Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN NON – TES


PENGAMATAN/OBSERVASI
HALAMAN SAMPUL

Disusun oleh:
Kelompok 11
Desi Fitriatun (19802241041)
Dina Ifni Mardiani (19802241046)
Nurul Baiti M (19802244008)
M. Fathur Rahman (19802244023)

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran


Jurusan Pendidikan Administrasi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Alat Evaluasi Pembelajaran Non Tespengamatan/Observasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun. Demikian makalah ini kami tulis,
semoga dapat memberikan manfaat.

Yogyakarta, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Teknik Penilaian Non Tes Observasi/Pengamatan ........................ 3
B. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Penilaian Pengamatan atau
Observasi............................................................................................................... 4
C. Pengukuran Ranah Afektif Melalui Penilaian Observasi ................................. 5
D. Kelebihan dan Kekurangan ................................................................................. 7
E. Contoh Instrumen Penilaian Teknik Observasi ................................................. 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Contoh Skala Penilaian Sikap .......................................................................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skala Penilaian.............................................................................................. 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian dan evaluasi adalah suatu kewajiban yang perlu dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selama satu periode pendidikan guru
dan sekolah selalu menyelenggarakan penilaian siswa terhadap hasil belajar
siswa untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan belajar. Kegiatan
belajar terjadi jika terdapat interaksi antara seseorang dengan lingkungan
sekitar. Salah satu indikator belajar yang ditunjukan oleh seseorang adalah
adanya perubahan tingkah laku karena telah terjadi perubahan pengetahuan,
keterampilan, ataupun sikap.
Guru di dalam kelas selain sebagai fasilitator pembelajaran, guru juga
berperan sebagai evaluator. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran dan ketepatan penggunaan
metode dan model yang digunakan dalam penyampaian materi. Dalam
melaksanakan evaluasi terdapat dua teknik penilain, yaitu teknik evaluasi tes
dan teknik evaluasi non tes. Pada umumnya teknik penilaian tes digunakan
untuk mengetahui kemampuan ranah kognitif siswa, sedangkan teknik
penilaian non tes digunakan untuk melakukan evaluasi pada ranah afektif.
Salah satu teknik penilain non tes dapat dilakukan dengan cara observasi
atau pengamatan. Observasi menjadi salah satu teknik evaluasi non tes yang
biasa dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objeknya
dengan seksama dan sistematis. Pengamatan membantu untuk melihat dan
mengamati sendiri kemudian dilakukan pencatatan terhadap perilaku dan
kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Sujino, 2007). Penggunaan
teknik observasi atau pengamatan tidak bisa langsung dilaksanakan secara
spontan akan tetapi juga memerlukan pedoman observasi agar guru tidak salah
dalam melaksanakan penilaian, (Haryanto, 2020). Setiap guru memiliki cara
yang berbeda-beda dalam melakukan penilaian observasi sehingga belum dapat
dijamin keotentikan dari hasil penilaiannya, (Kamiludin & Suryaman, 2016).

1
Setiap siswa memiliki sikap yang berbeda-beda sehingga tidak dapat dirata-
ratakan dalam memberikan penilaian. Hal ini menjadi salah satu dari
kelemahan teknik observasi karena pencatatan bergantung pada kejelian
pengamat dan terkadang terjadi kekeliruan dalam pencatatannya. Selain itu
dalam pelaksanaan penilaian ranah afektif melalui observasi siswa yang
bersamaan dengan proses pembelajaran menyebabkan guru belum bisa
maksimal dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, setiap guru harus paham
bagaimana proses pelaksanaan penilaian dan evaluasi melalui observasi serta
mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi agar
hasil penilaian dan evaluasi benar-benar akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teknik penilaian non tes berupa pengamatan atau
observasi?
2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian
menggunakan teknik observasi?
3. Apa kegunaan dari teknik pengamatan atau observasi?
4. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari teknik pengamatan atau
observasi?
5. Seperti apa contoh instrumen teknik penilaian non tes berupa observasi?

C. Tujuan
1. Menejelaskan pengertian teknik penilaian non tes berupa pengamatan atau
observasi.
2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan teknik
penilaian pengamatan atau observasi.
3. Mengetahui kegunaan teknik penilaian pengamatan atau observasi.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teknik penilaian pengamtan atau
observasi.
5. Contoh instrumen non tes pengamatan atau observasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Penilaian Non Tes Observasi/Pengamatan


Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya terdapat suatu proses penilaian
dan evaluasi terhadap ketercapaian siswa dalam belajar. Menurut Brookhart,
Susan M. and Anthony, Nitko J. (2007) dalam (Nuryadi & Khuzaini, 2016)
mengatakan jika dilihat dari teknik, penilaian dikelompokkan menjadi dua hal
yaitu teknik penilaian tes dan teknik penilaian non tes. Penggunaan teknik
penilaian tes biasanya lebih sering digunakan dengan alasan lebih rasional dan
tingkat objektivitas evaluasi lebih terjamin. Teknik tes merupakan serangkaian
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, dan dari hasil pengerjaan tes tersebut
dapat dihasilkan kesimpulan. Teknik penilaian menggunakan tes memiliki
berbagai jenis alat ukur dengan ketentuan penggunaan yang berbeda-beda.
Sedangkan teknik penilaian non tes adalah teknik penilaian yang digunakan
untuk memperoleh informasi terkait siswa dengan cara selain tes. Tujuan
dilaksanakannya penilaian non tes adalah untuk mendapatkan informasi terkait
dengan evalusi proses belajar siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian non tes adalah melalui kegiatan observasi atau
pengamatan.
Secara umum kegiatan observasi merupakan cara untuk mengumpulkan
keterangan atau data dengan melaksanakan kegiatan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap berbagai kejadian yang sedang dialami
oleh sasaran pengamatan, (Mania, 2008). Pengamatan atau observasi adalah
teknik penilaian yang dilaksanakan dengan pengamatan secara teliti dan dicatat
secara sistematis, (Sulistyorini, 2009). Dalam kegiatan penilaian dan evaluasi,
penilaian observasi merupakan suatu usaha penilaian yang dilakukan dengan
penelitian secara cermat dan sistematis, melalui penggunaan alat indra terhadap
kepribadian siswa, (Nuryadi & Khuzaini, 2016). Observasi dapat dipakai untuk
melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa, seperti tingkah laku siswa

3
saat proses pembelajaran, kegiatan berdiskusi, pengerjaan tugas, presentasi,
eksperimen.
Menurut Permendikbud No.66 Tahun 2013, Observasi merupakan teknik
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Kegiatan observasi dalam pembelajaran menuntut guru untuk paham tentang
judgment, melakukan tindakan secara reflektif, mendengarkan komentar orang
lain untuk mendapatkan informasi yang reliabel, (Haryanto, 2020). Penilaian
menggunakan observasi didasarkan pada asumsi bahwa karakter siswa secara
afektif dapat dilihat dari perbuatan atau perilaku siswa yang saat kegiatan
pembelajaran atau reaksi siswa secara psikologis. Meskipun demikian dalam
melaksanakan observasi guru tidak boleh serta merta langsung melakukan
namun harus membuat pedoman observasi terlebih dahulu. Observasi Melalui
kegiatan observasi guru dapat memperoleh gambaran secara lebih jelas dan
nyata tentang tingkah laku siswa yang sulit diperoleh melalui metode penilaian
lainnya.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
non tes berupa observasi adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis dan logis dalam proses pembelajaran untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar,
berdiskusi, dll dengan menggunakan pedoman pengamatan yang memuat
beberapa indikator.

B. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Penilaian Pengamatan


atau Observasi
Pada saat akan melakukan observasi, guru harus mengetahui hal apa yang
harus diperhatikan dalam mengumpulkan fakta-fakta (Haryanto, 2020),
diantaranya:

4
1. Menentukan tema atau kegiatan observasi. Guru akan lebih mudah
mengamati, memahami dan mengingat hal yang khusus dari yang
diobservasi jika mengetahui hal yang akan di observasi.
2. Menentukan tujuan kegiatan observasi. Pada saat menentukan tujuan
guru harus meneliti dan memahami kegiatan yang akan diobservasi dan
juga hasil kegiatan observasi yang dilakukan sebelumnya serta
berkesinambungan dengan tema atau kegiatan yang akan diobservasi.
3. Menentukan langkah atau metode untuk menyusun hasil observasi.
4. Membatasi aspek atau sasaran observasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan sasaran pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Menyiapkan penelitian secara teliti dan menyeluruh agar memperoleh
hasil penelitian yang menyeluruh dan menggambarkan sasaran
observasi.
6. Menyertakan segala tanda secara tersendiri yang ada dalam kegiatan
penelitian, supaya dapat terlihat secara transparan setiap bagian yang
diteliti.
7. Memahami secara benar mengenai alat-alat dan langkah-langkah
penulisan sebelum melaksanakan penelitian. Jika, peneliti kurang
memahami mengenai langkah dan juga alat penelitian akan
menyebabkan penelitian menjadi kurang kredibel.

C. Pengukuran Ranah Afektif Melalui Penilaian Observasi


Menurut Mardapi (2012) dalam (Kusumawati, 2015), menyatakan bahwa
penilaian dalam ranah afektif selain menggunakan kuesioner juga dapat
dilakukan dengan observasi atau pengamatan, karena hasil observasi dapat
melengkapi hasil dari kuesioner. Maka informasi yang diperoleh pun akan lebih
akurat dan kebijakan yang dipilih akan menjadi lebih tepat. Selain itu, penilaian
dalam ranah afektif dapat juga dilaksanakan dengan menggunakan instrumen
afektif, diantaranya adalah skala sikap, observasi, penilaian diri, dan
wawancara. Dari salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur peserta
didik dalam ranah afektif adalah observasi atau pengamatan. Observasi

5
digunakan karena dalam memperoleh datanya tidak terbatas pada peserta didik
saja, tetapi juga dapat digunakan pada lingkungan disekitarnya (Nurbudiyani,
2013). Sikap dan perilaku keseharian siswa akan direkam melalui pengamatan
dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum.
Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran
dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran
berlangsung, seperti: rasa ingin tahu, kerajinan, ketekunan belajar, percaya diri,
kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, kerjasama dan selama peserta didik
berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati
guru, (Sistem Penilaian Hasil Belajar dan Kemampuan Guru Dalam
Melaksanakan Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013, 2017)
Tujuan dari observasi dalam proses pembelajaran adalah (1) untuk
mendapatkan data dan informasi terkait sebuah fenomena, baik suatu peristiwa
ataupun tindakan dalam situasi yang sesungguhnya ataupun dalam situasi
buatan; (2) mengukur tingkah laku siswa di kelas antara peserta didik dan guru,
interaksi, dan faktor-faktor lain yang dapat diamati terutama kecakapan sosial
(social skills). (3) penilaian proses dan hasil belajar siswa, seperti perilaku
siswa saat belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. (4)
melakukan penilaian perfoma guru dalam mengajar, melakukan hubungan
sosial sesama guru, hubungan sosial dengan siswa, membentuk suasana kelas,
dan perilaku sosial lainnya, (Arifin, 2016).
Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung, dan pengajar tidak perlu mengamati sikap atau tingkah laku
peserta didik secara formal, namun cukup dengan membuat catatan mengenai
gejala dan sikap yang diperlihatkan oleh masing – masing dari peserta didik.
Teknik observasi dapat memberikan jaminan bahwa proses pengukuran dan
evaluasi tidak akan mengganggu peserta didik selama pembelajaran
berlangsung, karena guru hanya akan mencatat ekspresi dan sikap yang
dimunculkan oleh peserta didik secara wajar. Dengan demikian melalui teknik
observasi, guru dapat mengetahui bagaimana sikap dan perilaku peserta didik

6
baik berupa kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran maupun keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran, (Mania,2008).

D. Kelebihan dan Kekurangan


Observasi yang digunakan sebagai alat dalam evaluasi memiliki beberapa
kelebihan dan juga mempunyai beberapa kekurangan. Mania, (2008)
menjelaskan ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan teknik
observasi dalam penilaian.
Kelebihan:
1. Data observasi diperoleh secara langsung dengan cara mengamati kegiatan
atau suatu ekspresi siswa dalam bereaksi atau berbuat dalam suatu situasi
tertentu, sehingga data yang diperoleh lebih objektif dan melukiskan aspek-
aspek kepribadian siswa yang sebenarnya.
2. Individu yang diamati tidak merasa on the spot, dikarenakan berada pada
situasi yang relatif bebas pada situasi yang tanpa tekanan-tekanan dari luar,
sehingga dapat melakukan kegiatan dan dapat mengespresikan kebiasaan,
minat dan sifat secara spontan.
3. Data yang diperoleh melalui observasi mencakup beberapa aspek tentang
kepribadian individu sehingga pada pengolahanya tidak berat pada sebelah
sisi, atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kecakapan atau
dari pencapaian hasil belajar siswa.

Observasi juga memiliki beberapa kelemahan seperti:


1. Seorang pengamat harus menyadari suatu perbedaan antara tingkah laku
yang tergambar atau terlukiskan dengan tingkah laku yang dievaluasi.
Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, pengamat harus
membedakan sesuatu yang tersurat maupun tersirat. Pengamat yang kurang
memiliki kecakapan dalam observasi, menjadikan hasil observasi kurang
dapat diyakini kebenaranya.
2. Kepribadian seorang pengamat menyelinap dan mempengaruhi kedalam
penilaian yang dilakukan dengan observasi seperti pengalaman, prasangka,

7
nilai-nilai pengamat tidak dapat dipisahkan dalam mengobservasi tingkah
laku siswa yang diamatinya.
3. Tingkah laku yang sama yang tampak diperlihatkan oleh bermacam
individu belum tentu mempunyai arti atau hasil yang sama bagi para
pengamat, kondisi ini tentunya dapat berdampak pada objektivitas data dan
hasil analisis.
4. Informasi atau data hasil dari observasi tidak dapat menunjukkan gambaran
yang sama mengenai struktur kepribadian seseorang. Dengan demikian,
observasi hanya dapat melihat pada kulit luarnya saja, maka dari itu
observasi harus didukung dengan teknik atau alat lain (Febriana, 2019).

Sedangkan menurut Kunandar, (2015) berikut ini kelebihan penggunaan teknik


observasi dalam pelaksanaan penilaian dan evaluasi sikap adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan observasi akan memperoleh hasil berupa data yang lebih
objektif karena dilaksanakan langsung oleh guru.
2. Observasi menjadikan hubungan guru dengan siswa menjadi lebih dekat
karena terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik.
3. Guru mendapat keleluasaan untuk menentukan kompenen-komponen apa
saja yang akan diamati selama kegiatan pembelajaran. Dari keleluasaan ini
guru akan mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan
kompetensi sikap peserta didik secara komprehensif.
Sedangkan kelemahannya teknik penilaian observasi adalah sebagai berikut,
(Wijaya, 2019):
1. Pencatatan hasil observasi bergantung pada kecermatan dan ketelitian guru
saat melaksanakan pengamatan dan daya ingat pengamat.
2. Selama melaksanakan observasi mungkin saja terjadi kekeliruan karena hal-
hal sebagai berikut:
a. Adanya pengaruh kesan umum atau hallo effects, yaitu kesalahan
dalam melakukan pencatatan karena sudah mendapatkan kesan umum
terlebih dahulu sebelum observasi dimulai.

8
b. Adanya keinginan untuk menolong (generosity effects), yaitu
keinginan guru untuk berbuat baik kepada peserta didik yang akan
diobservasi sehingga terjadi kesalahan dalam melakukan penarikan
kesimpulan hasil observasi.
c. Pengaruh observasi sebelumnya (carry over effects), yaitu kondisi
dimana tidak dapat memisahkan kesan terkait sikap siswa yang
diamati sebelumnya dengan sikap dan tingkah laku siswa selanjutnya.
3. Observasi membutuhkan keterampilan dan kecermatan dari guru, karena
jika tidak memiliki ketelitian dan sikap cermat dalam mengamati data yang
didapatkan dapat dimanipulasi dari subjek yang diobservasi dan akan
berdampak pada objektivitas hasil pengamatan.

E. Contoh Instrumen Penilaian Teknik Observasi


Tingkah laku peserta didik biasanya menggambarkan kecenderungan
peserta didik dalam sesuatu hal. Guru dapat melakukan observasi terhadap
peserta didiknya. Hasil yang diperoleh dari proses pengamatan berguna untuk
memberikan umpan balik dalam melakukan pembinaan terhadap peserta didik.
Pengamatan tingkah laku peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan
buku catatan khusus yang berkaitan dengan peserta didik selama di kelas atau
sekolah. Pelaksanaan observasi juga dapat dilaksanakan secara langsung oleh
guru ataupun secara tidak langsung melalui bantuan orang lain. Instrumen
penilaian observasi dapat menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating
scale), (Sistem Penilaian Hasil Belajar dan Kemampuan Guru Dalam
Melaksanakan Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013, 2017) . Berikut ini
adalah contoh instrumen penilaian observasi:

Contoh 1:

9
Gambar 1 Skala Penilaian
Sumber: (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
81 A tahun , 2013)

10
Contoh 2.

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap ini berupa Lembar Observasi/Pengamatan.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar.

B. Petunjuk Pengisian
Setelah melakukan pengamatan kurang lebih selama dua minggu, guru menilai
peserta didik menggunkan skor 4, 3, 2, atau 1 yang diisikan pada Lembar
Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. skor 4 ketika peserta didik selalu melakukan perilaku yang diamati
2. skor 3 ketika peserta didik sering melakukan perilaku yang diamati
3. skor 2 ketika peserta didik kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati
4. skor 1 ketika peserta didik tidak pernah melakukan perilaku yang diamati

C. Lembar Observasi
Lembar Observasi
Kelas/Semester :
Tahun ajaran :
Materi Pokok :
Butir Penilaian : Partisipasi dan Keaktifan di Kelas
Indikator Penilaian:
1. Keaktifan Peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
2. Keaktifan Peserta didik dalam mengemukakan ide atau pendapat
3. Peserta didik berpartisipasi aktif dan semangat dalam kegiatan
berdiskusi

11
Skor Indikator Jumlah
No Nama Peserta didik Nilai
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Skor
1 Anisa Utami 3 3 4 10
2
3
4
Dst.

Tabel 1 Contoh Skala Penilaian Sikap

Keterangan:
Skor maksimal dalam setiap indikatornya adalah 4
Perhitungan:
Nilai = Jumlah Skor x 4 (nilai ideal)
Skor Maksimal
Contoh:
Nilai = 10 x 4 = 3,3
12

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teknik observasi adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis dan logis dalam proses pembelajaran untuk menilai proses dan
hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu
belajar, berdiskusi, dll dengan menggunakan pedoman pengamatan yang
memuat beberapa indikator.
2. Sebelum melakukan observasi hendaknya guru dapat menentukan tema
atau kegiatan yang akan di observasi, tujuan observasi, langkah atau
metode menyusun hasil observasi, batasan aspek atau sasaran observasi,
dan guru harus paham dengan alat yang digunakan untuk observasi.
3. Teknik observasi digunakan untuk mengukur ranah afektif yang merekam
sikap dan perilaku keseharian peserta didik melalui pengamatan dengan
menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,
baik yang terkait dengan mata pelajaran tertentu maupun secara umum.
4. Kelebihan teknik penilaian observasi adalah observasi menghasilkan data
yang lebih objektif dan diperoleh secara langsung, data yang diperoleh
dapat mencangkup berbagai aspek kepribadian, mendekatkan guru dengan
peserta didik, dan teknik penilaian lebih fleksibel. Sedangkan kelemahan
dari teknik penilaian observasi adalah pencatatan hasil observasi
bergantung pada kecermatan dan ketelitian guru saat melaksanakan
pengamatan dan daya ingat pengamat, observasi mungkin saja terjadi
kekeliruan yang bersumber dari kelalaian guru dan pelaksanaan observasi
membutuhakan keterampilan dan kecermatan dalam pengamatan.
5. Pelaksanaan observasi juga dapat dilaksanakan secara langsung oleh guru
ataupun secara tidak langsung melalui bantuan orang lain. Instrumen
penilaian observasi dapat menggunakan daftar cek atau skala penilaian
(rating scale).

13
B. Saran
Sebagai seorang guru, untuk menghasilkan hasil penilaian sikap melalui
observasi yang akurat hendaknya dilakukan pengamatan secara mendetail
kemudian dilakukan pencatatan sesegera mungkin dan dengan cermat. Saat
melakukan penilaian observasi guru hendaknya menghindari adanya penilaian
pribadi atau hallo effect.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Haryanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). Yogyakarta:
UNY Press.
Hasanah, H. (2016). TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI. Jurnal at-Taqaddum, 8(1),
40-41.
Joesyiana, K. (2018). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI
LAPANGAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntasi, 94.
Kamiludin, K., & Suryaman, M. (2016). Problematika pada Pelaksanaan Penilaian
Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 58-67.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v5i1.8391
Kunandar. (2015). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan. Jakarta: Rajawali Press.
Kusumawati, T. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Afektif Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak. Jurnal SMaRT, 1(1), 111-124.
doi:https://doi.org/10.18784/smart.v1i1
Mania, S. (2008). Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan Dan
Pengajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
11(2), 220-233. doi:https://doi.org/10.24252/lp.2008v11n2a7
Nurbudiyani, I. (2013). Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Muhammadiyah
Palangkaraya. Anterior Jurnal, 13(1), 88-93.
doi:https://doi.org/10.33084/anterior.v13i1.295
Nuryadi, & Khuzaini, N. (2016). Evaluasi Hasil dan Proses Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: LeutikaPrio.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66 Tahun
2013
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81 A
tahun . (2013).
Sistem Penilaian Hasil Belajar dan Kemampuan Guru Dalam Melaksanakan
Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013. (2017). Jakarta: Pusat Penelitian
Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud.

15
Sujino, A. (2007). Pengantara Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan .
Yogyakarta: Teras.
Wijaya, R. A. (2019). Pendapat dan Pemahaman Guru Terhadap Penggunaan
Metode Observasi Sebagai Teknik Penilaian Pendidikan Karakter di
Beberapa SMP di Indonesia. Retrieved from
https://repository.usd.ac.id/35318/2/151114076_full.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai