PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
AFIF ROBERT FIKRIYAN
NIM 195100907111004
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Penulis dari pembuatan tugas akhir ini memiliki nama lengkap Afif
Robert Fikriyan yang lahir di Situbondo pada tanggal 28 Mei 2001
dari ayah yang bernama Muhammad Samsudin dan Ibu bernama
Siti Kusuma Wati. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh
penulis diantaranya menyelesaikan pendidikan di SDN 1 Besuki
dengan lulus di tahun 2013, SMP 1 Banyuglugur di tahun 2016
dan melanjutkan pendidikan di SMA 1 Situbondo dengan tahun
lulus di tahun 2019.
Semasa disekolah menengah pertama penulis aktif di organisasi Palang Merah Remaja
dan saat di sekolah menengah atas penulis juga aktif di kegiatan ekstrakurikuler olahraga
bulu tangkis dan menembak. Pada tahun 2019 penulis melanjutkan studi ke perguruan
tinggi dan diterima melalui jalur mandiri di Universitas Brawijaya pada Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Departemen Teknik Biosistem. Pada
semasa perkuliahan penulis banyak aktif di berbagai program kerja KMTL (Keluarga
Mahasiswa Teknik Lingkungan) dan pernah menjadi staf muda di departemen rispro
KMTL.
PERNYATAAN KEASLIAN
Tugas akhir dengan judul di atas merupakan karya asli dari penulis diatas. Apabila
dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia untuk dituntut
sesuai dengan hukum yang berlaku.
Malang, 2022
Pembuat Pernyataan
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang di berjudul
“Pengaruh Pemberian Nutrient Ab Mix Dan Aerator Pada Efisiensi Fitoremediasi Logam
Cd Dan Cr Air Lindi Menggunakan Tanaman Lemna minor”. Penyusunan tugas akhir ini
sebagai salah satu syarat untuk untuk bisa menyelesaikan studi program strata 1 (S-1)
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Harapannya
dari penyusunan tugas akhir ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca dan sebagai
bentuk pengimplementasian ilmu yang sudah saya pelajari selama perkuliahan.
Penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tidak lupa penulis ingin memberikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. J. Bambang Rahadi Widiatmono, MS selaku dosen pembimbing
pertama yang sudah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran selama
pengerjaan tugas akhir penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS selaku dosen pembimbing kedua
yang senantiasa memberikan arahan dan masukan kepada penulis selama
penyusunan tugas akhir penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji, MT selaku dosen penguji yang rela
meluangkan waktu dalam menguji hasil penlitian tugas akhir penulis dan memberi
masukan dan perbaikan akan hasil laporan tugas akhir penulis.
4. Kedua orang tua saya yang senantiasi memberikan dukungan moral dan materil
dalam penyusunan tugas akhir penulis.
5. Teman – teman seangkatan Teknik lingkungan 2019
Penulis sendiri sadar dalam penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangan dikarenakan pengalaman dan pengetahuan dari penulis dan
masih terus belajar. Penulisan dan penyusunan tugas akhir ini penulis terbuka akan segal
bentuk saran, masukan dan kritik dari berbagai pihak untuk menyepurnakan tugas akhir
dari penulis sendiri. Penulis berharap dari tugas akhir ini dapat memberikan banyak
manfaat kepada berbagai pihak khususnya dalam bidang teknik lingkungan.
Malang, Oktober 2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dari hasil latar belakang tersebut rumusan masalahdari penelitian ini adalah :
1) Apakah fitoremediasi pada air lindi dengan menggunakan tanaman Lemna minor
dengan metode lahan basah buatan mampu menurunkan kadar dari pencemar
logam berat Cd dan Cr ?
2) Bagaimana pengaruh dari perlakuan pemberian nutrien dan juga aerator terdahap
kadar parameter logam Cd dan Cr pada air lindi dengan pengolahan fitoremediasi
menggunakan tanaman Lemna minor ?
3) Berapa besar perbedaan efisiensi yang diberikan dari penurunan kadar Cd dan Cr
dari perbedaan pemberian konsentrasi nutrient dan aerator dengan pengolahan
fitoremediasi menggunakan tanaman Lemna minor ?.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut terdapat tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah :
1) Lemna minor mampu menurunkan kadar dari pencemar logam berat Cd dan Cr
pada air lindi
2) Mengetahui pengaruh dari perlakuan pemberian nutrien dan aerator terdahap kadar
parameter logam Cd dan Cr pada air lindi dengan pengolahan fitoremediasi
menggunakan tanaman Lemna minor
3) Mengetahui besar efisiensi dari penurunan kadar Cd dan Cr dari berbagai perlakuan
perbedaan konsentrasi nutrien serta aerator dengan pengolahan fitoremediasi
menggunakan tanaman Lemna minor.
1.4 Manfaat
1) Jenis logam berat yang akan dianalisa oleh penulis adalah cadmium (Cd) dan
chromium (Cr)
2) Tanaman untuk fitoremediasi yang digunakan oleh peneliti adalah Lemna minor
3) Jenis metode lahan basah buatan yang dipakai oleh peneliti adalah constructed
wetland dengan jenis floating aquatic plant system
4) Limbah yang digunakan oleh peneliti adalah air lindi dari TPA Supiturang.
5) Perlakuan konsetrasi nutrient AB mix yang diberikan adalah 10 ml, 20 ml dan 30 ml.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fitoremediasi
Menurut Rondonowu (2014), fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani Kuno phyto
yaitu nabati/tanaman, dan bahasa Latin yaitu remedium (memulihkan keseimbangan atau
perbaikan), menggambarkan pengobatan masalah lingkungan (bioremediasi) melalui
penggunaan tanaman yang mengurangi masalah lingkungan tanpa perlu menggali bahan
kontaminan dan membuangnya di tempat lain. Fitoremediasi adalah penggunaan
tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi.
Fitoremediasi merupakan sistem dimana tanaman tertentu bekerja sama dengan
mikroorganisme dalam media yang dapat mengubah zat berbahaya menjadi kurang atau
tidak berbahaya bagi lingkungan. Menurut Saad et al (2009), penyerapan kadar logam
oleh tanaman dilakukan dengan melalui beberapa proses tahapan yaitu sebagai berikut :
a. Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan
dari media sehingga berakumulasi di sekitar akar tumbuhan, proses ini disebut juga
hyperacumulation.
b. Rhizofiltration (rhizo = akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat
kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar.
c. Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat
(stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
d. Rhyzodegradation disebut juga enhenced rhyzosphere biodegradation atau plented-
assisted bioremediation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh
aktivitas mikroba yang berada di sekitar akar tumbuhan.
e. Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan
untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks
menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan susunan molekul yang lebih
sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini
dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar sekitar akar dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan
mengeluarkan enzim berupa bahan kimia yang mempercepat proses degradasi.
Menurut Ratnawati dan Fatmasari (2018), fitoremediasi adalah suatu proses atau
teknologi yang digunakan untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang tercemar dengan
menggunakan tanaman. Tanaman yang digunakan pada proses fitoremediasi umumnya
merupakan tanaman yang mampu menyerap logam dengan baik dalam jumlah banyak
dan dalam waktu yang singkat. Fitoremediasi sendiri lebih sering digunakan dalam proses
remediasi dikarenakan memiliki harga yang lebih murah dan juga penerapannnya lebih
mudah dibandingkan dengan pengolahan limbah lainnya. Menurut Sari et al (2016),
fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, menstabilkan atau
menghancurkan kontaminan baik organik maupun anorganik dalam tanah, sedimen dan
air. Dalam hal untuk menstabilkan kontaminan leachate tanaman yang digunakan adalah
tanaman air. Tanaman air yang umumnya digunakan dalam proses fitoremediasi sendiri
merupakan tanaman hypercumulator yang memiliki kemampuan menyerap logam yang
baik dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif cepat jika dibandingkan dengan
tanaman lainnya.
Menurut Muliadi et al. (2013), Fitoremediasi merupakan teknologi alternatif yang
dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar logam berat dengan
memanfaatkan kemampuan tanaman untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat.
Fitoremediasi merupakan salah satu metode remediasi dengan mengandalkan pada
peranan tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, mentransformasi dan
mengimobilisasi bahan pencemar logam berat. Tanaman mempunyai kemampuan
mengakumulasi logam berat yang bersifat essensial untuk pertumbuhan. Beberapa
tanaman telah menunjukkan pola respon terhadap kehadiran konsentrasi logam yang
tinggi dalam tanah. Kebanyakan tanaman sensitif terhadap Konsentrasi logam yang tinggi
dan sebagian lain mengalami resistensi, toleransi, dan akumulasi dalam jaringan akar
hingga ke seluruh bagian tanman seperti tunas , bunga , batang , dan daun. Menurut Paz
– Alberto et al. (2013), fitoremediasi adalah suatu proses metode untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan dengan menggunakan tanaman untuk menetralisir lingkungan
yang tercemar pada tanah atau air dengan degradasi polutan menggunakan tanaman.
Metode fitoremediasi umumnya sering digunakan karena biaya yang digunakan lebih
murah dan juga metode ini lebih aman secara regulasi.
Menurut Hidayanti dan Kartika (2019), AB mix merupakan larutan hara yang terdiri
dari stok A yang berisi unsur hara makro dan stok B berisi unsur hara mikro. Menurut
Zurza dan Venesia (2020), nutrisi ab mix adalah nutrisi yang digunakan dengan dibagi
menjadi dua stok, yaitu stok a dan stok b. Stok a berisi senyawa yang mengandung
kalsium (Ca), sedangkan stok b berisi senyawa yang mengandung sulfat dan fosfat.
Pembagian tersebut dimaksudkan agar dalam kondisi pekat tidak terjadi endapan karena
kalsium (Ca) jika bertemu dengan sulfat atau fosfat dalam keadaan pekat menjadi kalsium
sulfat atau kalsium fosfat dan membentuk endapan. Nutrisi ab mix mengandung unsur
hara yang sangat diperlukan oleh tanaman, diantaranya makro dan mikro. Unsur Makro,
yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, dan mikro, yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co.
Menurut Manullang et al. (2019), Nutrisi AB mix adalah Nutrisi yang diformulasikan
untuk budi daya pertanian hidroponik terutama sayuran daun. Nutrisi ini mengandung
unsur makro dan unsur mikro yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada
pertumbuhan tanaman hidroponik. Setiap 1 liter konsentrat menghasilkan 125 - 200 liter
air siap siram dengan ketentuan: EC 2.2 = A 50ml + B 50 ml + 10 Liter air. EC 2.5 = A
60ml + B 60ml + 10 Liter air. EC 2.9 = A 70ml + B 70ml + 10 Liter air. EC 3.2 = A 80ml + B
80ml + 10 Liter air. Semakin besar EC semakin baik pertumbuhan sayurannya. Menurut
Nafiat dan Titah (2021), Nutrisi AB Mix yang mengandung pekatan A dan pekatan B
kemudian diencerkan dengan perbandingan 1:1000. Penambahan Nutrisi AB Mix dapat
memengaruhi tinggi tumbuhan, jumlah daun, dan berat basah tumbuhan.
Menurut Sari dan Afdal (2017), lindi (leachate) adalah cairan yang merembes
melalui tumpukan sampah dengan membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama
hasil proses dekomposisi materi sampah. Lindi dapat meresap ke dalam tanah yang
menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah secara langsung karena dalam lindi
terdapat berbagai senyawa kimia organik dan anorganik serta sejumlah pathogen.
Biasanya lindi banyak dihasilkan di tempat dengan tumpukan sampah dalam volume yang
sangat besar seperti di TPA. Menurut Andika et al. (2017), Lindi sangat berpotensi
menyebabkan pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu
ditangani dengan baik. Lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke
dalam timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber
lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada samapah, dan bila
kapasitasnya telah melampui kapasitas tekanan air dari sampah, maka cairan tersebut
akan keluar dan mengekstraksi bahan organik dan anorganik hasil proses fisika, kimia
dan biologis yang terjadi pada sampah.
Menurut Laili (2021), air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa
organik dan anorganik yang tinggi. Selayaknya benda cair, air lindi akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah. Air lindi ini dapat merembes masuk ke dalam tanah dan
bercampur dengan air tanah sampai pada jarak 200 meter, ataupun mengalir di
permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Secara langsung air tanah atau
air sungai tersebut akan tercemar. Air lindi juga dapat mencemari sumber air minum pada
jarak 100 dari sumber pencemaran. Menurut Kurniawan (2011), Air lindi adalah cairan
sampah hasil campuran bahan terlarut maupun tersuspensi dengan kandungan polutan
tinggi yang terkandung di dalam sampah. Lindi merupakan cairan yang terbentuk dari
senyawa – senyawa kimia hasil dekomposisi sampah dan air yang masuk kedalam
timbunan sampah yang berasal dari air hujan, saluran drainase, air tanah, atau sumber
lainnya yang terdapat di sekitar TPA.
Menurut Said dan Hartaja (2015), kebanyakan TPA, air lindi terbentukoleh
rembesankadar air dalam sampah maupun olehsumber-sumber dari luar seperti pengaruh
drainase,air hujan dan lain sebagainya yang melalui tumpukansampah. Air lindi
mengandung polutan padatan tersuspensi dan terlarut, zat-zat kimia baik organikmaupun
anorganik yang terkandung dalam sampahyang konsentrasinya cukup tinggi seperti
amonia, nitrat, nitrit, sulfida, logam berat, nitrogen dan lain sebagainya. Menurut Ishak et
al. (2016), ancaman terbesar dari pencemaran air lindi adalah kandung polutan logam
didalamnya dengan komposisi yang beragam serta konsentrasi yang tinggi. Air lindi besar
kemungkinan akan mencemari tanah, air tanah dan juga tanaman sekitar dan berpotensi
besar meracuni manusia melalui konsumsi air tanah yang tercemar serta tanaman yang
sudah tercemar air lindi.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di lab kualitas air dan pengolahan limbah (KAPL) Kedawung,
Ngijo, Kecamatan Karang Ploso. Pengambilan sampel air lindi dilakukan di TPA
Supiturang yang berada di wilayah Kelurahan Mulyorejo, Kecamtan Sukun, Kota Malang
yang berkoodinat di 7o58’57,975’’ LS dan 112o34’41,015’’ BT yang dapat pula dilihat pada
Gambar 3.1. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Jasa Tirta 1 Kecamatan
Lawokwaru, Kota Malang dan penelitian sendiri dilaksanakan pada bulan November 2022
– Januari 2023.
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini mencangkup alat dan bajan
yang digunakan baik selama persiapan penelitian fitoremediasi hingga saat penelitian
fitoremediasi berlangsung. Alat dan bahan yang digunakan dirancang seefisien mungkin
dengan tujuan untuk penghematan biaya serta waktu tetapi tidak mengurangi tujuan dari
hasil penelitian itu sendiri. Uraian alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut :
1) Alat Penelitian Fitoremediasi
a) Bak berukuran 5 liter sebagai reaktor proses
b) Penggaris untuk mengukur ketinggan genangan dan tanaman
c) Jirigen sebagai wadah sampel air lindi dari TPA
d) Gelas ukur sebagai alat mengukur volume limbah yang digunakan saat pengujian
e) Botol sampel sebagai wadah air lindi saat dilakukan pengujian kadar sesuai dengan
waktu pengamatan yaitu 3, 7 dan 11 hari
f) Sarung tangan sebagai APD dari logam berat
g) Aerator sebagai perlakuan
h) Termometer sebagai alat pengecek suhu air lindi
i) pH meter sebagai alat untuk mengukur pH air lindi
j) Alat tulis sebagai alat untuk mencatat hasil dari penelitian
k) Kamera sebagai alat dokumentasi
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah menggunakan
metode penelitian eksperimental dan data dari hasil penelitian tersebut akan diolah dan
dianalisis secara deksriptif kualitatif. Eksperimen dilakukan dengan dua tahapan yaitu
dengan tahapan awal penelitian dan dilanjut dengan tahapan proses penelitian. Pada
tahapan awal penelitian akan dilakukan persiapan tanaman Lemna minor, pembuatan bak
reaktor serta proses aklimatisasi tanaman. Pada langkah proses penelitian dilanjutkan
dengan proses pemberian air limbah pada tanaman dengan volume 3 liter dari total bak 5
liter, pemberian perlakuan penelitian yaitu tanpa pemberian nutrien dan aerator,
pemberian nutrient dengan konsetrasi 10, 20 dan 30 ml dan juga perlakuan pemberian
nutrien serta aerator secara bersamaa, dilanjutkan dengan proses pengamatan dan
pencatatan hasil pengurangan kadar logam dari setiap sampel dengan waktu
pengamatan 3, 7 dan 11 hari. Hasil pengamatan data sendiri diperlohe dengan bantuan
alat spektrofotometer serapan atom (SSA) pada setiap waktu pengamatan fitoremediasi.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini
menggunakan dua jenis perlakuan yaitu perlakuan pemberian nutrien ab mix dan juga
perlakuan pemberian nutrien ditambah aerator dengan jenis tanaman yang sama. Pada
variasi yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi dari nutrien yang digunakan dan
juga dengan variasi waktu pengamatan. Pada setiap perlakuan akan dilakuan 3 kali
pengulangan dengan penjabaran sebagai berikut :
b) Pada penelitian ini digunakan variasi konsentrasi nutrien dan juga waktu
pengamatan dengan variasi meliputi :
C1 : Konsentrasi nutrien 10 ml
C2 : Konsentrasi nutrien 20 ml
D1 : Waktu pengamatan 3 hari
D2 : Waktu pengamatan 7 hari
D3 : Waktu pengamatan 11 hari
c) Pada penelitian ini digunakan model rancangan acak lengkap dengan rincian
tabel dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.1 Model Rancangan
Ulangan
Ulangan Jumlah Rata - rata
Perlakuan 1 2 3
P1C1D1
P1C1D2
P1C1D3
P1C2D1
P1C2D2
P1C2D3
P2C1D1
P2C1D2
P2C1D3
P2C2D1
P2C2D2
P2C2D3
Total
Pada pelaksanaan pelitian terdapat dua tahapan yaitu tahapan untuk persiapan
penelitian dan dilanjut dengan tahapan proses penelitian yang pada masing – masing
proses tersebut terdapat beberapa tahapan seperti pada tahapan persiapan penelitian
dilakukan pengujian awal kandungan logam Cd dan juga Cr pada air lindi yang
didapatkan di TPA Supiturang, selanjutnya dilanjutkan dengan proses persiapan tanaman
dan juga pembuatan bak reaktor dan dilanjut proses aklimatisasi tanaman terhadap
limbah cair air lindi TPA Supiturang.
Pada tahapan proses penelitian dilakukan pemberian perlakuan dengan pemberian
nutrien sebanyak 10 ml, 20 ml dan juga 30 ml yang dilanjutkan dengan pemberian
perlakuan sama yaitu pemberian nutrien ditambah dengan pemberian aerator. Barulah
dilakukan pengamatan dan analisis kandungan logam Cd dan juga Cr dengan
menggunakan alat AAS di Laboratorium. Waktu pengamatan yang dipakai pada penelitian
kali ini adalah di hari ke 3, 7 dan juga 11 dengan mengambil air sampel pada tiap
perlakuan sebesar 100 ml pada botol sampel. Sebelumnya, pada tahapan pendahuluan
juga perlu dilakukan pengukuran kandungan awal logam air lindi sebelum dilakukan
proses fitoremediasi dengan botol sampel 100 ml dengan menggunakan alat AAS.
Tumbuhan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah menggunakan tanaman
(Lemna minor). Karakteristik fisik untuk tanaman yang digunakan adalah tanaman
merupakan tanaman yang sudah tumbuh sebelumnya dengan memiliki kriteria yaitu
tumbuhan masih segar dengan daun yang masih hijau dan tidak menguning , Lemna
minor memiliki daun sebanyak 2 – 3 serta tanaman rencananya akan didapatkan melalui
kawasan persawan yang ada di sekitar Kabuparen Malang, Jawa Timur.. Jumlah tanaman
Lemna minor yang digunakan dalam 1 bak menggunakan satuan berat dengan rencana
penggunaan yaitu 100 gram untuk menutupi luas permukaan air sebesar 314 cm 2 tabung
reaktor.
Bak reaktor yang digunakan pada penelitian kali menggunakan bak dengan bahan
plastik dengan ukuran bak tersebut yaitu memeiliki tinggi 19 cm dan juga memiliki
diameter 20 cm dan memiliki ketebalan bak sebesar sekitar 1 cm dengan detail seperti
pada Gambar 3.2 dibawah. Pada penetuan ukuran bak tidak memiliki kriteria khusus
akan tetapi untuk genangan air minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 cm
yaitu lebih dari setengan total tinggi bak reaktor itu sendiri. Tidak ada media tanam
khusus pada bak reaktor hanya air lindi yang sudah mengalami pengenceran dengan
ratio 50 : 50 dan tanaman Lemna minor langsung ditaruh diatas bak reaktor dengan
ketentuan banyaknya menggunakan satuan massa yaitu 100 gram / 1 bak reaktor.
Sampel air lindi sendiri didapatkan melalui TPA Supiturang yang diambil pada bak
penampuang air lindi pada kawasan tersebut menggunakan metode grab sampling dan
diambil dengan menggunak jirigen. Air lindi yang akan digunakan pada setiap bak reaktor
fitoremediasi akan mengalami pengenceran terlebih dahulu dengan ratio 50 % air lindi :
50% air aquades dari total 4 liter. Proses pengenceran dilakukan agar tanaman secara
optimum mampu memiliki ketahanan yang baik untuk beradaptasi pada lingkungan air
lindi yang tercemar logam berat. Selain itu, proses pengenceran menggunakan aquades
bertujuan agar masih terdapat kandungan H2O pada air lindi sehingga tanaman masih
dapat melakukan proses fotosistesis.
3.5.5 Pemberian Perlakuan (Nutrien dan Aerator)
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan dalam melakukan metode analisis
terhadap data yang sudah didapatkan. Metode analisis tersebut meliputi analisis sampel,
analisis data dan juga analisa efektivitas. Pada analisa sampel dilakukan dengan
mengukur kandungan logam Cd dan juga Cr pada setiap sampel yang akan diuji, pada
analisa data dilakukan setelah sampel didapatkan maka akan dilakukan analisa untuk
mengetahui adanya hubungan yang kuat antar perlakuan dan untuk analisa efektivitas
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi removal logam Cd dan Cr pada air
lindi dengan menggunakan tanaman Lemna minor.
Analisa kadar Krom (Cr) dan juga Kadmium (Cd) pada air limbah dianalisa dengan
melalui proses sebagai berikut :
a) Analisa Kadar logam Cr dan juga Cd yang dilakukan pada sampel air lindi sebelum
dan sesudah penelitian dilakukan menggunakan metode spektrofotometri dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
Diambil sampel dari setiap bak reaktor dengan jumlah 100 ml dengan
menggunakan sampel pada setiap waktu pengamatan yaitu 3 hari, 7 hari dan
juga 11 hari dengan disimpan pada cool box.
Melakukan pemberian tanda pada setiap botol sampel untuk bak reaktor
dengan perlakuan yang berbeda menggunakan label agar tidak tertukar
Sampel diantarkan ke tempat pengujian dan dilakukan pengujian dengan
menggunakan alat AAS (Atomic Adsorption Spectrofotometri)
Analisis data merupakan proses yang dilakukan setelah data didapatkan dengan
melakukan penyusunan data dengan tujuan agar data yang didapatkan diiolah dan
mampu memberikan makna serta hubungan antara pemberian perlakuan yang sudah
dilakukan pada penelitian. Pada penelitian ini ingin dilakukan analisa data untuk mencari
tau adanya hubungan antar pemberian nutrien saja dibandingan dengan pemberian
nutrien ditambah aerator disaat bersamaan, hubungan antara pemberian jumlah nutrien
yang berbeda yaitu 10 ml dan juga 20 ml serta hubungan antara lama waktu pengamatan
yang dilakukan yaitu 3, 7 dan juga 11 terhadap jumlah pengurangan logam pada air lindi.
Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa sidik ragam untuk menguraikan
total data menjadi komponen – komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman.
Uji nilai F dilakukan juga untuk mengukur apakah semua variabel independen dalam
penelitian ini memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
menggunakan derajat (Alpha) 5% dan apabila nilai F hitung pada tabel Anova lebih besar
dari nilai F tabel (0,05) maka adanya perlakuan memberikan perbedaan yang nyata
terhadap hasil yang diberikan begitupun sebaliknya. Analisa dilakukan menggunakan
bantuan software SPSS dengan taraf kepercayaan sebesar 5% dan juga 1% dengan
dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) jika terdapat signifikan pada perlakuan.
Analisa efektivitas dilakukan untuk mencari tau sebesar apa tujuan yang ingin
dicapai diawal penelitian yang sudah tercapai. Nilai efektivitas disini mengacu pada
besarnya penurunan logam Cd dan juga Cr dengan adanya fitoremediasi yang dilakukan
beserta berbagai jenis perlakuan yang diberikan. Penelitian ini dalam upaya mengetahui
sebesar apa kadar penurunan konsentrasi logam yang bisa dilakukan oleh tanaman
terdapat persamaan sebagai berikut :
A−B
Efektivitas = x 100%
A
Keterangan :
A = Konsentrasi awal logam (mg.L)
B = Konsentarsi akhir logam (Mg/L)
3.7 Diagram Alir Penelitian
Saleh C, Hendro P. 2014. Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan Limbah Lindi di TPA
Supit Urang Kota Malang. Jurnal Teknik Pengairan 5(1): 103-109.
Arief S. 2013. Pengelolaan Sampah Malang Raya Menuju Pengelolaan Sampah Terpadu
Yang Berbasis Partisipasi Masyarakat. Jurnal Humanity 8(2): 195 – 208.
Fitri LH, Emenda S. 2017. Kajian Pencemaran Air Tanah Dangkal Akibat Lindi di Sekitar
TPA Supit Urang Malang. Jurnal Teknik Lingkungan 23(1): 41 – 50.
Said NI, Dinda RKH. 2015. Pengolahan Air Lindi dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
dan Denitrifikasi. Jurnal Akuakultur Indonesia 8(1): 1- 20.
Ratnawati R, Risna DF. 2018. FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM TIMBAL
(Pb) MENGGUNAKAN TANAMAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) DAN
JENGGER AYAM (Celosia plumosa). Jurnal Teknik Lingkungan 3(2): 62 – 69.
Sa’ad NS, Artanti R, Dewi T. 2009. Fitoremediasi untuk Rehabilitasi Lahan Pertanian
Tercemar Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu). Jurnal Tanah dan iklim 30(1): 59 – 66.
Rondonuwu SB. 2014. Fitoremediasi Limbah Merkuri Menggunakan Tanaman dan Sistem
Reaktor. Jurnal Ilmiah Sains 14(1): 52 – 59.
Sari E, Jumiati, Martala S. 2016. Kemampuan Adaptasi Tumbuhan Air Lokal Terhadap Air
Lindi (Leachate). Jurnal Pendidikan Biologi 3(1): 77 – 89.
Rumahtalu D, Corebima AD, Amin M, Rachman F. 2012. Kadmium dan Efeknya terhadap
Ekspresi Protein Metallothionein pada Deadema setosum (Echinoidea;
Echinodermata). Jurnal Penelitian Perikanan 1(1): 26 – 35.
Sofiana KD, Provisia MYW, Khotimah Husnul, Wibowo MA. 2019. Analisis Efek Paparan
Kadmium Konsentrasi Rendah pada Morfologi dan Viabilitas Sel HUVECs (Human
Umbilical Vein Endothelial Cells). Journal of Agromedicine and Medical Sciences
5(1): 50 – 55.
Sari RN. Afdal. 2017. Karakteristik Air Lindi (Leachate) di Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Air Dingin Kota Padang. Jurnal Fisika Unand 6(1): 93 – 99.
Andika DP, Titik I, Swastika P. 2017. Pemanfaatan Air Lindi Tpa Jatibarang Sebagai
Media Alternatif Kultivasi Mikroalga Untuk Perolehan Lipid. Jurnal Teknik
Lingkungan 6(1): 1 – 15.
Laili F. 2021. Analisa Kualitas Air Lindi dan Potensi Penyebarannya ke Lingkungan
Sekitar TPA Gunung Tugel Kabupaten Banyumas. Skripsi. Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Baku Mutu Air Lindi. Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik indonesia Nomer 59 Tahun 2016.
Hidayati N. 2013. Mekanisme Fisiologis Tumbuhan Hiperakumulator Logam Berat. Jurnal
Teknik Lingkungan 14(2): 75 – 82.
Darmawan TS. 2015. Pengaruh Kombinasi Tanaman Hiperakumulator Bermikoriza pada
Fase Pembibitan terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max) pada Kondisi Stress
Logam Berat Mangan (Mn). Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Munandar AA, Zaenal K, Sugeng P, Rony I. 2018. Fitoremediasi Air Tercemar Timbal (Pb)
dengan Lemna minor dan Ceratophyllum demersum Serta Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Lactuca sativa. Jurnal 5(2): 867 – 874.
Suryadi, Apriani I, Kadaria U. 2017. Uji Tanaman Coontail (Ceratophyllum demersum)
Sebagai Agen Fitoremediasi Limbah Cair Kopi. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan
Basah 5(1): 1 – 10.
Langkap K .2019. Pengaruh Kepadatan Lemna sp. Sebagai Agen Fitoremediasi dalam
Meningkatkan Kualitas Air (DO, TDS, pH dan Kekeruhan). Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Umarudin, Jumriah N, Ayu W, Munifatul I. 2015. Efektivitas Tanaman Lemna (Lemna
perpusilla Torr) Sebagai Agen Fitoremediasi Pada Keramba Jaring Apung (KJA)
Disekitar Tanjungmas Semarang. Jurnal Bioma 17(1): 1 – 8.
Solikha DF. 2019. Penentuan Kadar Tembaga (II) Pada Sampel Menggunakan
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Perkin Erlmer Analyst 100 Metode Kurva
Kalibrasi. Jurnal Ilmiah Indonesia 4(2): 1 – 11.
Manuhutu O. 2009. Penetapan Kadar Lidokain HCI dalam Sediaaan Injeksi Secara
Spektrofotometri Serapan Atom Tidak langsung. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Paz – Alberto AM, Gilbert CS. 2013. Phytoremediation: A Green Technology to Remove
Environmental Pollutants. American Journal of Climate Change 2(13): 71 – 86.
Muliadi, Deasy L, Yanny, Sabir S. 2013. Fitoremediasi: Akumulasi dan Distribusi Logam
Berat Nikel, Cadmium dan Chromium dalam Tanaman Ipomea reptana. Prosiding
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. HKI Sumatera Barat, 7 Desember.
Julhidah. 2017. Kadar Logam Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) Pada Hati, Ginjal dan
Daging Ikan Kembung (Rastraliger Kanagurta) di Pantai Losari Makassar. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Nasional Alauddin, Makassar.
Noviansyah E, Djamar TFLB, Isradjad S. 2021. Kandungan Logam Kadmium (Cd) pada
Air Laut, Sedimen, dan Kerang Hijau di Perairan Tambak Lorok dan Perairan
Morosari. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) 26(1): 128 – 135.
Genchi G, Maria SS, Graziantonio L, Alessia C, Alessia C. 2020. The Effects of Cadmium
Toxicity. International Journal of Environment Research and Public Health 17(11): 1
– 24.
Sharma H, Neetu R, Blessy BM. 2015. The Characteristics, Toxicity and Effects Of
Cadmium. International Journal of Nanotechnology and Nanoscience 3(1): 1 – 9.
Ali M. 2011. Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada Tanaman Pangan dan
Kesehatan. Cetakan 1. UPN Press, Surabaya.
Naveen BP, Sivapullaih PV, Sitharam TG. 2014. Characteristics Of A Municipal Solid
Waste Landfill Leachate. Proceedings of Indian Geotechnical Conference IGC.
Kakinada India, 18 – 20 Desember.
Sabahi EA, Rahim SA, Zuhairi WYW, Fadhl AN, Fares A. 2009. The Characteristics of
Leachate and Groundwater Pollution at Municipal Solid Waste Landfill of Ibb City,
Yemen. American Journal of Environmental Sciences 5 (3): 230 – 240.
Ishak AR, Sharifah M, Tey Ks, Fauziah SH. 2016. Leachate and Surface Water
Characterization and Heavy Metal Health Risk on Cockles in Kuala Selangor.
Procedia of Social and Behavioral Sciences. AMER International Conference on
Quality of Life Jakarta Indonesia, 25 – 27 April.
Kurniawan Y. 2011. Pengolahan Air Lindi (Leachate) TPA Benowo Dengan Proses Biologi
Menggunakan Sistem Step Aeration. Skripsi. Program Studi Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jatim Surabaya.
Irhamni, Setiaty P, Edison P, Wirsal H. 2017. Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Air
Dalam Menyerap Logam Berat Secara Fitoremediasi. Conference Paper.
Universitas Serambi Mekah.
Widyasari NL. 2021. Kajian Tanaman Hiperakumulator Pada Teknik
Remediasi Lahan Tercemar Logam Berat. Jurnal Ekosentris 1(1): 17 – 24.
Peer WA, Ivan RB, Elizabeth LR, John LF, Angus SM. 2005. Phytoremediation and
hyperaccumulator plants. Dalam Topics in Current Genetics. College Park,
University of Maryland, Virginia.
Chamba – Eras I, Daniel MG, Carolina K, Jorge R, Manuel JG. 2022. Native
Hyperaccumulator Plants with Differential Phytoremediation Potential in an Artisanal
Gold Mine of the Ecuadorian Amazon. Journal of Plants 1(1): 1 – 14.
Sukono GAB, Farhan RH, Evitasari, Dodi S. 2020. Phytoremediation Mechanisms: A
Review. Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2(2): 40 – 46.
Prihantoro I, Adisty R, Panca DMHK, Setiana MA. 2015. Potensi dan Karakteristik
Produksi Lemna minor Pada Berbagai Media Tanam. Jurnal Pastura 4(2): 70 – 77.
Tanuwiria UH, Raden FC. 2017. Pengaruh Lama dan Cara Pengeringan Tanaman Lemna
minor Terhadap Kandungan Abu, Kalsium, dan Phosphor. Prosiding Seminar
Teknologi dan Agribisnis Peternakan V: Teknologi dan Agribisnis Peternakan untuk
Mendukung Ketahanan Pangan. Purwokerto, 18 November.
Lupitasari D, Melina M, Valentina AK. 2020. Pengaruh Cahaya dan Suhu Berdasarkan
Karakter Fotosintesis Ceratophyllum demersum sebagai Agen Fitoremediasi. Jurnal
Kartika Kimia 3(1): 33 – 38.
Hidayat MK, Munifatul I, Nintya S. 2018. Produksi dan Konsumsi Oksigen serta
Pertumbuhan Ceratophyllum demersum L. pada Kerapatan yang Berbeda dalam
Mendukung Potensinya sebagai Bioaerator. Jurnal Biologi 3(2): 1 - 9.
Devianasari A, Rudy L. 2016. Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Lahan Basah
Buatan Menggunakan Rumput Payung (Cyperus alterniofolius). Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan 3(2): 125 – 134.
Evasari J. 2012. Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Lahan Basah Buatan
Menggunakan Rumput Payung (Cyperus alterniofolius). Skripsi. Fakultas Teknik,
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia.
Dewi NR. 2018. Teknologi Pengolahan Lahan Basah Buatan Untuk Mengolah Grey Water
dari Rumah Tangga. Jurnal Teknik Lingkungan 2(3): 1 – 6.
DuPoldt C, Robert E, Lamonte G, Barry I, Jeffrey L, Timothy M, Glenn R,Melanie S, Fred
S, Charles T, Harold W. 2012. A Handbook of Constructed Wetlands. EPA,
Pennsylvania, USA.
Taufiq M, Akhmad S, Ani M. 2016. Pengembangan dan Validasi Metode Destruksi
Gelombang Mikro untuk Penentuan Logam Berat Kadmium dan Timbal dalam
Cokelat dengan Spektoskopi Serapan Atom (SSA). Journal of Chemistry 5(2): 31 –
37.
Djuhariningrum T. 2004. Kajian Teoritis Pengaruh Unsur Matriks Terhadap Hasil Analisis
dengan Metoda Spektroskopi Serapan Atom (AAS). Prosiding Seminar Geologi
Nuklir dan Sumberdaya Tambang. Jakarta, 22 September.
Sun J, Yating L, Jien Y, Chunhui L, Jiyan S. 2021. Chromium Distribution, Leachability
and Speciation in a Chrome Plating Site. Journal of Processes 10(2): 1 – 15.
Nuraini RAT, Hadi E, Ivan RM. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (Cr)
Pada Air, Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo Semarang.
Jurnal Kelautan Tropis 20(1): 48 – 55.
Prastyo D, Titin H, Iskandar. 2016. Bioakumulasi Logam Kromium (Cr) Pada Insang, Hati,
dan Daging Ikan Yang Tertangkap di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut.
Jurnal Perikanan Kelautan 7(2): 1 – 8.
Fauziah. (2011). Efektivitas Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) dan Kadmium (Cd) oleh
Scenedesmus dimorphus. Skripsi. Program Studi Bilogi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Handayani RI. 2015. Akumulasi Logam Berat Kromium (Cr) Pada Daging Ikan Nila Merah
(Oreochromis Sp) Dalam Karamba Jaring Apung (KJA) di Sungai Winongo
Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Semarang.
Hidayati L, Trimin K. 2019. Pengaruh Nutrisi Ab Mix Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Secara Hidroponik. Jurnal Ilmiah Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam 16(2): 166 – 175.
Nurza IS, Diliviva V. 2020. Penggunaan Ab Mix dan Media Tanam terhadap Viabilitas
Tanaman Selada (Lactuca sativa L. var. New Grand Rapids) dalam Hydroponic
Wick System. Jurnal Sains 5(1): 14 – 19.
Manullang IF, Syafrizal H, Rita MCH. 2019. Pengaruh Nutrisi Mix dan Media Tanam
Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa)
Secara Hidroponik dengan Sistem Wick. Agricultural Research Journal 15(1): 82 –
90.
Nafiat N, Harmin ST. 2021. Pengolahan Air Limbah dari Kegiatan Pemeliharaan dan
Pencucian Lokomotif dengan Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes),
Jurnal Teknik ITS 10(2): 82 – 87.
Nurmalinda, Ahmad TY, Agus P. 2018. Aklimatisasi Tanaman Lemna Minor dan Azolla
Microphylla Terhadap Lindi TPA Piyungan Pada Tahap Awal Fitoremediasi.
Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Nuklir. Yogyakarta, 24 Juli.