kg masuk ruang ICU


dengan septik syok dan gagal nafas. Dari hasil pemeriksaan
analisis gas darah diperoleh hasil :
pH : 7,05; pCO2 : 27; pO2 : 66; HCO3 : 8 ; BE : - 30
◦ Hitunglah kebutuhan bicarbonat yang diperlukan pada
pasien ini !
◦ Tahap koreksi :
✓Koreksi sampai mencapai target pH 7,2 dan HCO3 12 meq/L
✓Pada kondisi seperti :
- Gagal ginjal : target HCO3 20-22 meq/L untuk mencegah
hiperkalemia
- Diabetic ketoasidosis atau laktat asidosis : koreksi dapat dilakukan jika
HCO3 ≤ 5 meq/L , dengan target HCO3 10 meq/L
Jawab
❑Terapi Bicnat diperlukan jika diperlukan pH darah < 7,2
dan HCO3 < 10 meq/L
❑Rumus kebutuhan bicnat :
❖Ruang HCO3 = ( 0,4 + ( 2,6 : 8 ) ) x 65 = 47,125 ( pada kadar HCO3 = 8
meq/L
❖Ruang HCO3 = ( 0,4 + ( 2,6 : 12 ) ) x 65 = 40,08 ( pada kadar HCO3 = 12
meq/L )
❖Rata-rata ruang bikarbonat = ( 47,125 + 40,08 ) : 2 = 43,61
❖Jadi kebutuhan HCO3 : ( 12-8 ) x 43,6 = 174,44 meq/L

❖Total kebutuhan HCO3 untuk menaikkan pH dari 7,05 dari 7,2 adalah 175
meq/L atau mmol/L
◦ Larutan Bicnat 8,4 % (1000 mEq/L atau mmol/L)dapat
diencerkan dalam larutan isotonis seperti NaCl 0,9% atau
D5W dan kecepatan infus tidak melebihi 2 mEq/kgBB
atau diatur lama pemberian dalam rentang 4-8 jam
Kesimpulan
❑Apoteker dapat mendeteksi kompatibilitas obat dengan
pelarut maupun dengan obat lainnya
❑Dalam melakukan koreksi elektrolit, pertimbangkan terlebih
dahulu kondisi klinis pasien ( lebih baik jika berdiskusi dengan
dokter sebelum melakukan perhitungan elektrolit )
❑Apoteker dapat memahami kondisi pasien yang mengalami
gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan asam basa

Anda mungkin juga menyukai