Anda di halaman 1dari 3

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.

Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a) Surat Al-Baqarah Ayat 165
َ ‫ش ُّد ُحبًّا ِّل َّل ِه ۗ َو َل ْو يَ َرى ٱ َّل ِذي َن ظَ َل ُم ٓوا ۟ إِذْ يَ َر ْو َن ٱ ْل َعذ‬
‫َاب‬ َ َ ‫ب ٱل َّل ِه ۖ َوٱ َّل ِذي َن َءا َمن ُ ٓوا ۟ أ‬ ِ ُ‫ون ٱل َّل ِه أَن َدا ًدا ي‬
ِّ ‫حبُّونَ ُه ْم َك ُح‬ ِ ‫خذُ ِمن ُد‬ ِ َّ ‫َو ِم َن ٱلن‬
ِ َّ ‫اس َمن يَت‬
ِ ‫ش ِدي ُد ٱ ْل َعذ‬
‫َاب‬ َ ‫أ َ َّن ٱ ْل ُق َّوةَ لِ َّل ِه َج ِمي ًعا َوأ َ َّن ٱل َّل َه‬

Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
Masyarakat yang sejahtera dan beradab tidak luput dari nilai-nilai keadilan yang menyertainya.
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat
sangat cintanya Dengan kepada ada yang Allah. tindakan Dan adil
jikadiseandainya dalam segalaorang-orang aspek kehidupan yang bermasyarakat,
berbuat zalim maka itu mengetahui
kesejahteraan akan terbentuk dengan sendirinya. Keadilan merupakan sunatullah, yang mana
ketika mereka ketika melihat Allah siksa
menciptakan (pada seluruh
hari kiamat), kehidupan bahwa yang ada kekuatan di alam itu kepunyaan
semesta memilikiAllah prinsipsemuanya, dan
bahwa Allahkeadilan amat untuk beratmencapai
siksaan-Nya (niscaya
keseimbangan dan mereka keharmonisan. menyesal).
Referensi :2.Supermasi https://tafsirweb.com/644-surat-al-baqarah-ayat-165.html
Hukum
b) Asyaddu Masyarakat adalah kata superlatif
beradab tentunyasyadiid
memiliki(sangat). sebuah pengontrol Asyaddu hubban
berupa hukumberarti sikap yang menunjukkan
untuk memastikan
kehidupan berjalan dengan aman damai. Supermasi hukum sangat diperlukan bagi masyarakat
kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut
tergambar bahwa untuk menciptakan iman adalah kedamaian sikap dan (atitude),
kesejahteraan. yaituDengankondisi mental
adanya kekuatanyanghukum menunjukkanyang
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah
berlaku, masyarakat tidak dibayang-bayangi oleh kejahatan yang mungkin dapat terjadi.
Hukum juga membuat masyarakat hidup dalam ketertiban.
berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan
yang dituntut 3. Egalitarianisme
oleh Allah kepada (Persamaan)
Dalam masyarakat beradab dan sejahtera tidak mengenal sistem kasta yang membeda-
c) Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk memahami pengertian iman dalam ajaran Islam
strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-quran atau hadits yang redaksionalnya terdapat kata
iman, atau kata lain yang dibentuk dari kata tersebut yaitu “aamana” (fi'il madhi/bentuk telah),
“yu’minu" (fi'il mudhari/bentuk sedang atau akan), dan mukminun (pelaku/orang yang beriman.
d) Surat Al-A’raf Ayat 179
‫س َم ُعو َن ِب َهآ ۚ أ ُ ۟و ٓلَٰ ِئ َك‬ ْ َ‫ص ُرو َن ِب َها َو َل ُه ْم َءاذَا ٌن َّالي‬ ِ ْ‫ني َّال ُيب‬
ٌ ُ ‫وب َّال َيفْ َق ُهو َن ِب َها َو َل ُه ْم أ َ ْع‬ ِ ْ ‫يرا ِّم َن ٱ ْلج ِ ِّن َو‬
ِ ‫ٱإل‬
ٌ ‫نس ۖ َل ُه ْم ُق ُل‬ ِ ِ
ً ‫َو َل َق ْد ذ ََرأْنَا ل َج َهن َّ َم َكث‬
‫ض ُّل ۚ أ ُ ۟و ٓلَٰ ِئ َك ُه ُم ٱ ْلغَ ِٰف ُلو َن‬ َ َ ‫ٱأل َ ْن ٰعَم ِ بَ ْل ُه ْم أ‬
ْ ‫َك‬

Arab-Latin: Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā yafqahụna
bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal
hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai.
Referensi : https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html
e) iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah
kata superlatif syadiid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau
kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa
iman adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan
luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah
kepadanya.
Ibnu Majah dalam Sunannya meriwayatkan bahwa nabi pernah bersabda
sebagai berikut.
“Iman adalah keterikatan antara kalbu, ucapan dan perilaku”. (Menurut Al-Sakawy dalam, Al-
Maqasid, Al-Hasanah, hlm 140, kesahihan hadits tersebut dapat dipertanggungjawabkan)
Aqdun artinya ikatan, keterpaduan, kekompakan. Qalbu adalah potensi psikis yang berfungsi untuk
memahami informasi. Ini berarti identik dengan pikiran atau akal.
f) Keimanan merupakan asas penentu dalam kehidupan manusia. Sebab itu dalam perspektif ajaran
Islam, manusia dikelompokkan berdasarkan keimanannya yakni (1) kelompok kafir dan (2)
kelompok mukmin. Kesahihan dan ketajaman dalam memahami dan mencermati konsep tentang
keimanan mempunyai relevansi dalam memahami dan mencermati serta mengimplementasikan nilai-
nilai ilahiyah dalam kehidupan manusia. Uraian berikut ini merupakan salah satu pemikiran dalam
rangka redefinisi keimanan dalam rangka refungsionalisasi konsep Ketuhanan.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.
a) Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.
Penjelasannya : dari kedua ayat ini menjelaskan hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki akal
dan mampu menggunakannya untuk mengingat allah, mengetahui ke agungan-Nya.
b) Walaqad khalaqnaa-insaana wana’lamu maa tuwaswisu bihi nafsuhu wanahnu
aqrabu ilaihi min hablil wariid(i);
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Penjelasan : Allah menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk
menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik
kebaikan maupun kejahatan.
Bisikan hati ini (dalam bahasa Arab) dinamakan hadisun nafsi.
c) Allah telah menciptakan manusia dengan sangat sempurna bentuknya tanpa ada kekurangan. Allah
menciptakan manusia dengan akal pikiran yang membuat manusia dapat berpikir.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a) Kelompok manusia yang hidup serta bekerja sama dalam waktu yang
sangat lama sehingga mereka memiliki kemampuan mengatur diri yang
disertai pandangan bahwa diri mereka merupakan satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah terumuskan dengan jelas (pendapat Ralph
Linton).

Adapun menurut ahli Sosiologi dari dalam negeri yakni Selo Sumarjan
bahwa secara terminologis yang dimaksud dengan masyarakat yakni orang-
orang yang menetap dan hidup bersama-sama yang kemudian
menghasilkan apa yang kita kenal sebagai kebudayaan.

Referensi https://jawabsoal.live/baca-https-brainly.co.id/tugas/51079234
b) Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan perempuan, yaitu berawal dari Nabi
Adam dan Hawa, kemudian Allah jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar manusia
saling kenal-mengenal, dan dari kenal-mengenal itulah terbentuknya masyarakat. Dan Allah
menciptakan manusia agar manusia bertakwa kepada-Nya.

c) Masyarakat madani merupakan suatu sistem yang subur dan sangat menjamin prinsip
moral. Dimana kebebasan individu dan stabilitas masyarakat sangat seimbang.

Adapun pengertian lain dari masyarakat madani yaitu mereka adalah golongan masyarakat
yang beradab, berperikemanusiaan, menguasai ilmu pengetahuan, unggul dalam hal
teknologi.

d)

Anda mungkin juga menyukai