Anda di halaman 1dari 18

Nama: Yuliana Ika Pratiwi NIM: 191134181

ANALISIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS


No Poin Analisis ARTIKEL JURNAL 1 ARTIKEL JURNAL 2 ARTIKEL JURNAL 3

Lamajau,E. (2017). Tembang,Yonarlianto, Diah


Peningkatan Kemampuan Harmawati, dan Julinda Priskila
Keterampilan Berbicara Prayitno.S.H. (2021). Rahajaan. (2019). Peningkatan
Siswa Kelas V SDN Sampaka Efektivitas Pembelajaran Hasil Belajar IPA Siswa Melalui
Kec. Bualemo Kab. Banggai Problem Based Learning Penerapan Model Pembelajaran
Melalui Metode Diskusi dengan Zoom Meeting di Kooperatif Tipe Group Investigation
Kelompok. Jurnal Kreatif SDN Kebraon II. Jurnal di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Referensi Tadulako Online,5(1),201- Pendidikan Dasar, 12 (01), Sekolah Dasar, 3(2), 230-237.
211. 130-138.
Diunduh dari: Diunduh dari : Diunduh dari:
https://media.neliti.com/me http://journal.unj.ac.id/unj/
http://publikasijurnalilmiah.com/c
dia/publications/110319- index.php/jpd
ID-peningkatan- ontoh-jurnal-penelitian-tindakan-
kemampuan-keterampilan- kelas/
berbi.pdf

Permasalahan yang ingin


diatasi dari jurnal ini adalah
hasil belajar siswa kelas V SD
Permasalahan yang ingin diatasi
Negeri Sampaka kurang
dari jurnal ini adalah hasil belajar
memuaskan atau tidak
1 What: Masalah yang mau diatasi IPA siswa kelas V SD Negeri Wasur
mencapai KKM yaitu dalam
Merauke kurang memuaskan atau
nilai mata pelajaran bahasa
belum meningkat.
Indonesia khususnya
keterampilan berbicara.

2 How: Solusi/tindakan yang Solusi atau tindakan yang Solusi atas tindakan yang
digunakan untuk mengatasi digunakan untuk mengatasi
permasalahan hasil belajar permasalahan hasil belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri siswa kelas V SD Negeri Wasur
digunakan Sampaka agar dapat Merauke agar dapat meningkat
meningkat dengan dengan menerapkan model
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe group
diskusi kelompok. investigation.

Siswa kelas V SD Negeri Siswa kelas V SD Negeri Wasur


3 Who: Siapa yang dikenai tindakan
Sampaka. Merauke.

Apakah penerapan diskusi Apakah penerapan model


kelompok meningkatkan pembelajaran kooperatif tipe group
4 Rumusan Masalah kemampuan keterampilan investigation meningkatkan hasil
berbicara siswa kelas V SD belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Negeri Sampaka? Wasur Merauke?
Meningkatkan kemampuan
keterampilan berbicara
Meningkatkan hasil belajar siswa
5 Tujuan Penelitian siswa kelas V SD Negeri
kelas V SDN Wasur Merauke
Sampaka dengan metode
diskusi kelompok.
Penerapan metode diskusi
Penerapan model pembelajaran
kelompok meningkatkan
kooperatif tipe group investigation
6 Hipotesis tindakan kemampuan keterampilan
meningkatkan hasil belajar siswa
berbicara siswa kelas V SD
kelas V SD Negeri Wasur Merauke.
Negeri Sampaka.
7 Setting 1. Siswa yang diteliti 1. Siswa yang diteliti ialah
1. Berapa N yang diteliti? ialah seluruh siswa siswa kelas V SDN Wasur
2. Kapan? kelas V SD Negeri Merauke yang terdiri dari 26
3. Di mana? Sampaka yang siswa dengan rincian 15
berjumlah 20 orang siswa laki-laki dan 11 siswa
siswa. perempuan.
2. Penelitian ini 2. Penelitian ini dilaksanakan
dilaksanakan pada pada tahun ajaran
tahun ajaran
2013/2014.
2018/2019.
3. Penelitian ini
3. Penelitian ini dilaksanakan
dilaksanakan di SD
di SD Negeri Wasur
Negeri Sampaka
Merauke.
Kecamatan Bualemo
Kabupaten Banggai.
Dua siklus yakni siklus I dan Dua siklus yaitu siklus I dan siklus
8 Berapa siklus
siklus II. II.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data melalui
9 Teknik pengumpulan data melalui tes hasil belajar yang
tes evaluasi diakhir siklus.
diperoleh.
1. Lembar observasi
(pengamatan)
pengelolaan
pembelajaran
Observasi, wawancara, dan
10 Jenis Instrumen 2. Lembar observasi Observasi dan tes hasil belajar
dokumentasi.
(pengamatan)
aktivitas siswa
3. Tes hasil belajar
4. Angket respon siswa.
11 Teknik Analisis Data Teknik analisis data Data dianalisis secara Teknik analisis data yang digunakan
menggunakan teknik analisis deskriptif sesuai dengan yaitu analisis data lembar observasi
data kualitatif dengan tahap- indikator masing-masing
tahap kegiatan (1) aspek yakni pengelolaan
mereduksi data, (2) pembelajaran, aktivitas
menyajikan data, (3) siswa, dan hasil belajar, serta
penarikan kesimpulan dan
respon siswa
ferifikasi, dan teknik analisis
data kuantitatif dengan cara
dihitung berdasarkan rumus
presentase ketuntasan
belajar siswa Daya Serap
X
Individu(DSI) = 𝑥 100%
Y
dan Ketuntasan Belajar
secara Klasikal(KBK) = 𝐾𝐵𝐾
∑N
= 𝑥100%
∑S
12 Indikator keberhasilan Indikator keberhasilan dari Indikator yang dilihat Indikator keberhasilan dari
penelitian ini sebesar 80% sebanyak tujuh indikator penelitian ini yaitu mengalami
dan ketuntasan hasil belajar yaitu; siswa mendengarkan peningkatan di setiap siklus I
individu sebesar 65%. serta memperhatikan sebesar 66,0% dalam kategori
penjelasan guru, siswa pada cukup menjadi 72,5% pada siklus II
zoom meeting nampak dalam kategori baik, dan persentase
antusias mengikuti ketuntasan hasil belajar siswa pada
pembelajaran problem based siklus I sebesar 64,4% dan pada
learning yang dilakukan, siklus II persentase kentuntasan
siswa berdiskusi bersama belajar siswa meningkat sebesar
teman/guru ketika diberikan 80.7%.
permasalahan kehidupan riil
dalam seharihari pada saat
pembelajaran, siswa
melakukan presentasi hasil
diskusi dari permasalahan
riil dalam kehidupan sehari-
hari yang diberikan oleh
pendidik, murid mengajukan
pertanyaan kepada
teman/guru, siswa
memberikan evaluasi
terhadap hasil pekerjaan
siswa atau kelompok lain,
dan siswa melakukan hal
diluar kegiatan belajar
mengajar seperti bercanda,
makan, dll. (Saputra,2020).
Hasil penelitian:
1. Pada aspek observasi
pengelolaan
pembelajaran
memiliki nilai 3,64
termasuk pada
kategori “baik”.
2. Pada aspek hasil
belajar memiliki
presentase
Penelitian ini dikatakan telah
ketuntasan secara
berhasil karena kriteria hasil yang
klasikal sebesar
Penerapan metode diskusi telah ditentukan telah tercapai, dan
87,5% (21) termasuk
kelompok meningkatkan dapat diinterpretasikan bahwa
keterampilan berbicara dalam kategori
13 Hasil Penelitian dengan penerapan model
sehingga hasil belajar siswa “tuntas”.
koopertatif tipe group investigation
kelas V SD Negeri Sampaka 3. Pada aspek respon
dapat meningkatkan hasil belajar
meningkat. siswa 79,17% setuju
siswa kelas V SD Negeri Wasur
termasuk dalam
Merauke Tahun Ajaran 2018/2019.
kategori “positif”.
Dari keempat aspek
tersebut telah
terpenuhi maka
pembelajaran
problem based
learning dengan
zoom meeting di
kelas V SDN Kebraon
II dikatakan efektif.
14 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat Kesimpulan yang dapat Kesimpulan yang dapat ditarik dari
ditarik dari Penelitian ditarik berdasarkan hasil Penelitian ini model pembelajaran
Tindakan Kelas (PTK) ini penelitian ini yaitu model kooperatif tipe GI dapat
yaitu telah berhasil dengan pembelajaran problem based meningkatkan hasil belajar IPA
predikat sangat baik. Hasil learning dengan siswa kelas V SD Negeri Wasur
observasi awal pada siswa menggunakan zoom meeting Merauke Tahun Ajaran 2018/2019.
yang diterapkan pada siswa
kelas V SD Negeri Sampaka Hal ini terbukti pada peningkatkan
kelas V SDN Kebraon II
terhadap hasil belajar hasil belajar siswa dari siklus 1
Surabaya pada materi
Bahasa Indonesia sebelum pecahan dikatakan efektif, sebesar 64,4% dengan jumlah yang
dilaksanakannya penelitian karena telah memenuhi tuntas 17 siswa pada kategori baik,
tindakan kelas (PTK) dengan empat aspek yaitu: selanjutnya pada Siklus II
pembelajaran metode pengelolaan pembelajaran peningkatkan hasil belajar siswa
diskusi kelompok diperoleh termasuk kategori baik, meningkatkan menjadi 80.7%
rata-rata hasil belajar aktivitas siswa temasuk dengan jumlah yang tuntas 21 siswa
individu sebesar 66,25 % kategori sangat aktif, hasil berada pada kategori baik.
dengan nilai ketuntasan belajar secara klasikal
belajar secara klasikal termasuk pada kategori
sebesar 25 %. Artinya masih tuntas, serta respon siswa
terdapat 15 orang siswa termasuk berkategori positif.
yang belum tuntas atau
sebesar 75 % yang belum
berhasil dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas V
SD Negeri Sampaka. Hasil
Belajar siswa kelas V SD
Negeri Sampaka dalam
proses belajar mengajar
Bahasa Indonesia melalui
pembelajaran metode
diskusi kelompok secara
efektif mengalami
peningkatan pada, aktifitas
siswa, guru dan hasil belajar
yaitu, tuntas secara klasikal
dan secara individu, dengan
demikian hipotesis tindakan
dalam penelitian ini dapat
diterima atau terbukti.
15 Keterbatasan penelitian dan saran Saran penelitian: disarankan Saran guna meningkatkan kualitas
salah satu metode yang pendidikan serta peningkatan
dapat digunakan dalam kualitas pembelajaran IPA untuk
meningkatkan hasil belajar, sekolah dasar sebagai berikut:
dan keterampilan berbicara 1. Penerapan model
siswa pada mata adalah pembelajaran kooperatif tipe
melalui pembelajaran GI hendaknya diperkenalkan
Metode diskusi kelompok dan dikembangkan oleh
seorang pendidik guna
menciptkan suasana yang
menyenangkan namun tetap
fokus pada materi yang akan
diajarkan.
2. Bagi mahasiswa atau calon
guru nanti hendaknya terus
menerus diperkenalkan dan
dilatih untuk menerapkan
modelmodel pembelajaran
kooperatif yang sesuai
dengan karakteristik siswa
di sekolah siswa, sehingga
siswa tidak hanya
mendengar penjelasan guru
terus menerus tetapi dapat
terlibat langsung dalam
pembelajaran tersebut.
3. Penelitian yang telah
dilaksanakan ini disarankan
bagi peneliti selanjutnya
untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis
dan keterampilan
psikomotorik siswa pada
mata pelajaran IPA di
sekolah dasar

Silahkan memberikan tanggapan kritis terhadap setiap artikel berdasarkan 15 nomor butir analisis di atas
A. Artikel I
Untuk bagian referensi saya merasa bahwa referensi tersebut sudah lengkap dan sesuai dengan format penulisan yang ditentukan.
Selain itu, artikel/jurnal dengan judul Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka Kec. Bualemo
Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok ini telah terbit pada tahun 2017 sehingga artikel ini layak untuk digunakan sebagai
referensi maupun untuk dianalisis.

1. Artikel I ini memiliki judul penelitian Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka Kec. Bualemo
Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok. Dari artikel inilah, penulis yaitu saudari Eresia Lamajau menuliskan bahwa
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sampaka dapat meningkat melalui
pengunaan metode diskusi kelompok. Penulisan permasalahan tesebut saya rasa masih kurang tepat karena masih agak berbeda
dengan judul penelitiannya sendiri. Menurut saya untuk poin masalah yang ingin diatasi dari penelitian ini ialah apakah hasil
belajar dalam hal keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka dapat meningkat melalui pengunaan metode diskusi
kelompok. Pendapat saya mengenai masalah yang ingin diatasi dari penelitian ini karena penulisan permasalahan yang ditulis oleh
penulis belum spesifik dengan judulnya, karena jika hanya hasil belajar saja maka itu masih universal (bisa hasil belajar dari
berbagai macam mata pelajaran atau keterampilan).
2. Menurut saya, solusi atau tindakan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sampaka
agar dapat meningkat dengan menggunakan metode diskusi kelompok ini sudah tepat. Saya mengatakan bahwa pemilihan metode
diskusi kelompok ini sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama dari keterampilan berbicara sudah tepat
karena pada dasarnya kemampuan keterampilan berbicara akan semakin terasah jika siswa atau orang sering berbicara di depan
umum, mengemukakan pendapatnya serta diberi kesempatan untuk dapat tampil di depan orang banyak (dalam diskusi, sharing
pengalaman,dsb). Dengan penggunaan metode diskusi kelompok inilah maka kemmapuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD
Negeri Sampaka bisa lebih baik sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
3. Dari artikel ini yang menjadi sasaran/ yang dikenai tindakan ialah siswa kelas V SD Negeri Sampaka. Pemilihan ini dilakukan
karena dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD N Sampaka sehingga sasaran dari penelitian ini adalah siswa kelas V
SD Negeri Sampaka. Dengan pemilihan sasaran/yang dikenai tindakan ini maka penelitian akan menjadi lebih spesifik dan tidak
terlalu luas jangkauannya (tidak meneliti seluruh siswa SD N Sampaka) sehingga penelitian ini akan menjadi mudah dalam kegiatan
meneliti, dalam menggunakan metode, serta dalam melaksanakan analisis. Bapak ini merupakan usaha yang dimiliki oleh keluarga
tersebut. Pemilihan ketua kelompok dilakukan pada saata kamar kosong sehingga vusa dubersihkan.
4. Artikel I yang ditulis oleh Eresia Lamajau ini memiliki rumusan masalah yaitu Apakah penerapan diskusi kelompok meningkatkan
kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka? Menurut saya rumusan masalah tersebut bisa lebih
dispesifikkan dengan judul artikel sehingga menjadi Apakah penerapan diskusi kelompok meningkatkan hasil belajar dari
kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka? Dengan memberikan kata hasil belajar ini rumusan masalah
dari artikel I ini menjadi lebih spesifik dengan judul penelitiannya. Pembutan rumusan masalah yang spesifik ini juga pasti akan
memudahkan dalam melakukan analisis sebuah penelitiannya dari awal sampai hasil kesimpulan analisis.
5. Tujuan penelitian dari artikel I ini ialah Meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka
dengan metode diskusi kelompok. Meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka dengan
metode diskusi kelompok merupakan tujuan yang spesifik dengan judul penelitiannya sendiri. Tujuan penelitian sendiri selain
harus berkaitan dengan judul penelitian juga harus berhubungan dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian berhubungan dengan
rumusan masalah karena tujuan penelitian merupakan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan merupakan jawaban dari
rumusan masalah itu sendiri, jadi tujuan penelitian dan rumusan masalah saling berkaitan.
6. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah berdasarkan landasan teori yang ada dan belum berdasarkan
data empiris yang dikumpulkan oleh peneliti. Dari artikel I ini, hipotesis tindakannya ialah Penerapan metode diskusi kelompok
meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka. Hipotesis ini telah menjadi sebuah jawaban
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat tadi, sehingga hipotesis tindakan ini telah baik, namun agar lebih sesuai dengan
rumusan masalah maka hipotesis tindakan ini bisa direvisi menjadi Penerapan metode diskusi kelompok meningkatkan hasil
belajar dari kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sampaka.
7. Untuk poin ke-7 dari analisis artikel ini yakni tentang Setting. Ada 3 hal yang ditanyakan dalam setting ini yakni:

a) Berapa N yang diteliti?


b) Kapan?
c) Di mana?
Dari 3 hal yang ditanyakan di atas didapatkan jawaban bahwa:
1. Siswa yang diteliti ialah seluruh siswa kelas V SD Negeri Sampaka yang berjumlah 20 orang siswa.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014.
3. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sampaka Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai.
Dari 3 hal tersebut yang merupakan bagian dari artikel I dengan judul Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V
SDN Sampaka Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok ini telah sesuai dengan judulnya, hanya saja lebih diperinci
lagi untuk bagian jumlah siswa yang diteliti. Dari judulnya sendiri kita tahu bahwa yang diteliti ialah siswa kelas V SD Negeri Sampaka,
ternyata jumlah siswa kelas V di SD Negeri Sampaka memiliki jumlah 20 orang siswa. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri
Sampaka Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai pada tahun ajaran 2013/2014 tepatnya di bulan Maret - April 2014. Dari 3 hal ini
pula kita mengetahui bahwa rata-rata siswa kelas V di SD Negeri Sampaka yang duduk di bangku kelas V pada tahun ajaran 2013/2014
memiliki permasalahan hasil belajar yang rendah akibat kemampuan keterampilan berbicaranya rendah.

8. Artikel ini menggunakan dua siklus dalam melaksanakan penelitian yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri 2
pertemuan dan siklus 2 juga terdiri dari 2 pertemuan. Ternyata di setiap siklus, baik siklus I maupun siklus II keaktifan siswa
mengalami peningkatan. Dalam siklus I pertemuan I diperoleh jumlah rata-rata prosentase 45,83 % dan siklus I pertemuan II
diperoleh rata-rata prosentase 50,00%, serta siklus II, pertemuan I berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan menunjukan bahwa
aktivitas belajar siswa berada pada kategori sangat Baik atau terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 41,67 % . Dengan
demikian aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran telah terjadi peningkatan 9,17 % dari siklus I ke siklus II. Selain
keaktifan siswa, siklus I dan siklus II ini juga berperan dalam melihat aktivitas guru serta hasil belajar. Dalam aktivitas Guru
hasilnya juga meningkat, karena partisipasi furu dalam proses pembelajaran pasti meningkat seiring dengan keatifan siswanya. Jika
partisipasi Guru tidak meningkat maka dipastikan siswa akan menjadi malas untuk aktif lagi sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajarnya, namun untuk penelitian yang ada dalam artikel I ini partisipasi guru dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II
menunjukan adanya peningkatan yang cukup berartii yakni dari rata-rata hasil aktivitas guru pada siklus I sebesar 57,5% naik
menjadi 80 % pada siklus II atau naik sebesar 22,5 % ini artinya bahwa partisipasi guru pada siklus II telah tercapai sesuai dengan
indikator kinerja yang di tetapkan dalam penelitian atau berada pada kategori Baik. Dengan adanya peningkatan di siklus I ke siklus
II inilah hasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 71,25
naik menjadi 80,42 pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 9,17 %. Akan halnya pada ketuntasan hasil belajar secara
klasikal dari 60 % pada siklus I meningkat menjadi 85 % pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 25%. Artinya bahwa
hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan
pada indikator penelitian ini yaitu sebesar 80% dan ketuntasan hasil belajar individu sebesar 65%. Berdasarkan hasil yang dicapai
siswa kelas V SDN Sampaka inilah maka hasil belajar siswa dapat meningkat dengan melalui metode diskusi kelompok, dan dengan
demikian penelitian dinyatakan berhasil.
9. Teknik pengumpulan data dari artikel I ini melalui tes hasil belajar yang diperoleh. Menurut saya teknik tersebut kurang spesifik,
artinya penulis hanya menuliskan melalui tes hasil belajar yang diperoleh, dan melalui tes seperti apa. Oleh sebab itu, sebaiknya
penulisannya diperjelas lagi. Karena jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, maka teknik
pengumpulan datanya mungkin bisa melalui observasi serta wawancara untuk mengumpulkan data kualitatif, serta dengan
menggunakan tes secara langsung untuk mengumpulkan data kuantitatifnya.
10. Dari artikel ini telah disebutkan bahwa jenis instrumen yang digunakan ialah menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Menurut saya penggunaan jenis instrumen tersebut telah tepat karena dari penelitian ini pengumpulan datanya
harus menggunakan pengumpulan data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam kegiatan pengumpulan data kualitatif, data ini
diperoleh dari aktivitas siswa dan guru yang bisa ditemukan dengan menggunakan jenis instrumen observasi dan wawancara.
Kemudian untuk kegiatan pengumpulan data kuantitatif data ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa, sehingga
memerlukan tes yang bisa didokumentasikan sebagai bukti otentik.
11. Dalam artikel ini teknis analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap-tahap kegiatan berikut (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, (3)
penarikan kesimpulan dan ferifikasi, kemudian untuk teknik analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara dihitung berdasarkan
X
rumus presentase ketuntasan belajar siswa Daya Serap Individu(DSI) = 𝑥 100% dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal(KBK) =
Y
∑N
𝐾𝐵𝐾 = 𝑥100%. Saya rasa teknik analisis data tersebut telah sesuai dengan penelitian di artikel ini. Karena artikel ini meneliti
∑S
tentang peningkatan kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Sampaka dengan metode diskusi kelompok, ada 2 data
yang sangat penting yaitu data kualitatif dan data kuantitatif supaya bisa ditemukan apakah metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga teknik analisis data di atas telah sesuai.
12. Karena dari data yang ditelah dianalisis dengan menggunakan berbagai metode, peneliti telah menyimpulkan bahwa metode
diskusi kelompok berhasil meningkatkan hasil belajar ( kemampuan keterampilan berbicara) siswa kelas V SD N Sempaka. Hal ini
disebutkan dengan memberikan bukti data yakni Indikator keberhasilan dari penelitian ini sebesar 80% dan ketuntasan hasil
belajar individu sebesar 65%. Adanya bukti ini serta bukti-bukti lain yang menyertai membuat bahwa indikator keberhasilan dari
penelitian ini sesuai dengan hipotesis tindakan yang ada.
13. Hasil penelitian dari artikel ini ialah penerapan metode diskusi kelompok meningkatkan keterampilan berbicara sehingga hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri Sampaka meningkat. Dengan hal ini dinyatakan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis
tindakan yang ada sehingga dengan menggunakan metode diskusi kelompok, siswa kelas V SDN Sempaka dapat meningkat hasil
belajarnya dalam hal keterampilan berbicara.
14. Kesimpulan yang dapat ditarik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu telah berhasil dengan predikat sangat baik. Hasil
observasi awal pada siswa kelas V SD Negeri Sampaka terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia sebelum dilaksanakannya penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan pembelajaran metode diskusi kelompok diperoleh rata-rata hasil belajar individu sebesar 66,25 %
dengan nilai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 25 %. Artinya masih terdapat 15 orang siswa yang belum tuntas atau
sebesar 75 % yang belum berhasil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Sampaka. Hasil Belajar siswa kelas V
SD Negeri Sampaka dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia melalui pembelajaran metode diskusi kelompok secara efektif
mengalami peningkatan pada, aktifitas siswa, guru dan hasil belajar yaitu, tuntas secara klasikal dan secara individu, dengan
demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat diterima atau terbukti. Saya setuju dengan kesimpulan yang ditarik oleh
peneliti dari artikel ini. saya setuju karena dalam kesimpulannya, peneliti juga menyertakan presentase keberhasilan sehingga para
pembaca artikel ini dapat menganalisis serta menjadikan artikel tersebut menjadi referensi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
15. Dari artikel ini penulis tidak menuliskan keterbatasan yang ia alami sewaktu melakukan penelitian di kelas V SDN Sempaka
sehingga alangkah lebih baiknya penulis menuliskan keterbatasannya. Dengan menuliskan keterbatasannya dalam melaksanakan
penelitian, pembaca akan dapat memahami dan bisa mencari solusi sehingga ketika pembaca akan
menerapkan/mengimplementasikan penelitian ini dalam melaksanakan pembelajaran pembaca dapat menjalaninya dengan baik,
jadi sebaiknya dalam menulis sebuah artikel/jurnal, penulis menuliskan keterbatasan/kendala yang dialami seperti kondisi di
lapangan jangan ditutup-tutupi. Selanjutnya, untuk bagian saran disarankan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
meningkatkan hasil belajar, dan keterampilan berbicara siswa pada mata adalah melalui pembelajaran Metode diskusi kelompok.
Bagian ini penulis telah menuliskan saran terhadap penelitian dan saya merasa saran tersebut baik dan sudah sesuai dengan
penelitiannya.
B. Artikel II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.

C. Artikel III
1. Artikel III memiliki judul yakni Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation di Sekolah Dasar. Artikel yang ditulis oleh Yonarlianto Tembang, Diah Harmawati, dan Julinda Priskila Rahajaan ini
belum dilengkapi rumusan masalah yang terjadi atau permasalahan yang ingin diteliti serta diatasi dengan penelitian ini. oleh
sebab itu, saya merumuskan bahwa permasalahan yang ingin diatasi dari artikel III ialah hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Wasur Merauke kurang memuaskan atau belum meningkat. Dengan adanya rumusan masalah ini, kegiatan penelitian akan dapat
terlaksana serta akan lebih lengkap baik dari rumusan masalah, solusi, subjek yang diteliti, sampai saran. Selain dapat terlaksana
dan lebih lengkap, dengan adanya rumusan masalah ini pulalah pembaca artikel/jurnal akan lebih bisa memahami isi (salah satu)
artikel/jurnal Penelitian Tindakan Kelas ini.
2. Solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke agar dapat
meningkat yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Menurut saya solusi yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan yang muncul ini cukup menarik karena model pembelajaran dengan tipe group
investigation ini dalam pelaksanaannya menggunakan kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dengan menggunakan tipe Group
Investigation ini, saya yakin harapan yang ingin dicapai oleh penulis akan terwujud.
3. Dalam artikel III ini, yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke. Pemilihan peserta yang dilakukan
tindakan ialah seluruh siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke. Pemilihan ini akan membantu peneliti dalam melakukan kegiatan
penelitian. Selain itu, pemilihan subjek penelitian ini akan mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.
4. Dalam artikel ini rumusan masalahnya belum dituliskan sehingga untuk bagian rumusan masalah saya harus merumuskan sendiri.
Sebenarnya rumusan masalah itu penting bagi setiap jurnal/artikel penelitian sehingga dala membuat artikel/jurnal penelitian
haruslah penulis menuliskann rumusan masalahnya dulu. Karena dari artikel ini belum dituliskan rumusan masalah, maka saya
merumuskan permasalahan yang terjadi yaitu Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke? Dengan merumuskan masalah seperti ini, maka kita yang
akan meneliti akan lebih mudah karena sudah mengetahui pembatasan masalah yang akan diteliti dengan adanya rumusan masalah
seperti ini.
5. Meskipun artikel/jurnal ini belum dilengkapi dengan rumusan masalah namun artikel ini sudah dilengkapi dengan tujuan
dilakukannya penelitian. Tujuan penelitian dari artikel ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Wasur Merauke.
Dengan adanya tujuan penelitian ini, maka peneliti akan mudah dalam melaksanakan penelitian. Bayangkan saja jika tujuan dari
sebuah penelitian itu tidak dituliskan/tidak dimunculkan, maka pembaca artikel ini akan sulit untuk memahami bagaimana alur
dan tindakan dari penelitian itu. Dengan adanya tujuan penelitian ini pula, penelitian tersebut dapat diketahui ingin mencapai apa,
buktinya dari penelitian ini penelitian ini mengharap hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Wasur Merauke
meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
6. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah berdasarkan landasan teori yang ada dan belum berdasarkan
data empiris yang dikumpulkan oleh peneliti. Dari artikel I ini, hipotesis tindakannya ialah Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke. Ya, sama seperti artikel
sebelumnya,dalam artikel ini tidak dituliskan hipotesisnya, sehingga untuk hipotesis dari artikel ini saya membuat sendiri.
Hipotesis ini telah menjadi sebuah jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat tadi, sehingga hipotesis tindakan ini
telah baik dan sesuai dengan rumusan masalahnya.
7. Untuk poin ke-7 dari analisis artikel ini yakni tentang Setting. Ada 3 hal yang ditanyakan dalam setting ini yakni:
a. Berapa N yang diteliti?
b. Kapan?
c. Di mana?
Dari 3 hal yang ditanyakan di atas diperoleh jawaban bahwa:

1. Siswa yang diteliti ialah siswa kelas V SDN Wasur Merauke yang terdiri dari 26 siswa dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019.
3. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wasur Merauke.
Dari 3 hal tersebut yang merupakan bagian dari artikel III dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di Sekolah Dasar ini telah sesuai dengan judulnya, hanya saja lebih
diperinci lagi untuk bagian jumlah siswa yang diteliti. Dari judulnya sendiri kita tahu bahwa yang diteliti ialah Sekolah Dasar,
ternyata Sekolah Dasar tersebut merupakan salah satu sekolah di Merauke yakni SD Negeri Wasur Merauke dengan siswa kelas V
SDN Wasur Merauke yang terdiri dari 26 siswa dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kegiatan penelitian
dilaksanakan di SD Negeri Wasur Merauke pada tahun ajaran 2018/2019. Dari 3 hal ini pula kita mengetahui bahwa rata-rata siswa
kelas V di SD Negeri Wasur Merauke yang duduk di bangku kelas V pada tahun ajaran 2018/2019 memiliki permasalahan hasil
belajar IPA yang rendah.
8. Penelitian yang gunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan jenis penelitian kolaborasi dan dilaksanakan sebanyak dua
siklus. Setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dan dilaksankan dalam 3
pertemuan. Pada siklus pertama, materi di pertemuan satu dan dua yang diajarkan adalah materi bahan dan sifat penyusun benda
sedangkan pada siklus kedua pertemuan pertama sampai pada pertemuan kedua materi yang diajarkan yaitu hubungan jenis bahan
dan teknik pembuatannya. Pertemuan ketiga dilaksanakan tes siklus kedua sama seperti pada siklus yang sebelumnya. Kegiatan
observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran dalam kelas yang terdiri dari 12 aspek dengan skor yang
tertinggi untuk setiap item adalah empat dan skor terendah untuk setiap item adalah satu. Ternyata pada siklus satu
keterlaksanaan model GI pada setiap pertemuan mengalami peningkatan, pertemuan pertama sebesar 62,2% atau dalam kategori
cukup dan pada pertemuan kedua meningkatkan sebesar 70,0% dengan kategori baik. Rata-rata persentase keterlaksanaan model
GI pada siklus I sebesar 66,0% dengan kategori baik. Kemudian untuk siklus II ketuntasan belajar siswa pada Siklus II telah
mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu ≥75% jumlah siswa yang telah mencapai nilai KKM 65, ini dilihat dari peningkatan
jumlah siswa yaitu jumlah siswa yang tuntas sebesar 21 siswa dengan persentase sebesar 80,7% sedangkan yang tidak tuntas
sebesar 5 siswa dengan persentase 19,3%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA pada Siklus II ini di pengaruhi karena adanya
perubahan gaya belajar yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama dan kedua hasil dari refleksi yang dilakukan pada akhir
siklus I. Berdasarkan hasil yang dicapai siswa kelas V SDN Wasur Merauke inilah maka penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Wasur Merauke.
9. Teknik pengumpulan data dari artikel I ini melalui tes hasil belajar yang diperoleh. Menurut saya teknik tersebut kurang spesifik,
artinya penulis hanya menuliskan melalui tes hasil belajar yang diperoleh, dan melalui tes seperti apa. Oleh sebab itu, sebaiknya
penulisannya diperjelas lagi. Karena jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, maka teknik
pengumpulan datanya mungkin bisa melalui observasi serta wawancara untuk mengumpulkan data kualitatif, serta dengan
menggunakan tes secara langsung untuk mengumpulkan data kuantitatifnya. Saya menyebutkan bahwa jenis data dari penelitian
ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif karena di dalam metode disebutkan bahwa Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan lembar keterlaksanaan model Group Investigation berupa lembar observasi dan lembar tes hasil belajar
siswa yang diberikan pada akhir siklus, tujuannya adalah mengetahui pemahaman hasil belajar siswa pada setiap pertemuan dari
segi kognitifnya. Data hasil belajar siswa dan lembar observasi dihitung dengan membandingkan jumlah skor yang diperoleh siswa
dengan jumlah skor maksimal kemudian di kalikan 100%. Oleh karena itu, jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif.
10. Dari artikel ini telah disebutkan bahwa jenis instrumen yang digunakan ialah menggunakan observasi, dan tes hasil belajar.
Menurut saya penggunaan jenis instrumen tersebut telah tepat karena dari penelitian ini pengumpulan datanya harus
menggunakan pengumpulan data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam kegiatan pengumpulan data kualitatif, data ini diperoleh
dari aktivitas siswa dan guru yang bisa ditemukan dengan menggunakan jenis instrumen observasi, kemudian untuk kegiatan
pengumpulan data kuantitatif data ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa.
11. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Saya merasa teknik tersebut tepat karena dalam penelitian ini ada
dua data yang penting yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Agar didapatkan hasil penelitian yang maksimal yaitu terkait
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD N Wasur Merauke maka ketika menganalisis data peneliti harus bersungguh-
sungguh dan menggunakan 2 teknik analisis untuk menganalisis data kualitatif dan kuantitatif .
12. Karena dari data yang ditelah dianalisis dengan menggunakan berbagai metode, peneliti telah menyimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berhasil meningkatkan hasil eblajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke.
Hal ini diketahui dari indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu mengalami peningkatan di setiap siklus I sebesar 66,0% dalam
kategori cukup menjadi 72,5% pada siklus II dalam kategori baik, dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
sebesar 64,4% dan pada siklus II persentase kentuntasan belajar siswa meningkat sebesar 80.7%.
13. Hasil penelitian dari artikel ini ialah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dikatakan telah berhasil
karena kriteria hasil yang telah ditentukan telah tercapai, dan dapat diinterpretasikan bahwa dengan penerapan model koopertatif
tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke Tahun Ajaran 2018/2019.
Dengan hal ini dinyatakan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis tindakan yang ada sehingga dengan menggunakan model
koopertatif tipe group investigation, siswa kelas V SDN Wasur Merauke dapat meningkat hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA.
14. Kesimpulan yang dapat ditarik dari Penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri Wasur Merauke Tahun Ajaran 2018/2019. Hal ini terbukti pada peningkatkan hasil belajar siswa dari
siklus 1 sebesar 64,4% dengan jumlah yang tuntas 17 siswa pada kategori baik, selanjutnya pada Siklus II peningkatkan hasil
belajar siswa meningkatkan menjadi 80.7% dengan jumlah yang tuntas 21 siswa berada pada kategori baik. Saya setuju dengan
kesimpulan yang ditarik oleh peneliti dari artikel ini. saya setuju karena dalam kesimpulannya, peneliti juga menyertakan
presentase keberhasilan sehingga para pembaca artikel ini dapat menganalisis serta menjadikan artikel tersebut menjadi referensi
dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
15. Dari artikel ini penulis tidak menuliskan keterbatasan yang ia alami sewaktu melakukan penelitian di kelas V SDN Wasur Merauke
sehingga alangkah lebih baiknya penulis menuliskan keterbatasannya. Dengan menuliskan keterbatasannya dalam melaksanakan
penelitian, pembaca akan dapat memahami dan bisa mencari solusi sehingga ketika pembaca akan
menerapkan/mengimplementasikan penelitian ini dalam melaksanakan pembelajaran pembaca dapat menjalaninya dengan baik,
jadi sebaiknya dalam menulis sebuah artikel/jurnal, penulis menuliskan keterbatasan/kendala yang dialami seperti kondisi di
lapangan jangan ditutup-tutupi. Selanjutnya, untuk bagian saran, berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan maka peneliti
mengajukan saran guna meningkatkan kualitas Pendidikan serta peningkatan kualitas pembelajaran IPA untuk sekolah dasar
sebagai berikut:
 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation hendaknya diperkenalkan dan dikembangkan oleh
seorang pendidik guna menciptkan suasana yang menyenangkan namun tetap fokus pada materi yang akan diajarkan.
 Bagi mahasiswa atau calon guru nanti hendaknya terus menerus diperkenalkan dan dilatih untuk menerapkan model-model
pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah siswa, sehingga siswa tidak hanya mendengar
penjelasan guru terus menerus tetapi dapat terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut.
 Penelitian yang telah dilaksanakan ini disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis
dan keterampilan psikomotorik siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
Bagian ini penulis telah menuliskan saran terhadap penelitian dan saya merasa saran tersebut baik dan sudah sesuai dengan
penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai