Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KESULTANAN DOMPU DAN LETUSAN GUNUNG BERAPI


GURU PEMBIMBING : NURFITRIAH, S.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : III (TIGA)
NAMA : FARA RAMADHANI ( KETUA )
ANGGOTA RARA MARANTIKA
IJATUL
SALSABILA
SYAHRUL
BIMA AL BASIR
NINGSIH
ADITIA
FERI GUNAWAN
MAPEL : MULOK
KELAS : X IPS 3

SMA NEGERI 2 WOHA


TAHUN PELAJARAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan
kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab
itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Woha, 31 Oktober 2022


Penyusun
Kelompok III

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesultanan Dompu
B. Bencana Gunung Merapu
C. Sebab-sebab terjadinya bencana gunung berapi
D. Dampak yang diakibatkab oleh bencana gunung berapi
E. Cara penaggulangan bencana gunung berapi
F. Usaha pencegahan gunung meletus

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajaan Dompu yang kini menjadi Kabupaten Dompu merupakan sebuah kerajaan
kuno di Indonesia. Kerajaan ini terletak di antara kabupaten Bima dan kabupaten
Sumbawa saat ini. Mayoritas penduduk kini beragama Islam, dengan tradisi dan
budaya yang juga mayoritas Islam.

Dalam lembaran sejarah di Dompu mencatat, sebelum terbentuknya kerajaan konon


didaerah ini pernah berkuasa beberapa kepala suku yang disebut sebagai ‘’NCUHI’’
atau raja kecil. Kerajaan Dompu merupakan hasil penyatuan atau bersatunya para
Ncuhi yang ada diwilayah Dompu saat itu, sistim pemerintahan berbentuk kerajaan
yang dipimpin oleh seorang Raja (sangaji) disebutah susunan Raja-raja yang pernah
berkuasa di kerajaan dompu yang pertama yaitu Dewa Sang Kula.

Pengaruh Islam masuk ke Dompu sejak 1628 namun sebelumnya telah masuk sedikit
demi sedikit sejak 1528. Ulama yang dikenal menyebar Islam di dompu yaitu Syekh
Abdul Gani yang juga menyebarkan Islam di Pulau Lombok dan pernah menjadi Imam
Masjid di Masjidil Haram Makkah.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api
lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju,
sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah kuwu, grobogan, jawa
tengah yang populer sebagai bleduk kuwu.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum
akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat

4
dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk
menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung
berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perjalanan kisah kesultanan di dompu dan Apa bencana alam gunung
meletus itu ?
a. Sejarah kesultanan Dompu
b. Faktor–faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya bencana alam gunung
meletus?
c. Dampak apa yang ditimbulkan dari bencana alam gunung meletus?
d. Bagaimana cara penanggulangan bencana alam gunung meletus?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesultana Dompu
Kerajaan Dompu salah satu kerajaan yang berada di pulau Sumbawa, terletak di tengah-tengah
pulau di sebelah timurnya Bima, di bagian selatannya Sumbawa dan sebelah baratnya
Semenanjung Sanggar. Dompu sendiri merunut dalam penulisan catatan lama awalnya
bernama Dompo yang artinya dalam bahasa Mbojo berarti memotong.

Penulisan nama Dompu dalam pentas sejarah pulau Sumbawa pertama kali ditulis dalam
Negara Kertagama kerajaan Majapahit. Ekspedisi Majapahit di Dompu dilakukan pada tahun
1357 masehi, di bawah pimpinan Empu Nala. Ekpedisi tersebut menaklukkan Selaparang di
Pulau Lombok dan Dompu di Pulau Sumbawa, penaklukkan tersebut di pimpin oleh
komandan pasukan Majapahit yaitu Prabu Dadelanata
.

Sultan Dompu Muhammad Sirajuddin dan pejabat kesultanan Dompu


tahun 1925.

Latar belakang berdirinya kerajaan Dompu dan raja pertama yang merupakan keturunan dari
Raja-raja Bima, di bahas oleh para guru besar sejarah dan Filolog. Menurut professor Truhart
Dompu berdiri pada tahun 1343 dengan raja pertama Batara Dompo. Raja pertama Batara
Dompo merupakan anak dari Sang Bima II yang merupakan Raja dari Kerajaan Bima.

6
Silsillah Raja Dompu merupakan seasal dengan Raja Bima, baik itu silsillah dari terbitan
Soenardhi tahun 1976 maupun yang di rekam oleh M. Jauffret tahun 1961 dari nara sumber
Sultan Dompu terakhir.
Translit naskah  teks melayu Cerita Asal Bangsa Jin dan Segala Bangsa Dewa-Dewa (CAB)
oleh Henri Chambert-Loir, mengenai asal muasal para Raja Bima dan Dompu banyak
terekam dalam historiografis naskah-naskah aksara jawi yang tertulis pada abad 17 hingga
19. Juga cerita asal muasal para raja Bima dan Dompu tersebut di hubungkan oleh para
Filolog dengan Hikayat Iskandar Zulkarnain yang mempunyai alur narasi yang sama. Mitos
para raja yang mempunyai garis keturunan dari para dewa tak jarang banyak di jumpai dalam
berbagai naskah kuno Nusantara, seperti halnya Kronik Gowa yang mengisahkan para Raja
Gowa keturunan dari Tumanurung yang sakti.
Sangat disayangkan Dompu sebagai salah satu kerajaan tertua di timur Nusantara sangat
minim akan peninggalan naskah. Namun bersyukur dari lisan para tetua dan tercatat dalam
naskah kuno Bima, silsillah para raja Dompu terlacak hingga ke masa masuknya Islam.
Hubungan Bima dan Dompu merupakan hubungan kakak beradik yang menjadi sebuah
kerajaan kembar, hubungan tersebut tertulis dalam naskah CAB.
“HATTA maka Batara Bima pun memperbinikan saudaranya tuan putri Ratna Dewi seri
Peri, maka beranaklah empat laki-laki satu perempuan, maka laki-laki yang tua bernama
Batara Lela, ialah menjadi raja di Negeri Dompu dan kedua orang yang laki-laki bernama
Batara Dewani, ialah menjadi raja di Negeri Bolo dan ketiga orang laki-laki bernama
Batara Johan Rongan Addi, ialah yang duduk di Negeri Waki memegang parafu”.

Dari transkrip CAB diatas di kutip dari naskah Cerita Asal Bangsa Jin dan Segala Bangsa
Dewa-Dewa oleh Henri Chambert-Loir. Silsillah Professor Truhart sama dengan Naskah
CAB mengenai raja pertama Dompu yang merupakan anak dari Batara Bima. Namun dalam
CAB Batara Dompu bernama Batara Lela, dalam hal ini Batara yang mempunyai arti
menyagomi dan melindungi.
Dalam Silsillah raja-raja Dompu oleh Soenardhi dan M. Jauffret raja Dompu yang pertama
adalah Indra Komala adik dari Indra Zamrut yang keduanya adalah anak dari Sang Bima raja
pertama kerajaan Bima. Dalam saduran kisah Indra Komala dan Indra Zamrut dua kakak
beradik yang sering berselisih, si sulung menghilang dan menjadi raja di Dompu.

Translit naskah silsillah dari Bima oleh alih aksara Aliuddin Mahyudin, juga mentranslit

7
naskah yang sama yaitu CAB, dimana di tulis oleh seorang bernama Muhyddin, yang
diperkirakan di kerjakan pada abad 19. Dalam translit Aliuddin masih terlihat beberapa kata
dalam naskah yang tidak sesuai dengan kalimat, bisa dibandingkan translit CAB versi
Chambert-Loir, naskah silsillah dari Bima sebagai berikut :

“Maka Batara Bima beranak lima orang, empat laki-laki, satu perempuan, Pertama menjadi
raja di Dompu, dan kedua menjadi raja di Bolo, dan ketiga orang yang duduk di Waki, ialah
memegang perapo kini dan perapo kelpie,”

Pada translit diatas bisa di baca dan dilihat perbedaan dengan Chambert-Loir yang secara
detail mentranslitkan CAB, contoh kecilnya yaitu penyebutan “parafu” yang ditranslitkan
“parapo”. Ketika tahun 1961 Sultan Dompu terakhir (M. Tajul Arifin) mengisahkan asal usul
raja dinasti Dompu berjumlah sepuluh generasi mulai dari Sang Bima hingga kedua
putranya, seperti yang tercantum dalam CAB. Padahal saat itu para tokoh intelektual Bima
dan Dompu hanya mendapatkan kisah para raja mereka dari lisan ke lisan.

Namun pengetahuan lisan mereka setelah di cocokkan dengan naskah tidak jauh beda dan
sangat sama, kemungkinan silsillah tersebut dikisahkan secara turun temurun, kisah tersebut
yang mengatakan bahwa Maharaja Indra Komala menjadi raja di Dompu. Di tahun 1976 ada
tiga cendekiawan Bima yang mampu menghafal silsillah para raja dan di tambah dengan
beberapa varian mitos, ungkap Henri Chambert-Loir.
Letak Kerajaan Islam Dompu
Kerajaan Dompu yang kini menjadi Kabupaten Dompu merupakan sebuah kerajaan
kuno di Indonesia. Kerajaan ini terletak di antara kabupaten Bima dan kabupaten
Sumbawa saat ini. Mayoritas penduduk kini beragama Islam, dengan tradisi dan budaya yang
juga mayoritas Islam.
Bangsawan Dompu atau keturuan raja-raja hingga kini masih ada. mereka dipanggil
"Ruma" atau "Dae". Istana Dompu, sebagai lambang kebesaran telah lama lenyap. Konon
bangunan istana itu sudah diubah menjadi masjid raya Dompu saat ini. Namun rumah
kediaman raja masih ada hingga sekarang dan terletak di Kelurahan Bada.
Pada tahun 2000-an, tim peneliti dari Jakarta, yang dipandu langsung oleh Bupati
Dompu H Abubakar Ahmad menemukan situs berupa tapak kaki Gajah Mada di

8
wilayah Hu'u sekitar 40 kilometer dari pusat kota Dompu. Banyak yang meyakini Mahapatih
Gajah Mada tewas dan atau menghabiskan sisa hidupnya di daerah ini.
Dalam lembaran sejarah di Dompu mencatat, sebelum terbentuknya kerajaan konon
didaerah ini pernah berkuasa beberapa kepala suku yang disebut sebagai ‘’NCUHI’’ atau raja
kecil para ncuhi tarsebut terdiri dari 4 orang yaitu:

1. Ncuhi Hu,u
yang mempunyai wilayah kekuasaan Hu,u dan sekitarnya(sekarang kecamtan Hu,u)
2. Ncuhi Saneo
yang mempunyai wilayah kekusaan daerah Saneo dan sekitanya(sekarang kecamatan Woja
Dompu).
3. Ncuhi Nowa
Yang mempunyai wilayah kekusaan Nowa dan sekitarnya(sekarang masuk kecamatan Woja).
4. Ncuhi Tonda
yang mempunyai wilayah kekusaan Tonda dan sekitarnya dan saat ini masuk dalam wilayah
Desa Riwo kecamatan Woja Dompu.

Kerajaan Dompu merupakan hasil penyatuan atau bersatunya para Ncuhi yang ada diwilayah
Dompu saat itu,sistim pemerintahan berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang
Raja(sangaji)disebutah susunan Raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan dompu yang
pertama.
1. Awal Berdirinya Kesultana Kerajaan Islam Dompu
Dompu, sebuah Kota Kabupaten di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Dulunya berawal
dari wilayah sebuah Kerajaan,kemudian berubah menjadi Kesultanan.  Statusnya menjadi
sebuah Kota  Kabupaten justru diperoleh karena nilai historisnya sebagai sebuah Kerajaan
yang telah lama berdiri dan berdaulat.
Kerajaan Dompo (sebutannya di jaman dulu), ma Dompo-na (yang memotong) wilayah Bima
dan Sumbawa. Sebagaian berpendapat inilah asal dari nama  Dompo.
Sebelum menjadi sebuah Kerajaan, di wilayah Dompu tersebar beberapa kelompok
masyarakat yang mendiami lahan-lahan pertanian (Nggaro) dan di daerah-daerah pantai.
Setiap kelompok masyarakat ini dikepalai oleh seorangKepala Suku yang
disebut   Ncuhi. Ncuhi-Ncuhi menyebar di seluruh wilayah Dompu antara lain Ncuhi Tonda,
Ncuhi Soro Bawa, Ncuhi Hu'u (Ncuhi Iro Aro), Ncuhi Daha, Ncuhi Puma, Ncuhi Teri, Ncuhi

9
Rumu (Ncuhi Tahira) dan Ncuhi Temba. Dari sinilah bermula Kerajaan Dompu berdiri, atas
kesepakatan seluruh Ncuhi dari bagian pedalaman sampai daerah pesisir pantai dibentuklah
Kerajaan Dompu dan sebagai Raja pertama (Sangaji) Dompu adalah Dewa Sang Kula.  

Tidak ada catatan tertulis baik dalam bentuk dokumen atau batu tulis (prasasti) yang bisa
mengungkapkan kapan mulai terbentuknya Kerajaan Dompu.   Namun beberapa catatan
sejarah yang menunjukkan keterkaitannya dengan keberadaan Kerajaan Dompu yang
berdiri sejak lama adalah sebagai berikut :
- Dalam Atlas Sejarah dunia karangan Profesor Muhammad Yamin yang termuat di
dalam Sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra sebagai Kerajaan pertama di  
Indonesia sekitar tahun 600-an -1100, nama Dompo tercantum di dalam atlas (Riwayat
perubahan nama dari Dompo ke Dompu terdapat di uraian berikutnya)
- Terdapat juga keterkaitannya dengan sejarah Kerajaan Majapahit (1293-1527). Keterkaitan
yang dimaksud terdapat dalam bunyi Sumpah Palapa yang diucapkan oleh patih Gajah Mada.
Itu berarti, bahwa telah ada kerajaan kuat di bagian Timur Nusantara yang diperhitungkan oleh
Gajah Mada untuk ditaklukkan, yaitu Kerajaan Dompo.

Seiring dengan melemahnya Kerajaan Majapahit oleh konflik berkepanjangan perebutan


kekuasaan di antara pewarisnya, pengawasan terhadap Kerajaan-Kerajaan bawahannya pun
menjadi lemah.  Satu persatu Kerajaan-Kerajaan Kecil mulai melepaskan diri dari kekuasaan
Majapahit, termasuk Kerajaan Dompu. 
Lepasnya dari kekuasaan Majapahit ditandai dengan dinobatkannya (12 September 1545)
putra  Dewa Ma wa a Taho sebagai Raja Dompu yang ke 9 atau sebagai Raja Dompu I
yang mendapat sebutan Sultan. Hal ini menjadiawal dimulainya era Keraja an Islam sehingga
disebut Kesultanan. 
Sultan Syamsuddin yang bergelar Ma Wa a Tunggu telah terlebih dahulu memeluk agama
Islam sebelum diangkat sebagai Sultan. Mendirikan istanaBata (Bata Ntoi) yang menyimpan
cerita mistery. Beliau juga mendirikan masjid pertama di Dompu, tepatnya di Kampung Sigi,
Karijawa. 
Masa pemerintahan Sultan Muhammad Tajul Arifin II berakhir begitu dikeluarkannya
peraturan  Undang-Undang No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok pembentukan Pemerintah
Daerah Swatantra Tk II. ini juga menandai masa berakhirnya era Kesultanan di Dompu.
Kemudian berdasarkan Undang Undang No. 69 tahun 1956 menjadi Daerah Tk II

10
Kabupaten sampai sekarang.Demikian sebagai bentuk penghormatan kepada Sultan Dompu
yang terakhir, diangkatlah Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin II menjadi Bupati
I Dompupada tanggal 1 Desember 1958 sampai dengan 30 April 1960. 
            Pengaruh Islam masuk ke Dompu sejak 1628 namun sebelumnya telah masuk sedikit
demi sedikit  sejak 1528. Ulama yang dikenal menyebar Islam di dompu yaitu Syekh Abdul
Gani yang juga menyebarkan Islam di Pulau Lombok dan pernah menjadi Imam Masjid di
Masjidil Haram Makkah.
Sekitar 1528 Syekh Nurdin Ulama keturunan arab menginjakkan kaki di Dompu untuk
menyebarkan agama Islam sambil berdagang. Pada saat itu kerajaan Dompu dipimpin Raja
Bumi Luma Na’e bergelar Dewa Ma Waa Taho dan masih dibawah penguasaan Majapahit.
Kemudian Putri raja memeluk Islam dan menikah dengan Syekh Nurdin dan berganti nama
menjadi Siti Hadijah, dikaruniai 3 orang anak yaitu Abdul Salam, Abdullah dan Joharmani.
Pada Tahun 1545 Raja La Bata Na’e menggantikan ayahnya Raja Bumi Luwu Nae. Beliau
sebelumnya belajar Islam di Kerajaan Bima, Kerajaan Gowa Makassar dan tanah Jawa. Pada
masa ini Islam menjadi agama resmi kerajaan dan beliau menjadi Sultan Pertama Kesultanan
Dompu bergelar Sultan Syamsuddin dan menikah dengan Joharmani. Sedangkan Syekh Abdul
Salam menjadi Ulama Istana kesultanan Dompu.
Pada tahun 1585 datang dan menetap saudagar sekaligus ulama Islam kedompu yang
menyebarkan Islam, mereka adalah : Syekh Hasanuddin (Sumatera) yang kemudian oleh Sutan
Syamsuddin diangkat menjadi salah seorang Qadi (jabatan setingkat menteri agama di
Kesultanan), Syekh Abdullah (Makassar) dan Syekh Umar Al-Bantani (Madiun) dipercaya
menjadi Imam Masjid di Kesultanan Dompu.
Sejak saat itu Dompu menjadi kesultanan yang diperintah oleh seorang Sultan dengan sistem
pemerintahan berdasarkan agama Islam. 
2. Silsilah raja-raja/sultan dan Kerajaan
dari sumber tutur lisan tersebut Silsilah Raja Dompu adalah sebagai berikut:

11
Berikut ini adalah  Silsilah Sangaji (Sultan) setelah Kerajaan Dompu berubah menjadi
Kesultanan, karena masuknya pegaruh agama Islam, sehingga sebutan Raja pun berubah
menjadi Sultan. Namun dalam keseharian Raja ataupun sultan tetap disebut sebagai Sangaji.

12
Putra dari Sultan Muhammad Sirajuddin tidak ada yang diangkat menjadi Sultan pengganti
Muhammad Sirajuddin, karena pemerintahan  diambil alih oleh Belanda dan Sultan

13
Muhammad Sirajuddin termasuk Raja Muda (Ruma To’i) Abdul Wahab diungsikan ke
Kupang
Pada saat pemulihan kembali Kesultanan, yang diangkat menjadi Sultan adalah cucu dari
Muhammad Sirajuddin, Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin, anak dari Raja Muda Abdul
Wahab (Ruma To’i).

3. Kehidupan Sosial Budaya


Suku Dompu memiliki bangunan rumah tradisional, yaitu Uma Jompa dan Uma Panggu. Uma
Jompa berfungsi sebagai lumbung padi. Sebenarnya Uma Jompa ini tidak hanya suku Dompu
yang memilikinya, masyarakat Bima juga memiliki Uma Jompa yang bahkan lebih banyak
dari yang ada di wilayah Dompu.
Sedangkan Uma Panggu, rumah yang terbuat dari kayu atau papan, yang berbentuk panggung.
Uma panggu dapat dibedakan atas jenis konstruksinya, yaitu Uma Ceko yang merupakan
rumah asli Dompu dan Uma Pa’a Sakolo yang dibawa masyarakat migran Bugis yang
dibangun di daerah pesisir
Salah satu kerajinan budaya, yang terkenal dari Dompu, adalah kain tenun Muna, yaitu kain
songket Dompu. Biasanya kain songket Dompu ini dikerjakan oleh pihak perempuan. Kain
tenun Dompu ini sudah terkenal karena keindahan dan kehalusan kainnya.

Suku Dompu pada umumnya hidup pada bidang pertanian. Tanaman padi yang ditanam di
sawah menjadi tanaman penting dan utama bagi mereka. Mereka juga menanam berbagai
tanaman lain, seperti sayuran, buah-buahan serta beberapa tanaman keras di kebun milik

14
mereka. Sektor perikan juga menjadi kegiatan mereka. Profesi lain adalah sebagai pedagang
dan menjadi pegawai negeri.

B. Bencana Gunung Berapi


Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah " erupsi ". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan
zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar ( magma ). Magma adalah
cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut
lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung berapi atau
erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut mengeluarkan lava panas, awan
panas atau dikenal dengan wedus gembel, gas beracun dan lahar dingin.

15
C. Sebab-sebab terjadinya bencana gunung berapi
a. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
( magma ).
b. Kegiatan gunung berapi menyebabkan zona kegempaan aktif di sekitarnya.
c. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas hingga mencapai
suhu di atas 1000oC
d. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika terjadi
hujan akan menyebabkan banjir lahar dingin.

D. Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi


Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut bencana
gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius jangkauan lava dan abu
vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel hingga mencapai jarak 18 km. Akibat
negative lainnya dari letusan gunung berapi adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik
yang ditimbulkan gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.
Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak positipnya
yaitu:
1. Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang 
Aliran Lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang keluar saat
terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk pasir, silika, lava, kristal dan
lain sebagainya yang dimuntahkan dari dalam perut bumi dalam jumlah besar.
Kristal bisa dimanfaatkan untuk membuat perhiasan dan pajangan rumah
tangga,Silika bisa dimanfaatkan untuk membuat kaca dan material lainnya bisa
dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi.
2. Cuaca berubah
Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung berapi bisa
mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan partikel-partikel ke udara
bebas yang dapat menghalangi energy panas matahari dan dapat mendinginkan
suhu udara. Ini tentu sebuah kabar yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara
terasa panas yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya
pada tahun 2012.

16
Para peneliti juga meyakini bahwa letusan gunung berapi juga akan berpengaruh
terhadap curah hujan di kawasan Asia. Para peneliti dari Columbia University's
Lamont-Doherty Earth Observatory menyatakan bahwa letusan besar akan
cenderung menyebabkan beberapa kawasan di Asia tengah mengalami kekeringan,
namun akan menyebabkan banyak hujan di negara-negara Asia Tenggara dan
termasuk Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand dan Myanmar .
Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang yang akan berubah
menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan menghalangi radiasi matahari.
Dan akibatnya hal itu akan menurunkan suhu pada permukaan bumi selama
berbulan-bulan, dan bahkan hingga bertahun-tahun.
Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa
pada 1815, yang berdampak atas membekunya tanaman-tanaman pertanian di
wilayah hingga sejauh New England. Juga letusan Gunung Pinatubo pada tahun
1991, di Filipina yang mampu menurunkan suhu gobal sebesar 0,7 oFahrenheit,
sehingga mampu untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.
3. Obyek Wisata yang indah
Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang indah dan
mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

E. Cara penanggulangan bencana gunung berapi


a. Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri
untuk kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau
jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
b. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

17
1. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin
dan batu-batu besar.
2. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
3. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
4. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.
F. Usaha Pencegahan Gunung Meletus
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan
gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan 
radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung Berapi menyampaikan
laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung
berapi.
Tindakan tersebut antara lain :
-    Mengevaluasi laporan dan data
-    Membentuk Tim Tanggap Darurat
-    Mengirimkan Tim ke lokasi
-    Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi
pengungsian, dan pos penggulangan bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan
Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen
lainnya
5. Sosialisasi

18
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa
pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi. Secara
geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua
(Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng
bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan
dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam
bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung
berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania yang kedanya melewati Indonesia.

B. Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-
jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya.
Saran-saran, saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan
penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban
meninggal dan kerugian harta benda yang besar.
1. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang
tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
3. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak
terjadi korban dan kerugian yang besar.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://nurhadiprayogi.blogspot.com/2013/10/makalah-gunung-meletus.html
http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html
http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/13/bencana-alam-dan-antisipasinya/

21

Anda mungkin juga menyukai