Anda di halaman 1dari 30

Bab 1

Pendahuluan

Sejak 400 tahun Sebelum Masehi, manusia telah


menduga adanya hubungan antra lingkungan dan
penyakit. Misalnya Malaria dianggap sebagai penyakit
yang berhubungan dengan udara atau cuaca buruk.
Banyak lagi dugaan-dugaan ataupun teori-teori yang
berkembang yang intinya mencoba menghubungkan
gangguan kesehatan dengan lingkungan, meskipun kelak
ternyata bahwa sebagian dugaan tersebut benar dan
sebagian lagi keliru.
Dewasa ini kita sedang menyaksikan
adanya
perubahan-perubahan sosial-ekonomi, secara langsung
atau
tidak langsung
mempengaruhi
perubahan
lingkungan hidup. Perubahan-perubahan tersebut dapat
pula disebut dengan sebagai proses atau fenomena
transformasi.
Transformasi dapat diartikan sebagai
fenomena metamorfosa atau perubahan dari satu kondisi
ke kondisi lain. Istilah transformasi juga mengandung
makna perubahan bentuk, atau substansi tapa mengganti
esensi permasalahan.
Pendekatan terhadap bidang kesehatan secara analisis
transformasi yang berkaitan dengan lingkungan perlu
dilakukan. Melalui analisis transformasi, dapat diperoleh
gambaran tentang kecenderungan problematik sehingga
kemudian dapat disusun antisipasi program alcupy,
hebriakan-kebijakan umum. Bila tidak, jadilah kita pensa
gawang yang selalu kebobolan.
Telaah empirik beberapa kepustakaan menunjukkan
sekurang-kurangnya ada tiga kondisi masalah kesehalan
vang berkaitan dengan lingkungan, yang telah dan
sedang dilalui oleh negara "maju". Negara-negara lain
aka mengalaminya dengan kecepatan yang berbeda
Bahkan mungkin ada negara yang tidak akan pernah
mengalaminya. Bila kecenderungan-kecenderungan
tersebut kita ikuti, ada kemungkinan beberapa negara akan
menuju tahap keempat yang masih sulit digambarkan.
Keempat kondisi kesehatan lingkungan tersebut adalah:
(a) Zaman Praindustri, (b) Zaman Industrialisasi, (c)
Zaman Pascaindustri, (d) Zaman Koloni Rung Angkasa
Tantangan dan problematik kesehatan lingkungan pada
keempat tahab tersebut berbeda satu sama lain. Beberapa
negara telah mengalami masa Pascaindustri, sedangkan
sebagian lagi akan mengalaminya pada Abad 21.
Pada masa Pra-Industri keadaan sanitasi dasar masih
kurang memadai, pertumbuhan penduduk masih rendah,
dominasi sampah dan limbah dari pertanian yang masih
diolah (bio-degradable). Penyakit yang ditimbulkan berupa
penyakit infeksius (kholera, malaria, demam typhus).
Pada awal masa Industrialisasi terjadi urbanisasi dengan
konsekuensi masalah kesehatan di perkotaan, penyakit
akibat sanitasi dasar menurun berubah menjadi penyakit
akibat pencemaran udara dan air. Angka kematian bayi dan
angka kematian ibu menurun seiring dengan berubahnya
status sosial ekonomi yang makin baik, maka terjadilah
Transisi Epidemiologi. Program Pasca Industrialisasi
mengarah pada kebijakan energi bar dan teknologi
dengan Clean Industry. Pekerjaan dilakukan dengan sistem
komputerisasi dan robatisasi, sehingga penyakit tidak
menular meningkat sejalan dengan perubahan kebijakan
tersebut. Kondisi tersebut mengawali masa kolonisasi
rung angkasa.

Bab 2
Definisi ruang lingkup

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari


hubungan inter aktif antara komunitas (penduduk)
dengan perubahan lingkungan yang memiliki potensi
bahaya atau menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit,
serta mencari upaya penanggulangannya.
Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman, Permukiman adalah bagian
dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat
merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan, berfungsi
sebagai tempat tinggal/hunian dan tempt kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan
Perumahan adalah kelompok rumah, yang berfungsi
sebagai lingkungan tempt tinggal atau hunian plus
prasarana dan sarana lingkungan. Apabila permukiman
merupakan perumahan dengan segala isi dan kegiatan
yang ada di dalamnya, sedangkan perumahan merupakan
wadah fisik. Dengan demikian permukiman merupakan
paduan antara wadah dengan isinya yaitu manusia
yang hidup bermasyarakat dan berbudaya didalamnya.
Sedangkan bagian permukiman yang disebut sebagai
wadah tersebut merupakan paduan tiga unsur yaitu : 1)
Alam (tanah, air, udara); 2) Lingkungan (bangunan rumah, pelayanan sosial, pertokoan, pasar,
industri, transportas),
3) Jaringan (sistem air bersih, listrik, komunikasi, saluran
air kotor, saluran air hujan, tata letak fisik); sedangkan
isinya adalah manusia dan masyarakat.
Kesehatan lingkungan
permukiman
perkotaan
mempelajari hubungan interaktif antara manusia
dengan perubahan lingkungan permukiman yang ada di
perkotaan yang memiliki potensi menimbulkan gangguan
kesehatan dan mencari upaya penanggulangannya. Untuk
mengetahui permasalahan perumahan dan permukiman
dapat digambarkan dalam sebuah skema dibawah ini.

Masalah perumahan di kota ditandai dengan harga


tanah dan bahan bangunan tinggi,
tapi pendapatan
rata-rata penduduk
perkotaan
+85% masih
rendah.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota terus bertambah
untuk memperbaiki kehidupan mereka, namun penduduk
yang datang dari desa umumnya mempunyai pendidikan
formal yang tidak diperlukan dalam pencarian pekerjaan.
Sebagai konsekuensinya terjadi pengangguran yang tidak
kentara, asal bisa kerja sebagai buruh-pun jadi atau bisa
untuk makan. Maka bermunculan rumah-rumah yang
tidak tertata dengan baik, bahkan menempati lahan yang
dilarang sebagai tempat hunian, sempit, padat, dan tidak
ada sarana prasarana yang layak sebagai tempat tinggal
(slum area).

Bab 3
Persyaratan permukiman perkotaan yang memenuhi kualitas lingkungan sehat
A. Persyaratan Kesehatan Permukiman
Lokasi
a.
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam
seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, banjir.
b.
Tidak terletak pada daerah tempt pembuangan
akhir (TPA)
sampah
dan
bekas
lokasi
pertambangan.
C.
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan
dan
kebakaran,
seperti¡alur
pendaratan
penerbangan.

2.
Kualitas Air
Air yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas
yang cukup baik, misalnya air PAM/air ledeng; akan tetapi
jika air PAM belum mencapai lokasi permukiman dan
penduduk menggunakan air tanah maka sebaiknya air
tamah tersebut minimal memenuhi persyatatan air baku
air minum (golongan B)
d.
e.
3.
Kualitas Udara, Kebisingan, dan Getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan permukiman
harus bebas dari gas beracun, baik oleh alam atau aktivitas
manusia, dan memenuhi persyaratan baku mutu udara
yang berlaku.
"Parameter-parameter yang harus diperhatikan antar
lain:
à.
Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebisi 60 dB_Leg.
b.
Gas berbau seperti Amoniak (NH,), Metil Merkaptan
(CH,SH), Hidrogen Sulfida (H,S), Metil Sulfida
(CH),)S, Sterina (C,H,CHCH,) tidak terdeteks:
secara biologis.
Partikel debu diameter < 10ug tidak melebihi 150ug/
m3
Gas SO, tidak melebihi 0,10 ppm per 24 jam
Debu terendap tidak melebihi 350 mm¾m? per hari.
4.
Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah permukiman harus
memenuhi persyaratan sebagai berikit:
a.
Alderin maksimal 0,05
b.
C.
Dealdrin maksimal 0,05
d
Divenyl Dichloro Triethan (DDT) maksimal 0,09
e.
Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg
f.
Arsenik total maksimal 100 mg/kg
Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg
g.
Kandungan kualitatif telur acing tanah Ascaris
Lumbricoides dalam pemeriksaan 10 sampel secara
proposional harus negatif.
5.
Vektor Penyakit
Banyak vektor (binatang penular) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.
Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di
perumahan tidak melebihi 5%
b.
Angka gigitan nyamuk (man biting rate) tidak melebihi
7 gigitan per_malam.
6.
Sarana dan Prasarana Lingkungan
Daerah permukiman sebaiknya mempunyai sarana
dan prasarana yang cukup memadai, seperti :
a.
Memiliki taman bermain untuk anak,
sarana
rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan.
b.
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit.
C.
Memiliki sarana jalan lingkungan.
d.
Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air
cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kualitas air.
e.
Pengelolaan pembuangan kotoran dan limbah rumah
tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
f.
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum
dan sosial, seperti: keamanan, kese hatan, komunikas,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan.
h.
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
7.
Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan
perumahan merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan dan kelestarian alam.
B. Persyaratan Rumah Sehat
1.
Memenuhi kebutuhan fisiologis
Rumah shat harus memenuhi kebutuhan fisiologis,
misalnya adalah pencahayaan, suhu, kebisingan, ventilasi,
bahan bangunan, bebas dari vektor penyakit, dan lain-lain.
a.
Bahan bangunan
Bahan bangunan sebaiknya tidak terbuat dari
bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga
tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh
kembangnya mikro organisme patogen.
b
Ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik berukuran + 10-20% dari luas
lantai
Ventilasi yang baik akan memberikan udarà
segar dari luar
Suhu optimum 22 - 24 °C
Kelembaban ruang 60%
C.
Pencahayaan yang cukup
Memberi kesempatan cahaya matahari masuk
yang cukup, minimal cahaya matahari yang masuk + 60
lux dan tidak menyilaukan, sehingga cahaya matahari
mampu membunuh kuman-kuman patogen, namun jika
cahaya matahari kurang sempurna akan mengakibatkan
ketegangan pada mata.
d.
Bebas dari kegaduhan dan kebisingan
Tingkat kebisingan maksimal di perumahan 55
dBA
Tingkat kebisingan yang ideal di perumahan
antara 40-45 dBA
Dampak kebisingan mengakibatkan gangguan
kenyamanan, gangguan aktivitas, dan keluhan
stress.
e.
Kepadatan hunian rang tidur
Luas ruang tidur minimal 8 m?, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu rang tidur,
kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
f.
Tersedianya tempt bermain untuk anak-anak
Kesempatan bermain dengan leluasa di rumah
dan halaman di lingkungan rumah.
Kesempatan untuk berkembang baik jasmani
maupun rohani dalam pertumbuhannya.
Menghindari kesempatan bermain di luar rumah,
jalanan, atau tempt lain yang sulit diawasi.
2.
Memenuhi kebutuhan psikologis
Kesempatan dan kebebasan untuk kehidupan
keluarga secara normal
b.
Hubungan serasi antara orang tua dan anak
3.
Memberi pencegahan dan perlindungan terhadap
penularan penyakit dan pencemaran.
a. Vektor penyakit
Vektor penyakit seperti tikus, kecoak, lalat
dan nyamuk tidak bersarang di dalam rumah
sehingga dapat mencegah terjadinya penularan
penyakit.
b.
Air
Tersedianya sarana air bersih dengan kapasitas
maksimal 60 liter/orang/hari. Penyediaan air
bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan.
Limbah
Limbah air yang berasal dari rumah tidak
mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
Sedangkan limbah padat harus dikelola agar
tidak menimbukan bau, pencemaran terhadap
permukaan tanah serta air tanah.
d.
Tersedianya fasilitas untuk menyimpan makanan
Untuk menyimpan makanan sangat diperlukan
sehingga baik makanan mentah maupun
makanan yang sudah matang tidak mudah
terkontaminasi dari luar.
4.
Memeberi
perlindungan/pencegahan
terhadap
bahaya kecelakaan dan kebakaran
a.
Konstruksi rumah yang kuat, sebaiknya tidak
menggunakan asbes.
b.
Menghindari bahaya kebakaran
C.
Pencegahan kemungkinan kecelakaan, misalnya
jatuh atau kecelakaan mekanik lainnya.

BAB 4
Masalah masalah kesehatan lingkungan permukiman perkotaan

A. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan masalah paling
serius di daerah perkotaan, urbanisasi mengakibatkan
meningkatnya aktivitas manusia dan kepadatan penduduk
di daerah perkotaan. Peningkatan penduduk akan
diikuti oleh semakin meningkatnya kebutuhan di bidang
transportasi. Selain itu di daerah perkotaan industri
juga meningkat dengan peat. Dengan meningkatnya
transportasi dan industri, akan meningkatkan polusi
udara dan berdampak terhadap lingkungan kota. Kualitas
lingkungantentunyaakanberpengaruhterhadapkesehatan
manusia. Di sisi lain penduduk di kota bear seperti Jakarta
sebagian bear penduduk bekerja di sektor jasa di mana
sebagian bear kegiatannya dilakukan di gedung-gedung
bertingkat yang sirkulasi udaranya terbatas. Hal ini akan
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia.
Kualitas lingkungan akan berpengaruh terhadap
kesehatan manusia,
untuk
itu perlu
dilakukan
pengendalian untuk mengurangi polusi udara. Sebelum
melakukan pengendalian kita harus mengetahui dahulu
sumber-sumber pencemar, jenis pencemar, dan lain
sebagainya.
1.
Sumber pencemar
Sumber pencemar udara yang berasal dari sumbernya
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a.
Alamiah
Zat pencemar yang terbentuk secara alamiah
dapat berasal dari dalam tanah, hutan, pegunungan
(Radon, Methane, uap air/ kelembaban)
b.
Aktivitas manusia
Pencemaran akibat lalu lintas : CO, debu karbon,
Pb, NO
Pencemaran industri: NO, SO,, Ozone, Pb, VOC
Rumah tangga : pembakaran
2.
Jenis zat pencemar
a.
Polutan udara primer
Suatu bahan kimia yang ditambahkan
langsung
ke udara yang menyebabkan
konsentrasinya meningkat dan membahayakan.
Hal ini dapat berupa komponen udara alamiah,
contoh : CO, yang meningkat diatas konsentrasi
normal, atau sesuatu yang tidak biasanya
b
terdapat di udara seperti Pb.
Polutan udara sekunder
Senyawa kimia berbahaya yang timbul
dari hasil reaksi antara polutan primer dengan
komponen udara alamiah, contoh : SO,, Nop

Hal yang perlu diingat bahwa tingkat bahaya


zat-zat pencemar tidak semata-mata tergantung pada
nilai konsentrasinya. Secara tersendiri, pengukuran
konsentrasi tidak berhubungan langsung dengan bahaya
yang ditimbulkan oleh zat pencemar, artinya dua zat
pencemar yang berbeda dengan konsentrasi yang sama,
kemampuannya untuk menyebabkan gangguan atau
bahaya tidak sama. Sebaliknya, konsentrasi dari dua
zat pencemar yang berbeda mungkin mempunyai efek
bahaya yang relatif sama. Sebagai contoh; konsentrasi 2
ppm sulfur dioksida di udara dapat memberikan dampak
bahaya yang sama seperti konsentrasi karbon monoksida
sebesar 50 ppm.
3.
Tipe polutan udara
Tipe polutan udara dibagi menjadi 9 bagian, antara
lain
a.
b.
C.
d.
e.
f.
8.
Karbon oksida : CO, CO,
Sulfur oksida : SO, SOg
Nitrogen oksida
Hidrokarbon : senyawa organik yang mengandung
karbon dan hidrogen seperti Methane, Butane,
Benzene.
Oksidan fortokimia : ozon, PAN (golongan peroxyacy)
nitrates), dan beberapa senyawa aldehid.
Partikulat (partikel padat atau cair di udara) : asap,
debu, asbestos, partikel logam, minyak, garam-garam
sulfat.
Senyawa inorganik: asbestos, hidrogen fluofida,
hidrogen sulfida, amonia, asam sulfat, asam nitrat.
h.
Senyawa organik (mengandung karbon) pestisida,
herbisida, berbagai jenis alkohol, asam-asam dan zat
kimia lainnya.
Zat radioaktif : tritium, radon, emisi dari pembangkit
tenaga.
4. Pencemar udara di luar ruangan
1. Industrial Smog
Kota-kota
yang
mempunyai
potensi
untuk
terbentuknya industrial smog (gray air cities) biasanya
mempunyai iklim dingin dan basah/ hujan, serta
menggantungkan sumber energi dari pembakaran batu
bara dan bahan bakar minyak untuk pemanasan, pabrik-
pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Bahan bakar
tersebut melepas dua jenis polutan utama yaitu partikulat
(droplet cairan atau partikel padat yang tersuspensi dalam
udara), yang dapat menyelimuti udara kota dengan
partikel berwarna keabu-abuan, dan sulfur oksida yang
merupakan komposisi utama dari industrial smog.
Batu bara dan minyak bumi mengandung sejumlah
kecil (0,5-5% mass) sulfur merupakan bahan pengotor.
Bila bahan bakar dibakar, kotoran-kotoran sulfur bereaksi
dengan oksigen dan menghasilkan sulfur dioksida. Gas
tersebut keluar melalui cerobong asap dan masuk ke dalam
atmosfir. Dalam beberapa hari sebagian besar dari sultur
dioksida di atmosfir tersebut dikonversi menjadi sulfur
trioksida, yang kemudian bereaksi dengan air di udara
untuk membentuk droplet dari asam sulfut (H,SO,). Kabut
atmosfir dari asam sulfat tersebut dapat merusak logam dan bahan-bahan lainnya, menyebabkan
iritasi pada mata
serta merusak paru-paru.
Beberapa dari droplet asam sulfat dapat bereaksi
dengan amonia (NH.,) di dalam atmosfir untuk membentuk
partikel padat dari amonium sulfat. Droplet dari asam
sulfat dari bahan kimia lainnya yang terhirup oleh
manusia akan dapat terikat pada partikel tersebut pada
waktu bersamaan terhirup. Efek kombinasi dari droplet
asal sulfat dan partikel amonium sulfat dianggap sebagai
pencemar udara paling serius yang mengancam kesehatan
manusia.
a.
Photochemical Smog (brown air cities)
Kota-kota ini biasanya mempunyai iklim panas
dan kering. Sumber utama pencemaran udara adalah
pembakaran di dalam mesin dan gas buang kendaraan
bermotor. Pada temperatur normal gas Nitrogen (N,)
dan gas Oksigen (O,) yang mengisi sebagian besar dari
udara atmosfir tidak bereaksi satu sama lain, tetapi pada
temperatur tinggi di dalam pembakaran mesin kendaraan
bermotor, mereka saling bereaksi membentuk nitrogen
oksida (NO), yang kemudian terlepas sebagai gas buang
dan mask ke dalam udara atmosfir. Segera setelah berada
di atmorfir, nitrogen oksida bereaksi dengan oksigen
untuk membentuk nitrogen dioksida (NO,), suatu gas
yang berwarna coklat kekuning-kuningan, dengan bau
yang tidak enak, menyesakkan dan bertanggung jawab
atas terjadinya kabut kecoklatan yang menyelimuti udara
perkotaan. Hal dapat merusak saluran pernapasan, irigasi terhadap paru-paru dan mata, serta
berkontribusi terhadap
kerusakan jantung, paru, hati dan ginjal.
Biasanya nitrogen dioksida tetap berada di udara
atmosfir lebih kurang selama 3 hari. Sejumlah kecil
nitrogen dioksida dapat bereaksi dengan up air di
atmosfir membentuk asam nitrat (HNO,), selanjutnya
dapat mengalami presipitasi dan tersapu dari udara
atmosfir melalui hujan. Asam nitrat di atmosfir juga
dapat berinteraksi dengan amonium di udara membentuk
partikel amonium nitrat, yang secara berkala juga jatuh ke
permukaan bumi tau tersapu dari atmosfir oleh hujan.
Beberapa reaksi kimia diaktivasi dengan cahaya
maka disebut reaksi photochemical. Sebagian bear masalah
pencemaran udara berhubungan dengan nitrogen dioksida
adalah apabila nitrogen oksida terpajan oleh radiasi ultra
violet sinar matahari mengalami reaksi fotokimia dan
selanjutnya mengubahnya menjadi nitrogen oksida dan
atom O (NO, > NO + O). Kemudian atom oksida juga
bereaksi dengan gas hidrokarbon membentuk PANS
(peroxyacylnitrates). PANs juga bereaksi dengan senyawa
hidrokarbon di atmosfir membentuk aldehyde seperti
formaldehyde yang dapat menyebabkan mata pedih
seperti gas air mata. Gabungan dari polutan sekunder
membentuk Photochemical Smog. Keberadaan senyawa
terse but dalam jumlah kecil di udara dapat menyebabkan
mata pedih, iritasi saluran pernafasan dan dapat merusak
berikut:
tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar
b. Dampak polusi udara terhadap lapisan ozon dan
iklim global :
1)
Lapisan ozon
Lapisan ozon terletak di stratosfir 20-35 km
diatas permukaan bumi. Terbentuknya lapisan
ozon sebagai berikut; molekul-molekul oksigen
yang berada di atmosfir berinteraksi dengan sinar
UV dari matahari dalam suatu rangkaian reaksi
yang berurutan (berantai). Jika reaksi tersebut
disederhanakan, sebagai berikut:
30,+ UV > 20,
Pentingnyalapisanozonadalahjikamolekul-
molekul ozon berinteraksi dengan radiasi sinar
matahari dan mampu menyaring lebih dari 99%
sinar UV yang berasal dari matahari, sehingga
melindungi makhluk hidup yang ada di bum;
Akan tetapi sekarang,
konsentrasi lapisan
ozon di stratosfir sudah berkurang karena : ])
Penggunaan pesawat ultrasonik pada ketinggian
hertentu, lebih dari 20 km, dan pesawat tertentu
mengeluarkan N,O; 2) Bergeraknya senyawa-
senyawa CFCs (chlorofluocarbons/ freon) dari
lapisan tropostir ke lapisan stratosfir. Conton
senyawa-senyawa freon : CCI,F, yang berasal
dari spray yang mengandung aerosol, kebocoran
AC dan kulkas. CFC ini bersifat sangat stabil,
sehingga di lapisan troposfir tidak mengalami
kerusakan sampai dengan di stratosfir. Di
stratosfir CFC terkena radiasi UV yang berenergi
tinggi dan mengalami dekomposisi dengan
melepaskan atom chlor yang sangat reaktif,
Senyawa-senyawa in mempunyai kemampuan
untuk bereaksi dengan ozon dan merusak
lapisan ozon sehingga menurunkan konsentrasi
lapisan ozon.
Pemanasan 1% lapisan
Ozon
dapat
mengakibatkan peningkatan radiasi UV yang
mencapai bumi 1-3%. Akibat dari penurunan
lapisan Ozon di atmosfir dapat mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut:
Meningkatkan penderita
kanker
kulit
antara 2-5% untuk setiap penurunan 1%
lapisan ozon.
Peningkatan kasus-kasus luka bakar kulit
pada kulit yang tidak terlindung.
Merusak spesies tanaman dan spesies laut.
Penurunan hasil panen di beberapa sumber
pangan penting, seperti jagung,
beras,
gandum.
Mengakibatkan pola perubahan iklim yang
tidak beraturan.
Pada tahun 1978 USA,
Kanada,
Swedia
menghentikan penggunaan CFC,
dan sebagai
penggantinya digunakan propelants, tetapi propelants
ini tidak efektif dan lebih beracun. Untuk itu
sebaiknya pengganti dari CFC sebaiknya efektif dan
tidak beracun.
1)
Pemanasan global
Efek rumah kaca adalah pemanasan global
dari emisi karbon dioksida. Karbon dioksida
pada mulanya dianggap bukan merupakan
sumber pencemar udara, karena CO, merupakan
senyawa normal yang ada di atmosfir sebagai
hasil dari siklus karbon dan oksida. Oleh karena
semakin banyaknya penggunaan bahan bakar
foil dan adanya intervensi manusia ke dalam
siklus karbon dan oksigen mengakibatkan
produk karbon dioksida lebih cepat dari pada
siklus normal sehingga terjadi kepincangan,
sebagai akibatnya konsentrasi rata-rata CO, di
atmosfir meningkat.
Semenjak tahun 1860 sebagai akibat dari
mulai digunakannya bahan bakar batubara dan
efek tersebut semakin meningkat dengan cepat
sejak tahun 1958, sebagai akibat meningkatnya
penggunaan bahan bakar minyak dan gas
alam mengakibatkan peningkatan rata-rata
temperatur atmosfir bum secara gradual yang
selanjutnya dapat mengubah pola iklim global.
Sedangkan proses efek rumah kaca adalah
sebagai berikut; + 70% dari energi radiasi yang
datang dari matahari dapat melalui atmosfir
dan menembus permukaan bumi. Radiasi yang
datang ini diserap oleh tanah dan air, kemudian
dipantulkan kembali sebagai radiasi infra merah
yang mempunyai panjang gelombang lebih besar
dan energi panas, tetapi tidak semua panas infra
merah kembali ke udara, beberapa diantaranya
diserap oleh gas CO, dan H,O, yang kemudian
dipantulkan menjadi panas. Jika tidak ada
efek rumah kaca maka di bumi tidak akan ada
kehidupan.
Dampak dari pemanasan global antara lain :
Perubahan curah hujan dan turunnya salju
disebagian bear permukaan bumi sehing&a
mengakibatkan tanah menjadi tidak subur
dan tidak produktif.
Mencairkan bongkahan es di daerah kutul
mengakibatkan peningkatan permukaan
haut * 24 km pada tahun 2100 sehing&*
remungkinkan' banjir pada Kota-kota di
tepi pantai dan daerah industri
Pengendalian dari pemanasan global yaitu
dengan cara:
Mengurangi penggunaan bahan bakar
fosil khususnya batubara pada 50 tahun ke
depan mulai melakukan konservasi energi,
menggunakan energi yang dapat diperbarui
seperti matahari, angin, arus air dan energi
geothermal.
Menggunakan scrabber (penyaring) untuk
menangkap CO, dari industri, kendaraan
bermotor supaya CO, tidak lepas atmosfir.
Menanam pohon-pohon untuk mengurangi
efek rumah kaca melalui proses fotosintesis,
Menggalakkan konservasi tanah untuk
mengurangi
erosi tanah yang
dapat
melepaskan CO, ke atmosfir
5.
Polusi udara dalam ruang
Polusi
dalam
ruang
walaupun
secara
tidak
berhubungan secara langsung dengan emisi global, tetapi
sangat penting untuk menentukan keterpajanan seseorang.
a.
Sumber polusi udara dalam ruang
Sumber-sumber polusi udara di dalam rang dibagi
menjadi 6 yaitu sebagai berikut:
Polusi dalam ruangan
Bahan-bahan sintetis
dan beberapa bahan
alamiah yang dipergunakan untuk karpet, busa,
pelapis dinding, dan perabotan rumah tangga
(asbestos, formaldehyde, VOC).
Pembakaran bahan bakar dalam rumah yang.
digunakan untuk mernasak dan pemana-
fuangan (nitrogen oksida, karbon monoksida,
sulfur dioksida, hidrokarbon, partikulat).
Cas-gas yang bersifat toksik yang terlepas ke
dalam ruangan rumah yang berasal dari dalam
tanah di bawah rumah (Radon)
Produk konsumsi (pengkilap perabot, pereka:
kosmetik, pestisida/insektisida)
Asap rokok
Mikroorganisme
b. Beberapa polutan udara dalam ruang dan dampaknya
terhadap kesehatan
1) Radon
Gas radioaktif yang terjadi secara alamiah
berada di dalam tanah (di bawah rumah) masuk
ke dalam rumah melalui lantai (menembus
lantai). Radon dapat mengakibatkan kanker
paru-paru. Untuk mengurangi radon di dalam
ruangan sebaiknya ruangan tersebut mempunyai
ventilasi yang cukup memadai. Pemasalahan di
kota-kota besar seperti Jakarta banyak ruangan di
bawah tanah yang dimanfaatkan, misalnya untuk
parkir mobil, untuk kantin, dan sebagainya.
2) Asbestos
Penahan panas dan
dinding akustik
Berpotensi melepaskan sejumlah serat asbes ke
udara dalam ruang. Asbestos merupakan suatu
istilah kolektif untuk berbagai bahan bentuk
asbes yang dibuat untuk kebutuhan komersiil
(chrisotic, crocidolite, anthophyllite, amosik).
Serat asbes digunakan untuk isolasi pipa, isolasi
kompor, isolasi dining/plafon, tekstur cat,
penutup lantai, atap, dinding, plafon.
Asbestos dapat menyebabkan penyakit
paru-paru, mesothelioma, kanker usus. Penyakit
yang disebabkan ole debu asbes dinamakan
Asbestosis. Asbestosis menyerangparu-paru;
organ paru-paru tidak berfungsi sehingga
dapat menyebabkan kematian. Gejala asbestosis
antara lain: sesak nafas, batuk, dan banyak
mengeluarkan lendir.
3) Formaldehyde
Formaldehyde merupakan gas yang tidak
berwarna dengan bau yang menyengat dan
bersifat iritan, sangat mudah larut dalam air.
Formaldehyde dapat berasal dari plafon, kayu
lapis, furniture, lem karpet.
Penyakit akibat formaldehyde pernah
dilaporkan dapat menyebabkan iritasi pada
sistem pernafasan, iritasi mata dan tenggorokan
serta sakit kepala.
Studi
epidemiologi
menunjukkan adanya peningkatan insidens
tumor otak, leukimia dan sirosis hati.
4) VOC (Volatile Organic
Compound's/Senyawa
organik yang volatil)
Definisi VOC menurut WHO (1989) adalah
senyawa organik dengan titik uap di dalam
rentang 50-260°C. VOC berbau tajam, biasanya
berasal dari perabot dan bahan kimia rumah
tangga. Kontaminasi senyawa organik di dalam
rung belum dapat diketahui dengan baik.
Gejala penyakit yang disebabkan oleh VOC ini
biasanya sakit kepala, iritasi mata dan selaput
lendir, iritasi sistem pernafasan, mulut kering,
dan kelelahan.
5) PC (Polychlorinated Biphenyls)
PC biasanya digunakan untuk pelarut
tinta kertas foto copy. Gejala penyakit yang
disebabkan oleh PCB adalah pigmentasi kuku
dan gusi, perubahan sistem kekebalan dan
gangguan sistem pernafasan. Pajanan akut dan
kronik akan menyebabkan iritasi mata, hidung,
tenggorokan, kerusakan hati, mual, muntah,
sakit perut, dan perubahan warna kulit menjadi
coklat keabu-abuan.
6)
Asap Tembakau
Asap rokok yang dikeluarkan oleh seorang
perokok pada umumnya terdiri dari karbon
momoksida dan partikulat. ETS (Environment
Tobacco Smokes) mengenal istilah:
Slide stream (aliran samping) : asap yang
tidak berasal asap buangan sigaret yang
keluar dari mulut perokok tetapi dari ujung
rokok yang terbakar melalui kertas.
Main stream (aliran utama) : asap rokok
yang berasal dari hasil buangan mulut
selama fase pembakaran rokok.
Lingkungan
berasap
rokok
adalah
campuran asap side stream dan main stream.
Lingkungan
berasap
rokok
mengganggu
kenyamanan
dan kesehatan manusia yang
berada di dalamnya. Senyawa yang merupakan
indikator asap rokok : Acrolein, Hidrokarbon
aromatik, Nikotin, Nitrogen oksida, Nitrosamin,
bahan partikel airborne, Residu
: phenol,
aldehyde, sulfur dioksida, dan sulfat.
Kita juga pernah mendengar istilah
perokok aktif dan perokok pasif. "Perokok aktif"
adalah perokok yang menyedot dan menahan
asap rokok selama beberapa saat, kemudian
melepaskan hanya sedikit saja asap yang tersisa.
Baik perokok yang mengisap rokok perlahan-
lahan dan melepaskannya dengan cepat tetap
menyerap nikotin dengan kandungan yang
hampir sama. Sedangkan yang dimaksud
"'perokok pasif" adalah orang menghirup udara
yang mengandung asap rokok yang dihasilkan
bila orang lain merokok.
Penyakit
yang
disebabkan
merokok
antara lain : jantung koroner, stroke, kanker
kerongkongan, kanker mulut, kanker esophagus
penyakit par obstruktif kronik, retardas
pertumbuhan janin. Menurut EPA, kanker
paru di kalangan orang-orang shat yang tidal
merokok merupakan akibat yang paling serius
dan telah ditunjukkan dalam keluarga perokok
7) Pestisida/Insektisida
Pestisida biasanya banyak digunakan di
dalam rumah tangga yaitu untuk membasmi
nyamuk, lalat, rayap, kecoa, kutu, semut.
Pestisida/insektisida biasanya dapat dibakar, di
dalam rang, disemprotkan, spray, kabut.
Gangguan kesehatan akibat pestisida ini
dapat mengakibatkan sakit kepala, mual, pusing,
iritasi kulit dan mata, mulut, saluran pencernaan
dan pernafasan. EPA pernah mengadakan suatu
penelitian : gejala penyakit yang sehubungan
dengan pestisida terjadi pada para penghuni
rumah tangga sejumlah 2,5 juta orang selama
tahun1976-1977.
8) Mikroorganisme
Mikroorganisme ini dapat berasal dan
dalam ruang dan ada juga yang berasal dari luar
twang. Adapun yang berasal dari luar, misalinya
iserbuk sari, jamur, dan spora. Mikroorganisme
yang berasal dari dalam ruang, misalnya
serangga, bakteri, kutu binatang peliharaan,
jamur. Mikroorganisme yang tersebar di dalam
rung dikenal dengan istilah Bionerosol.
Sumber bioaerosol dalam rang :
a)
Outdoor contamination:
Jamur berasal dari
organisme yang
membusuk, tumbuh-tumbuhan yang mati
dan bangkai binatang.
Bakteri legionella berasal dari soil borne
mungkin dapat menembus ke dalam ruang.
Alga : tumbuh dekat kolam/danau masuk
ke dalam ruangan melalui hembusan angin.
Jentik-jentik serangan di luar rang dapat
menembus setiap bangunan tertutup.
b)
Indoor contamination:
Kelembaban antara 25%-75% spora jamur
akan meningkat dan terjadi kemungkinan
peninmgkatan
pertumbuhan
pada
permukaan penyerapan air.
Sumber kelembaban : tandon air, bak air di
kamar mandi.
Penyakit yang berhubungan dengan bioaerosol:
Infeksi : flu
Hipersensitifitas : asma, alergi dari kutu
pada debu dan serbuk.
Toxicosis: toksin pada udara dalam ruangan
vang terkontaminasi sebagai penyebaj
gejala sindrome pada sick building.
9)
SBS (Sick Building Syndrome)
Sindrome penyakit yang diakibatkan oleh
kondisi gedung. SBS merupakan kumpulan
gejala-gejala dari suatu penyakit. Definisi SBS
menurut Lily, dkk (1998) adalah gejala yang
terjadi berdasarkan pengalaman para pemakai
gedung selama mereka berada di dalam gedung
tersebut.
Gejala SBS antara lain : sakit kepala,
kehilangan konsentrasi, tenggorokan kering,
iritasi mata dan kulit. Beberapa bentuk penyakit
iritasi mata dan hidung, kulit dan lapisan lendir
yang kering, kelelahan mental, sakit kepala,
IPA, batuk, bersin-bersin, reaksi sensitivitas
yang tinggi.
B. Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan
Manusia
Polutan-polutan
beresiko
terhadap
kesehatan
manusia. Efek kesehatan terhadap manusia dipengaruhi
oleh intesitas dan lamanya keterpajanan, selain itu juga
dipengaruhiolehstatus kesehatan penduduk yang terpajan.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa tingkat polutan
yang tinggi cukup berbahaya bagi anak-anak, orang yang
telah lanjut usia, penduduk miskin yang biasanya tinggal
di daerah yang polusinya cukup tinggi dan bagi penderita
penyakit jantung dan saluran pernafasan.
Akan tetapi tidaklah mudah untuk menghubungkan
antara, polutan dengan terjadinya suatu penyakit atau
terjadinya kematian. Hal in disebabkan faktor-faktor
sebagai berikut:
Tumlah dan keanekaragaman zat pencemar.
2)
Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yang
membahayakan pada konsentrasi rendah.
3)
4)
Interaksi sinergistik antara zat-zat pencemar.
Kesulitan dalam mengisolasi faktor-faktor tunggal,
bilamana masyarakat terpajan terhadap sejumlah
besar zat/senyawa kimia selama bertahun-tahun.
5)
Catatan penyakit dan kematian yang tidak lengkap
dan kurang dapat dipercaya
6)
Penyebab jamak dan panjangnya masa inkubasi dari
penyakit-penyakit.
7)
Masalah dalam
ekstrapolasi hasil
percobaan
laboratorium binatang ke manusia.
Peningkatan mortalitas, morbiditas dan penurunan
fungsi paru-paru sangat berhubungan dengan SO, dan
partikulat. Studi di London dan New York menunjukkan.
bahwa konsentrasi rata-rata setiap hari SO, dan asap
diatas 500 ug m° berhubungan dengan peningkatan
data mortalitas, 250 ug m 3 mengakibatkan peningkatan
penyakit saluran pernafasan akut. Sulfur dioksida dapat
menyebabkan bronchitis dan trachetis, jika keterpajanannya
cukup lama akan mengakibatkan bronchitis kronik.
Selain sulfur dioksida polutan yang cukup berbahaya
lainnya adalah karbon monoksida (CO). Hemoglobin
dibawa oleh oksigen masuk. kedalam, sel darah merah.
Karbon monoksida menganggu kesehatan manusia ketika
bereaksi dengan hemoglobin di sel darah merah, kira-kira
220 kali lebih cepat dibanding dengan oksigen yang
dihirup. Akan tetapi hal itu dipengaruhi oleh banyaknya
hermogiobin dalam darah, dan kuatnya jantung memomp,.
Uintuk mensuplai oksigen. jika karbon monoksida terhing
dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
Gangguan kesimbangan, refleksi, sakit kepala ringan,
dan kelelahan dengan keterpajanan CO selama 1 jam
atau lebih dengan konsentrasi 50 sampai 100 ppm.
Menyebabkan sakit kepala yang cukup berat, pusing
coma, kerusakan sel otak dengan keterpajanan selama
2 jam dan konsentrasi CO sebesar 250 ppm.
Keterpajanan CO selama 1 jam dengan konsentrasi 750
menyebabkan kehilangan kesadaran, keterpajanan
3-4 jam akan menyebabkan kematian.
Karbon monoksida berasal dari rokok atau gas buang
kendaraan. Setiap hembusan asap rokok yang terhirup
berisi 200 ppm sampai 400 ppm karbon monoksida,
dan yang 5% terikat pada hemoglobin perokok selama
merokok. Konsentrasi karbon monoksida pada kemacetan
lalulintas sekitar 25 sampai 115 ppm, sedangkan pada
jalan-jalan. yang cukup ramai konsentrasi CO sekitar 10
sampai 75 ppm. Tingkat keterpajanan tersebut sebenarnya
relatif rendah. tetapi dapat mengganggu keseimbangan
dan memperlambat gerakan, hal ini secara, tidak langsung
mengakibatkan
kecelakaan
lalu-lintas
pengendara mobil yang merokok.
khususnya
_umlah dan jenis polutan yang sangat banyak akan
memberikan dampak terhadap kesehatan tetapi tubuh
manusia diberi karunia untuk mempertahankannya
diantaranya adalah:
2.
3.
ulu hidung berguna untuk menyaring partikel-
partikel yang besar
Lendir/mucus dikeluarkan secara konstan di saluran
pernafasan atas untuk membersihkan partikel-partikel
yang berasal dari udara
Silia (rambut getar) secara teratur mendorong
polutan yang ada keluar dari paru-paru. Rokok dan
polutan-polutan seperti-ozon, sulfur dloksida, dan
nitrogen dioksida, serta beberapa partikulat jelas
dapat merusak, membuat kaku, atau menurunkan
kerja silia. Akibatnya, bakteri dan partikel dapat
masuk ke alveoli sehingga. meningkatkan penyakit
saluran pernafasan dan kanker paru.
C. Beberapa Penyakit yang Berhubungan dengan
Kualitas Udara yang Buruk
1.
ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut)
Ventilasi tidak adekuat dan kepadatan kuman
Infeksi silang (cross infection) meningkat
2.
Asma dan penyakit alergi lainnya
Terutama pada anak-anak
Penyebab dari Asap rokok
3.
Bronkhitis kronik
4.
Peningkatan resiko kanker paru
Asap rokok dan gas lain
Penyakit TBC
Polutan dari luar rumah
D. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Indeks Standart Pencemar udara biasa disingkat
dengan ISPU, yang dimaksud dengan ISPU adalah suatu
gambaran kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan
waktu tertentu. ISPU merupakan suatu angka yang tidak
mempunyai satuan. ISPU dikeluarkan melalui Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup : KepMen LH no 45/
Men LH th 1997. ISPU ditentukan dengan mengubah cara
keluar beberapa pencemar udara menjadi angka yang
tidak berdimensi.
Kegunaan ISPU adalah:
1)
Sebagai bahan informasi untuk masyarakat tentang
kualitas udara ambien.
2)
Sebagai bahan pertimbangan kepada Pemda dan
pemerintah pusat dalam mengelola pencemaran
udara.
E. Kebisingan.
Kebisingan dapat diartikan sebagai suara-suara yang
tidak dinginkan. Akan tetapi, batasan ini sebenarnya
kurang tepat karena seseorang yang senang dengan musik
rock yang bersuara keras mungkin tidak dinginkan olen
orang lain, bahkan dirasakan sebagai gangguan.
Efek kebisingan dibagi menjadi 4 kategori:
a.
Gangguan kenyamanan
b.
Gangguan aktivitas
C.
Gangguan akibat bising baik sementara maupun tetap
d.
Gangguan psikologis/mental dan fisik
Pemajanan terhadap bising yang berlebihan dapat
menimbulkan keadaan stress, dan lebih lanjut lagi
menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. Pemajanan
yang terus menerus terhadap suara yang sangat bising
dapat merusak sel-sel rambut getar yang terletak di bagian
cochlea (rumah siput) telinga bagian dalam. Bagian yang
terbentuk saluran melingkar dan berisi cairan ini berfungsi
untuk merubah energi
suara menjadi rangsangan
saraf-saraf pendengaran dan disalurkan ke bagian tertetu
dari otak untuk kemudian didengar dan diiterpretasikan.
Beberapapenelitianyangtelahdilakukanmenunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kebisingan dengan
kenaikan tekanan darah. Kebisingan dapat menyebabkan
konstriksi pembuluh darah, peningkatan denyut jantung
dan ketegangan dari otot-otot terutama otot-otot lambung.
Konstriksi pembuluh darah lama-lama dapat menetap,
schinaga menyebabkan tekanan darah yang pada akhirnya
berkontribusi pada timbulnya penyakit jantung.
Dalam kehidupan modern saat ini, pengaruh
Acbisingan mulai diperhatikan orang., Pekerjaan-pekerjaan
yang membutuhkan konsentrasi pikiran dapat terganggu
oleh adanya kebisingan tersebut. Apalagi kalau datangnya
riba-tiba, seperti letusan misalnya, sungguh sangat
menyusahkan sekali. Bunyi adalah sesuatu yang kita
dengar, ia timbul karena adanya getaran-getaran. Getaran-
getaran in ditransmissikan atau dihantarkan melalui
partikel-partikel yang ada di sekitar kita, dan menyebar
ke segala penjuru seperti gelombang-gelombang air yang
terjadi bila sebuah batu dilemparkan ke sebuah kolam.
Telinga manusia berbentuk sedemikian rupa sehingga
dapat menangkap
gelombar.
Gelombang
tersebut,
yang kemudian dirubah menjadi rangsang syaraf yang
dihantarkan terus sampai ke otak, dimana ia akhirnya
dianalisa sehingga kita dapat mengenalnya sebagai suatu
bunyi yang mempunyai makna.
Getaran-getaran dari bunyi yang bisa didengar telinga
manusia adalah getaran-getaran yang mempunyai panjang
gelombang 20 - 20.000 cycles per detik. Perlu diketahui
bahwa beberapa jenis binatang dapat rnendengar getaran-
getaran yang tidak bisa didengar ole manusia. Misalnya
bunyi "ultra sonic" dapat didengar oleh anjing, yang kita
namakan sebagai "siulan anjing diam" (silent dog whistle).
Istilah "ultra sonic" dimaksudkan dengan getaran-
getaran yang mempunyai panjang gelombang di atas 20.000
cycles per detik, dan berbeda dengan istilah " super sonic'
yang berarti suatu kecepatan yang melebihi kecepatan
rambatnya bunyi.
"Infra sonic" berarti getaran-getaran
dengan panjang gelombang di bawah 20 cycles per detik.
Panjang gelombang tersebut ditentukan ole frekwensi
getaran per detik.
Kualitas sualur bunyi dilemtiak" bleh dua hus
pertania alah trebwensi Jairal'" Thera getaran per dup)
pent liliyatakan dengan salvan brero, Orla), kodua Hal)
-dionsias yaitu kokuatan arus enfrei per satu satuan la)
ijnip asinyalakan dengan desibel (dB), Kekuatan dasa- da;
punyi yang dapat didengar jalah 0:0002 dyne/em pac,
(robiensi 1000 iz. Kuatnya suara (kondness) dinyataka,
dengan satuan
"phon" yang namanya adalah ekuivalen
dengjadesibel. Unit pengukuran objefrtif dari kebisingan
adalah dB, sedang phon adalah merupakan unit subjekti
Kegaduhan merupakan
suatu
gangguan yang
menyebabkan orang terganggu
kesehatannya baik
langsung/spontan maupun jangka waktu relatif lama
(karena gangguannya
kontinyu).
Kegaduhan
ini
merupakan suatu jenis pencemaran. Kegaduhan dapat
didefinisikan sebagai suara yang mengganggu.
Sifat mengganggu ini dirasakan karena : tidak teratur
bunyinya, tidak terduga berbunyinya, karena keras
bunyinya, monoton (berbunyi terus-menerus), karena
tidak dinginkan/tidak disukai atau tidak diperlukan,
tempat dan waktunya tidak tetap.
Meskipun tidak keras, tapi karena tidak dinginkan
adanya suara tersebut akan merupakan suatu gangguan.
Kegaduhan ini kadang-kadang bersifat relatif, ada sebagian
orang mengatakan bahwa suatu sumber suara cukup keras
didengar padahal menurut kelompok lain suara tersebut
Sangat mengganggu, gangguan ini dapat disebut suatu noise
Perbedaan pandangan ini dapat terjadi karena:
a.
Perbedaan pengalaman: karena biasa hidup di
kota tentunya lebih terbiasa terhadap suatu suara,
sedangkan bagi yang belum pernah ke kota akan
merasa asing mendengar suara tersebut, misalnya
suara ramainya lalu lintas.
b.
Perbedaan usia: Usia semakin tua, semakin tidak
menyukai suara-suara bising.
C.
Perbedaan kesenangan: Ada yang menyenangi suara
ribut, irama hot, tapi ada juga yang senang suara yang
lembut, sejuk dan lain-lain.
d.
Perbedaan tingkat pendidikan: Semakin tinggi tingkat
pendidikan biasanya semakin banyak yang dituntut,
kecenderungannya untuk toleransi terhadap suara-
suara yang asing semakin besar. Sebagai contoh
misalnya anak tamatan SLTA. lebih toleran terhadap
lagu-lagu barat yang asing bagi anak sebaya yang
tidak sekolah.
e.
Pengaruh ego individu: Meskipun suara itu sebetulnya
disenangi, tapi karena tidak senang terhadap yang
mendengarkannya, maka suara itu menjadi gangguan.
tau karena dibunyikan keras-keras, pada waktu
istirahat dan sebagainya.
Akibat kegaduhan.

Gangguan kesehatan akibat kegaduhan dapat berupa :


1.
Gangguan fisik:
Kerusakan alat pendengaran akibat suara seketika
(ledakan) atau karena gangguan terus menerus (misal:
suara mesin pabrik bagi karyawannya).
a). Pendengaran:
mendadak
dan
Suara yang
keras
memekakkan telinga: Suara, yang monoton ata
merangsang olot telinga untuk bekerja terus menen.
¡ehingga akan menebal dan mengurangi sensitivia
'(Kepekaan) pendengaran terutama bagi peter,
pabrik, lalu lintas dan lainnya.
b). Jantung dan tekanan darah.
Sara yang mendadak
dan keras
akan
menimbulkan rasa terkejut, denyut jantung menjadi
cepat dan tak teratur, muka menjadi pucat, otak
menjadi tegang, hilang kontrol diri dan lain-lain.
Apalagi bila seseorang memang lemah jantung dan
nervous, dapat pingsan seketika dan bahkan bisa
meninggal mendadak.
c).
Terhadap urat syaraf.
Menimbulkan
ketegangan terus
menerus,
membebani kerja syaraf sehingga akan menimbulkan
kelelahan syaraf, kurang tidur, akhirnya menjadi
gangguan jiwa.
d).
Gangguan mental :
Dapat menyebabkan mudah marah (emosionil)
atau menjadi apatis, atau juga dapat terganggu pikiran
dan akalnya.
e).
Gangguan kesehatan lainnya:
Akibat emosionil, kurang mendapat istirahal
Yang cukup, menyebabkan mudah terserang penyakir
karena kondisi badan tidal baik. Selain it dapat
memerlukan banyak istirahat.
f).
Terhadap efisiensi kerja dan keselamatan kerja.
Kegaduhan mengurangi perhatian dan pemusatan
pikiran, mengganggu keseimbangan (kontrol) tubuh.
Bagi murid sekolah yang ruang kelasnya dekat jalan
ramai akan mengurangi daya tangkap murid terhadap
pelajaran. Bagi pekerja mesin halus bila terganggu
suara gaduh akan mengakibatkan kesalahan kerja.
Tidak jarang kecelakaan di lempat kerja diakibatkan
karena kurang konsentrasi akibat suara gaduh.

Bab 5
Pengendalian kesehatan lingkungan permukiman dan perkotaan

A. Kebijakan Pemerintah
Adanya
undang-undang/kebijakan
baik
dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengenai
Baku Mutu udara ambien, udara emisi, baku mutu limbah
cair sehingga melindungi lingkungan kota dari pencemaran
baik pencemaran udara, air, makanan, tanah. Adanya
kebijakan mengenai perencanaan tata kota sehingga
lebih mudah untuk mengadakan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan. Dengan adanya undang-undang
berarti ada sanksi bagi pelanggar.
B.
Prinsip Pengendalian Pencemaran
Untuk melakukan pengendalian terhadap pencemaran
air, udara, tanah para ahli ekonomi membedakan antara
internal cost dan external cost. Internal cost adalah biaya
yang kita keluarkan untuk membeli suatu produk, contoh.
apabila kita membeli suatu mobil baru, uang yang kita
bayarkan merupakan biaya dari konstruksi, operasi dari
dan pemasaran.
ad pita membelimobil, hare y aha, bi la bayarkan Ji),
imeah, pencemaran udara dan air akibat dari perusale,
lanall, Dising, pencemaran widata, akibat buanzan
Hondaraan bermotor sching&a mengakibatkan hilangn,
produkrivitas, gangguan kesehatan, dan kecelakaan. Unt);
Reluar dari dilema ini para ekonom menginternalisasitar
external cost schingga cost yang nyata adalah internal con
dan external cost.
Prinsip pengendalian
lingkungan
dapat pula
digunakan cost benefit analysis (BA) yaitu suatu analisa
yang mengukur manfaat, yang diperoleh oleh perusahaan
dari setiap biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pengendalian. Sedangkan cost effectiveness analysis (CEA)
adalah metode analisis yang mengukur berapa biaya yang
dikeluarkan untuk mengendalikan polusi pada tingkat
tertentu.
C. Metode Pengendalian Pencemaran
Ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan
pengendalian pencemaran yaitu:
1.
Pengendalian di input (Imputpreventive control)
Mencegah atau mengurangi terbentuknya polutan,
contoh metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
b.
C.
d.
Mengurangi/mencegah
terbentuknya
polutan
vang masuk ke dalam atmosfir. Contohnya adalah
melakukan konservasi tanah, ini merupakan suatu
teknik untuk mengurangi debu yang masuk ke udara
dan mengurangi masuknya sedimen yang masuk ke
lingkungan akuatik.
Pemilihan bahan baku sehingga mengurangi polutan,
contohnya penggunaan gas alam, penggunaan
minyak sulfur yang rendah untuk pembangkit tenaga
listrik.
Menggantipolutan
sebelum mask ke proses
produksi, contohnya adalah mengganti sulfur yang
berasal dari batu bara dengan minyak.
Meningkatkan kemampuan alam untuk menuraikan
polutan. Contoh: menambah jumlah oksigen di dalam
sungai sehingga sungai mampu menguraikan limbah.
2.
Pengendalian pada proses (Throughput control)
Mengurangi sejumlah kecil polutan dalam proses
produksi dengan cara, mengubah proses produksi, contoh
metode yang digunakan adalah:
Menurunkan jumlah produksi dan pemakaiannya.
Contoh : penurunan pemakaian
disebabkan oleh
peningkatan harga, pajak atas polusi yang ditimbulkan
atau sebab-sebab lain yang rasional.
a.
Merubah atau mengganti proses sehingga mengurangi
polutan.
b.
Membuat proses yang lebih efisien sehingga energi
dan polutan yang dikeluarkan berkurang.
3.
Pengendalian pada output (Output control)
Wremindahkan polutan setelah produksi pada wakt,
poluan sebelum atau sesudah masuk ke dalam ekat,
metode yang digunakan adalah:
a.
wemindahkan atau mendilusi polutan pada emis,
contoh dengan menggunakan pipa pembuangan,
cerobong asap, saluran pambuangan limbah.
b.
Memindahkan polutan atau mengurangi konsentrasi
polutan, biasanya sulit dan mahal karena polutan
sudah menyebar.
C.
Mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih aman
(mengubah methyl mercury menjadi bentuk mercury).
d.
Memilih tempt dan waktu untuk membuang polutan
sehingga meminimalkan kerusakan (penggunaan
cerobong asap, yang tinggi, karena pada ketinggian
tertentu polutan yang terdispersi akan lebih efektif).

Bab 6
Pengawasan dan pemantauan

Perumahan
dan pemukiman, baik yang akan
dibangun, bar dibangun maupun yang telah dibangun
lama (dihuni lama) perlu mendapat pengawasan dan
pemantauan. Hal in dimaksudkan agar perumahan/
pemukiman tersebut tidak menimbulkan gangguan
terhadap penghuni maupun lingkungannya.
1.
Metode Pengawasan
Pengawasan dan pemantauan terhadap perumahan
pemukiman yang akan dibangun atau yang baru dibangun
dititik beratkan kepada:
a.
Aspek Administratif yang meliputi antara lain
Perizinan bangunan
Pembiayaan
Klasifikasi bangunan
Ketatalaksanaan
Aspek administratif lainnya.
b
Aspek Perencanaan meliputi antara lain :
Kesesuaian dengan perencanaan tata guna tanah.
Kesesuaian dengan perencanaan konstruksi.
Kesesuaian dengan perencanaan arsitektur.
Kesesuaian dengan perencanaan sarana dan
prasarana termasuk sanitasi lingkungan.
C.
Aspek konstruksi meliputi antara lain :
'Keadaan lapisan tanah untuk bangunan rumah,
perumahan.
Keadaan kualitas bahan bangunan.
Perhitungan konstruksi.
Bentuk/keadaan fondasi, lantai, dinding dan
aspek teknis konstruksi lainnya.
d.
Aspek Arsitektur, meliputi antara lain :
Syarat-syarat bangunan yang
disesuaikan
dengan bentuk, model tau tipe bangunan.
Aspek arsitektur lainnya.
Pengawasan dan pemantauan terhadap rumah-rumah
(perumahan/ pemukiman) yang telah ada, telah lama
dihuni. Selain dititik beratkan ke empat aspek tersebut di
atas, juga ditujukan untuk upaya rehabilitasi dan renovasi
dari konstruksi rumah-rumah dan lingkungannya yang
tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan menjadi rumah-
rumah dan lingkungannya yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Adapun kegiatan-kegiatannya adalah:
a.
Melakukan survei (pengamatan langsung) terhadap
rumah-rumah dan lingkungannya, seperti antara
lain survei data dasar tentang perumahan dan
b
lingkungannya.
Permasangan kart rumah untuk setiap rumah yang
berisikan hasil survei tersebut di atas
C.
d.
Melakukan penyuluhan rutin tentang penyehatan
rumah dan lingkungannya terhadap penduduk yang
ternyata rumah dan lingkungannya tidak memenuh?
syarat-syarat kesehatan.
Mengadakan pemantauan secara rutin oleh petugas
kesehatan lingkungan (sanitarian) dengan mencatat
perkembangan kesehatan rumah dan lingkungannya
pada kartu rumah yang telah terpasang di masing-
masing rumah
Memberikan
saran-saran
perbaikan
terhadap
penghuni rumah yang
ternyata rumah
dan
lingkungannya kurang/tidak memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Memberikan teguran
dan peringatan terhadap
penghuni rurnah yang tidak mematuhi aturan-aturan
yang berlaku (yang telah disepakati) dalam usaha
penyehatan rumah dan lingkungannya.
Memberikansanksiterhadaporang-orang(penduduk)
yang melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam upaya penyehatan rumah dan lingkungan
pemukiman.
Membuat laporan hail pengawasan/pemantauan.
2
Parameter dan Indikator Pengawasan
a.
Parameter: Parameter dalam pengawasan rumah
adalah
1) Jendela
2)
Lubang hawa
3)
Luas lantai
4)
Jumlah penghuni
5)
Kecepatan aliran udara
6)
Kelembaban udara
7)
Temperatur (suhu) ruangan
8)
Pembagian ruangan
9)
Pagar halaman
10) Pintu masuk pagar halaman
11) Halaman/pekarangan
12) Tumbuhan yang ditanam di halaman
13) Konstruksi bangunan
14) Kebersihan dalam rumah
15) Penerangan/Pencahayaan
16) Adanya serangga dan tikus
17) Sistim pembuangan air kotor
18) Sistim pembuangan sampah
19) Sistim penyediaan air bersih
b. Parameter Pengawasan Lingkungan Permukiman
1) Fasilitas lingkungan
2) Kemudahan memperoleh kebutuhan hidup
sehari-hari
3)
4)
Kepadatan lingkungan
Prasarana lingkungan
S) Bagian persil yang tertutup bangunan
(building coverage)
6) Jarak antar bangunan rumah
7) Kebisingan dan frekuensi lalu lintas
8)
Tumbuh-tumbuhan/pohon yang ada
3. Indikator pengawasan
a.
Indikator Pengawasan rumah adalah:
1) Luas jendela minimal 10% luas lantai dan
setengah dari luas jendela harus dapat
dibuka.
2)
Lubang hawa minimal 0,35% las lantai
ruangan yang bersangkutan dibawah
permukaan langit-langit.
3)
Luas lantai untuk kediaman minimal
6 m?, dengan lebar minimal 2 m dan tinggi
ruangan minimal 2,40 m.
4)
Jumlah penghuni per kamar maksimum 2
orang, dengan catatan untuk ukuran rumah
dibutuhkan minimal 150 ft untuk orang
pertama dan 100 ft? untuk tiap penambahan
1 orang.
5)
Kecepatan aliran udara, antara 5-20 cm/
detik atau volume pertukaran udara bersih
antara 25 - 30 fm (Cubic feet per minute).
6)
Kelembaban udara antara 40 - 50%
7)
Temperatur udara antara 20 - 25°C.
8)
Pembagian ruangan minimal mempunyai 3
kelompok area terdiri dari: area pemukiman
(living area), area peristirahat (sleeping aren),
area pelayanan (sevice aren)
9) Harus ada pagar halaman dan cukup kuat.
10) Harus ada pintu masuk pagar halaman,
kuat dan berkunci,
11) Harus ada halaman/pekarangan, bersih dan
tidak becek.

Daftar pustaka
Achmad, UF (1991). Transformasi Kesehatan Lingkungan
dan Kesehatan Kerja di Indonesia, FKM -UI, Jakarta.
Depkes RI (2000). Bimbingan Keterampilan dalam
Tatalaksana Penderita ISPA pada Anak, Dirjen
P2M&PLP, Jakarta.
Gunawan
Rudi,
dan
Haryanto (1982), Pedoman
Perencanaan Rumah Shat, Yayasan Sarana Cipta,
Yogyakarta
Kusnoputranto, H (1995), Toksikologi Lingkungan, FKM
- UI, Jakarta.
Kusnoputranto, H, dkk (2000), Kesehatan Lingkungan,
FKM - UI, Jakarta.
Mukono, HJ (1997), Pencemaran Udara dan Pengaruhnya
terhadap Gangguan Saluran Pernapasan, Airlangga
University Press, Surabaya.
Mukono, H] (2000), Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan,
Airlangga University Press, Surabaya.
Pudiiastuti, L, dKk (1998), Kualitas Udara Dalam Ruangan
Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Pangkalan Ide, (2007), Inner Healing at Home, pr
Gramedia, Jakarta.
Kasiono HS, ed., (2011), Penyehatan Pemukiman, Gosyen
Publishing, Yogyakarta.
Santiago, Handry (1996), Istilah Lingkungan Untuk
Manajemen, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai