Pendahuluan
Bab 2
Definisi ruang lingkup
Bab 3
Persyaratan permukiman perkotaan yang memenuhi kualitas lingkungan sehat
A. Persyaratan Kesehatan Permukiman
Lokasi
a.
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam
seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, banjir.
b.
Tidak terletak pada daerah tempt pembuangan
akhir (TPA)
sampah
dan
bekas
lokasi
pertambangan.
C.
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan
dan
kebakaran,
seperti¡alur
pendaratan
penerbangan.
2.
Kualitas Air
Air yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas
yang cukup baik, misalnya air PAM/air ledeng; akan tetapi
jika air PAM belum mencapai lokasi permukiman dan
penduduk menggunakan air tanah maka sebaiknya air
tamah tersebut minimal memenuhi persyatatan air baku
air minum (golongan B)
d.
e.
3.
Kualitas Udara, Kebisingan, dan Getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan permukiman
harus bebas dari gas beracun, baik oleh alam atau aktivitas
manusia, dan memenuhi persyaratan baku mutu udara
yang berlaku.
"Parameter-parameter yang harus diperhatikan antar
lain:
à.
Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebisi 60 dB_Leg.
b.
Gas berbau seperti Amoniak (NH,), Metil Merkaptan
(CH,SH), Hidrogen Sulfida (H,S), Metil Sulfida
(CH),)S, Sterina (C,H,CHCH,) tidak terdeteks:
secara biologis.
Partikel debu diameter < 10ug tidak melebihi 150ug/
m3
Gas SO, tidak melebihi 0,10 ppm per 24 jam
Debu terendap tidak melebihi 350 mm¾m? per hari.
4.
Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah permukiman harus
memenuhi persyaratan sebagai berikit:
a.
Alderin maksimal 0,05
b.
C.
Dealdrin maksimal 0,05
d
Divenyl Dichloro Triethan (DDT) maksimal 0,09
e.
Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg
f.
Arsenik total maksimal 100 mg/kg
Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg
g.
Kandungan kualitatif telur acing tanah Ascaris
Lumbricoides dalam pemeriksaan 10 sampel secara
proposional harus negatif.
5.
Vektor Penyakit
Banyak vektor (binatang penular) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.
Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di
perumahan tidak melebihi 5%
b.
Angka gigitan nyamuk (man biting rate) tidak melebihi
7 gigitan per_malam.
6.
Sarana dan Prasarana Lingkungan
Daerah permukiman sebaiknya mempunyai sarana
dan prasarana yang cukup memadai, seperti :
a.
Memiliki taman bermain untuk anak,
sarana
rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan.
b.
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit.
C.
Memiliki sarana jalan lingkungan.
d.
Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air
cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kualitas air.
e.
Pengelolaan pembuangan kotoran dan limbah rumah
tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
f.
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum
dan sosial, seperti: keamanan, kese hatan, komunikas,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan.
h.
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
7.
Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan
perumahan merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan dan kelestarian alam.
B. Persyaratan Rumah Sehat
1.
Memenuhi kebutuhan fisiologis
Rumah shat harus memenuhi kebutuhan fisiologis,
misalnya adalah pencahayaan, suhu, kebisingan, ventilasi,
bahan bangunan, bebas dari vektor penyakit, dan lain-lain.
a.
Bahan bangunan
Bahan bangunan sebaiknya tidak terbuat dari
bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga
tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh
kembangnya mikro organisme patogen.
b
Ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik berukuran + 10-20% dari luas
lantai
Ventilasi yang baik akan memberikan udarà
segar dari luar
Suhu optimum 22 - 24 °C
Kelembaban ruang 60%
C.
Pencahayaan yang cukup
Memberi kesempatan cahaya matahari masuk
yang cukup, minimal cahaya matahari yang masuk + 60
lux dan tidak menyilaukan, sehingga cahaya matahari
mampu membunuh kuman-kuman patogen, namun jika
cahaya matahari kurang sempurna akan mengakibatkan
ketegangan pada mata.
d.
Bebas dari kegaduhan dan kebisingan
Tingkat kebisingan maksimal di perumahan 55
dBA
Tingkat kebisingan yang ideal di perumahan
antara 40-45 dBA
Dampak kebisingan mengakibatkan gangguan
kenyamanan, gangguan aktivitas, dan keluhan
stress.
e.
Kepadatan hunian rang tidur
Luas ruang tidur minimal 8 m?, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu rang tidur,
kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
f.
Tersedianya tempt bermain untuk anak-anak
Kesempatan bermain dengan leluasa di rumah
dan halaman di lingkungan rumah.
Kesempatan untuk berkembang baik jasmani
maupun rohani dalam pertumbuhannya.
Menghindari kesempatan bermain di luar rumah,
jalanan, atau tempt lain yang sulit diawasi.
2.
Memenuhi kebutuhan psikologis
Kesempatan dan kebebasan untuk kehidupan
keluarga secara normal
b.
Hubungan serasi antara orang tua dan anak
3.
Memberi pencegahan dan perlindungan terhadap
penularan penyakit dan pencemaran.
a. Vektor penyakit
Vektor penyakit seperti tikus, kecoak, lalat
dan nyamuk tidak bersarang di dalam rumah
sehingga dapat mencegah terjadinya penularan
penyakit.
b.
Air
Tersedianya sarana air bersih dengan kapasitas
maksimal 60 liter/orang/hari. Penyediaan air
bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan.
Limbah
Limbah air yang berasal dari rumah tidak
mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
Sedangkan limbah padat harus dikelola agar
tidak menimbukan bau, pencemaran terhadap
permukaan tanah serta air tanah.
d.
Tersedianya fasilitas untuk menyimpan makanan
Untuk menyimpan makanan sangat diperlukan
sehingga baik makanan mentah maupun
makanan yang sudah matang tidak mudah
terkontaminasi dari luar.
4.
Memeberi
perlindungan/pencegahan
terhadap
bahaya kecelakaan dan kebakaran
a.
Konstruksi rumah yang kuat, sebaiknya tidak
menggunakan asbes.
b.
Menghindari bahaya kebakaran
C.
Pencegahan kemungkinan kecelakaan, misalnya
jatuh atau kecelakaan mekanik lainnya.
BAB 4
Masalah masalah kesehatan lingkungan permukiman perkotaan
A. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan masalah paling
serius di daerah perkotaan, urbanisasi mengakibatkan
meningkatnya aktivitas manusia dan kepadatan penduduk
di daerah perkotaan. Peningkatan penduduk akan
diikuti oleh semakin meningkatnya kebutuhan di bidang
transportasi. Selain itu di daerah perkotaan industri
juga meningkat dengan peat. Dengan meningkatnya
transportasi dan industri, akan meningkatkan polusi
udara dan berdampak terhadap lingkungan kota. Kualitas
lingkungantentunyaakanberpengaruhterhadapkesehatan
manusia. Di sisi lain penduduk di kota bear seperti Jakarta
sebagian bear penduduk bekerja di sektor jasa di mana
sebagian bear kegiatannya dilakukan di gedung-gedung
bertingkat yang sirkulasi udaranya terbatas. Hal ini akan
memberikan dampak terhadap kesehatan manusia.
Kualitas lingkungan akan berpengaruh terhadap
kesehatan manusia,
untuk
itu perlu
dilakukan
pengendalian untuk mengurangi polusi udara. Sebelum
melakukan pengendalian kita harus mengetahui dahulu
sumber-sumber pencemar, jenis pencemar, dan lain
sebagainya.
1.
Sumber pencemar
Sumber pencemar udara yang berasal dari sumbernya
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a.
Alamiah
Zat pencemar yang terbentuk secara alamiah
dapat berasal dari dalam tanah, hutan, pegunungan
(Radon, Methane, uap air/ kelembaban)
b.
Aktivitas manusia
Pencemaran akibat lalu lintas : CO, debu karbon,
Pb, NO
Pencemaran industri: NO, SO,, Ozone, Pb, VOC
Rumah tangga : pembakaran
2.
Jenis zat pencemar
a.
Polutan udara primer
Suatu bahan kimia yang ditambahkan
langsung
ke udara yang menyebabkan
konsentrasinya meningkat dan membahayakan.
Hal ini dapat berupa komponen udara alamiah,
contoh : CO, yang meningkat diatas konsentrasi
normal, atau sesuatu yang tidak biasanya
b
terdapat di udara seperti Pb.
Polutan udara sekunder
Senyawa kimia berbahaya yang timbul
dari hasil reaksi antara polutan primer dengan
komponen udara alamiah, contoh : SO,, Nop
Bab 5
Pengendalian kesehatan lingkungan permukiman dan perkotaan
A. Kebijakan Pemerintah
Adanya
undang-undang/kebijakan
baik
dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengenai
Baku Mutu udara ambien, udara emisi, baku mutu limbah
cair sehingga melindungi lingkungan kota dari pencemaran
baik pencemaran udara, air, makanan, tanah. Adanya
kebijakan mengenai perencanaan tata kota sehingga
lebih mudah untuk mengadakan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan. Dengan adanya undang-undang
berarti ada sanksi bagi pelanggar.
B.
Prinsip Pengendalian Pencemaran
Untuk melakukan pengendalian terhadap pencemaran
air, udara, tanah para ahli ekonomi membedakan antara
internal cost dan external cost. Internal cost adalah biaya
yang kita keluarkan untuk membeli suatu produk, contoh.
apabila kita membeli suatu mobil baru, uang yang kita
bayarkan merupakan biaya dari konstruksi, operasi dari
dan pemasaran.
ad pita membelimobil, hare y aha, bi la bayarkan Ji),
imeah, pencemaran udara dan air akibat dari perusale,
lanall, Dising, pencemaran widata, akibat buanzan
Hondaraan bermotor sching&a mengakibatkan hilangn,
produkrivitas, gangguan kesehatan, dan kecelakaan. Unt);
Reluar dari dilema ini para ekonom menginternalisasitar
external cost schingga cost yang nyata adalah internal con
dan external cost.
Prinsip pengendalian
lingkungan
dapat pula
digunakan cost benefit analysis (BA) yaitu suatu analisa
yang mengukur manfaat, yang diperoleh oleh perusahaan
dari setiap biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pengendalian. Sedangkan cost effectiveness analysis (CEA)
adalah metode analisis yang mengukur berapa biaya yang
dikeluarkan untuk mengendalikan polusi pada tingkat
tertentu.
C. Metode Pengendalian Pencemaran
Ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan
pengendalian pencemaran yaitu:
1.
Pengendalian di input (Imputpreventive control)
Mencegah atau mengurangi terbentuknya polutan,
contoh metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
b.
C.
d.
Mengurangi/mencegah
terbentuknya
polutan
vang masuk ke dalam atmosfir. Contohnya adalah
melakukan konservasi tanah, ini merupakan suatu
teknik untuk mengurangi debu yang masuk ke udara
dan mengurangi masuknya sedimen yang masuk ke
lingkungan akuatik.
Pemilihan bahan baku sehingga mengurangi polutan,
contohnya penggunaan gas alam, penggunaan
minyak sulfur yang rendah untuk pembangkit tenaga
listrik.
Menggantipolutan
sebelum mask ke proses
produksi, contohnya adalah mengganti sulfur yang
berasal dari batu bara dengan minyak.
Meningkatkan kemampuan alam untuk menuraikan
polutan. Contoh: menambah jumlah oksigen di dalam
sungai sehingga sungai mampu menguraikan limbah.
2.
Pengendalian pada proses (Throughput control)
Mengurangi sejumlah kecil polutan dalam proses
produksi dengan cara, mengubah proses produksi, contoh
metode yang digunakan adalah:
Menurunkan jumlah produksi dan pemakaiannya.
Contoh : penurunan pemakaian
disebabkan oleh
peningkatan harga, pajak atas polusi yang ditimbulkan
atau sebab-sebab lain yang rasional.
a.
Merubah atau mengganti proses sehingga mengurangi
polutan.
b.
Membuat proses yang lebih efisien sehingga energi
dan polutan yang dikeluarkan berkurang.
3.
Pengendalian pada output (Output control)
Wremindahkan polutan setelah produksi pada wakt,
poluan sebelum atau sesudah masuk ke dalam ekat,
metode yang digunakan adalah:
a.
wemindahkan atau mendilusi polutan pada emis,
contoh dengan menggunakan pipa pembuangan,
cerobong asap, saluran pambuangan limbah.
b.
Memindahkan polutan atau mengurangi konsentrasi
polutan, biasanya sulit dan mahal karena polutan
sudah menyebar.
C.
Mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih aman
(mengubah methyl mercury menjadi bentuk mercury).
d.
Memilih tempt dan waktu untuk membuang polutan
sehingga meminimalkan kerusakan (penggunaan
cerobong asap, yang tinggi, karena pada ketinggian
tertentu polutan yang terdispersi akan lebih efektif).
Bab 6
Pengawasan dan pemantauan
Perumahan
dan pemukiman, baik yang akan
dibangun, bar dibangun maupun yang telah dibangun
lama (dihuni lama) perlu mendapat pengawasan dan
pemantauan. Hal in dimaksudkan agar perumahan/
pemukiman tersebut tidak menimbulkan gangguan
terhadap penghuni maupun lingkungannya.
1.
Metode Pengawasan
Pengawasan dan pemantauan terhadap perumahan
pemukiman yang akan dibangun atau yang baru dibangun
dititik beratkan kepada:
a.
Aspek Administratif yang meliputi antara lain
Perizinan bangunan
Pembiayaan
Klasifikasi bangunan
Ketatalaksanaan
Aspek administratif lainnya.
b
Aspek Perencanaan meliputi antara lain :
Kesesuaian dengan perencanaan tata guna tanah.
Kesesuaian dengan perencanaan konstruksi.
Kesesuaian dengan perencanaan arsitektur.
Kesesuaian dengan perencanaan sarana dan
prasarana termasuk sanitasi lingkungan.
C.
Aspek konstruksi meliputi antara lain :
'Keadaan lapisan tanah untuk bangunan rumah,
perumahan.
Keadaan kualitas bahan bangunan.
Perhitungan konstruksi.
Bentuk/keadaan fondasi, lantai, dinding dan
aspek teknis konstruksi lainnya.
d.
Aspek Arsitektur, meliputi antara lain :
Syarat-syarat bangunan yang
disesuaikan
dengan bentuk, model tau tipe bangunan.
Aspek arsitektur lainnya.
Pengawasan dan pemantauan terhadap rumah-rumah
(perumahan/ pemukiman) yang telah ada, telah lama
dihuni. Selain dititik beratkan ke empat aspek tersebut di
atas, juga ditujukan untuk upaya rehabilitasi dan renovasi
dari konstruksi rumah-rumah dan lingkungannya yang
tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan menjadi rumah-
rumah dan lingkungannya yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Adapun kegiatan-kegiatannya adalah:
a.
Melakukan survei (pengamatan langsung) terhadap
rumah-rumah dan lingkungannya, seperti antara
lain survei data dasar tentang perumahan dan
b
lingkungannya.
Permasangan kart rumah untuk setiap rumah yang
berisikan hasil survei tersebut di atas
C.
d.
Melakukan penyuluhan rutin tentang penyehatan
rumah dan lingkungannya terhadap penduduk yang
ternyata rumah dan lingkungannya tidak memenuh?
syarat-syarat kesehatan.
Mengadakan pemantauan secara rutin oleh petugas
kesehatan lingkungan (sanitarian) dengan mencatat
perkembangan kesehatan rumah dan lingkungannya
pada kartu rumah yang telah terpasang di masing-
masing rumah
Memberikan
saran-saran
perbaikan
terhadap
penghuni rumah yang
ternyata rumah
dan
lingkungannya kurang/tidak memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Memberikan teguran
dan peringatan terhadap
penghuni rurnah yang tidak mematuhi aturan-aturan
yang berlaku (yang telah disepakati) dalam usaha
penyehatan rumah dan lingkungannya.
Memberikansanksiterhadaporang-orang(penduduk)
yang melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam upaya penyehatan rumah dan lingkungan
pemukiman.
Membuat laporan hail pengawasan/pemantauan.
2
Parameter dan Indikator Pengawasan
a.
Parameter: Parameter dalam pengawasan rumah
adalah
1) Jendela
2)
Lubang hawa
3)
Luas lantai
4)
Jumlah penghuni
5)
Kecepatan aliran udara
6)
Kelembaban udara
7)
Temperatur (suhu) ruangan
8)
Pembagian ruangan
9)
Pagar halaman
10) Pintu masuk pagar halaman
11) Halaman/pekarangan
12) Tumbuhan yang ditanam di halaman
13) Konstruksi bangunan
14) Kebersihan dalam rumah
15) Penerangan/Pencahayaan
16) Adanya serangga dan tikus
17) Sistim pembuangan air kotor
18) Sistim pembuangan sampah
19) Sistim penyediaan air bersih
b. Parameter Pengawasan Lingkungan Permukiman
1) Fasilitas lingkungan
2) Kemudahan memperoleh kebutuhan hidup
sehari-hari
3)
4)
Kepadatan lingkungan
Prasarana lingkungan
S) Bagian persil yang tertutup bangunan
(building coverage)
6) Jarak antar bangunan rumah
7) Kebisingan dan frekuensi lalu lintas
8)
Tumbuh-tumbuhan/pohon yang ada
3. Indikator pengawasan
a.
Indikator Pengawasan rumah adalah:
1) Luas jendela minimal 10% luas lantai dan
setengah dari luas jendela harus dapat
dibuka.
2)
Lubang hawa minimal 0,35% las lantai
ruangan yang bersangkutan dibawah
permukaan langit-langit.
3)
Luas lantai untuk kediaman minimal
6 m?, dengan lebar minimal 2 m dan tinggi
ruangan minimal 2,40 m.
4)
Jumlah penghuni per kamar maksimum 2
orang, dengan catatan untuk ukuran rumah
dibutuhkan minimal 150 ft untuk orang
pertama dan 100 ft? untuk tiap penambahan
1 orang.
5)
Kecepatan aliran udara, antara 5-20 cm/
detik atau volume pertukaran udara bersih
antara 25 - 30 fm (Cubic feet per minute).
6)
Kelembaban udara antara 40 - 50%
7)
Temperatur udara antara 20 - 25°C.
8)
Pembagian ruangan minimal mempunyai 3
kelompok area terdiri dari: area pemukiman
(living area), area peristirahat (sleeping aren),
area pelayanan (sevice aren)
9) Harus ada pagar halaman dan cukup kuat.
10) Harus ada pintu masuk pagar halaman,
kuat dan berkunci,
11) Harus ada halaman/pekarangan, bersih dan
tidak becek.
Daftar pustaka
Achmad, UF (1991). Transformasi Kesehatan Lingkungan
dan Kesehatan Kerja di Indonesia, FKM -UI, Jakarta.
Depkes RI (2000). Bimbingan Keterampilan dalam
Tatalaksana Penderita ISPA pada Anak, Dirjen
P2M&PLP, Jakarta.
Gunawan
Rudi,
dan
Haryanto (1982), Pedoman
Perencanaan Rumah Shat, Yayasan Sarana Cipta,
Yogyakarta
Kusnoputranto, H (1995), Toksikologi Lingkungan, FKM
- UI, Jakarta.
Kusnoputranto, H, dkk (2000), Kesehatan Lingkungan,
FKM - UI, Jakarta.
Mukono, HJ (1997), Pencemaran Udara dan Pengaruhnya
terhadap Gangguan Saluran Pernapasan, Airlangga
University Press, Surabaya.
Mukono, H] (2000), Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan,
Airlangga University Press, Surabaya.
Pudiiastuti, L, dKk (1998), Kualitas Udara Dalam Ruangan
Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Pangkalan Ide, (2007), Inner Healing at Home, pr
Gramedia, Jakarta.
Kasiono HS, ed., (2011), Penyehatan Pemukiman, Gosyen
Publishing, Yogyakarta.
Santiago, Handry (1996), Istilah Lingkungan Untuk
Manajemen, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.