Anda di halaman 1dari 9

HAJI DAN UMROH

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih
Dosen Pengampu : Indar wahyuni M.S.I

Disusun Oleh :
Aditya Ferry Febriyanto (1119065)
Siti Munawaroh (1119081)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Tahun Pelajaran 2021
Rumusan masalah
1. Apa itu ilmu kalam
2. sejarah munculnya ilmu kalam
3. Aliran dalam ilmu kalam
Tujuan penulisan
1. Agar kita mengerti apa itu ilmu kalam
2. Agar kita tahu tentang sejarah ilmu kalam
3. Agar kita faham tentang aliran dalam ilmukalam

BABII
PEMBAHSAN
A. Pengertian Ilmu Kalam
Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah
ketuhanan/ketauhidan (mengesakan tuhan), atau kalam menurut loghatnya ialah
omongan atau perkataan,Menurut pengertian secara global yaitu Ilmu yang
membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan
dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Tetapi Ulama beragam
mendefenisikan tentang ilmu kalam diantaranya yaitu:
1. Ibnu Khaldun
Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Hanafi, Ilmu kalam ialah ilmu berisi alasan-
alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang
yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan golongan salaf dan ahli
sunah.
2. Muhammad abduh
Beliau berpendapat bahwa Ilmu kalam ialah Ilmu yang membicarakan tentang
wujud tuhan (ALLAH SWT.), sifat-sifat yang wajib baginya, sifat mustahil
baginya, Serta sifat yang jaiz baginya, Dan membicarakan pula tentang
rasulnya, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang
wajib, mustahil dan jaiz baginya.
3. Husain Bin Muhamad Al-Jassar
Beliau mengatakan bahwa Ilmu kalam ialah Ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-keperayaan keagamaan bukti-bukti
yang meyakinkan.
4. Musthafa Abdul Razak
Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di bangun
dengan argumentasi-argumentasi rasional
B. Sejarah Ilmu Kalam

Dalam sejarahnya, benih ilmu kalam muncul sejak Nabi SAW masih hidup. Fakta
adanya sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW tentang “al-qadar” sebuah tema
yang pada masa selanjutnya menjadi topik pembicaraan kalam, merupakan
argument yang memperkuat pernyataan ini (Al-Ghazali,1985:63). Pun jika kita
sepakat dengan penjelasan Louis Gardet dan Anawati (dalam Machine, 1999) bahwa
ilmu kalam tumbuh seiring dengan adanya kajian terhadap teks al-Qur’an. Namun,
ilmu kalam mulai mempunyai bentuknya yang definiti sejak masa kebangunannya
yang ditandai dengan masuknya pengaruh filsafat Yunani.
Atas kerja keras dan tekad bulat rasulullah untuk menciptakan agama islam yang
senantiasa membawa perdamaian antara sesama akhirnya dapat tercapai, pada
masa pertumbuhan islam yang dipimpin rasulullah tidak ada perpecahan sama sekali
antar sesama, setelah wafatnya rasulullah ( 632M) dan semakin berkembangnya
umat islam , akhirnya ummat islam mulai pecah belah. Awal mula terjadi perpecahan
dikalangan islam pada masa kekhalifaan Ali Bin Abi Thalib yang dipicu oleh
terbunuhnya Ustman Bin Affan yang menjadi khalifah sebelumnya, Ali yang menjadi
khalifah pada saat itu tidak mau melakukan Qishas atas terbunuhnya Ustman,
dikarenakan masih belum jelas tentang siapa pelakunya, dari hal tersebut terjadilah
peperangan dikalangan ummat islam, yakni Ali dengan kalangan Aisyah yang
disebut perang jamal yang akhirnya dimenangkan oleh sayydina Ali dan perang siffin

1
atas pemberontakan Muawwiyah terhadap kekhalifaan Ali yang berakhir dangan
perdamaian atas politik Muawwiyah yang mengangkat mushaf sebagai tanda
perdamaian atas hukum Allah. Pada Akhirnya kedua-duanya ( Ali Dan Muawwiyah)
diputuskan dengan tahkim dari pihak Ali di wakili oleh Abu musa Asy’ari dan dari
pihak Muawwiyah di wakili oleh Amar bin Ash, atas siasat Amar bin Ash akhirnya Ali
terjatuh dari kepemimpinan dengan keadaan terpaksa dan Muawwiyah tetap pada
jabatannya, dimana dari kejadian tersebut yang menyebabkan kontroversi
dikalangan umat islam yang tidak ada ujungnya. Dari sini timbulah bermacam-
macam pengklaiman para firqah diantarannya ialah Menurut Harun Nasution,
kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut
peristiwa pembunuhan Utsman Bin Affan yang bermula pada penolakan Muawiyah
atas kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi
perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim. Sikap Ali menerima tipu
muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang
awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka
menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka
meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang
yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung
Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok syiah. Harun lebih jauh
melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalah persoalan siapa yang
kafir dan siapa yang bukan kafir.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal
dari masalah politik yaitu ketika Usman Bin Affan wafat terbunuh dalam suatu
pemberontakan . Sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun
pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di
Mekah. Tantangan kedua datang dari Muawiyah, gubernur Damaskus salah seorang
keluarga dekat Usman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai
khalifah. Muawiyah menuntut untuk menghukum para pembunuh Usman bin Affan.
Hingga sampai terjadinya peristiwa tahkim yang membuat Muawiyah naik tahta
secara illegal. Ketika Ali membiarkan hal itu terjadi sebagian tentara Ali tidak
menyetujui hal tersebut.mereka memandang Ali telah berbuat salah dan berdosa
dengan menerima keputusan tahkim itu. Akhirnya mereka menganggap Ali dan
Muawiyah telah kafir. Dan hal itu berkembang bukan lagi menjadi masalah politik
namun telah menjadi masalah teologi. Mereka inilah yang dikenal dengan kaum
Khawarij.
C. Aliran Aliran Dalam Ilmu Kalam

1. Aliran Khawarij.
Pengertian dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij
Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama yang muncul
dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut
Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para
jema’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara
baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar.
Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga kadang
kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk
allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata

2
harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakn
rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan Mu’awiyah.

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan
diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang
menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan dan konfliknya
dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu perang siffin.

Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan
penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan oleh
manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran adalah kafir.
Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim dan merimanya adalah kafir.

Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya berbalik
menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu
Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu mereka berusaha
keras agar dapat membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang
berhasil terbunuh ditangan mereka.

2. . Aliran Murji’ah
Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya
kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana hal itu
dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang
terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang
mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melukan dosa
besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa
besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad
sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar
masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh
karena itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.

Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata arja-a yang berarti
menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain adalah

adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-pihak yang
ingin merebut kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat dan menyetujui tahkim
dalam perang siffin.
adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan
terjadinya perang jamal.
adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin
Affan.
Ajaran-ajaran Murji’ah
Ajaran-ajaran pokok murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut: .
Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati

3
Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap
mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadt.
Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
Tokoh dan sekte dalam murji’ah
Dalam perkembangannya, Murji’ah mengalami berbagai perbedaan pendapat dikalangan
pengikutnya yang mendasari lahirnya aliran-aliran,
selanjutnya, aliran murji’ah ini terpecah menjadi beberapa macam sekte, ada yang moderat,
ada pula yang ekstrem.

Tokoh murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits yang berpendapat, bagaimanapun besarnya
dosa seseorang, kemungkinan mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang
ekstrem antara lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok ini
berpendapat, sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu tidak dihukum
kafir.

3. Aliran Qadariyah
Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau
kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah adalah nama
yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan
kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah
manusia di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,
dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada
Tuhan

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab ini
banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga Aliran Qadariyah ini sering
juga disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan
kedunya yang menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan tindakan dan
perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka
menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan qadar Allah SWT.

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip
ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan
logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh
kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan panca
indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah
yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan sebaliknya.

Tokoh utama Qadariyah ialah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan al Dimasyqi. Kedua tokoh ini
yang mempersoalkan tentang Qadar.

Pokok-pokok ajaran Qadariyah


Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298, pokok-pokok ajaran
qadariyah adalah :

4
Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang
fasikk itu masuk neraka secara kekal.
Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga)
atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal
perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah
tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan
dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup,
mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik
dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala
sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

4. Aliran Jabariyah

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan
menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba
secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada Allah.Dan dalam bahasa
inggris disebut dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa
perbuatan manusia di tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama Islam
datangke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara
telah memberi
kan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat
dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa
berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada
kehendak tuhan.

Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya pun
berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan. Aliran ini pada mulanya di
pelopori oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam perkembangannya. Aliran ini di
sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan
Jahmiah.

5. Aliran Mu’tazilah

Pengertian dan latar belakang munculnya Mu’tazilah


Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal” yang artinya “memisahkan diri”, pada mulanya
nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya, Washil bin Atha’, tidak
sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan
selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan di gunakan sebagai
nama dari bagi aliran teologi mereka.

5
Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota
basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah muncul
pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang
memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa
meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari sejumlah sahabat
yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka
dan memilih jalan tengah.

Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mu’tazilah diatas tidaklah sama dan
tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik, sedangkan yang
kedua muncul karena didorong oleh persoalan aqidah.

Dalam perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan Washil bin Atha’ lah yang menjadi salah satu
aliran teologi dalam islam.

6. Ahlussunah Wal- Jamaah

Pengertian dan para tokoh serta pemikiran-pemikiran mereka.


Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan jemaah
berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti “penganut Sunnah
(ittikad) nabi dan para sahabat beliau.

Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian,
yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah,
Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni.
Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalambarisan Asy’ariyah dan
merupakan lawan Mu’tazilah.

Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan maturidiyah, dua
aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.

Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al hasan al Asy’ari dan
Abu Mansur al Maturidi.

7. Aliran Syiah

Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah para
pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada kaum
muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturuan Nabi
Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai ahl al-bait.selanjutnya, istilah yiah ini untuk
pertama kalinya di tujukan pada para pengikut ali (syi’ah ali), pemimpin pertama ahl- al bait
pada masa Nabi Muhammad SAW.

Para pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin
Al aswad dan Ammar bin Yasir.

6
Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama menurut Abu
Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin Affankemudian
tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun menurut Watt,
Syi’ah bener-bener muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang
dikenal denganPerang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali
terhadap arbitrase yang diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah menjadi
dua, satu kelompok mendukung sikap Ali –kelak di sebut Syi’ah dan kelompok lain menolak
sikap Ali, kelak di sebut Khawarij.

8. Aliran Salafiyah

Pengertian dan latar belakang munculnya Salafiyah


Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang dimaksud
terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW, para sahabat, para
tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf.

Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW wafat, yaitu
sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al Qur’an dan hadits tanpa ta’wil,
terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat al-Qur’an sehingga
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT.

Orang yang termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup sebelum tahun 300
hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf.

Tokoh-tokoh ulama salaf dan perkembangan Aliran salafiyah.


Tokoh terkenal ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya, Ahmad, bin
Muhammad bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri dan tokoh mazhab Hambali. .

Tokoh salafiyah yang terkenal lainnya adalah Taqiyuddin Abu al Abbas Ahmad bin Abdul
Halim bin Abd al salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah al Hambali, atau yang
lebih di kenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Beliau merupakan seorang teolog dan ahli
Hukum yang banyak menghasilkan karya tulis.beliau juga ahli di bidang tafsir dan hadist.

Dalam perkembangannya, ajaran yang bermula pada Imam Ahmad bin Hanbal ini,
selanjutnya di kembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian di suburkan oleh Imam
Muhammad bin Abdul Wahab.dan akhirnya berkembang di dunia Islam secara Spodaris.

Pada abad ke 20 M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokoh-tokohnya adalah
Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.

Salafiyah baru al afgani ini terdiri dari 3 komponen pokok yakni :

Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat Islam hanya mungkin di wujudkan jika
mereka kembali kepada ajaran Islam yang masih murni dan kembali pada ajaran Islam yang

7
masih murni, dan meneladani pokok hidup sahabat Nabi. Komponen pertama ini merupakan
satu unsur yang di miliki oleh salfiyah sebelumnya.
perlwanan terhadap kolonialisme dan mominasi barat, baik politik, ekonomi, maupun
kebudayaan.
pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Al Afgani dapat di katakan sebagai penganut salafiyah modern karena dalam rumusan
pahamnya yang banyak meletakkan unsur-unsur moderenismesebagai mana terlihat pada
komponen 2 dan 3 diatas.

Syekh Muhammad Abduh adalah murid Al afgani dan Muhammad Rasyid Ridaha adalah
murid dari Muhammad Abduh, meskipun dalam beberapa hal antara dengan guru berbeda
dalam banyak hal mereka sama.

BAB III
Analisa Penulis
Ilmu kalam yaitu ilmu yang mempeelajarai mengenai tuhan / Allah atau semua yng ber
kaitan deengan Allah SWT. berdasar kan dalil dalil dari Al Qur'an . ilmu klam muncul pada
zaman rosulullah masih hidup akan tetapi pada masa itu seemua teratasidengan adanya
nabi muhamad. akan tetapi seetelah nabi muhamad wafad mulailah terjadi perselisihan di
antara umat islam yaitu di mulai pada masa kholifah ali bin abitholib yang di karenakan
terbunuhnya usman bin affan dan ali tidak mau meng qisos karena pelaku pembunuh usman
belum jelas akhirnya di situlah mulai perdebatan dan muncul lah perang jamal dan setelah
itu muncullah beberapa firqoh di antaranya qowarij, murjiah, qodariyah, jabariyah, syiah,
mutazilah dll

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Bakri Dusar. Tauhid dan ilmu kalam.


Ahmad Hanafi, teologi islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Bulan Bintang, 1979
Nata, Abuddin, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995
Abudin Nata, Dr, Metodologi Studi Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008

Anda mungkin juga menyukai